Nihil Obstat: P. Martin Harun, OFM, Jakarta 12 Mei 2004

advertisement
Sabda Tuhan
dalam hidup sehari-hari
DESEMBER 2012
Angela Merici Biblical Center © Sr. Emma G. osu
http://ambcosu.wordpress.com
Nihil Obstat: P. Martin Harun, OFM, Jakarta 12 Mei 2004
Imprimatur: Rm. Yohanes Subagyo, Pr. Vikjen KAJ, Jakarta 25 Mei 2004
1. Sabtu. Pw S. Dionisius dan Redemptus, martir Indonesia. Why 22:1-7;
Luk 21:34-36. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu dan
supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia. Ini hari terakhir
dari Tahun Liturgi. Yang sudah terjadi, biarlah berlalu. Yang belum,
jangan dicemaskan dulu. Kita diajak untuk berjaga-jaga dan berdoa.
Menyerahkan diri ke tangan Tuhan yang memelihara dan melindungi.
Dalam doa kita menimba kekuatan dari atas. Kita percaya dan yakin
akan tiba saatnya Tuhan mematahkan segala kuasa kegelapan.
Kebaikan pasti menang atas kejahatan.
2. Minggu Adven I. Yer 33:14-16; 1Tes 3:12 – 4:2; Luk 21:25-28,34-36.
Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat. Memikirkan akhir zaman
membuat hati kita kecut dan cemas. Muncul gambaran tentang
perang dan segala macam bencana yang mengerikan. Sebelum
semua itu terjadi orang bisa mati ketakutan. Injil memberi kita pegangan yang menguatkan. Apa pun yang terjadi, di ujung sana ada keselamatan. Kita diajak bangkit dan mengangkat muka untuk melihat
Tuhan yang datang untuk menyelamatkan. Datanglah, Tuhan Yesus!
3. Senin. Pesta S. Fransiskus Xaverius. 1Kor 9:16-19,22-23; Mrk 16:1520. Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Banyak orang katolik berinisial F.X. Semoga mereka dan kita
sekalian juga memiliki semangat Fransiskus Xaverius, misionaris
besar ini yang di abad ke 16 mewartakan kabar baik dari Spanyol ke
Borneo, Maluku, India dan Jepang. Segala bahaya dan rintangan
diatasinya dengan kekuatan Tuhan yang menyertainya. Tidak ada
batas umur dan batas waktu untuk menjadi pewarta kabar baik melalui
teladan hidup dan perkataan.
Desember 2012
4. Selasa. Yes 11:1-10; Luk 10:21-24. Berbahagialah mata yang melihat
apa yang kamu lihat. Di stadion ada ribuan orang. Kalau ada satu
orang yang kita kenal, kita melihatnya dengan cara berbeda. Melihat
dengan mengenali. Itulah cara melihat yang dimaksud Yesus. Banyak
orang di zaman itu melihat Yesus dengan mata kepala mereka. Ia
tidak beda dengan semua orang lain. Para murid melihat dan bahagia,
sebab mereka mengenali Dia sebagai Mesias, sebagai Raja Damai
yang dinubuatkan oleh Yesaya dan dinantikan berabad-abad. Apakah
mata saya melihat dan mengenali Dia dalam Kitab Suci, dalam
Sakramen, dalam umat beriman, dalam saudara-saudara yang paling
miskin dan hina?
5. Rabu. Yes 25:6-10a; Mat 15:29-37. Hati-Ku tergerak oleh belas
kasihan kepada orang banyak itu. Hidup manusia ditandai oleh
banyak penderitaan. Ada yang didatangkan oleh orang lain, ada yang
diakibatkan oleh kesalahan sendiri. Sikap orang terhadap penderitaan
sesama berbeda-beda. Ada yang menyoraki, kalau yang menderita itu
orang yang dibencinya. Ada yang tidak peduli dan pura-pura tidak
melihat. Yesus selalu melihat, dan Ia peduli. Lebih dari itu, seluruh
jiwa raga-Nya terguncang melihat penderitaan orang, dan Ia tergerak
berbuat sesuatu demi kebaikan orang itu. Apakah kita sudah memiliki
kepedulian Yesus? Kalau tidak mampu menyembuhkan, perhatian
dan sapaan ramah pun sudah bisa meringankan penderitaan.
