Edisi 320 – 12 Desember 2014

advertisement
Edisi 320 – 12 Desember 2014
Page 1
Edisi 320 – 12 Desember 2014
PIMPINAN BAIT MINISTRY
Pembina : Pdt. Dr. Moldy Mambu & Handry Sigar
Pengawas : Willy Wuisan & Yoshen Danun
Pengurus : Ketua – Lucky Mangkey
Sekertaris – Janette Sepang
Bendahara – Yance Pua
PENGURUS BULETIN BAIT
Penasihat : Pdt. Dr.Moldy Mambu, Pdt. Noldy Sakul, Pdt. Sammy Lee
Pemimpin Umum : Handry Sigar
Wkl Pem. Umum : Yoshen Danun
Pemred
: Willy Wuisan
Wapemred : Herschel Najoan
Sekretaris : Meilien Langi-M
Bendahara : Yance Pua
BAIT MINISTRY
Visi: Menyebarkan pekabaran tiga
malaikat khususnya di Indonesia Kawasan
Timur dan untuk mempersiapkan umat
pada kedatangan Kristus yang kedua kali
Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah
perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia
Kawasan Timur mengusahakan
mendorong berkembangnya pekerjaan
Tuhan secara maksimal melalui berbagai
bidang pelayanan
General Controller : Ellen Manueke, Tommy Manawan
HRD : Janette Sepang,
Koordinator Produksi : Osvald Taroreh, Harold Somba
Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi, Handry Suwu, Wayne
Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu.
Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap,
Pdt. Bayu Kaumpungan, Jack Kusoy
Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie
Panambunan,Pdt. Raymond Lohonauman, pdtm. Ronie Umboh
Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung, dr. Harold Manueke,
dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean,
dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit
Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip,
Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah
Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau, Pdt. Dr. Allan Pasuhuk,
Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Dr. Robert Walean, Pdtm. Glen Rumalag
Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu
Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green Mandias
Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng
Rubrik Ragam Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen Manueke
Rubrik Kesaksian Freddy Losung, Agustine Lureke
Rubrik Biblical & Theological Pdt. Blasius Abin, Pdt. Swineys Tandidio
Motivational Words Dr. Peggy Iskandar-Wowor
Inspirational Story Bredly Sampouw
Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap,
Pdt. Larry Windewani, Pdt. Dr. Ronell Mamarimbing
Cerita Anak Max Kaway
Catatan Kami Denny Kalangi
Pandanglah Pada Yesus
Manusia Seperti Apakah Anda ?
Tantangan 2015
Lupakan Kebaikan, Maafkan Kesalahan
KIsah Lagu Malam Kudus
Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan, Freddy Kalangi,
Pdt. Harold Oijaitou, Jenry Wungkana, Herold Heydemans, pdtm. Davy
Tielung, Jimi Moehadjedi, Belly Wungkana, Brayn Mamanua, Stanly
Keles, Pdtm. Ressa Liwe, Marchel Tombeng, Pdtm. Raynald Makalew
Tulisan Roh Nubuat
Web Master Michael Mangowal, Nielson Assa
Multimedia : Ellen Mangkey
Distribution Pdtm. Dale Sompotan
Biro: Philipina Govert Woramuri Manado Jeiner Rawung, Mikael
Terok, Janet Ngantung, Hengki Kambey, Erwin Wuisan,
Papua David Bindosano, Samuel Rorimpandey, Hendy Sahetapy, Noldy
Abraham Sulawesi Tengah Pdt. Stenly Karwur
Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Ratahan Refli Ompi,Sangir Talaud
Pdt. Edison Takasanakeng Ambon Mario Lekatompessy Kotamobagu
Maikel Makarewa Balikpapan Beverly Nangon Runturambi , Vanda
Karundeng Tumbel Medan Hartoyo Tismail
Cerita Untuk Anak
Keselamatan Bagi Orang Yahudi
Yusuf Bertemu Ayahnya
Pathfinder
Pedoman Administrative PA Remaja
Palakat - Berita
Page 2
Edisi 320 – 12 Desember 2014
Pandanglah Pada Yesus
"Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan
sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus,"
Ibrani 3:1
Banyak keuntungan dalam kehidupan ini apabila dengan memandang kepada Yesus,
yang pertama kita akan melihat Yesus sebagai sosok yang suci dan agung sebaliknya
kita manusia yang lemah dan berdosa, dan kita membutuhkan Yesus untuk
membersihkan dan menyucikan kita dari dosa.
Kedua, dengan memandang pada Yesus saja kita akan terhindar dan tidak
memandang dunia ini dan segala kejahatannya, karena pandangan kita tertuju pada
Yesus dengan sendirinya tersingkirlah hal hal duniawi dari arah pandangan mata kita.
Ketiga, dengan memandang pada Yesus setiap saat maka jalan hidup kita akan mulus,
bukan berarti tidak ada masalah, tantangan hidup dan sebagainya, tapi Yesus pasti
akan memberikan kita kekuatan dan jalan keluar ketika kita berhadapan dengan hal hal tersebut sehingga kehidupan kita penuh dengan sukacita. Pandanglah pada Yesus
hari ini dan selamanya.
Tuhan Memberkati kita semua. Selamat Sabat.
Pdt. Dale Sompotan
Redaksi BAIT
Page 3
Edisi 320 – 12 Desember 2014
S
audara-saudara,
dapatkah
Anda dibeli? Mungkin kita
semua
akan
menjawab:
TIDAK!
SAYA TIDAK
DAPAT DIBELI!” Tetapi saudara,
dengarkan yang berikut ini, Mr.
Robert Walpole, Pangeran I dari
Orford (1676-1745), juga Perdana
Menteri I dari Kerajaan Inggris dua
abad yang lalu menulis bahwa,
semua orang dapat dibeli. Mari
saya mengutip apa yang ditulisnya
kata demi kata, “EVERY MAN HAS HIS PRICE.” “SETIAP
ORANG PUNYA HARGANYA.”
Ada sebuah surat kabar terkenal di Amerika yang
membuat sebuah penelitian sehubungan dengan sikap orangorang Amerika terhadap uang. Surat kabar tersebut tiba pada
satu asumsi, bahwa banyak orang Amerika dapat melakukan
apapun, demi mendapatkan uang yang banyak. Surat kabar itu
membagikan questionnaire-questionnaire dengan beberapa
pertanyaan di dalamnya ke seluruh Amerika.
Ketika
questionnaire-questionnaire itu dikumpulkan kembali, berikut ini
adalah hasil-hasilnya:
Pertanyaan # 1
“Untuk $10,000.00, maukah engkau
meninggalkan suami/istrimu?” 25% dari respondent menjawab,
“Ya, saya mau.”
Pertanyaan # 2
“Untuk $10,000.00, maukah engkau
meninggalkan imanmu?” 26% dari respondent menjawab, “Ya,
saya mau.”
Pertanyaan # 3
“Untuk $10,000.00, maukah engkau
meninggalkan kewarga-negaraanmu selaku warga negara
Amerika?” 16% menjawab, “Ya, saya mau.”
Saudara, coba saudara bayangkan. Tidaklah mudah
untuk mendapat visa Amerika sekarang ini, apalagi untuk
mendapat kewarga-negaraan. Malahan, kalau saja diizinkan,
orang bersedia untuk membeli kewarganegaraan Amerika, dan
tidak mau melepaskannya untuk berbagai alasan. Tetapi sesuai
dengan survey ini, untuk $10,000.00, 16% dari warga negara
Amerika menjawab, “Ya, saya mau meninggalkan
kewarganegaraan saya.”
Pertanyaan yang berikut,
Page 4
Edisi 320 – 12 Desember 2014
#4
Untuk $10,000.00 maukah engkau menukar ras atau
sukumu?” 17% dari respondent menjawab, “Ya, saya
mau.” Pertanyaan ini bisa kita samakan dengan,
“Maukah orang yang bersuku Sunda menukar
kesukuannya dengan suku Manado, atau maukah orang
Batak menukar kesukuannya dengan suku Jawa?” 17%
dari respondent mengatakan “ya, saya mau” asal
dibayar $10,000.00.
#5
Untuk $10,000.00 maukah engkau menukar jenis
kelaminmu?” Percaya atau tidak, 6% menjawab, “Ya,
saya mau.”
#6
Untuk $10,000.00 maukah engkau mencuri atau
membunuh?” 7% dari respondent menjawab, “Ya, saya
mau.”
#7
Untuk $10,000.00 maukah Anda menjadi pelacur
selama seminggu?” Sangat menakjubkan karena 23%
dari respondent mengatakan, “Ya, saya mau.”
Saudara, ini adalah satu kenyataan yang sebenarnya
bahwa manusia mau melakukan apa saja demi mendapatkan
uang yang banyak. Manusia mencintai uang. Tidaklah heran
jika Firman Tuhan mengatakan di dalam 1 Timotius 6:10,
“Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh
memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman
dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.”
Saya yakin ayat ini tidak hanya berbicara tentang
orang-orang Amerika saja, tetapi berbicara juga tentang setiap
orang, termasuk saudara dan saya. Kita dapat saja mengatakan
bahwa orang-orang yang menjawab “Ya” demi mendapat
sejumlah uang, adalah orang-orang yang sama sekali tidak
mempunyai latar belakang agama yang kuat. Tetapi saudara,
kebanyakan dari para respondent adalah orang-orang yang
mempunyai hubungan persatuan dengan keagamaan. Mereka
adalah orang-orang terpelajar, orang-orang yang beradab dari
negara telah berkembang.
Tetapi kita tidak perlu heran karena mereka bukanlah
satu-satunya yang mempunyai sikap seperti itu. Di dalam
Alkitab, dicatat beberapa Hamba Allah yang juga bersedia
melakukan apa saja demi mendapat uang yang banyak. Di
antaranya adalah GEHAZI, pembantu Nabi Elisa. Gehazi
menjual dirinya kepada Jenderal
Naaman karena ia
kemaruk/tamak akan uang. Ini adalah peristiwa yang paling luar
biasa dalam karirnya yang menyebabkan kejatuhannya.
Tokoh Alkitab berikutnya adalah Bileam. Bileam
menjual dirinya kepada Raja Balak untuk menerima begitu
banyak suap. Kita baca apa yang Alkitab tulis tentang Bileam
dalam 2 Petrus 2:15: “Oleh karena mereka telah meninggalkan
jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan
Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuataperbuatan yang jahat.”
Ketamakan Bileam yang adalah ciri khas seorang nabi
upahan, cenderung untuk meng-komersialisasikan ‘spiritual
gift’-nya, jabatannya selaku nabi. Sebenarnya Bileam dapat saja
memilih untuk bersaksi dan mengatakan kepada temantemannya, yaitu para musuh orang Israel, bahwa tidak ada
gunanya berkonflik dengan orang Israel yang ditandai oleh Allah
sebagai “umat pilihanNya.”
Bejana Advent Indonesia Timur
Tokoh Alkitab yang berikutnya adalah Yudas Iskariot.
Yudas Iskariot menjual dirinya kepada para Imam Besar dengan
harga 30 keping perak. Tidak berapa lama setelah Perjamuan
Terakhir, Yudas keluar dari ruangan, pergi dan melengkapi
pengkhianatannya. Ia tahu dengan tepat di bahagian mana dari
Taman Getsemani Yesus dan murid-muridnya sering pergi.
