Usulan Penelitian

advertisement
Usulan Penelitian
ANALISIS PORTOFOLIO SAHAM
DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL
(Studi Pada Saham-Saham JII Periode 2007)
Oleh
Lia Oktorina
04610053
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JUNI 2008
Usulan Penelitian
ANALISIS PORTOFOLIO SAHAM
DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL
(Studi Pada Saham-Saham JII Periode 2007)
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
Derajat Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Lia Oktorina
04610053
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JUNI 2008
Usulan Penelitian
ANALISIS PORTOFOLIO TERHADAP SAHAM
DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL
(Studi Pada Saham-Saham JII Periode 2007)
Oleh
Lia Oktorina
04610053
Diterima dan disahkan
Pada tanggal ........................
Pembimbing:
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. M. Jihadi, M.Si
Drs. Sri Joko, M.M
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ekonomi
Ketua Jurusan Manajemen
DR. H. Bambang Widagdo, M.M
Rahmad Wijaya, S.E, M.M
Analisis Portofolio Saham Dengan Menggunakan Indeks Tunggal
(Studi Pada Saham-Saham JII Periode 2007)
A. Latar Belakang
Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena
pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua
kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang
memerlukan dana (issuer). Jadi diharapkan dengan adanya pasar modal aktivitas
perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif
pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan
perusahaan dan pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang
lebih luas.
Seorang investor menginvestasikan dananya di pasar modal dalam bentuk
saham dengan tujuan untuk mendapatkan tingkat pendapatan yang lebih besar.
Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa
datang, (Tandelilin, 2001:3). Jadi investor harus mempertimbangkan dua hal
sebelum mengambil keputusan investasi, yaitu pengembalian yang diharapkan
(expected return) dan risiko (risk) yang terkandung dari alternatif investasi yang
dilakukan.
Penanaman investasi di pasar modal merupakan investasi yang cukup
berisiko, terutama investasi dalam bentuk saham. Hal ini dikarenakan kondisi
harga saham yang selalu berfluktuasi. Pada umumnya investor melakukan
investasi pada lebih dari satu jenis saham. Didalam memilih saham tersebut
tentunya diperlukan kemampuan menganalisis saham mana saja yang memiliki
peluang mengalami peningkatan harga di masa yang akan datang. Maka investor
perlu mendapatkan informasi mengenai keadaan serta prospek perusahaan yang
akan menjual sahamnya. Informasi-informasi tersebut bisa didapatkan dari dalam
prospektus yang terdiri dari laporan keuangan, proyeksi keuntungan yang akan
diraih dan informasi penting lainnya.
Strategi yang dapat dilakukan investor untuk menghadapi kondisi investasi
yang penuh risiko adalah dengan menggunakan analisis Portofolio. Portofolio
berarti sekumpulan investasi yang membahas sekuritas-sekuritas yang akan
dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanam pada masing-masing
sekuritas tersebut, (Husnan, 2000:41). Jadi tujuan dari pembentukan portofolio ini
adalah untuk meminimalkan resiko dan memperoleh hasil yang optimal.
Portofolio optimal dapat dijadikan investor sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan investasi pada saham-saham yang diperdagangkan
di pasar modal sehingga diharapkan investor tidak salah dalam membeli saham
yang akhirnya dapat berakibat kerugian di masa datang. Portofolio optimal adalah
saham-saham yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan dari nilai
Ci tertinggi (C*). ERB merupakan kelebihan return relatif terhadap satu unit
risiko yang tidak dapat didiversifikasikan dengan Beta dan C* adalah nilai cut off
rate tertinggi, (Jogiyanto, 2003:255).
