Sejarah Perekonomian Indonesia- Orde Baru 1966

advertisement
SEJARAH
PEREKONOMIAN INDONESIA
Dr.Yohanes Susanto.SE.MM
1
Kedatangan Belanda
 Tahun 1596, armada Belanda dipimpin Cornelis de
Houtman datang di Banten.
 Tahun 1602 dibentuk VOC (Vereenigde OostIndische Compagnie) yang menjalankan usaha
monopoli dagang rempah. VOC mempunyai hak
untuk membuat kontrak, membangun kekuatan
militer, dan mencetak uang. Selain di Nusantara,
VOC juga berkuasa di Afrika Selatan, dan India.
 VOC bubar pada tahun 1799 karena gagal
mengatasi krisis keuangannya.
2
Zaman Kolonial
 Culturstelsel (1830-1870)
Sistem tanam paksa melalui perkebunan negara
dengan cara mobilisasi lahan pertanian &
peternakan serta tenaga kerja secara gratis.
Budidaya kopi, teh, tembakau, tebu, digalakkan
(karena permintaan di pasar dunia tinggi).
Belanda –dengan Gubernurnya Jenderal Van Den
Bosch- pada masa tersebut membutuhkan uang
untuk mendanai perang Diponegoro (1825-1829)
dan Perang Padri.
3
…lanjutan
 Tanam paksa berakhir pada tahun 1870, dimulailah
zaman baru kapitalisme kolonial. Kebun-kebun
negara diambil alih oleh swasta dengan perjanjian
sewa lahan sampai 75 tahun.
 Politik etis (balas budi) dipraktikkan di Hindia
Belanda pada awal 1900an. Fokusnya: irigasi,
edukasi, dan transmigrasi. Pada zaman politik ini
lembaga perkreditan rakyat mulai muncul
(modalnya diawali oleh lumbung desa).
4
Versi Richard Robinson
 Dalam bukunya The Rise of Capital, 1986, Robinson
mencatat bahwa pada tahun 1930-an seluruh
perkebunan Hindia Belanda mencapai luas hampir 3,8
juta hektar, ekspornya senilai 1,6 milyar gulden.
5
Kesenjangan…
 Namun dari penerimaan Hindia Belanda yang sekitar
670 juta gulden, hanya sekitar 3,6 juta gulden (0,54%)
yang diterima oleh 59,1 juta warga pribumi. Warga
Tionghoa (1,3 juta orang ) mendapatkan 0,4 juta
gulden.
 Orang Belanda dan kulit putih (241.000 jiwa)
menerima 665 juta gulden (99,4%).
6
Kemerdekaan
 Masalah: hiperinflasi, karena beredarnya uang
yang tidak terkendali. Terdapat 3 jenis mata uang:
uang keluaran De Javasche Bank, uang
pendudukan Jepang, dan mata uang Hindia
Belanda.
 Juli 1946 rakyat diminta menyetor uang ke Bank
Tabungan Pos yang akan dipinjam Pemerintah dan
sekaligus bukti dukungan kepada Pemerintah
yang baru merdeka. Terkumpul Rp 500 juta.
7
…lanjutan
 Tahun 1968, diterbitkan UU No 86 tentang
Nasionalisasi Perusahaan Milik Belanda di
Indonesia.
 Tetapi nasionalisasi berdampak pada merosotnya
pasar modal (karena perginya para investor
Belanda dan merosotnya kepercayaan kpd bursa
Indonesia karena hiperinflasi)
 Untuk mengatasi jumlah uang beredar yang
terlalu banyak, Pemerintah menerbitkan Perpu No
2/ 1959 yang memotong nilai mata uang menjadi
1/ 10 (sepersepuluhnya).
8
…lanjutan
 Selama periode 1950-1965 RI banyak mengeluarkan
anggaran untuk proyek-proyek ‘nasionalisme’ (dari
mulai Monas, Patung Dirgantara, Stadion Utama
Senayan, Jembatan Semanggi, Hotel Indonesia, poros
Jkt-Moscow-Peking, merebut Irian Barat, dsb) namun
yang terjadi adalah inflasi sampai 3 digit.
9
Akhir Orde Lama…
 Masyarakat tidak puas dengan kondisi perekonomian,
memunculkan tiga Tuntutan Rakyat (Tritura).
