bab ii gambaran umum kabupaten penajam paser utara

advertisement
BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA
Bab ini menguraikan gambaran umum Kabupaten Penajam Paser Utara,
mengenai kondisi fisik wilayah, letak geografi, topografi dan kondisi geohidrologi
dengan batas-batas administrasinya; jumlah penduduk 5 tahun terakhir dengan
kepadatan, sebaran serta proyeksi jumlah penduduk 5 tahun ke depan; sarana
prasarana pendidikan; sarana prasarana kesehatan; kondisi sosial masyarakat;
kondisi ekonomi kabupaten dan perekonomian masyarakat; visi dan misi kabupaten
yang ingin dicapai; institusi dan organisasi Pemda; dan arah pengembangan
pembangunan wilayah serta rencana tata ruang dan wilayah.
2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik
Kabupaten Penajam Paser Utara terletak 117 km di Barat Daya Ibukota
Propinsi Kalimantan Timur, Samarinda. Letaknya berbatasan dengan Kota
Balikpapan yang dipisahkan oleh Teluk Balikpapan. Kabupaten Penajam merupakan
wilayah yang strategis karena berhadapan langsung dengan Teluk Balikpapan dan
sebagai pintu masuk ke Kalimantan Timur arah selatan yang dilalui Jalan Negara
yang menghubungkan Provinsi Kaltim, Kalsel dan Kalteng.
Secara geografis wilayah Kabupaten Penajam berada antara 00´ 48´ 29´´ - 01´
36´ 37´´Lintang Selatan dan 116´ 19´ 30´´- 116´ 56´ 35´´ Bujur Timur. Luas secara
keseluruhan adalah 3.333,065 Km² terbagi atas 3.060,82 Km² luas lautan, dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut :
 Sebelah Utara: Kecamatan Loa Kulu dan Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai
Kertanegara
 Sebelah Timur: Kecamatan Semboja Kabupaten Kutai Kertanegara, Kota
Balikpapan dan Perairan Selat Makassar
 Sebelah Selatan: Kecamatan Long Kali Kabupaten Pasir dan Perairan Selat
Makassar
 Sebelah Barat: Kecamatan Bongan Long Kali kabupaten Kutai Barat dan
Kecamatan Long Kali Kabupaten Pasir
Gambar 1.Peta Adminstrasi Kab. Penajam Paser Utara
Secara umum wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara berada pada
ketinggian 0 – 500 m diatas permukaan laut yang meliputi wilayah dataran rendah
dan dataran tinggi, dengan bentuk relief wilayah berupa datar hingga terjal. Wilayah
datar dengan kemiringan lereng
0 - 3%
terdapat di wilayah sepanjang pantai
dengan luas 25.996 hektar atau 8% dari total luas wilayah, yang meliputi desa-desa
yang ada di pesisir Kecamatan Babulu, Waru, Penajam dan Sepaku berjumlah
.......desa dari total ........desa atau ........%.
Wilayah yang berada ditepi pantai umumnya berada pada daerah yang
terpengaruh kondisi pasang surut air laut (ROB). Banyaknya permukiman berada
dipinggir sungai dan pantai dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi masyarakat yang
kebanyakan mata pencaharian utamanya nelayan. Untuk menunjang aktivitas
mereka sebagai nelayan yang sebagian besar harus berintekasi dengan laut, maka
tempat tinggal mereka berada diwilayah pesisir pantai dan sungai.
Wilayah dengan bentuk terjal (kelerengan > 60%) seluas 4713 hektar atau
1.5%. Wilayah tersebut meliputi desa-desa :.........................
Prosentase dari kelas lereng dan bentuk wilayah Kabupaten Penajam Paser
Utara dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Sebaran dan Luasan Kelas Lereng, Bentuk Wilayah Kab. PPU
Sumber: Laporan Akhir Studi Pengembangan Kawasan Hortikultura Kabupaten Penajam
Paser Utara, 2010
Gambar 2. Peta Kelerengan di Kabupaten Penajam Paser Utara
Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. PPU Tahun 2012
Pada bagian barat dan utara Wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki
kontur
bergelombang,
berbukit
dan
bergunung.
Wilayah
ini
mengelompok
membentuk daerah pegunungan diantaranya Gunung Beratus, Gunung Kumut,
Gunung Patinjan, Gunung Ketamu, Gunung Buang dan Gunung Bawang. Wilayah
tersebut dapat dikatakan sebagai daerah
pedalaman karena terbatasnya
aksesibilitas wilayah.
Wilayah bagian timur – selatan dari Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki
bentuk wilayah datar sampai landai. Wilayah ini membentang sepanjang pantai dari
arah selatan ke utara. Dataran rendah sepanjang pantai umumnya merupakan hutan
mangrove yang ditumbuhi bakau, api-api dan nipah. Semua kecamatan di Kabupaten
Penajam Paser Utara memiliki pesisir. Dari 54 desa/kelurahan yang ada di
Kabupaten Penajam Paser Utara, 23 desa/kelurahan memiliki pesisir.