Pembentukan portofolio optimal untuk pengambilan keputusan investasi
saham ada beberapa model, salah satunya adalah model indeks tunggal (single
indeks model). Model indeks tunggal atau model satu faktor (single index models)
yang dikembangkan oleh William Sharpe pada tahun 1963 ini dapat digunakan
untuk menyederhanakan perhitungan di model markowitz dengan menyediakan
parameter-parameter input yang dibutuhkan di dalam perhitungan model
Markowitz, (Jogiyanto, 2003:231). Model indeks tunggal didasarkan pada
pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks
pasar. Model ini mengasumsikan bahwa return antara dua efek atau lebih akan
berkorelasi yaitu akan bergerak bersama-sama dan mempunyai reaksi yang sama
terhadap satu faktor atau indeks tunggal yang dimasukkan dalam model, yaitu
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Model indeks tunggal membolehkan lebih banyak sekuritas dianalisis
dibandingkan dengan model Markowitz yang memerlukan penaksiran yang begitu
banyak jika jumlah serkuritas ditambahkan, (Rodoni, 2002:1). Model indeks
tunggal bisa menyederhanakan perhitungan pembentukan portofolio dengan
meminimalkan variabel yang diteliti sehingga memungkinkan dilakukannya
analisis terhadap jumlah saham yang lebih besar.
Model indeks tunggal dapat digunakan oleh perusahaan untuk menghitung
expeected return dan memprediksi risiko yang akan dihadapi. Dengan metode ini
perusahaan dapat dengan mudah menentukan posisi perusahaannya dalam indeks
pasar, sehingga pihak manajemen bisa mengetahui return dan risiko yang akan
ditanggung perusahaan. Model indeks tunggal ini merupakan teknik analisis yang
sederhana dan mudah untuk diaplikasikan oleh perusahaan karena pada metode
ini memiliki asumsi bahwa sekuritas-sekuritas bergerak bersama-sama bukan
karena efek diluar pasar tetapi karena mempunyai hubungan yang umum terhadap
indeks pasar. Sehingga dengan asumsi tersebut pihak manajemen perusahaan
akan selalu menjaga kestabilan perusahan guna mempertahankan atau membentuk
perusahaan menjadi perusahaan yang optimal sebagai wadah investasi bagi
investor.
Usaha melakukan analisis portofolio dilakukan dalam kondisi pasar modal
yang tidak stabil, maka dalam penelitian ini dikhususkan pada saham-saham yang
cenderung stabil yaitu saham-saham dari JII. Jakarta Islamic Index atau biasa
disebut JII adalah salah satu indeks saham di Indonesia yang menghitung indeks
harga rata-rata saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria investasi
dalam syariah Islam. Saham JII cenderung stabil karena saham-saham tersebut
termasuk saham-saham liquid dalam arti mudah diperjual belikan baik dalam
kondisi pasar lemah (bearish) maupun kuat (bullish). Sehingga portofolio optimal
yang dihasilkan dapat menunjukan hasil yang optimal antara risiko dan hasil yang
diharapkan.
JII memiliki kinerja lebih baik dan mampu mengungguli IHSG dan LQ-45.
Sebenarnya hal ini wajar terjadi sebab saham-saham yang masuk ke JII melalui
proses seleksi yang lebih ketat ketimbang saham-saham anggota dua indeks yang
lain. Selain saham dalam JII lebih tersaring dari sisi fundamental dan
likuiditasnya, saham anggota JII wajib memiliki bisnis inti yang tidak
bertentangan
dengan
kaidah-kaidah
Islam,
(www.jurnalnasional.com).
Perusahaan yang sahamnya tercatat di JII tidak mengupayakan agar saham
perusahaannya masuk dalam JII namun JII yang aktif melakukan penyeleksian
saham-saham yang tidak bertentangan dengan syariah
Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor
dalam melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan memberikan manfaat
bagi pemodal dalam menjalankan syariah Islam untuk melakukan investasi di
bursa efek. JII juga diharapkan dapat mendukung proses transparansi dan
akuntabilitas saham berbasis syariah di Indonesia. JII menjadi jawaban atas
keinginan investor yang ingin berinvestasi sesuai syariah. Dengan kata lain, JII
menjadi pemandu bagi investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah
tanpa takut tercampur dengan dana ribawi. Selain itu, JII menjadi tolak ukur
kinerja dalam memilih portofolio saham yang halal, (www.id.wikipedia.org).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan mengambil judul “Analisis Portofolio Saham Dengan Model Indeks
Tunggal (Studi Pada Saham-Saham JII Periode 2007)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang ada maka penulis mengambil
perumusan masalah sebagai berikut: “Saham-saham apa saja dan berapa
proporsinya yang dapat membentuk portofolio optimal dengan menggunakan
model indeks tunggal pada saham JII?”