 Soekarno menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto
melalui Supersemar 11 Maret 1966, Soeharto resmi
menjadi Presiden diangkat oleh MPRS pada 27 Maret
1967
10
Orde Lama
1945-1966
-Sejarah Perekonomian Indonesia-
11
Keberhasilan Orde Lama
Penyelenggaraan KTT Asia Afrika (20-24 April
1955 di Bandung)
2. Asian Games IV di Jakarta pada tahun 1962
3. Pembangunan infrastruktur seperti TVRI,
jembatan Semanggi, Hotel Indonesia, jalanan
utama (Thamrin, Sudirman, Gatot Subroto)
4. Menjadi tuan rumah Games of The Emerging
Forces (Ganefo) pada tahun 1963
1.
12
Kemandirian Bangsa
Dalam Sidang Umum III MPRS pada bulan April 1965,
Bung Karno melancarkan program berdiri di atas kaki
sendiri (Berdikari). Hal tersebut dilatarbelakangi oleh
keluarnya RI dari PBB dan ditolaknya hutang IMF.
13
“Kekurangan” Orde Lama
1.
2.
3.
Keluarnya Indonesia dari PBB pada tgl 7 Agustus
1964
Terbengkalainya perekonomian Indonesia (inflasi
sampai dengan 650%)
Situasi politik dalam negeri yang tidak menentu
karena lebih memikirkan urusan politik luar negeri
14
Akhir Orde Lama…
 Masyarakat tidak puas dengan kondisi perekonomian,
memunculkan tiga Tuntutan Rakyat (Tritura).
 Soekarno menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto
melalui Supersemar 11 Maret 1966, Soeharto resmi
menjadi Presiden diangkat oleh MPRS pada 27 Maret
1967
15
Orde Baru
1966- 1998
-Sejarah Perekonomian Indonesia-
16
Awal Pemerintahan
Sehari setelah diberi mandat Supersemar, Jenderal
Soeharto langsung melarang keberadaan PKI. Kemudian
pada 25 Juli 1966 –setelah Soeharto diberi mandat
MPRS- terbentuk kabinet baru bernama Ampera
(Amanat Penderitaan Rakyat) yang dipimpin ‘presidium’
3 (tiga) orang Soeharto (Ketua), Adam Malik (Luar
Negeri), dan Sri Sultan HB IX (Perekonomian)
17
Warisan dari Periode Sebelumnya
 Orde Baru mewarisi hutang Orla sebesar US$ 530
juta (padahal pendapatan negara dari ekspor migas
dan non migas hanya US$ 430 juta)
 Inflasi sebesar 650%, harga beras naik menjadi
900%.
 Tim ekonomi Orba melakukan langkah pertama:
turunkan defisit anggaran –dengan cara
menurunkan pengeluaran Pemerintah.
 Menjalin kembali hubungan dengan lembaga
donor internasional –terutama IMF dan Bank
Dunia
18
Kebijakan Moneter Awal Orba
 Tahun 1967 diberlakukan UU anggaran berimbang
yang melarang pembiayaan dari hutang kepada
masyarakat
 Memakai bantuan LN untuk menutup defisit
anggaran
 Penerapan kebijakan uang ketat –untuk menurunkan
inflasi
19
Kebijakan Sektor Riil Awal Orba
 Liberalisasi perdagangan dan investasi dengan
membuka pintu bagi investor asing (diberlakukan UU
Penanaman Modal Asing pada tahun 1967)
 Fokus pembangunan pada sektor pertanian
 Sesudah tahun 1970an, pertambangan minyak
ditingkatkan eksplorasinya
20
Sejarah Ekonomi Orba
1.
2.
3.
4.
Rehabilitasi dan pemulihan (1966-1971)
Pertumbuhan cepat (1971-1991)
Penyesuaian terhadap anjlognya harga minyak (19821997)
Liberalisasi dan pemulihan (1987-1997)
(versi Hal Hill dalam buku The Indonesian Economy)
21
Garis besar perjalanan Pembangunan
Indonesia
1945-1949 Mempertahankan kemerdekaan
1950-1960 Pembangunan infrastruktur politik
1961-1966 Pembangunan terkomando
1967-1980 Pembangunan ekonomi stabilitasi
1981-1987 Proteksi dan industrialisasi
1988-1997 Liberalisasi ekonomi
1997-1998 Vakum, dilanda krisis ekonomi
1999-…… Pembangunan demokrasi, otonomi
daerah, dan hak asasi manusia
22
Keberhasilan Orba
 Pertumbuhan ekonomi rata-rata 7% per tahun
 Pendapatan perkapita dari US$ 260 (tahun 1970)
menjadi US$ 500 (tahun 1980).
