Peran Teknologi Pembelajaran - Suhardjono

advertisement
Universitas PGRI Adibuana Surabaya
1
Peran
Teknologi Pembelajaran
Dalam Usaha Peningkatan Kualitas
Profesional Guru
Suhardjono
Pidato Ilmiah
Pada acara Wisuda ke XVI
Program Magister Teknologi Pembelajaran
Universitas PGRI Abibuana Surabaya
29 Maret 2008
suhardjono
Universitas PGRI Adibuana Surabaya
2
Peran Teknologi Pembelajaran
Dalam Usaha Peningkatan Kualitas Profesional Guru
Suhardjono
Rektor Universitas PGRI Adibuana Surabaya yang saya hormati,
Direktur Program Pascasarjana Universitas PGRI Adibuana Surabaya,
beserta staf saya hormati,
Ketua dan Anggota Yayasan yang terhormat
Keluarga wisudawan/wati, serta para undangan yang berbahagia,
Serta, para Wisudawan/wisudawati yang sangat berbahagia.
Assalamu’alikum Warahmatullah Wabarakatuh
Pendahuluan
Diundang untuk memberikan pidato ilmiah, terlebih lagi pada acara
yang sangat penting sebagaimana acara Wisuda ke XVI Program
Magister Teknologi Pembelajaran Unversitas PGRI Adibuana
Surabaya pagi ini, sungguh merupakan kehormatan. Karena itulah,
dengan perasaan tersanjung dan bangga, saya sampaikan
penghargaan dan terimakasih atas kepercayaan dan kehormatan ini.
Namun, tidak mudah untuk dapat menyampaikan suatu pesan
dengan baik, di acara yang amat menyenangkan dan meriah seperti
pada acara wisuda pagi ini. Rasa hati dan perhatian wisudawan dan
wisudawati, terlebih lagi para keluarganya, tentunya
lebih
memfokus kepada kebagiaan yang sedang mereka terima. Jerih
payah yang telah dilakukan selama beberapa tahun, dirayakan pagi
ini.
Karena itu, sangat penting bagi saya untuk memulai pidato ini
dengan menyampaikan selamat kepada semua wisudawan /wisudawati beserta keluarganya.
suhardjono
Universitas PGRI Adibuana Surabaya
3
Semoga sukses ini, menjadi pijakan yang kokoh untuk sukses-sukses
berikutnya.
Dalam suasana yang ceria ini, sesuai dengan permintaan panitia,
saya mencoba urun rembug tentang permasalahan Peran Teknologi
Pembelajaran Dalam Usaha Peningkatan Kualitas Profesional Guru
Teknologi Pembelajaran
Dalam beberapa
makalahnya Yusufhadi
Teknologi Pembelajaran
Teknologi
Pembelajaran
Teori dan praktik dalam perancangan,
Miarso --pakar, sesepuh, guru
Teori pengembangan,
dan praktik dalam
perancangan,
pemanfaatan,
dan penyemai Teknologi
pengembangan,
pengelolaan,
penilaian dan pemanfaatan,
penelitian,
pengelolaan,
penilaian
dan penelitian,
proses,
sumber
dan sistem
untuk
Pendidikan Indonesia-proses, sumber dan sistem
untuk
belajar
belajar
memfokuskan makna
Teknologi yang digunakan untuk :
yang Pembelajaran
digunakan untuk (perancangan,
:
Teknologi Pendidikan
 Teknologi
Pengelolaan

Pengelolaan
Pembelajaran
pengelolaan,
penilaian),
dan (perancangan,
(Educational Technology)
pengelolaan, penilaian), dan
 Pengembangan Pembelajaran (penelitian,

Pengembangan
Pembelajaran
pengembangan,
pemanfaatan,
dll)(penelitian,
menjadi Teknologi
pengembangan, pemanfaatan, dll)
Pembelajaran (Instructional
Technology). Sekedar
mengingatkan, saya kutipkan definisi Teknologi Pembelajaran, yaitu
”teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan, penilaian dan penelitian, proses, sumber dan sistem untuk
belajar”.
Sebagai ilmu yang memfokus tentang bagaimana meningkatkan
kualitas proses dan hasil pembelajaran, teknologi pembelajaran
menjadi semakin penting dan dibutuhkan.