6. Kamis. Yes 26:1-6; Mat 7:21,24-27. Orang yang mendengar perkataan ini dan melakukannya, seperti orang bijaksana yang mendirikan
rumahnya di atas batu. Dari pagi sampai malam kita dibanjiri kata-kata
yang kita baca dan kita dengar dari koran, majalah atau buku, dari
percakapan, TV, kuliah, instruksi boss, ceramah atau khotbah. Banyak
kata kita biarkan lewat seperti angin berlalu. Tapi ada juga yang kita
ingat-ingat, kita ikuti dan laksanakan. Apakah sabda Tuhan yang kita
baca atau dengar termasuk kategori ini? Kalau begitu kita seperti
rumah yang dibangun atas dasar yang kokoh. Godaan, tantangan
atau ancaman boleh datang. Kita tetap bertahan dalam iman dan
semakin erat bersatu dengan Tuhan, gunung batu keselamatan kita.
7. Jumat. Pw S. Ambrosius. Yes 29:17-24; Mat 9:27-31. Jadilah kepadamu menurut imanmu. Iman kedua orang buta itu membuat mereka
beralih dari kegelapan menuju terang. Dan yang pertama mereka lihat
adalah Yesus, terang kehidupan! Dalam “Tahun Iman” yang berlangsung sampai November 2013 kita diajak menemukan dan menerima
kembali anugerah yang berharga, yaitu iman kita. Iman yang membawa kepada perjumpaan baru dengan Kristus, jalan, kebenaran dan
kehidupan. Hanya Dia yang mampu menyelamatkan, maka tidak siasia bila kita mempercayakan hidup kita kepada-Nya, mengandalkan
Dia dan mengikuti jalan-Nya yang menuju kepada Terang abadi.
Desember 2012
8. Sabtu. HR SP Maria dikandung tanpa noda. Kej 3:9-15,20; Ef 1:36,11-12; Luk 1:26-38. Sesungguhnya, aku ini hamba Tuhan. Gadis
yang menyediakan tubuhnya untuk menerima dan menumbuhkan
Anak Allah yang Mahakudus, harus juga kudus. “Aku yang dikandung
tanpa noda,” begitulah Maria menyatakan identitasnya kepada Bernadet Soubirous. Kita pun dipilih Allah supaya hidup kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Mungkinkah itu bagi kita yang hidup di dunia
yang penuh dosa? Maria Bunda kita memberi petunjuk: Hiduplah
sebagai hamba Tuhan. Hamba Tuhan hanya mengenal satu Boss,
yaitu Tuhan. Bila kita sebagai hamba hanya mau melayani dan
menyenangkan Tuhan, hidup kita pasti kudus.
9. Minggu Adven II. Bar 5:1-9; Flp 1:4-6,8-11; Luk 3:1-6. Bertobatlah,
berilah dirimu dibaptis, dan Allah akan mengampuni dosamu. Yohanes Pembaptis menyerukan pertobatan, meninggalkan manusia lama
dengan segala kedosaan dan kejahatannya, dan menjadi manusia
baru. Baptisan Yohanes adalah tanda pertobatan itu. Kita telah menerima baptisan Allah Tritunggal yang menjadikan kita anak-anak
kesayangan Allah. Masih perlukah bertobat? Selalu perlu. Bertobat itu
seperti mengoreksi jarum kompas. Kita sering ada di persimpangan
jalan dan bingung jalan mana yang harus dipilih. Pilihlah jalan
kebenaran iman. Hanya jalan itu membawa kepada keselamatan dan
damai sejahtera.
10. Senin. Yes 35:1-10; Luk 5:17-26. Melihat iman mereka, Yesus berkata: “Saudara, dosamu sudah diampuni.” Si lumpuh itu sama sekali
tidak berdaya. Untung dia punya sahabat-sahabat penuh iman yang
membawanya kepada orang yang paling dia butuhkan, yaitu Yesus.
Berbahagialah kita kalau punya sahabat baik yang mau berkurban
demi keselamatan kita. Lebih berbahagia lagi kalau kita menjadi sahabat baik bagi orang lain dan mau repot demi kebaikannya. Pelayanan
paling indah dan berharga yang bisa kita berikan pada orang-orang di
zaman ini ditunjukkan oleh sahabat-sahabat si lumpuh, yaitu membawa orang kepada perjumpaan pribadi dengan Yesus Kristus. Hanya di
dalam Dia ada kehidupan dan kebahagiaan sejati.