Kemudian ia datang ke tempat itu, ditemani oleh serombongan
besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh
imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi, dan ia mencium
Yesus agar orang-orang ini mengetahui yang mana Yesus.
Yesus membalas ciuman Yudas itu dengan kata-kata yang keras,
dengan sedih ia berkata, “Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak
Manusia dengan ciuman?”
Saudara, meskipun kita telah saksikan keadaan yang
suram atas hamba-hamba Tuhan di masa-masa yang lampau,
namun tetap masih ada tokoh-tokoh Alkitab yang MEMILIH
UNTUK TIDAK DAPAT DIBELI. Di antara mereka adalah
Yusuf. Yusuf tidak mempan dibeli dengan sex. Akhlaknya
yang tinggi dan kesadarannya atas kehadiran Allah telah dapat
mengalahkan rayuan dan godaan dari seorang wanita Mesir yang
cantik, penuh gairah dengan aroma yang menggiurkan, dari istri
Raja Mesir - Potifar. Luhurnya akhlak yang dimiliki oleh Yusuf
serta moralnya yang baik serta kesalehannya itu adalah hasil
yang latihan yang ia terima ketika ia berada di rumah bapanya,
dan perkenan yang Allah berikan kepadanya memungkinkan dia
untuk kuat menahan segala cobaan yang datang kepadanya.
Saudara, YUSUF ADALAH SEORANG YANG TIDAK
DAPAT DIBELI BAHKAN OLEH SEX SEKALIPUN,
KARENA KEHADIRAN ALLAH DI DALAM HIDUPNYA.
Tokoh Alkitab yang berikutnya adalah Musa. MUSA
TIDAK DAPAT DIBELI OLEH KEDUDUKAN ATAU
KESENANGAN DAN KEPELESIRAN DUNIA oleh karena ia
merasakan kehadiran Allah di dalam kehidupannya. BETAPA
SEBUAH PILIHAN!! Kita dapat menyebut beberapa tokohtokoh Alkitab lainnya seperti Daniel dan Paulus yang TIDAK
DAPAT DIBELI OLEH POSISI ATAU KEDUDUKAN.
Mereka memilih untuk dipecat dari pekerjaan mereka, dilempar
ke dalam kurungan singa dan mati disiksa. Mereka telah
menjadi pahlawan-pahlawan Allah.
MEREKA ADALAH
ORANG-ORANG YANG TIDAK DAPAT DIBELI KARENA
MEREKA MERASAKAN KEHADIRAN ALLAH DI DALAM
KEHIDUPAN MEREKA.
Saudara, di abad kita hidup sekarang ini, masih ada
juga orang-orang yang tidak mau menjual diri mereka dengan
uang yang banyak. Contohnya, CHARLES LINDBERGH.
Charles Lindbergh adalah manusia pertama yang memecahkan
record terbang solo non-stop, dari New York ke Paris pada tahun
1927. IA ADALAH SEORANG YANG TIDAK DAPAT
DIBELI DENGAN UANG.
Ceriteranya, beberapa hari sebelum ia mengadakan
penerbangannya yang sangat historis itu non-stop dari New York
ke Paris, beberapa manager dari sebuah perusahaan rokok
terkenal di Amerika mendatangi dia dan menawarkan sebuah
tawaran yang menggiurkan. Mereka menawarkan Lindbergh
uang sejumlah $25,000.00 atau 250 juta rupiah - yang ketika itu
bisa senilai 25 milyar rupiah sekarang ini, jika Lindbergh mau
Page 5
Edisi 320 – 12 Desember 2014
menjadi bintang iklan rokok mereka, difoto berdiri di samping
pesawatnya segera setelah ia mendarat di Paris, dengan sebatang
rokok bermerek produksi perusahaan mereka, rokok itu
diletakkan di antara bibir Lindbergh.
Apa yang menjadi respons dari Lindbergh? Lindbergh
yang bukan perokok dan mempunyai keyakinan dan prinsip
yang teguh bahwa merokok tidaklah baik bagi kesehatan, ia
menjawab: “THANKS, BUT NO THANKS.”
TERIMA
KASIH, TETAPI TIDAK, TERIMA KASIH. SAYA TIDAK
DAPAT MENERIMA TAWARAN ANDA KARENA SAYA
TIDAK SEPENDAPAT DENGAN PARA PEROKOK.”
Saudara, jenis manusia seperti apa Lindbergh ini yang
tidak mau menerima tawaran yang begitu tinggi dengan hanya
melakukan sesuatu yang sangat sederhana, difoto dalam
beberapa menit saja dengan sebatang rokok diselipkan di antara
kedua bibirnya? Manusia seperti apa dia itu?
Saudara, saya dapat memberi tahukan jenis manusia
yang bagaimana Lindbergh itu. Ia adalah seseorang yang
percaya atas Firman Allah yang tertulis di dalam Markus 8:36:
“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia
kehilangan nyawanya.” Itu sebabnya kita dapat berkata kepada
Robert Walpole, seorang yang pernah menulis bahwa “SETIAP
ORANG PUNYA HARGANYA, bahwa setiap orang, lakilaki atau perempuan, dapat dibeli, jika harganya cocok,” –
“Mr. Walpole, dapatkah engkau mengatakan bahwa setiap orang
punya harganya? Maaf Tuan, untuk Charles Lindbergh, Musa,
Daniel, Paulus, MEREKA TIDAK DAPAT DIBELI
DENGAN HARGA BERAPAPUN.”
Sebagai penutup, saya ingin membahagikan kepada
saudara sebuah ceritera yang disebut sebagai “CERITERA
SATU MILYAR DOLAR.” Ceritera ini benar disebut sebagai
ceritera satu milyar dolar, oleh karena ceritera ini adalah ceritera
hidup yang benar-benar pernah terjadi.
Ceritera ini terjadi pada suatu hari Minggu Paskah pada
tahun 1958, di kota Vatikan, Roma. Pada hari itu, Paus Pius ke
XII telah dijadwalkan untuk memimpin Upacara Perayaan
Paskah di Gereja St. Peter Cathedral yang adalah cathedral
terbesar dan terindah di dunia. Malam sebelum upacara tersebut,
12 orang prajurit muda Itali dilatih untuk menjadi PENGAWAL
KEHORMATAN untuk mendampingi Paus selama upacara
besar itu. Mereka diberikan instruksi tentang APA YANG
HARUS DILAKUKAN, dan APA YANG TIDAK BOLEH
DILAKUKAN pada acara tersebut.
Salah satu dari instruksi-instruksi yang diberikan oleh
sang komandan yang memimpin pasukan pengawal kehormatan
itu adalah, “KETIKA PAUS MENJEJAKKAN KAKINYA DI
ATAS TANGGA YANG MENUJU KE MIMBAR
KEHORMATAN,
SAYA
AKAN
MEMBERIKAN
INSTRUKSI. KETIKA SAYA MEMBERIKAN ABA-ABA,
KITA SEMUA AKAN JATUH TERSUNGKUR DAN
MENCIUM LANTAI.”
Salah satu dari para prajurit itu bernama Tony
menjawab komandannya: “Sersan, maafkan saya. Sesuai dengan
keyakinan yang saya anut, kami tidak diijinkan untuk
menyembah kepada manusia - siapapun dia. Pendirian saya juga
Bejana Advent Indonesia Timur
mengatakan bahwa hanya kepada Allah saja kita boleh
menyembah.”
Sang komandan merasa terkejut ketika mendengar apa
yang dikatakan oleh Tony. “APA? Lebih baik engkau
melupakan agamamu, paling sedikit untuk kali ini saja.
DENGARKAN! Ketika saja memberikan kepada kalian abaaba, semua, tanpa keculai, harus tersungkur dan mencium
lantai.”
Tony, tidak cukup berani untuk menjawab lagi karena
dalam pengadilan militer, seorang bawahan tidak dibenarkan
untuk mendebat atasannya. Hanya ada satu peraturan yaitu:
MENURUT!
Keesokan harinya, cathedral yang besar itu penuh
sesak. Banyak dari yang hadir adalah pemimpin- pemimpin,
orang-orang terkenal dari berbagai bahagian dunia ini. Tepat
pada waktu yang ditentukan, Paus dan rombongan pengiringnya
memasuki cathedral dan berjalan menuju ke podium
kehormatan. Ketika Sang Paus menjejakkan kakinya di atas
podium, sang komandan memberi aba-aba: “PERHATIAN!
SETIAP
ORANG
TUNDUK
TERSUNGKUR
DAN
MENCIUM LANTAI!” Semua prajurit pasukan pengawal
kehormatan tersungkur, KECUALI SATU. Tony tetap berdiri
tegak, lurus seperti tiang.
Tiba-tiba Sang Paus menghentikan langkahnya. Dari
sudut matanya ia dapat melihat apa yang terjadi. Kemudian ia
berbalik, dan mulai menuruni tangga podium. Ia berjalan
menuju Tony dan berhenti tepat di depan Tony. Tony gugup,
jantungnya berdegup dengan kencang. Ia berbicara dalam
hatinya: “YA TUHAN, INILAH AKHIR DARI SEMUANYA.
SAYA AKAN KEHILANGAN PEKERJAAN PEKERJAAN
SAYA, ATAU MUNGKIN SAYA AKAN DIHUKUM MATI.
TUHAN, TOLONGLAH SAYA.”
Dengan pandangan yang tajam Paus menatap mata
Tony. Dan dengan suara yang lembut ia berkata, “ANAK
MUDA, DARI GOLONGAN AGAMA MANAKAH ENGKAU
BERASAL?”
Dengan gemetar dan dengan wajah yang pucat, Tony
menjawab, “YANG MULIA, DARI GEREJA ADVENT,
TUAN!
Sungguh sangat aneh. Sang Paus tidak marah, bahkan
ia tersenyum. Dan dia berkata, “OOOH . . . JADI KAMU
ADALAH PENGANUT GEREJA ADVENT! KAMU TAHU?
ADIK SAYA ADALAH ANGGOTA GEREJA ADVENT.
SAYA SANGAT MENGASIHI ADIK SAYA ITU. DIA
TIDAK SELALU SETUJU DENGAN APA YANG SAYA
LAKUKAN, TETAPI SAYA MENCINTAI DIA. KAMI
SALING
MENGASIHI
DAN
KAMI
SERING
MENGHABISKAN WAKTU BERSAMA-SAMA.”
Setelah itu terjadi suatu keajaiban di atas keajaiban.
Sang Paus selanjutnya berkata, “ANAK MUDA, BOLEHKAH
SAYA MENJABAT TANGANMU?”
Saudara dapat
bayangkan, Paus, pemimpin sebuah negara, pemimpin gereja
terbesar di dunia, meminta IJIN kepada Tony untuk menjabat
tangannya. Sudah pasti, dengan cepat, Tony mengulurkan
tangannya, kemudian berjabatan tangan dengan Paus Pius ke 12.
Page 6
Edisi 320 – 12 Desember 2014
Kemudian Paus kembali berbalik dan mulai berjalan
menuju ke podium untuk memimpin upacara perayaan paskah
agung. Ceritera ini tidak berhenti di sana. Setelah upacara
selesai, sang komandan menghampiri Tony dan bertanya
kepadanya: “ TONY, APA YANG ENGKAU KATAKAN
KEPADA PAUS SEHINGGA IA RELA MENYALAMI
TANGANGMU? SAYA SUDAH MENJADI ANGGOTA
GEREJA KATOLIK SELAMA 30 TAHUN, TETAPI HINGGA
SAAT INI SAYA BELUM BERHASIL BERSALAMAN
DENGAN PAUS. SEKARANG KAMU, KAMU MASIH
BEGITU MUDA – BERITAHUKAN KEPADA SAYA, APA
YANG ENGKAU KATAKAN?”