C. Batasan Penelitian
Agar pembahasan dapat terarah dengan baik dan tidak menyimpang dari apa
yang telah dirumuskan, maka penulis membatasi obyek penelitian pada hal-hal
berikut:
1. Pengamatan sekuritas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sahamsaham di Bursa Efek Indonesia yang termasuk dalam JII.
2. Data harga saham yang digunakan adalah harga harian saham penutupan.
3. Pengukuran tingkat suku bunga bebas risiko menggunakan tingkat suku bunga
SBI mingguan selama periode penelitian.
4. Metode analisis data dengan menggunakan analisis portofolio yang optimal
berdasarkan model indeks tunggal.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui saham-saham apa saja dan berapa proporsinya yang
dapat membentuk portofolio optimal dengan menggunakan model indeks
tunggal pada saham JII.
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
a. Bagi investor
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bahan pertimbangan
dalam mengambil keputusan khususnya investasi pada saham, dimana
nantinya investor dapat mengetahui mengenai bagaimana berinvestasi yang
baik pada aset finansial khususnya saham, yang diperdagangkan di pasar
modal dengan penerapan model indeks tunggal untuk membentuk
portofolio yang optimal.
b. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan
referensi peneliti selanjutnya, terutama bagi mahasiswa yang akan
melakukan penelitian pada saham dengan model indeks tunggal.
E. Tinjauan Pustaka
1. Landasan Penelitian Terdahulu
Kajian untuk penelitian kali ini mengacu pada hasil penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Wahyuni (2006) dengan judul penelitian “Penerapan
Model Indeks Tunggal Untuk Membentuk Portofolio Optimal Dalam
Pengambilan Keputusan Investasi Saham (studi pada saham indeks LQ-45 di
Bursa Efek Jakarta periode Agustus 2004 - Juli 2005)”.
Kesimpulan dari penelitian tersebut yaiyu bahwa jumlah emiten yang
membentuk portofolio optimal sebanyak 11 saham yaitu: GGRM membentuk
portofolio optimal dengan proporsi dana sebesar 0,1152279 atau 11,523%.
DNKS membentuk portofolio optimal dengan proporsi dana sebesar 0,07578
atau 7,578%. TINS membentuk portofolio optimal dengan proporsi dana
sebesar 0,15651 atau 15,651%. MPPA membentuk portofolio optimal dengan
proporsi dana sebesar 0,06189 atau 6,189%. UNTR membentuk portofolio
optimal dengan proporsi dana sebesar 0,09332 atau 9,332%. SMCB
membentuk portofolio optimal dengan proporsi dana sebesar 0,07691 atau
7,691%. HMSP membentuk portofolio optimal dengan proporsi dana sebesar
0,11937 atau 11,937%. BBCA membentuk portofolio optimal dengan
proporsi dana sebesar 0,14722 atau 14,722%. KIJA membentuk portofolio
optimal dengan proporsi dana sebesar 0,04063 atau 4,063%. LMAS
membentuk portofolio optimal dengan proporsi dana sebesar 0,03117 atau
3,117%. RMBA membentuk portofolio optimal dengan proporsi dana sebesar
0,08195 atau 8,195%. Besar tingkat pengembalian (return) saham dari
sekuritas yang membentuk potofolio optimal sebesar 0,0103% dengan risiko
sebesar 0,00059%.
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah samasama menggunakan model indeks tunggal untuk membentuk portofolio
optimal. Sedangkan perbedaanya adalah objek penelitian terdahulu adalah
saham-saham LQ-45 yang tercatat di Bursa Efek Jakarta periode Agustus
2004 –Juli 2005 tetapi dalam objek penelitian sekarang adalah saham-saham
JII yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2007.
2. Landasaan Teori
1. Investasi
a. Pengertian Investasi
Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada
saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang,
(Halim, 2003:2). Investasi sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk
digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu,
(Jogiyanto, 2003:5). Dari definisi tersebut, dapat diambil kesimpulan
bahwa investasi merupakan penanaman sejumlah dana pada saat sekarang
baik dalam aset riil maupun finansial dengan harapan akan memperoleh
pengembalian sesuai dengan yang diharapkan di masa yang akan datang.
b. Klasifikasi Investasi
Investasi dibagi menjadi dua, (Halim, 2003:2), yaitu:
1. Investasi pada Financial Assets yaitu investasi yang dilakukan di pasar
uang misalnya commercial papper, surat berharga di pasar uang, dan
lain sebagainya, atau dilakukan dipasar modal seperti saham, obligasi,
waran, opsi, dan lainnya.
