hemostasis - poltekkes malang

advertisement
HEMOSTASIS
 Sejarah : menghentikan perdarahan dan mengobati luka dengan panas
sudah ada sejak ribuan tahun yll. Menggunakan logam yang dipanaskan
untuk kauterisasi.
 Pada konsep hemostasis ada 2 komponen yang harus diperhatikan :
• kondisi pasien yang berhubungan dengan
kemampuan hemostasis
• intervensi hemostasis
P E N G E RT I A N
Kemampuan tubuh mencegah dan menghentikan perdarahan.
Mencegah keluarnya darah dari pembuluh darah yang utuh.
Menghentikan perdarahan dari pembuluh darah yang terluka.
M E K A N I S M E P E M B E K UA N
 Secara fisiologis tubuh mempunyai mekanisme untuk melakukan
pembekuan darah dengan tujuan mencegah atau menghentikan
pengeluaran darah.
 Dalam proses hemostasis secara fisiologis ada beberapa yang
berperan : vasokontriksi, pembentukan adhesi (sumbatana) trombosis,
pembentukan fibrin dan fibrinolisis
G A N G G UA N H E M O S TA S I S
Gangguan hemostasis dapat terjadi akibat gangguan pada trombosit,
kelainan pembuluh darah, kelainan faktor pembekuan darah, atau
kombinasi ketiganya.
Bila salah komponen hemostasis terganggu pasien dapat mengalami
penyulit yang bersifat hemorargi, trombosis atau keduanya.
M E T O D E H E M O S TA S I S
Hemostasis yang adekuat merupakan pondasi dari tindakan
operasi.apabila pasien mengidap gangguan mekanisme pembekuan,
maka harus: dipersiapkan resiko dan antisipasinya, memodifikasi
tehnik pembedahan seperlunya, persiapan koreksi nya.
P E N C E G A H A N P E R DA R A H A N
1.
Pengaturan posisi fisiologis.
posisi pasien intra dan pasca operasi disesuaikan dengan posisi
setiap jenis pembedahan. Diperlukan bantuan penunjang spt
karet busa. Titik-titik yg mendapat tekanan harus diberi bantalan
yang cukup untuk mencegah memar atau perdarahan spontan.
2. Pemasangan stocking anti emboli
kompresi statis eksternal pada ektremitas bawah dapat dicapai dengan
pemasangan stocking elastis atau bebat verban elastis.
lingkar betis atau paha harus diukur agar pemasangan bebat pas dan
menghasilkan kompresi terapeutik. Stocking digulung dan bebat
elastis dibungkus keatas dari jari kaki setinggi yang diinginkan untuk
menbatu aliran balik vena dipembuluh yang tertekan.
3. Terapi farmakologis
menggunakan obat-obatan untuk pencegahan pengeluaran darah atau
pembentukan bekuan yang dibutuhkan. Antikoagulan adalah kategori
obat yang bermanfaat. Agen tersebut tersebut dapat menghambat
pembentukan bekuan tetapi tidak memicu perdarahan diberbagai titik
dalam mekanisme hemostasis.
4. Turniket pada bagian proksimal
turniket dipasang dibagian proksimal dari tempat perdarahan untuk
mengurangi aliran dan membersihkan daerah operasi dari darah. Perban
esmarch’s adalah perban gulung elastis yang terbuat dari lateks dan
dibungkuskan dengan erat kesekeliling ektremitas dari ujung distal hingga
ke turniket yang bertujuan menekan pembulih-pembuluh superfisial dan
medorong darah dari ektremitas sebelum turniket dilepas.
FOTO TURNIKET
INTERVENSI PERDARAHAN
1.
Penggantian Darah Dan Cairan
Dilakukan bila sudah diprediksi akan terjadi perdarahan masif
dalam operasi. Perlu dipersiapkan darah sebelum dilakukan
operasi.