11. Selasa. Yes 40:1-11; Mat 18:12-14. Bapamu di surga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang. Perumpamaan ini
menggambarkan betapa besar kasih Allah kepada kita. Kita berharga
di mata-Nya! Ia tidak mau kehilangan kita. Maka kalau kita lari menjauh dari naungan kasih-Nya, Ia mencari kita. Ia tahu bahwa terlepas
dari Dia tidak ada kehidupan, tak ada kebahagiaan. Yang ada hanya
kesenangan sementara. Kita menikmati keasyikkan sebentar, sesudahnya terasalah pahit getir dan kesia-siaannya. Kita terperosok ke
dalam jurang petaka. Tuhan mencari kita. Maukah kita membiarkan
diri ditemukan oleh-Nya dan digendong pulang?
Desember 2012
12. Rabu. Yes 40:25-31; Mat 11:28-30. Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Bukan orang sehat dan kuat yang diundang Yesus, melainkan orang yang letih lesu dan berbeban berat untuk diberi kelegaan.
Mungkin sulit menemukan orang yang tidak mempunyai beban, entah
beban ekonomi, politik, sosial atau moral. Orang mengeluh tuntutan
hidup makin tinggi dan saingan makin besar. Bagaimana bisa maju,
sedangkan bertahan saja sulit. Tuhan tahu segala seluk beluk hidup
kita. Kitab Suci tidak memberi hiburan kosong. Orang yang menantinantikan Tuhan mendapat kekuatan baru. Masalah kita tidak hilang
begitu saja. Tapi dengan kelegaan dan kekuatan baru dari Yesus kita
sanggup mengatasi segala rintangan.
13. Kamis. Pw S. Lusia. Yes 41:13-20; Mat 11:11-15. Siapa bertelinga
hendaklah ia mendengar. Semua orang, juga yang tuli, punya telinga.
Jadi seruan Yesus ini penting dan ditujukan kepada semua orang.
Allah mendekati dan menyapa kita semua dan masing-masing melalui
para nabi, Kitab Suci, hamba-hamba-Nya dan bisikan Roh Kudus:
“Aku Tuhan Allahmu, memegang tangan kananmu. Jangan takut. Akulah yang memegang engkau.” Seorang anak kecil tidak takut kalau ia
dipegang ibunya. Ia tahu ibunya kuat dan terus mendekap dia
sehingga aman. Begitu juga kita ada dalam pegangan Tuhan, dan Ia
tidak melepaskan kita barang sedetik. Orang yang menyadarinya akan
selalu melakukan yang berkenan kepada-Nya.
14. Jumat. Pw S. Yohanes dari Salib. Yes 48:17-19; Mat 11:16-19. Kami
meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan
kidung duka, kamu tidak berkabung. Bayangkan orang pergi ke pesta
nikah dan meratap di tengah keramaian pesta. Berikut ia ke rumah
duka dan menari-nari dengan girang. Untuk segalanya ada waktunya,
kata si pengkhotbah. Baik peristiwa suka maupun duka bisa mendekatkan kita pada Tuhan. Perlu terus mengarahkan hati kepada Tuhan
Allah yang mengajar tentang apa yang memberi faedah dan yang
menuntun kita di jalan yang harus kita tempuh. Maka tahulah kita
kapan harus ikut menari dengan gembira dan kapan perlu berkabung.
15. Sabtu. Sir 48:1-4,9-11; Mat 17:10-13. Elia sudah datang, tetapi orang
tidak mengenal dia dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Tuhan memberi tanda-tanda jelas dari kehadiran-Nya. Perlu
menjaga mata hati kita tetap terbuka untuk cepat mengenali-Nya.
Orang Israel di zaman Yesus tidak mengenali Yohanes Pembaptis
yang diutus untuk menyiapkan Jalan Tuhan. Maka mereka juga tidak
siap untuk menerima Yesus yang diutus Bapa untuk menyelamatkan
dunia dan mereka masing-masing. Mereka sibuk dengan urusannya
sendiri. Bagaimana persiapan kita sendiri menyambut Dia di hari
Natal? Sudahkah kita menyediakan kediaman yang nyaman bagi-Nya
di hati kita?
Desember 2012
16. Minggu Adven III. Zef 3:14-18a; Flp 4:4-7; Luk 3:10-18. Guru, apa
yang harus kami perbuat? Orang-orang yang mendengarkan khotbah
Yohanes Pembaptis menanggapinya dengan serius. “Apa yang harus
kami perbuat untuk bertobat?” Itu pertanyaan yang tepat. Banyak
orang berpikir kalau mendengarkan khotbah atau renungan dan
merasa tersentuh sampai menangis, itu sudah bertobat. Tobat ialah
pembaharuan hati yang nyata dari perbuatan. Yang serakah dan
egois berubah menjadi orang yang suka berbagi; si pemeras tidak
memeras lagi. Kita sulit merubah diri sendiri. Tuhanlah yang
membaharui kita dalam kasih-Nya. Dengan menyadari betapa Tuhan
mengasihi kita, dan kita hidup dari kasih-Nya, datanglah perubahan.