Kondisi desa berdasarkan letak geografis dan topografi setiap kecamatan dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.3
Kondisi Geografis Wilayah Kecamatan Babulu
Sumber: Potensi Desa, 2008
Tabel 2.4
Kondisi Geografis Wilayah Kecamatan Waru
Sumber: Potensi Desa, 2008
Tabel 2.5
Kondisi Geografis Wilayah Kecamatan Penajam
Sumber: Potensi Desa, 2008
Tabel 2.6
Kondisi Geografis Wilayah Kecamatan Sepaku
Sumber: Potensi Desa, 2008
Curah hujan merupakan faktor penting dalam pembentukan iklim disuatu
wilayah. Curah hujan di Kabupaten Penajam pada tahun 2011 yang dilaporkan dari 4
pos pengamatan di kecamatan rata-rata tercatat 171,15 mm, sedang rata-rata hari
hujan pada tahun 2011 adalah 11 hari perbulan.
Tabel 2.7 Curah Hujan
Sumber: Kabupaten Dalam Angka, Kab. PPU tahun 2012
Tabel 2.8 Jumlah Hari Hujan
Sumber: Kabupaten Dalam Angka, Kab. PPU tahun
Kondisi curah hujan sebagai sumber air bagi penduduk sangat penting
khususnya pada wilayah pesisir. Selain itu air tanah juga mempengaruhi yang besar
bagi kegiatan sanitasi penduduk. Potensi sumber daya air di Kabupaten Penajam
berasal dari
sungai - sungai yang mengalir
yang tersebar diwilayah PPU
diantaranya Sungai Riko, Tunan, Sesumpu, dan lainnya. Keberadaan sungai-sungai
tersebut membentuk DAS dan Sub Das yang keberadaanya tersebar diseluruh
Wilayah Kabupaten. Keberadaan sungai-sungai dan daerah aliran sungai secara
tidak langsung memberikan pengaruh kepada kedalaman air sumur gali disekitarnya
yang mayoritas digunakan masyarakat sebagai kebutuhan sehari-hari walaupun
pada sebagian wilayah memiliki kualitas air yang masih jauh dari batas ambang yang
diisyaratkan.
Selengkapnya kondisi daerah aliran sungai (DAS) beserta sub DAS nya dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kab. PPU
Gambar 2.1 Daerah Aliran Sungai di Kab. PP
Sumber: Proyek pesisir Kabupaten Penajam Paser Utara
Tabel 2.9 Daerah Aliran Sungai
Sumber : Proyek Pesisir, Tahun 2003
Untuk melihat lebih jelas kondisi permukiman dan keberadaan sungai agar
terlihat keterkaitan antara kondisi sanitasi dengan penduduk yang ada dapat dilihat
pada jaringan aliran sungai yang melewati permukiman penduduk tersebut.
Gambaran ini juga sebagai dasar untuk melihat indikator wilayah beresiko
berdasarkan letak permukiman yang ada tersebut. Selengkapnya dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:
Peta Jaringan Prasarana Sungai/Mata Air / Embung Kabupaten PPU dan
permukiman.
(PETA MINTA KE JAMAL)
Kondisi permukaan air tanah bebas ini sangat dipengaruhi oleh musim dan
keadaan lingkungan sekitarnya. Penduduk yang tinggal di disepanjang pesisir pantai,
banyak memanfaatkan air tanah dengan membuat sumur-sumur gali
(dangkal)
dengan kedalaman rata-rata 3 - 18 m. Namun demikian karena kualitas air yang
dihasilkan tidak layak untuk diminum, kebanyakan desa-desa yang tersebar di
sepanjang pesisir pantai tersebut menggunakan air hujan untuk keperluan memasak
dan mandi cuci dan kakus (MCK).
Sementara itu peduduk di dataran tinggi hanya dapat memanfaatkan sumur gali
pada musim penghujan dengan kedalaman berkisar antara 20 - 40 m. Umumnya
kondisi air yang ada sebagian sudah dapat digunakan untuk perluan sehari-hari.
Namun pada wilayah tertentu, air yang dihasilkan mempunyai kadar Fe diatas batas
ambang. Walaupun ketika pertama kali diambil dari sumur kondisi air terlihat jernih
tetapi setelah beberapa jam kemudian air permukaan air akan terlihat lapisan zat
besinya.
Sementara air artesis hanya ada di Kecamatan Babulu walaupun dengan
kualitas air yang belum memenuhi standar baku mutu, sehingga perlu pengolahan
lebih lanjut. Mengingat kondisi sumber air yang semakin tahun semakin berkurang,
serta tingginya kadar zat besi (fe)
yang ada, sehingga pengolahan air artesis
menjadi air minum belum dapat dilaksanakan walaupun dari Kabupaten Induk telah
membangun tempat pengolahan air.
Walaupun demikian, sebagian masyarakat khususunya di Desa Labangka tetap
menggunakannya untuk keperluan sehari-hari khususnya untuk mandi, mencuci dan
sebagian digunakan untuk perluan perikanan darat dan pertanian. Sementara untuk
keperluan minum dan memasak masyarakat mengambil air dari wilayah lainnya atau
dengan cara membeli dari penjual air.
Sumber air baku lainnya yang mempengaruhi kedalaman muka air tanah (MAT)
adalah bendungan yang ada di Kecamatan Babulu dan Kecamatan Waru. Kedua
bendungan ini pada awalnya dibangun untuk mengairi tanah pertanian yang ada di 2
wilayah tersebut. Namun secara tidak langsung keberadaan mempengaruhi tinggi
muka air tanah pada wilayah-wilayah yang dilalui saluran primer (pembuang) yang
melalui beberapa desa yang bermuara ke laut.