 Swasembada beras tahun 80-an yang mendapat
penghargaan FAO tahun 1986
 Penduduk miskin dari 54,2 juta jiwa (40,08%)
tahun 1976 menjadi 27,2 juta jiwa (15,08%) tahun
1990
23
Masa Reformasi
Pada waktu NKRI dilanda krisis ekonomi lahir gerakan reformasi
sebagai responsi dan koreksi terhadap Orde Baru. Agenda reformasi
antara lain sbb:
1.Amandemen Undang-Undang Dasar 1945;
2.Penghapusan dwifungsi ABRI;
3.Penegakkan supremasi hukum, penghormatan hak asasi manusia (HAM), dan
pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN);
4.Desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah melalui
penyelenggaraan otonomi daerah;
5.Mewujudkan kebebasan pers;
6.Mewujudkan kehidupan demokrasi.
24
PEMBANGUNAN
 Upaya perwujudan tujuan bernegara yang tertuang dalam Pembukaan
UUD 1945 dilaksanakan melalui pembangunan, yang sasaran utamanya
adalah penanggulangan kemiskinan. Departemen Sosial merupakan
salah satu leading sector dalam penanggulangan kemiskinan
–yang mempunyai tanggung jawab besar dalam menangani fakir miskin
dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
 Pemerintah memiliki keterbatasan organisasional, manajerial, dan
finansial untuk mengatasi semua problematika pembangunan.
Pemerintah layak untuk mengajak para stakeholders lainnya yaitu swasta
(perbankan, perusahaan), masyarakat (organisasi sosial, Lembaga Swadaya
Masyarakat) dan perguruan tinggi untuk bersamasama menanggulangi
kemiskinan.
25
Pembangunan UMKM
 Usaha mikro,kecil dan menengah (UU No 20/2008)
ttg Usaha mikro,kecil dan menengah)
 Usaha mikro : adalah usaha produktif milik orang
perorangan dan atau badan usaha perorangan
 Asset tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha paling banyak Rp.50.000.000 dan omzet
pertahun paling banyak Rp.300.000.000, Usaha kecil : adalah usaha produktif milik orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan yang menjadi bagian usaha besar
Lanjutan
 Usaha kecil, Asset tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha Rp.50.000.000 s.d
Rp.500.000.000,- dan omzet pertahun Rp.300.000.000
s.d Rp.2.500.000.000, Usaha menengah : adalah usaha ekonomi produktif
yang dilakukan oleh orang perorangan dan badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki atau dikuasai,atau
menjadi bagian langsung atau tidak langsung dengan
usaha kecil atau usaha besar.
Lanjutan
 Usaha menengah Asset tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha lebih dari Rp.500.000.000 s.d
Rp 10.000.000.000,- dan omzet lebih dari
Rp.2.500.000.000 s.d paling banyak
Rp.50.000.000.000,-
Klasifikasi Industri UMKM berdasarkan jumlah
Tenaga Kerja
 Industri Rumah Tangga Tenaga kerja 1-4 orang
 Industri kecil
 Industri sedang/menegah
 Industri besar
5-9 orang
10-99 orang
lebih dari 100 orang
Mengapa UMKM Perlu dikembangkan
 UMKM banyak menyerap Tenaga kerja
 Banyak menggunakan sumber daya alam lokal
 Mengurangi jumlah kemiskinan di pedesaan
 Pemerataan dalam memenuhi kesempatan kerja
 Pemerataan dalam distribusi pendapatan masyarakat
 Memegang peran penting dalam menyumbang
terbesar ekpor non migas terutama industri
pengolahan ( garmen,tekstil,dan sepatu)
 Mendominasi jumlah usaha di indonesia 98 % UMKM
Penyerapan Tenaga Kerja 2006
 Usaha kecil
: 80.933.384
 Usaha Menengah
: 4.483.109
 Usaha Mikro dan menengah : 85.416.493
 Usaha Besar
: 3.388.462
Profil dan sebaran UMKM
 Tidak adanya pembagian tugas yan g jelas antara
bidang adminstrasi dan oprasional, kebanyakan
UMKM dikelola oleh perorangan dan sekaligus
pemilik usaha serta memanfaatkan tenaga kerja dari
pihak keluarga dan kerabat dekatnya
 Rendahnya akses ke lembaga kredit formal, sehingga
mereka lebih menguntungkan dengan menggunakan
biaya sendiri
 Sebagian besar UMKM belum berbadan Hukum
Masalah yang dihadapi UMKM
 Lemahnya dalam memperoleh peluang pasar dan
memperbesar pangsa pasar
 Keterbatasan untuk memperoleh jalur sumber-sumber
permodalan
 Kelemahan di bidang organisasi dan manajemen
 Keterbatasan jaring usaha atar sesama UMKM
 Iklimusaha yang kurang kondusif karena adanya
persaingan yang saling mematikan
 Pembinaan yang telah dilakukan masih kurang
terpadu.
