Usulan Strategi Pemasaran Tenun Ikat Kupang Berdasarkan

advertisement
Usulan Strategi Pemasaran Tenun Ikat Kupang Berdasarkan
Tingkat Kepentingan Konsumen dengan Metode Cluster Analysis
Proposed Marketing Strategy Proposal for Hand Woven Ikat Fabric Kupang
Based on Consumer’s Needs with Cluster Analysis
Yulianti, Valentino Romansya Halan
Jurusan Teknik Industri - Universitas Kristen Maranatha
E-mail: [email protected], [email protected]
Abstrak
Tenun ikat adalah salah satu produk lokal di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang
merupakan produk kerajinan tangan yang sudah diwariskan sejak jaman dahulu. Produk lokal
yang menjadi kebanggaan masyarakat Provinsi NTT ini memiliki makna tersendiri bagi
masyarakat NTT secara adat dan budaya. Berbagai motif pada tenun ikat mempunyai daya
tarik yang kuat, baik bagi masyarakat NTT maupun bagi masyarakat di luar NTT bahkan di
luar negeri.
Dalam proses pemasarannya, sentra-sentra tenun ikat memiliki peranan penting dalam
menyiapkan produk di pasar. Data Departemen Perindustrian dan Perdagangan menunjukkan
adanya pengurangan jumlah sentra tenun ikat di Kupang, yang diakibatkan karena masuknya
bahan textil yang bermotif tenun ikat ke Kupang sehingga banyak konsumen yang memilih
untuk menggunakan bahan textil dibandingkan tenun ikat asli. Akibatnya banyak sentra tenun
ikat yang tidak beroperasi lagi.
Untuk meningkatkan penjualan tenun ikat pada sentra-sentra, sehingga budaya tenun ikat ini
dapat terus lestari, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan usulan strategi
pemasaran bagi sentra tenun ikat.
Data dikumpulkan melalui kuesioner penelitian yang disebarkan pada 250 konsumen dengan
menggunakan variabel bauran pemasaran 7P (Product, Price, Place, Promotion, People,
Process, Physical Evidence), dan metode sampling Purposive Sampling. Data tingkat
kepentingan konsumen diolah dengan menggunakan Cluster Analysis, kemudian hasil Cluster
Analysis ditabulasi silang dengan profil konsumen. Usulan bagi sentra tenun ikat diberikan
berdasarkan hasil pengolahan Cluster Analysis, tabulasi silang dan profil responden.
Kata kunci: bauran pemasaran, Cluster Analysis, tabulasi silang
Abstract
Hand woven ikat fabric is one of the local products in Province of East Nusa Tenggara (NTT),
which is hand-crafted products that have been become heritage of antiquity. This local
products became the pride of the NTT’s people that has special meaning in the tradition and
cultures. Various pattern on ikat fabric has a strong attractiveness, both for people inside and
outside NTT, even abroad.
In marketing process, ikat fabric centers have an important role in preparing the product for
the market. Ministry of Industry and Trade’s data showed that the amount of ikat fabric centers
in Kupang decreased, which is caused by the entry of a patterned ikat textile to Kupang that
many consumers are opting to use these textile materials than the original ikat fabric. This
problem results many ikat fabric centers that do not operate anymore.
To increase sales of ikat fabric centers for the sustainability of hand woven ikat fabric,
conducted research that aims to produce the proposed marketing strategy for ikat fabric
centers.
102
USULAN STRATEGI PEMASARAN TENUN IKAT KUPANG (Yulianti, dkk.)
Data collected through questionnaires distributed on 250 consumers using the Marketing Mix
variables 7P (Product, Price, Place, Promotion, People, Process, Physical Evidence), and
Purposive Sampling method. Consumers’ need data processed using Cluster Analysis, then the
results from Cluster Analysis cross-tabulated with consumers’ profile. The proposal for ikat
fabric centers given based on Cluster Analysis processing, cross-tabulations and consumer’s
profile.
Keywords: marketing mix, Cluster Analysis, cross tabulations
1. Pendahuluan
Tenun ikat adalah salah satu produk lokal di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang
merupakan produk kerajinan tangan yang sudah diwariskan sejak jaman dahulu. Produk lokal
yang menjadi kebanggaan masyarakat Provinsi NTT ini memiliki makna tersendiri bagi
masyarakat NTT, secara adat dan budaya. Berbagai motif pada tenun ikat mempunyai daya tarik
yang kuat, baik bagi masyarakat NTT maupun bagi masyarakat di luar NTT bahkan di luar
negeri.
Secara adat dan budaya, tenun ikat tradisional dari Kota Kupang NTT memiliki banyak fungsi.
Pada umumnya tenun ikat Kupang digunakan sebagai busana yang dipakai dalam tari-tarian pada
pesta/upacara adat, sebagai alat penghargaan dan pemberian perkawinan (mas kawin), sebagai alat
penghargaan dan pemberian dalam acara kematian, sebagai denda adat untuk mengembalikan
keseimbangan sosial yang terganggu (fungsi hukum), sebagai mitos yaitu lambang suku yang
diagungkan karena menurut corak/desain tertentu akan memberikan perlindungan (dari gangguan
alam, bencana, roh jahat dan lain-lain), serta sebagai alat penghargaan bagi tamu.
Dilihat dari kegunaannya, produk tenun ikat di Kupang NTT terdiri dari tiga jenis yaitu sarung,
selimut dan selendang. Warna dasar tenunan pada umumnya adalah warna-warna dasar gelap,
seperti warna hitam, coklat, merah hati dan biru tua, karena pengrajin tradisional selalu memakai
zat warna nabati seperti tauk, mengkudu, kunyit dan tanaman lainya dalam proses pewarnaan
benang, dan warna-warna motif dominan warna putih, kuning langsat, merah maron.