2. Investasi pada real assets yaitu investasi dalam bentuk pembelian assets
produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan
perkebunan dan lain sebagainya.
Investasi keuangan dikategorikan ke dalam dua bentuk, (Jogiyanto,
2003:7), yaitu:
1. Investasi langsung, yaitu investasi yang dapat dilakukan oleh seorang
investor dengan pembelian langsung aktiva keuangan dari suatu
perusahaan yang diperjual belikan atau yang tidak diperjual belikan.
2. Investasi tidak langsung, yaitu investasi yang dilakukan oleh seorang
investor melalui pembelian saham dari perusahaan investasi yang
mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan lain.
c. Proses Manajemen Investasi
Proses manajemen investasi meliputi lima langkah, (Halim, 2003:2-6)
sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan investasi
Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu: tingkat pengembalian
yang diharapkan (expected rate of return), tingkat risiko (rate of risk),
dan ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan.
2. Melakukan analisis
Dalam tahap ini investor melakukan analisis terhadap suatu efek atau
sekelompok efek. Tujuan penilaian ini adalah untuk mengidentifikasi
efek yang salah harga (mispriced). Ada dua pendekatan yang dapat
dipergunakan, yaitu:
a) Pendekatan Fundamental yaitu pendekatan yang didasarkan pada
informasi-informasi yang diterbitkan oleh emiten maupun oleh
administrator bursa efek.
b) Pendekatan Teknikal yaitu pendekatan yang didasarkan pada data
(perubahan) harga saham di masa lalu sebagai upaya untuk
memperkirakan harga saham di masa mendatang.
3. Melakukan pembentukan portofolio
Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek-efek mana yang
akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada
masing-masing efek tersebut.
4. Melakukan evaluasi kinerja portofolio
Dalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang telah
dibentuk, baik terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan maupun
tingkat risiko yang ditanggung.
5. Melakukan revisi kinerja portofolio
Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi. Dari evaluasi
selanjutnya dilakukan revisi terhadap efek-efek yang membentuk
portofolio tersebut jika dirasa bahwa komposisi portofolio yang sudah
dibentuk tidak sesuai dengan tujuan investasi, misalnya rate of
returnnya lebih rendah dari yang diisyaratkan.
2. Return dan Risiko Investasi
a. Return Investasi
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return (Jogiyanto,
2003:109) dapat dibagi menjadi:
1) Return Realisasi (realized return)
Merupakan return yang telah terjadi. Return dihitung berdasarkan
data historis, return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu
pengukur dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar
penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko dimasa yang
akan datang.
Perhitungan return realisasi ini menggunakan return total. Return
total merupakan keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode
tertentu. (Jogiyanto, 2003:111) merumuskan return realisasi sebagai
berikut:
Ri =
Pt  Pt  1  Dt
Pt  1
Keterangan:
Ri
Pt
Pt-1
Dt
: Return saham
: Harga saham pada saat t
: Harga saham pada saat t-1
: Dividen kas pada akhir periode
2) Return Ekspektasi (expected return)
Merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa
yang akan datang. Perhitungan return ekspektasi dapat dilakukan dengan
dua analisis, yaitu:
a) Pendekatan Peramalan
(Jogiyanto, 2003:126) memaparkan bahwa perhitungan pendekatan
peramalan menggunakan pemisahan untuk masa depan, yaitu kondisi
yang diduga dan probabilitas yang diperkirakan terjadi sebagai
berikut:
n
E(Ri) =
 (R .P )
ij
j 1
Keterangan:
j
E(Ri)
Rij
Pj
n
: Expected return suatu aktiva atau sekuritas ke i
: Hasil masa depan ke j untuk sekuritas i
: Probabilitas hasil masa depan ke j
: jumlah dari hasil masa depan
b) Pendekatan Historis
Merupakan return actual yang telah terjadi di masa lalu yang
merupakan rata-rata return yang telah terjadi dengan rumus sebagai
berikut:
E(Ri) =
 (R )
i
n
Keterangan:
E(Ri) : Expected return suatu aktiva atau sekuritas ke i
Ri : total return realisasi
n
: jumlah periode pengamatan
b. Risiko Investasi
Risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian
yang diharapkan (expected return - ER) dengan tingkat pengembalian aktual
(actual return). Semakin besar tingkat perbedaannya berarti semakin besar
pula tingkat risikonya (Halim, 2003:38). Risiko dapat dibedakan menjadi
(Halim, 2003:39-40):
1) Risiko sistematis βi (systematic risk)
Merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan
diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor
makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Risiko ini
disebabkan oleh faktor-faktor yang serentak mempengaruhi harga saham
di pasar modal, misalnya perubahan dalam kondisi perekonomian, iklim
politik, peraturan perpajakan, kebijakan pemerintah, dan lain sebagainya.