Tantangan yang dihadapi UMKM
 Belum adanya sistem adminstrasi keuangan dan
manjemen yg baik belum dipisahkannya antara
kepemilikan dan pengelolaan perusahaan.
 Masalah bagaimana menyusun proposal dan membuat
studi kelayakan untk memperoleh pinjaman,dan
kenbanyakan UMKM mengeloh berbelitnya prosedur
mendapatkan kredit,agunan tidak memenuhi syarat
dan tingkat bunga dinilai terlalu tinggi.
 Masalah bagaimana menyusun perencanaan bisnis
karena persaingan dalam merebut pasar semakin
ketat.
Lanjutan
 Akses erhadap perkembangan teknologi, terutama bila
pasar dikuasai oleh perusahaan/grup bisnis tertentu
dan selera konsumen cepat berubah.
 Masalah upaya memperoleh bahan baku , bahan baku
berkualitas rendah dan tingginya harga bahan baku
 Masalah perbaikan kualitas barang dan efisiensi
terutama yang telah melakukan ekpor, karena selera
konsumen cepat berubah dan pasar dikuasai
perusahaan tertentu dan banyak barang pengganti
 Sulitnya mencari tenaga kerja yang terampil.
Strateg Pemberdayaan UMKM yang tepat
 Aspek manajerial, meliputi peningkatan
produktivitas,meningkatkan kemampuan pemasaran
dan pengembangan sumber daya manusia.
 Aspek permodalan, meliputi bantuan modal seperti (
Kredit Bank,Kupedes,KUK,KIK,KMKP,KCK )
 Mengembangkan program kemitraan dengan usaha
besar baik lewat sistem Bapak angkat,keterkaitan
hulu-hilir,modal ventura ataupun sub kontrak.
 Pengembangan sentra Industri kecil dalam satu
kawasan.
Lembaga-lembaga Pendukun UMKM
 Deperindag
 Depdikbud
 Depnaker
 Depsos
 Depkeu
 Bapenas
 Kemenkop
 Pemda
 Asosiasi usaha kecil
Pengembangan UMKM
 Peningkatan alat produksi,sfisiensi dan produktivitas
melalui sistem kerja dan rekam jejak yang ditunjukan
untuk memperbaiki sistem produksi.
 Peningkatan kualitas SDM
 Penyediaan bahan baku
 Upaya mengatasi pungutan liar, mempermudah
peizinan.
 Menjamin pangsa pasar hasil produksi dan
meningkatan standar mutu hasil produksi
 Mempermudah pinjaman modal dengan penjaminan
Tantangan AEC 2015
 Asean Economic Community
 Targetnya 2015 di mana mobilitas barang dan
jasa,investasi,tenaga kerja dan modal akan bebas
bergerak.
