Struktur Organisasi Pengprov PTMSI Sul-Sel

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tidak bisa dipungkiri komunikasi sangat diperlukan untuk menyampaikan maksud dan
tujuan. Kapanpun dan dimanapun berada, dengan berkomunikasi manusia dapat saling
berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, ditempat
pekerjaan, di pasar, dan di dalam suatu masyarakat serta tidak ada manusia yang tidak akan
terlibat dalam komunikasi. Begitu pula dalam suatu organisasi di perlulkan adanya komunikasi
baik kepada Pemimpin serta kepada para anggota-anggotanya secara timbal balik untuk mencapai
suatu tujuan.
Menurut Zelko dan Dance dalam ( Muhammad, 1995:66 ) Komunikasi organisasi
adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencangkup komunikasi internal dan
komunikasi eksternal. Komunikas internal adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri seperti
komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi
sesama karyawan yang sama tingkatannya. Sedangkan Komunikasi eksternal adalah komunikasi
yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan luarnya, seperti komunikasi dalam penjualan hasil
produksi, pembuataan iklan, dan hubungan dengan masyarakat umum.
Dalam suatu organisasi diperlukan adanya komunikasi yang baik untuk menciptakan
suatu tujuan bersama. Tingkah-laku manusia dalam suatu organisasi atau kelompok sangat
berpengaruh terhadap jalannya suatu organisasi, mempengaruhi usaha pencapaian tujuan-tujuan
organisasi.
1
Seperti halnya dengan keadaan antara klub yang satu dengan klub yang lain dalam
himpunan PTMSI yang tidak bisa menunjukan kebersamaan mereka dalam suatu Organisasi
yang sama. Merasa adanya persaingan antar-klub, menimbulkan konflik yang berdampak pada
atlit.
Begitu pula Adanya sikap terbuka dalam suatu organisasi adalah salah satu subtasnsi
dalam organ isasi yang harus dilaksanakan. Sikap terbuka memberikan pengaruh yang positif
terhadap jalannya suatu organisasi. Namun, lain halnya yang dirasakan atlit-atlit saat ini, merasa
adanya tidak kesesuaian keinginan dari yang dilakukan. Terutama keterbukaaan masalah Dana
untuk atlit masih belum sepenuhnya terbuka, sehingga menjadi suatu konflik yang harus
diselesaikan.
Budaya organisasi merupakan kunci dan konsep bersama yang membentuk citra mereka
dalam organisasi, meliputi iklim positif, pengaruh negatif, kualitas keunggulan, potensi
pertumbuhan, unsur-unsur organisasi (Rahmat, 2006:313). Sedangkan Konflik yang terjadi dalam
klub-klub PTMSI saat ini seakan-akan menjadikan budaya yang tertanam yang tidak bisa
diselesaikan. Ini menjadikan Budaya Organisasi yang terjadi di PTMSI.
Kepengurusan PTMSI Sul-Sel, Ketua sangat mempengaruhi berjalannnya kepengurusan
tenis meja, baik antara pengurus dan pada atlet-atletnya. Dengan adanya konflik yang terjadi,
pengurus PTMSI sebagai induk dari klub-klub sebaiknya melihat konflik dan menyelesaikannya
secara bersama. Tapi itu terkendala karena tidak adanya komunikasi yang dilakukan antara atasan
dan bawahan dan pada anggota-anggota yang berperan penting dalam pembinaan dan
peningkatan prestasi atlit.
Pentingnya komunikasi antara anggota-anggota memberikan dampak positif sebagai
bahan masukan untuk kemajuan PTMSI. Namun, hal itu kurang dilakukan, konflik-konflik yang
2
kecil sebaiknya dijadikan catatan penting untuk PTMSI. Akan tetapi, seolah-olah tidak penting
dengan masalah yang sudah menjamur yang berdampak pada mental atlet.
Ibarat ROI ada suatu singkatan yang popular dalam kalangan manager, yang berarti
“Return On Investment”, atau “Laba atau Modal yang ditanamkan”. Tentu saja ini, adalah hal
yang sangat vital dalam setiap perusahaan. Tapi ROI dapat juga berarti “Return On Individual”
(Hasil atau keuntungan Dari Setiap Pekerja”). Para pemimpin atau manager mengelolah orang;
dengan orang-orang inilah seorang pemimpin atau manager berhasil atau gagal. Suatu tanggung
jawab yang terutama dari seorang pemimpin atau manager, ialah untuk mengembangkan suatu
team yang bekerjasama dengan dia, jadi bukan untuk dia. Jika pemimpin itu dapat melaksanakan
ini, maka kemungkinan untuk mewujudkan hasil yang maksimal dari individu-individu, dan
dengan kemudian kemajuan organisasi, adalah besar sekali, menurut James G. Robbins dan
Barbara S. Jones (Sirait, 1995:62 ).
Namun dengan adanya konflik internal yang terjadi dalam kepengurusan PTMSI
menimbulkan dampak terhadap atlit, Program – program pada masa awal kepemimpinan PTMSI
menjadi tidak terlaksana secara sempurna dan tidak sesuai yang diharapkan. Visi dan misi yang
dibangun serta disepakati secara mufakat tidak tercapai disebabkan adamya kepentingan –
kepentingan yang berbeda-beda yang akibatnya berdampak pada atlit.
Kepegurusan PTMSI mempunyai tanggung jawab kepada atlit-atlitnya untuk
meningkatkan prestasi atlit pada khususnya dan mengharumkan nama daerah dan bangsa pada
umumnya. Begitu pula sebaliknya atlit mempunya tanggung jawab untuk disiplin dalam latihan
guna meraih prestasi yang baik dan mengharumkan nama bangsa.
Adanyanya bibit-bibit atau atlet-atlet kadet
merupakan keuntungan PTMSI untuk
membina dan memberikan sumbangsih untuk mendorong atlet agar bisa berprestasi. Ini adalah
sikap perhatian yang harus dilakukan oleh pengurus PTMSI agar bisa memperhatikan pemula
3
yang baru ingin mengasah bakatnya. Namun, hal tersebut masih kurang dirasakan sehingga
peningkatan prestasi atlit tidak maksimal.S
Pengurus PTMSI merupakan motifator bagi penunjang keberhasilan atlit dan sebaliknya
keberhasilan atlit merupakan investasi pengurus dalam pengembangan dan kemajuan PTMSI di
masa yang akan datang.
Pada tahun 1980-1985 adalah masa kepemimpinan DR. Tajuddin, beliau dikenal sebagai
seorang yang familiar dan dekat dengan atlit-atlitnya, semenjak masa kepemimpinanya telah
mencapai prestasi yang cukup banyak pada atlit-atlitnya, seperti Rusli Karauddin, Ratna
kamaruddin, Oli Da Costa, Ever, dan lain-lain. Mereka telah mengharumkan nama sul-sel di
tingkat nasional dan tingkat internasional seperti sea games.
Pembinaan atlit yang dilakukan oleh beliau tidak tanggung-tanggung untuk membawa
atlitnya berlatih sampai keluar negeri, dan begitu banyak relasi yang beliau kenal untuk
bekerjasama dalam pembinaan atlit-atlit tenis meja pada waktu itu sehingga berdampak baik bagi
peningkatan prestasi atlit. Tidak hanya dalam pembinaan beliau berusaha tetapi juga
kesejahteraan kehidupan atlit seperti lapangan pekerjaan beliau tidak terlepas.
Adanya Kedekatan antara Atlet dengan beliau memberikan motifasi langsung pada atletatlet. Terkadang beliau ikut serta dalam latihan yang dilaksanakan dan setelah atlet berlatih,
beliau melakukan pembicaraan yang releks pada atlet guna memberikan semangat berlatih. Ini
salah satu cara yang dilakukan oleh beliau agar dekat dengan atlet-atletnya. Sehingga apa yang
dirasakan atlet dan apa yang menjadi beban atlet dapat diketahui dan dapat segera diselesaikan.
Terjalinnya komunikasi yang baik yang dilakukan oleh pengurus kepada atlet dan sikap
terbuka memberikan semangat untuk atlet. Pembinaan yang secara langsung dan keterbukaan
pengurus pada atlet memberikan dampak yang positif terhadap prestasi atlet.
4
Setelah Masa kepemimpinan beliau berakhir, prestasi atlit dari tahun ke tahun semakin
menurun, pembinaan dan even-even pertandingan tenis meja sangat kurang digelar dan
dilaksanakan pada tiap tahunnya yang dampaknya kematangan mental atlit kurang yang
disebabkan oleh kurangnya even pertandingan, menjadikan atlit tidak siap mental pada saat
mereka bertanding keluar untuk membawakan nama Sul-Sel, bahkan sebagian atlit-atlit yang
berpotensi untuk mengharumkan nama Sul-Sel telah berpindah profinsi lain dengan alasan lebih
menjanjiikan kehidupan yang layak dibanding di Sul-Sel.
Dalam tinjauan komunikasi, iklim komunikasi organisasi sangat memperoleh perhatian
dalam disiplin ilmu komunikasi, terutama substudy komunikasi organisasi. Adanya hubungan
yang sirkuler antara iklim organisasi dengan iklim komunikasi. Tingkah laku komunikasi
mengarah pada perkembangan iklim, di antaranya iklim organisasi. Iklim organisasi dipengaruhi
oleh bermacam-macam anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi
yang penuh persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka,
rileks, ramah tamah dengan anggota lain. Sedangkan iklim negatif menjadikan anggota tidak
berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan (Arni, 1995:85).
B. Rumusan Masalah
Dengan adanya masalah internal dan ekternal yang terjadi dalam kepengurusan PTMSI Sul-Sel
dibutuhkan pola komunikasi
1. Bagaimana keadaan Iklim Komunikasi pengurus PTMSI Sulawesi Selatan sekarang ini?
2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Peningkatan prestasi atlit dalam Iklim Komunikasi
yang terjadi dalam lingkungan PTMSI?
5
C. Tujuan dan mamfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan :
C.1. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui iklim komunikasi yang terjadi dalam kepengurusan PTMSI sulawsi
selatan sekarang ini dalam peningkatan prestasi atlit ?
2
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan prestasi atlit pada
Iklim komunikasi organisasi yang terjadi dalam Lingkungan PTMSI ?
D. Karangka Konseptual
D.1. Konsep Iklim komunikasi Organisasi
Iklim komunikasi mempunyai hubungan yang sirkuler dengan iklim organisasi, dan
tingkahlaku organisasi mengarah pada perkembangan iklim, diantaraanya iklim organisasi. Iklim
organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan
berkomunikasi. Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong para anggota organisasi
berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota yang lain. Sedangkan iklim
yang negatif
menjadi anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa
persaudaraaan
Dalam suatu organisasi iklim komunikasi merupakan hal yang perlu menjadi perhatian
seorang pemimpin organisasi karena faktor tersebut banyaknya ikut mempengaruhi kepada
tingkah laku anggota organisasi. Keberhasilan suatu organisasi tidak terlepas dengan adanya
sikap dan perhatian seorang pemimpin terhadap anggota-anggotanya, sehingga dapat bekerjasama
dalam membangun Budaya organisasi yamg baik.
6
Menurut Redding dalam penelitiannya menunjukan bahwa iklim komunikasi lebih luas
dari persepsi karyawan terhadap kualitas hubungan dan komunikasi organisasi dalam organisasi
serta tingkah pengaruh dan keterlibatannya. (Arni, 1995:85),
Ada lima Demensi iklim Komunikasi dalam organisasi yaitu :
1. “Supportiveness’, atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka dengan
atasan membantu mereka membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting.
2. Partisipasi membuat keputusan.
3. Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia.
4. Keterbukaan dan keterusterangan.
5. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan dengan
jelas
kepada anggota organisasi.
BUDAYA ORGANISASI
INFORMASI
IKLIM KOMUNIKASI
Akse
bili
tas
Kua
litas
Me
dia
Kepuasan pada Organisasi
Beban
Ketelitian
Ketepatan
Penyebaran
MAKNA
Diatas adalah gambar Model Profil
Variabel Komunikasi Organisasi yang
diadaptasikan dari Pace dan Faules dalam (Kriyantono, 2006 : 311)
Profil Komunikasi Organisasi mempunyai beberapa variabel yang diukur dimana setiap
variabel mempunyai subvariabel antara lain :
7
a. Iklim Komunikasi, Seberapa jauh anggota organisasi merasa bahwa organisasi dapat
dipercaya, mendukung, terbuka, menaruh perhatian, dan secara aktif meminta pendapat
mereka, serta memberikan penghargaan atas standar kinerja yang baik. Subvariabel yang
diukur adalah :
 Kepercayaan, adalah persepsi anggota organisasi tentang seberapa jauh atasan, bawahan,
dan sesama rekan kerja dapat dipercaya.
 Pembuatan
keputusan
bersama,
adalah
persepsi
anggota
organisasi
tentang
keterlibatannya dalam proses pembuatan keputusan bersama.
 Pemberian dukungan, adalah persepsi anggota organisasi tentang perhatian atau
dukungan organisasi pada karyawannya dan dukungan pada organisasinya.
 Keterbukaan, persepsi anggota organisasi tentang keterbukaan organisasi terhadap
informasi yang dianggap penting bagi anggota, kebebasan, dan kemudahan anggota
memperoleh informasi.
 Perhatian dan tujuan kinerja tinggi, adalah persepsi anggota tentang keinginan anggota
dan organisasi untuk selalu memiliki tujuan kinerja tinggi.
b. Kepuasan Organisasi, adalah persepsi tentang seberapa jauh anggota organisasi merasa
puas.
Subvariabel yang diukur adalah :
 Kepuasan kerja, adalah persepsi tentang seberapa jauh anggota organisasi merasa puas
dengan jenis pekerjaan yang diberikan dan kondisi lingkungan pekerjaan.
 Kepuasaan kepenyeliaan atau supervise, adalah persepsi tentang seberapa jauh anggota
merasa puas dengan system kepengawasan dan penyeliannya.
 Kepuasan Upah dan keuntungan, adalah persepsi tentang seberapa jauh anggota
organisasi merasa puas dengan gaji , tunjangan, dan fasilitas yang diterima.
8
 Kepuasan penilaiaan prestasi, promosi, dan peluang kerja, adalah persepsi tentang
seberapa jauh anggota merasa puas dengan system penilaian, promosi, dan kesempatan
dalam memperoleh peluang dalm memperoleh peluang dalam pekerjaan.
 Kepuasan pada rekan sejawat, adalah persepsi tentang seberapa jauh anggota merasa puas
dengan hubungannya dengan sesama rekan kerja.
 Aksebilitas informasi, adalah persepsi anggota organisasi mengenai sebarapa jauh
informasi yang tersedia bagi mereka dari berbagi sumber dalam organisasi, seperti atsan
langsung., atasan lebih tinggi, kelompok, bawahan, dokumen- penerbitan, obrolan lisan
(grapevine).
 Kualitas media, adalah persepsi anggota organisasi mengenai seberapa jauh penerbitan,
petunjuk tertulis, laporan, dan media lainnya dinilai menarik, tepat, efesien, dan dapat
dipercaya.
c. Penyebaran Informasi, adalah persepsi anggota oganisasi mengenai jumlah berbagai
informasi dalam organisasi yang diterima mereka atau mengenai seberapa jauh pesan
disebarkan melalui seluruh organisasi atau siapa yang mengetahui sesuatu tentang suatu
pesan tertentu.
d. Beban Informasi, adalah persepsi anggota organisasi mengenai jumlah berbagai informasi
dalam organisasi yang diharapkan mereka dari berbagai sumber atau berkaitan dengan
kecukupan informasi, kekurangan informasi, kelebihan informasi, dan kelewatan informasi
(terisolasi).
e. Budaya Organisasi, adalah persepsi anggota organisasi mengenai nilai kunci dan konsep
bersama yang membentuk citra mereka terhadap organisasi, meliput iklim positif, pengaruh
negative, kualitas keunggulan, potensi pertumbuhan, unsur-unsur organisasi, organisasi kecil
dan tidak matang, dan aktif/mendorong.
Dari karangka konsep variabel-variabel dan subvariabel yang dijelaskan diatas maka penulis
menggambarkan karangka konseptual sebagai berikut :
9
Skema Pemikiran Penulisan :
PTMSI
Aksesibilitas
B
U
D
A
Y
A
O
R
G
A
N
I
S
A
S
I
DINAS KESEHATAN
INFORMASI
Kualitas Media
IKLIM KOMUNIKASI
Beban
Ketelitian
ANGGOTA
(ATLIT)
Prestasi Atlit
“Atlit
10
Ketepatan
Penyebaran
F. Definisi Operasional
Untik menghindari terjadinya perbedaan persepsi, maaka penulis mengguakann batasan-batasan
pengertian terhadapp konsep yang mendasari penelitian sesuai judul, sebagai berikut :
1.
Iklim komunikasi
Adalah sejauh mana anggota organisasi PTMSI dapat memberikan dukungan, kepercayaaan,
keterbukaan dalam oraganisasi tersebut guna meningkatkan prestasi atlet.
2.
PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia) sulawesi selatan
Adalah sebuah organisasi olah raga tenis meja dibawah naungan Dinas Kesehatan propinsi
Sul-Sel. PTMSI mempunyai wewenan dan tanggung jawab, mengurus segala programprogram dan kegiatan-kegiatan olahraga baik yang
bersangkutan dengan kegiatan
pertandingan tenis meja, serta kesiapan dan persiapan atlit untuk siap bertanding untuk
membawa nama daerah dalam even pertandingan yang selalu diadakan atau dilaksanakan.
3.
Standar Komunikasi efektif
Adalah bagaimana cara Pengurus PTMSI melakukan komunikasi efektif dalam organisasi,
baik mengirim pesan, menerima pesan, dan meresponnya secara baik, guna menghindari
miskomunikasi antara anggota organisasi.
4.
Struktur Organisasi
Adalah merupakan desain organisasi di mana pemimpin atau manejer melakukan
alokasi sumberdaya organisasi, terutama yang terkait dengan pembagian kerja dan
sumber daya yang dimiliki PTMSI, serta bagaimana keseluruhan kerja tersebut dapat
dikoordinasikan dan dikomunikasikan.
11
F. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian dan Waktu
Lokasi penelitian di sekertariat PTMSI Sulawesi Selatan dibawah nangungan Dinas kesehatan
Propinsi Sulawesi selatan serta di klub-klub tenis meja yang berada di Makassar. Dengan
maksud untuk mendapatkan informasi yang akurat
2. Tipe Dasar Penelitian
Tipe penelitian Deskriptif kualitatif yaitu metode riset di mana periset melakukan kegiatan
wawancara tatap muka secara mendalam untuk menggali informasi yang dibutuhkan sebagai
data penulis sesuai dengan fakta yang ditemukan.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil :

Teknik interview atau wawancara yaitu melakukan wawancara mendalam maupun
secara bebas kepada informan yang dianggap tahu dan pernah terlibat dalam
penelitian ini.