Secara administratif luas wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara adalah
3.333,06 Km2, terdiri dari 3.060,82 Km2 luas darat dan 272,24 Km2 luas lautan.
Kecamatan yang wilayahnya relatif
luas dibanding kecamatan lain adalah
Kecamatan Penajam dan Kecamatan Sepaku, sedangkan kecamatan dengan luas
wilayah tersempit adalah Kecamatan Babulu. Data selengkapnya dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 2.10
Luas Wilayah Menurut Kecamatan
Sumber : Kabupaten Penajam Paser Utara dalam Angka 2010
Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2010 memiliki 30 desa dan 24
kelurahan dengan rincian sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.11 berikut.
Tabel 2.11
Nama Ibukota Kecamatan, Jumlah Kelurahan, Desa, dan Rukun Tetangga
Per Kecamatan Di Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010
Sumber : Kabupaten Penajam Paser Utara dalam Angka 2012
Kabupaten PPU yang cukup luas mempengaruhi jarak hubungan antar wilayah.
Jarak ibukota kecamatan yang terjauh dari ibukota Kabupaten adalah ibu kota
Kecamatan Sepaku yang berjarak 87 Km, menyusul ibukota Kecamatan Babulu dan
Waru masing-masing 50 Km dan 30 Km, sedangkan yang terdekat adalah ibukota
Kecamatan Penajam 0.5 Km, selengkapanya dapat disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.12
Jarak Antara Desa ke Ibukota Kecamatan Babulu dan ke Ibukota Kabupaten
Sumber: Potensi Desa, 2008
Tabel 2.13
Jarak Antara Desa ke Ibukota Kecamatan Waru dan ke Ibukota Kabupaten
Sumber: Potensi Desa, 2008
Tabel 2.14
Jarak Antara Desa ke Ibukota Kecamatan Sepaku dan ke Ibukota Kabupaten
Sumber: Potensi Desa, 2008
Tabel 2.15
Jarak Antara Desa ke Ibukota Kecamatan Penajam dan ke Ibukota Kabupaten
Sumber: Potensi Desa, 2008
Sumber: Potensi Desa, 2008
Jauhnya jarak antar kecamatan ini berpengaruh dalam hal jangkauan
pelayanan dasar yang bersifat jaringan. Hal ini diperparah dengan bentuk rupa bumi
yang bergelombang disertai banyaknya aliran sungai yang tersebar di 4 kecamatan
dan umumnya desa-desa yang tersebar di wilayah pesisir pantai dari Kelurahan
Mentawir di Kecamatan Sepaku sampai di Desa Babulu Laut di Kecamatan Babulu.
Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap pembangunan jaringan prasarana dasar
seperti jalan, persampahan, air bersih, listrik dan telekomunikasi.
Dengan keterbatasan dana yang ada, Pemerintah Daerah belum dapat
menyediakan pelayanan yang bersifat jaringan prasarana, khususnya jaringan air
bersih dalam satu kesatuan sistem diseluruh wilayah tersebut. Namun demikian
pemerintah dalam penyediaan air bersih tetap mengupayakan pemenuhan
kebutuhan air tersebut dengan sistem onsite.
Untuk itu telah dibangun beberapa titik pengolahan air bersih pada wilayah
yang mempunyai sumber air baku yang memadai seperti di Kecamatan Sepaku
(Desa Tengin Baru), Kecamatan Waru (Desa Argomulyo) dan Kecamatan Penajam.
Walaupun di 3 kecamatan tersebut telah dibangun pengolahan air minum,
namun cakupan pelayanannya masih terbatas pada wilayah-wilayah yang dekat
dengan tempat pengolahan. Hal ini selain disebabkan karena jangkauan desa yang
ada dikecamatan tersebut terlalu jauh, juga disebabkan sumber air baku yang ada
masih terbatas kuantitas dan kontinuitasnya sehingga kapasitas mesin pengolahan
juga terbatas.
Usaha untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat juga diusahan
melalui perusahaan yang beroperasi diwilayah yang jauh dari jangkuan layanan air
bersih dari pemerintah. Wilayah Maridan merupakan wilayah yang tumbuh dan
berkembang karena adanya perusahaan pengolahan kayu lapis. Dengan adanya
perusahaan ini, masyarakat terbantu dengan adanya embung (penampungan air)
yang dibuat oleh perusahaan.
Tabel 2.16 Nama, Luas Wilayah per Kecamatan dan Jumlah Kelurahan
Sumber: KDA Tahun 2012
2.2 Demografi
2.2.1
Jumlah, Kepadatan, dan Pertumbuhan Penduduk
Penduduk merupakan salah satu modal dasar pembangunan karena tidak saja
sebagai sasaran tetapi juga merupakan pelaku pembangunan. Sebagian besar
penduduk Penajam merupakan penduduk pendatang dari Sulawesi, Jawa dan NTT.
Jumlah penduduk Kabupaten Penajam Paser Utara pada Tahun 2012 sebesar
165.666 jiwa, tersebar di 4 kecamatan. Jumlah penduduk terbanyak berada di
Kecamatan Penajam sebagai ibukota kabupaten dengan jumlah 76.917 jiwa,
sedangkan penduduk paling sedikit di kecamatan waru sebanyak 16.943 jiwa, hal ini
karena luas wilayah waru yang kecil dibandingkan dengan kecamatan lainnya.
