KETERLAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DALAM

advertisement
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas
Vol. 16, No. 3, Januari 2015
ISSN 2087-3557
KETERLAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DALAM
MENGEMBANGKAN ETIKA MORAL SISWA SMA
Kamaruzzaman
IKIP – PGRI Pontianak Kalimantan Barat
Abstrak
Etika moral merupakan sesuatu yang sangat esensi dalam perilaku siswa. Dari hasil pengamatan
secara umum masih banyak siswa yang memiliki etika moral yang rendah. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mendapatkan kejelasan informasi yang akurat serta objektif mengenai “Layanan
Informasi oleh Guru Bimbingan dan Konseling untuk Mengembangkan Etika Moral Siswa”.
Penelitian ini adalah penelitian sampel yang berjumlah 70 orang dengan teknik komunikasi tidak
langsung dan teknik komunikasi langsung. Alat pengumpulan data adalah angket dan panduan
wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa layanan informasi oleh guru bimbingan
dan konseling untuk mengembangkan etika moral siswa telah berjalan dengan baik.
© 2015 Didaktikum
Kata Kunci: Etika Moral; Layanan Informasi, Guru BK, Siswa SMA
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang saling memerlukan antara yang satu dengan
yang lainnya. Dalam kehidupan ini manusia tidak dapat hidup dengan sendirinya, karena sifat
ketergantungan, saling membutuhkan telah ada pada manusia dari mulai sejak lahir. Hal ini
dibenarkan oleh Abu Ahmadi (2007) mengemukakan bahwa pada hakekatnya kita semua menerima
pendapat bahwa dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari hubungan dengan yang lain.
Berbagai upaya dan usaha dilakukan manusia untuk berinteraksi dan berkomunikasi agar diterima
di lingkungan sosialnya. Begitu juga dengan permasalahan-permasalahan sering dialami manusia
dalam proses tersebut. Apalagi pada masa sekarang ini selain tantangan ingin hidup sosial, manusia
juga ditantang oleh laju perkembangan teknologi dan arus gelombang kehidupan global yang sangat
sulit. Situasi seperti ini mengisyaratkan manusia harus lebih mempersiapkan diri agar mampu
menyesuaikan diri kearah kehidupan yang amat kompetitif.
Anderson (dalam Asrori, 2003) memprediksikan situasi kehidupan semacam itu dapat
menyebabkan manusia menjadi serba bingung atau bahkan larut kedalam situasi baru itu tanpa
dapat menyeleksi lagi jika tidak memiliki ketahanan hidup yang memadai karena tata nilai lama
yang telah mapan di tantang oleh nilai-nilai baru yang belum banyak dipahami.
Fenomena yang tampak akhir-akhir ini menurut Rustantiningsih (2009) antara lain:
perkelahian antar pelajar, penyalahgunaan obat dan alkohol, reaksi emosional yang berlebihan, dan
berbagai perilaku yang mengarah pada tindak kriminal. Problem masalah tersebut merupakan
perilaku-perilaku reaktif, semakin meresahkan jika dikaitkan dengan situasi masa depan remaja
yang diperkirakan akan semakin komplek dan penuh. Dalam proses inilah merebaknya isu-isu
moral di kalangan remaja seperti penyalahgunaan narkoba, tawuran pelajar, pornografi, perkosaan,
merusak milik orang lain, merampas, menipu, mencari bocoran soal ujian, perjudian, pelacuran,
6
Dinamika: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas
Vol. 16. No. 3. (2015)
pembunuhan dan lain-lain sudah menjadi masalah sosial yang tampak saat ini belum dapat diatasi
secara tuntas. Hal ini disebabkan karena penciptaan makna yang salah, akibat yang ditimbulkan
cukup serius dan tidak dapat lagi dianggap suatu persoalan sederhana, karena sudah menjurus
kepada tindak kriminal. Kondisi ini sangat memprihatinkan masyarakat khususnya para orang tua
dan para pendidik termasuk pada siswa SMA Negeri 4 Pontianak.