Teknik
Observasi
yaitu
dilakukan
dengan
pengamatan
langsung
untuk
mengumpulkan data dan informasi tentang faktor-faktor yang turut mempengaruhi
dari masalah yang telah diteliti.
b. Data sekunder
Data yang diperoleh dari studi pustaka yaitu data yang berhubungan dengan penelitian ini.
4.
Informan Penelitian
 Sekertaris PTMSI Sul-Sel : 3
 Rekan-rekan Atlit Tenis Meja Atlit Senior
Masa kepemimpinan Dr. H. Burhanuddin Yusuf DTM&H : 2
 Rekan-rekan Pemerhati tenis meja : 4
 Rekan-rekan pemerhati tenis meja : 2
12
BAB II
Daftar Pustaka
A. Pengertian komunikasi organisasi
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi mengacu pada suatu tindakan oleh orang ke orang lain, yang
mengeirim pesan dan menerima pesan yang terdistori oleh gangguan, dan terjadi pada
suatu konteks tertentu, mempengaruhi, dan adanya umpan balik.
Jika kita melihat seseorang terlibat dalam suatu komunikasi, kita menemukan
dua bentuk umum tindakan yang terjadi :
a. Penciptaan pesan atau lebih tepatnya perciptaan pertunjukan.
b. Penafsiran pesan atau penafsiran pertunjukan.
Perciptan pertujukan adalah kita membawa atau melakukan sesuatu untuk
ditujukan oleh orang lain dimana pertunjukan yang kita bawa mempresentasikan atau
mewakili sesuatu. Dengan kata lain ada informasi yang akan disampaikan.
Setelah orang lain melihat apa yang kita pertunjukan maka akan tejadi proses
penafsiran pesan. Menafsirkan berarti mengurangi atau memahami melalui cara-cara
tertentu. Apabila penyampaian pesan antara komunikator dan komunikan
menghasilkan suatu pengertian dan pemahaman yang sama, maka dapat dikatakan
komunikasi berjalan dengan baik.
13
Kincaid dan Schramm dalam Arifin ( 2002 : 12 ) mengatakan bahwa :
“komunikasi sebagai proses saling membagi atau menggunakan informasi secara
bersama dan pertalian antara para peserta dalam proses informasi”.
Proses komunikasi yang terjadi tidak selamanya mencapai sasaran mengenai
apa yang dikomunikasikan. Dimungkinkan adanya komunikasi yang baik antara
pemberi pesan dan penerima kalau terjadi persesuaian diantara keduanya.
Menurut veber dalam pace ( 2006 : 38 ) mengemukakan, komunikasi yang
efektif adaalah : “komunikasi yang memungkinkan adanya komunikasi yang
disampaikan mirip atau sama dengan makna yang dimaksud komunikator,
Singkatnya, komunikasi yang efektif adalah makna bersama”.
Komunikasi merupakan alat yang digunaakan oleh manusia untuk
menyampaikan informasi, atau ide-ide, pendapat, pengetahuan, perasaan, sikap
maupun tindakan kepada sesama manusia secara timbal balik.
Dalam hal ini komunikasi dua arah dengan saling memberikan feedback
adalah salah satu ciri berhasilnya proses komunikasi. Effendy ( 2009 : 11 )
menemukakan dua tahapan proses komunikasi yaitu :
a. Proses Komunikasi secara primer
Proses komunikasi secaaraa primer adalah penyampaian pikiran atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan mengemukakan lambang-lambang sebagai
media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa,
kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebaagainya
yang secara langsung
“menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikastor kepada komunikan.
14
b. Proses Komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
seorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikastor
menggunakan
media
kedua
dalam
melancarkan
komunikasinya
karena
komunikan sebagai sasarannya di tempat yang relatif jauh atau jmlahnnnya
banyak. Seperti surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, dan
film.
Menurut Ahmad Elqorni, Aliran komunikasi vertikal mencakup seluruh transaksi
yang meliputi aliran informasi ke bawah maupun ke atas yangg terjadi antara Atasan dan
bawahan dalam organisasi.
1. Untuk memberikan pengarahan atau instruksi kerja (spesifik)
2. Untuk memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan
3. Untuk
memberikan
informasi
tentang
prosedur
dan
praktek-praktek
organisasional
4. Untuk menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dlm membantu org.
menanamkan pengertian tentang tujuan-tujuan yg ingin dicapai.
Adapun metode yang sering digunakan para atasan untuk menyampaikan informasi
kepada bawahannya antara lain :
1. Tulisan saja
2. Lisan saja
15
3. Tulisan diikuti lisan
4 . Lisan diikuti tulisan
Komunikasi keatas dalam sebuah orgaisasi berarti bahwa informasi
menngalir dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Beberapa
alasan pentingnya arus komunikasi keatas didasarkan pada :
1
Aliran informasi keatas memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan
oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan orang-orang
lainnya.
2
Komunikasi keatas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan mereka siap
menerima apa yang dikatakan kepada mereka.
3
Komunikasi keatas memungkinkan –bahkan mendorong-omelan dan keluh kesah
muncul kepermukaan dehingga penyelia tahu apa yang mengganggu mereka yang
paling dekat dengan operasi-operasi sebenarnya.
4
Komunikasi keatas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi
dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk menentukan apakah bawahan
memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi kebawah.
5
Komunikasi keatas membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka dan
dengan organisasi tersebut.
6
Komunikasi keatas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahan
memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah.
16
Adapun macam-macam tujuan komunikasi:
1. Komunikasi untuk kegiatan yang tak diprogram
2. Komunikasi memulai dan menciptakan program; usaha menyesuaikan dan
mengkoordinasikan program.
3. Komunikasi yg memberikan data penerapan strategi
4. Komunikasi untuk menimbulkan program dan komunikasi untuk memotivasi
orang melaksanakan program
5. Komunikasi yg memberikan info ttg hasil kegiatan dan informasi umpan balik utk
pengawasan.
3. Organisasi
Ada bermacam-macam pendapat mengenai aapa yang dimaksud dengan
organisasi. Suatu organisasi dapaat didefinisikaan sebagai suatu kelompok individu
yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan tertentu. Jumlah individu sangatlah
bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lainnya. Namun tidaklah menjadi
masalah karena yang terpenting aadalah mereka bekerja di daalam suatu struktur
organisasi tertentu.
Schain (1982) dalam Muhammad ( 2009 : 22 ) mengatakan bahwa organisasi
adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa
yujuan umum melalui pembagiaan peekerjaan daan fungssi melalui hierarki otoritas
dan tanggungjawab. Schain juga mengaataakan bahwa organisasi mempunyai
karakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu
bagian dengan bagian lain dan tergantung kepada komunikasi manusai untuk
mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut.
17
Dalam suatu Organisasi terdapat struktur formal dan struktur informal. Struktur
formal adalah struktur organisasi dengan penempatan individu dan jabatan-jabatan
tertentu sesuai dengan kemampuannya dengan tujuan memperlaancar pelaksanaaan
kegiaataan daalam organisasi. Sedangkan struktur informal aadaalah hubunganhubungan yang tercipta di luar hubungan kerja. Struktur informal ini melayani
kebutuhan maanusiawi para individunya dan mempertahankan mereka sebagai satu
kesatuan. Kedua hubungan ini saling mendukung untuk menciptakan suasana di
dalam organisasi
Suatu organisasi terbentuk spsbils dustu usaha memerlukan usaha lebih
dari satu orang untuk menyelesaikannnya. Kondisi ini timbul mungkin disebabkan
oleh karena tugas itu terlalu besar atau terlalu konfleks untuk ditangani stu orang.
Oleh karena itu suatu organisasi dapat kecil seperti usaha dua orangindividu aatau
dapat sangat besar yang melibaatkan bnyaak orang daalam interaksi kerjasama.
iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur
organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. Suatu iklim
komunikasi berkembang dalam konteks organisasi. Unsur-unsur dasar yang
membentuk suatu organisasi:
1. Anggota organisasi. Di pusat organisasi terdapat orang-orang yang melaksanakan
pekerjaan organisasi. Mereka terlibat dalam kegiatan-kegiatan perasaan yang
mencakup emosi, keinginan, dan aspek-aspek perilaku manusia yang bukan
aspek intelektual.
18
2. Pekerjaan dalam organisasi. Pekerjaan yang dilakukan anggota org. Terdiri
dari tugas-tugas formal dan informal.Tugas ini menghasilkan produk dan
memberikan pelayanan organisasi.
White dalam Sarwoto ( 1991 : 51 ) menyebutkan dua jenis organisasi yaitu
organisasi formal dimaana pola hubungan ditetapkan secara formal oleh hukum dan
top management. Kedua, organisasi informal di mana sejumlah tata hubungan kerja
yang terjelma dalam jangka waktu yang panjang.
Dari hubungan definisi di atas, dapat disimpulkan bahan unsur-unsur
dasar organisasi adaalah :
a. Adanya dua orang atau lebih
b. Adanya maksud untuk bekerjasama
c. Adanya pengaturan hubungan
d. Adanya tujuan yang hendak dicapai
Walaupun pendapat mengenai organisasi berbeda-beda perumusannya tapi
ada tiga hal yang sama-sama dikemukakan yaitu : organisasi merupakan suatu sistem,
mengkoordinasikan aktivitas dan mencapai tujuan bersama atau tujuan umum.
Adapun Bentuk Organisasi menurut Ahmad Elqorni, adalah sebagai berikut :
1. Organisasi Sosial
Merujuk pada pola-pola interaksi sosial (frekuensi dan lamanya kontak antara
orang-orang);
arah
pengaruh
antara
orang-orang;
derajat
kerja
sama
Contoh: Keaggotaan dalam satu komunitas etnis, klub pendukung sepak bola.
19
2. Organisasi Formal
Organisasi yang didirukan untuk tujuan tertentu :

Bisnis: dibentuk untuk menghasilkan barang yang dijual

Serikat pekerja (union) diorganisasikan untuk memperkuat tawar menawar
buruh/karyawan pada majikan
Komunikasi dalam hampir semua orgaanisasi. secara jelas merupakan
suatu proses dinamis. Penyampaian informasi yang akurat dan pemahaman atas
informasi sari satu unit (pengirim) ke unit lain (penerima) vital dalam:
 perumusan dan implementasi tujuan organisasional
 peralatan dan sarana penting dimana keg.organisasional dilakukan.
Komunikasi adalah usaha mendorong orang lain menginterpretasikan
pendapat seperti apa yg dikehendaki oleh orang yg mempunyai pendapat tersebut.
Organisasi pada umumnya memiliki tujuan untuk menhasilkan pendapat, akan
tetapi, terdapat, tujuan lain yang mendukung tercapainya tujuan utam, misalnya, agar
dipeoleh pendapat maka harus mempertahankan tingkat kerja yang efeektif. Untuk
mencapainya maka organisasi harus memiliki orang-orang yang bermotifasi yang bisa
diperoleh
jika
organisasi
mampu
menghargai
lingkungan kerja yang nyaman.
20
anggotanya
dan
menciptakan
3. Komunikasi Organisasi
Adanya beberapa defenisi dan berbagai makna itu, sudah brang tertentu
menimbulkan kesulitan dalam mengkonseptualisasi komunikasi sebagai suatu kajian
ilmiah. Kesulitan ini lansung terlihat dari lahirnya sejumlah definisi mengenai
komunikasi. para pakar telah merumuskan komunikasi dengan caranya sendiri.
Menurut Shannon dan Weaver dalam Arifin ( 2006 : 26 ). Komunikasi
adalah proses di mana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsanganperangsangan (biasa lambang-lambang dalam bentuk kata0 untuk mengubah tinkah
laku orang lain. Komunikasi menyangkut semua prosedur melalui makna pikiran
seseorang dapat mempengaruhi orang lain. Sedangkan menurut shachter menulis
“Komunikasi merupakan mekanisme untuk melaksanakan lklekuasaaan”. Baik
Hoveland maupun Shannon & Weaver menerima unsur penyampaian dan
penggunaan lambang dengan memberi tekanan pada tujuan mempengaruhi. Kategori
ini ditemukan juga dalam kategori Stappers.yaitu aktivitas dataang dari pihak lain
untuk mempengaruhi.
Disisi lain pakar psikologi dengan sendirinya melihat komunikasi dalam
pengertian fenomena stimuli-respon, serbagaimana dikemukakan oleh Dance dalam
arifin ( 2006 : 26 ) menyatakan komunikasi adalah ungkapan respon melalui simbolsimbol verbal.
Akhirnnya Definisi yang menekankan persamaan arti, ditemukan antara lain
dari rumusan Gode (1969) yaitu ; “ komunikasi adalah suaatu proses yang membuat
adanya kebersamaan bagi dua atau lebih orang yang semula dimonopoli oleh satu
atau beberapa orang”. Perumusan ini bermaksud bahwa yang baik atau efektif,
21
adalah komunikasi yang mampu menciptakan kebersamaan arti bagi orang-orang
yang terlibat. Tanpa persamaan arti, sukar dipikirkaan adanya komunikasi.
Komunikasi memang multi makna dan kompleks. Hal ini terlihat jelas
pada definisi para pakar yang diungkaapkan di muka. Walaupun fenomena
komunikasi itu tetap ada dan tidak berubah, namun pemahaman tentaang fenomena
itulah yang dapat berbeeda dari satu orang dengan orang lainnya. Namun untuk
memperoleh pemahaman yang menyeluruh mengenai komunikasi manusia, semua
definisi yang ada dan berbeda-beda itu perlu diketahui dan dikaji secara mendalam.
Dalam kajian itu akan membawa suatu kesimpulan bahwa komunikasi
sebagai suatu fenomena sudah tentu dapat diartikan atau dikonseptualisasi
bermacam-macam tergantung daripada perspektif yang dipakai menurut Arifin (2006
: 27).
Dalam berkoomunikasi organisasi terdapat beberapa arus komunikasi
yang terjadi. Komunikasi abtara pimpinan dan bawahan, antara bawahan dan
pimpinan, antara orang-orang dan jabatan yang sama, serta komunikasi yang terjadi
antara bagian-bagian yang berbeda dalam organisasi. Arus komunikasi merupakan
penyeluran segenap informasi, emosi dan keinginan yang menyakut semua unsur,
tugas, pekerjaaan, dan relasi-relasi pribadi. Arus informasi ini dapat berupa :

Penyampaian berita dan pengetahuan komando, rencana pelaksanaan,
faktor-faaktor penunjang dan penghambat tugas daan supervise.