(Husnan, 2000:108-111) menjelaskan bagaimana cara mengestimasi
beta, beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang
menggunakan data historis. Data historis adalah untuk menghitung beta
waktu lalu dipergunakan sebagai taksiran beta yang akan datang. Beta
sekuritas individual cenderung mempunyai koefisien determinasi (dalam
bentuk kuadrat dari koefisien korelasi) yang lebih rendah dari beta
portofolio. Koefisien determinasi menunjukkan proporsi perubahan nilai
Ri yang bisa dijelaskan oleh RM, dengan demikian semakin besar
koefisien determinasi semakin akurat estimasi beta. Husnan (2000:108)
merumuskan beta sekuritas sebagai berikut:
i 
im
m 2
Keterangan:
βi
σm
σm2
: Beta sekuritas
: Kovarian return antara sekuritas ke i dengan return pasar
: Varian return pasar
2) Risiko tidak sistematis σei2 (unsystematic risk)
Merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan
diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau
industri tertentu. Misalnya faktor struktur modal, struktur aset, tingkat
likuiditas, tigkat keuntungan, dan lain sebagainya.
Risiko tidak sistematis diukur dengan varian residu atau abnormal
return (ei). Nilai realisasi merupakan nilai yang sudah pasti tidak
mengandung
kesalahan
pengukuran
sebaliknya
nilai
ekspektasi
merupakan harapan yang belum terjadi yang masih mengandung
ketidakpastian. Perbedaan nilai ekspektasi dengan nilai realisasi yang
merupakan kesalahan residu (ei). (Jogiyanto, 2003:238) merumuskan
risiko tidak sistematis sebagai berikut:
σei2
= σi2-βi2.σm2
Keterangan:
σei2
σi 2
βi 2
σm2
: Risiko tidak sistematis
: Varian residu
: Beta saham
: Varian pasar
3. Teori Portofolio
Portofolio sebagai kombinasi atau gabungan beberapa asset, baik berupa
asset keuangan atau sekuritas maupun asset riil, (Sartono, 2001:151). Teori
portofolio menekankan pada usaha untuk mencari kombinasi investasi
optimal yang memberikan tingkat keuntungan optimal atau rates of return
maksimal pada suatu tingkat risiko terendah.
Pembentukan portofolio yang efisien, perlu dibuat beberapa asumsi
mengenai perilaku investor dalam membuat keputusan investasi. Asumsi
yang wajar adalah investor cenderung menghindari risiko (risk adverse).
Investor penghindar risiko adalah inverstor yang jika dihadapkan pada dua
investasi dengan penghambatan diharapkan yang sama dan risiko yang
berbeda, maka ia akan memilih investasi dengan tingkat risiko yang lebih
rendah, (Fabozzi, 2001:63)
Portofolio efisien adalah portofolio yang memberikan return ekspektasi
terbesar dengan tingkat resiko yang sudah pasti atau portofolio yang
mengandung risiko terkecil dengan return ekspektasi yang sudah pasti,
(Jogiyanto, 2003:180). Jika seorang investor memiliki beberapa pilihan
portofolio yang efisien, maka portofolio yang paling optimal yang akan
dipilihnya.
