View/Open - Repository | UNHAS

advertisement
Potensi Bakteri Lactobacillus acidophilus FNCC 005 Sebagai
Antidiare dan Imunomodulator
Zaraswati Dwyana1 ,Fitri Amaliah2, Rusli2
1. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin Makassar
2 .Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia Makassar
Abstract
The study have been done about potency of bacteria Lactobacillus acidophilus FNCC
005 as antidiarrheal agent and immunomodulator to male mice Mus musculus. The aim of the
study was to observe the ability of bacteria Lactobacillus acidophilus FNCC 005 as
antidiarrheal agent, and also to observe their effect as immunomodulator in mice infected by
Enteropathogenic Escherichia coli (EPEC) with inhibition test and hemaglutination method.
A total of 9 male Mus musculus mice were used for this study and divided into 3 groups i.e.:
(1) negative control, (2) bacteria Lactobacillus acidophilus FNCC 005 + Escherichia coli,
and (6) positive control (infected with Escherichia coli). The treatment was undertaken from
1st-6th day, while infection of Escherichia coli using 106 cfu/mL per day was undertaken
during 3rd-4th day with volume 30 mL/g. Then, the hemaglutination was observed to 2nd, 4th
and 6th day induction by calculating the antibody titer value that the highest dilution of mice
blood serum in which each showed agglutination. The study results showed that the bacteria
Lactobacillus acidophilus FNCC 005 has potency as an antidiarrheal and boost the immune
system
Key Words : Lactobacillus acidophilus, Antidiarheal, imunomodulator
PENDAHULUAN
Lactobacillus telah lama dikenal sebagai flora normal yang berfungsi sebagai agen
probiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi seperti diare. Selain
itu Bakteri Lactobacilluss dimanfaatkan sebagai imunomodulator karena bakteri ini mampu
merangsang pembentukan antibodi yang mencegah kelebihan pertumbuhan bakteri
berbahaya, mencegah timbulnya infeksi saluran kemih, meningkatkan perlindungan terhadap
patogen, virus dan bakteri jahat, memulihkan keseimbangan usus setelah pemberian
antibiotik, kemoterapi, mencegah pembentukan gas akibat pembusukan dan peragian.
Peningkatan daya tahan tubuh oleh Lactobacillus acidophilus dan bifidobacteria,
berhubungan dengan tingkat IgA.Bakteri probiotik menstimulasi produksi sitokin dalam
darah dan meningkatkan aktivitas makrofag (Astawan, 2011). Berdasarkan hasil identifikasi
diketahui bahwa Lactobacillu smemiliki penghambatan terbaik terhadap Enterophatogenic
Escherichia coli (EPEC).Namun demikian, sifat fungsional lainnya belum diteliti, terutama
sifat fungsionalnya sebagai pencegah diare akibat infeksi EnterophatogenicEscherichia coli
(EPEC). Dalam penelitian ini dikaji lebih lanjut mengenai potensi bakteri asam laktat,
terutama Lactobacillus acidophilus sebagai antidiare dan imunomodulator
METODE PENELITIAN
Alat/Bahan yang digunakan
Lactobacillus acidophilus FNCC 005, bakteri Escherichia coli, de-Mand Regosa Sharpe
(MRS) agar, Nutrient agar (NA),aquadest, larutan PBS (Phosphat Buffer Saline), sel
darah merah domba (SDMD) 2%, alkohol 70 %, spiritus.
Pengujian aktivitas antidiare
Kultur bakteri probiotik Lactobacillus acidophilus FNCC 005 dibuat dalam
beberapa variasi konsentrasi 25%, 75% dan 100%.
Ke dalam vial dimasukkan 1 ose suspensi bakteri Escherichia coli dan dimasukkan
ke dalam vial yang berisi medium Nutrient Agar dan dihomogenkan, kemudian dituang
ke dalam cawan petri dan dibiarkan memadat.
Kultur bakteri Lactobacillus acidophilus FNCC 005 yang telah dibuat dengan
beberapa konsentrasi disuspensikan dengan aquadest steril.Setelah itu rendam disk blank
ke dalam suspensi dan diletakkan disk blank tersebut diatas permukaan medium Nutrient
Agar (NA).Diinkubasi selama 1 x 24 jam.Diamati dan diukur zona hambatannya.
