Peluang dan tantangan Golkar di Pemilu 2009

advertisement
PERAN SERTA GEREJA KATOLIK
DI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT,
BANGSA DAN NEGARA INDONESIA
OLEH Dr. COSMAS BATUBARA
Perjalanan panjang Indonesia mencapai tingkat sekarang ini tidak
terlepas dari keterlibatan umat Katolik di dalamnnya. Gerakan
orang Katolik di pelopori oleh I.J. Kasimo. Ia mendapat semangat
nasionalisme itu dari gurunya di Muntilan, seorang Romo bernama
Frans Van Lith.
2
Sebelum kemerdekaan ada anggapan bahwa orang Katolik
Indonesia sama saja dengan orang Katolik Belanda (penjajah).
Terhadap pendapat ini I.J. Kasimo menjawab dengan tindakan
bahwa orang Katolik Indonesia, beda dengan penjajah Belanda.
I.J. Kasimo berjuang dengan berpedoman “Salus Populi
Suprema Lex” (Kesejahteraan Rakyat adalah Hukum Tertinggi)
3
Tampilnya orang Katolik diinspirasi oleh peran dari Romo Franciscus
Georgius Josephus Van Lith atau Frans van Lith (17 Mei 1863-9
Januari 1926). Dia adalah seorang imam Yesuit yang berasal dari
Belanda yang meletakkan dasar karya Katolik di Jawa, khususnya
Jawa Tengah yang menyatakan, bahwa “Orang Jawa sekarang sudah
mulai memandang Gereja katolik sebagai suatu kekuatan yang berdiri
di luar nasionalisme Belanda dan yang mencari hubungan dan kasih
dengan kehidupan jiwa dan kepribadian Jawa”.
4
Dalam sejarah politik Indonesia tercatat peran tokoh Katolik
menolak paham komunisme dan menolak tampilnya kembali
piagam Jakarta. Peran I.J. Kasimo dalam liga demokrasi bersama
Tokoh Islam tercatat dengan tinta emas. Begitu juga peran Harry
Tjan Silalahi SH dalam Front Pancasila di tahun 1966. Dan peran
PMKRI di awal Orde Baru. Yang selalu menonjol di dalam diri
kader-kader
Katolik
dari
masa
ke
masa
adalah:
selalu
mendahulukan kebaikan umum (bonum commune); konsistensi
sikap atau tidak “mencla-mencle”; mengamalkan dan melaksanakan
Pancasila; jujur, bertanggung jawab; saleh/sederhana; rajin dan rela
berkorban...
5
Dalam setiap kurun waktu pelaksanaan UUD, parpol selalu tampil
orang Katolik tersebar diberbagai parpol dan organisasi profesi.
Mgr. Albertus Soegijapranata SJ memberi pegangan : in principiis
unitas, in dubiis libertas, in omnibus caritas (dalam hal-hal yang
prinsip adalah satu dalam hal-hal yang masih terbuka, bebas,
dalam segala hal, kasih).
6
Dalam mengkaji perkembangan politik dari dahulu sampai
sekarang, secara teoritis dapat dilihat pendekatan politik
tradisional, pendekatan segi-segi normatif dan konstitusional.
Kemudian perkembangan pendekatan tingkah laku dan pasca
tingkah laku. Pendekatan yang paling banyak adalah syntese dari
ketiga
pendekatan
tersebut.
Bergeser
dari
lembaga
ke
manusianya.
7
Membahas sejarah politik Indonesia dan peran umat Katolik di
sepanjang perjalanan sejarah itu, dapat dilihat dari UUD yang
dipakai sebagai landasan. Kita mengenal UUD 1945, UUD RIS,
UUD Sementara, kembali ke UUD 1945 dan terakhir UUD 1945
yang diamandemen.
8
Pemilu yang akan datang 2014, bagaimana peran FMKI? Apakah
dapat jadi motor?. Pemilu Legislatif ada 15 Parpol akan bersaing,
seperti telah dikemukakan di depan bahwa dalam mengkaji
perkembangan politik dari dahulu sampai sekarang, secara teoritis
dapat dilihat pendekatan politik tradisional, pendekatan segi-segi
normatif dan konstitusional. Kemudian perkembangan pendekatan
tingkah laku dan pasca tingkah laku. Pendekatan yang paling
banyak adalah syntese dari ketiga pendekatan tersebut. Bergeser
dari lembaga ke manusianya.
9
Peran orang sangat penting. Apalagi parpol peserta pemilu
kebanyakan aliran Kebangsaan dan Demokrasi, maka penting
orang Katolik diperjuangkan untuk terpilih.
10
Herbert Feith dan Lance Castles
berpendapat bahwa di Indonesia dari
tahun 1945 s/d 1965:
1. Nasionalisme radikal
2. Tradionalisme Jawa
3. Islam
4. Sosialisme Demokratis
5. Komunisme
11
Dengan Partai politik yang banyak, dari
landasan dapat digolongkan:
1. Aliran Kebangsaan
2. Aliran Sosial Demokrat
3. Aliran Islam
12
FMKI sebagai apa? Pemilih kita dibagi dalam 3 kategari :
1. Pemilih mewakili seseorang karena ia melihat ada hal-hal yang
menarik dari caleg, memilih karena idealisme.
2. Pemilih memilih seseorang caleg karena ada kaitan emosional
primordialisme.
3. Pemilih memilih karena menjawab pertanyaan : “Wani Piro”
(berani berapa?)
Diluar ketiga kategori tersebut masih ada golput.
13
Ada berpendapat FKMI sebagai “King Maker” dengan catatan apa
yang diputuskan FKMI mendapat dukungan dari seluruh gereja
(Rohaniawan dan awam) Dengan berpedoman jumlah umat di
beberapa Dapil, maka ide ini mungkin bisa terwujud.
14
SISTEM POLITIK
Kehidupan politik sebagai satu sistem tidak lain adalah kesatuan
antara unsur-unsur dari struktur politik dalam interaksi dan
interelasinya satu sama lain, atau dengan perkataan lain sistem politik
adalah kesatuan antara struktur dan proses (fungsi-fungsi) politik.
Dengan demikian maka struktur politik merupakan “mesin” dari
kehidupan politik, sehingga suatu kehidupan politik yang sehat
banyak pula tergantung kepada struktur politik yang mendukungnya.
15
Sistim Politik
Komponen politik
Fungsi tertentu
Struktur Politik
16
Sistim
Politik
Input
Supra
struktur
politik
Infra
struktur
politik
Output
17
Infra
struktur
politik
• Partai politik
• Kelompok
kepentingan
• Media massa
• Federasi buruh, Kerukunan Tani,
Himpunan Nelayan
Golongan
kepentingan/ • Fungsi: pengaju kepentingan sedangkan
parpol pemadu kepentingan
golongan
fungsional
Dimana FMKI?
18
Supra Struktur Politik :
- Presiden
- DPR/MPR
- DPD
- MA
- BPK
- MK
- DLL.
19
Amandemen-amandemen terhadap
UUD’45
Sidang MPR thn
1 9 9 9
• 9 pasal
• 19 ayat
Sidang MPR thn 2 0 0 0
• 25 pasal
• 59 ayat
Sidang MPR thn
2 0 0 1
• 23 pasal
• 66 ayat
Sidang MPR thn 2 0 0 2
• 32 pasal
• 31 ayat
Sekarang ini UUD RI terdiri dari 16 Bab, 37 Pasal dan 198 ayat
20
Di tengah-tengah masyarakat sekarang ini, ada 3 kelompok pendapat
terhadap sistim politik atas UUD 1945:
1
Menerima UUD 1945 dengan
keseluruhan amandemennya
2
Menerima pembukaan UUD 1945, tetapi
tidak menerima pasal dan ayat yang baru
3
Mempertahankan UUD 1945
sebagaimana aslinya, ada pembukaan,
batang tubuh dan penjelasan bab dan
pasal2nya
21
Dengan adanya amandemen terhadap UUD 1945, masalah penerapan
demokrasi berkaitan dengan masalah partisipasi politik.
• Herbert Mc Closky:
Partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga
masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses
pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung dalam
pembentukan kebijaksanaan umum.
22
• P. Huntington dan Joan.M.Nelson:
Partisipasi politik adalah kegiatan warga negara yang bertindak sebagai
pribadi, yang dimaksud untuk mempengaruhi pembuatan keputusan
oleh pemerintah.
Partisipasi bersifat individual atau kolektif, terorganisir atau spontan,
mantap atau sporadis, secara damai atau kekerasan, legal atau ilegal,
efektif atau tidak efektif.
23
Ada 5 kategori dari partisipasi politik:
Pembunuhan
politik,
pembajakan,
teroris