Mengantar informasi mengenai pendapat, perasaan atau emosi-emosi,
kehendak,hasrat, dan aspirasi seluruh anggota dan staf pimpinan dan
bawahaan
22
Adapun Arus informasi yang berlaangsung dalam organisasi adalah :
1. Komunikasi ke atas daalam organisasi
Komunikasi keatas merupakan pesan yang dikirim dari tingkatan
hirarki yang lebih rendah ke tingkat yag lebih tinggi. Komunikasi ke atas
sangat
penting
untuk
mempertahankan
organisasi.
Komunikasi
ini
memberikan manajemen umpan balik yang diperlukan mengenai semangat
kerja para anggotanya dan berbagai ketidak puasan yang mungkin terjadi.
Komunikasi ini juga membuat bawahan memiliki rasa bagian dari organisasi.
Disamping itu juga memungkinkan manejemen memiliki kesempatan untuk
mempeoleh berbagai gagasan dari para pegawainya.
2. Komunikasi ke bawah dalam organisasi
Komunikasi ke bawah merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hirarki
yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Komunikasi ke bawah seing
kali berupa perintah atau intruksi. Bersamaan dengan pemberian perintah ini
biasanya bersamaan dengan penjelasan prosedur, tujuan dan sejenisnya. Para
pemimpin juga bertanggungjawab untuk memberikan penilaian kepaada
pegawai dan memotivasi mereka, semua mengatas namakan produktifitas dan
demi kebaikan organisasi secara keseluruhan.
3. Komunikasi lateral dalaam organisasi
Komunikasi lateral dalam komunikasi disebut juga komunikasi orizontal,
yaitu arus pesan antara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja yang sama denan
tingkat otoritas yang sama pula. Komunikasi literal melancarkan pertukaran
23
pengetahuan, metode dan masalah. Hal ini membantu organisasi menghidari
beberapa masalah dan memecahkan masalah lainnnya.
Kommunikasi lateral juga membangun semangat kerja dan kepuasan
anggota. Hubungan yan baik dan komunikasi yang berarti di antara anggota,
yang
lebih
umum
mengkoordinasikan
lagi,
komunikasi
berbagai
kegiatan
lateral
di
dapat
dalam
mmembantu
organisasi
dan
memungkinkan berbagai divisis untuk mengumpulkan pengalaman daan
keahliannya.
Ada 3 (tiga) Tujuan utama komunikkas organisasi :
1. Sebagai tindaakan koordinasi, komunikasi dalam oganisasi bertujuan
untuk mengkoordinasikan sebagian atas seluruh tugas dan fungsi
organisasi yang telah dibagi-bagi dalam bagian atau sub bagian yang
melaksanakan visi dan
misi organisasi di bawah pimpinan seorang
pemimipin serta bawahan mereka.
2. Membagi informasi, (information Sharing). Salah satu tujuan komunikasi
yang penting adalah menghubungkan aeluruh aparatur organisasi dengan
tujuan organisasi.
Komunikasi mengarahkan manusia dan aktivitas
mereka dalam organisasi. Sebuah informasi atau prtukaran informasi
tentang tujuan organisasim arah dari suatu tugas, bagaimana usaha untuk
mencapai hasil, dan pengambilan keputusan.
3. Komunikasi bertujuan untuk menanpilakan perasaan emosi. Mereka
mempunyai kebutuhan dan keinginan, perasaan dan emosi yang harus
24
diungkapkan kepada orang lain. Manusia dalam organosasi mempunyai
keinginan bahkan kebutuhan untuk menyatakan kegenbiraan atas
pekerjaan dan prestasi yang mereka telah lakukan, mungkin mereka ingin
mengungkapkan perasaan marah karena mereka telah gagal bertugas
sebagai pemimpin, mereka juga dapat mengungkapkan kekwatiran dan
kecemasan yang mereka hadapi.
B. Iklim komunikasi organisasi
1. Iklim komunikasi
Ikim komunikasi merupakan gabungan persepsi-perspsi suatu evaluasi makro
mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respons pegawai terhadap pegawai
lain, harapan-harapan, konflik antar personal dan kesempatan bagi pertumbuhan
dalam organisasi tersebut.
Adanya hubungan yang sirkuler antara iklim organisasi dengan iklim
komunikasi. Tingkah laku komunikasi mengarahkan pada perkembangan iklim, di
antaranya iklim organisasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara
anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi yang penuh
dengan persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara
terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota yang lain.
Iklim komunikasi memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku individu.
Keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota organisasi. Untuk melaksanakan
pekerjaan mereka secara efektif, mengikatkan diri mereka dengan organisasi.
Iklim komunikasi dapat menjadi salah satu pengaruh yang paling penting dalam
produktivitas organisasi, karena iklim mempengaruhi usaha anggota organisasi
25
Menurut Goldhaber ( 1990 : 67 ) menyatakan iklim komunikasi terdiri atas
lima faktor : Pertama, dukungan. Karyawan memandang hubungan komunikasi
dengan atasan
dapat membanngun dan meningkatkan kesadaran ddiri tentang “
makna dan kepemimpinan perannya”. Kedua, kesertaan dalam proses keputusan.
Kesadaran bahwa komunikasi dengan atasan mempunyai mamfaat daan pengaruh
didengarkan dan digunakan. Ketiga, percaaya diri, dan keandalan. Sumber pesan dan
peristiwa-peristiwa komunikasi dianggaap dapat dipercaya.. Keempat, Terbuka daan
tulus. Dalam komunikasi formal maupun informal terdaapaat keterbukaan dan
ketulusan dalam berkata dan mendengar. Kelima, tujuan kinerja yang tinggi. Tingkat
kejelasan
uraiaan
dan
pnjelasan
tantang
tujuan-tujuan
kinerja.
Redding (Goldhaber,1986) dalam Muhammad ( 2009 : 85 ) mengemukakan
lima demensi pentingnya dari iklim komunikasi yaitu :
1. “Supportiveness”, atau bwahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka
dengan atasan membanttu mereka membangun dan menjaga perasaan diri
berharga dan penting.
2. Partispasi membuat keputusan.
3. Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia.
4. Keterbukaan dan keterusterangan.
5. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan
dengan jelas kepada anggota organisasi.
Denis (1975) mengatakan iklim komunikasi sebaagai kualitas pengalaman
yang bersifat objektif menngenai lingkungan internal organisasi, yang
26
mencangkup persepsi anggota organisasi terhaadap pesan dengan kejadian yang
terjadi di dalam organisasi.
Wayne Pacce dan Brent Peterson mengembangkan enam faktor besar yang
mempengaruhi iklim komunikasi organisasi. Keenam faktor berikut :
a. Kepercayaan, personal di semua tingkatan harus berusaha keras untuk
mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang di dalamnya keperrcayaan
b. Pembuatan keputusan bersama, para pegawai harus di semua tingkat harus diajak
berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua masalah
dalam semua kebijakan organisasi.
c. Kejujuran, suasana yang di liputi kejujuran ( konsepsi diri ) lihat (opennes;
honesty) dan keterusterangan harus mewarnai hubungan hubungan dalam orang.
d. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, kemudahan dalam memperoleh
informasi yang berhubungan langsung dengan tugas merekaa itu.
e. Mendengarkan (listening dalam komunikasi) dalam komunikasi ke atas personal
harus mendengarkan saran saran atau laporan laporan secara berkesinambungan
dan pikiran terbuka.
f. Perhatian kepada tujuan – tujuan berkinerja tinggi, personal di semua tingkatan
dalam orang harus menunjukkan suatu komitmen terhadap tukuan berkinerja atau
berproduktivitas tinggi.
Menurut Redding, yang dikutip oleh Pace dan Faules menyatakan bahwa
”iklim komunikasi organisasi jauh lebih penting daripada keterampilan atau teknikteknik komunikasi semata-mata dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif“.
27
Dari sini dapat dilihat bahwa iklim komunikasi di dalam sebuah organisasi
itu perlu untuk diperhatikan agar dapat menciptakan sebuah organisasi yang efektif.
Di dalam buku komunikasi organisasi yang ditulis oleh Pace dan Faules menegaskan
hal ini dengan mengemukakan bahwa iklim komunikasi tertentu memberi pedoman
bagi keputusan dan perilaku individu.
Peningkatan Efektivitas komunikasi antara lain :

Audit Komunikasi: memeriksa seluruh proses-proses komunikasi

Teknik-teknik Peningkatan Efektivitas Komunikasi: penyelenggaraan pertemuan
tahunan karyawan, penetapan saluran pribadi

Penggunaan umpan balik.

Pengembangan SIM (Sistem Informasi Manajemen): jaringan informasi yang
diciptakan berdasarkan penelaahan situasi lingkungan
Iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur
organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. Pengeruh ini
didefinisikan, disepakati, dikembangkan dan dikokohkan. Pengaruh ini menghasilkan
pedoman bagi keputusan dan tindakan individu dan mempengaruhi pesan mengenai
organisasi.
Redding mengatakan Iklim komuniaksi organsiasi merupakan fungsi
kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota
organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka
kebebasan dalam mengambil resiko (keputusan), mendorong mereka dan memberi
28
mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menyediakan
informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi, mendengarkan dengan penuh
perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari
anggota organisasi, secara aktif memberi penyuluhan kepada para anggota organisasi
sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusankeputusan dalam organisasi, dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu
tinggi dan memberi tantangan
1. Iklim organisasi
Konsep mengenai iklim oganisasi telah mendapat perhatian kira-kira 30
tahun yang lalu tetapi sampai sekarang belum ada kesepakatan para ahli tentang itu.
Telah banyak usaha yang telah dilakukan untuk memisahkan, menerangkan, dan
menentukan tempat konsepsi ini dalam teori organisasi.
Payne dan Pugh (1976) dalam Muhammad ( 2009 : 82 ) mendefinisikan
iklim organisasi sebagai suatu konsep yang merefleksikan isi dan kekuatan dari nilainilai umum, norma, sikap, tingkah laku dan perasaan anggota terhadap suatu sistem
sosial.
Kemudian Hiller dan Slocum (Jablin, 1987) mengemukakan daefinisi
iklim organisasi dangan mempertimbangkan subsistem dalam organsiasi. Mereka
mengatakan iklim organisasi adalah suatu set atribut organisasi dan subsistemnya
yang dapat dirasakan oleh anggota subsistem, terhadap anggota dan lingkungannya.
Penciptaan iklim organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas komunikasi yang
nantinya membentuk iklim komunikasi. Iklim terbentuk melalui interaksi. Iklim suatu
29
organisasi dapat diungkap melalui isi pesan dan bentuk-bentuk simbolik yang
digunakan dalam berinteraksi.
Setiap lingkungan kerja memiliki atmosfer kerja yang berbeda. Hubungan
mungkin digambarkan atmosfer tempat kerja mereka dari segi penciptaan tingkat
kenyamanan yang mereka rasakan. Gibb dalam Muhammad ( 2005 : 83 ), membagi
ke dalam dua kategori : iklim bertahan dan iklim mendukung.
Iklim organisasi adalah kualitas yang relatif abadi dari lingkungan internal
organisasi yang dialami oleh anggota-anggotanya, mempengaruhi tingkah laku
mereka serta dapat diuraikan dalam istilah nilai-nilai suatu set karakteristik tertentu
dari lingkungan.
Payne dan Pugh (1976) dalam Muhammad (2009 : 82 ) mendefenisikan
iklim organisasi sebagai suatu konsep yang mereflesikan isi dan kekuatan dari nilainilai umum, norma, sikap, tingkah laku dan perasaan anggota terhadap suatu sistem
sosial.
Pentingnya iklim yang mendukung dalam komunikasi organisasi
ditekakan oleh Redding sebagai berikut. Iklim organisasi adalah lebih krusial
daripada keterampilan atau teknik berkomunikasi dalam menciptakan suatu organisasi
yang efektif. Hal ini sesuai dengan Skiner yang mengatakan bahwa penguatan
(reinforcement) yang positif membantu mengembangkan respon yang diinginkan.
Nord juga mengemukakan bahwa penguaatan yang positif lebih memungkinkan
mempengaruhi hubungan yang bersifat organisasi yang lebih menyenangkan daripada
tidak menyenangkan ( Muhammad, 1995 : 90 ).
30
Dari definisi yang dikemukakan, para ahli belum sepakat tentang konsep
iklim organisasi ini, tetapi walaupun demikian sudah ada kesekakatan umum
mengenai atributnya tetapi jugan aada hal-hal penting yang tidak disepakati mereka.
Hal-hal yang disepakati dan tidak disepakati menurut Tomplins (1985)
dalam Muhammaad ( 2009 : 83 ) adalah sebagai berikut :
1. Ada konsensus baahwa iklim organisasi adalah suatu konsep yang masih menjadi
pembicaraan para ahli mengenai sifat yang dipunyai sistem secara keseluruhan
atau organisasi secaraa keseluruhan atau subunit organisasi.
2. Juga ada persetujuan bahwa iklim lebih bersifat deskriptif daripada efektif atau
evaluatif.
3. Juga diterima secara umum bahwa iklim timbul dari dan diperkuat oleh praktik
organisasi yang mungkin terbatas pada aktivitas yang sistematis dan yang telah
menjadi kebiasaan yang dalam, serta penting oleh organisasi atau anggotanya.
4. Ada ketidaksepakatan memngenai bagamana iklim itu secara umum.Beberapa
penelitian menduga bahwa suatu set dimensi atau pernyataan yang deskriptif
dapat digunakan untuk mencirikan iklim dari sistem.
5. Juga diperdebatkan apa iklim itu konsep yang objektif atau subjektif.
6. Diperkirakan bahwa iklim organisasi mempengaruhi tingkah laku organisasi.
7. Iklim juga mempunyai pertalian denggan kultur organisasi. Beberapa pengarang
menyatakan bahwa iklim adalah suatu pengganti yang lebih bersifat empiris bagi
istilah kultur.
31
2. Perkembangan Iklim Komunikasi Organisasi
Istilah iklim organisasi merupakan kata kiasan untuk menggambarkan
suasana atau keadaan suatu organisasi. Iklim di sini sama artinya dengan iklim pada
cuaca, yaitu penggambaran secara fisik mengenai suatu organisasi. Cuaca tersebut
dipengaruhi oleh hal-hal seperti temperatur, kelembaban, hujan, sinar matahari, dan
sebagainya. Hal ini sama dengan penggambaran iklim komunikasi organisasi yang
juga dipengaruhi oleh komponen-komponen tertentu.
Iklim komunikasi memberikan pedoman bagi kepurusan dan perilaku
individu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota organisasi. Untuk
melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif, mengikatkan diri mereka denggan
organisasi. Iklim organisasi dapat menjadi salah satu pengaruh usaha-usaha anggota
organisasi. Iklim komunikasi dapat menjadi salah satu pengaruh amg penting dalam
produktivitas organisasi, karena iklim mempengaruhi usaha-usaha anggota organisasi.
Iklim komunikasi organisasi merupakan hal yangng perlu menjadi
perhatian seorang pimpinan, karena faktor tersebut banyak sedikitnya ikut
mempengaruhi kepada tingkah laku pegawai dan organisasi itu sendiri. Untuk dapat
menciptakan iklim komunikasi yang harmonis dalam suatu organisasi, perlu
pemahaman mengenai bagaimana iklim komunikas, iklim organisasi yang sudah
dipaparkan sebelumnya.
Pentingnya iklim komunikasi karena iklim komunikasi mempengaruhi
cara hidup kita, kepada siapa kita bicara, siapa yang kita sukai, bagaimana
perkembangan kita, apa yang ingin kita capai.
32
Penciptaan iklim komunikasi organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas
komunikasi yang nantinya membentuk iklim komunikasi. iklm komunikasi organisasi
adalah suasana yang dibentuk dari hasil proses komunikasi yang berlangsung dalam
organisasi dan merupakan hasil evaluasi anggota organisasi mengenai peristiwa
komunikasi, perilaku manusai, respon pegawai terhadap pegawai lainnya, harapanharapan, konflik-konflik antara personal, dan kesempatan berkembang dalam
organisasi.
Iklim terbentuk melalui interaksi. Iklim suatu organisasi dapat diungkap
melalui isi pesan dan bentuk-bentuk simbolik yang digunakan dalam berinteraksi.
Hubungan sehari-hari anggota organisasi memberikan gambaran tentang bagaimana
iklim dan dipelihara.
Adapun fungsi kegiatan iklim komunikasi organisasi antara lain :

Menunjukan kepada anggota organisasi bahwa orang tersebut mempercayai
mereka dan memberi kebebasan dalam mengambil resiko.

Mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan
tugas-tugas mereka.

Menyediakan informasi yang terbuka dan mencakup tentang organisasi.

Mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh info yang dapat
dipercaya dan terus terang dari anggota organisasi.
Wayne Pace dan Brent Peterson
Mengembangkan enam faktor besar yang mempengaruhi iklim komunikasi
organisasi.
33
Keenam faktor yaitu :
1. Kepercayaan : personel di semua tingkatan harus berusaha keras untuk
mengembangkan dan mempertahankan hubungan yg didalamny kepercayaan.
2. Pembuatan keputusan bersama : para pegawai di semua tingkat harus diajak
berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah kebijakan
organisasi.
3. Kejujuran : suasana yang diliputi kejujuran (ket: konsepsi diri ) lihat
(openness; honesty) dan keterus terangan harus mewarnai hubunganhubungan dalam organisasi.
4. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah: kemudahan memperoleh informasi
yang berhubungan langsung dengan tugas mereka itu.
5. Mendengarkan (listening dlm komunikasi) dalam komunikasi ke atas:
personel harus mendengarkan saran-saran atau laporan-laporan secara
berkesinambungan dan pikiran terbuka
6. Perhatian pada tujuan –tujuan berkinerja tinggi : personel di semua tingkatan
dalam organisasi harus menunjukkan suatu komitmen terhadap tujuan
berkinerja tinggi-produktivitas tinggi.
Menurut Pace dan Faules, unsur-unsur dasar organisasi (anggota,
pekerjaan, praktik-praktik yang berhubungan dengan pengelolaan, struktur dan
pedomanan) dipahami secara selektif untuk menciptakan evaluasi dan reaksi yang
menunjukkan apakah yang dimaksud oleh setiap unsur dasar tersebut dan
seberapa baik unsur-unsur ini beroperasi bagi kebaikan anggota organisasi.
34
Misalnya, informasi yang cukup merupakan sebuah indikasi untuk para anggota
organisasi mengenai seberapa baik unsur-unsur dasar organisasi itu berfungsi
bersama-sama untuk menyediakan informasi bagi mereka.
Unsur-unsur dasar Organisasi
Suatu iklim komunikasi berkembang dlm konteks organisasi. Unsur-unsur
dasar yang membentuk suatu organisasi.
Unsur-unsur dasar yang membentuk suatu organisasi:
1. Anggota organisasi. Di pusat organisasi terdapat orang-orang yang
melaksanakan pekerjaan organisasi. Mereka terlibat dalam kegiatan-kegiatan
perasaan yang mencakup emosi, keinginan, dan aspek-aspek perilaku manusia
yang bukan aspek intelektual.
Mereka terlibat dalam kegiatan pemikiran yang meliputi konsep-konsep,
penggunaan bahasa, pemecahan masalah dan pembentukan gagasan. Mereka
terlibat dalam kegiatan emosi, kegiatan self moving yang mencakup kegiatan fisik
yang besar maupun terbatas
2. Pekerjaan dalam organisasi. Pekerjaan yang dilakukan anggota org. Terdiri dari
tugas-tugas formal dan informal.Tugas ini menghasilkan produk dan memberikan
pelayanan organisasi.
Menurut Muwafik Membangun Iklim komunikasi organisasi yang konduktif .
1. Openness, Keterbukaan komunikasi
2. Sistem & prosedure yang jelas, terbuka & aspiratif.
3. Personal excellent (hati yang bersih, jauh dari penyakit)
4. Organizational governance
35
3. Pentingnya Pola Komunikasi mempengaruhi Iklim Komunikasi Organisasi
a. Pola komunikasi organisasi
Pola komunikasi organisasi sangat diperlukan dalam suatu organisasi dan
itu terjadi pada setiap lingkungan tertentu yang mempunyai struktur, karakteristik,
serta fungsi tertentu yang memungkin berpengaruh kepada proses komunikasi.
Maka diperlukan ketetapan komunikasi untuk menunjukan kepada kemampuan
orang untuk memproduksi atau menciptakan suatu pesan dengan tepat.
Dalam suatu organisasi seorang pemimpin organisasi haruslah selalu
melakukan pertemuan-pertemuan, baik pertemuan eksternal maupun internaal.
Pertemuan eksternal yang dilakukan oleh seorang pemimpin kepada jajaran
kepengurusannya dan bawahannya dengan bertujuan memperoleh informasi,
memecahkan masalah-maslah dan membuat putusan-putusan sehingga dalam
sistem organisasi tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Sedangkan komunikasi internal yang dilakukan oleh seorang pemimpin organisasi
untuk mendapatkan dukungan pihak-pihak atau semacam relasi, semakin banyak
relasi yang diajak kerjasama maka semakin kuatlah organisasi yang dipimpin.
Menurut Haney (1962) mengemukakan bahwa penyampaian pesan
berurutan merupakan bentuk komunikasi yang utama, yang pasti terjadi dalam
organisasi, meliputi perluasan bentuk penyebaran diadik. Dalam hal ini setiap
individu penerima pesan pertama mula-mula menginterpretasikan pesan pesan
yang diterimanya dan kemudian meneruskan hasil interpretasinya kepada orang
berikutnya dalam rangkaian tersebut.
36
Adapun Pola komunikasi
Aliran informasi berkembang dari kontak antar pesona yang teratur dan
cara-cara rutin pengiriman dan penerimaan pesan. Katz da Kahn (1966)
menunjukan bahwa pola atau keadaan urusan yang teratur mensyaratkan bahwa
komunikasi
diantara
para
nggota
system
tersebut
di
batasi.
Analisis eksperimental pola-pola ku\omunikasi menyatakan bahwa pengaturan
tertentu mengenai siapa berbicara kepada siapa mempunyai konsekuensi besar
dalam berfungsinya organisasi. Menurutnya pola aliran informasi dibedakan
menjadi :
1. Pola roda
Dengan saran dan persetujuan anggota lainnya. Adalah pola yang
mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi
sentral. Orang yang dalam posisi sentral menrima kontak dan informasi yang
disediakan oleh anggota orgnaisasi lainnya dan memecahkan masalah.
2. Pola lingkaran
Adalah pola informasi yang memungkinkan semua anggota berkomunikasi
satu dengan yang lainnya hanya melalui sejenis system pengulangan pesan.
Tidak seorang anggotapun yang dapat berhubungan langsung dengan semua
anggota lainnya, demikian pula tidak ada anggota yang memiliki akses
langsung
terhadap
seluruh
memecahkanpersoalan.
37
informasi
yang
diperlukan
untuk
Organisasi jelas memerlukan informasi.
1.
Fase ekstensif: terjadi perkembangan cepat informasi secara kuantitatif
2.
Fase intensif: perkembangan cepat secara kualitatif.
Proses komunikasi:
1.
Pengirim
2.
Sarana Pengiriman Berita
3.
Penerima Berita.
Dengan Komunikasi diharapkan agar orang lain melakukan kegiatan
seperti apa yang dikehendaki. Dengan Komunikasi diharapkan pula segala
ketidakpastian menjadi pasti
Macam-macam tujuan komunikasi:
1. Komunikasi untuk kegiatan yang tak diprogram
2. Komunikasi memulai dan menciptakan program; usaha menyesuaikan dan
mengkoordinasikan program.
3. Komunikasi yg memberikan data penerapan strategi
4. Komunikasi untuk menimbulkan program dan komunikasi untuk memotivasi
orang melaksanakan program
5. Komunikasi yang memberikan info tentang hasil kegiatan dan informasi umpan
balik untuk pengawasan.
38
Menurut Ahmad Elqorni menmgenai saluran komunikasi formal yaitu :
a.
AliranVertikal
Aliran komunikasi vertikal mencakup seluruh transaksi yg meliputi aliran
informasi ke bawah maupun ke atas yg terjadi antara Atasan dan bawahan
dalam organisasi.
1. Untuk memberikan pengarahan atau instruksi kerja ttt (spesifik)
2. Untuk memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan
3. Untuk memberikan informasi ttg prosedur dan praktek-praktek
organisasional
4. Untuk menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dlm membantu org.
menanamkan pengertian ttg tujuan-tujuan yg ingin dicapai.
Bentuk:

rantai perintah

plakat dan papan pengumuman

majalah perusahaan

surat pada karyawan

buku petunjuk karyawan

kotak informasi

sistem pengeras suara

secarik kertas tanda terima gaji
39

laporan tahunan

pertemuan kelompok

serikat pekerja
Gerakan
informasi
ke
atas
(upward)
mell.
tingkatan2
hirarki
organisasional paling sering berbentuk umpan balik pelaksanaan kerja dan
dihubungkan dengan fungsi pengawasan.
Bentuk:
b.

kontak tatap muka

pertemuan kelompok

prosedur pengaduan

surat usulan

pemberian saran

wawancara

kebijaksanaan pintu terbuka

serikat sekerja
Aliran Horizontal
Mencakup seluruh penyampaian informasi yang mengalir secara lateral dalam
suatu organisasi. Transmisi ini dapat di kelompokan.:

diantara para karyawan dalam kelompok kerja yang sama
40

diantara kelompok-kelompok yang mempunyai kedudukan (status)
sederajat atau antar departemen
c.
Aliran diagonal:
mencakup seluruh transmisi info yang memotong silang rantai perintah
organisasi.
Komunikasi tidak efektif disebabkan berbagai hambatan manusiawi dan teknis:
1.
Faktor-faktor hambatan dalam diri pribadi.

persepsi selektif: sistem struktur organisasi akan menolak atau salah
mengartikan informasi yang tidak sesuai dengan anggapan-anggapan atau
harapan-harapan yang secara emosional dibentuk sebelumnya.

2.
3.
perbedaan individu dalam ketrampilan Komunikasi
Hambatan antar pribadi

kepercayaan:karakter pokok komunikasi adalah kepercayaan.

kredibilitas; kejujuran, keahlian, kemampuan, dinamisme, antuasiame

kesamaan pengirim-penerima
Hambatan organisasional

Status:
Pada
umumnya
orang-orang
lebih
senang
mengarahkan
komunikasinya mereka ke individu2 yg statusnya lebih tinggi.
41

Orang-orang dg status tinggi pada umumnya lebih banyak berkom. Satu
dengan yg lain yang berstatus lebih rendah.