Persebaran penduduk di Kabupaten Penajam Paser Utara masih terpusat di wilayah
perkotaan di Kecamatan Penajam, Waru dan Babulu. Hal ini disebabkan karena
wilayah-wilayah tersebut merupakan kantong-kantong transmigrasi dan dilalui jalan
lintas selatan yang menghubungkan Kaltim dan Kalsel. Adanya jalan penghubung ini
menyebabkan konsentrasi penduduk beserta kegiatan ekonominya terpusat di
wilayah sepanjang jalan tersebut.
Selain pengaruh diatas, persebaran permukiman penduduk juga disebabkan
oleh kondisi sosial ekonomi masyarakat. Pada wilayah pesisir pantai atau sungai
(muara), banyak permukiman penduduk yang tersebar membentuk desa/kelurahan
yang terpisah dan umumnya bermata pencaharian mereka adalah sebagai nelayan.
Sementara untuk wilayah perkotaan Penajam lebih banyak penduduknya
karena kedekatannya dengan Kota Balikpapan yang dibatasi oleh bentang alam
berupa teluk. Kedekatan jarak dan kemudahan dalam menjangkau sarana
transmportasi menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk bermukim dan
tinggal di wilayah ini.
Melihat tren yang ada, pertambahan jumlah penduduk suatu wilayah akan
meningkat seiring dengan semakin banyak dan membaiknya berbagai prasarana dan
sarana yang dibangun Pemerintah Daerah dan swasta, serta peningkatan pelayanan
umum yang semakin membaik. Hal ini secara tidak langsung akan memobilisasi
orang untuk datang dan menetap di wilayah ini.
Kondisi ini didukung pula dengan letak geografis yang sangat strategis dalam
menampung berbagai limpasan kegiatan Kota Balikpapan dan semakin sempitnya
wilayah pesisir di Kota Balikpapan khususnya di sepanjang teluk, sehingga alternatif
paling rasional untuk pengembangan kegiatan ekonomi adalah wilayah Penajam
yang berbatasan langung dengan Teluk Balikpapan.
Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan swasta yang
membangun kegiatan usahanya di Wilayah Penajam dan secara tidak langsung
menjadi daya tarik bagi pendatang untuk mencari penghidupan dari berbagai
Multiplier Effect kegiatan hulu dan hilir yang berakibat meningkatnya kepadatan
penduduk.
Secara umum kepadatan penduduk di Kabupaten Penajam Paser Utara tahun
2012 mencapai 41 jiwa per km2 dan termasuk kategori kepadatan sangat jarang.
Namun apabila dibandingkan dengan kepadatan penduduk Provinsi Kalimantan
Timur yang hanya 16 jiwa per km2, maka kepadatan di Kabupaten Penajam masih
tergolong tinggi. Kepadatan paling tinggi terakomulasi di Kecamatan Babulu
mencapai 87 jiwa/km2.
Namun demikan berdasarkan distribusi kepadatannya, Kecamatan Waru
merupakan kecamatan terpadat. Hal ini lebih disebabkan karena luas wilayah
Kecamatan Waru yang lebih kecil dibandingkan dengan luas kecamatan lainnya.
Sementara Kecamatan Penajam dengan jumlah penduduk terbanyak, namun
kepadatannya kecil karena luasnya wilayah Kecamatan Penajam tersebut.
Selengkapnya distribusi kepadatan penduduk per kecamatan dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 2.17.
Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Kecamatan
di Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2005-2011
Sumber: Penajam Paser Utara Dalam Angka 2006-2010, Kalimantan Timur Dalam Angka
Tabel 2.18
Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 5 Tahun Terakhir
Sumber: Kabupaten Dalam Angka dan Laporan Adminstrasi Kependudukan Bulan Mei 2013.
Tabel 2.19
Jumlah Penduduk saat ini dan proyeksinya 5 tahun kedepan
Tabel 2.20
Kepadatan Penduduk Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun
2008-2012 ( ganti 2008-2012) sekalian isi data tabelnya..
Sumber: Penajam Paser Utara Dalam Angka 2006-2010. Kalimantan Timur Dalam Angka
Catatan :
UNTUK KEPADATAN PENDUDUK DAPAT DISAMPAIKAN DI TABEL BERIKUT SESUAI DENGAN TEMPLATE
YANG DIMINTA:
Tabel 2.3: Jumlah penduduk dan kepadatannya 3 - 5 tahun terakhir
Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Tingkat
Pertumbuhan
Kepadatan pddk
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Nama Kecamatan
n-5
n-….
n-1
n-5
n-….
n-1
n-5
n-….
n-1
n -…
n-1
Kec. A
Kec. B
Dst
Sumber:……
Tabel 2.4: Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Jumlah Penduduk
Nama Kecamatan
Tahun
n
Kec. A
Kec. B
Dst
Sumber:…..
n+….
Tingkat
Pertumbuhan
Jumlah KK
Tahun
n+4
n
n+….