17. Senin. Kej 49:2,8-10; Mat 1:1-17. Yakub memperanakkan Yusuf, suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Matius
menyusun sebuah silsilah panjang untuk menunjukkan tempat Yesus
dalam sejarah. Allah masuk ke dalam dunia manusia, dan menjadi
bagian dari manusia berdosa. Tiga kali empat belas keturunan sama
dengan enam kali tujuh keturunan. Yesus sebagai yang ketujuh dari
tujuh keturunan datang untuk menggenapi sejarah keselamatan.
Dialah anak Yehuda yang berhak memegang tongkat Kerajaan untuk
memerintah selama-lamanya. Dialah Yesus, Tuhan yang menyelamatkan. Dialah Kristus, nabi dan raja yang diurapi. Datanglah, Tuhan!
18. Selasa. Yer 23:5-8; Mat 1:18-24. Mereka akan menamakan dia
Imanuel, yang berarti: Allah menyertai kita. Sejarah Keselamatan
adalah kisah tentang Allah Pencipta dan Pemerihara, yang setia
menyertai, menuntun dan menyelamatkan umat manusia yang degil,
suka berontak dan mencari jalan sendiri menuju kebinasaannya.
Walaupun demikian, Allah tetap Imanuel, tetap menyertai manusia
pendosa dengan kasih-Nya yang menyelamatkan. Tiap tahun kita
merayakan peristiwa puncak kasih Allah yang menjadi solider dengan
kita dalam segala hal kecuali dalam dosa. Yesus adalah model
manusia yang berkenan kepada Bapa. Dia menampakkan manusia
seperti yang dicita-citakan oleh Bapa.
19. Rabu. Hak 13:2-7,24-25a; Luk 1:5-25. Doamu telah dikabulkan, dan
Elisabet istrimu akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu. Kita
bisa membayangkan pasangan Zakharia dan Elisabet ketika masih
muda terus berdoa minta dikaruniai anak. Setelah berumur 50 tahun
lebih, mereka tidak lagi minta anak, tapi mungkin minta sikap pasrah
menjadi pasangan mandul. Ketika sudah lanjut usia, datang malaikat
yang mengabarkan bahwa doa mereka sudah dikabulkan. Bagi Allah
tidak ada yang mustahil! Istri Manoah yang mandul pun bisa
melahirkan. Tuhanlah yang menentukan saat yang tepat doa kita
dikabulkan. Jadi mari kita tekun berdoa, dengan menyerahkan segalanya ke tangan Dia yang tahu apa yang paling baik buat kita.
Desember 2012
20. Kamis. Yes 7:10-14; Luk 1:26-38. Roh Kudus akan turun atasmu, dan
kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau. Sebab itu anak
yang kaulahirkan akan disebut kudus, Anak Allah. Kalau lansia yang
mandul bisa melahirkan, tidak mustahil juga seorang perawan tanpa
suami melahirkan. Bagi Allah Pencipta yang Mahakuasa memang tak
ada hal yang mustahil. Maria mengandung bukan dari lelaki melainkan
dari kuasa Roh Kudus. Kita hanya bisa tunduk menyembah di
hadapan misteri Allah menjadi Manusia. Nubuat Yesaya yang menimbulkan banyak pertanyaan, menjadi terang benderang bila dilihat
penggenapannya dalam Yesus Kristus. Dia yang kudus menjadi salah
satu dari kita untuk menjadikan kita umat yang kudus.
21. Jumat. Kid 2:8-14 atau Zef 3:14-18a, Luk 1:39-45. Siapakah aku ini
sampai ibu Tuhanku datang megunjungi aku? Sulit membayangkan
bagaimana seorang nenek bisa hamil, apalagi hamil tua. Maria
mengerti, maka ia bergegas mengunjungi saudaranya itu untuk
membantu. Elisabet pun dipenuhi Roh Kudus, sehingga ia tahu siapa
yang datang kepadanya. “Ibu Tuhanku”. Tak ada sebutan yang lebih
luhur buat Maria. Perjumpaan mengharukan antara dua bakal ibu dan
dua bakal anak. Yohanes pun melonjak kegirangan dalam rahim
ibunya. Kegembiraan perlu diungkapkan. Ada banyak alasan untuk
bersyukur dan memuji Allah dalam liturgi untuk menjadikannya hidup
dan semarak.