Tony menjawab, “SAYA TIDAK MENGATAKAN
APA-APA.
SAYA HANYA MENJAWAB SEMUA
PERTANYAANNYA.” Kemudian Tony menambah kata-kata
ini, “KOMANDAN, JIKA ENGKAU INGIN PAUS
MENYALAMIMU, MUNGKIN ENGKAU HARUS MENJADI
ORANG ADVENT LEBIH DAHULU.”
Sekarang ceritera ini berakhir. TONY TIDAK MAU
MENJUAL DIRINYA WALAUPUN IA TERANCAM
DENGAN
KEHILANGAN
PEKERJAAN
BAHKAN
KEHILANGAN NYAWANYA OLEH KARENA IA
MERASAKAN KEHADIRAN ALLAH DI DALAM
HIDUPNYA. Saudara, TONY ADALAH SEORANG YANG
TIDAK DAPAT DIBELI.
Nyonya White menulis dalam buku Education halaman
57 “Kebutuhan dunia yang terbesar ialah kebutuhan akan
manusia – manusia yang tidak mau dijual ataupun dibeli,
manusia yang jujur dan tulus di dalam jiwanya yang paling
dalam, manusia yang tidak takut menyebut dosa dengan nama
yang benar, manusia yang hati nuraninya setia dan setulus jarum
yang menunjuk ke kutub, manusia yang akan tetap berdiri teguh
membela kebenaran walaupun langit runtuh”
Saudara, tabiat seseorang yang sedemikian agung tidak
terjadi hanya dalam semalam atau secara kebetulan, tetapi tabiat
sedemikian adalah sebagai hasil dari DISIPLIN DIRI,
BERTAHUN-TAHUN
BELAJAR
DAN
MENYIMAK
FIRMAN ALLAH, DAN YANG PALING UTAMA ADALAH
KARENA KEHADIRAN ALLAH DI DALAM KEHIDUPAN
SESEORANG.
Jika pertanyaan ini diajukan kepada saudara,
“DAPATKAH ENGKAU DIBELI?” Apakah yang menjadi
jawaban saudara? Maukah saudara meninggalkan keluarga, istri
atau suami DEMI MENDAPATKAN UANG YANG
BANYAK? Maukah saudara meninggalkan agama dan
kepercayaan saudara, DEMI MENDAPATKAN UANG YANG
BANYAK? Maukah saudara meninggalkan iman saudara dan
KEWARGANEGARAAN SURGAWI, DEMI KEDUDUKAN
ATAU JABATAN YANG TINGGI? Maukah saudara
meninggalkan iman saudara, DEMI NAMA YANG MASHUR?
DAPATKAH SAUDARA DIBELI DENGAN UANG,
DENGAN
SEX,
ATAU
DENGAN
KEPELESIRAN
DUNIAWI?
Bejana Advent Indonesia Timur
Saudara, jawablah pertanyaan-pertanyaan ini di dalam
hati saudara sesuai dengan hati nurani saudara. Tetapi biarlah
saya memberitahukan kepada saudara bahwa JIKA SAUDARA
MERASAKAN KEHADIRAN ALLAH DI DALAM
KEHIDUPAN SAUDARA, SAUDARA AKAN DENGAN
BERANI MENJAWAB, DENGAN CEPAT, TANPA
LAMBAT, “TIDAK, SAYA TIDAK DAPAT DIBELI.”
Adalah harapan dan doa saya bahwa kita semua dapat
menjadi jenis manusia yang dapat menjawab KEBUTUHAN
TERBESAR DUNIA INI, dan MENGALAMI KEHADIRAN
ALLAH DI DALAM HIDUP KITA. TUHAN MEMBERKATI
SAUDARA. ***
Page 7
Edisi 320 – 12 Desember 2014
T
inggal menghitung hari tahun 2014 akan jadi kenangan.
Mau tidak mau, selesai atau ada yang tertinggal, ibarat
pembukuan transaksi harus di tutup seiring kalender
meninggalkan bulan Desember lalu tahun baru di jelang. Hasil
akhir boleh plus boleh minus , mungkin neraca bewarna merah
atau hitam tapi sebentar semuanya akan lewat menjadi sejarah.
Namun banyak mamfaat dapat ditarik sebagai tumpuan
kearah lebih baik. Atau pula menjadi pengalaman yang
bermamfaat jadi cermin ke depan sehingga mata semakin
awas jangan terantuk di batu kemarin, supaya 2015 ada
peningkatan. Pertambahan dalam hal badani terlebih soal
rohani.
Dari berbagai aspek, kehidupan di tahun 2015 akan lebih
keras. Bukan bebas hambatan bagai jalan tol tapi jalan sempit.
Tidak juga bertabur bunga mawar melainkan jalan sulit dan
berbatu. Mulai dari meningkatnya bencana alam, globalisasi
sampai ke Tsunami ekonomi jelas umat Tuhan diperhadapkan
dengan berbagai tantangan. Yesus berkata: “Masuklah
melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah
jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang
masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan
Bejana Advent Indonesia Timur
yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang
mendapatinya.” Matius 7:13, 14. Ini mengindikasi bahwa
tidaklah gampang kehidupan sebagai pengikut Yesus – bila
perlu – mesti memikul salib menelusuri lorong penderitaan
“Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang
yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul
salibnya dan mengikut Aku.” Matius 16:24. Apakah dengan
perkataan ini Yesus hendak menakut-nakuti kita ? Bukan !
Sangat jelas Yesus tidak hendak mengobral janji manis agar
orang tertarik kepadanya dan beramai-ramai mengikuti Nya.
Yesus tidak memakai taktik nabi paslu mendapatkan
popularitas oleh mengatakan apa yang senang didengar orang,
menarik keuntungan dengan membumbui kebenaran,
mencocokkan injil dengan selera zaman. Yesus paham bahwa
dengan menyampaikan hal benar dengan jujur dan terus terang
beresiko ditinggalkan, bangku gereja akan kosong mencari guru
yang lain yang khotbahnya lebih cocok ditelinga dan dihati.
Dan itulah yang terjadi Yesus ditinggalkan bahkan oleh muridmuridnya tapi sikap Yesus tidak berubah malah dengan tegas
mengatakan “Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi
kecewa dan menolak Aku." Matius 11:6.
Page 8
Edisi 320 – 12 Desember 2014
Kita menghadapi tantangan hebat di depan yang tidak perlu di
permanis atau di poles.
Keadaan yang tidak perlu
disembunyikan, di tutup-tutupi dengan kata-kata menghibur
seakan tidak ada yan perlu di khawatirkan. Nubuatan terang
mengatakan bahwa jaman akan sukar namun tantangan yang
paling besar bukanlah dari luar tetapi dari dalam, dari diri kita
sendiri. Yaitu ketika ancaman datang kita hanya memikirkan
diri sendiri, mencari aman sendiri sambil mengurung diri rapatrapat didalam tembok yang tebal dan jadi terasing dengan
masyarakat disekitar gantinya peka dan peduli. Umat Tuhan
harus menjadi berkat walau dalam keadaan sulit bagaimanapun,
membawa kelegaan sebesar-besarnya buat sebanyak mungkin
orang karena kesejahteraan mereka adalah kesejahteraanmu
juga. “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku
buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab
kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu. Yermia 29:7.
Semua tantangan di depan harus dihadapi dan diatasi. Tekad
dan komitment “sense of mission” mesti semakin meluap-luap
sama seperti ketika kita baru masuk dalam kebenaran. Tidak
berkurang, jangan menghindar, bukan berubah dalam
menghadapi tantangan besar tetapi semakin besar yang
dihadapi justru semakin besar tekadnya, semakin menyalanyala semangatnya, semakin bulat komitmennya dalam
evangelisasi. Akibatnya? Mukjizat akan terjadi.
Handel, sang komponis menyelesaikan komposisi musiknya
yang paling akbar Messiah dalam 22 hari. Mungkin kita
bertanya, bagaimana mungkin sampai hasilnya menjadi luar
Bejana Advent Indonesia Timur
biasa? Jawabnya adalah: Ia masuk dalam kategori orang yang
semakin besar tantangan yang dihadapi semakin besar tekad
dan semangatnya dan semakin berkembang pula kreatifitasnya.
Tahun yang baru sudah didepan mata, masih gelap menyimpan
mystery tapi bersyukur Tuhan kita telah lebih dahulu berada
disana. Orang beriman tidak boleh hidup berdasar besar
kecilnya tantangan tetapi berdasar “pengharapan” yang oleh
Ibrani 6:19 mengatakan bahwa “ itu adalah sauh yang kuat dan
aman bagi jiwa kita.” Atau seperti yang diucap Paulus bahwa
kita manusia hanyalah bejana saja tapi didalamnya menyimpan
kekuatan Allah yang melimpah-limpah “Tetapi harta ini kami
punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan
yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri
kami. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit;
kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun
tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak
binasa. 2 Korintus 4:7-9.
2015 punya lika-likunya sendiri. Pasti bukan terang benderang
berpendar-pendar maupun beraroma mawar. Firman Tuhan
melalui Yosua kepada umat Israel, yang seperti kepada kita
juga yang - sering takut dan gentar - mesti menyeberangi
Sungai Yordan kehidupan dan menghadapi semua masa depan
yang penuh tanda Tanya: “Bukankah telah Kuperintahkan
kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut
dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke
mana pun engkau pergi.” Yosua 1:9. .***.
Page 9
Edisi 320 – 12 Desember 2014
"Silent Night, Holy Night" L. S. No. 235
Lukas 2:11 Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu
Kristus, Tuhan, di kota Daud.
Matius 2:9,10; Lukas1:77-79; Lukas 2:7-20.
Pengarang Naskah
Terjemahan ke Bahasa Inggeris
Penggubah Lagu
: Joseph Mohr, 1792-1848
: John F. Young, 1820-1885
: Franz Gruber, 1787-1863
U
saha bersama dari lima orang pria dan empat anak-anak
telah menyumbang bagi dunia Kristiani suatu pujian
indah, ”Silent Night”. Joseph Mohr, pendeta pembantu
gereja St. Nicholas desa Oberndorf, di pegunungan Alpen,
Austria tidak berapajauh dari kota Salzburg adalah orang
pertama dalam kelompok tersebut. Tanpa terbayang sedikitpun
bahwa ia akan menjadi seorang pengarang lagu terkenal di
kemudian hari, pada suatu hari ia mendengarkan laporan Franz
Gruber, kepala sekolah dan pemain organ bahwa pada malam
Natal nanti 24 Desember, 1818, organ yang rusak tidak dapat
digunakan. Pendeta yang baik hati ini segera perintahkan
Gruber, ketika itu berumur tiga puluh delapan tahun, untuk
perbaiki alat musik tersebut sebelum mengumumkan
kerusakannya kepada jemaat. Selama pelayanannya, Mohr
belum sekalipun memimpin acara Natal tanpa iringan organ.