Kepadatan Pddk
Tahun
n+4
n
n+….
n+4
Tahun
n-….
n-1
Sementara itu, laju pertumbuhan penduduk tertinggi 2008-2012 adalah
Kecamatan Penajam. Hal ini salah satunya disebabkan karena Kecamatan Penajam
adalah ibukota kabupaten yang menjadi pusat layanan kegiatan sehingga banyak
masyarakat yang memilih bertempat tinggal di wilayah ini. Kegiatan layanan yang
cukup
lengkap
dan
lebih
memadai
serta
jangkauan
terhadap
pelayanan
pemerintahan dan akses serta sarana kegiatan ekonomi yang didukung kondisi
geografis yang berdekatan dengan kota balikpapan.
Namun demikian kondisi di Kecamatan Sepaku justru terjadi penurunan laju
pertumbuhan sebesar 0.37%. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya mobilitas
penduduk untuk mencari wilayah dengan kelengkapan prasarana yang lebih lengkap
dan memadai seperti di Kecamatan Penajam atau Babulu dan memiliki prospek
kerja lebih baik yaitu dengan dibukanya beberapa perusahaan pertambangan dan
perkebunan sawit.
Secara keseluruhan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Penajam Paser
Utara mengalami penurunan meski angkanya masih positip yang berarti terdapat
penambahan jumlah penduduk.
Tabel 2.21
Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2006 – 2009
Sumber: Penajam Paser Utara Dalam Angka 2006-2010. Kalimantan Timur Dalam Angka
Kondisi diatas merupakan salah satu penyebab mobilitas penduduk baik secara
permanen maupun non-permanen yang mempengaruhi jumlah penduduk Kabupaten
Penajam Paser Utara. Mobilitas keluar terjadi antara lain karena melanjutkan
pendidikan atau mendapatan pekerjaan diluar daerah yang lebih menjanjikan sesuai
dengan tingkat pendidikannya sementara konidisi prasarana yang belum memadai
juga memberikan andil bagi orang untuk mencari daerah dengan prasarana yang
lebih memadai.
Namun demikian, berdasarkan angka pertumbuhan penduduk
yang positif
mengindikasikan bahwa migrasi masuk lebih besar dari migrasi keluar, bahkan
apabila dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk Provinsi Kalimantan timur.
Sementara
itu,
mobilitas
keberadaanya menggunakan
non
permanen
terjadi
secara
harian
yang
transportasi penyeberangan laut berupa kapal feri,
speedboat dan perahu kelotok yang setiap saat digunakan untuk melintasi Teluk
Balikpapan dari Penajam ke Balikpapan atau sebaliknya. Hal ini juga terlihat dari
penomena banyaknya komuter dari pegawai negeri atau pedagang yang bekerja di
Kabupaten Penajam Paser Utara namun bertempat tinggal di Balikpapan.
Namun dengan semakin membaiknya prasarana dan sarana umum yang ada di
Penajam, serta kemudahan akses dalam pemanfaatan sarana untuk menyeberangi
Teluk Balikpapan akan semakin berdampak pada semakin banyaknya mobilitas
permanen yang masuk ke Wilayah Penajam sebagai tempat tinggal terlebih lagi
dengan adanya rencana pembangunan jembatan penghubung langsung dari
Penajam - Balikpapan
3.2.2
Etnis
Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki setidaknya 18 etnis yang tinggal
dengan lokasi tersebar merata di 4 kecamatan. Etnis Paser merupakan penduduk
asli Kabupaten Penajam berjumlah sekitar 9.730 orang atau 7.84%, sedangkan etnis
Jawa merupakan penduduk terbesar sekitar 53.074 orang atau 40.8% dari jumlah
total penduduk. Etnis lain yang cukup banyak yaitu etnis Bugis sebanyak 26.879
orang atau sebesar 20.67% dan Banjar sebesar 11.680 atau 8.98. Banyaknya etnis
Jawa disebabkan adanya program transmigrasi dari Pulau Jawa beberapa puluh
tahun yang lalu.
Tabel 2.22
Jumlah Penduduk Penajam Paser Utara Berdasarkan Etnis Tahun 2009
Sumber: Pendataan Keluarga Kantor KB dan PP, Tahun 2010
3.2.3 Mata Pencaharian
Prosentase penduduk usia kerja dari masing-masing kecamatan di Penajam
Paser Utara dapat dilihat pada tabel 2.23. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa
prosentase terbesar dari penduduk Kecamatan Babulu dan Sepaku adalah pada
sektor primer berupa pertanian, perkebunan, perburuan dan perikanan. Sementara
itu, pada Kecamatan Waru terjadi proporsi yang seimbang antara penduduk yang
bekerja di sektor primer dengan penduduk yang bekerja di sektor tersier, sedangkan
penduduk Kecamatan Penajam, selain sektor primer dan tersier, juga banyak yang
bekerja di sektor sekunder. Dari data ini dapat dipahami bahwa Kecamatan Waru
dan Penajam sudah mengarah pada kegiatan perkotaan, sedangkan Babulu dan
Sepaku masih didominasi oleh kegiatan perdesaan. Industri pengolahan di Penajam
diindikasi sebagai industri pengolahan kayu di ITCI atau Maridan.
Tabel 2.23
Mata Pencaharian Penduduk Penajam Paser Utara, Tahun 2009
Sumber: Kecamatan Dalam Angka, Tahun 2010
Bila dirinci menurut kecamatan jumlah penduduk dapat dilihat pada Tabel 2.24
Tabel 2.24. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan
Demografi merupakan gambaran ringkas kondisi kependudukan di tingkat
kecamatan, Rumus untuk menghitung proyeksi penduduk 5 tahun:
Pt = Po (1 + r)t
Keterangan:
Pt = jumlah penduduk pada tahun t (2017).