 Ciri utama AEC yaitu (pasar dan basis produk
tunggal)(ekonomi kawasan yang kompetitif)(kawasan
dengan pembangunan ekonomi yang
merata)(kawasan yg terintergrasi penuh dgn ekonomi
global)
Mekanisme Pencapaian AEC
 Bebas aliran barang
 Bebas aliran jasa
 Bebas aliran investasi
 Bebas aliran tenaga kerja trampil
 Aliran lebih bebas arus modal
Lanjutan
1.Arus barang bebas
Dihapusnya bea masuk dan hambatan bea masuk
(sinkronisasi bea masuk eksternal) perdagangan,diluar
2.Arus jasa bebas
Akses penuh ke pasar dan menghapus semua larangan
yang subtansial pada pergadangan jasa
3.Arus Investasi bebas
Semua industri dan jas tersedia untuk investor asing
Lanjutan
4.Arus modal bebas
Memfasilitasi kekuatan pasar untuk menciptakan
keterkaitan pasar uang dan utang
5.Arus tenaga kerja bebas
Menghilangkan diskriminasi tenaga kerja
Kawasan Ekonomi kompetitif
 Mengembangkan kebijakan kompetitif
 Memperkuat proteksi terhadap konsumen
 Kerjasama regional dalam hak kekayaan intelektual
 Kerjasama regional pengembangan infrastruktur
 Perjanjian bilateral tentang penghapusan pajak ganda
 Mondorong
e-commerce
Pembangunan Ekonomi yang adil
 Mempercepat pengembangan UMKM
 Meningkatnya inisiatif terbentuknya integrasi ASEAN
untuk memperkecil kesenjangan pembangunan
 Integrasi ke perekonomian global ( mencapai
pendekatan yang koheren menuju hubungan ekonomi
eksternal, termasuk negosiasi dan kemitraan ekonomi
 Meningkatkan partisipasi dalam jaringan suplay global
Ekonomi Kelembagaan
 Hambatan Arus barang dan ekpor di Indonesia :
1. Illegal Logging
2.PPN
3.Pungutan liar di jalan
Proses Produksi :
1.Izin mulai Usaha
2.HO.SIUP.dll
3.Kenaikan tarif
4.BBM,Listrik,telpon
Lanjutan
 Ekspor :
1. illegal Charges
2. Biaya pengurusan dokumen ekspor
3. Biaya parkir kontainer
4.pungutan liar di jalan
Hambatan yang dirasakan para
pelaku Bisnis
 Infrastruktur
 Ketepatan waktu
 Biaya pengapalan
 Memproses perizinan
 Kapasitas bisnis
 Pemasaran
 Upah minimum regional
 Stabilitas dan hankam
 Kelangkaan bahan baku
Lanjutan
 Kelangkaan Modal usaha
 Pajak/retribusi
 Kenaikan tarif BBM,Listrik,telpon
 Peraturan daerah
 Perizinan oleh pemerintah pusat
 Pungli (Modal sosial)
Strategi pembangunan Pertanian di Indonesia
 Kendati sektor pertanian memiliki multi fungsi,
kenyataannya ada beberapa masalah fundamental
yang dihadapi oleh sektor pertanian,perikanan dan
kehutanan yaitu :
 Masalah kesempatan kerja dan kesejahteraaan
 Kimiskinan dan ketidaktahanan pangan
 Kegureman usaha PPK
 Nilai tukar petani
 Keterbatasan kesempatan kerja dan berusaha
 Degradasi kualitas sumber daya alam
 Daya saing yang tidak adil.
Masalah kesempatan kerja dan Kesejahteraan
 Dimana tingkat pendapatan per kapita sektor PPK
sanhgat rendah dan pada saat yang sama nilai produk
per-tenaga kerja sektor industri jauh lebih tinggi,
penyebabnya adalah :
 Petani menghasilkan produktivitas yang rendah,akibat ketrbatasan
faktor produksi terutama lahan.
 Produktivitas rendah karena jumlah petani terlalu banyak
Kemiskinan dan ketidaktahanan Pangan
 Kemiskinan di Indonesia erat hubungannya dengan
ketidaktahanan pangan (food insecurity)gizi
buruk,busung lapar,dan kelaparan masih terjadi di
daerah-daerah.
 Ketidaktahanan pangan bukan berarti kekurangan
beras akan tetapi ketidakmampuan orang untuk
membeli beras
 Cara untuk meningkatkan ketahanan pangan dalam
jangka panjang :
 Dengan memajukan pembangunan pedesaan dan
lanjutan
 Dan memperluas sistem kredit mikro
 Yang kedua dengan cara memberikan dana pinjaman
secara memadai untuk mengembangkan sektor PPK.
Kemiskinan dan kerawanan Pangan
 Isu ketahanan pangan menjadi isu Nasional, secara
umum untuk wilayah yang memiliki resiko rawan
pangan menmiliki ciri :
 Daya dukung lahan untuk produktivitas PPK relatif terbatas.
 SDM umumnya relatif rendah
 Sarana dan prasarana terbatas
Kegureman Usaha PPK
 Kegureman bisa dilihat dari kecilnya lahan yang
dimilik,atau untuk nelayan kecilnya perahu dan
terbatasnya alat tangkap.
 Kegureman tidak hanya berakibat pada kemiskinan
dan rendahnya daya tangkal PPK terhadap kejutan luar
seperti turunya harga atau naiknya biaya produksi juga
dapat terjadi adaptasi terhadap teknolgi,rendahnya
produktivitas,efisiensi dan daya saing.