Orang dg status lebih tinggi pada umumnya lebih mendominasi
pembicaraan dibanding orang-orang yang berstatus lebih rendah.
4. Pentingnya Perilaku Seorang pemimpin dalam organisasi
Menurut House :
1. Pemimpin yang Direktif
Pemimpin yang memberitahu kepada para pengikut mengenai apa yang
diharapkan dari mereka, mementukan pekerjaan, yang harus diselesaikan,
memberikan bimbingan khususterkait dengan cara menyelesaikan berbagai
tugas tersebut.
2. Pemimin yang supportif
Pemimpin yang ramah yang memperhatikan kebutuhan para pengkutnya
3. Pemimpin yang partisipatif
Pemimpin yang melakukan perundingan dengan para pengikutnya dan
menggunakan saran-saran mereka sebelum mengambil keputusan.
4. Pemimpin yang berorientasi pencapaian
Pemimpin yang menetapkan tujuan-tujuan dan harapan para pengikutnya
untuk bekerja dengan sangat baik
42
BAB III
Gambaran Umum Objek Penelitian
A. Sejarah Internasional Tenis meja
Seperti cabang olah raga lainnya, tenis meja semula dikenal sebagai hiburan
ringan bagi masyarakat. Berasal dari permainan tenis kuno pada aabad pertengahan,
bersama dengan lawan tenis dan badminton, permainan populer di inggris pada
pertengahan kedua, abad ke 19 dengan nama seperti kita mengenalnya sekarang dan
beberapa nama seperti “Gossima” dan “Whiff Whaff”. Setelah nama “pingpong” (
berasal dari tiruan suara yang ditimbulkan oleh sentuhan bola pada meja maupun bet
yang lembut, yang pada umumx di gunakan pada waktu itu) di introduksikan, permainan
masih berbentu kegemaran yang tidak menentu. Banyak bukti tang di temukan dari kurun
waktu yang sama menandakan hal tersebut dan ilustrasi mengenai kebiasaan
dilakukannya permainan ini di lingkungan keluarga rumah tangga dan sekitarnya.
Pada tahun tahun permulaan abad sekarang ini, pingpong telah mendapatkan
beberapa bentuk yang masih serba kompleks, meskipun permainan ini oleh orang awam
masih di anggap sebagai sekedar “hiburan sehabis makan malam” yang menjadi
kegemaran golongan masyarakat tertentu bukan sebagai olah raga.
Suatu ketentuan yang di keluarkan pada tahun 1903,
mengenai perlunya di
keluarkan nya peringatan atas penggunaan busana malam lengkap bagi pria maupun
wanita selain juga memberikan petunjuk tehnis terperinci mengenai karet bintik,
pegangan pen holder dan taktik permaian.
43
Permainan menjadi populer di eropa tengah pada tahun 1905-1910, dan baru
sebelum itu juga, versi yang lebih disempurnakan masuk di jepang, dari mana permainan
dimaksud telah menyebar pula ke china dan korea.
Setelah kurun waktu tertentu, permainan ini mulai memudar penggemarnya di
eropa dan hanya masih bertahan di inggris dan wales pada permulaan tahun 20-an. Pada
waktu itu “pingpong” terdaftar sebagai nama resmi permainan ini, yang selang beberapa
waktu kemudian nama “table tennis”di introduksikan ulang.
Terbentuknya kemudian asosiasi-asosiasi (persatuan) nasional), standardisasi dari
para peraturan mulai disusun, baik di eropa maupun di Timur jauh. Kemudian seteelah 60
tahun, tenis meja berkembang menjadi cabang yang digenari diseluruh dunia, yang
dilakukan oleh sekitar tiga puluh juta pemain aktif didalam kompotisi teratur dan tidak
terbilang lagi oleh puluhan juta penggemar tenis meja sebagai latihan untuk sekedar
menjaga kesegaran jasmani.
Bagaimanapun, permaian itu sendiri tidak mengalami perubahan yang berarti
sejak “pemunculannya” di bumi kita ini, walaupun di dalam perkembangannya dapat di
rasakan peningkatan kecepatan (speed) permainan itu sendiri, lebih halus dan lebih di
sukai oleh penggemarnya dari pada keadaan 20 tahun yang lalu.
Sebuah wadah tetap yang mengatur pertennis mejaan – ITTF – harus ada untuk
menjamin bahwa tenis meja tetap merupakan penambahan pada permainan ini, akan
banyak memberikan keluwesan dan keutungan bagi pemain yang mendapatkan pertama
didalam penetrapannya.
44
Demikian pula mengenai perincian perlengkapan seperti yang ada kaitannya
dengan permukaan raket, telah ditetapkan dengan mutlak, tidak dapat ditawar-tawar lagi,
setelah diadakan penelitian secara seksama. Perobahan atas permukaan raket hanya dapat
diadakan berulang kali penelitian serta pertimbangan.
Perubahan-perubahan lain, seperti merendahkan jaringan (net), peraturan untuk
menghindari terjadinya permainan panjang antar pemain bertahan dan peraturan yang
mencegah pelanggaran peraturan yang menguntngkan pembuka bola (server) telah
diintroduksikan pada tahun 30-an serta perubahan-perubahan kecil yang telah diadakan
dari waktu ke waktu.
Perubahan atas peraturan olah raga tenis meja ini, hanya dapa di lakukan oleh
pertemuan umum Federasi tenis meja internasional yang di adakan sekali dalam 2 tahun
(ITTF’s Biennial Generasi meeting), setelah di capai kata mufakat oleh bagian terbesar
dari negara peserta (asosiasi) pertemuan tersebut. ITTF mempunyai lebih dari seratus
asosiasi sebagai anggota, yang sebagai peserta ITTF Biennial Generasi Meeting (BMG)
mempunyai suara sama.
Tenis meja modern pada tingkat nasional maupun internasional adalah sama
“keras”nya denagn cabang olah raga lainnya, didalam tuntutannya untuk mencapai
tingkat tertinggi dalam kesegaran jasmani dan konsentrasi mental, yang hanya dapat
dicapai oleh latihan – latihan berat didalam usaha pengembangan kemampuan serta
keunggulan bakat-bakat alamia.
Fred perry, juara tunggal tennis meja putera dunia pada tahun 1928-1929
keemudian mencapai prestasi yang sama dilapangan tenis lapangan wimb ledon; kurang
45
tepatlah bilamana kita mengatakan bahwa kepindahannya ke lapangan yang lebih luas
ukurannya, disebabkan oleh kelambaatan daya reaksi yang telah menghinggapi dirinya di
belakang meja ping – pong.
Namun sebagai suatu kenyataan harus kita terima bahwa tidak ada cabang olah
raga lain, yang memerlukan daya reaksi kilat serta koordinasi kekuatan otot yang lebih
halus dan akurat seprti halnya didalam tennis meja.
Lembaga Internasional Table Tennis Federation disingkat ITTF adalah
organisasi yang menaungi cabang olahraga tennis meja secara internasional, didirikannya
ITTF adalah hasil daripada diskusi-diskusi yang diadakan di berlin pada tanggal 15
januari 1926, atas prakarsa Dr. George Lehmann dari jerman. Di Berlin dilegasi Inggris
telah mengundang peserta dari diskusi tersebut, untuk mengirim wakil-wakil negaranya
kejuaraan “Eropa” yang akan diselenggarakan akhir tahun itu juga di London, dimana
juga akan diadakan pertemuan resmi
mengenai pendirian ITTF setelah berakhirnya
kejuaraan.
Peserta kejuaran, yang telah diadakan di MemorialHall, Farringdon Street, terdiri
dari pemain-pemain dari Australia, Cekoslovakia, Denmark, Inggris, Jerman, Hungaria,
India, Swedia, dan Wales.
Didalam pertemuan yang diadakan pada tanggal 12 Desember 1926, telah
disepakati bersama anggaran dassar dan peraturan pertandingan, sedangakan kejuaraan
yang tadinya dinamakan kujuaraan “Eropa” dijadikan sebagai keejuaraaan dunia yang
pertama.
46
Kejuaraaan dunia berikut, yaitu kejjuaraan dunia yang sekaligus pertemuan umum
ke-2 diselenggarakan di Stockholm pada bulan januari 1982, untuk seterusnya sampai
tahun 1939 paada waktu maanaa sudaah teerdaftar 28 asosiasi (negara) sebagai anggota
ITTF. Baru paada taanggaal 1947 pertemuan umum (General Meeting) diadaakan selama
berlangsungnya kejuaraan dunia seterusnya berlangsung secara teratur sampai tahun
1957, sejak taahun 1957 diadakaan tiap dua tahun satu kali.
Hon. Ivor montagu (Inggris) presiden ITTF sejak tahun didirikannya,
mengundurkan diri 41 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1967, digantikan oleh H. Roy
Evans, OBE (wales) sampai dengan saat ini. Pada bulan maret 1976 ITTF telah
mengangkat seorang sekertaris jendral profesional, yang tidak di pilih oleh general
meeting, karena ditetapkan sebagai kepala sekertariat tetap ITTF yang berkantor di st
Leonards-on-sea di inggris.
Di baden baden pada bulan september 1981, pada session ke 84 dari komite
Olympiade Internasional (IOC) ditetapkan bahwa cabang olah raga tenis meja harus di
masukkan ke dalam program Olympic dan mulai dipertandingkan pada Olympic Games
ke-XXIV di seoul, korea selatan, 1988.
Pada bulan November 1977, komite olympiade internasional (IOC) telah
mengakui cabang olah raga tenis meja sebagai cabang olah raga Olympic, dengan ITTF
sebagai satu satunya induk organisasi yang mengaturnya. Sebagai akibat daripada
pengakuan tersebut, ITTF diharuskan untuk menambahkan pada peraturan-peraturannya,
pasal 26 Olympic Charter yang menyangkut status amatir bagi pemain.
47
Sebelumnya tidak ada perbedaan anatar pemain amatir dengan pemain profesional, dan
hal tetap merupakan masalah yang menyangkut kompetisi-kompetisi tenis meja; yang
dikenakan pasal 26 dari Olympic charter hanya kompetisi-kompetisi yang di atur oleh
ITTF olympics commision, khususnya kegiatan tenis meja pada olympics-dan regional
games, seperti asean games, sea games termasuk kegiatan kegiatan kualifikasinya yang
tidak membenarkan ikutsertanya pemain profesional.
Partisipasi dalam Olympic games, bagaimanapun tidak mempunyai pengaruh
atas kelanjutan kegiatan kegiatan dunia ITTF itu sendiri. Kejuaraan dunia tenis meja pada
saat ini merupakan kegiatan olah raga tunggal terbesar di dunia, yang melibatkan sekitar
lima ratus pemain dari jumlah lebih enam puluh negara, dengan dua jenis pertandingan
beregu dan lima jenis pertandingan perorangan yang harus di selesaikan di atas duapuluh
meja pertandingan dalam kurun waktu duabelas hari.
Federasi kontinental juga mengadakan kejuaraan kontinental sekali dalam dua
tahun, pada umumnya lebih dari tigapuluh negara peserta. Kejuaraan terbuka
internasional diselenggarakan secara teratur, ataupun sekali dua tahun oleh asosiasi
asosiasi besar.
Pada tahun 1979 ITTF mengambil inisiatif di dalam mengusahakan koperasi
dengan partner partner komersial untuk menyelenggarakan Turnamen piala dunia. Yang
pertama dari kegiatan dimaksud telah di adaakaan di Hongkong pada tahun 1980 dan ini
tenis meja piala dunia di bawah pengawasan ITTF pada saat ini merupakan kegiatan
teratur yang di tangani secara mantap.
48
Di dalam usia ke-58 ITTF, setelah berakhirnya kejuaraan dunia ke-37, ITTF
mempunyai 121 asosiasi. Sebagai anggota, yang menjadikan ITTF federasi terbesar
untuk olah raga racket, sedangkan untuk cabang olah raga umunya ITTF termasuk olah
raga enam besar sedunia.
Di Asia sebagai usaha terorganisir untuk memperkokoh kepentingan tenis meja
di asia telah berakar pada waktu diselenggarakannya kejuaraan dunia di Bombay pada
bulan februari 1952 didirikanlah Asian Table Tennis Union (ATTU), negara negara asia
sebagai peserta di dalam kejuaraan dunia dimaksud memutuskan untuk membentuk
federasi tenis meja yang didalam bahasa inggris di kenal sebagai the table tennis
federation of asia. Federasi ini telah menyelenggarakan dengan sukses 10 kejuaraan asia,
yaitu :
Ke-1
di
Singapura
1952
Ke-2
di
Tokyo
1953
Ke-3
di
Sngapura
1954
Ke-4
di
Manila
1957
Ke-5
di
Bombay
1960
Ke-6
di
Manila
1963
Ke-7
di
Seoul
1964
Ke-8
di
Singapura
1967
Ke-9
di
Jakarta
1968 dan
Ke-19
di
Nagoya
1970.
49
Beberapa negara asia kemudian merasa kurang puas dengan TTFA, karena
ternyata belum menghimpun seluruh kekuatan di asia, sebagaimana termaktub didalam
anggaran dasar TTFA.
Pada bulan maret 1972, perwakilan dari asosiasi tenis meja china, DPR korea dan
jepang, bertemu khusus untuk mengambil inisiatif untuk mengadakan pertemuan
pendahuluan di beijing, china pada bulan mei tahun itu juga, dan membubuhi tanda
tangan masing masing pada surat undangan untuk mengadiri perrtemuan yang dimaksud.
Yang menghadiri pertemuan pendahuluan di beijing pada bulan mei 1972 adalah
delegasi dari 16 asosiasi (baca: negara), yaitu masing masing: Cambodia, china, DPR
korea, iran, iraq, jepang, kuwait, lebanon, malaysia, nepal, pakistan, palestina, singpura,
sri langka, siria dan vietnam. Sejalan dengan keinginan keras dari pada delegasi maka
pertemuan pendahuluan di robah stattusnya menjadi pertemuan pembukaan (inaugurasi
meeting) untuk membentuk asian table tennis union pada tanggal 7 mei 1972. Menerima
komunite dan anggaran dasar serta memilih pengurus dari pada ATTU. Kejuaran asia
yang di namakan kejuaran asia ke-1 dan kongres ATTU ke-1 diselenggarakan di beijing
pada bulan september 1972.
Enam konres ATTU dan kejuaraan telah diselengarakan dengan sukses di beijing,
yokohama, pyongyang, kuala lumpur, calcutta, dan jakarta, sejak tahun 1982.
Tujuan dari pada uni adalah : (a) untuk memperat tali persahabatan antar pemain
tenis meja dan rakyat dari negara negara dan wilayah di asia dan untuk memperdalam
hubungan persahabatan antar masyarakat tenis meja dan antar pemain asia dengan
50
mereka
dari
kontinent
kontinent
lain.
(b)
unutk
mempertinggi
popularisasi,
pengembangan dan prestasi tennis meja di asia.
Dasar pokok adalah : Persaan hak serta saling hormat- menghormati antara
sesama Uni, besar maupun kecil, serta kongsultasi demokratif.
Sampai tahun 1982, ATTU telah mendapatkan 32 anggota penuh dari Asia dengan
dua associat member dari Ocenia. Sekretariat di tempatkan di ATTU Beijing, tempat
domicilnya Sekretaris Jenderal. Gulletin ATTU dalam bahasa Inggris sudah ditebitkan
sejak tahun 1979.
ATTU mendapatkan pengakuan resmi sebagai satu-satunya wadah kontinental
yang mengatur pertennis mejaan di Asia, dari ITTF pada tahun 1975 bertepatan dengan
penyelenggaraan General Meeting ITTF ke-33 di Calcutta
B. Sejarah Tenis meja di Sulawesi-Selatan
Persatuan tenis meja seluruh indonesia Daerah sulawesi selatan (PTMSI Sulsel)
didirikan pada bulan Februari 1960 di Makassar atas prakarsa Andi Baso Amir dengan
nama organisasi PERTEMAS (Persatuan Tenis Meja Makassar Sulawesi Selatan).
Adapun Mantan pemimpin PTMSI SULSEL adalah sebagi berikut :
1. Andi Baso Amir
2. Kolonel TNI Surya
3. Kolonel Agus J.Apituley
4. Dr.Taadjudddin Chalis MPH
5. Dr. H. Udin Muhammad Muslaini
51
6. Dr. H. Burhanuddin Yusuf DTM&H
7. Dr. H. Rachmat Latief, Sp.PD. M.Kes
Sedangkan atlit pertama yang berprestasi pda tingkat Nasional antara lain :
1. Muhammad Arsyad Sanusi, SH
2. Drs. Andi Terwo
3. Dr. Abidin Muhammad
Sedangkan atlit yang berprestasi Nasional dan bahkan Internasional pada masa
kepemimpinan Dr. Tadjuddin Chalid, MPH antara lain :
1. Drs. Abidin Muhaammad
2. Drs. H.M. Rusli kamaruddin
3. Gunawan Suteja
4. Olida Costa
5. Dra.H. Ratna Kamaruddin
6. Dra.H. Nurhayati, Skm
7. Martini Kamaruddin
52
C. Kantor Sekretarisat Persatuan Tenis Meja (PTMSI) sulawesi Selatan dalam Iklim
Komunikasi yang terjadi dalam lingkungan PTMSI ?
Kantor sekretariat PTMSI Sulsel bertempat di dalam lingkungan kantor Dinas
Kesehatan di makassar, dimana segala aktivitas mengenai kegiatan kepengerusan tenis
meja dilakukan di tempat itu yang memang sengaja lokasinya berada dalam lingkungan
Dinas kesehatan. Adapun alasan tempat Sekertariat Sulsel bertempat di lingkungan
kantor Dinas Kesehatan Sulsel kerena Ketua umum Pengurus PTMSI adalah Bapak
kepala Dinas Kesehatan yaitu Dr. H. Rachmat Latief, Sp.PD. M.Kes. Alasannya untuk
mempermudah peneyelesaian kerja.
53
Struktur Organisasi Pengprov PTMSI Sul-Sel
PELINDUNG
PENASEHAT
BAPAK ANGKAT
KETUA UMUM
KETUA HARIAN
KETUA I
KETUA II
m
en
KETUA III
meSEK.UMUM
me
m
ng
ng
en
en
ge
ai
na
WAK.SEK.UMUM
ge
en
na
ai
i
KETUA IV
meng
BENDAHARA
enai
meng
defini
def
WAK.BENDAH
ARA
def
i
enai
meng
si
de
ini
ini
de
defini
enaiBID.PENELITIAN
BID.PEMBINAAN
prilak
meng
fin
si
si
fin
BID. DANA
BID.ORGANISASI
si
PRESTASI
DAN
defini
u PENGEMBANNGA
enai
isi
pri m
isi
prilak N pri
si
organ
defini
lak
lak
pri
m
meng pri
engenai
u
prilak
isasi
si
u
u
laen
enai la
BID.PERTANDINGAN
BID.MEDIA,HUMAS
definisi
organ
BID.PERLENGKAPAN
BID.PENDIDIKAN &
& PERWASITAN
u
& HUKUM
PENATARAN
yang
prilak
ku
or
or