4. Konsep Model Indeks Tunggal
Model indeks tunggal atau model satu faktor (single-index models) yang
dikembangkan oleh William Sharpe pada tahun 1963 ini dapat digunakan
untuk
menyederhanakan
menyediakan
perhitungan
parameter-parameter
di
input
model
yang
markowitz
dibutuhkan
dengan
didalam
perhitungan model Markowitz, (Jogiyanto, 2003:231). Jika dilakukan
pengamatan maka akan nampak bahwa pada saat pasar membaik (yang
ditunjukkan oleh indeks pasar yang tersedia). Harga saham individu juga
meningkat demikian juga sebaliknya pada saat pasar memburuk maka saham
akan turun harganya. Hal ini menunjukan bahwa tingkat keuntungan suatu
saham nampaknya berkorelasi dengan perubahan pasar, (Husnan, 2000: 93).
Jadi dapat disimpulkan bahwa model indeks tunggal didasarkan pada
pengamatan bahwa pasar dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan
indeks harga saham.
a. Penentuan Portofolio berdasarkan Model Indeks Tunggal
(Jogiyanto, 2003: 253-255) memaparkan bahwa perhitungan untuk
menentukan portofolio optimal akan sangat mudah jika hanya didasarkan
pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu sekuritas dapat
dimasukkan kedalam portofolio optimal tersebut. Angka tersebut adalah
dengan membandingkan antara Excess Return to Beta (ERB) dengan
tingkat pembatas saham tertentu (Ci). Rumusnya adalah :
ERBi 
E Ri   RBR
i
Keterangan :
ERBi
E(Ri)
R BR
i
: Exess return to beta sekuritas ke-i
: Return ekspektasi berdasarkan model indeks tunggal untuk
sekuritas ke-i
: Return aktiva bebas risiko
: Beta sekuritas ke-i
Portofolio yang optimal akan berisi dengan aktiva-aktiva yang
mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi. Aktiva-aktiva dengan rasio ERB
yang rendah tidak akan dimasukkan kedalam portofolio optimal, dengan
demikian diperlukan sebuah titik pembatas (cut off point) yang
menentukan batas nilai ERB berapa yang dikatakan tertinggi. Besarnya
titik pembatas ini dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Mengurutkan sekuritas-sekuritas berdasarkan nilai ERB terbesar ke
nilai ERB terkecil.
2) Menghitung nilai Ai dn Bi untuk masing-masing sekuritas ke-i sebagai
berikut:
Ai 
E Ri   RBR  i
 ei 2
Dan
Bi
i 2
 ei 2
Keterangan :
 ei 2
: Varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i yang juga
merupakan risiko tidak sistematik.
3) Menghitung Ci (cut off rate) dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
i
Ci 
 M 2  Aj
j 1
1  M
2
i
 j
j 1
Berdasarkan hasil subtitusi langkah kedua dan ketiga didapat
persamaan sebagai berikut :
 E ( Ri )  R 
BR
 i
2

j 1 

ej

i
M2
Ci 
1  M
2
i 2

2
j 1  ej
i
Keterangan :
E(Ri) : Return ekspektasi sekuritas ke-i
 ej 2 : Jumlah varian dari saham I
M2
i
R BR
Ci
i 2
: Varian pasar
: Jumlah beta saham
: Return aktiva bebas risiko
: Cut off point
: Jumlah kuadrat beta saham
4) Besarnya cut off point (C*) adalah nilai Ci dimana nilai ERB terakhir
kali masih lebih besar dari nilai nilai Ci.
5) Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah
sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar dari nilai
Ci. Sekuritas-sekuritas yang mempunyai ERB lebih kecil dari nilai Ci
tidak diikut-sertakan dalam pembentukan portofolio optimal.
Penentuan
besarnya
proporsi
masing-masing
sekuritas
dalam
portofolio optimal menurut (Jogiyanto, 2003:258) dapat dihitung dengan
rumus:
Wi =
Zi
k
 Zj
j 1
Dimana:
Zi =
i
(ERB i - C * )
2
ei
Keterangan:
Wi
k
βi
σei2
ERBi
C*
: Proporsi sekuritas ke-i
: Jumlah sekuritas di portofolio optimal
: Beta sekuritas ke-i
: Varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i
: Excess return to beta sekuritas ke-i
: Nilai cut off point yang merupakan nilai Ci terbesar
3. Kerangka Pikir Penelitian
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan diatas dan teori yang
dibahas, maka dapat disusun kerangka pikir yang menggambarkan tentang
analisis
pembentukan
portofolio
optimal.
