BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ekosistem air yang terdapat di daratan (inland water) secara umum di bagi atas dua yaitu perairan lentik yang disebut juga perairan tenang (misalnya danau, waduk, rawa dan telaga) dan perairan lotik yang disebut juga perairan berarus deras (misalnya sungai, kanal, dan parit). Perbedaan utama antara perairan lotik dengan perairan lentik adalah kecepatan arus. Perairan lentik mempunyai kecepatan arus yang lambat serta terjadi akumulusi massa air dalam periode waktu yang lama, sementara perairan lotik umumnya kecepatan arus yang tinggi, disertai perpindahan massa air yang berlangsung dengan cepat (Barus, 2004) Wirdjoatmodjo (1999) menyatakan bahwa ikan jurung (Tor sp) adalah jenis ikan air tawar ditemukan di ekosistem sungai dan danau. Ikan jurung (Tor sp) hidup diperairan air jernih terutama di sungai dengan dasar sungai berpasir atau berbatu dan airnya mengalir. Ikan jurung (Tor sp) hidup disungai dan danau dengan penyebaran di Sumatera, Jawa dan Kalimantan (Weber dan De Be Aufort 1962) Ikan jurung (Tor sp) termasuk jenis ikan yang terancam punah disebabkan oleh kerusakan hutan dan penangkapan yang berlebihan terutama akibat penggunaan racun ikan. Di Indonesia kepunahan ikan jurung (Tor sp) merupakan ancaman yang serius yang berkaitan dengan sumber daya dan habitatnya. Hal ini dapat pulih apabila dikelola secara rasional akan dapat mencegah kepunahan dan perubahan dalam struktur komunitas ataupun populasi ikan jurung (Tor sp). Sungai merupakan salah satu contoh dari perairan mengalir (lotik). Kondisi sungai digambarkan sebagai badan air yang umunya dangkal, arus biasanya searah, dasar sungai berupa batu kerikil dan berpasir, ada endapan atau erosi, temperatur air berfluktuasi, atas bawah hampir uniform. Habitat sungai dan kolam dibedakan dalam hal ada tidaknya arus air, jenis endapan,volume air, kekeruhan, dan tipe makanan yang tersedia sehingga sungai dan danau memiliki komunitas yang sangat berbeda. Perbedaan sungai dan danau itu dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan seperti faktor fisik, kimia dan biologi. Sebuah sistem 1 Universitas Sumatera Utara perairan faktor fisik, kimia maupun faktor biologinya akan selalu mengalami perubahan dimana perubahan ini dapat mempengaruhi hidrobiota yang hidup di dalamnya. Ada tidaknya hidrobiota ini dapat dijadikan sebgai penunjuk kualitas air yang bersangkutan. Sungai Raniate adalah salah satu sungai yang mengalir ke danau Siais. Dari sisi hidrologi, pola aliran Sungai Raniate mengikuti pola paralel. Artinya, pola aliran sungai bentuknya memanjang ke satu arah yang datangnya dari arah lereng-lereng bukit terjal kemudian menyatu di sungai utamanya, yaitu Raniate . Usaha pengendalian kerusakan sungai dan kebijakan pengelolaanya mengharuskan pemantauan kualitas sungai. Pemantauan ini pada umumnya dilakukan dengan menggunakan parameter fisik atau kimia. Akhir-akhir ini pemantauan dengan biota lebih diperhatikan, mengingat biota lebih tegas dalam mengekspresikan kerusakan sungai, karena biota terpengaruh langsung dalam jangka panjang, sedang sifat-sifat fisik dan kimia cenderung menginformasikan keadaan sungai pada waktu pengukuran(Sastrawijaya, 1991). Berbagai aktivitas manusia yang berlangsung di sekitar Sungai Raniate antara lain: kegiatan domestik, pertanian, dan bendungan aliran sungai dapat mengubah faktor fisik-kimia perairan secara laingsung maupun tidak langsung. Perubahan faktor fisik-kimia tersebut akan mempengaruhi kepadatan ikan jurung. Namun sejauh ini belum diketahui kepadatan ikan jurung di Sungai Raniate dan bagaimana hubungan kepadatan tersebut dengan nilai faktor fisik-kimia. I.2 Permasalahan a. Bagaimanakah keadaan sifat fisika-kimia Perairan Sungai Raniate dalam hubungannya dengan baku mutu kualitas air berdasarkan PP 82 Tahun 2001 dan Metode Storet b. Bagaimanakah kepadatan populasi ikan jurung (Tor sp.) di perairan di Sungai Raniate c. Bagaimanakah hubungan antara kepadatanikan jurung (Tor sp.) dengan sifat fisika-kimia perairan di Sungai Raniate I.3 Tujuan Penelitian Universitas Sumatera Utara a. Untuk mengetahui sifat fisika-kimia air Sungai Raniate dalam hubungannya dengan baku mutu kualitas air berdasarkan PP 82 Tahun 2001 dan metode Storet b. Untuk mengetahui kepadatan ikan jurung (Tor sp.) di perairan di Sungai Raniate c. Untuk mengetahui hubungan kepadatan ikan jurung (Tor sp.) di perairan di Sungai Raniate dengan sifat fisika dan kimia yang dimilikinya. I.4 Hipotesis a. Terdapat kepadatan pada setiap stasiun pengamatan antara stasiun 1 stasiun 2 dan stasiun 3 jumlah populasi ikan jurung di perairan Sungai Raniate b. Sifat fisik dan kimia perairan Sungai Raniate tidak memenuhi baku mutu kualitas air berdasarkan PP 82 tahun 2001 c. AdanyahubunganantarasifatfisikadankimiasungaiRaniatedenganjumlahkepada tanikanjurung di sungaiRaniate I.5 Manfaat Penelitian a. Untuk melengkapi data sifat fisika-kimia air Sungai Raniate b. Untuk melengkapi data kepadatan ikan jurung (Tor sp.) yang terdapat di perairan di Sungai Raniate c. Sebagai bahan masukan kepada instansi terkait (Dinas Perikanan, Dinas Pariwisata) dalam rangka pengelolaan dan pengembangan perairan Sungai Raniate untuk berbagai tujuan. d. Untuk memperkaya khazanah keilmuan dalam bidang perikanan ekologi secara umum dan ekologi perairan secara khusus. Universitas Sumatera Utara