Nilai tukar petani
 Nilai tukar petani atau tingkat kesejahteraan petani
yang belum membaik, bila diamati bahwa dari tahun
ketahun nilai tukar petani berangsur membaik namun
hal ini tidak sebanding dengan nilai angka inflasi atau
nilai index perdagangan besar yang meningkat.
Keterbatasan kesempatan kerja dan berusaha
 Adanya jumlah tenaga kerja yangberlebih di sektor
PPK
 Masalah distribusi tenaga kerja yang tidak merata
 Disisi lain kesemapatan kerja dan berusaha di luar
PPK sangat terbatas
 Adanya pergeseran pendapatan antara buruh sektor
PPK dan sektor industri jauh lebeih besar berkisar
antra 10 % s.d 75 %
Degradasi kualitas Sumber daya alam
 Degradasi ini terkait dengan degradasi kawasan
hutan,jenis tumbuhan dan jenis satwa
 Degradasi sumber daya alam terseburt diperberat
dengan praktek kejahatan (illegal logging)kerusakan
dan infrastruktur,konflik penguasaan
lahan,inkonsisten penataan ruang dan berbaqgai
keputusan yang kurang memperhatiakan kelestarian
alam
 Pengalihan fungsi lahan pertanian menjadi kawasan
industri dan perumahan merupakan penyimpanan
tata ruang.
Persaingan yang tidak adil
 Ada yang berargumen bahwa diskriminasi sektor
agribisnis dan sektor pertanian secara umum
merupakan bagian dari rangkaian sejarah orde lama
dan orde baru atau masa lalu yang buruk
 Harga-harga komuditi di tingkat produsen cenderung
menurun yang mengakibatkan kerugian di tingkat
petani
 Dan harga di tingkat konsumen meningkat yang tidak
dapat dinikmati oleh para petani, yang dimainkan oleh
para spikulan pasar bebas.
Strategi Revitalisasi Ketahanan Pangan
 UU No7/1996 mendefinisikan bahwa ketahan pangan
adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap
rumah tangga,yang tercermin dari tersedianya pangan
yang
cukup,baik
jumlah
mapun
mutunya,aman,merata dan terjangkau
 Kemandirian pangan yaitu sebagai kemampuan suatu
bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya
memperoleh pangan yang cukup mutu yang
layak,aman
dan
halal,yang
berdasarkanpada
optimalisasi pemanfaatan dan berbasis pada
keragaman sumber daya lokal
Lanjutan
 Ketahanan pangan mempunyai peran strategis dalam
Pembangunan Nasinal karena sbb :
 Akses terhadap pangan gizi yang cukup merupakan
hak yang paling asasi bagi Manusia
 Pangan memiliki peranan penting dalam
pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas
 Ketahanan pangan merupakan salah satu pilar utama
dalam menopang ketahan an ekonomi dan ketahanan
nasional yang berkelanjutan
Pokok-pokok Kebijakan ketahanan pangan
 Mengembangkan sistem pengaturan pembangunan
pagan yang adil
 Melakukan pengendalian konversi lahan
 Meningkatkan produktivitas usaha pangan
 Meningkatkan pengelolaan konsumsi pangan yang
beragam
 Meningkatkan mutu dan keamanan pangan
 Melakukan antisipasi terhadap dinamika perubahan
iklim dan sumber daya air.
Strategi dan kebijakan Pembiayaan Pertanian
 Permasalahan dan Pembiayaaan Pertanian
 Sistem dan prosedur penyaluran kredit masih rumit
 Kemampuan petani dalam mengakses sumber pembiayaan masih
terbatas
 Usaha di sektor pertanian masih dianggap berisiko tinggi oleh investor
 Skim kredit pada umumnya masih membiayai usaha produksi
 Belum dikembangkannya lembaga penjamin usaha di bidan pertanian
Strategi yang dikembangkan dalam pembiayaan
pertanian
 Menyempurnakan sistem pembiayaaan pertanian
 Mengembangkan pola subsidi bagi usaha kecil
pertanian
 Mengembangkan pola penjaminan kredit dan
pendampingan bagi agribisnis UMKM
 Mengembangkan pembiayaan pola bagi hasil/syariah
untuk pembiayaan sektor pertanian
 Mengembangkan lembaga keuangan khusus pertanian
dan lembaga keuangan mikro (LKM)
 Meningkatkan kerjasama dgn Negara Donor.