Po = jumlah penduduk pada tahun awal (2012)
r = angka pertumbuhan penduduk
t = waktu (5)
Gambaran Kependudukan: (URAIKAN)
A. Kecamatan Penajam
Pertumbuhan penduduk Kecamatan Penajam tahun 2012 sebesar .............. persen
yaitu dari 76.917 jiwa, menjadi………. jiwa pada tahun 2017. Jika dilihat menurut
jenis kelamin, maka penduduk laki-laki dan penduduk perempuan masing-masing
naik sebesar .............. persen dan ...................... persen. Rasio jenis kelamin
penduduk tahun 2012 tercatat .................. artinya penduduk laki-laki lebih banyak
dibanding penduduk perempuan atau setiap 100 penduduk perempuan terdapat
............... penduduk laki-laki.
B. Kecamatan Waru
Pertumbuhan penduduk Kecamatan Waru tahun 2012 sebesar …. persen yaitu dari
16.943 jiwa, menjadi ........... jiwa pada tahun 2017. Jika dilihat menurut jenis kelamin,
maka penduduk laki-laki dan penduduk perempuan masing-masing naik sebesar
.............. persen dan ...................... persen. Rasio jenis kelamin penduduk tahun
2012 tercatat .................. artinya penduduk laki-laki lebih banyak dibanding
penduduk perempuan atau setiap 100 penduduk perempuan terdapat ...............
penduduk laki-laki.
C. Kecamatan Babulu
Pertumbuhan penduduk Kecamatan Babulu tahun 2012 sebesar ….. persen yaitu
dari 32.881 jiwa, menjadi ……… jiwa pada tahun 2017. Jika dilihat menurut jenis
kelamin, maka penduduk laki-laki dan penduduk perempuan masing-masing naik
sebesar .............. persen dan ...................... persen. Rasio jenis kelamin penduduk
tahun 2012 tercatat .................. artinya penduduk laki-laki lebih banyak dibanding
penduduk perempuan atau setiap 100 penduduk perempuan terdapat ...............
penduduk laki-laki.
D. Kecamatan Sepaku
Pertumbuhan penduduk Kecamatan Sepaku tahun 2012 sebesar ..........
persen yaitu dari 34,256 jiwa menjadi ........... jiwa pada tahun 2017. Jika dilihat
menurut jenis kelamin, maka penduduk laki-laki dan penduduk perempuan masingmasing naik sebesar .............. persen dan ...................... persen. Rasio jenis kelamin
penduduk tahun 2012 tercatat .................. artinya penduduk laki-laki lebih banyak
dibanding penduduk perempuan atau setiap 100 penduduk perempuan terdapat
............... penduduk laki-laki.
2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah
Bagian ini menjelaskan kondisi keuangan dan perekonomian daerah meliputi:
pendapatan dan belanja modal sanitasi daerah, kapasitas keuangan daerah,
kemampuan fiskal/ruang fiskal, data peta perekonomian dan data realisasi belanja
modal sanitasi setiap SKPD.
Tabel 2.25 Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Penajam Paser Utara
Tahun 2008- 2012
.
Kabupaten Penajam Paser Utara mempunyai luas wilayah 3.333,06 km2 serta
jumlah penduduknya pada tahun 2011 adalah 149.144 jiwa (berdasarkan SUSENAS
BPS Tahun 2011). Jika dibandingkan dengan luas wilayah Propinsi Kalimantan
Timur, yaitu seluas 224.908,17 km2, luas Kabupaten Penajam Paser Utara sekitar
1,48 persen, sedangkan jumlah penduduknya sekitar 4,04 persen dari jumlah
penduduk Propinsi Kalimantan Timur, yaitu sebesar 3.690.520 jiwa pada tahun 2011.
Dengan proporsi luas wilayah dan jumlah penduduk di atas, PDRB (Produk Domestik
Regional Bruto) Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2011 mampu memberi
kontribusi terhadap PDRB Kalimantan Timur sebesar 0,91 persen (PDRB Kalimantan
Timur dengan Migas) atau sebesar 1,79 persen bila PDRB Kalimantan Timur
dihitung tanpa Migas.
Dari angka kontribusi PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara terhadap PDRB
Kalimantan Timur di atas, dapat dikatakan bahwa Kabupaten Penajam Paser Utara
memiliki potensi ekonomi yang cukup baik, sehingga sangat diperlukan sikap pro
aktif untuk mengembangkan potensi konomi tersebut dan diharapkan nantinya akan
banyak menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Penajam
Paser Utara. Disamping situasi politik dan keamanan yang cukup kondusif juga
potensi ekonomi yang dihasilkan daerah ini sebagian besar merupakan komoditi
ekspor, sehingga daerah ini prospektif untuk berinvestasi. Dengan demikian
diharapkan Kabupaten Penajam Paser Utara dapat lebih besar menyumbangkan
PDRB dimasa yang akan datang.