22. Sabtu. 1Sam 1:24-28; Luk 1:46-56. Ia memperhatikan kerendahan
hamba-Nya. Tubuh Maria menjadi rumah bagi Anak Allah sekaligus
Anak Manusia sementara Ia tumbuh seperti bayi biasa selama
sembilan bulan. Allah melakukan karya yang besar dalam diri Maria.
Ia bukan putri Raja yang tenar dan berkuasa, tetapi hamba Tuhan
yang tidak berarti apa-apa di dunia. Allah telah menjatuhkan
pilihannya kepada Maria karena kerendahannya dan kesederhanaannya. Begitulah cara kerja Tuhan: Yang rendah ditinggikan, yang tinggi
direndahkan. Yang kecil di mata dunia, adalah besar di mata Tuhan.
Ukuran dunia tidak penting dan tidak diperhitungkan Tuhan. Dia
menilai lahir dan batin, dan tak ada yang tersembunyi bagi-Nya.
23. Minggu Adven IV. Mi 5:1-4a; Ibr 10:5-10; Luk 1:39-45. Berbahagialah
ia yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari
Tuhan, akan terlaksana. Dalam “Tahun Iman” ini kita diajak menemukan kembali iman kita sebagai anugerah yang berharga. Iman
memampukan kita melihat rencana Tuhan yang indah buat kita
masing-masing. Iman membuat kita berjumpa dan berpaut dengan
Tuhan, berserah diri secara utuh kepada kehendak-Nya. Maka kita
menjadi alat di tangan Tuhan demi keselamatan kita dan dunia. Iman
yang demikian adalah iman yang hidup, yang menghasilkan buah
kasih, keadilan dan damai bagi Kerajaan Allah.
Desember 2012
24. Senin. 2Sam 7:1-5,8b-12,16; Luk 1:67-79. Engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya. Itulah panggilan
Yohanes, untuk itu ia lahir. Ia harus mewartakan kedatangan Tuhan,
menyiapkan hati orang lewat pertobatan agar bisa menerima Yesus
Penyelamat. Ia tahu tempatnya. “Dia, Yesus, harus menjadi semakin
besar, dan aku semakin kecil.” Tugas Yohanes adalah juga tugas kita.
Menurut Paus Benediktus XVI dewasa ini tak ada prioritas yang lebih
besar daripada menolong orang bertemu dengan Yesus. Kita
membuka jalannya dengan menyapa orang susah, kesepian, orang
yang mencari arti hidup. Satu sapaan ramah bisa membuka persahabatan yang membawa kepada perjumpaan dengan Kristus.
25. Selasa HR Natal. Yes 9:1-6; Tit 2:11-14; Luk 2:1-14. Ketika mereka
tiba di situ, tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin. Dengan
kelahiran Yesus, Allah yang tak kelihatan mendapat wujud. Kelak
Yohanes akan bersaksi, “Yang kami lihat dengan mata kami, yang
telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup, itulah
yang kami tuliskan.” Anak Allah turun ke dalam jurang kesengsaraan
manusia untuk membawa kita kepada diri-Nya dan meninggikan kita.
Kita bisa ikut gerak itu bila kita beriman kepada-Nya, membuka hati
dan budi untuk menerima Dia sebagai Raja Penyelamat. Datanglah,
Tuhan, lahirlah kembali dalam hati kami dan jadikanlah kami semakin
manusiawi.
26. Rabu. Pesta S. Stefanus. Kis 6:8-10; 7:54-59; Mat 10:17-22. Kamu
akan dibenci semua orang karena nama-Ku; tetapi orang yang
bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Pesta Stefanus
seperti mengganggu suasana Natal. Kita dibawa kepada kenyataan
bahwa ikut Kristus tidak berarti larut dalam keharuan Natal. Ikut
Kristus berarti memanggul salib sampai ke Golgota. Ikut Kristus berarti
mati seperti biji gandum untuk menghasilkan banyak biji gandum lainnya. Stefanus mati sebagai martir pertama. Ia mati seperti Yesus
dengan kata-kata pengampunan bagi mereka yang membunuhnya.
Darahnya menjadi benih bagi orang-orang kristen baru. Stefanus
kehilangan nyawa di dunia dan mendapatnya kembali di surga.