Pengujian aktivitas imunoglobulin pada hewan uji.
a. Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah Domba (SDMD) 2%
Sebanyak 3 ml darah domba ditampung dalam tabung yang bersih dan telah
dikeringkan yang berisi dengan 1 mg/10µL EDTA yang berfungsi sebagai antikoagulan.Kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 1500 rpm untuk memisahkan sel
darah merah domba (SDMD) dari plasmanya.Sel darah merah domba yang didapatkan
dicuci dengan penambahan sejumlah besar Phosphat Buffered Saline (PBS) dalam
tabung, lalu tabung tersebut dibolak-balik beberapa kali, setelah itu disentrifugasi
kembali.Pencucian dilakukan paling sedikit 3 kali. Setelah disentrifugasi, PBS
dikeluarkan sehingga yang tertinggal adalah SDMD 100%, lalu ditambahkan lagi PBS
dengan jumlah yang sama hingga diperoleh suspensi SDMD 50%. Sebanyak 0,4 mL
SDMD 50% diencerkan dengan 9,6 ml PBS hingga diperoleh suspensi antigen (SDMD
2% v/v).
b. Pemilihan dan penyiapan hewan uji
Hewan uji yang digunakan adalah mencit (Mus musculus) jantan yang sehat
dengan bobot badan 20-30 gram, sebanyak 9 ekor mencit yang dibagi berdasarkan
perlakuan dan dinyatakan telah teracak dengan baik jika bobot badan tiap mencit tidak
berbeda nyata.Sebelum digunakan sebagai hewan percobaan, semua mencit dipelihara
terlebih dahulu selama kurang lebih satu minggu untuk penyesuaian lingkungan,
mengontrol kesehatan dan berat badan serta menyeragamkan makanannya (Kusmardi,
2007).
c. Perlakuan terhadap hewan uji
Pengujian ini dilakukan sesuai metode Oyetayo (2004) dan Fitrial (2009)yang
dimodifikasi. Kultur BAL probiotik Lactobacillus acidophilus FNCC 005 yang
berumur 24 jam diencerkan pada aquadest steril dengan populasi 108CFU/mL. Populasi
EPEC penyebab diare yang diberikan adalah 106 CFU/mL.Penentuan pemberian dosis
EPEC berdasarkan pada dosis infeksi EPEC yang dapat menyebabkan diare pada bayi
yaitu minimal 105CFU/mL (Oyetayo 2004).Pada mencit kontrol negatif dilakukan
pemberian aquadest selama 6 hari dengan cara dicekok untuk menyamakan tingkat stres
yang dialami oleh mencit percobaan (Wresdiyati, 2011).
i. Perlakuan I (Kontrol negatif)
Mencit (Mus musculus) diberikan aquadest 1 mL/30g BB mencit secara oral
selama 6 hari penuh.Diambil sampel darahpada hari ke-2, 4dan 6.
ii. Perlakuan II (Pemberian Kultur L.acidophilus dan bakteri EPEC)
Mencit(Mus musculus)diberikan kulturbakteri LactobacillusacidophilusFNCC
005 sebanyak 1 mL/30 g BB ekor mencit perhari secara oral menggunakan sonde
selama 6 hari (hari ke-0 sampai ke-6). Populasi EPEC penyebab diare yang
diberikan adalah 106CFU/mL sebanyak 1 mL/30 g BB ekor mencit per hari,selama
dua hari (hari ke-3 sampai ke-4).Diambil sampel darah pada hari ke-2, 4 dan 6.
iii. Perlakuan III (Kontrol Positif)
Populasi EPEC penyebab diare yang diberikan adalah 106 CFU/mL sebanyak
1 mL/30 g BB ekor mencit per hari selama 6 hari (hari ke-0 sampai ke-6).Diambil
sampel darah pada hari ke-2, 4 dan 6.
d. Pengambilan sampel darah hewan uji
Sampel darah hewan uji diambil secara vena lateral pada hari ke-2, 4 dan 6
setelah imunisasi dan diletakkan pada suhu kamar selama 1-2 jam, lalu diambil
serumnya (supernatan) dengan cara disentrifus selama 10 menit dengan kecepatan 3000
rpm.
e. Uji hemaglutinasi
Serum yang diperoleh lalu diencerkan secara “double dilution” dengan phosphat
Bufferred Saline (PBS) dengan perbandingan 1/4, 1/8, 1/16, 1/32, 1/64, 1/128, 1/256,
dan 1/ 512. Dari masing-masing perbandingan ini di pipet sebanyak 50µL dan
diletakkan pada 8 sumur piring mikrotiter (well plate 96) isolat bakteri Lactobacillus
acidophilusFNCC 005 dan kontrol. Setelah itu, masing-masing ditambahkan 50 uL
suspensi sel darah merah domba 2 % pada setiap sumur dan digoyang-goyang selama 5
menit agar homogen. Selanjutnya di inkubasi pada suhu 37oC selama 60 menit dan
didiamkan pada suhu kamar. Setelah itu dilakukan pengamatan pengenceran tertinggi
dari setiap serum darah mencit jantan yang masih dapat mengaglutinasi sel darah merah
domba.Dalam pembacaan titer hemaglutinin, hemaglutinasi dianggap positif jika
seluruh atau sebagian besar permukaan yang cekung dasar lempeng tetes ditutupi oleh
lapisan SDMD secara merata. Titer hemaglutinin dinyatakan sebagai kebalikan
pengenceran serum yang masih menunjukkan hemaglutinasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengujian aktivitas antidiare
Aktivitas bakteri Lactobacillus acidophilus FNCC 005 dilakukan uji
pendahuluan dengan mengamati zona hambat yang dihasilkan terhadap pertumbuhan
bakteri Escherichia coli.Hasil dari pengamatan zona hambat bakteri Lactobacillus
acidophilus FNCC 005dengan konsentrasi 25%, 75% dan 100%terhadap pertumbuhan
bakteri Escherichia colidapat dilihat pada gambar 1 dan tabel 1.