Sesungguhnya masalah moral yang terjadi pada siswa tidak hanya menjadi tanggung jawab
guru agama maupun Guru BK, melainkan tanggung jawab seluruh pendidik, apalagi jika komunitas
suatu Sekolah terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, dan ras. Berbagai konflik akan dengan
mudah bermunculan. Jika kondisi semacam ini tidak diatasi maka akan timbul konflik-konflik besar.
Akibatnya masalah etika, moral akan terabaikan begitu saja. Kenyataan yang terjadi pada masa
sekarang ini khususnya kalangan remaja di Sekolah, masih banyak terdapat penyimpanganpenyimpangan perilaku, pelanggaran moral, serta etika yang terabaikan, tindakan semacam itu
bertentangan dengan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam pergaulan hidup.
Oleh karena itu diperlukannya bantuan untuk mengatasi hal tersebut di antaranya
memberikan suatu bimbingan. Menurut menurut Shertzer dan Stone (1971) mengartikan bimbingan
sebagai “…Process of helfing an individual to understand himself and his world”. Artinya :…proses
membantu seseorang untuk memahami diri dan dunianya. Bimbingan tersebut berupa layanan
informasi yang pada intinya untuk mengembangkan etika moral pada siswa. Andi Mapiare (1984)
mengungkapkan “layanan informasi adalah seperangkat kegiatan bimbingan dalam memberikan
keterangan-keterangan atau informasi kepada pihak yang memerlukan”. Sejalan dengan hal itu
menurut Gordon B. Davis (1998), “information is data has been processed info a form that is meaning full
the recipient and is of real are perceived value in current propective decision”. Berarti informasi adalah suatu
data yang diproses dari info mempunyai penuh arti bagi penerima yang dinilai dan dirasakan dalam
kenyataan.
Bimbingan dalam layanan informasi bagi siswa merupakan suatu hal yang harus dilakukan
oleh Guru BK di Sekolah, sebab bimbingan dalam Layanan Informasi merupakan suatu proses yang
pelaksanaannya bersifat terus menerus dan berkesinambungan. Layanan Informasi untuk
mengembangkan etika moral pada siswa dimaksudkan agar memiliki pandangan hidup sebagai
suatu keseluruhan, cenderung bersifat realistis dan objektif terhadap diri sendiri maupun orang lain,
peduli terhadap faham-faham abstrak seperti keadilan sosial, mampu mengintegrasikan nilai-nilai
yang bertentangan, toleran terhadap ambiguitas, peduli akan pemenuhan diri (Self full fillment), ada
keberanian untuk menyelesaikan konflik internal, resfek terhadap terhadap sikap orang lain, saling
menghormati dan menghargai orang lain, mematuhi serta menjalankan norma dan nilai yang
berlaku, serta berperilaku sesuai dengan etika moral yang ada.
Hal tersebut yang menjadi alasan utama mengapa penelitian ini penting untuk dilakukan,
karena penulis memandang secara umum bahwa etika moral sangatlah penting untuk membentuk
kepribadian siswa yang sesuai dengan tujuan pendidikan membentuk manusia yang mempunyai
kepribadian, beretika, bermoral, dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa. Berdasarkan
kenyataan dan fakta yang ada hampir keseluruhan remaja di Sekolah mengalami permasalahan
tentang rendahnya etika moral, tidak terkecuali remaja kelas XI SMA Negeri 4 Pontianak .
Berdasarkan pra survey masih banyak siswa yang beretika moral yang rendah di antaranya
perkelahian antar pelajar, mencuri, berkata kasar, kurang sopan santun terhadap guru, kurang
menghargai kakak kelas, dan lain sebagainya.