27. Kamis. Pesta S. Yohanes. 1Yoh 1:1-4; Yoh 20:2-8. Ia melihatnya dan
percaya. Rasul Yohanes menyebut diri murid yang dikasihi. Dengan
mata kasih, kita bisa melihat hal-hal yang tidak dilihat orang lain.
Melihat kubur kosong, kain kafan dan kain peluh, Yohanes teringat
nubuat Gurunya yang terkasih, dan ia percaya Yesus telah bangkit.
Kasih dan percaya sulit dipisahkan. Kasih memberi kita mata yang jeli
untuk melihat tanda-tanda kehadiran Allah yang penuh kasih dalam
hidup ini. Kita akan melihat apa yang dilihat oleh Yohanes, yaitu hidup
kekal yang ada bersama-sama dengan Bapa. Apa yang telah menjadi
nyata bagi murid yang dikasihi, menjadi nyata bagi kita juga.
Desember 2012
28. Jumat. Pesta Kanak-kanak suci. 1Yoh 1:5 – 2:2; Mat 2:13-18.
Herodes menyuruh membunuh semua anak di Betlehem. Yesus,
terang dunia bersinar dalam kegelapan. Orang yang merindukan
terang menyambutnya penuh sukacita. Tapi orang yang mencintai
kegelapan seperti Herodes, merasa terganggu dan berusaha memadamkan terang itu. Raja Herodes berambisi menjadi penguasa
tunggal. Mendengar bahwa ada raja Yahudi yang baru lahir, ia merasa
terancam dan berupaya membunuhnya. Jatuhlah korban-korban yang
tak bersalah. Apakah manusia dibandingkan dengan Allah yang
mahatinggi, mahamulia dan mahabesar? Mungkinkah Allah menjadi
saingannya? Yesus itu Raja, tapi kerajaan-Nya bukan dari bumi ini.
29. Sabtu. 1Yoh 2:3-11; Luk 2:22-35. Mataku telah melihat terang yang
menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain. Simeon seorang benar
dan saleh yang menantikan terbitnya terang bagi semua bangsa. Ketika terang itu datang ke Bait Allah di Yerusalem, ia segera mengenalinya. Lihatlah dia menyambut dan menatang Anak itu sambil memuji
Allah. Ia telah melihat keselamatan yang dari Tuhan. Keinginan hatinya sudah terkabul. Sekarang ia siap meninggalkan dunia ini untuk
pergi ke Rumah Bapa. Semoga apa yang kita harapkan dari hidup ini
lebih dari sekedar melihat anak cucu. Semoga kita rindu melihat nama
Allah dimuliakan, kehendak-Nya dilaksanakan di bumi seperti di dalam
surga, dan Kerajaan Allah menjadi nyata di tengah kita.
30. Minggu. Pesta Keluarga Kudus. 1Sam 20-22,24-28; 1Yoh 3:1-2,21-24;
Luk 2:41-52. Yesus pulang bersama mereka ke Nasaret dan hidup
dalam asuhan mereka. Keluarga adalah lembaga yang dikehendaki
Allah Pencipta. Ia ingin setiap anak lahir dan dibesarkan dalam
naungan kasih bapak dan ibu. Dewasa ini ada banyak orang yang
kawin tapi tidak menghendaki anak, atau maksimal satu saja. Ada
pula yang menghendaki anak tapi tidak mau hidup berpasangan.
Jadilah keluarga pincang dengan bapak tunggal atau ibu tunggal. Hari
ini kita merayakaan pesta Keluarga Kudus, model bagi setiap
keluarga. Mereka memberi teladan kasih, kesetiaan dan ketaatan.
Itulah yang menjamin keutuhan keluarga sampai akhir.
31. Senin. 1Yoh 2:18-21; Yoh 1:1-18. Dari kepenuhan-Nya kita semua
telah menerima kasih karunia demi kasih karunia. Kita sudah sampai
pada hari terakhir tahun ini. Baiklah berhenti sejenak untuk menghitung-hitung berkat yang telah kita terima di tahun 2012 ini. Ada berapa
tanda kasih karunia yang telah kita terima? Tiga? Empat? Bila kita
hitung terus, akan bertambah banyak sampai tak terhitung lagi.
Semua itu kita terima dai kepenuhan kasih Tuhan. Dia memberi dan
tidak kekurangan. Ternyata apa yang kita beri pun, menjadi kasih
karunia bagi orang lain, tetapi terlebih bagi diri kita sendiri. Maka kita
bersyukur juga boleh mengambil bagian dalam kepenuhan Allah.
Desember 2012
Desember 2012
Download