A
Gambar 1.
B
C
Zona hambat bakteri Lactobacillus acidophilus FNCC 005 dengan variasi
konsentrasi terhadap bakteri Escherichia coli
Keterangan : A = Konsentrasi 25% B = Konsentrasi 75% C = Konsentrasi 100%
Tabel 1. Hasil Uji daya hambat bakteri Lactobacillus acidophilus FNCC 005 terhadap
pertumbuhan bakteri Escherichia coli
Konsentrasi
Diameter Zona Hambat (mm)
25 %
12
75%
23
100%
33
2. Hasil pengujian aktivitas imunoglobulin pada hewan uji
Hasil uji aktivitas imunoglobulin dari perlakuan Isolat bakteri Lactobacillus
acidophilus FNCC 005 dengan kontrol positif Escherichia coli dan kontrol negatif
aquadestterhadap mencit(Mus musculus)jantan selama 6 hari dapat dilihat pada tabel 2.
Data uji aktivitas imunoglobulin dari perlakuan Isolat bakteri Lactobacillus
acidophilus FNCC 005 dengan kontrol positif Escherichia coli dan kontrol negatif aquadest
terhadap mencit (Mus musculus) jantan selama 6 hari adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Data Titer Imunoglobulin sesuai bentuk sumur mikrotiter (wellplate) terhadap
mencit (Mus musculus) jantan selama 6 hari
JENIS PERLAKUAN
Pengenceran
Kontrol negatif
Isolat bakteri
Kontrol Positif
Pada Sumur
(Aquadest)
L. acidophilusFNCC005
(E. coli)
Hari
ke-0
Hari
ke-2
Hari
ke-4
Hari
ke-6
Hari
ke-0
Hari
ke-2
Hari
ke-4
Hari
ke-6
Hari
ke-0
Hari
ke-2
Hari
ke-4
Hari
ke-6
1/4
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
1/8
-
+
+
+
+
+
+
+
-
+
+
+
1/16
-
+
+
+
+
+
+
+
-
+
+
+
1/32
-
+
+
+
-
+
+
+
-
+
+
+
1/64
-
+
+
+
-
+
+
+
-
+
+
+
1/128
-
-
+
+
-
+
+
+
-
+
+
+
1/256
-
-
+
+
-
+
+
+
-
-
+
-
1/512
-
-
-
+
-
+
+
+
-
-
+
-
Keterangan=
(+) menunjukkan pengenceran tertinggi yang masih dapatmengaglutinasikan
antigen
Mikrotiter
(Well Plate)
(-)
menunjukkan pengenceran tertinggi yang tidak dapat mengaglutinasikan
antigen (terdapat endapan)
Tabel 3.Data Titer Tertinggi imunoglobulin berdasarkan Histogram Setelah Ditransformasi
dengan rumus = 2 log(titer)] + 1
JENIS PERLAKUAN
HARI
Kontrol Negatif
KE
Aquadest
Isolat Bakteri
L.acidophilusFNCC
005
Kontrol Positif
E. Coli
2
2,61
4,42
3,21
4
3,82
4,42
4,42
6
3,82
4,42
3,21
Total
10,45
13,26
10,84
Rata-rata
3,42
4,42
3,61
Berdasarkan pengamatan visual, gejala infeksi EPEC dimulai pada hari ke-4
setelah pencekokan EPEC (grup kontrol positif EPEC) memperlihatkan secara umum feses
pada grup mencit kontrol positif lembek dan berlendir sebagai tanda telah terjadi infeksi pada
saluran pencernaan mencit,sedangkan feses pada grup mencit yang lain tidak berlendir.Selain
itu, dilihat dengan terjadinya penurunan bobot badan yang sangat nyata pada grup mencit
kontrol positif pada hari ke-5, namun tidak ditemukan gejala tersebut pada grup mencit L.