kuge
defini
prilaku
isasi
m
organ
uawaln
or
ga
ga
orna
si
organis
yang
engenai
mengen isasi
54ya
organ
ga
nis
nis
gai
prilak
asi
awaln
definisi
ai
yang
dimul
isasi
nis
asi
asi
nide
u
yang
ya
prilaku
definisi awaln
SUSUNAN PERSONALIA ANTAR WAKTU PENGURUS PROVINSI PTMSI
SULAWESI SELATAN PERIODE 2008 – 2010
Pelindung
: 1. Gubernur Prov. Sulawesi Selatan
2. Muspida Prov. Sulawesi Selatan
3. Ketua Umum KONI Prov. Sulawesi Selatan
Penasehat
: 1. Sekretaris Provinsi Sulawesi Selatan
2. Wakil Ketua Umum II KONI Prov. Sulsel
3. Kepala Dinas Pendidikan Prov. Sulsel
Bapak Angkat/Dewan Pembina
: 1. PT. ASKES REGIONAL IV
2. BALAI BESAR POM Prov. Sulsel
3. PT. KIMIA FARMA Cab. Makassar
4. PT. INDOFARMA Cab. Makassar
5. PT. RAJAWALI NUSINDO Cab. Makassar
6. PT. BERSAUDARA Cab. Makassar
7. Dr. H. Mustafa Djide, M.Kes
8. DR. Dr. H. Nurdin Perdana, SKM
9. Drs. Anton Obey
Ketua Umum
: Dr. H. Rachmat Latief, Sp.PD. M.Kes
Wakil Ketua Umum (Ketua Harian)
: Johan
Ketua I
: H. Andi Pangerang Rahim
(Mengkoordinasi Bid. Pembinaan Prestasi
55
Pertandingan & Perwasitan)
Ketua II
: Dr. H.A. Mappatoba, DTAS, MBA
(Mengkoordinasi Bid. Organisasi & Dana)
Ketua III
: Dra. Hj. Rachmawati Zainal, Apt, MM
(Mengkoordinasi Bid. Umum, Humas &
Perlengkapan)
Ketua IV
: Dr. H.M. Anwar, M.Kes
(Mengkoordinasi Bid. Penelitian,
Pengembangan, Pendidikan & Penataran)
Sekretaris Umum
: Kundarwanto
Wakil Sekretaris
: Defri Astiani, AMKL
Bendahara
: Arifuddin Alwi, SE
Wakil Bendahara
: Abd. Muis
Bidang Organisasi/Daerah
: - Drs. Haryamin, Apt, M.Kes
-
Bidang Pembinaan Prestasi
Dra. Hj. A. Rohani, M.Si
Rahmat Jaya, SKM, M.Kes
Dr. Hj. Kusrini, MARS
Husni Thamrin, SKM, M.Kes
: - M. Qadri
- A. Nuzul
- Karyanzah
56
Bidang Penelitian & Pengembangan
: - Dr. Hj. Sriwati Palaguna, MARS
- Dr. Hj. Kasmawati, M.Kes
- Dr. Hj. Fitri Zainuddin, M.Kes
- Dra. Hj. Nurminiwaty K. Sayuti, M.Si
Bidang Dana
: - Hasbullah, SKM, M.Kes
-
Bidang Pertandingan & Perwasitan
Ira Bangsawan
Dr. H.M. Ichsan Mustari, MHM
Ratu Norita, SE
Dr. Hj. Nurahma, Sp.OG
Drg. Rosmiaty, M.Kes
Astati, S.Sit, M.Kes
: - Tito, SH
-
Bidang Media, Humas & Hukum
Zubair, BA
Irsan. P
Kurniawisnu
Zainal
: - Tresye Zainal Abidin, SH, M.Si
- Achmad Yani Nyanggu, S.Sos
- Bachtiar, SE
- Edy Lorens
Bidang Umum & Perlengkapan
Bidang Pendidikan & Penataran
: - Dr. H. Makmur Surudji, M.Kes
:
-
Dr. Andi Suryanto Asapa
Drs. Max C. Paembonan
H.A. Mahatma, SE, M.Kes
Ir. Abd. Azis
Kent Rustam
Drs. A. Abidin Muhammad
-
Drg. Haris Nawawi, MARS
Drg. Hj. Nurhasanah Palinrungi, M.Kes
Drg. Hj. Sukmawati Dahlan, MM
Dr. Syamsu Khaldun, M.Kes
57
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. HASIL PENELITIAN
Untuk memperoleh data dan informasi guna melengkapi penelitian iklim
komunikasi organisasi Persatuan Tenis Meja Seluruh indinesia (PTMSI) sulawesi selatan,
maka penulis mengumpulakan data melalui observasi dan wawancaaraa secara mendalam
yang berhubungan pada objek penelitian. Wawancara dilakukan dengan tanya
jawab langsung kepada informan yang terlibat langsung dalam Organisasi Persatuan
Tenis Meja Seluruh indonesia (PTMSI) sulawesi selatan dan dianggap mewakil serta
mengetahui masalah penelitian. Berdasarkan data dan informasi pada PT Hutama Karya
Makassar Dalam Bab ini menulis meenguraikan hasil penelitian.
1. Keadaan Iklim Komunikasi Organisasi Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia
(PTMSI) sulawesi Selatan dalam meningkatkan prestasi atlit
Dari sekian banyak persoalan internal maupun eksternal yang dihadapi suatu
organisasi dalam organisasi itu sendiri, setiap instansi ataupun organisasi berusaha
muwujudkan tujuan organisasi itu. Dengan cara mempertahankan eksistensinya yang
berwujud pada misi dan visi yang ingin dicapai dalam suatu tujuan organisasi. Salah satu
faktor yang yang menentukan keberhasilan suatu organisasi adalah bagaimana mereka
berkomunikasi yang baik, baik berinteraksi dalam pekerjaan dan hubungan sehari-hari.
58
Hal ini sangat penting sebab komunikasi yang baik akan memperlangcar hubungan kerja
anggota organisasi.
Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk
mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui
hierarki otoritas dan tanggung jawab. Adanya suatu sistem yang dijalankan yang
terstruktur maka
organisasi tersebut dapat mencapai tujuannya. Begitu pula dalam
organisasi PTMSI sulawesi selatan merupakan organisasi olahraga tenis meja yang
mempunyai suatu sistem organisasi yang terstruktur mengenai pembagian kerja sesuai
dengan bidangnya.
Ikim komunikasi organisasi menggambarkan kiasan secara fisik. Sama seperti
cuaca membentuk iklim fisik pada suatu kawasan, cara orang bereaksi tehadap aspek
organisasi menciptakan suatu iklim komunikasi. Disisi lain ikim komunikasi merupakan
gabungan persepsi-persepsi suatu evaluasi makro mengenai peristiwa komunikasi,
perilaku manusia, respon antara anggota organisasi, harapan-harapan, konflik antar
personal.
Adanya masa priode kepemimpinan yang berhasil ialah mencerminkan sikap
pemimpinnya yang berhasil mengkoordinir para anggota atau bawahannya sehingga
terciptalah suatu keberhasilan organisasi yang mencapai tujuan sesuai dengan visi-misi
mereka.
Salah satu Mantan atlit nasional pada masa jayanya PTMSI sulawesi selatan
pada tahun 1980-an yaitu Drs. Abidin Muhammad yang dimana PTMSI berhasil
membina atlit sampai ke tingkat Dunia.
59
“..kami dulu punya tempat latihan bersama yang pusatnya di jalan mappaodang Bumi
Sari, kami tiap hari latihan bersama di tempat itu, hari istirahat latihan hanya hari
minggu itupun masih latihan jogging-jogging untuk fisik, dan sangat disiplin waktu.
Tidak ada yang telat dari jam latihan yang sudah ditentukan, kalau ada yang lewat dia
akan diberikan hukuman jadi, semua atlit sangat disiplin, karena pelatihnya juga sangat
profesional dan mantan juara jadi semua atlit digembleng dengan fisik. Hampir setiap
triwulan kami mengikuti even-even pertandingan yang besar”
Berbeda dengan Eddy Zulkarnaen atlit juara PORDA yang baru-baru ini dilaksanakan di
pangkep dan akan mempersiapkan dirinya untuk mengikuti PON 2012 di Riau akan
datang. Menyatakan :
“..kami jarang sekali keluar mengikuti even-even kejuaraan terbuka, yang kami ikuti
hanya Kejuaraan Formal yang memang program PB PTMSI seperti Kejurnas dan
Kualifikasi PON. Sampai sekarang abis menjelang PORDA tidak ada juga kegiatan
latihan bersama, padahal sudah saatnya pengurus PTMSI mempersiapkan sarana atau
tempat untuk latihan bersama guna persiapan Kualifikasi PON yang sebentar lagi
dilaksanakan di jakarta. Kami hanya latihan sendiri-sendiri, tidak ada pelatih yang bisa
mengarahkan kami untuk latihan. Saya sangat kecewa” (wawancara, Desember 2010).
Perasaan kecewa bukan hanya dirasakan oleh Eddy zulkanaen saja bahkan
beberapa atlit pun mengeluh soal pembinaan yang tidak berjalan pada PTMSI sulsel
sekarang ini. Suasana komunikasi dan interaksi yang baik merupakan suatu kondisi yang
menunjang kerjasama kenyamanan anggota didalam lingkungan organisasi. Akan
terbentuk suasana harmonis antara anggota, baik dengan Ketua maupun dengan anggota.
Sehingga sela-sela konflik dapat diatasi menjadi sekecil mungkin. Akan tetapi kesibukan
yang padat atas pekerjaan dan tugas sebagai Kepala Dinas kesehatan menjadiakan
kurangnya komuniaksi antara anggota organisaasi itu sendiri dan berdampak pada atlit
PTMSI sulsel disebabkan kinerja organisasi PTMSI tidak efektif.
Salah satu pernyataaan pelatih PTMSI Sulsel Kariyansyah yang sudah
mempunyai SK pelatih dan ditunjuk sebagai pelatih yang akan memberikan latihan pada
atlit untuk persiapaan Kualifikasi PON yang diadakan di jakarta, namun belum bisa
60
mengumpulkan atlit-atlit tenis meja untuk latihan bersama. Pernyataannya sebagai
berikut :
“...Saya belum bisa mengumpulkan atlit-atlit karena belum ada himbauan dari bapak
ketua, seleksi juga belum di adakan untuk atlit-atlit yang akan mewakili sulsel
dipertandingan kualifikasi PON. Tergantung semuanya dengan bapak ketua, kalau sudah
ada dananya pasti kita juga akan secepat mungkin mengadakan seleksi dan latihan
bersama. Tapi belum ada informasi dari atasan..” (wawancara, Desember 2010).
Pada suatu organisasi, seorang pemimpin haruslah siap atas kritikan-kritikan
atas kinerja organisasi yang dipimpinnnya, dengan adanya kritikan atas kinerja
organisasi, ini menjadikan suatu hal yang harus dibenahi dengan mengambil sisi positif
atas kritkan tersebut guna membangun dan memajukan organisasi yang dipimpin.
Maka dari itu perlu diciptaakan iklim komunikasi organisasi positif demi
mendukung kepentingan organisasi dan anggotanya. Jika sebaliknya iklim tidak
mendukung perlahan-lahan akan menjatuhkan organisasi dan merusak hubungan antara
anggotanya.
Sebagaimana seorang pemerhati dan Mantan pelatih tenis meja Sul-Sel bangkit
yang selalu memperhatikan perkembangan Tenis Meja Sulawesi Selatan terutama kinerja
pengurus organisasi dalam pembinaan dan peningkatan prestasi atlit Yaitu A.Akbar,
S.Pd. mengatakan dalam media elektronik di bawah ini. Menurutnya :
“...Ada beberapa cara untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Namun yang terpenting,
harus ada perombakan di tubuh PTMSI Sulsel itu sendiri. Menempatkan orang yang
benar-benar mampu bekerja dan kompoten. Dari kualitas juga sudah saatnya generasi
baru yang harus berbicara, tidak seperti dulu lagi. Dengan demikian, siapa saja yang
duduk dikursi pengurus, harusnya menjadi motor bagi jalannya PTMSI Sulsel kedepan.
Kepengurusan itu masih ditangani oleh tim formatur. Diharapkan siapa pun yang dipilih
harus memiliki komitmen untuk memajukan PTMSI Sulsel”. ( Media internet, Mei 2006 )
61
Iklim yang mendukung organisasi akan menciptakan bila para anggota organisasi
itu sendiri berusaha mengembangkan perilaku-perilaku positif dan mengurangi perilakuperilaku yang mencerminkan iklim bertahan yang dapat merusak hubungan para
anggotanya selain itu pola kepemimpinan juga memegang perana penting dalam
pembentukan perilaku dan proses interaksi anggotanya.
Ahmad Elqorni
mengembangkan sepuluh yang mempengaruhi Iklim
Komunikasi Organisasi :
1. Tingkat Kepercayaan yang diberikan kepada anggota (baik oleh pimpinan maupu oleh
sesama anggota) dalam menjalankan tugas & mengambil keputusan.
2. Proses & model pengambilan keputusan (open/tertutup, partisipatif/instruktif),
berkaitan dengan gaya kepemimpinan.
3.
Pola distribusi / kejelasan pembagian kerja (job description)
4. Arus informasi & tingkat kejelasan informasi (accessable/inaccessable)
5. Pola komunikasi & Hubungan-hubungan dalam interaksi antarpersonal (vertikal atau
horisontal) yang mempengaruhi suasana kerja (mis : keterbukaan & kejujuran,
ketidakterusterangan, gosip, desas-desus, klik-klik, dsb)
6. Program pengembangan SDM & kualitas kerja
7. Alur dan prosedur pelaksanaan kerja/kegiatan
8. Model Jalur koordinasi & konsultasi dalam pelaksanaan kerja
9. Mekanisme penyampaian pendapat & tingkat kebebasan dalam menyampaikan
pendapat.
62
Berikut pandangan salah satu seorang pecinta tenis meja sekaligus pemerhati tenis
meja yang selalu ikut berpartisipasi dalam even-even kejuaraan tenis meja, Bapak
Ramly mengemukakan pendapatnya :
“...Saya perihatin dan kasian dengan keaadaan atlit-atlit muda Sulsel, karena mereka
tidak mendapatkan pembinaan yang terarah, hanya latihan sendiri-sendiri saja, apalagi
pertandingan Kualifikasi PON sudah dekat dan mereka perlu untuk dilatih” (Hasil
wawancara, Desember 2010).
Adapun pernyatan dari Sekertaris Pengda.PTM Makassar Syamsul Alam, dimana
sudah memilih dan ingin mendukung calon Ketua Pengprov.PTMSI SulSel yang
dilaksanakan pada Musdalub di kantor Dinas Kesehaatan Sulsel pada bulan januari
2011, adalah sebagai berikut :
“...Mudah-mudahan calon Ketua PTMSI Sulsel yang dipilih nantinya di Musdalub
adalah orang yang bisa melakukan perubahan yang lebih baik dari pada sebelumnya,
kalau bisa nantinya kita usulkan calon Ketua PTMSI dari kalangan luar Dinas
Kesehatan yang memang mempunyai keinginan yang tinggi untuk memajukan
PTMSI sulsel”. (wawancara, Desember 2010).
10. Program peningkatan kesejahteraan (termasuk pola jenjang karir).
Peningkatan program kerja kesejahteraan sangat penting dan perlu diperhatikan oleh
pengurus untuk anggota dan atlit-atlitnya.
Salah seorang atlit senior Muh.Kadri yang banyak merintis karirnya di dunia tenis
meja dan menjadi PNS atas rekomendasi dari ketua pengurus PTMSI Masa
kepemimpinan Dr. H. Burhanuddin Yusuf DTM&H.
selalu memberikan hasil yang baik dalam mewakili sulsel dalam pertandingan.
Menyatakan bahwa :
“... saya sudah ditawarkan kerja pada dinas kesehatan padahal waktu itu saya tidak
punya jasa SMA karena kurang mampu orang tua untuk biaya sekolah, untung bapak
63
ketua menyuruh saya dan memberi uang kepada saya untuk mengikuti ujian
persamaan SMA dan mendaftar di dinas kesehatan untuk bekerja sebagai karyawan
honor waktu itu, tapi sekarang sudah terangkat”
Mukhtar menambahkan pernyataan pengalamanya juga, sebagai berikut :
” ...dulu banyak sekali tawaran dari sponsor-sponsor dan instansi-instansi karena
banyak bos-bos senang main tenis meja dan gabung bersama, jadi pendekatannya
bagus untuk mencari pekerjaan”.(wawancara, Nopember 2010).
Beda dengan pernyataan Farida Arisanti atlit tenis meja putri yang sudah cukup juga
mengharumkan nama Sulsel yang sudah dua kali mengikuti PON dan cukup dikenal
di dunia pertenis mejaan. Dan sudah 2 (dua) telah mendaftarkan dirinya di CPN.
Berikut wawancara yang dihubungi melalui pia telephone:
“...Susah sekali untuk mendapat pekerjaan dan bersaing dengan atlit cabang lain
untuk dapat jatah PNS. Karena juga kurang partisipasi dari pengurus PTMSI untuk
beri rekomendasi, seandainya bisa sedikit usaha agar bisa dimudahkan menjadi PNS,
padahal cabang lain banyak yang lolos atlitnya untuk jadi PNS atas rekomendasi dari
pengurus atau bapak angkatnya mereka”.(wawancara, Desember 2010)
Redding Goldhaber mengemukakan Lima dimensi penting dalam iklim komunikasi :
a. “Suppurtiveness” atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka
dengan atasan menjaga perasaan diri berharga dan penting.
Berikut adalah pernyataan seorang atlit senior putri SulSel, Mariani yang telah
banyak mengikuti Kejuaraan Nasional dan
mempunyai banyak pengalaman,
berikut pernyataannya :
“Selama masa periode Rahman Latif, saya bertemu bapak Rahman Latih hanya
beberapa kali saja, mungkin bisa dikatakan 2 atau 3 kali saja, itupun tidak pernah
berbicara secara langsung, hanya bertatap muka dalam pertemuan, mendengarkan
visi misinya yang dia katakan ingin membangun dan memperbaiki pembinaan
atlit-atlit” (wawancara, Desember 2010).
64
b. Partisispasi membuat keputusan.
c. Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia.
d. Keterbukaan dan keterusterangan.
Berikut pernyataan salah satu atlit senior putra sulawesi selatan Hamka
menyatakan mengenai terhadap ketebukaan pengurus, yang pernah dirasakan pada
saat mmengikuti pertandingan tenis meja Kejurnas yang diadakan di jakarta pada
tahun 2005 dimana telah membawakan nama sulawesi selatan dan pertandinganpertandingan sebelumnya yang diikuti, berikut adalah pernyaataaan Hamka :
“....Kita semua terbebani dengan pikiran sebelum bertanding, mengapa karena
selalu saja tidak ada keterbukaan Dana yang diterima dari anggaran yang telah
cair pada saat keberangkatan. Dari dulu sampai sekarang uang saku tidak pernah
memuaskan padahal kita sudah meninggalkan keluarga jauh dan membawakan
nama Sulsel”. (Hasil wawancara, 2010)
e. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan
dengan jelas kepada anggota organisasi.
Berikut adalah pernyataan Ketua PTMSI Rahman latief yang di kutip dari media
internet. Berikut pernyataannya :