2. Penekanan setempat
untuk menurunkan respon perdarahan dan memperoleh lapangan
operasi yang bebas darah pada perdarahan yang superfisial,
hemostasisi dilakukan dg penekanan setempat biasanya dengan kasa
steril
3. Ligasi
perdarahan pada daerah permukaan dapat dihentikan dpt dihentikan
dengan ligasi , yaitu menjepit pembuluh darah yang terbuka dengan
klem dan dilakukan ikatan atau ikat jahit. Penjahitan pembuluh darah
merupakan intervensi perdarahan yang penting apabila mengalami
kerusakan pada pembuluh darah besar
4. Diatermi
efektif untuk pembuluh darah kecil. Unit secara elektrik menghasilkan
panas melalui instrumen dg melewatkan arus bolak balik frekwensi tinggi melalui
jaringan dan menghasilkkan panas yang cukup akibat resisitensi jaringan unti=uk
menimbulkan koagulasi jaringan (Gruendemann,2006).
cara lain dengan menggunakan elektrokauter menyebabkan darah
menggumpal karena panas yg ditimbulkan oleh arus pendek pada frekwensi getar
tinggi (Sjamsuhidayat,2005).
5. Metode hipotensi
menurunkan tekanan darah dengan pembiusan sedemikian
rupa sampai perdarahan berkurang. Anestesi hipotensif ini biasanya
dilakukan pada pembedahan otak.
KESIMPULAN
Peran perawat dalam menejemen hemostasis sangat penting, mulai
dari persiapan alat dan sarana, Penerapan proses desinfeksi hingga
intervensi dalam membantu ahli bedah melakukan tindakan
hemostasis. Persiapan alat operasi berdasarkan hasil pemeriksaan.
Memastikan persiapan darah. Ikut memantau respon perdarahan dan
menyiapkan sarana untuk penaganan darurat.
ELEKTROKAUTER
 Salah satu alat penunjang alat kesehatan adalah ESU (electro surgery unit),
yang digunakan pada saat tindakan pembedahan. Pada zaman dulu,
pembedahan dilakukan dengan cara biasa, yaitu dengan pisau bedah.
Pembedahan konvensional ini terkadang menyebabkan pasien banyak
mengeluarkan darah. Dengan menggunakan ESU, pendarahan yang terjadi
pada saat tindakan pembedahan dapat diminimalisir, karena pembuluh
darah yang tebuka disekitar luka dapat langsung menutup.
 Pengertian Elektro Surgery Unit (ESU)
 Elektrosurgery Unit (ESU) adalah suatu alat bedah dengan
memanfaatkan arus listrik frekwensi tinggi.Prinsip yang paling
mendasar dari suatu ESU adalah mengalirkan arus listrik melalui suatu
jaringan.
 Pengoperasian ESU dibagi menjadi 2 (dua) mode, yaitu
• bipolar dan
• monopolar.
 Mode bipolar biasa digunakan pada bedah minor untuk proses
koagulasi (pembekuan). Sebuah elektroda berbentuk pinset digunakan
untuk menjepit jaringan yang tidak diinginkan, kemudian arus listrik
frekuensi tinggi mengalir dari ujung elektroda melewati jaringan tadi
kemudian menuju ujung elektroda yang lain
 mode bipolar lebih banyak digunakan untuk melakukan
pembedahan minor
 Pada mode monopolar digunakan dua elektroda terpisah, yaitu
elektroda aktif dan elektroda pasif/ netral dengan permukaan yang lebih
luas yang ditempatkan dekat dengan lokasi yang akan dibedah. Arus listrik
akan terpusat pada elektroda aktif dan elektroda netral didesain untuk
mendistribusikan arus listrik dengan tujuan mencegah kerusakan jaringan.
 Mode monopolar lazimnya digunakan pada bedah mayor dengan
metode pemotongan/ cutting..
 Dalam penggunaan pesawat ESU terdapat beberapa efek yang dapat
mempengaruhi jaringan-jaringan biologis pada tubuh yang diakibatkan
karena frekuensi tinggi. Dampak yang ditimbulkan dari frekuensi tinggi itu
antara lain :
1)
Efek Thermal
Efek Thermal yaitu terjadinya panas pada jaringan tubuh yang
disebabkan oleh aliran frekuensi tinggi yang masuk ke dalam
tubuh.