Dengan perasaan susah dan kecewa, Gruber, seorang
musisi tanpa keahlian untuk perbaiki organ yang rusak tak
dapat menjamin untuk mengiringi jemaat dengan alat musik
pada kebaktian Natal. Terdesak oleh perayaan Natal yang
semakin mendekat, ia hanya termenung memikirkan jalan
keluar bagaimana mengatasi problemanya.
keluarga miskin yang baru dikaruniai seorang bayi mungil.
Dalam perjalanan pulang kerumah malam itu, Mohr
memikirkan tentang kelahiran Yesus beberapa abad lalu di
kandang binatang di Bethlehem. Ia tertegun sejenak dan
membandingkan
kelahiran
Yesus
dengan kelahiran
salahseorang anak anggota jemaatnya yang miskin. Tiba-tiba
dalam keheranan ia dapati dirinya sementara menulis baris
demi baris naskah lagu yang menggambarkan kelahiran Yesus.
Tanpa banyak beban ia menuliskan beberapa bait dan memberi
judulnya dalam bahasa Jerman, ”Stille Nacht”. Bait-bait ini
kemudian di terjemahkan ke dalam bahasa Inggeris berjudul
”Silent Night.”
Padasaat yang sama, Pendeta Mohr dalam perlawatan
rutin mengunjungi anggota jemaatnya, singgah di salah satu
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 10
Edisi 320 – 12 Desember 2014
Ketika Franz Gruber menyerbu masuk ruang belajar
Mohr beberapa saat kemudian sambil mengangkat tangannya
dalam kekecewaan, Pendeta Mohr tidak mendengarkan lagi
keluhannya. Ia segera memberikan kertaspenuh coretan bait
demi bait lagu ”Stille Nacht” dan meminta Gruber untuk
mengarang musik bagi naskah tersebut. Ia berkata: ”Franz,
segera gubah sebuah lagu untuk naskah ini dan pada malam
Natal nanti, dengan atau tanpa organ, lagu ini harus
dinyanyikan.” Ia segera mengambil gitar dan memberikannya
kepada Gruber.
Gruberber katakan bahwa ia seorang pemain organ
bukan pemetik gitar dan seorang guru, bukan penggubah lagu.
Tetapi Mohr tanpa memperhatikan protes Gruber, tetap pada
sarannya bahwa ia boleh menggunakan gitar dan menggubah
musik bagi sajak”Stille Nacht”. Kata Mohr; ”Walaupun sudah
sekian lama anggota jemaat belum pernah mendengar Pendeta
dan pemain organ mereka berduet, maka inilah saatnya kita
berdua akan menyanyikan sebuah lagu baru.” Untuk
menenangkan sahabatnya,Gruber segera memainkan sebuah
nada yang ia rasa cocok dengan bait karangan Mohr. Tidak
berapa lama keduanya sudah menyanyikan lagu baru tersebut.
Pada malam Natal lagu ini dinyanyikan diumum
diiringi permainan gitar, dan mendapat sambutan meriah dari
jemaat. Musim semi tahun berikut, 1819, orang ketiga masuk
ke pentas popularitas lagu ini. Namanya Karl Mauracher,
seorang pembuat organ dan tukang reparasi berasal dari
lembah Zillertal, menerima surat Gruber untuk memperbaiki
organ gereja St. Nicholas. Setelah beberapa hari bekerja keras
akhirnya organ pipa gereja dapat diperbaiki. Mauracher
meminta Gruber untuk mencoba organ yang baru diperbaiki.
Pada saat itu juga muncul Pendeta Mohr dan mengajak Gruber
untuk memainkan lagu ”Stille Nacht” yang telah mereka
nyanyikan beberapa minggu lalu. Walaupun Gruber merasa
enggan tetapi atas desakan kedua pria ini akhirnya ia mainkan
lagunya. Mauracher segera jatuh cinta kepada nada musik dan
meminta manuskripnya dari Gruber. ”Saya akan bawa lagu ini
ke Zillertal”, ia jelaskan, ”dan akan membagikan lagu baru ini
kepada para penyanyi dan musisi kita yang haus akanlagu-lagu
baru.”
Tahun berikutnya, keempat anak ini mengikuti orang
tua mereka menghadiri pekan raya dikota Leipzig. Tuan dan
nyonya Strasser menjual sarung tangan bulu di stanmereka.
Untuk menarik minat pembeli, keempat anak mereka
menyanyikan lagu merduini. Dari para pengunjung yang
menikmati keindahan lagu tersebut adalah orangke-empat
dalam cerita kita. Ia adalahTuan Pohlenz, Direktur General
Musik Kerajaan Saxony. Ia begitu terkesan dengan suara
merdu, juga lagu indah ini sehingga ia mengundang mereka
untuk menyanyi di hadapan Raja dan Ratu pada Natal nanti,
1832, di Royal Saxon Court Chapel di Pleissenburg.Empat
anak Strasse dan lagu mereka telah menciptakan suatu sensasi
besar, oleh cara mereka menyanyi di hadapan Raja Frederick
William IV dari Prusia. Terinspirasi atas lagu tersebut, Raja
menyatakan kerinduannya agar lagu ”Stille Nacht” harus diberi
tempat pertama dalam setiap konser Natal mendatang dalam
seluruh wilayah kerajaannya.
Bagian yang dimainkan oleh pria kelima dalam pentas
popularita lagu ini jatuh padaseorang Kepala Gereja Episcopal
dari Revere, Massachusetts, yaitu Pendeta Byron Edward
Underwood. Ia menerbitkan sebuah artikel pada bulan Oktober
1857 dalambuku ”The Hymn”, sebuah penerbitan resmi dari
Perkumpulan Hymne Amerika di dalamnya ia menulis cerita
yang mengagumkan mengenai Pendeta John Freeman Young
(1820-1885), uskup gereja Episcopal di Florida yang telah
menerjemahkan naskah Pendeta Mohr dari bahasa Jerman ke
Bahasa Inggeris yang sempurna tahun 1863. Dialah yang telah
menunjukkan ketrampilan terjemahan ke dalam bahasa
Inggeris yang sempura untuk naskah-naskah para pengarang
lagu.
Lagu ”Malam Kudus” telah mendapatkan tempat yang
layak dan tepat di antara lagu-lagu Natal dunia Kristen.
Terimakasih atas kombinasi kerjasama lima pria dan empat
anak atas jasa mereka yang menyebabkan lagu ini menjadi lagu
terpopuler dan tersebar luas yang telah dinyanyikan dalam
berbagai bahasa di dunia. Ijinkan getaran nadanya menolong
kita untuk menyanyikan haleluyah bersama para gembala dan
malaikat dalam kekaguman atas kasih karunia penebusan
Tuhan kita Yesus Kristus. ***
Mauracher kembali ke desanya dan bertanya-tanya di
dalam hati kepada siapa akan iaberikan lagu ini. Sepuluh tahun
lamanya ia menunggu jawaban dari pertanyaan yang senantiasa
menghantuinya sejak ia mengunjungi desa Oberndorf di awal
1819. Pada suatu hari ia mendengar empat anak keluarga
Strasser menyanyi di gereja. Segera ia mengaransir empat
suara untuk lagu ”Stille Nacht” dan tidak berapalama Caroline,
Joseph, Andreas dan Amalia Strasser telah mengumandangkan
laguini yang telah digubah khusus bagi mereka. Anggota
jemaat di desa mereka segera mencintai lagu itu dan berkata:
”Anak-anak Strasser ini menyanyi bagaikan malaikat. Dan
memang inilah sebuah lagu yang datang dari Surga.”
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 11
Edisi 320 – 12 Desember 2014
Keselamatan Bagi Orang Yahudi
Kisah Para Rasul - Ellen G. White
Lanjutan …..
A
dalah maksud Allah agar rahmat-Nya harus dinyatakan
di antara bangsa-bangsa kafir sama seperti di antara
orang-orang Israel. Dengan jelas telah digariskan dalam
nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama. Rasul itu
menggunakan sebagian dari nubuatan itu sebagai argumentasi
atau alasannya. "Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak
atas tanah liatnya," ia bertanya, "untuk membuat gumpal yang
sama suatu benda untuk dipakai untuk tujuan yang biasa? Jadi,
kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menunjukkan
kuasa-Nya, Allah telah menaruh kesabaran yang besar terhadap
benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk
kebinasaan, justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya,
yaitu kita, telah dipanggil-Nya bukan dari antara orang Yahudi,
tetapi juga dari antara bangsa-bangsa, seperti yang telah
difirmankan-Nya, juga dalam kitab nabi Hosea: Yang bukan
umat-Ku akan Kusebut: umat-Ku dan yang bukan kekasih:
kekasih. Dan di tempat, di mana akan dikatakan kepada
mereka. Kamu ini bukanlah umat-Ku, di sana akan dikatakan
kepada mereka: Anak-anak Allah yang hidup." Lihat Hosea
1:10.
Meskipun kegagalan Israel sebagai suatu bangsa, namun masih
tinggal di antara mereka suatu umat yang sisa seperti itu yang
akan diselamatkan. Pada waktu kedatangan Juruselamat itu ada
pria dan wanita yang setia yang telah menerima dengan suka
hati pekabaran Yohanes Pembaptis, dan dengan demikian telah
Bejana Advent Indonesia Timur
dituntun untuk mempelajari kembali nubuatan mengenai
Mesias. Bila gereja Kristen yang mula-mula didirikan, itu telah
disusun dari antara orang-orang Yahudi yang setia yang
mengetahui Yesus orang Nazaret sebagai seorang yang
kedatangan-Nya telah lama dinanti-nantikan. Umat yang sisa
inilah yang dimaksudkan ketika ia menulis, "Jika roti sulung
adalah kudus, maka seluruh adonan juga kudus, maka
cabang-cabang juga kudus."
Paulus menyamakan umat yang sisa di antara bangsa Israel
dengan pohon Zaitun yang mulia, beberapa cabang-cabangnya
telah dikerat. Ia membandingkan orang-orang kafir dengan
cabang-cabang dari pohon zaitun liar, dicangkokkan kepada
pokok zaitun sejati. "Karena itu apabila beberapa cabang telah
dipatahkan," ia menulis kepada orang-orang kafir yang percaya,
"dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya
dan turut mendapat bagian dari akar pohon yang penuh getah,
janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu! Jika
kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang
akar itu, melainkan akar itu yang menopang kamu. Mungkin
kamu akan berkata: ada cabang-cabang yang dipatahkan,
supaya aku dicangkokkan di antaranya sebagai tunas. Baiklah!
Mereka dipatahkan sebab ketidakpercayaan mereka, dan kamu
tegak tercacak karena iman. Janganlah kamu sombong, tetapi
takutlah! Sebab kalau Allah tidak menyayangkan
cabang-cabang asli, Ia juga tidak menyayangkan kamu; Sebab
Page 12
Edisi 320 – 12 Desember 2014
itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya,
yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamu
pun akan dipotong juga."
Melalui ketidakpercayaan dan penolakan dari maksud Surga
bagi Israel, mereka sebagai suatu bangsa telah kehilangan
hubungannya dengan Allah. Tetapi cabang-cabang yang telah
diasingkan dari pokok asli, Allah sanggup menyatukannya
kembali dengan pokok Israel yang benar umat sisa yang tinggal
benar kepada Allah moyang mereka. "Tetapi mereka pun,"
rasul itu menyatakan tentang cabang-cabang yang patah ini,
"akan dicangkokkan kembali, jika mereka tidak tetap dalam
ketidakpercayaan mereka, sebab Allah berkuasa untuk
mencangkokkan mereka kembali." "Sebab jika kamu," ia
menulis kepada orang-orang kafir, "telah dipotong sebagai
cabang dari pohon zaitun liar, dan bertentangan dengan
keadaanmu itu kamu telah dicangkokkan pada pohon zaitun
sejati, terlebih lagi mereka ini yang menurut asal mereka akan
dicangkokkan pada pohon zaitun mereka sendiri. Sebab,
saudara-saudara, supaya jangan kamu menganggap dirimu
pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian
dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari
bangsa-bangsa lain telah masuk."
"Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan,
seperti ada tertulis: Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan
menyingkirkan segala kefasikan daripada Yakub. Dan inilah
perjanjian-Ku dengan mereka, apabila Aku menghapuskan dosa
mereka. Mengenai Injil mereka adalah seteru Allah oleh karena
kamu, tetapi mengenai pilihan mereka adalah kekasih Allah
oleh karena nenek moyang. Sebab Allah tidak menyesali kasih
karunia dan panggilan-Nya. Sebab sama seperti kamu dulu
tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang beroleh kemurahan.
Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam
ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya
atas mereka semua.
O, alangkah dalam kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah!
Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh
tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang
mengetahui jalan Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi
penasihat-Nya? Atau siapakah yang pernah memberikan
sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia, dan kepada
Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!"
Dengan demikian Paulus menunjukkan bahwa Allah sanggup
mengubah hati orang-orang Yahudi dan orang-orang kafir, dan
memberi jaminan kepada setiap orang percaya di dalam Yesus
berkat-berkat yang dijanjikan kepada Israel. Ia mengulangi
pernyataan Yesaya sehubungan dengan umat Allah: "Sekalipun
jumlah anak Israel seperti pasir di laut, namun hanya sisanya
akan diselamatkan. Sebab apa yang telah difirmankan-Nya,
akan dilakukan Tuhan di atas bumi, sempurna dan segera. Dan
seperti yang dikatakan Yesaya sebelumnya: Seandainya Tuhan
Bejana Advent Indonesia Timur
semesta alam tidak meninggalkan pada kita keturunan, kita
sudah menjadi seperti Sodom dan sama seperti Gomora."
Apabila tiba waktunya Yerusalem dibinasakan dan bait suci
dihancurkan berkeping-keping, ribuan orang Yahudi akan
diperdagangkan sebagai budak di negeri-negeri kafir. Mereka
tersebar di antara bangsa-bangsa bagaikan kapal pecah di tepi
pantai. Selama seribu delapan ratus tahun lamanya orang-orang
Yahudi mengembara dari satu negeri ke negeri yang lain di
seluruh muka bumi dan mereka tidak berhak untuk mengangkat
martabat mereka kembali sebagai suatu bangsa. Difitnah,
dibenci, dianiaya, mereka telah mewariskan penderitaan dari
abad ke abad.
Meskipun nasib malang telah dijatuhkan kepada orang-orang
Yahudi sebagai suatu bangsa pada saat mereka menolak Yesus
orang Nazaret itu, dari abad ke abad hiduplah di situ banyak
pria dan wanita yang mulia, yang takut akan Allah, yang secara
diam-diam hidup dalam penderitaan. Allah telah menghibur
hati mereka dalam kesusahan dan telah memandang dengan
penuh belas kasihan keadaan mereka yang mengerikan. Ia telah
mendengar doa mereka yang sungguh-sungguh yang telah
mencari Dia dengan segenap hati untuk pengertian yang benar
akan sabda-Nya. Beberapa orang telah belajar untuk melihat
dalam diri orang Nazaret yang hina itu, yang telah ditolak dan
disalibkan oleh nenek moyang mereka, Mesias Israel yang
benar itu. Sementara pikiran mereka mulai menangkap arti
nubuatan-nubuatan yang terkenal itu yang begitu lama
digelapkan oleh tradisi dan salah tafsir, hati mereka diisi oleh
rasa syukur kepada Allah untuk pemberian-Nya yang tak
terkatakan kepada setiap makhluk yang memilih untuk
menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi.
Golongan inilah yang dimaksudkan Yesaya dalam
nubuatannya, "Hanya sisanya akan diselamatkan." Dari zaman
Paulus sampai kepada hari ini, Allah oleh Suci-Nya telah
memanggil orang-orang Yahudi maupun orang-orang kafir.
"Sebab Allah tidak memandang bulu," Paulus menyatakan.
Rasul itu menganggap dirinya sendiri sebagai seorang yang
"berutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada orang
yang bukan Yunani," sama seperti kepada orang Yahudi; tetapi
ia tidak pernah kehilangan pandangan akan keuntungan yang
nyata yang dimiliki oleh orang-orang Yahudi terhadap yang
lain, "pertama-tama, karena kepada merekalah dipercayakan
firman Allah." "Injil," ia katakan, "adalah kekuatan Allah yang
menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang
Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya nyata
kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin
kepada iman, seperti yang tersurat: Orang benar akan hidup
oleh iman." Oleh Injil Kristus inilah maka sama-sama
beruntung baik kepada orang Yahudi maupun orang Yunani,
sehingga Paulus dalam surat kirimannya kepada orang Roma
menyatakan bahwa ia tidak merasa malu.
Bila Injil ini akan disampaikan sepenuhnya kepada bangsa
Yahudi, banyak akan menerima Kristus sebagai Mesias. Di
Page 13
Edisi 320 – 12 Desember 2014
antara pekerja-pekerja hanya sedikit dari mereka yang
dipanggil untuk bekerja bagi bangsa Yahudi; tetapi kepada
mereka yang sering terlewatkan sama seperti orang-orang lain
juga, pasti datang kabar kemurahan dan pengharapan di dalam
Yesus Kristus.
Dalam penutupan pemberitaan Injil itu, bila pekabaran khusus
telah dilakukan bagi golongan-golongan yang terlewatkan
sampai
pada
saat
itu,
Allah
mengharapkan
jurukabar-jurukabar-Nya untuk mengambil perhatian khusus
kepada umat Yahudi yang mereka temukan di seluruh muka
bumi. Sementara tulisan-tulisan Perjanjian Lama disatupadukan
dengan Perjanjian Baru dalam suatu penjelasan maksud Allah
yang abadi ini akan jadi bagi kebanyakan orang Yahudi seperti
suatu fajar kejadian baru, suatu kebangkitan jiwa. Sementara
mereka melihat Kristus tergambar dalam tulisan-tulisan
Perjanjian Lama, dan merasa betapa jelasnya Perjanjian Baru
menerangkan yang lama, segala kesanggupan mereka yang
tertidur akan dibangkitkan, dan mereka akan mengenal Kristus
sebagai Juruselamat dunia. Banyak yang oleh iman akan
menerima Kristus sebagai Penebus mereka. Kepada mereka
akan digenapi perkataan, "Tetapi semua orang yang
menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak
Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya." Yohanes
1:12.
Di antara orang-orang Yahudi ada beberapa, yang sama seperti
Saulus dari Tarsus, perkasa dalam Alkitab, dan orang-orang ini
akan memasyhurkan dengan kuasa yang ajaib bagaimana
kekalnya hukum Allah itu. Allah Israel akan meneruskannya ke
zaman kita ini. Lengan-Nya tidak pendek untuk tidak dapat
menyelamatkannya. Sementara hamba-hamba-Nya bekerja
dengan setia bagi mereka yang telah lama dilupakan dan
disiksa, keselamatan-Nya akan dinyatakan.
"Sebab itu beginilah firman Tuhan, Allah kaum keturunan
Yakub, Dia yang telah membebaskan Abraham: Mulai
sekarang Yakub tidak lagi mendapat malu, dan mukanya tidak
lagi pucat. Sebab pada waktu mereka, keturunan Yakub itu,
melihat apa yang dibuat tangan-Ku di tengah-tengah-Nya,
mereka akan menguduskan nama-Ku; mereka akan
menguduskan Yang Kudus, Allah Yakub, dan mereka akan
gentar kepada Allah Israel; orang-orang yang sesat pikiran akan
mendapat pengertian, dan orang-orang yang bersungut-sungut
akan menerima pengajaran." Yes 29:22-24. (35)
Bersambung …..
Kejadian 45:1-28; 46:1-27.
Y
usuf tidak dapat menguasai perasaannya lebih lama lagi.
Ia memerintahkan semua pelayannya meninggalkan
ruangan. Ketika ia sendirian dengan saudarasaudaranya, Yusuf mulai menangis. Kita dapat
membayangkan betapa heran saudara-saudaranya, karena
mereka tidak tahu mengapa ia menangis. Akhirnya Yusuf
berkata, ’Saya adalah Yusuf. Apakah ayah masih hidup?’
Saudara-saudaranya begitu tercengang, sehingga tak dapat
mengatakan sepatah kata pun. Mereka ketakutan. Tetapi Yusuf
berkata, ’Marilah mendekat.’ Ketika mereka mendekat ia
berkata, ’Saya adalah saudaramu, Yusuf, yang kalian telah jual
ke Mesir.’
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 14
Edisi 320 – 12 Desember 2014
Setelah itu Yusuf memeluk erat saudara-saudaranya serta
mencium mereka semuanya. Ketika Firaun mendengar bahwa
saudara-saudara Yusuf telah datang ia berkata kepada Yusuf,
’Biarlah mereka membawa kereta-kereta dan pergi mengambil
ayah mereka dan keluarga mereka lalu kembali lagi ke mari.
Saya akan memberikan kepada mereka tanah yang terbaik di
seluruh Mesir.’
Dan itulah yang mereka perbuat. Di sini kalian dapat melihat
Yusuf sedang menemui ayahnya ketika ayahnya datang ke
Mesir beserta seluruh keluarganya.
Yusuf selanjutnya berbicara dengan ramah, ’Janganlah kalian
menyalahkan diri karena telah menjual saya. Sebenarnya
Allahlah yang mengirim saya ke Mesir, agar dapat menolong
jiwa orang-orang. Firaun telah mengangkat saya jadi penguasa
atas seluruh negeri. Maka sekarang lekaslah pulang kepada
ayah dan katakanlah kepadanya semua ini. Dan katakan juga
kepadanya untuk datang ke mari dan tinggal di sini.’
Bejana Advent Indonesia Timur
Keluarga Yakub telah menjadi besar sekali. Keseluruhannya
ada 70 orang ketika mereka pindah ke Mesir, bila yang dihitung
hanya Yakub, anak-anaknya dan cucu-cucunya. Di samping itu
tentu ada juga istri mereka dan barangkali juga ada banyak
pelayan-pelayan. Mereka semua menetap di Mesir. Mereka
dipanggil orang-orang Israel, karena Allah telah mengubah
nama Yakub menjadi Israel. Orang-orang Israel menjadi orangorang yang khusus sekali bagi Allah, seperti yang akan kita
lihat kemudian. ***
Page 15
Edisi 320 – 12 Desember 2014
D
ahulu
disebuah
perkampungan tinggal
seorang nenek yang
sudah
sangat
tua.
Namun kondisi tubuhnya masih
sangat sehat. Walaupun usianya
sudah lanjut dirinya masih bisa
mencari
nafkah
sendiri.
Walaupun hidup sendiri, dirinya
tidak pernah terlihat sedih.
Setiap waktu bibirnya selalu
mengembangkan senyum dan raut mukanya ceria.