Tahun 2011 perekonomian nasional telah menunjukkan adanya kemajuan, hal
ini dapat terlihat dari membaiknya kinerja beberapa indikator ekonomi makro setelah
sebelumnya mengalami keterpurukan. Membaiknya perekonomian ini ditandai juga
dengan adanya pertumbuhan ekonomi nasional yang bergerak positif dan
menurunnya tingkat inflasi. Kondisi perekonomian Nasional yang membaik ini juga
mempengaruhi perekonomian regional terutama perekonomian Kabupaten Penajam
Paser Utara, bila kita cermati selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2007 – 2011
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Penajam Paser Utara sangat berfluktuasi, yaitu
pada tahun 2007 sebesar 3,79 persen, tahun 2008 sebesar 4,99 persen, tahun 2009
tumbuh sebesar 3,51 persen, tahun 2010 tumbuh sebesar 7,28 persen dan tahun
2011 tumbuh sebesar 11,68 persen.
Dari angka pertumbuhan ekonomi antara tahun 2007 – 2011 ini dapat dikatakan
bahwa perekonomian Kabupaten Penajam Paser Utara meningkat. Dengan adanya
berbagai program yang dilaksanakan pemerintah guna Indeks Pembangunan
Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2012 31 pemulihan ekonomi
nasional, membawa dampak nyata terhadap perbaikan kinerja ekonomi regional,
ditambah lagi dengan diberlakukannya UU No. 32 dan UU No. 33 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah dan Perimbangan Keuangan antara Pusat dan
Daerah yang merupakan modal untuk memacu pembangunan dan berdampak
langsung terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi di daerah. Hal tersebut dapat
terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun
2011 masih tumbuh positif, yaitu sebesar 11,68 persen. Gambaran mengenai
perkembangan dan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara tahun
2007 sampai dengan 2011 dapat dilihat pada tabel 3.5.1.
Tabel 2.26. Perkembangan Dan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Penajam
Paser Utara Tahun 2007 – 2011 (Ribu Rupiah)
Laju Pertumbuhan (%)
Tah.D.
Pertumbuhan ekonomi Regional berkaitan erat dengan pertumbuhan masing –
masing sektor dan sub sektor. Bila diamati menurut sektor – sektor ekonomi atau
lapangan usaha di Kabupaten Penajam Paser Utara, pada tahun 2008, 2010, dan
2011 semua sektor mengalami pertumbuhan positif. Pada tahun 2007 dan 2009
sektor pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan negatif. Sektor
pertambangan dan penggalian pada tahun 2007 mengalami pertumbuhan negatif hal
ini akibat turunnya produksi sub sektor Minyak dan Gas di sumur – sumur minyak
yang terdapat di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Sedangkan pada tahun 2009 yang mengalami pertumbuhan negative hal ini
dikarenakan pada tahun tersebut produksi pertanian menurun disbanding tahun
sebelumnya. Tabel 2.26 dapat memperlihatkan pertumbuhan ekonomi sektoral di
Kabupaten Penajam Paser Utara.
Grafik 3.5.1 PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara ADHB dan ADHK 2000,
Tahun 2007 – 2011
Dari tabel 2.26 di bawah dapat dilihat angka pertumbuhan sektor-sektor
ekonomi Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2011. Angka pertumbuhan
yang positif menunjukkan bahwa Nilai Tambah Bruto (NTB) sektor tersebut
meningkat, di lain pihak besar kecilnya angka pertumbuhan menunjukkan tingkat laju
pertumbuhannya, apabila angka pertumbuhan lebih besar dari angka pertumbuhan
tahun sebelumnya artinya laju pertumbuhan tahun ini lebih cepat dibanding tahun
sebelumnya, demikian sebaliknya bila lebih kecil berarti pertumbuhannya mengalami
perlambatan. Sebaliknya, angka pertumbuhan negatif menunjukkan bahwa NTB
sektor tersebut menurun dibandingkan tahun sebelumnya.
Tabel 2.27. Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Atas Dasar Harga Konstan
2000, Tahun 2007 – 2011 (%)
Dari tabel 2.27 juga dapat dilihat angka PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara
relatif stabil, walaupun angka pertumbuhan tahun 2009, 2010 dan 2011 cukup
berfluktuatif dengan nilai masing-masing sebesar 3,51 persen, 7,28 persen, dan
11,68 persen. Perekonomian Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2011
cukup baik, ini dapat dilihat dari angka pertumbuhannya yang cukup tinggi yaitu
sebesar 11,68 persen. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2011, sektor
pertambangan non migas baru dimasukkan ke dalam penghitungan PDRB di
Kabupaten Penajam Paser Utara. Jika kita amati, Sektor yang mengalami
pertumbuhan tertinggi pada tahun 2011 ini adalah sektor Pengangkutan dan
Komunikasi dengan pertumbuhannya sebesar 39,53 persen. Pertumbuhan terbesar
pada sektor ini adalah sub sektor pengangkutan.
Pertumbuhan tinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi ini terjadi karena
adanya multiplier efek dari dimasukkannya sektor pertambangan non migas ke
dalam penghitungan PDRB di Kabupaten Penajam Paser Utara, dimana dengan
berkembangnya pertambangan batu bara maka kebutuhan di sektor angkutan akan
meningkat. Peringkat kedua tertinggi pertumbuhannya yaitu Sektor Listrik, Gas, dan
Air Bersih dengan angka pertumbuhan pada tahun 2011 sebesar 21,84 persen. Pada
Sektor ini, Sub Sektor Listrik memiliki angka pertumbuhan sebesar 25,56 persen.