Sebagai contoh, akhir-akhir ini, adanya tuntutan dan persyaratan
sertifikasi dan pengembangan profesi guru menjadikan penelitian
tindakan kelas (PTK) sangat populer dan banyak dilakukan. Melalui
PTK diyakini guru dapat meningkatkan mutu pembelajarannya.
Karenanya, berbagai program, rangsangan dan kegiatan PTK telah
dilakukan oleh pemerintah. Bukankah, PTK merupakan salah satu
aplikasi Teknologi Pembelajaran?
suhardjono
Universitas PGRI Adibuana Surabaya
4
Sementara itu, minat masyarakat (khususnya masyarakat
kependidikan) terhadap ilmu Teknologi Pembelajaran cenderung
bertambah. Jumlah pendidikan keahlian teknologi pendidikan, terutama di jenjang S2 dan S3., di berbagai Perguruan Tinggi baik
negeri maupun swasta, makin meningkat dan tidak kekurangan
peminatnya.
Dapat disimpulkan bahwa ekstistensi Teknologi Pembelajaran
masih kokoh. Dan justru menjadi jauh lebih kokoh dengan
ditetapkannya Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen.
Sayangnya tidak banyak yang memahami hal tersebut.
Banyak yang kurang memahami bahwa apa yang seharusnya
dilakukan guru dalam peningkatan mutunya adalah penerapan dari
ilmu Teknologi Pembelajaran. Justru, tidak sedikit yang terpesona
pada peran dan gebyar Teknologi Informasi (TI). Dan bahkan
berpendapat bahwa TI adalah obat pamungkas bagi berbagai
penyakit dalam proses pembelajaran.
Bukankah, Teknologi Informasi (TI) merupakan komponen yang
masih harus dirancang, dikembangkan, dimanfaatkan, dikelola agar
mampu secara optimal meningkatkan mutu proses dan hasil
pembelajaran? Bukankah tanpa pengolaan yang baik, Teknologi
Informasi (TI) justru berpeluang membawa masalah baru dalam
pembelajaran. Bukankan kegiatan mengelola Teknologi Informasi
(TI), merupakan bagian dari Teknologi Pembelajaran(TEP)?
suhardjono
Universitas PGRI Adibuana Surabaya
5
Mutu Profesional Guru Perlu Ditingkatkan
Terdapat berbagai
permasalahan
dalam upaua
peningkatkan mutu
pendidikan. Mulai
dari kekurangan
guru sampai
dengan
kompleksitas
implementasi UU
Guru dan Dosen.
Salah satu masalah
yang akhir-akhir ini
banyak dibicarakan
dalam kaitannya dengan kegiatan sertifikasi guru, adalah perlunya
meningkatkan kompetensi guru.
Sertifikasi guru merupakan upaya pengakuan kepada guru
profesional. Makin profesional guru, diyakini akan mampu
meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan/pembelajaran.
Karenanya guru dituntut mempunyai berbagai kompetensi. Salah
satu kompetensi utamanya adalah kompetensi pedagogik.
Apakah kompentesi pedagogik itu? Menurut UUD Guru dan Dosen,
kompetensi ini meliputi kemampuan merancang, mengelola, dan menilai
pembelajaran serta memanfaatkan hasil-hasil penelitian untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Jika demikian, tampak sangat erat kesamaan arti antara kompetensi
pedagogik dengan makna Teknologi Pembelajaran. Guru yang
berkompetensi pedadogik, adalah mereka yang memahami teori
Teknologi Pembelajaran dan mampu menerapkannya
dalam
praktik pembelajarannya. Guru dengan kualifikasi semacam itu,
sangat perlu ditingkatkan, baik dalam jumlah maupun mutunya.
suhardjono
Universitas PGRI Adibuana Surabaya
6
Masalahnya adalah, siapa, apa dan bagaimana upaya yang dapat
dilakukan agar para guru makin berkemampuan dan berkemauan
untuk menerapkan teknologi pembelajaran dalam praktik
profesinya.
Siapa ”pemain” teknologi pembelajaran?
”Pemain” di bidang ilmu
kedokteran tampaknya
lebih jelas. Secara perorangan mereka adalah
para dokter, para
profesional lain yang
terkait dengan ilmu
kedokteran
Siapa pemain TEP ?