Nenek ini tidak menjadi beban para tetangga, sebaliknya para
tetangga menjadikan beliau sebagai tempat mencari jalan keluar
untuk berbagai masalah, karena Sang nenek memang terkenal
suka membantu terhadap sesama, beliau akan memberikan
bantuan sebanyak yang ia bisa. Kalau memang harus
Bejana Advent Indonesia Timur
memberikan bantuan berupa materi, ketika ia punya dirinya tak
segan-segan memberikan kepada yang lebih membutuhkan.
Tidak hanya orang yang tidak mampu saja yang sering minta
bantuan kepada Sang nenek, banyak juga orang kaya bahkan
pejabat setempat mendatanginya untuk sekedar meminta
nasehat. Masyarakat setempat sangat mengagumi dan
menghormati Sang nenek mulai dari anak-anak sampai dengan
orang tua.
Suatu hari dirinya pun didatangi seorang pejabat desa setempat,
pejabat ini terkenal sangat dermawan. Namun pejabat ini tetap
merasakan pamornya kalah dengan Sang nenek. Ia merasakan
apa yang dilakukan jauh melebihi sang nenek. Ia selalu
membantu rakyatnya yang kesusahan dan ia merasakan apa
yang didapat tidak setimpal. Hatinya sangat gelisah dan pejabat
ingin mencari tahu apa yang diperbuat nenek sehingga Sang
nenek mendapatkan simpati yang melebihi dirinya.
Page 16
Edisi 320 – 12 Desember 2014
”Nenek aku ingin tahu rahasia nenek sehingga nenek begitu
dihormati disini ?” Tanya pejabat.
”Lupakan itu semua
maka
hidup
tuan akan tenang”
”Maksud nenek?” Tuan pejabat makin bingung.
”Nenek tidak melakukan apa-apa” Jawab nenek dengan gaya
khasnya yang selalu tersenyum tulus kepada siapa saja.
”Aku benar-benar ingin tahu nenek, Aku merasakan aku sudah
berusaha yang terbaik untuk rakyatku tetapi mengapa aku
masih tetap saja gelisah. Bukankah kata orang-orang bahwa
yang selalu berbuat baik hidupnya akan tenang”
”Itu betul tuan pejabat” Nenek menjawab singkat.
”Lupakan kebaikan kita kepada orang lain dan juga lupakan
kesalahan orang lain terhadap kita” Akhirnya tuan pejabatpun
paham apa yang membuat dirinya tidak tenang dan mengapa
hidup Sang nenek begitu dihormati. Tuan pejabat pun
berpamitan pulang dan ia telah menemukan kunci hidup
tentram. Setelah itu, wajah tuan pejabat pun selalu terlihat ceria
dan mengembangkan senyum. Dirinya pun tidak mengingat
kebaikannya dan kesalahan orang lain.
”Kalau berbicara kebaikan aku yakin aku jauh lebih banyak
berbuat baik dibandingkan nenek. Tapi bagiku bisa membantu
orang merupakan satu karunia terbesar yang harus aku syukuri”
INSPIRASI
”Itu juga betul tuan pejabat”
”Kebaikan Akan Kehilangan Nilai Luhurnya Jika
Mengharapkan Pamrih, Dan Kesalahan Orang Lain Pun Akan
Membawa Berkah Jika Kita Bisa Memaafkan”
”Aku bisa merasakan dan sangat yakin hidup nenek jauh lebih
tentram dan bahagia dari aku” Tuan pejabat makin gelisah.
”Lagi-lagi tuan pejabat betul” Sang nenek memberikan jawaban
yang sama dan pembawaannya juga tetap tenang.
”Mengapa bisa demikian?” Airmuka pejabat mulai berubah.
Wibawa Sang pejabat hampir tidak terlihat dan berganti sosok
yang memelas yang lagi membutuhkan pertolongan.
”Apakah tuan pejabat benar-benar ingin tahu penyebab
kegalauan tuan?” Sang nenek pun melontarkan pertanyaan.
”Iya nek” Balas tuan pejabat.
Sesungguhnya nenekpun belum tahu apa penyebabnya, yang
bisa nenek lakukan adalah mencari akar permasalahan yang
menyebabkan tuan gelisah” Kali ini nenek berbicara dengan
nada yang sangat berwibawa. Kewibawaannya semakin
membuat si pejabat ciut. ”Baiklah, nenek ingin tanya hari ini
tuan sudah berbuat kebaikan apa saja dan kejahatan atau
kesalahan orang lain apa yang diterima tuan ?” Nenek menatap
dalam-dalam sedangkan tuan pejabat tidak berani membalas
tatapan Sang nenek. Ia tertunduk sedih.
”Hari ini aku telah membantu sebuah keluarga yang kelaparan.
Aku terharu melihat mereka menitik air mata saat menerima
bantuan dariku, tapi yang membuatku kesal saat aku menuju
kesini ditengah jalan aku bertemu seorang yang terpeleset
dijalan, aku menolongnya, dia bukannya berterimakasih malah
memaki-maki aku dengan kata yang kasar katanya aku jadi
pejabat tidak becus. Masa, jalan lagi rusak tidak diperbaiki.
Padahal kondisi jalan sama sekali tidak rusak. Aku benar-benar
tidak bisa terima, air susu dibalas dengan air tuba” Jelas pejabat
panjang lebar.
Bejana Advent Indonesia Timur
--- Berbuat baik itu mulia, mampu memaafkan jauh lebih mulia
---
Saudara-Saudariku.......,Mengingat kebaikan kita dan kesalahan
orang lain bukan tidak mungkin akan menimbulkan satu
penyakit jiwa dan fisik, memikirkan kebaikan kita yang tidak di
hargai dan pelecehan orang lain akan menyebabkan kita susah
tidur dan tidak ada nafsu makan, bukankah akan merusak
lahiriah dan batiniah?.
Melupakan kebaikan kita membuat kita tidak berharap lebih
dan melupakan kesalahan orang lain akan membunuh akar
dendam yang otomatis membuat kita hidup tenang.
Berbuat baik terhadap sesama adalah kewajiban yang tidak
perlu ada hitung-hitungan. Dan bersyukurlah kita yang diberi
kesempatan untuk berbuat baik. Lihatlah berapa banyak orang
yang ingin berbuat baik tetapi tidak mempunyai kesempatan.
Mereka yang terbaring tidak berdaya, mereka yang tidak punya
apa-apa saat melihat pengemis datang kepadanya, hanya ada
niat tetapi tidak mempunyai kemampuan. Namun itu masih
lebih baik dari pada mereka yang bisa menolong tetapi enggan
melakukannya. Menolong orang lain atau berbuat baik pun
tidak selalu dengan materi, kita bisa membantu dengan tenaga,
pikiran bahkan bisa juga dengan menjadi pendengar yang baik
yang sedikit berbicara ketika orang lain menceritakan beban
hidupnya. Di Dunia ini pun tidak ada orang yang tidak pernah
berbuat salah. Jika kita tidak bisa melupakan kesalahan orang
lain terhadap kita, sepanjang hidup berapa banyak orang yang
pernah berbuat salah kepada kita. Jika dibiarkan bukankah
dendam akan menumpuk dihati kita yang akan merusak diri
kita sendiri. Berbuat baik sekecil apapun lalu lupakan. Dan
sebesar apapun kesalahan orang lain kitapun tidak perlu
mengingatnya. Sebelum kita menghitung kebaikan yang telah
dilakukan sebaiknya terlebih dahulu kita harus menghitung
kesalahan yang pernah diperbuat.***
Page 17
Edisi 320 – 12 Desember 2014
KELAS - KELAS KEMAJUAN PATHFINDER
\
Menit
15
RAPAT - RAPAT
Klub remaja dapat mencapai tujuan dari program hanya jika
rapat umum dilakukan. Rapat ini dapat dipimpin sehubungan
dengan kebutuhan dari klub setempat.
Ada dua model yang disarankan, dari mana gereja setempat
dapat memilih. Jika mungkin untuk satu gereja menukar dari
satu model ke model yang lain setiap tahun, dan juga selama
tahun berjalan. Contohnya, model B ketika matahari terbenam
terlambat atau hari bersinar menyimpan waktu meninggalkan
sedikit waktu untuk malam. Gereja dapat menggunakan model
A pada akhir minggu pertama dari setiap bulan dan model B,
akhir minggu ketiga. Semua ini adalah pilihan dan terserah
anda untuk memilihnya.
MODEL A. Ini dilakukandalam satu bagian untuk tiga jam
dengan upacara pembukaan dan penutupan, gerakan-gerakan,
permainan, kurikulum dan kerajinan tangan, semua disatukan
dalam satu program. Ini adalah satu contoh, menunjukkan
struktur dasar. Anda bisa merubah model ini tanpa batas untuk
menyesuaikan situasi dan menambahkan variasi kepada
program Anda.
10
15
30
30
45
5
180
Kegiatan
Upacara pembukaan - bendera, berdoa,
inspeksi
Baris Berbaris (klub atau unit)
Khotbah/Kebaktian
Permainan latihan permainan
Tugas-tugas kelas (kegiatan dalam atau luar
rumah)
Kepahaman/hobi/kerajinan tangan
Pengumuman daDoa Berkat
MODEL B. Ini adalah program untuk tiga jam, tetapi dilakukan
dalam dua bagian yang terpisah:
Bagian I
:Satu jam kegiatan Pathfinder di hari Sabat,
membentuk persahabatan dan aktifitas kurikulum
Bagian II :Dua jam kegiatan pathfinder, termasuk baris
berbaris, permainan, kurikulum, kerajinan tangan, dan upacara
pembukaan dan penutupan.
Berikut adalah satu contoh program, menunjuk struktur dasar.
Anda bisa mengubah ini tanpa membatasi untuk menyesuaikan
dengan situasi dan menambah variasi untuk program Anda:
Segment I - 1 jam Segment II - 2 jam
Menit
10
10
30
7
3
Kegiatan
Upacara Pembukaan
Pelajaran /kuis
Kurikulum
Pertunjukkan Istimewa
Pengumuman/ Doa Berkat
60
Menit
10
15
15
30
40
10
120
Kegiatan
Upacara Pembukaan
Perbaktian/Tamu
Permainan/latihan Fair
Kurikulum
Kepahaman/Hobi/kerajinan
Upacara penutupan/doa
.
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 18
Edisi 320 – 12 Desember 2014
Kumpulan Materi Kesehatan Dian Ministry
TIDAK SATU PUN DARI PENYAKIT INI
“Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang
benar di mata-Nya, …dan tetap mengikuti segala ketetapanNya, maka Aku tidak akan menimpakan
kepadamu penyakit manapun, … sebab Akulah TUHAN yang menyembuhkan engkau.” (Kel 15: 26).
DAHULU dan SEKARANG.
Sekitar waktu kelahiran Musa, seseorang telah menulis
Papyrus Ebers, buku P3K untuk orang Mesir. Untuk membuang
pecahan kaca, Papyrus Ebers, buku P3K untuk orang Mesir.
Untuk membuang pecahan kaca, Papyrus Ebers menganjurkan
menggunakan darah cacing dan kotoran keledai. Untuk
mencegah rambut rontok, Papyrus menganjurkan meminyaki
rambut itu dengan tepung gigi keledai yang dicampur dengan
madu.