Menyimpang
Pejabat umum,
pejabat partai,
sepenuh waktu,
pimpinan kelompok
kepentingan

Petugas kampanye, aktif dalam
partai/ kelompok kepentingan,
aktif dalam proyek-proyek sosial
Menghadiri rapat umum, anggota kelompok
kepentingan, usaha menyakinkan orang,
memberikan suara dalam pemilu,
mendiskusikan masalah politik, perhatian
pada perkembangan politik
Aktivis

Partisipan
Pengamat
Orang yang apolitis
24
Untuk mendalami penerapan demokrasi era reformasi, kita perlu
mendalami berbagai putusan politik antara Pemerintah dengan DPR
yang melahirkan berbagai Undang-undang tentang
Partai Politik,
tentang Otonomi Daerah, Pers, Organisasi kemasyarakatan.
- DPR berapa Undang-undang yang dihasilkan dalam
satu tahun kerja.
- Apakah aspirasi masyarakat dapat ditampung
kebijaksanaan Pemerintah?.
- Pelaksana Pemilu, Pilpres, Pilkada apa sah langsung,
bebas, jujur dan adil? Apakah masih ada “Money
Politik?”.
25
Penutup
Pemimpin ideal sempurna tidak ada. Pemimpin harus menguasai
hukum, di mana, kapan dan bagaimana menghadapi masalah bangsa.
Tindakan pemimpin setiap kesatuan atau unit harus selalu berdasarkan
pemikiran, pandangan dari yang dipimpinnya. Pemimpin yang asyik
dengan pemikirannya sendiri sangat tidak baik. Pemimpin harus
berakar kepada yang dipimpin (jangan lain dari hasil kongres,
rapimnas dan rapat)
26
Sekian dan
Terimakasih
Medan, 1 Maret 2014
27
Download