Siapa pemain TEP ?
.para profesional teknologi pendidikan,
.para profesional teknologi pendidikan,
dosen, guru, peneliti,
dosen,dan
guru,
peneliti,
mahasiswa
anggota
mahasiswa
anggota
masyarakat
lain yangdan
telah
dan
masyarakat
yang telah
dan
akan
menjadilain
anggota
IPTPI,
akan
menjadi
anggota
IPTPI,
organisasi IPTPI, perguruan
organisasi
IPTPI, program
perguruan
tinggi,
khususnya
tinggi,
khususnya
program
studi
yang
berkait dengan
studi yang orgaisasi
berkait dengan
kependidikan,
dan
kependidikan,
orgaisasi
dan
institusi
lain terkait
dengan
institusi
lain
terkait
dengan
teknologi pendidikan
teknologi pendidikan
Sehingga, pada kegi-atan
peningkatan mutu ilmu
dan ketenagaan kedokteran dapat dengan jelas
diketahui, siapa yang seharusnya berperan.
.
.
Teknologi Pendidikan
7
Teknologi Pendidikan
7
Bagaimana dengan keilmuan teknologi pembelajaran?
Sebagai bagian yang spesifik dari keilmuan pendidikan, yang
memfokus pada ”teori dan praktik dalam desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian, proses, sumber dan
sistem untuk belajar”, tentunya mempunyai ”pemain” yang spesifik.
Siapakah mereka? Secara perorangan, mereka yang memenuhi
kriteria sebagai anggota IPTPI1 adalah para ”pemain utama” di
bidang teknologi pembelajaran.
1
IPTPI adalah singkatan dari Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan
Indonesia yang terbentuk sejak tahun 1987.
suhardjono
Universitas PGRI Adibuana Surabaya
7
Merekalah yang diharapkan secara gigih dan gagah mampu
mewujudkan cita-cita IPTPI, yang antara lain berbunyi (1) menyebarluaskan konsep, prinsip dan prosedur teknologi pendidikan
ke seluruh lembaga pendidikan dan pelatihan di Indonesia, dan (2)
menyebarkan aplikasi Teknologi Pendidikan agar tiap warga
negara memperoleh pengajaran seumur hidup, dengan
memanfaatkan Teknologi Pendidikan/Pembelajaran..
Bagian terbesar dari anggota IPTPI adalah mereka yang berkaitan
dengan program kependidikan
di bidang teknologi pendidikan/pembelajaran
baik para dosen, peneliti maupun para
mahasiswanya. Tentunya termasuk para lulusan program magister
teknologi pembelajaran, dan juga para guru.
Hal ini menggembirakan, sekaligus juga memprihatinkan.
Menggembirakan karena minat masyarakat pada bidang ilmu
Teknologi Pembelajaran cenderung meningkat. Lulusan program
magister Teknolgi Pembelajaran juga makin bertambah. Jumlah
guru yang akan disertifikasi juga meningkat pesat.
Tetapi juga memprihatinkan, karena, baik ilmu teknologi
pembelajaran maupun ikatan profesi IPTPI, kurang dikenal. Dan
kemudian menjadikannya kurang disayang.
Banyak guru telah melakukan kegiatan peningkatan kompetensi
pedagogiknya, melakukan PTK, mempebaiki kegiatan pembelajarannya, dengan tanpa memahami bahwa apa yang dilakukan
itu adalah merupakan praktik teknologi pembelajaran.
Sementara itu, upaya untuk lebih memasyarakatkan IPTPI sebagai
wadah para profesional di bidang teknologi pendidikan/
pembelajeran, sayangnya, akhir-akhir ini meredup.
Keadaan serupa juga terjadi pada berbagai aktifitas IPTPI yang lain.
Padahal organisasi profesi, termasuk juga IPTPI, seharusnyalah
terus menerus berkarya meningkatkan kinerjanya, bila memang
masih berniat mewujutkan cita-citanya.
suhardjono
Universitas PGRI Adibuana Surabaya
8
Tidak sedikit institusi pendidikan, penelitian dan pengembangan
yang berkait dengan ilmu teknologi pembelajaran, yang berpeluang
besar dalam memberikan sumbangan nyata untuk meningkatkan
kompetensi guru, melalui teknologi pembelajaran, juga belum
mampu berfungsi secara optimal.