Hal ini menyebabkan dibutuhkannya upaya-upaya bimbingan untuk mengembangkan etika
moral pada siswa tersebut. Berdasarkan pra survei upaya tersebut selama ini telah dilaksanakan
berupa layanan informasi baik dari segi aturan, nilai-nilai, dan norma-norma yang berlaku. Namun
upaya-upaya tersebut mengalami berbagai macam hambatan seperti: sarana dan prasarana yang
KETERLAKSANAAN LAYANAN INFORMASI
DALAM MENGEMBANGKAN ETIKA MORAL SISWA SMA
Kamaruzzaman
7
kurang memadai, waktu yang terbatas, serta kurangnya koordinasi antara Guru BK dengan guru
mata pelajaran dan wali kelas dalam memonitoring perkembangan perilaku siswa.
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah upaya yang dilakukan Guru BK untuk
mengatasi hambatan dalam layanan informasi untuk mengembangkan etika moral pada siswa.
Sedangkan tujuannya yaitu untuk mengetahui Upaya yang dilakukan Guru BK untuk mengatasi
hambatan dalam layanan informasi untuk mengembangkan etika moral pada siswa.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, karena dilakukan pada saat sekarang
dengan sebagaimana adanya. Sebagaimana telah dikemukakan oleh M.Subana dan Sudrajat (2001)
mengatakan : “Penelitian deskriptif menuturkan dan menafsirkan data yang terjadi pada saat
penelitian ini berlangsung dan berlangsung dan menyajikan apa adanya. Subyek penelitian yaitu
siswa kelas XI SMA 4 Pontianak dengan jumlah 70 siswa dari 290 siswa. Teknik penarikan sampel
yang digunakan adalah random samping, yaitu pengambilan sampel secara acak dengan
memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi atau probality sampling. Penarikan
sampel secara acak ini dilakukan dengan cara undian, dengan membuat nama-nama siswa sesuai
dengan kelasnya dalam bentuk kertas, jika siswa berjumlah 40 maka daftar nama di dalam kertas
tersebut juga dalam jumlah yang sama. Kemudian kertas tersebut dimasukkan kedalam botol
plastik, selanjutnya dikeluarkan secara acak satu-persatu sesuai dengan jumlah sampel yang telah
ditentukan tiap kelas.
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan angket dan
wawancara. Untuk menganalisis data angket yang diperoleh dari siswa, maka digunakan
perhitungan persentase. Rumusan perhitungan persentase sebagaimana dikemukakan oleh M.Ali
(dalam Dedy Wardoyo, 2008) sebagai berikut :
X% = n x 100%
N
Keterangan :
X% = Hasil persentase
n = Jumlah alternatif jawaban
N = Jumlah responden
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data penelitian yang diperoleh dari hasil pemeriksaan angket selanjutnya diolah berdasarkan
teknik pengolahan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengolahan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) Menetapkan angket yang dapat diolah, yaitu
angket yang memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam pemeriksaan angket, (2) Menetapkan
kualifikasi alternatif jawaban setiap item angket, yaitu jawaban dengan kualifikasi tinggi atau baik
dinilai dengan bobot 3, kualifikasi sedang dinilai dengan bobot 2 dan kualifikasi bobot rendah dinilai
dengan bobot 1, (3) Melakukan pengolahan angket dengan mentransfer data kualitatif angket
menjadi pilahan responden, (4) Menetapkan tolok ukur untuk kategori hasil perhitungan persentase
sebagai pedoman interpretasi data yang diperoleh dari perhitungan persentase.
Kemudian dilakukan perhitungan sesuai dengan jenis analisis statistik yang digunakan, untuk
menjawab masing-masing masalah. Interpretasi data adalah penarikan kesimpulan untuk masingmasing masalah umum maupun untuk keseluruhan masalah penelitian. Dalam penelitian ini
seluruh angket akan diolah dengan menggunakan teknik statistik, hasil analisis data tersebut akan
8
Dinamika: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas
Vol. 16. No. 3. (2015)
lebih dapat dipercaya dan dapat dipertanggung jawabkan, dan pada akhirnya dapat dijadikan
sebagai dasar untuk mengambil keputusan.