“Kami telah menjaring beberapa atlet muda potensial hasil kejuaraan daerah
junior 2009 yang akan dibina melalui program pembinaan intensif hingga
menjelang pembentukan kontingen Sulsel menuju PON 2012” (Media internet,
18 Februari 2009 ).
Proses komunikasi yang berlangsung dalam kepengurus PTMSI Sul-sel
merupakan pola hubungan dalam pelaksanaan tugas-tugas yang sesuai bidang koordinasi
pembagian kerja anggota organisasi. Baik komunikasi dengan arah ke bawa, ke atas
65
maupun komunikasi dengan arah mendatar. Arah komunikasi komunikasi yang terjalin
antara atasn kepada bawahan dapat dikategorikan sebagai komunikasi vertikal, arah arus
informasinya dapat dibagi menjadi dua jenis. Yaitu :
1. Arah arus informasi kebawah.
Kegiatan yang biasa dilakukan ke arah bawah adalah pemberian petunjuk atau
pengarahan, pemberian perintah, pemberian teguran dan pemberian penghargaan.
Sebagai alat untuk menumbuhkan motivasi para anggota dan atlit tenis baik
berupa penghargaan yang diberikan atas kinerja anggota organisasi dan prestasi atlit
PTMSI.
Sebagaimana pertandingan PORDA di pangkep baru-baru ini di laksanakan
sebagai bentuk penghargaan yang diberikan pengurus PTMSI Sulsel atas kerja
anggota organisasi dan penghargaan untuk atlit yang mendapatkan juara pada saat itu.
2. Arah informasi ke atas
Sedangkan arah informasi ke atas merupakan pesan yang dikirim dari tingkat
hierarki yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi dan perlu diketahui
sebagai bahan perbandingan, arah komunikasi ke bawah bentuk-bbentuk kegiatan
yang sering terjadi dalam komunikasi ke atas adalah pmberian laporan, pemberian
saran, dan pemberian pendapat.
Dari bentuk komunikasi di atas, bobot komunikasi yang tertinggi adalah
pengajuan saran atau pendapat. Hal ini dapat dinilai cukup baik, karena betuk
komunikasi ini sangat diperlukan untuk menyelesaikan memecahkan masalah dan
pengambilan keputusan.
66
Kedua jenis komunikasi diatas, komunikasi ke bawah dalam sebuah
organisasi berarti bahwa informasi tersebut mengalir dari jabatan yang tinggi kepada
jabatan yang lebih rendah. Kegiatan yang biasa dilakukan adalah diadakanya
Kejuaraan yang merupakan Agenda kerja pengurus PTMSI. Dapat juga berupa
pengarahan yang diberikan oleh Ketua PTMSI kepada anggota organisasi dan kepada
atlitnya. Seperti Surat-surat keputusan yang sudah ditetapkan mengenai mutasi atlit
atau perpindahan atlit dari daerah satu ke daerah lain, apa bila di ketahui terjadi
pelanggaran akan di beri sanksi yang sesuai dengan peraturan PB PTMSI.
Berdasarkan wawancara dengan Seksi bidang perwasitan dan pertandingan. Zainal :
“...Surat mutasi atlit atau perpindahan atlit adalah salah satu peraturan yang semua
PTMSI provinsi punya peraturan seperti itu yang acuannya dari PB PTMSI, jadi atlit
tidak semaunya saja pindah-pindah daerah, atlit bisa pindah apabila atlit tersebut
sudah cukup setahun berdomisili di tempat itu, atlit itu bisa berpindah dan mewakili
daerah yang dia tempati” (wawancara, Desember 2010).
Adapun juga jenis arus informasi, yaitu berupa rangkaian dari komunikasi ke
bawah dan ke atas. Dimana atasan memberikan tugas terlebih dahulu, kemudian
terjadi komunikasi dari bawahan kepada atasan.
1. faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan prestasi atlit pada Iklim
komunikasi yang terjadi dalam Lingkungan PTMSI ?
Dalam suatu organisasi pendekatan perilaku dalam organisasi mempengaruhi
anggota dan sistem organisasi dalam organisasi yang dijalankan. Prilaku dalam suatu
organisasi menekankan pada faktor-faktor psikologis yang merupakan bagian dari
sistem organisasi itu sendiri karena perilaku dalam suatu organisasi akan memberikan
petunjuk-petunjuk dan pengarahan preskriptif untuk usaha mencapai tujuan yang
efektif dan effesien.
67
Individu mebawa kedalam tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan
pribadi, pengharapan kebutuhan, dan pengalaman masa lalu. Ini adalah karakteristik
yang dipunyai oleh individu, dan karakteristik ini akan dibawah manakala ia akan
memasuki sesuatu lingkungan yang baru, yakni organisasi. Organisasi ini yang juga
merupakan suatu lingkungan bagi individu yang mempunyai karakteristik pula.
prilaku organisasi yang awalnya dimulai dari prilaku manusia di dalam suatu
organisasi yang menekankan pada aspek-aspek psikologi dan berdampak pada
organisasi yang dijalankan.
Seperti halnya, seseorang akan lebih menekuni pekerjaannya itu apabila
pekerjaan yang dilakukannya sesuai dengan bidang dan keahliannya. Begitu pula
dengan seorang pemimpin yang menentukan budaya organisasi yang diciptakannya
dengan pola kepemimpinan yang dijalankanya dalam suatu organisasi. Berikut
penuturan Ketua Harian Pengda PTMSI Makassar, Sukriady. SKM, M.Kes :
“...Alangkah bagusnya Calon Ketua PTMSI Sulsel yang akan dipilih nantinya
pada Musda PTMSI yang rencana dilaksanakan, bulan januari 2011 adalah seseorang
yang betul-betul menyukai olahraga dan mempunyai keinginan untuk memajukan
PTMSI sulsel, apalagi kalau pemimpin kita ini adalah mantan atlit. Mungkin PTMSI
Sulsel bisa lebih baik dan bisa kembali jaya seperti dulu lagi”.(wawancara, Desember
2010).
Larry L. Cummings juga menekakan bahwa perilaku organisasi adalah cara berpikir,
suatu cara untuk memahami persoalan-persoalan dan menjelaskan secara nyata .
Diamana memaparkan sifat sifat prilaku organisasi sebagai berikut :
68
1) Masalah dan persoalan-persoalan dirumuskan secara tipikal dalam bentuk
karangka kerja variabel tak bebas (dependent variabel) dan variabel bebas
(independent variabel). Model ini berusaha mencari sebab-akibat.
2) Bidang ini mendorong adanya suatu perubahan sebagai suatu hasil yang
diinginkan oleh organisasi dan orang-orang yang berada dalam organisasi.
3) Bidang ini melalui pengembangan pribadi, pertumbuhan person, dan
pencapaian kepuasan diri. Bidang inipun menekankan sisi lain yakni model
belajar yang operan (operan learning) dan modifikasi tingkah-laku (behavior
modification), yang lebih mereflesikan pada pengaruh lingkungan dibanding
dengan aktualisasi diri (self actualization).
4) Bidang prilaku organisasi ini menjadi lebih berorentasi pada pelaksanaan
kerja, dan hampir semua studi memasukkan suatu variabel tidak bebas yang
berupa organisasi pelaksaan kerja ini pada orientasinya.
5) Bidang pengetahuan perilaku organisasi ini banyak dipengaruhi oleh normanorma yang skeptik, kehati-hatian, replikasi, ilmu pengetahuan umum yang
didasarkan pada kenyataan. Dengan kata lain, bidang ini mengikuti metode
yang ilmiah.
Secara garis besar iklim komunikasi merupakan gebungan persepsi-persepsi suatu
evaluasi makro mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respon anggota
terhadap anggota lainnya, harapan-harapan, konflik antara prsonal dan kesempatan bagi
pertumbuhan dalam organisasi tersebut.
Sukirno, untuk menciptakan iklim komunikasi organisasi yang kondutif
pemimpin telah menciptakan beberapa kebijakan antara lain adalah :
69
a) Menciptakan keterbukaan organisasi terhadap suatu informasi yang dianggap penting
bagi semua anggota organisasi.
Keterbukaan dalam organisasi sangat mempengaruhi iklim komunikasi dalam
organisasi. Adanya keterbukaan yang dilakukan akan memberikan mamfaat yang
positif dan tanggpan yang positif dari anggota organisasi itu, akan sebaliknya apabila
tidak adanya keterbukaan dalam organisasi akan menimbulkan hal yang berpengaruh
terhadap organisasi dan akan berdapan pada prilaku individu dalam organisasi
tersebut.
b) Menciptakan atau membangun kepercayaan antar sesama anggota organisasi.
Adanya kepercayaan yang dibangun antara pengurus dan anggota organisasi
merupakan satu kesatuan yang saling mempengaaruhi kinerja organisasi. Dengan
adannya sikap saling mempercayai dalam organisasi akan memberi nilai tambah
terhadap jalannya kinerja organisasi yang berdampak positif untuk organisasi.
c) Berusaha melibatkan setiap anggota organisasi dalam setiap proses pembuatan
keputusan.
Pembuatan keputusan yang tidak sepihak akan memberikan kenyamanan dalam
organisasi yang dimana setiap keputusan merupakan hal yang finally dan sudah
merupakan keputusan bersama yang sudah ditetapkan.
d) Pimpinan organisasi selalu memberikan dukungan dan perhatian terhadap seluruh
anggota organisasi unuk berkembang.
Seorang pemimpin adalah motor penggerak jalannya suatu organisasi yang baik,
adanya sikap dan prilaku seorang pemimpin organisasi mencerminkan jalannnya
kinerja organisasi yang dipimpin. Adanya dukungan dan perhatian akan memberikan
70
pengaruh positif terhadap perkembangan organisasi itu yang berdampak pada
peningkatan prestasi atlit.
Berikut pernyataan Ketua Umum PTMSI Sulsel dr. H. Rachmat Latief, Sp.PD,
M.Kes, yang dikutip dalam suatu Media internet
"..Kami telah menjaring beberapa atlet muda potensial hasil kejuaraan daerah junior
2009 yang akan dibina melalui program pembinaan intensif hingga menjelang
pembentukan kontingen Sulsel menuju PON 2012, " (Media Internet, januari 2009).
Pernyataan yang diungkapkan oleh beliau belum terealisasikan sampai sekarang,
sehingga motivasi dan dukungan yang diberikan menimbulkan kerancuan dan
mengakibatkan dampak negatif untuk anggota dan untuk atlit. Adanya sikap atas apa
yang diucapkan oleh seorang pemimpin, baik tidak disengaja maupun disengaja,
merupakan hal yang dianggap catatan penting dan menjadi perhatian bagi anggota
yang dimana sangat memberi pengaruh dan mempunyai nilai kepuasaan dalam iklim
komunikasi organisasi.
Kepuasan atas komunikasi kadang-kadang dikacaukan dengan iklim
komunikasi, alasannya adalah bahwa iklim, merupakan fungsi dari bagaimana
kepuasan anggota terhadap komunikasi dalam organisasi. Kepuasan menggambarkan
suatu konsep individu dan konsep mikro sedangkan iklim merupakan konsep makro
dan konsep gabungan.
Kepuasan juga menggambarkan evaluasi atas suatu keadaan internal afektif,
sedangkan iklim merupakan deskripsi kondisi eksternal bagi indivivu. Iklim terdiri dari
suatu citra gabungan entitas atau fenomena global, seperti komunikasi atau organisasi.
71
Kepuasan menggambarkan reaksi afektif individu ata shasil-hasil yang dinginkan yang
berasal dari komunikasi yang terjadi dalam organisasi.
Istilah kepuasan komunikasi digunakan untuk menyatakan keseluruhan tingkat
kepuasan yang di rasakan anggota dalam lingkungan awal komunikasinya. Meskipun
komunikasi terlihat bertumpang tindih dengan iklim komunikasi.Kepuasan komunikasi
ini cenderung memperkaya gagasan iklim dengan menyoroti tingkat individu dan pribadi
Analalisis Down dan Hazen (1977) mengidentifikasikan bahwa kepuasan
komunikasi terdiri dari 8 dimensi yang mempengaruhi iklim organisasi komunikasi :
1. Sejauh mana komunikasi dalam organisasi memotivasi dan merangsang para anggota
untuk memenuhi tujuan organisasi dan untuk berpihak kepada organisasi.
Dimana anggota organisasi memberikan dukungan kepada anggotanya untuk lebih
baik sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan oleeh organisasi itu. Seperti
halnya yang dilakukan oleh Bapak Johan sebagai Ketua Harian PTMSI Sulsel yang
selalu memberikan dukungan kepada atlit untuk bisa meningkatkan motivasi
latihannya dan beliau telah banyak berkorban untuk kemajuan PTMSI Sulsel.
2. Sejauh mana penyelia terbuka pada gagasan, mau mendengarkan dan menawarkan
bimbingan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan pekerjaan.
3. Sejauh mana para individu menerima informasi tentang lingkungan kerja saat itu
4. Sejauh mana pertemuan-pertemuan diatur dengan baik, pengarahan tertulis singkat
dan jelas, dan jumlah komunikasi dalam organisasi cukup
5. Sejauh mana terjadinya desas-desus dan komunikasi horizontal yang cermat dan
mengalir bebas.
72
6. Sejauh mana informasi tentang organisasi sebagai suatu keseluruhan memadai
7. Sejauh mana para bawahan responsive terhadap komunikasi kebawah dan
memperkirakan kebutuhan penyelia
8. Sejauh mana anggota merasa bahwa mereka mengetahui bagaimana mereka dinilai
dan bagaimana kinerja mereka dihapus.
Dalam suatu organisasi kinerja anggota sangatlah menentukan suatu budaya
organisasi yang dibentuk dari hasil kinerja anggota organisasi tersebut yang dimana
berpengaruh pada iklim organisasi itu sendiri.
Adapun faktor yang mempengaruhi iklim komunikasi organisasi untuk
peningkatan prestasi dimana dilihat dari iklim organisasi yang tejadi dalam PTMSI Sulsel
adalah sebagai berikut :
a. Keterbukaaan pengurus terhadap anggota.
b. Dorongan atau motivasi yang mendukung.
c. Kepercayaan antara pengurus dan atlit.
d. Penghargaan atau reward atas prestasi yang dicapai.
e. Kesejahteraan anggota organisasi dan keinginan-keinginan yang dicapai.
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara mengenai iklim organisasi PTMSI
Sulsel, maka berikutini penulis akan mengemukakan analisis dan pembahasan dari
permasalahan yang ada.
73
1. Keaadaan iklim komunikasi organisasi Persatuan Tenis Meja Seluruh
Indonesi (PTMSI) Sulsel
Telah dipaparkan sebelumnya bahwa iklim komunikasi organisasi berkekmbang
dari pemahaman mengenai bagaimana unsur-unsur didalamnya saling beriteraksi yang
dimana saling berhubungan dalam suasana organisasi didalam organisasi tersebut.
Adanya persoalan internal dan eksternal yang dihadapi dalam ogganisasi tidak terlepas
dari adanya pengaruh iklim komunikasi dalam organisasi tersebut. Faktor-faktor yang
mempengaruhi iklim komunikasi organisasi tidak terlepas dari adanya sikap, prilaku dan
tindakan-tindakan atas kinerja organisasi yang dijalankan.
Pada dasarnya budaya organisasi merupakan iklim komunikasi. Iklim tersebut
mencerminkan tingkatan kesenangan dalam organisasi. Kita harus mengenali perilaku
yang mendorong iklim mendukung dan mengurangi sikap mengenai iklim bertahan yang
mengancam perkembangan dan kemajuan organisasi. Iklim komunikasi yang nyaman
dan kepuasan anggota akan berdampak positif terhadap peningkatan prestasi atlit.
Iklim komunikasi merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan persepsi, iklim
komunikasi organisasi diukur dengan meneliti reaksi-reaksi perseptual anggota organisasi
yang mempengaruhi iklim komunikasi organisasi.Meskipun satuan-satuan analisis adalah
persepsi indiidu, persepsi keseluruhan memberi suatu deskripsi yang bermamfaat
mengenai iklim komunikasi organisasi bila yang diukur adalah sifat-sifat makro
organisasi.
74
Ada lima dimensi yang mempengaruhi iklim komunikasi organsasi Persatuan
Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Sulsel, yaitu sebagai beriku :
1. “Suppurtiveness” atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka
dengan atasan menjaga perasaan diri berharga dan penting.
Adanya hubunga yang terjalin antara pimpinan dan bawahan merupakan
ssuatu hal yang saling memberikan pengaruh dalam iklim komunikasi yang ada
dalam organisasi. Prilaku dan sikap sangat melalui komunikasi organisasi yang
berlansung akan memberi dampak terhadap visi dan misi serta tujuan organisasi.
Terciptanya iklim komunikasi organisasi yang produktif akan menimbulkan
pengaruh-pengaruh yang positif terhadap perkembangan organisasi.
Dari pengamatan penulis, kecedrungan kurangnya komunikasi antara atasan dengan
bawahan dalam mengkomunikasi suatu persoalan internal dan ekstrenal yang
disebabkan kurangnya komunikasi kebawah sehingga mengakibakan adanya
perasaan-perasan yang tidak sesuai denga keinginan anggotanya, yang diimana
keiinginan-keinginan itu tidak tercapai kdikarenakan hubungan komunikasi kurang
terjalin. Hal ini berdampak pada mental anggota orgaisasikarena memnyangkut pada
tindakan psikologis yang dirasakan oleh anggota organisasi dan apa yang dirasakan
oleh atlit.
2. Partisipasi membuat keputusan
Pembuatan suatu keputusan dalam rapat ataupun pertemuan-pertemuan dalam