Sehingga bila kita ingin meningkatkan peran teknologi pembelajaran
katakanlah dalam upaya meningkatkan kompetensi pedagogik
guru, siapa yang seharusnya berperan?
Jawabannya cukup jelas, mereka adalah para profesional teknologi
pembelajaran, dosen, guru, peneliti, para magister teknologi
pembelajaran, mahasiswa dan anggota masyarakat lain yang telah
dan akan menjadi anggota IPTPI, organisasi IPTPI, Perguruan
Tinggi, khususnya program studi yang berkait dengan
kependidikan, organisasi dan insitiusi lain terkait dengan teknologi
pembelajaran, (termasuk Pustekom, dan berbagai Direktorat dan
Unit Kerja lain di jajaran Diknas, dan tentu saja Program Magister
Teknologi Pembelajaran Universitas Adibuana Surabaya).
Apa yang dapat dilakukan?
Apa yang dapat dilakukan
oleh Teknologi Pembelajaran,
dalam membantu memecahkan permasalahan
pendidikan di Indonesia?
Jawabannya banyak, banyak
sekali, sebanyak
permasalahan pendidikan
yang kita hadapi.
Apa ada kegiatan TEP ?
Apa ada kegiatan TEP
?
(a)Pengembangan kurikulum, bahan ajar, dan model(a)Pengembangan
kurikulum, bahan ajar, dan modelmodel pembelajaran,
model pembelajaran,
(b)Pengembangan
teknologi informasi dan komunikasi
(b)Pengembangan
teknologi
informasi dan komunikasi
dalam proses belajar
dan mengajar,
dalam proses belajar
danlayanan
mengajar,
(c) Pengembangan
alternatif
untuk daerah
(c)
Pengembangan
layanan untuk daerah
pedesaan,
terpencilalternatif
dan kepulauan,
pedesaan,
terpencil
dan
kepulauan,
(d)Penyebarluasan informasi pendidikan.,
informasi
pendidikan.,
(e)(d)Penyebarluasan
Percepatan kualifikasi
dan kompetensi
bagi pendidik,
(e) Percepatan kualifikasi dan kompetensi bagi pendidik,
(f) Percepatan sertifikasi akademik bagi pendidik,
(f) Percepatan sertifikasi akademik bagi pendidik,
.
.
Teknologi Pendidikan
8
Namun, bila memfokus pada
permasalahan mutu guru, kita semua meyakini bahwa teknologi
pembelajaran berpotensi besar untuk membantu pemecahan permasalahan itu.
Teknologi Pendidikan
suhardjono
8
Universitas PGRI Adibuana Surabaya
9
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, kompetensi pedagogik
pada hakekatnya adalah
kompetensi di bidang teknologi
pembelajaran.. Sehingga, guru yang berkompetensi pedadogik,
adalah mereka yang berkemampuan serta berkemauan
menerapkan Teknologi Pembelajaran dalam praktik pembelajarannya.
Sehingga, sangatlah sesuai bila kita “para pemain” dalam keilmuan
teknologi pembelajaran, untuk berperan serta dalam meningkatkan
profesionalisme guru.
Bila kompetensi pedagogik pada hakekatnya adalah kompetensi di
bidang teknologi pembelajaran, rasanya agak “aneh”, bila pada
kegiatan yang berkaitan dengan upaya peningkatan kompetensi
pedagogik, peran para “pemain” teknologi pembelajaran tidak
tampak berarti.
Namun, yang lebih aneh (dan sekaligus memilukan) bila para guru
yang juga telah memiliki formalitas keilmuan teknologi
pembelajaran (misalnya dengan disandangnya gelar Magister TEP),
tidak mampu menunjukkan performannya sebagai guru yang
kompeten dalam bidang pedagogik.
Apalagi, bila yang
bersangkutan tidak menyadari, bahwa peningkatan mutu PBMnya,
adalah merupakan penerapan dari keilmuan yang dimilikinya.