Perkembangan perusahaan-perusahaan pertambangan batu bara di Kabupaten
Penajam Paser Utara mengakibatkan pertumbuhan di sektor-sektor lain, antara lain
sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi,
sektor konstruksi, sektor listrik, gas dan air bersih, dan sektor pertambangan pada
khususnya. Sehingga di lima sektor tersebut terjadi pertumbuhan yang cukup tinggi.
Sektor yang memiliki nilai pertumbuhan tertinggi ketiga yaitu Sektor
perdagangan, hotel, dan restoran. Pada tahun 2011 sektor perdagangan, hotel, dan
restoran tumbuh sebesar 20,03 persen, pertumbuhan ini disebabkan oleh tumbuhnya
sektor perdagangan sebagai sub sektor dominan sebesar 20,38 persen dimana pada
tahun sebelumnya sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 14,09 persen. Pada
tahun 2011 Sektor Pertambangan dan Penggalian sebagai sektor yang memiliki
kontribusi yang besar terhadap perekonomian di Penajam Paser Utara mengalami
pertumbuhan sebesar 13,09 persen. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya
perusahaan-perusahaan pertambangan batu bara di Kabupaten Penajam Paser
Utara pada tahu 2011.
Grafik 3.5.2 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara ADHK
2000, Tahun 2007 – 2011
Melihat agregat PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2011
perekonomian Kabupaten Penajam Paser Utara tumbuh sebesar 11,68 persen,
pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi selama lima tahun terakhir, yaitu pada
tahun 2007 sebesar 3,79 persen, tahun 2008 mengalami sebesar 4,99 persen tahun
2009 sebesar 3,51, dan pada tahun 2010 sebesar 7,28. Hal ini disebabkan oleh
adanya pertumbuhan yang cukup tinggi pada sektor pengangkutan dan komunikasi.
Selama tahun 2007 – 2011 perekonomian Kabupaten Penajam Paser Utara sangat
tergantung pada nilai tambah yang diciptakan oleh dua sektor primer/sektor
tradisional. Dominasi kedua sektor primer ini dalam membentuk perekonomian di
wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dapat dilihat pada tabel 3.5.3 PDRB
Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2011.
Kedua sektor primer dimaksud yaitu : Sektor Pertanian dan Sektor
Pertambangan dan Penggalian, dalam kurun waktu lima tahun terakhir kontribusi
kedua sektor ini menunjukkan kisaran antara 13 – 50 persen. Pada tahun 2011
kedua sektor tersebut kontribusinya terhadap PDRB masing – masing sebesar 16,81
persen dan 39,24 persen Sektor Industri Pengolahan mampu memberi kontribusi
sebesar 14,50 persen dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran mampu
memberi kontribusi sebesar 16,97 persen terhadap pembentukan PDRB Kabupaten
Penajam Paser Utara tahun 2011. Sedangkan sektor – sektor lainnya hanya dapat
memberikan sumbangan di bawah 6 persen, dengan kontribusi terendah berasal dari
Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih sebesar 0,21 persen.
Secara rinci peranan masing – masing sektor terhadap pembentukan PDRB
Kabupaten Penajam Paser Utara di tahun 2007 – 2011 dapat tergambar pada tabel
3.5.3 berikut.
Tabel 2.28. Struktur Ekonomi Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2007 –
2011 (%)
Grafik 3.5.3 Struktur Ekonomi Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2011
Perkembangan PDRB perkapita dan pendapatan perkapita Kabupaten
Penajam Paser Utara dari tahun ke tahun juga terus mengalami peningkatan. Pada
tahun 2011 PDRB perkápita sebesar 25,90 juta rupiah, sedangkan pada tahun 2010
PDRB perkapita sebesar 20,45 juta rupiah. Peningkatan PDRB perkapita tersebut
diikuti oleh peningkatan pendapatan perkapita. Pada tahun 2011 pendapatan
perkapita sebesar 22,15 juta rupiah, sedangkan pada tahun 2010 sebesar 17,49 juta
rupiah. Kenaikan PDRB perkapita maupun pendapatan perkapita dipengaruhi
oleh dua faktor utama, yaitu kenaikan PDRB itu sendiri dan pertambahan penduduk.
Jika PDRB tumbuh lebih cepat dari pertumbuhan penduduk, maka pendapatan
perkapita akan mengalami peningkatan yang lebih cepat juga, namun sebaliknya jika
PDRB tumbuh lebih lambat dari pertumbuhan penduduk, maka pertumbuhannya
akan melambat juga. Untuk lebih jelasnya gambaran PDRB perkapita maupun
pendapatan perkapita bisa dilihat pada tabel 3.5.4.
Tabel 2.29. PDRB Per Kapita Dan Pendapatan Per Kapita Migas Dan Non Migas, Tahun
2007 – 2011 (Jutaan Rupiah)
Grafik 3.5.4 PDRB Perkapita dan Pendapatan Perkapita Kabupaten Penajam Paser Utara,
Tahun 2007 –2011
Tabel. 2.30 Rekapitulasi Belanja Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2008 - 2012
Tabel 2.31. Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2008 - 2012
Tabel 2.32. Peta Perekonomian Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2008 - 2012
Download