Bejana Advent Indonesia Timur
Karena Musa “dididik dalam segala hikmat orang
Mesir” (Kis 7:22), kemungkinan besar ia mengetahui benar
Papyrus Ebers tersebut. Tetapi ketika Allah membebaskan
orang Israel, Ia memberikan pedoman kesehatan yang berbeda
kepada mereka bersama janji yang terdapat dalam ayat hafalan
pekan ini. Kita akan mendalami beberapa pedoman tersebut,
dan juga asas-asaa Perjanjian Baru, supaya kita lebih
memahami persiapan yang dibuat Allah untuk menjaga dan
memelihara tubuh kita sehingga kita dapat bekerja lebih efektif
bagi-Nya dan lebih jelas mengenal Dia.
Page 19
Edisi 320 – 12 Desember 2014
AKIBAT PERBUDAKAN
Ketika Allah melepaskan orang Israel dari Mesir,
mereka telah menjadi budak lebih dari seratus tahun lamanya.
Mereka telah berubah baik secara fisik maupun rohani.
Sesudah masa perbudakan ini, orang Israel berada
dalam keadaan yang sangat menyedihkan sehingga Allah
merasa perlu mengajarkan rencana-Nya tentang kehidupan
yang benar kepad amereka. Hukum yang diberikan kepada
mereka di Sinai itu, berhubungan dengan setiap aspek
kewajiban mereka kepada Allah dan sesama manusia. Hukum
tersebut mencakup hal berikut ini : (1) Sepuluh Perintah, yang
mencerminkan tabiat Allah. Hukum ini tidak berubah karena Ia
sendiri pun tidak berubah (Mat 5:18, 19; Mal 3:6); (2) Hukum
upacara yang membayangkan salib. Hukum upacara ini
berakhir pada saat Kristus mati (Kol 2 : 14-17, Ibr 7:12); (3)
Hukum sipil, yang “menerapkan prinsip-prinsip yang luas dari
Sepuluh Perintah kepada kehidupan orang Israel dahulu sebagai
satu bangsa” (4) Hukum kesehatan. Hukum ini telah dirancang
oleh Khalik yang penuh hikmat untuk meningkatkan kesehatan
dan memperpanjang usia (Kel 15: 26; 23 : 25; Ul 7:15; Maz
105 : 37). Karena hukum ini didasarkan pada hukum alam dan
kebutuhan tubuh manusia, maka prinsip-prinsip ini tidak
dibatalkan oleh salib atau pun oleh hilangnya Israel sebagai
satu bangsa. Prinsip-prinsip yang menunjang kesehatan 3500
tahun yang silam akan tetap membawa hasil yang sama
sekarang ini.” –SDA Bible Commentary vo; 1. hal 757.
“Orang-orang yang baru lepas dari perbudakan dengan
cara hidup yang kotor dan tidak sehat serta membahayakan,
perlu sekali dididik dengan cara ketat di padang belantara
sebelum mereka memasuki Kanaan.” – Ministry of Healing, hal
277.
Selain itu Allah juga menghendaki mereka sehat
karena hendak menjadikan Israel bangsa yang kudus, kerajaan
imam, terang bagi bangsa-bangsa lain, agar melalui kehidupan
Israel bangsa-bangsa lain dapat mengenal Allah yang sejati.
“Kamu akan menjadi bagiKu kerajaan imam dan bangsa yang
kudus.” Kej 19:6
“Akulah TUHAN, Allahmu, maka haruskah kamu
menguduskan dirimu dan haruslah kamu kudus, sebab Aku ini
kudus, dan janganlah kamu menajiskan dirimu dengan setiap
binatang yang mengeriap dan merayap di atas bumi. Sebab
Akulah Tuhan yang telah menuntun kamu keluar dari tanah
Mesir, supaya menjadi Allahmu; jadilah kudus, sebab Aku ini
kudus.” Imamat 11: 44-45.
Walaupun benar bahwa waktu membuat penerapan
tertentu hukum-hukum kesehatan dalam Perjanjian lama itu
berubah, tetapi prinsip-prinsip hukum tersebut tetap.
Bacalah Imamat 13 : 1-4, 36. Prinsip kesehatan di sana
adalah mengenai karantina. Ide untuk mengkarantina
(mengasingkan) orang-orang yang mendertita penyakit menular
nampaknya berasal dari orang Ibrani, suatu perlindungan yang
diberikan Allah sendiri kepada mereka. Prinsip ini terus dipakai
dalam bidang medis saat ini dan sangat berguna.
Ketika Maut Hitam mengamuk pada abad ke-14,
pasien-pasien yang sakit atau mati ditempatkan bersama
anggota-anggota keluarganya di dalam satu ruangan. Orangorang sering kali heran mengapa begitu banyak orang tertular
penyakit ini dalam waktu yang bersamaan. Mereka mengira
bahwa wabah-wabah ini disebabkan oleh "udara buruk" atau
"roh-roh jahat". Padahal sekiranya mereka sungguh-sungguh
memperhatikan dan melaksanakan perintah-perintah medis
Allah sebagaimana yang dinyatakan dalam Kitab Imamat,
berjuta-juta jiwa pasti dapat diselamatkan. Arturo Castiglione
menulis tentang betapa pentingnya hukum medis Alkitab ini,
"Hukum-hukum tentang pembasmian penyakit kusta dalam
Imamat 13 dapat dianggap sebagai model pertama dari suatu
hukum kebersihan" (Arturo Castiglione, A History of Medicine
(New York: Alfred A. Knopt, Inc., 1941, h. 71).
KUSTA. Nampaknya Imamat 13 sedang menerangkan
penyakit kulit pada umumnya (termasuk penyakit kusta)
dengan alasan berikut ini : (1) Gejala-gejala (symptoms) yang
disebut dalam Imamat 13 bukanlah gejala-gejala penyakit kusta
yang kita kenal sekarang ini. (2) Hukum acara
pentahiran/pembersihan menyatakan bahwa beberapa orang
yang dianggap “berpenyakit kusta” cepat sembuh. (3) “Pada
zaman ketika sains medis seperti sekarang ini belum ada, agak
sukar bagi para imam untuk memberikan diagnosa yang
berbeda terhadap berbagai penyakit kulit, yang dalam berbagai
hal memiliki banyak persamaan, dan belum mempunyai nama
tertentu. Nampaknya Musa mengelompokkam semua penyakit
yang mirip dengan memberi nama umum, … yang
diterjemahkan ke dalam Alkitab KJV menjadi kusta” – SDA
Bible Commentary, vol1, hal 763.
MENGADAKAN KARANTINA
Allah menghendaki orang Israel kudus karena Ia
sendiri kudus. Jika mereka hendak jadi umat-Nya, mereka
harus memantulkan tabiat-Nya. Itulah sebabnya Ia memberikan
serangkaian hukum kepada mereka (pelajaran sebelumnya) dan
kasih karunia-Nya yang menolong mereka menurut hukumhukum tersebut.
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 20
Edisi 320 – 12 Desember 2014
PENTAHBISAN JEMAAT EBEN
HAEZER BITUNG DI DAERAH
MINUT BITUNG
Oleh : Handry Sigar – BAIT Minut
beberapa staff Distrik yang dipimpin langsung oleh Pdt. Harry
Sutomo sebagai ketua Distrik Minut Bitung telah bertolak
menuju kota Bitung. Disana mereka akan mentahbiskan Jemaat
EbenHaezer, dimana dengan swadaya jemaat yang dipimpin
oleh Ibu Fietje Kalalo mereka telah menyelesaikan gedung
gereja yang representative sebagai tempat ibadah.
Kedatangan Pendeta Dr. H.I. Missah sebegai Wakil Direktur
Pemuda General Confrence di Manado benar-benar
dimanfaatkan oleh Staff Distrik Minut Bitung. Pendeta Missah
dan Istri tinggal sementara di hotel Sutan Raja, Maumbi
sehubungan dengan KKR yang sedang diadakan di Hotel
tersebut mulai tanggal 8 s/d 13 Desember 2014. Mereka
mendarat di bandara Sam Ratulangi minggu sore 7 Desember
2014 dan hanya beristirahat semalam langsung memulai
kegiatan peresmian beberapa jemaat di Distrik Minut Bitung
sementara dari malam ke malam harus berkhotbah di KKR
yang mengambil thema “Firman-Mu Adalah Kebenaran.”
Hari senin 8 Desember 2014, Pdt. Missah didampingi Pdt. N.
Sakul, Ketua Uni Konfrens Indonesia Kawasan Timur dan
Bejana Advent Indonesia Timur
Turut hadir dalam acara yang spesial ini adalah Prof. Daniel
Kambey dari Unima, Rektor Unklab Dr. Tommy Mambu,
Wakil Walikota dan Wakapolres Kota Bitung, Forum
Page 21
Edisi 320 – 12 Desember 2014
Komunikasi Antar Umat Beragama, Camat, Lurah dan para
Gembala Jemaat dan Ketua-ketua Jemaat Kota Bitung serta
para tetangga yang jumlahnya sekitar 350 orang.
Pengguntingan pita oleh Ibu Sakul dilanjutkan dengan
pembukaan pintu gereja oleh Ketua Distrik Pdt. Harry Sutomo.
Dalam khotbah pentahbisan, Pdt. Missah berbicara panjang
lebar perihal arti dari EbenHaezer. Pada intinya beliau
mengajak agar seluruh anggota jemaat menjadikan gereja ini
sebagai tempat pertemuan dengan Tuhan, menjadi tempat
perdamaian antar sesama umat Tuhan, menjadi tempat dimana
semua Umat Tuhan boleh bersukacita sebab mereka boleh
berinteraksi satu dengan yang lain sehingga tercipta satu
kehidupan yang harmonis.
beristirahat sesaat di tenda depan gereja yang telah disediakan
oleh panitia.
Sesuai arahan dari pemandu acara, kegiatan peresmian akan
segera dimulai dengan pengguntingan pita didepan pintu gereja
yang akan dibawakan oleh Ibu Dr. Ellen Missah. Setelah pintu
gereja terbuka, disilahkan semua anggota jemaat dan undangan
untuk memasuki ruangan gereja yang sangat megah dengan
dekorasi yang cukup fantastis. Karena kegiatan bapak Bupati
Sompie Singal yang cukup padat sehingga harus menunggu
cukup lama untuk kelanjutan acara pembukaan selubung papan
nama yang harus disaksikan dan dilakukan oleh beberapa
pimpinan organisasi dan pemerintah setempat.
Sesudah khotbah pentahbisan dilanjutkan dengan pembacaan
sejarah singkat berdirinya Jemaat Ebenhaezer, kata-kata
sambutan dari pemerintah dan diakhiri dengan acara perletakan
batu pertama untuk pembangunan pastory dan gedung
serbaguna. Melengkapi sukacita jemaat, seluruh hadirin telah
diundang untuk santap bersama dalam acara jamuan kasih
sambil foto bersama serta acara bebas lainnya.
PENTAHBISAN JEMAAT BUKIT
ZAITUN AIRMADIRI – DISTRIK
MINUT BITUNG
Oleh : Handry Sigar – BAIT Minut
Akhirnya ketika bapak Bupati tiba digedung gereja, barulah
tombol pembukaan papan nama gereja dilaksanakan didahului
penandatanganan prasasti oleh Bapak Bupati Drs. Sompie
Singal, Pdt. Dr. H.I. Missah, Pdt. Noldy Sakul MA dan Pdt.
Harry Sutomo. Dilanjutkan dengan menekanan tombol sirene
sementara papan nama Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh
“Jemaa Bukit Zaitun” terbuka.