Adakah kegiatan di kawasan teknologi pembelajaran? Dan apakah
menjadi prioritas saat ini? Untuk menjawab pertanyaan tersebut
saya sajikan cuplikan berbagai rancangan kegiatan
bidang
pendidikan, sebagai berikut :
Program Kerja tahun 2008 untuk Pendidikan Dasar Menengah
Program
Pengembangan kurikulum, bahan ajar,
dan model-model pembelajaran
Sasaran Program
Terlaksananya pengembangan
kurikulum, bahan ajar, dan modelmodel pembelajaran yang mengacu
pada standar nasional dan
mempertimbangkan standar
internasional
suhardjono
Universitas PGRI Adibuana Surabaya
10
Program
Pengembangan teknologi informasi
dan komunikasi dalam proses belajar
dan mengajar di SMA/SMK/MA.
Sasaran Program
Terlaksananya pengembangan proses
belajar dan mengajar dengan
menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi.
Pengembangan alternatif layanan
pendidikan menengah untuk daerahdaerah pedesaan, daerah terpencil dan
kepulauan termasuk Paket C setara
SMA.
Terlaksananya pengembangan
alternatif layanan pendidikan
menengah untuk daerah-daerah
perdesaan, terpencil dan kepulauan
termasuk Paket C setara SMA.
Penyebarluasan dan sosialisasi
berbagai informasi pendidikan.
Terlaksananya penyebarluasan dan
sosialisasi berbagai informasi
pendidikan.
Program Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan antara lain
(1) Percepatan peningkatan kualifikasi
dan kompetensi bagi pendidik, (2)
Percepatan sertifikasi akademik bagi
pendidik
 Terlaksananya pelatihan untuk



memenuhi standar kompetensi bagi
pendidik;
Terlaksananya pendidikan untuk
memenuhi standar kualifikasi
pendidik;
Terlaksananya sertifikasi pendidik
bagi pendidik;
Dstnya
Bukankah program-program seperti : (a) Pengembangan kurikulum,
bahan ajar, dan model-model pembelajaran, (b) Pengembangan
teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar dan
mengajar, (c)
Pengembangan alternatif layanan pendidikan
menengah untuk daerah-daerah pedesaan, terpencil dan kepulauan,
(d) Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan.,
(e) Percepatan peningkatan kualifikasi dan kompetensi bagi
pendidik, (f) Percepatan sertifikasi akademik bagi pendidik, dan
lain-lain, merupakan bidang ilmu dan bidang garapan keilmuan
teknologi pendidikan/pembelajaran?
Itulah sebagian kecil, dari apa yang dapat kita lakukan. Itulah
sebagian tantangan bagi para ”pemain” di bidang teknologi
pembelajaran.
suhardjono
Universitas PGRI Adibuana Surabaya
11
Bagaimana Melaksanakan Upaya Itu?
Pentingnya peningkatan
kompetensi pedagogik (yang
berarti pula kemampuan
dalam keilmuan teknologi
pendidikan) bagi guru,
makin terus menuntut
perhatian.

Bagaimana ?
Bagaimana ?

1.Agar eksistensi “pemain”di
1.Agar
“pemain”di
bidang eksistensi
teknologi pendidikan
bidang
teknologi
pendidikan
makin
diketahui,
sudah
makin diketahui,
sudah
waktunya
kita bersama
waktunya kita bersama
melangkah.
melangkah.
2.Berikan keyakinan pada pembuat
2.Berikan
pembuat
kebijakan keyakinan
bahwa kitapada
“para
kebijakan
bahwa kita
“para
pakar,
ahli, teknolog”
masih
pakar,
ahli,
teknolog”
masih
eksis,
dan
berniat
kuat ikut
eksis, dan berniat
membangun
bangsa.kuat ikut
membangun bangsa.
Kegiatan sertifikasi guru yang
menuntut adanya
seperangkat penjelasan dan
bukti kegiatan nyata guru
(guna memaparkan kompetensi pedagogiknya) menjadikan
meningkatnya kebutuhan guru akan apa, mengapa dan
bagaimana melaksanakan teknologi pengajaran dalam praktik
mengajarnya.
Teknologi Pendidikan
Teknologi Pendidikan
9
9
Demikian pula dengan diwajibkannya guru dalam mengumpulkan
angka kredit dari kegiatan pengembangan profesi, membawa
peningkatan kemampuan guru dalam ”desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian, proses, sumber dan
sistem untuk belajar”, menjadi keharusan.