Hasil dari penelitian melalui penyebaran angket bahwa layanan informasi oleh Guru BK
untuk mengembangkan etika moral pada siswa termasuk kategori yang baik dengan perolehan
sebesar 81,90%. Bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Guru BK untuk mengembangkan
etika moral pada siswa memperoleh 75,76% yang berarti “baik”. Ini artinya bentuk-bentuk kegiatan
seperti pertemuan umum, pertemuan kelompok, pertemuan klasikal, dan pertemuan pribadi, yang
dilaksanakan oleh Guru BK untuk mengembangkan etika moral pada siswa sudah dapat berjalan
sepenuhnya dengan bentuk-bentuk kegiatan yang ada.
Materi yang disampaikan dalam layanan informasi untuk mengembangkan etika moral
pada siswa memperoleh 82,99% yang berarti termasuk dalam kategori “baik”. Ini berarti materi
yang disampaikan seperti memberikan penjelasan pengertian, maksud dan tujuan diberikannya
layanan informasi, pengertian etika, macam-macam etika, istilah yang berkenaan dengan etika,
etika sebagai norma dan nilai yang mengatur tingkah laku, pengertian moral, tahap-tahap
perkembangan moral, motif-motif individu melakukan perbuatan moral., segi-segi kehidupan yang
berkaitan dengan moral, dan pentingnya etika moral bagi siswa, serta memberikan kesimpulan atas
materi yang disampaikan oleh Guru BK untuk mengembangkan etika moral pada siswa hampir
sepenuhnya dipahami oleh siswa.
Metode yang digunakan oleh Guru BK untuk mengembangkan etika moral pada siswa
memperoleh 85% yang berarti termasuk dalam kategori “baik”. Ini berarti metode yang digunakan
seperti metode ceramah, diskusi tanya jawab oleh Guru BK untuk mengembangkan etika moral
pada siswa sudah cukup menunjang dengan materi dan bentuk kegiatan yang digunakan Guru BK.
Berikut table hasil angket siswa terhadap layanan informasi untuk mengembangkan etika
moral siswa :
Tabel 4.1 Hasil Pengembangan Etika Moral Siswa
No Aspek
1.
Bentuk-bentuk Kegiatan Guru BK
2.
Materi yang disampaikan Guru BK
3.
Metode yang digunakan Guru BK
Persentase
75,76
82,99
85,00
Kategori
Baik
Baik
Baik
Sedangkan Grafiknya dapat disajikan sebagai berikut :
Hasil Pengembangan Etika Moral
Siswa
82.99%
85.00%
80.00%
85.00%
75.76%
75.00%
70.00%
Bentuk
Kegiatan
Materi
Metode
Grafik 4.1 Hasil Pengembangan Etika Moral Siswa
KETERLAKSANAAN LAYANAN INFORMASI
DALAM MENGEMBANGKAN ETIKA MORAL SISWA SMA
Kamaruzzaman
9
Sedangkan dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap Guru BK yaitu (1) Langkahlangkah pelaksanaan dalam layanan informasi untuk mengembangkan etika moral meliputi :
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, tindak lanjut dan pelaporan telah dilakukan dengan baik secara
berurutan. (2) Bentuk-bentuk yang dilaksanakan melalui pertemuan umum, pertemuan klasikal,
pertemuan kelompok, pertemuan pribadi, telah dilaksanakan dengan baik. (3) Materi yang
disampaikan dalam layanan informasi untuk mengembangkan etika moral pada siswa, seperti
pengertian layanan informasi, maksud dan tujuan mengapa diberikan layanan informasi, pengertian
etika, macam-macam etika, pengertian moral, tahap-tahap perkembangan moral, segi-segi
kehidupan yang bekaitan dengan moral, motif-motif individu melakukan perbuatan moral, dan
pentingnya etika moral bagi siswa telah disampaikan dengan baik. (4) Metode yang digunakan oleh
Guru BK dalam layanan informasi adalah metode ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab,
telah digunakan dengan baik. (5) Hambatan yang dialami oleh Guru BK dalam hal ini adalah
karena keterbatasan waktu yang sangat singkat, dan fasilitas yang masih kurang memadai seperti
ruang BK yang masih tergabung dengan ruangan UKS, selain itu kurangnya kerja sama dengan
guru mata pelajaran dan wali kelas dalam mengontrol perilaku siswa, sehingga hasil yang diperoleh
dari pemberian layanan belum diketahui secara jelas.