Strategi dan kebijakan Pengembangan Ekspor
Produk Pertanian
 Meningkatkan daya saing produk dalam negeri
 Peningkatan pangsa pasar ekspor
 Mengembangkan industri pengolahan hasil pertanian
 Meningkatkan keragaman produk ekspor
 Meningkatkan stndar mutu hasil produksi
 Perluasan akses pasar melalui promosi
 Meningkatkan kerja sama internasional
 Sosialisasi hasil-hasilnegosiasi dan diplomasi.
Kendala Revitalisasi Pertanian
 Masalah pupuk menjadi kendala,jeleknya sistem
distribusi pupuk,menyulitkan petani dalam
memperoleh pupuk guna mengatur masa tanamnya.
 Masih lemahnya akses petani terhadap sumber
produktif dan permodalan
 Ketersediaan lahan produktif guna pengembangan
usaha tani
 Dokumen revitalisasi Pertanian tidak didukung
dengan perundang-undangan yang kuat.
Pembangunan Sektor Keuangan
 Liberalisasi Finasial eksternal :
Umunya ditandai dengan dibukanya pasar finasial
domistik terhadap aliran uang
internasional,ditiadakannya kontrol devisa,
dihapusnya hambatan masuk bagi bank asing.
. Liberaslisasi internal :
Sebagai reformasi yang mengarah pada semakin
bebasnya pasar domistik,ditiadakannya kintrol
terhadap kredit domistik,yang berkaitan dengan
pembatasan kredit,plafon suku bunga dan
diskriminasi.
Strktur Perbankan Indonesia
 Memperkuat struktur perbankan di indonesia
 Memperbaiki kualitas regulasi perbankan nasional
 Membangun sistem pengawasan yang independen dan
efekti
 Memperbaiki manajemen dan operasional perbankan
 Membangun infrastruktur pendukung
 Perlindungan dan penguatan konsumen
Utang Luar Negeri dan Pembiayaan
Pembangunan Indonesia
Peranan utang luar negeri dalam pembangunan
ekonomi NSB sangat besar sampai saat ini, selain itu
para pemberi pinjaman negara-negara donor
mempunyai tujuan tertentu.
Arus modal berupa pinjaman dari luar negeri dapat
masuk ke sektor pemerintah dalam bentuk bantuan
atau pinjaman yang kan dikembalikan atau masuk ke
sektor swasta
Aliran Modal ke sektor swasta
 investasi langsung (PMA) penanaman modal asing
 Investasi portofolio berupa pembelian obligasi/saham
dalam negeri oleh orang/perusahaan asing
 Pinjaman dari bank komersial kepada pemerintah dan
perusahaan NSB
 Kredit ekspor merupakan promosi penjualan ke
negara-negara pengimpor
Polemik Mengenai Modal Asing
 Modal asing dapat dimanfaatkan oleh NSB sebagai
dasar untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan
ekonomi
 Pertumbuhan ekonmi yang cepat harus diikuti
dengan perubahan struktur produsi dan perdagangan
 Modal asing mempunyai peranan penting dalam
mobilisasi dana
 Kebutuhan modal asing akan menurun setelah
struktur produksi benar-benar terjadi
Lanjutan
 Modal asing dalam jangka pendek akan memperbesar
pertumbuhan ekonomi namun dalam jangka panjang
akan menghambat pertumbuhan ekonomi
 Makin besar negara tergantungan terhadap modal
asing maka,makin besar perbedaan penghasilan yang
akhirnya tujuan pemerataan tidak tercapai
Motivasi Negara Donor
 Apa yang menodong negara donor memberikan
pinjaman luar negeri, yaitu dilandasi atas kepentingan
ekonomi dan strategis dan dilandasi tanggung jawab
moral terhadap penduduk di negara kaya terhadap
negara miskin.
 Bagi negara donor pemberian pinjaman akan
memperkuat ikatan ketergantungan negara peminjam
terhadap negaro donor
 Disisi lain kan meningkatnya permintaan akan barang
dan jasa dari negara donor (impor dari negara donor)
Sumber-sumber Pembiayaan Pembangunan
Indonesia
 Sumber penerimaan devisa indonesia secara dominan
meliputi :
 Bantuang Luar negeri
 Minyak Bumi
 Perekonomian Indonesia (Investasi Asing)
 Tabungan Domistik
Download