suatu oganisasi yang menyangkut mengenai baik peraturan-peraturan ataupun
ketetapan-ketetapan harus dilakukan secara musyawara sehingga tidak menimbulkan
keputusan sepihak tanpa merugikan pihak-pihak yang berkaitan.
75
Dengan partisipasi atas pembuatan keputusan yang secara musyawarah dilakukan
mencerminkan adanya persamaan persepsi dan kesatuan yang terjalin dalam
karakteristik anggota yang dapat membuat keputusan bersama.
Ditinjau dari pengamatan penulis, bahwa adanya keputusan-keputusan yang berupa
penetapan peraturan-peraturan yang disepakati secara musyawarah masih bisa
ditoleraansi tanpa harus merugikan pihak yang terkait. Seperti halnya peraturan
mengenai mutasi atlit atau perpindahan atlit, masih adanya kebijaksanaan-kebijaksaan
yang menyalai aturan yang sudah disepakati bersama akibatnya merugikan pihakpihak yang terkait.
3. Kepercayaan dan dapat menyimpaan berita.
Dalam suatu organisasi adanya kepercayaan pengurus kepada anggotanya
dalam mempertahankan organisasi sangatlah penting. Adanya kinerja anggota
organisasi dalam menyelesaikan tanggung jawabnya sebagai suatu sistem yang dapat
diperccaya menjalankanorganisasi untuk mencapai suatu tujuan organisasi.
Kepercayaan pemimpin atas kinerja yang dilakukan anggotanya berdampak pada
iklim komunikasi organisasi.
Mengkomunikasikan suatu kepercayaan yang menyatakan bahwa setiap orang dapat
atau membuat suatu keberhasilan organisasi tertentu akan menciptakan rasa
ketertiban dan hasrat untuk berperan dalam organisasi.
4. Keterbukan dan keterusterangan
Keterbukaan dan keterusterangan dalam suatu organisasi sangatlah diperlukan
dalam suatu organisasi. Namun tidak semua hal-hal yang menyangkut keorganisasian
harus dibuka. Adapun hal-hal yang menyangkut rahasia atau dokumen penting
76
organisasi yang harus dijaga dan itupun hanya orang-orang tertentulah yang
mempunyai wewenan atas dukumen rahasia yang dianggap penting oleh organisasi.
Dengan melakukan kejujuran banyak hal dapat diperoleh mulai keterbukaan
dan keterusterangan. Selain itu kejujuran merupakan sasuatu yang sangat berharga
dalam suatu organisasi khususnya pada kehidupan sehari-hari. Karena dengan
keteladanan yangb baik dalam suatu organisasi yang dilakukan oleh anggota dan
atasan merupakan cerminan keberhasilan suatu sistem terbuka.
Faktor kejujuran akan mempengaruhi anggota organisasi dalam sikap dan
berkomunikasi dalam berinteraksi. Faktor ini sebenarnya dipengaruhi oleh falktor
kepercayaan yang ada pada point ke tiga. Faktor ini menitik beratkan pada keikut
sertaan dalam hubungan-hhbungan anggota organisasi dengan pimpinan atau atasan
maupun atlit itu sendiri.
Dalam organisasi baik mempunyai kemampuan untuk mengatakan apa yang
ada dalam pikiran mereka. Jujur untuk mengatakan sesuatu yang ada dalam pikiran
mereka tanpa mengindahkan apakah mereka berbicara dengan teman, atasan ataupun
dengan bawahan. Tapi tentu saja semuanya masih dalam batas kewajaran dan sesuai
dengan aturan-aturan yang berlaku.
Kejujuran dalam suatu organisasi merupakan salah satu cara yang terbaik
untuk mencegah timbulnya masalah-masalaah dalam organisasi dan memperlancar
hubungan komunikasi antara anggota-anggota organisasi. Kekuatan ini merupakan
faktor-faktor yang sangat baik dan positif dalam mempertahankan organisasi.
77
Apa yang dilakukan oleh pimpinan terhadap anggota organisasi atau bawahan
menjadi contoh bagi mereka. Dari hasil wawancaaraa misalnya seorang aanggota
organisasi diberi mandat mandat kepada pimpinannya untuk melakukan suatu
pekerjaan susuai dengan bidang keterampilan atau keahliannya. Anggota tersebut
diberikan suatu anggaran yang harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan
kebutuhan dan keperluan yang memang sangat penting untuk atlit.
5. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan
dengan jelas kepada anggota organisasi.
Keperluan informasi yang sifatnya rahasia, anggota organisasi harus relatif
mudah memperoleh informasi yang berhubungan lansung dengan tugas mereka atau
sesuai dengan bidangnya. Yang mempengaruhi kemampuan mereka dengan oranggorang atau bagian lainnya yang berhubungan dengan organisasi.
Setiap tingkatan di sebuah organisassi harus menndengarkan saran-saran dan
laporan-laporan yang dikemukakan personel-personel di setiap tingkatan bawahan
dalam organisasi. Adapun informasi dari bawahan atau anggota organisasi dan atlit
dipandsang cukup penting dilaksanakan kecuali ada petunjuk yang berlawanan dnegn
komunikasi dalam PTMSI Sulsel.
Perhatian bbesar tehadap organisasi pula dengan berempati kepada rekan
sekerja atau atasan. Empati merupakan upaya yang sungguh-sungguh untuk
memahami suatu situasi dari suatu sudut pandang orang lain.
Dalam kinerja yang dilakukan oleh anggota organisasi dimana mempunyai
tanggungjawab atas laporan-laporan yang sehingga tidak menimbulkan permasalahan
sebelumnnya. Setiap anggota
akan bertanggunngjawab tehadap masalah-masalah
78
yang dihadapi anggota organisasi dalam suatu organisasi. Baikm maasalah pekerjaaan
maaupun masalah yang sesuai kondisinya.
Dalam pengamatan peneliti seseorang anggota organisasi sangagt jarang
melakukan komunikasi yang dimana komunikasi antara pemimpin dan bawahan
sangatlah susah untuk didapatkan titik temu dalam menyelesaikan persoalanpersoalan yang menyangkut dnegan pembinaan atlit yang sangat terpengaruh oleh
adanya kesulitan berkomunikasi antara anggota dan pemimpin.
Seorang atlit bersediah untuk mencurahkan seluruh energinya adan fisisknya
serta mentalnya untuk melakukan suatu pertandingan. Setiap atlit mempunyai
karakteristik
yang
berbeda-beda
begitupun
anggota
organisasi
mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda dan kemauan yang berbeda-beda pula. Sebaliknyaa
ada seseoraang yang enggan mencuraahkaan seluruh energinya dan antusiasnya aatas
pekerjaan yaang diberikan atas kepercaayaan penuh yang diberinya.
Faktor yang mempengaruhi kepuasan atas mandat yang diberikan sebagai
tanggungjawab anggota serta atlit merupakan motivator dan dorongan. Hal ini
meliputi prestasi, penghargaaan dan tanggungjawab atas pertumbuhan potensi
pribadi. Dan dianggaap positif, seorang anggota organisasi atau atlit merasa puas dan
termotivasi.
79
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan iklim komunikasi organisasi
Persatuan Teis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Sulsel
Dari hasil wawancara dan penelitian yang dilakukan oleh penulis,
menunjukaan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi iklim komunikasi
organisasi PTMSI Sulsel, yaitu.
a. Keterbukaaan pengurus terhadap anggota.
Keterbukaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
orgasinasi yang dimana adanya keterusterangan dalam suatu organisasi, baik
keterbukaan pimpinan terhadap bawahannya dan sebaliknya keterbukaan
anggota atau bawahan terhadap pimpinannya. Adapun keterbukaan yanmg
dilakukan organisasi yang melibatkan lingkungan disekitaarnya, ini akan
dilakukan oleh suatu organisasi apabila diperlukan suatu dokumentasi penting
atas kegiatan atau pekerjaaan dari pertanggungjawaban kinerja anggota
orgaanisasi tersebut
b. Dorongan atau motivasi.
Dorongan sangatlah mempengaruhi kinerja anggota organisasi. Suatu
pemimpin memberikan motivasi terhadap anggotanya atau bawahannya untuk
dapat meningkatkan kinerja yang lebih baik dari sebelumnya dengan cara
memberi sanjungan atau pujian-pujian.
Adanya komunikasi langsung dari atasan kepada bawahannya
memberikan dampak yang positif bagi semangat kinerja organisasi. Seorang
80
anggota organisasi berkomunikasi langsung kepada anggotanya secara serius
dan akan memberikan nilai tambah untuk lebih giat lagi untuk melakukan
aktivitas pekerjaan yang merupakan tanggungjawab anggota itu.
c. Kepercayaan antara pengurus dan atlit.
Dalam suatu organisasi haruslah mengembangkan dan mempertahakan
kepercayaan dan keyakinan yang didukung atas tindakan-tindakan dan prilaku
pemimpin dan anggota organisasi.
Suatu kepercaayaan merupakan suatu tindakan individu atas sikap atau
response yang diberikan oleh pimpinan kepada bawahnnya maupun
kepercayaan anggota atau bawahan kepada atasannya.Adanya kepercayaan
yang saling menjaga antara satu dengan yang lain akan mempengaruhi kinerja
pimpinan dan anggota organisasi yang dimana berdampak pada lingkungan
organisasi yang terkait dengan tanggungjawab.
Kepercayaan yang diberikan seorang atasan kepada bawahannya
merupakan tanggungjawab atas kinerja yang dilakukan anggota tersebut.
Begitu pula kepercaayaan seorang baawahaan terhadap pimpinannya
merupakan tanggungjawab yang besar dan haruslah dijaaga karena seorang
pemimpin dalam organisasi merupakan contoh atau panutan yang harus
diteladani. Apabila seorang pemimpin melakukan kesalahan atas amanah yang
diberikan terhadap kinerja organisasi maka anggota organisasi akan
memberikan respons yang negatif melalui sikap dan prilaku atas
pertanggungjawaban yang dilakukan.
81
Untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi
tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam
mengambil resiko; mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab
dalam mengerjakan tugas-tugas mereka dan menyediakan informasi yang
terbuka dan cukup tentang organisasi; mendengarkan dengan penuh perhatian
serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari
anggota organisasi; secara aktif memberi penyuluhan kepada pra anggota
organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting
bagi keputusan-keputusan dalam organisasi; dan menaruh perhatian pada
pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan. Iklim komunikasi di
dalam sebuah organisasi itu penting karena secara tidak langsung iklim
komunikasi organisasi dapat mempengaruhi cara hidup orang-orang di dalam
sebuah organisasi
Mengkomunikasikan suatu kepercayaan yang dinyatakan baahwa
setiap orang dapat atau mampu menciptakan ketertiban dalaam ogaanisasi
terssebut. Adannya sikap prilaku mencerminkan suatu kepercaayaaan yang
dilakukan sesuai denga kinerja anggota.
d. Penghargaan atau reward atas prestasi yang dicapai.
Reward dapat juga dikatakan upah dari pekerjaan yang baik atas hasil
kerja yang dilakukan. Penting penghargaan mempunyai sisi positif yang
berdampak pada keinginan anggota untuk melakukan kinerja yang baik.
Penghargaan mendorong seseorang untuk bekerja keras dan penuh
dengan kesabaran dan pengorbanan untuk mendapatkan penghargaan itu. atas
82
Penghargaan atas kinerja atau prestasi yang baik sangatlah penting. Hal ini
akan memberikan pengaruhi yang positif terhadap perasaan-perasaan senang
dan kepuasan atas kinerja yang dilakukan anggota organisasi. Penghargaan ini
akan memberikan nilai tambah yang berupa adannya semangat untuk terus
melakukan kinerja yang lebih baik dari pada sebelumnya. Jika seorang
organisasi atau atlit telah memdapatkan penghargaan atas prestasi yang
diberikan oleh seorang pemimpin maka anggota tersebut akan lebih berkarya
lagi atas penghargaan yang diberikan pimpinannya.
Dari hasil penelitian penulis memaparkan, adanya prestasi yang baik
akan mendapatkan suatu penghargaan yang berupa reward atas prestasi yang
diraih.
Adanya suatu usaha yang berupa kinerja dari anggota organisasi atas
kinerjanya akan pantas mendapatkan suatu penghargaan sesuai dengan
pengorbanan wakru, tenaga, dan pikiran.
Apabila penghargaan akan terus dilakukan dan diperbesar nilai
materinya, maka akan semakin besar pula daya saing yang tercipta dalam
organisasi tersebut..
Dengan adanya reward atas prestasi dan kinerja anggota, sangat
menimbulkan semangat anggota organisasi untuk dapat melakukan kinerja
yang baik dari sebelumnya.
83
e. Kesejahteraan anggota organisasi dan keinginan-keinginan yang dicapai.
Kesejahteraan yang diinginkan oleh setiap anggota atas kepercayaan
bahwa organisasi tersebut dapat memberikan tunjangan atas masa bakti
mereka selama bekerja atau prestasi-prestasi dalam organisasi tersebut adalah
hal yang bukan tabu lagi. Setiap organisasi merupakan pelindung bagi
kehidupan anggota arganisasi yang terkait didalamnya.
Pengharapan yang biasanya diinginkan oleh anggota organisasi atas
keinginan-keinginan,
dimana
anggota-anggota
mengharapkan
suatu
kesejaahteraan atas masa bakti mereka dalam meningkatkan kehidupan
mereka setelah masa bakti mereka berakhir.
Anggota
organisasi
merupakan
motor
penggerak
bagi
hasil
keberhasilan suatu organisasi, tidak heran jika keinginginan-keinginan seorang
anggota organisasi untuk bisa mendapatkan kehidupan yang layak dari masa
bakti mereka dalam organisasi yang mereka harapkan sebagai penopang masa
depan mereka.
84
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melaksanakan penelitian mengenai Iklim komunikasi organisasi Persatuan
Tenis Seluruh Indonesia (PTMSI) sulawesi Selatan, maka berikut ini penulis memberikan
kesimpulan atas permasalahan yang dikemukakan.
1. Secara umum dapat dikatakan bahwa iklim komunikasi organisasi PTMSI Sulsel
terdapat variabel-variabel yang menunjukan iklim bertahan terhadap organisasi.
Dimana kurangnya daya interaksi pengurus kepada anggota sebagai indikator
penilaian. Dari hasil penelitian ditemukan kesamaan teori yang ditemukkan oleh
Muhammad Arni yang dimana merupakan demensi komunikasi organisasi yang
mempengaruhi iklim komunikasi dalam organisasi yaitu Supportiveness, Partisipasi
membuat keputusan, Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia,
Keterbukaan dan keterusterangan, Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan
kinerja dikomunikasikan dengan
jelas kepada anggota organisasi. Kelima faktor tersebut
merupakan bagian-bagian yang terkait antara satu dengan yang lain. Baik komunikasi
pimpinan organisasi kepada anggotanya maupun anggota organisasi pada pimpinannya.
Dengan terciptanya iklim komunikasi organisasi tentu saja tidak memngurangi konflikkonflik yang terjadi dalam organisasi tersebut, meskipun untuk menghilangkan konflik
tersebut sangatlah mustahil. Hal tersebut diatas memberikan suatu gambaran yang positif
untuk peningkatan prestasi atlit atas kinerja kepengurusan PTMSI Suulsel.
85
2. Adanya beberapa faktor yang mempengaruhi iklim komunikasi organisasi Persatuan Tenis
Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Sulsel. Secara umum adalah iklim komunikasi yang
tercipta dan terbentuk dalam organisasi. Iklim tersebut terbentuk atas kinerja menyangkut
interaksi dalam organisasi tersebut. Diamana pemimpi dan anggota organisasi mempunyai
hubungan yang saling mendukung antara atasan dan bawahan yaitu meliputi keterbukaaan
pengurus terhadap anggota, dorongan atau motivasi, kepercayaan antara pengurus dan
atlit, Penghargaan atau reward atas prestasi yang dicapai. Dengan terbentuknya iklim
komunikasi organisasi PTMSI Sulsel memberikan pengaruh yang besar pada
pimpinan dan bawahannya seta atlit binaan PTMSI Sulsel.
B. Saran-saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka sebagai penulis akan memberikan
saran-saran internal (akademik ) dan eksternal (Pengprov.PTMSI Sulsel) yang terlibat
dalam penulisan ini
1. Saran Akademik

Sebagai masukan terhadap ilmu pengetahuan khususnya dalam
pengembangan ilmu komunikasi, terutama mengenai iklim komunikasi
organisasi yang mendukung.

Sebagai bahan refrensi bagi mahasiswa yang berniat pada iklim
komunikasi organisasi.
86
2. Saran Pengprov.PTMSI Sulsel

Sebagai sumbangsi pikiran untuk pencapaian suatu iklim komunikasi
organisasi yang baik dan maksimal, khusunya pada Pengprov.PTMSI
Sulsel . Maka setiap pimpinan maupun anggota perlu memperbaiki
komunikasi dan interaksi yang terjalin antara mereka, sehingga dapat
terbina rasa kepercayaan dan keterbukaan yang selanjutnya dapat
mengurangi konflik .
87
Download