)
Efek Faradik
Efek Faradik ini dapat timbul karena bila suatu otot pada
tubuh diberikan arus dengan frekuensi tertentu maka secara
refleks otot akan bergerak akibat rangsangan yang
diterimanya. Untuk menghindari terjadinya efek faradik itu
maka frekuensi yang digunakan sekurang-kurangnya
300KHz,
 Efek Elektrolitik
Efek Elektrolitik adalah efek yang ditimbulkan karena
mengalirnya arus listrik di dalam jaringan biologis sehingga
mengakibatkan terjadinya pergerakan ion-ion dalam tubuh.
CARA PENGOPERASIAN
1.
Sebelum menghidupkan ESU bersihkan dari debu dan kotoran lainnya.
Pastikan bahwa tidak ada barang apapun diatas ESU terutama cairan.
2.
Pastikan bahwa semua accessories dalam kondisi baik dan telah terpasang
dengan baik.
3.
Masukkan kabel power ESU ke stop kontak listrik di dinding.
Pastikan kabel power telah tertancap dengan mantap di stop kontak,
apabila stop kontak tidak ada ground, hubungkan ESU dengan ground
tambahan
4. Hidupkan ESU dengan menekan saklar power.
5. Atur dosis/daya yang diinginkan dengan menekan tombol up/down,
baik untuk cutting maupun coagulation. Lakukan juga
pemilihan efek yang diinginkan untuk cutting dan mode yang
diinginkan untuk coagulating, bila memang dibutuhkan.
6. ESU siap untuk digunakan, setelah netral elektroda terpasang ke
pasien dengan baik.
7. Rapikan kembali ESU beserta semua accecories.
PERAWATAN ALAT
1. Bersihkan alat dengan kain basah
2.
Cek elektroda aktif maupun pasif
3.
Kalibrasi alat 1minimal 1 tahun sekali oleh badan kalibrasi
4. Setting and adjustement .
 TROUBLE SHOOTING DAN PERBAIKAN
1. Alat tidak menyala
- cek kabel power pastikan sudah terhubung dengan jala-jala PLN
- cek fuse , jika putus ganti yang baru.
2.
Elektroda tidak mengeluarkan HF
- cek elektrodanya, jika rusak ganti yang baru
- cek modul pembangkit HF, jika rusak ganti modul tersebut.
3.
Arus bocor pada elektroda
- cek elektroda pada alat jika sudah tidak layak pakai segera diganti
- pastikkan elektroda pasif/ground terpasang
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat di simpulkan bahwa alat ESU
adalah alat penting dalam proses pembedahan masa kini,
karena mempunyai kemampuan lebih cepat membekukan
darah sehingga pasien di harapkan tidak kehilangan banyak
darah, dan membuat kondisinya tetap stabil. Namun demikian
masih ada kekurangan dari ESU yaitu menyebababkan sedikit
luka bakar pada kulit
SAFETY PRACTICE
FOR ELECTROSURGERY
SEJARAH
 Upaya menghentikan perdarahan dan mengobati luka  ada sejak ribuan tahun yang
lalu
 Papirus edwin smith (c.300SM)
 Pengobatan hindu purba  batang logam yang dipanaskan u/ melakukan kauterisasi
 Hipokrates (460-370 SM) panas untuk mengobati benjolan di leher
 Albucasis (c.980) dan Guy de Chauliac (1300-1368) pemakaian besi panas untuk
mengontrol perdarahan
 Dahulu ruang operasi menggunakan kompor arang yang berisi panas untuk
mempertahankan hemostasis
PRINSIP ARUS LISTRIK
Listrik itu …
• Selalu mencari hambatan yang paling kecil
• Dan selalu mencari “grounding”  (selalu mencari tanah)
KONSENTRASI ARUS
LISTRIK
PRINSIP
ELECTROSURGERY:
MONOPOLAR
PRINSIP ELECTROSURGERY:
BIPOLAR
ELECTROSURGERY : SISTEM
GROUNDING
 “Menjawab semua kebutuhan di masa depan. . .” Cushing, 1927
Namun ...