Peneliti
dalam
hal
ini
mengungkapkan bagaimana proses, logika atau rasionalitas kemungkinan
terjadinya portofolio saham yang optimal pada saham JII di BEI. Skematik
kerangka konseptual atau kerangka pikir dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. menjelaskan alur berpikir penggunaan metode indeks tunggal
yang dimulai dari tempat transaksi saham (pasar modal), sebagai tempat
bertemunya emiten (perusahaan yang menerbitkan saham) dan seorang
investor (pemilik modal). Salah satu sekuritas yang diperdagangkan yaitu
saham, yang terbagi menjadi beberapa HIS salah satunya JII. Seorang investor
yang menanamkan investasinya akan mendapatkan suatu tingkat return
dengan tingkat risiko yang akan dihadapinya.
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Investasi di Pasar Modal
Saham
JII
Investor
Investasi
Analisis Portofolio
Return
Return
Realisasi
Risiko
Return
Ekspektasi
Risiko
Sistematis
Model Indeks
Tunggal
Portofolio Optimal
Risiko tdk
Sistematis
Untuk itu perlu adanya analisis portofolio, agar dapat memberikan
kombinasi return dan risiko yang optimum. Portofolio optimal dapat dibentuk
dengan menggunakan model indeks tunggal. Model indeks tunggal ini dapat
digunakan pada keputusan investasi saham JII. Dari perhitungan yang didapat
dengan menggunakan model indeks tunggal akan menghasilkan saham
portofolio optimal yang nantinya dapat digunakan seorang investor sabagai
bahan pertimbangan melakukan investasi pada saham tersebut atau tidak.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif (Descriptive Research), tipe penelitian ini menggambarkan
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau
menghubungkan dengan variabel yang lain, (Sugiyono, 2002:11). Pemilihan
jenis penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui
saham-saham apa saja dan berapa proporsinya yang dapat membentuk
portofolio optimal dan berapa besar risiko serta tingkat pengembalian
portofolio.
2. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Difinisi variabel adalah atribut, ciri, sifat, kemampuan dan ukuran lainnya
yang berbeda-beda yang ditetapkan peneliti untuk dikaji dan dipelajari,
(Widayat dan Amirullah, 2002: 23). Berdasarkan konsep yang ada yaitu
analisis portofolio dan investasi saham, maka variabel-variabel yang perlu
diteliti yaitu:
a. Return realisasi (Realized return) atau (Ri), merupakan return yang telah
terjadi.
Menghitung tingkat pengembalian saham individual.
Ri =
Pt  Pt  1  Dt
Pt  i
Menghitung tingkat pengembalian pasar.
R M ,t 
JII t  JII t 1
JII t 1
b. Return ekspektasi (expected return) E(Ri), merupakan return yang
diharapkan akan diperoleh dimasa yang akan datang.
Menentukan besarnya return ekspektasi saham individual.
E(Ri) =
 (R )
i
n
Menghitung return ekspektasi pasar.
E(Rm) =
 (R
m
)
n
c. Total risiko, menghitung total risiko masing-masing saham
Menghitung risiko sistematis βi (systematic risk)
i 
im
M 2
Menghitung risiko tidak sistematis σei2 (unsystematic risk)
ei 2   i 2   i 2 . m 2
d. Exess Return to Beta (ERB), merupakan kelebihan pengembalian berupa
selisih antara pengembalian yang diperirakan atas sebuah aset dengan
tingkat pengembalian bebas risiko.
Merangking sekuritas.
ERBi 
E ( Ri )  RBR
i
e. Ai dan Bi, merupakan langkah dalam penentuan nilai cut of rate
berdasarkan nilai tingkat pengembalian ekspektasi individual, rata-rata
tingkat suku bunga bebas risiko, dan masing-masing sekuritas.
