- FUAD IAIN Palangka Raya

advertisement
MENINGGALKAN NAMA BAIK
Oleh Syairil Fadli, M.Hum
Dalam semingguan ini, kita dikejutkan dengan banyak tokoh yang meninggal dunia.
kita turut berbelasungkawa, terlebih jika kita mengingat kebaikan yang mereka tinggalkan.
Ibarat peribahasa, “Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang,
dan manusia mati meninggalkan nama,” sesuai dengan yang termaktub dalam Al-Qur’an:
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihatnya /
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan
melihatnya pula.” (QS. Al-Zalzalah [99]:7-8).
Melihat ayat di atas, kita berharap manusia yang mati itu tidak sekedar meninggalkan
nama, tetapi meninggalkan nama baik. Sekedar menyebut contoh, terdapat 5 (lima) macam
manusia yang meninggalkan nama baik sedemikian rupa, sehingga nama mereka terpatri di
dalam hati kita yang masih hidup.
Pertama, lokal. Meski skopnya tidak terlalu besar, orang-orang ini meninggalkan atau
sangat berjasa bagi yang ditinggalkan. Kita di Kalimantan Tengah misalnya, siapa yang tidak
mengenal dengan Tjilik Riwut. Beliau salah seorang pahlawan nasional dan pernah menjabat
gubernur Kalimantan Tengah. Nama Tjilik Riwut diabadikan di berbagai tempat, yang paling
dikenal orang adalah nama salah satu jalan utama dan bandara di Palangka Raya, orang yang
memasuki Palangka Raya melalui udara pasti mengetahui nama tersebut. Masih banyak nama
yang dijadikan sebagai nama seperti nama jalan, stadion, dan lain sebagainya. Misalnya R.T.
A. Milono dan Tuah Pahoe.
Kedua, Nasional, termasuk juga Tjilik Riwut yang melintasi batas-batas lokal sebagai
salah seorang pahlawan nasional. Begitu pula nama lain seperti kebanyakan nama para
pahlawan, menjadi tidak aneh jika mereka yang lahir di tempat tertentu, namanya diabadikan
di tempat lain. Kita mengenal nama seperti Jendral A. Yani, Pangeran Diponegoro, atau R. A.
Kartini yang banyak dijadikan nama jalan kota-kota besar di Indonesia.
Ketiga, multi nasional, setali tiga uang, dengan hal di atas, akan tetapi nama-nama
yang ini melintasi berbagai wilayah, nama mereka tidak hanya diabadikan sebagai nama
jalan, tetapi juga nama, bandara, gedung, dan lain sebagainya, sekeder menyebut contoh,
siapa yang tidak tahu dengan Ir. Soekarno, presiden pertama Indonesia, nama beliau juga
dikenal orang di mana-mana, terutama di Asia dan Afrika (Baca: Mesir), bahkan tidak jarang
ketika orang Indonesia berada di luar negeri harus menyebut nama Soekarno-dan Bali,
sehingga orang lain tahu kalau ia dari Indonesia.
Keempat, global atau mendunia, biasanya, nama ini berasal dari kalangan filsuf atau
penemu yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkannya, Sejak
dini, kita sudah mengenal Pythagoras, Isaac Newton, Thomas Alpha Edison, dan lain
sebagainya. Orang-orang ini begitu termasyhur, bahkan hukum pun dicantumkan atas nama
mereka, misalnya hukum Pythagoras dan Archimedes. Seiring dengan kemajuan jaman,
masih banyak nama yang akan dikenang dunia karena sumbangsih mereka terhadap
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi, bahkan ketika mereka saat ini masih
hidup, seperti Mark Zuckerberg yang mendirikan facebook.
Kelima, alam semesta. Ini tiada lain, tiada bukan adalah nama Nabi Besar Muhammad
Saw. Hampir setiap nama Allah disebut, maka nama Muhammad Rasulullah menyertainya.
Paling tidak, 5 (lima) kali nama beliau disebut-sebut dan didengar setiap hari oleh jutaan
umat Islam seantero dunia.
Hal tersebut dapat diketahui ketika orang membaca syahadat (Aku bersaksi tiada
Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah. Pertama, ketika masuk Islam. Kedua,
ketika adzan. Ketiga, ketika qomat. Keempat, ketika tahiyat dalam salat. Kelima, ketika
khatib menyampaikan khutbahnya. Belum lagi dalam keseharian di mana umat Islam
diperintahkan untuk selalu bersalawat kepada beliau, “Sesungguhnya Allah dan malaikatmalaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu
untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab [33]:56).
Demikian, semoga kita juga kelak meninggalkan nama baik, amin. (Penulis adalah Dosen
IAIN Palangka Raya)
Download