Upaya untuk mengatasi hambatan dari Guru BK sendiri adalah menjalin kerja sama atau
koordinasi dengan guru mata pelajaran dan wali kelas dalam memonitoring tentang perkembangan
hasil setelah diberikan layanan. Hal-hal yang berkenaan dengan keterbatasan waktu dapat
dimanfaatkan pada jam-jam kosong, jam istirahat, dalam pemberian layanan, selain itu juga hal-hal
yang berkaitan dengan tempat atau fasilitas yang kurang memadai tentunya dapat memanfaatkan
fasilitas yang ada sebagaimana apa adanya dan bisa dilaksanakan di tempat di manapun yang
kondusif tentunya secara maksimal.
SIMPULAN
Secara umum layanan informasi oleh Guru BK untuk mengembangkan etika moral pada
siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Pontianak sudah berjalan dengan baik dengan
perolehan sebesar 81,90%. Langkah-langkah yang dilakukan oleh Guru BK untuk mengembangkan
etika moral pada siswa seperti: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi atau penilaian, tindak lanjut dan
pelaporan sudah berjalan dengan baik. Bentuk-bentuk kegiatan seperti: pertemuan umum,
pertemuan klasikal, pertemuan kelompok, pertemuan pribadi yang dilaksanakan oleh Guru BK
dalam layanan informasi untuk mengembangkan etika moral pada siswa sudah berjalan dengan
baik.
Materi yang disampaikan oleh Guru BK untuk mengembangkan etika moral pada siswa
seperti: pengertian layanan informasi, maksud dan tujuan mengapa diberikan layanan informasi,
pengertian etika, macam-macam etika, pengertian moral, tahap-tahap perkembangan moral, motifmotif individu melakukan perbuatan moral, segi-segi kehidupan yang berkaitan dengan moral, dan
pentingnya etika moral bagi siswa sudah disampaikan dengan baik. Metode yang digunakan oleh
Guru BK dalam layanan informasi untuk mengembangkan etika moral pada siswa seperti: ceramah,
tanya jawab, diskusi, dan tanya jawab sudah digunakan dengan baik.
Hambatan yang dihadapi oleh Guru BK dalam kegiatan layanan informasi seperti waktu
yang sangat terbatas, sarana dan prasarana yang ada kurang memadai, serta kurangnya koordinasi
dengan guru mata pelajaran dan wali kelas dalam memonitoring perkembangan setelah diberikan
bantuan.
10
Dinamika: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas
Vol. 16. No. 3. (2015)
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, 2007. Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka
Andi Mappiare. (1984). Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional
Asrori (2003). Perkembangan Peserta Didik, Malang : Wineka Media
B.Davis Gordon. (1998). Management Information System, Conseptual, Struktur And Development, Auckland : Mc
Grow Hill International Book Company.
Dedy Wardoyo 2008. Upaya Guru Pembimbing Dalam Pembinaan Kebiasaan Belajar Yang Baik Pada Siswa Kelas XI
Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Pontianak. Pontianak : STKIP-PGRI
Dampak
Perilaku
Religius
Dalam
Pembentukan
Etika
Siswa.
Rustantiningsih
(2007).
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/etika/etika-dan moral. Diakses 16 Mei 2014
Shertzer Bruce & Stone,shelley C. (1980). Fundamentals of Counseling, Third edition, Boston : Hougton MiffLin
Company.
Subana dkk. 2001. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung : CV. Pustaka setia
KETERLAKSANAAN LAYANAN INFORMASI
DALAM MENGEMBANGKAN ETIKA MORAL SISWA SMA
Kamaruzzaman
11
Download