Pada hari selasa 9 Desember 2014, sekitar pukul 10.00 pagi,
Pdt. Missah didampingi rombongan dari Distrik Minut Bitung
menuju ke Airmadidi tepatnya Jemaat Bukit Zaitun yang
terletak diperbatasan Airmadidi Atas dan desa Tumaluntung.
Pdt. Sakul dan Istri tiba beberapa saat kemudian, dan setelah
berfoto ria didepan gereja, seluruh undangan duduk sambil
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 22
Edisi 320 – 12 Desember 2014
Khotbah pentahbisan Jemaat dibawakan oleh Pdt. Dr. H.I.
Missah yang menekankan perihal Visible Church dan Invisible
Church atau bangunan gereja dan umat-umat Tuhan yang
tinggal didalamnya. Umat Tuhan harus senantiasa menjadi
terang dimanapun dia berada. Demikian juga umat Tuhan
harus menjadi garam yang menyenangkan, menyehatkan,
menyedapkan dimanapun dia berada.
Sebagaimana biasanya, sesudah khotbah dilanjutkan kata-kata
sambutan oleh Bapak Bupati Drs. Sompie Singal sekaligus
menyerahkan sumbangan dari pemerintah daerah untuk Jemaat
Bukit Zaitun sebanyak 10 juta rupiah untuk melengkapi
kebutuhan dalam gereja. Turut hadir mendampingi Bapak
Bupati adalah Bapak Max Silinaung, Ibu Camat Airmadidi,
Lurah Airmadidi Atas dan Bapak Yus Kambey.
Mengakhiri seluruh rangkaian acara, Jemaat Bukit Zaitun telah
menyuguhkan makanan istimewa buat seluruh undangan dan
anggota jemaat. Seluruh anggota jemaat mengucapkan terima
kasih banyak atas kehadiran bapak ibu sekalian.
Pentahbisan Jemaat Eden
Sarongsong, Dembet,
Distrik Minut – Bitung
Oleh : Handri Sigar – BAIT Minut
Sesuai jadwal dari Distrik Minut Bitung, Pdt. Dr. H.I. Missah,
masih ada satu jemaat yang akan ditahbiskan dalam minggu ini
dan itu dilaksanakan pada hari rabu 10 Desember 2014.
Bertahun-tahun anggota jemaat Dembet bersusah payah
mendirikan gereja ini supaya mereka dapat memiliki tempat
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 23
Edisi 320 – 12 Desember 2014
yang layak untuk berbhakti. Hari yang ditunggu-tunggu pun
tiba, satu bangunan gereja telah siap untuk ditahbiskan.
Pdt. Dr. H.I. Missah dan rombongan dari Distrik Minut Bitung
telah tiba di alamat yang dituju tepat jam 10.00 pagi disusul
kemudian oleh Pdt. Noldy Sakul dan Ibu beberapa saat
kemudian. Acara Kebaktian Pentahbisan dimulai sekitar 10.30
dipandu oleh Pdt. Raranta, Dir. Kependetaan Distrik Minut
Bitung. Acara ini dimeriahkan oleh beberapa lagu pujian antara
lain koor dari Jemaat Dembet dan The Witness VG.
Selesai acara kebaktian, dilanjutkan dengan penandatanganan
prasasti didepan gereja yang dilakukan bersama oleh Pdt.
Missah, Pdt. Sakul, Pdt. Sutomo dan Bupati Minahasa Utara
Drs. Sompie Singal, kemudian penekanan tombol sirene
pembukaan selubung papan nama. Ya, nama yang dipilih dan
disepakati oleh seluruh anggota jemaat adalah “Jemaat Eden”
Saronsong, bukan lagi Dembet yang kita kenal selama ini.
Dalam khotbah pentahbisan, Pdt. Missah banyak berbicara
periha peranan dari Gembala Jemaat dan partisipasi dari
seluruh anggota jemaat. Mustahil misi gereja akan sukses
apabila hanya Gembala yang bekerja, demikian sebaliknya.
Kedua-duanya harus saling menopang, bersinergi dan dengan
pertolongan Tuhan, misi gereja di dunia ini akan terlaksana
dengan baik.
Seperti biasanya, akhir dari seluruh kegiatan adalah santap
bersama untuk makanan yang telah disiapkan oleh anggota
jemaat Eden, Saronsong. Semoga jemaat ini akan makin giat
dalam pekerjaan evanglisasi sehingga gereja ini boleh menjadi
mercusuar di masyarakat sekitar.
PERWAKRIN MENGGELAR
NATAL BERSAMA 2014
DIHADIRI DUTA BESAR RI DI
AMERIKA SERIKAT
Oleh: Jufrie Wantah – BAIT USA
Hadir dalam acara pentahbisan ini adalah Bapak Bupati Drs.
Sompie Singal, Bp. Max Silinaung, Ibu Camat Airmadidi,
Lurah serta tetangga disekitar gedung gereja.
Bejana Advent Indonesia Timur
Perwakrin (Perkumpulan Warga Kristiani Indonesia) yang
bermarkas di New York menggelar Natal Bersama 2014 di
Empire Meadowland Hotel, Secaucus, New Jersey pada Sabtu
Page 24
Edisi 320 – 12 Desember 2014
malam (6/12). Ini merupakan tradisi dari Perwakrin untuk
mengadakan Natal pada minggu pertama bulan Desember
setiap tahun.
Perwakrin yang menaungi gereja-gereja
Indonesia seperti denominasi Katolik, Protestan, Pantekosta,
Advent di tiga negara bagian yaitu New York, New Jersey dan
Pennsylvania pada perayaan tahun ini dihadiri oleh Duta Besar
Republik Indonesia Budi Bowoleksono yang berkantor pusat di
Washington, DC.
Tujuh orang terpilih dalam acara pemasangan lilin antara lain
Soeko Prasetyo (Perwakrin), Ghafur Akbar Dharmaputra
(Konjen RI), Budi Bowoleksono (Dubes RI), Pdt. Dr. Steven
Rantung (Gereja-Gereja). Acara ini telah berjalan dengan baik
berkat kerjasama para panitia dipimpin oleh Ujuan Hadiwidjaja
Panjaitan dan dihadiri oleh hadirin yang datang dari
Pennsylvania, New Jersey, New York serta para undangan
lainnya.
KKR Pdt. H.I. Missah di Distrik
Minut – Bitung
Oleh : Tim BAIT
Tahun ini Perwakrin memilih tema “Manusia Telah Dilahirkan
Kembali” (The Man Has Been Born Again) merujuk pada 1
Petrus 1:3-4 dan dimeriahkan oleh drama “A Silent Night”
Created by: Jo Cowtree dan Directed by:Tifanny Widjaja.
Acara berupa Ibadah dengan Pembawa Firman Pdt. Eddie
Soejanto dihiasi dengan kidung pujian, pembacaan ayat
Alkitab, persembahan dan doa. Pada perayaan selain drama,
juga persembahan lagu pujian dari gereja-gereja Indonesia di
antaranya dari First Indonesian Seventh-Day Adventist Church
(FISDAC), kata-kata sambutan seperti Ketua Perwakrin Soeko
Prasetyo, Konsulat Jenderal RI di New York Ghafur Akbar
Dharmaputra, Duta Besar RI di USA Budi Bowoleksono.
Bertempat di Convention Hall hotel Sutan Raja Kolongan,
Mumbi, Minahasa Utara, sejak tanggal 8 Desember dan sampai
tanggal 13 Desember berlangsung KKR yang dibawakan oleh
wakil direktur Pemuda Advent sedunia pdt. Dr. H.I. Missah
bersama dengan istrinya Dr. Ellen Missah, PhD. MPH. yang
membawakan seminar rumah tangga dan kesehatan.
Tidak kurang 1000 orang dari malam ke malam memadati
caonvention hall dating dari berbagai tempat dari Minahasa
Utara, Bitung dan kota Manado untuk mengikuti KKR dari
pengkhotbah dari Nusa Utara ini. Jemaat-jemaat dari distrik
Minut-Bitung dari malam ke malam bahu-membahu
mendukung KKR ini termasuk menyiapkan konsumsi untuk
para tamu dan dalam mengatur lancarnya KKR ini.
Direncanakan pada hari sabat (13/12) akan diadakan baptisan
yang kudus bagi mereka yang sudah menyatakan akan
dibaptiskan. Pada sabat ini, jemaat-jemaat se distrik Minut
Bitung akan mengadakan pertemuan di tempat diadakannya
KKR ini, sekaligus untuk mengantar calon baptisan dari jemaat
masing-masing.
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 25
Edisi 320 – 12 Desember 2014
KAMI
Hari Ulang Tahun
Debby Muntu Sompotan – 3 Desember
Pdt. Davy Politon – 13 Desember
Jimmy Moedjahedy – 23 Desember
Handry Sigar – 24 Desember
Tuhan memberkati selalu. Tetap semangat dalam peayanan,
khususnya di BAIT Ministry.
Doakan
Doakan KKR Pdt. H.I. Missah di Sutan Raja Hotel, Maumbi
tanggal 8 – 13 Desember 2014.
Doakan KKR ev. Max. Langi, wakil bendahara Divisi Asia
Pasifik Selatan di Tatelu Minahasa Utara.
Apa rahasia orang belajar berenang? Bagaimana mungkin
dengan berat badan yang tidak ringan, seseorang bisa
mengapung di air, bahkan bergerak maju dengan pelbagai
gaya? Satu prinsip awal berenang ialah belajar "percaya"
pada air. Jika kita "menyerah" pada air, tubuh kita akan
menga-pung. Sebaliknya, jika kita "melawan" air,
mengencangkan otot-otot sampai kaku, kita malah
tenggelam. Itu kuncinya. Memercayakan diri kepada air.
Yesaya 40:31 melukiskan tentang rajawali yang
membubung tinggi. Rajawali memang suka terbang
tinggi, seperti dilukiskan di Perjanjian Lama. Ia terbang
dan membuat sarang di ketinggian (Yeremia 49:16; Obaja
4). Ia bisa naik ke gunung Libanon; mengambil puncak
pohon aras yang tinggi sekali (Yehezkiel 17:3). Padahal
di ketinggian, angin berembus kuat. Bagaimana rajawali
dapat terbang dengan begitu ringan dan tenang? Rupanya
ia punya cara jitu. Daripada melawan angin, ia
memanfaatkannya untuk bergerak bersama tiupan angin.
Ia "memercayakan" diri pada dorongan angin untuk maju.
Jadi, sebenarnya ia bukan terbang, melainkan melayang
di ketinggian. Melayang bukan dengan kekuatannya
sendiri, melainkan dorongan angin.
Tatkala angin kesulitan hidup menghantam, apakah
tanggapan kita? Mengeluh, mengaduh, geram, marah,
berteriak, menuduh orang lain, menyalahkan Tuhan-itu
yang lazim. Kita melawannya dengan kekuatan sendiri.
Padahal percuma. Kita akan kelelahan. Terengah-engah
dan frustrasi. Kesulitan yang kian besar justru harus
menjadi "kendaraan" kita untuk kian berserah,
memercayakan diri pada bimbingan Tuhan. Izinkan RohNya membawa kita "melayang" di tengah embusan angin
persoalan.
Redaksi
[email protected]
www.buletin.baitonline.org
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 26
Edisi 320 – 12 Desember 2014
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 27
Download