Acidophilus FNCC 005 + EPEC dan grup kontrol negatif
Peningkatan jumlah imunoglobulin lebih tinggi pada kelompok perlakuan yang
diberikan isolat bakteri Lactobacillus acidophilus jika dibandingkan dengan kontrol negatif
yang hanya diberikan aquadest dan kontrol positif yang diberikan bakteri Escherichia coli,
sehingga diperoleh hasil bahwa peningkatan imunoglobulin lebih tinggi pada isolat bakteri
Lactobacillus acidophilus FNCC 005 .Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh Bintoro (2002) yang menyatakan bahwa bakteri asam laktat dapat hidup dan tumbuh di
dalam saluran pencernaan. Bakteri asam laktat menghasilkan asam organik, senyawa
antibiotika, enzim dan bakteriosin yang mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme
patogen di dalam usus.Aktivitas dan produk metabolit yang dihasilkan bakteri asam laktat
selama hidup di dalam saluan pencernaan dapat merangsang aktivitas sistem kekebalan
tubuh.Pemberian Lactobacillus acidophilusFNCC 005 mampu meningkatkan aktivitas sistem
kekebalan tubuh, ditandai dengan meningkatnya jumlah leukosit, limfosit, neutrofil, indek
fagositik dan nilai titer antibodi.
Jepi (2011) menyatakan bahwa bakteri probiotik dapat memperkuat sistem imun
karena adanya bantuan mukus. Melekatnya probiotik pada mukus ini ternyata diakibatkan
oleh suatu zat protein yang dimiliki oleh probiotik tersebut.Zat tersebut dinamakan “mucus-
binding protein” (protein pengikat mukus), yang ternyata dijumpai dalam jumlah yang lebih
banyak pada bakteri penghasil asam laktat, dengan adanya protein ini maka bakteri probiotik
dapat menempel pada mukus saluran cerna dan melakukan interaksi dengan host. “mucusbinding protein” mengenal protein imunoglobulin manusia yang merupakan bagian dari
sistem imun, dan cara menempelnya suatu probiotik dalamsaluran pencernaan, dari temuan
ini juga dapat menjelaskan mengapa tidak semua bakteri dapat digunakan sebagai probiotik.
Usus merupakan organ dengan sistem imun terluas di tubuh, sel-sel yang menyusun usus
dilindungi oleh lapisan pelindung mukus yang secara terus-menerus mengalami proses
regenerasi. Selain melindungi, ternyata mukus ini juga memberikan keuntungan bagi bakteri
probiotik yaitu menjadi media melekatnya probiotik di dinding usus.
Potensi imunomodulator menunjukkan adanya perbedaan yang sangat signifikan
antara kelompok kontrol negatif dan kontrol positif terhadap kelompok perlakuan pemberian
isolat bakteri Lactobacillus acidophilus FNCC 005. Dari hasil ini berarti pemberian
Lactobacillus acidophilus FNCC 005 pada mencit yang diberi EPEC mempengaruhi sifat
imunomodulator, yaitu meningkatkan jumlah immunoglobulin. Bakteri Asam Laktat (BAL)
Lactobacillus acidophilus FNCC 005 memiliki potensi sebagai antidiare dan
imunomodulator.
KESIMPULAN
1. Pemberian isolat bakteri Lactobacillus acidophilus FNCC 005 pada mencit yang
diberi Escherichia coli mampu mempengaruhi sifat imunomodulator.
2. Bakteri Asam Laktat (BAL) Lactobacillus acidophilus FNCC 005 memiliki potensi
sebagai antidiare dan meningkatkan sistem imun (imunomodulator).
DAFTAR PUSTAKA
1. Jepi, 2011.Uji Efek Isolat Bakteri Probiotik dari Susu Kerbau Terhadap Aktivitas
Imunoglobulin G (IgG) Mencit (Mus musculus) Jantan.Skripsi.Makassar :Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin.
2. Kusmardi. 2007. Efek Imunomodulator Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Cassia Alata
L.) Terhadap Aktivitas dan Kapasitas Fagositosis Makrofag.Jurnal.Makara Kesehatan,
Vol. 11, No. 2 : 50-53.
3. Wresdiyati, T. 2011.Efektivitas Probiotik Lactobacillus Plantarum 2C12 Dan
Lactobacillus acidophilus 2B4 Sebagai Pencegah Diare Pada Tikus Yang Dipapar
Escherichia coli Enteropatogen (EPEC).Jurnal. Fakultas Kedokteran Institut
Pertanian Bogor : Bogor
4. Keong, S.Y. 2011.Evaluation of Immunomodulatory Effect: Selection of the Correct
Targets for Immunostimulation Study.Science Publication.American Journal of
Immunology 7 (2): 17-23.
Download