Generator
sistem
grounding
selalu mencari
grounding
terdekat
C I D E R A YA N G D I A K I BAT K A N
O L E H “ PAT I E N T PA D ”
Sejarah mencatat, cedera yang sering
terjadi akibat pemakaian ESU ada
pada lokasi penempatan “patient pad”
CONTACT QUALITY
MONITORING
MEMILIH AREA
PEMASANGAN PATIENT
PAD
 Ikuti Petunjuk pemakaian dari Pabrik
 Sebaiknya penempatan patien plate:
– Kulit yang Bersih & kering
– Daerah yang luas, masa otot yang bagus
– Dekat dengan area operasi
– Daerah yang Cembung
HINDARI PEMASANGAN
PATIENT PAD PADA
PERSIAPAN PEMASANGAN
PATIENT PAD
Lindungi Patient plate
dari masukanya cairan
Ikuti Petunjuk Pemakaian untuk
memotong, membersihkan dan
mengeringkan area
Jangan gunakan cairan
yang mudah terbakar
PETUNJUK PEMASANGAN
PATIENT PAD
PETUNJUK PEMASANGAN
PATIENT PAD
 Patient plate jangan dihangatkan
 Pasang Patient plate setelah pasien diposisikan
 Letakan Patient plate dekat ke tourniquet, Sebaiknya pada sisi
tempat operasi
PETUNJUK PEMASANGAN 2
BUA H PAT I E N T PA D
Pasien obesitas
Pasien yang terlalu kurus
Dan Prosedur yang
membutuhkan waktu lama
ELEKTRODA AKTIF
Elektroda aktif harus dimasukkan ke
dalam sarung non-konduktif (holster)
pada saat tidak digunakan
ELEKTRODA AKTIF
 Jangan gunakan karet merah atau material lainnya sebagai pelindung
elektroda aktif
– Karet atau plastik mudah terbakar
– Selalu gunakan tip terinsulasi yang direkomendasikan pabrik
KEBOCORAN ARUS
 Kabel kabel jangan di lilitkan ke instrument
 Kabel pencil ,kabel patient pad dan kabel dari alat alat lain jangan
disatukan (bundel) bersama sama.
HINDARI PEMBAKARAN
HEMOSTAT
 Jangan hemostat” dengan elctrode bentuk Jarum
 Jangan bersandar pada pasien, meja, atau retraktor saat aktivasi
 Lebih baik pakai cut daripada coag
 Pegang dengan benar sebelum aktifasi
 Pencil dibawah tangan jangan diatas tangan
 Tempelkan pencil dulu baru aktivasi
PASIEN DENGAN ALAT
PACU JANTUNG
 Konsultasikan dengan pabrikan alat pacu jantung
 Gunakan bipolar
 Gunakan seting energi yang rendah
 Hindari arus melalui jantung dan alat pacu jantung
 Jauhkan kabel dari alat pacu jantung
PASIEN DENGAN
PERHIASAN
 Pastikan pasien sudah tidak mengenakan
perhiasan/logam pada tubuhnya
PASIEN DENGAN TUBUH
PENUH TATO
 Hidari penempatan patient plate
pada Tatto
 Tinta warna merah
mengandung besi bisa
menimbulkan panas atau konduktor
listrik
HATI – HATI…..
Apabila arus keluar dari pasien melalui tempat selain elektrode…
akan terjadi luka bakar :
1.
Di tempat elektrode elektrokardiogram
2.
Di setiap titik di mana kulit pasien bersentuhan dengan logam
mis. Meja operasi
SURGICAL SMOKE
 Gas yang diproduksi dari hasil vaporisasi jaringan protein dan
lemak
 Terdiri dari uap air 95 % dan 5 % partikel. 5% partikel
 ini terdiri dari darah, virus, bakteria, dan senyawa
 kimia yang berbahaya.
SURGICAL SMOKE
SURGICAL SMOKE
SURGICAL SMOKE
 Hasil pembakaran jaringan akan menghasilkan efek
mutagenik, 1 g jaringan yang dibakar oleh electrocauter
setara dengan 6 batang rokok yang dihisap.
Surgical Endoscopy 17 (2003), pp. 979–987).
 Bahaya dari Surgical Smoke mulai dari gangguan pernafasan
hingga bersifat karsinogenik.
(http://findarticles.com/p/articles/mi_m0FSL/is_4_87/ai_n25374211/)
TERIMA KASIH
Download