Apabila kita ”para pemain” di bidang teknologi pendidikan, mampu
memberikan kegiatan nyata pada kebutuhan para guru di atas,
berarti, paling tidak, kita telah ikut (1) menyebarluaskan konsep,
prinsip dan prosedur teknologi pendidikan, dan (2) menyebarkan
aplikasi Teknologi Pendidikan, sebagaimana yang kita cita-citakan.
Berdasar pengamatan yang terbatas, saya mengetahui telah banyak
dilakukan kegiatan untuk membantu guru dalam upayanya
meningkatkan kompetensi pedagogiknya. Antara lain meningkatkan
kemampuan guru dalam kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK).
Kegiatan ini sangat populer dan banyak dilakukan akhir-akhir ini.
Berbagai program, rangsangan dan kegiatan dilakukan agar guru
mampu melakukan PTK. Macam kegiatan yang telah dilakukan
suhardjono
Universitas PGRI Adibuana Surabaya
12
antara lain adalah pengadaan
block-grant PTK, KTI on-line,
REE, dan lain-lain. Substansi isi
dari kegiatan itu, pada dasarnya
adalah
meningkatkan
kemampuan
di
bidang
teknologi pembelajaran.
Pertanyaannya adalah seberapa
banyak
keterlibatan
para
“pemain” teknologi pembelajaran pada kegiatan tersebut, baik
sebagai pribadi maupun sebagai institusi?
Agar peran kita makin tampak, agar eksistensi “pemain”di bidang
teknologi pembelajaran makin diketahui, sudah waktunya kita
bersama melangkah.
Berikan keyakinan pada pembuat kebijakan bahwa kita “para pakar,
ahli, teknolog” pada kawasan keilmuan teknologi pembelajaran
masih eksis, dan berniat kuat ikut membangun bangsa.
Membangun kepercayaan kiranya
tidak cukup bila hanya dilakukan
dengan mengirimkan pemberitahuan. Kita seharusnya mampu
menyusun program-program
kerja yang jelas, bermakna, sesuai
dengan program jangka panjang
yang telah ditetapkan.
Bersama dengan IPTPI, dengan
memanfaatkan berbagai sumber
yang ada, mampu dan bersedia,
merancang berbagai kegiatan
yang nyata, perlu dan segera
dapat dilaksanakan
suhardjono
Universitas PGRI Adibuana Surabaya
13
Misalnya,
(1)
membantu ratusan ribu guru,
agar mereka makin
berkemampuan
dalam
menerapkan
teknologi
pembelajaran dalam pengembangan profesinya. Agar
mereka lebih mampu
mengumpulkan angka kredit
dengan benar dalam kegiatan pengembangan profesi, agar
mereka dapat memenuhi persyaratan untuk kenaikan
jabatannya,
(2)
memperbanyak kegiatan “menyebar luaskan informasi
tentang
teknologi pembelajaran” melalui berbagai
kegiatan akademik, seminar, kursus, diklat, dan lain-lain,
yang melibatkan lebih banyak guru,
(3)
kembali memperkokoh dan menghidupkan gairah dan
memperoleh manfaat dari kegiatan berorganisasi profesi,
(4)
dan berbagai kegiatan yang lain..
Rangkuman
1.
Guru wajib mempunyai berbagai kompetensi. Salah satu di
antaranya adalah kompetensi pedagogik yang terdiri dari
kemampuan merancang, mengelola, dan menilai pembelajaran serta
memanfaatkan hasil-hasil penelitian untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
2.
Sangat erat kesamaan arti kompetensi pedagogik dengan makna
Teknologi Pembelajaran. Guru yang berkompetensi pedadogik,
adalah mereka yang memahami teori Teknologi Pembelajaran
dan mampu menerapkannya dalam praktik pembelajarannya.
Pada kompentensi ini, sebagian besar guru masih dituntut
peningkatan kualitasnnya
3.
Masalahnya adalah, siapa, apa dan bagaimana upaya yang
dapat dilakukan agar para guru makin berkemampuan dan
suhardjono
Universitas PGRI Adibuana Surabaya
14
berkemauan untuk menerapkan teknologi pembelajaran dalam
praktik profesinya.
4.