Menghitung nilai Ai dan Bi
Ai 
Bi 
E ( Ri)  RBR.i
ei
i
ei
2
2
2
f. Cut of Rate (Ci), merupakan pembatasan pada tingkat tertentu. Penentuan
tingkat pembatas saham (Ci) dan Cut Off Point (C * ) yang merupakan nilai
tertinggi dari C.
M
Ci 
i
2
A
j
j 1
i
1  M 2   j
j 1
Berdasarkan hasil subtitusi Aj dan Bj ke nilai Ci didapat persamaan
sebagai berikut:
i
Ci 
M 2 
E ( Rj )  RBR.j
ej 2
i
j 2
1  M  2
j 1 ej
j 1
2
g. Proporsi dana Portofolio Wi dan Xi, merupakan seberapa besar proporsi
masing-masing sekuritas tersebut di dalam portofolio optimal.
Wi 
Zi
k
Z
j
i 1
Dengan nilai Xi adalah:
Zi 
i
ERBi  C *
ei 2
3. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder, yaitu data yang dikumpulkan hanya untuk keperluan suatu riset
tertentu saja, (Widayat dan Amirrullah, 2002:69). Dimana data yang diperoleh
secara tidak langsung melalui media perantara, pada umumnya berupa bukti,
catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang
dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data-data tersebut berupa:
a. Daftar emiten yang tercatat dalam saham JII yang diambil dari IDX Value
Line 2007.
b. Data harga saham penutupan harian masing-masing emiten diambil dari
http://www.yahoo.finance.com
c. Data SBI mingguan diambil dari http://www.bi.go.id
d. Data saham pasar JII harian diambil dari IDX Statistic 2007.
4. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan obyek yang akan diteliti. Populasi dalam
penelitian ini adalah saham perusahaan JII yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia periode 2007, terdapat 30 emiten dalam setiap periode JII.
Penelitian ini menggunakan keseluruhan populasi atau obyek studi yang biasa
disebut sensus.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik dokumentasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari
data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan atau data-data yang
sudah dipublikasikan oleh lembaga atau instansi terkait, yaitu Bursa Efek
Indonesia (Indonesia Stock Exchange).
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
tabulasi, yaitu teknik analisis data yang menunjukan pengaturan data ke dalam
suatu tabel atau suatu format ringkas, (Wibisono, 2003:135). Setelah
dilakukan pengumpulan data, selanjutnya data yang ada dipelajari dan
dianalisis untuk diambil kesimpulan dan pemecahan masalah. Terlebih dulu
menggunakan teknik analisis model indeks tunggal, kemudian hasil data yang
diperoleh disajikan dalam bentuk tabulasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. Jakarta IslamicIndex. www.id.wikipedia.org. 14 Maret 2008.
Fabozzi, Frank J. 2001. Manajemen Investasi. Salemba Empat, Jakarta.
Ghufron, M. JII Lebih Unggul. www.jurnalnasional.com. Ekonomi Makro Jakarta,
10 Maret 2008.
Halim, Abdul. 2003. Analisis Investasi. Edisi Pertama. Salemba Empat, Jakarta.
Husnan, Suad. 2000. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. UPP
AMP YKPN, Yogyakarta.
Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. BPFE,
Yogyakarta.
Kusumaningtyas, Safitri. 2006.Analisis Portofolio Optimal dengan Menggunakan
Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan yang Termasuk Kategori
JII yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta pada Periode Juli-Desember
2005). Skripsi; Universitas Muhammadiyah Malang; Tidak Diperdagangkan.
Rodoni, Ahmad. 2002. Analisis Investasi dan Teori Portofolio. Edisi Pertama. PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat.
BPFE, Yogyakarta.
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi
Pertama. BPFE, Yogyakarta.
Wahyuni, Indah. 2006. Penerapan Model Indeks Tunggal Untuk Membentuk
Portofolio Optimal Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Saham (Studi
Pada Saham Indeks LQ-45 di Bursa Efek Jakarta Periode Aguatus 2004 –
Juli 2005). Skripsi; Universitas Muhammadiyah Malang; Tidak
Diperdagangkan.
Wibisono, Dermawan. 2003. Riset Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Widayat dan Amirrullah. 2002. Riset Bisnis. CV. Cahaya Press, Malang.
Download