Siapa yang dapat ikut serta dalam upaya peningkatan
kompetensi pedegogik guru? Tentunya adalah mereka yang
merasa sebagai profesional dalam bidang keilmuan teknlologi
pembelajaran. Lebih khusus lagi, mereka adalah para guru yang
telah memiliki formalitas sebagai magister teknologi
pembelajaran.
5.
Agar peran kita makin tampak, agar eksistensi “pemain”di
bidang teknologi pembelajaran makin diketahui, sudah
waktunya kita bersama melangkah. Berikan keyakinan pada
pembuat kebijakan bahwa kita “para pakar, ahli, teknolog” pada
kawasan keilmuan teknologi pembelajaran masih eksis, dan
berniat kuat ikut membangun bangsa.
6. Khususnya, bagi para guru yang juga sekaligus magister
teknologi pembelajaran (yang sebagian diwisuda siang ini),
langkah praktis yang dapat segera dilakukan, mudah dilakukan,
dan tanpa menunggu orang lain, adalah menerapkan ilmu yang
dipunyainya, sehingga mampu menunjukkan secara nyata
peningkatan kualitas profesionalnya sebagai guru.
Demikian urun pendapat saya disekitar peran Teknologi
Pembelajaran dalam Usaha Peningkatan Kualitas Profesional Guru.
Atas perhatian dan kesabaran hadirin yang terhormat, dalam
mengikuti orasi ini, sungguh saya sampaikan penghargaan dan
terima kasih.
Sekian.
Wassalamu’alikum Warahmatullah Wabarakatuh
suhardjono
Universitas PGRI Adibuana Surabaya
15
Bacaan
Miarso, Yusufhadi (2003). Peran Profesi Teknologi Pendidikan, makalah Seminar Sehari
Jurusan KTP FKIP Universitas Baturaja, 22 Januari 2003.
Salisbury, David F. (1996) Five Technologies for Educational Change. Englewood, New
Jersey: Educational Technology Publication.
Suhardjono, (2004), Memanfaatkan Teknologi Pembelajaran untuk Membangun
Karakter , Makalah Disampaikan pada Semiloka Regional Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompertensi, Politeknik Kesehatan, 5-6 Mei 2004
Suhardjono (2007) Mengaktifkan PeranTeknologi Pendidikan guna Meningkatkan
Kompetensi Pedagogik Guru, Makalah Urun Rembug pada Seminar
Pengembangan Teknologi Pembelajaran, yang diselenggarakan oleh
Pustekom Diknas, Bogor, 6-7 Nopember 2007
Suhardjono (2007), Revitalisasi Teknologi Pendidikan untuk Mengatasi Permasalahan
Pendidikan, Makalah disajikan pada Temukarya Kemitraan Pengembangan
Teknologi Pembelajaran di Perguruan Tinggi, yang diselenggarakan oleh
Pustekom Diknas, Bogor, 27-28 September 2007
Data Diri Pembicara
Prof. Dr. Ir. Suhardjono, M.Pd., Dipl.HE, lahir di Kebumen,
Maret 1946. Guru besar Metodologi Penelitian, Pembina Utama
golongan IVe.
Lulus sebagai Sarjana Teknik Sipil Universitas Brawijaya tahun
1972, memperoleh
Diploma on Hydraulic Engineering dari
International Institute of Hydraulic Engineering
TH Delft,
Nederland (1977), menyelesaikan Magister Kependidikan dari IKIP
Jakarta pada tahun 1982, dan Doktor Kependidikan bidang Studi
Teknologi Pembelajaran di tahun 1990 di IKIP Malang.
Mengikuti pendidikan tambahan, dalam bidang kependidikan dan pengembangan
sumber daya air baik di dalam maupun di luar negeri, antara lain di University of
Newcastle, Inggris (1997), International Institute for Infrastructural, Hydraulic and
Enviromental Engineering, Manila (1996), State University of New York at Albany,
USA (1988), University of Southern California, Los Angeles, USA (1980).
Pernah menjabat sebagai Ketua Pusat Pengembangan Aktivitas Instruksional (P3AI)
Universitas Brawijaya (1986-2001), Dekan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
(1982-1985 dan 2001-2005). Anggota Tim Teknis Penilai KTI Pengembangan Profesi
Guru, serta menulis berbagai buku tentang pendidikan, penelitian dan peningkatan
SDM.
suhardjono
Download