Gambar 1. Produk Kain Tenun Ikat
Gambar 2. Produk Tenun Ikat Busana Adat
103
JURNAL INTEGRA VOL. 5, NO. 1, JUNI 2015: 102-118
Gambar 3. Produk Tenun Ikat Selendang Sedang
Gambar 4. Produk Tenun Ikat Selendang Besar
Untuk memproteksi keberadaan dan keberlanjutan tenun ikat, pemerintah di Kota Kupang
mengeluarkan suatu kebijakan dalam bentuk peraturan daerah yang mewajibkan para Pegawai
Negeri Sipil mengenakan pakaian tenun ikat motif daerah pada hari Rabu dan Kamis. Selain itu,
terdapat dua perihal himbauan Gubernur NTT yaitu memanfaatkan kain tenun ikat sebagai
pemberian hadiah untuk para tamu dari luar NTT dan mengenakan kain tenun ikat NTT apabila
berada di luar NTT. Hal ini dilakukan agar kain tenun NTT, lebih dikenal di luar daerah NTT
sebagai bentuk promosi. Dengan demikian, diharapkan meningkatkan pendapatan perkapita daerah.
Saat ini, tenun ikat menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat NTT, terutama masyarakat
pedesaan. Dalam proses pemasarannya, sentra-sentra tenun ikat yang memiliki peranan penting
dalam menyiapkan produk di pasar. Dalam operasionalnya, sentra tenun ikat di Kupang
melaksanakan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dalam mengembangkan tenun ikat NTT.
Dengan demikian, tenun ikat sebagai warisan budaya NTT dapat dilestarikan dan tercipta lapangan
kerja bagi ibu-ibu rumah tangga. Pemerintah juga melibatkan sentra tenun ikat untuk mengikuti
pameran pada hari Kemerdekaan RI setiap tanggal 17 Agustus dan event-event tertentu seperti Sail
Komodo dan Sail Flobamora, untuk meningkatkan penjualan tenun ikat di sentra-sentra tenun ikat.
Berdasarkan data dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan, pada tahun 2012 terdapat 12
sentra tenun ikat di Kupang, namun pada tahun 2014 tinggal 6 sentra tenun ikat yang masih
bertahan. Hal ini disebabkan pada awal tahun 2010 masuknya bahan textil yang bermotif tenun ikat
ke Kupang. Sebagian besar konsumen memilih bahan textil karena lebih murah, tidak luntur,
mudah diperoleh dan tidak panas. Hal ini yang menyebabkan beberapa pemilik sentra di Kupang
menutup sentranya karena tidak mampu bersaing baik dalam kualitas produksi maupun dalam
pemasaran.
Selain kerjasama dan dukungan dari pemerintah daerah, pemerintah daerah juga menghimbau agar
setiap sentra tenun ikat lebih kreatif dan memperhatikan strategi pemasaran agar produk tenun ikat
dapat memenuhi kebutuhan para konsumen di berbagai kelompok kepentingan.
104
USULAN STRATEGI PEMASARAN TENUN IKAT KUPANG (Yulianti, dkk.)
2. Tinjauan Pustaka
Studi Pustaka ini berisi teori-teori yang digunakan dalam menyelesaikan masalah yang ada
sehingga teori-teori tersebut dapat dijadikan sebagai dasar kerangka berpikir dan landasan dalam
pengolahan data serta penganalisaan data dari penelitian yang telah dilakukan.
2.1 Bauran Pemasaran (Kotler, 1997)
Philip Kotler mendefinisikan bauran pemasaran sebagai seperangkat alat pemasaran yang
digunakan oleh perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya pada pasar sasaran. Umumnya,
pada penelitian pemasaran produk, bauran pemasaran lebih dikenal dengan 4P (Product, Price,
Place, dan Promotion); sedangkan pada penelitian pemasaran jasa, bauran pemasaran lebih dikenal
dengan 7P (Product, Price, Place. Promotion, People. Process, dan Physical Evidence.
 Product (Produk)
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada suatu pasar untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen, meliputi kualitas, desain, fitur, merek, dan kemasan
produk. Produk adalah sesuatu yang langsung dapat dirasakan atau dinikmati oleh konsumen,
sehingga pengendalian terhadap suatu produk sangat penting dilakukan secara berkelanjutan.
 Price (Harga)
Harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan konsumen untuk memperoleh produk
yang ditawarkan. Persepsi konsumen menilai kualitas suatu barang atau jasa dari sudut
pandang nilai harganya sehingga harga sering menjadi alat untuk menjalin hubungan dengan
konsumen dan digunakan sebagai alat untuk bersaing dalam merebut pangsa pasar.
 Place (Tempat//Lokasi)
Tempat (lokasi) adalah tempat di mana suatu produk atau jasa diproduksi, ditawarkan, dan
dapat ditemukan oleh konsumen. Lokasi dapat digunakan untuk mengembangkan keunggulan
bersaing perusahaan, sehingga pemilihan lokasi yang tepat adalah lokasi yang dapat
menjangkau konsumen yang menjadi pasar sasarannya.
 Promotion (Promosi)
Promosi merupakan aktivitas yang dilakukan sebagai bentuk usaha dengan tujuan
mengomunikasikan produk atau jasa dalam menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan
mengetahui keberadaan produk atau jasa dengan tujuan agar konsumen bersedia menerima,
membeli, dan loyal pada produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan tersebut.
 People (Orang)
People adalah semua orang yang berperan dalam penyampaian jasa dan dengan demikian
mempengaruhi persepsi pembeli, yaitu personil perusahaan, pelanggan, dan pelanggan lainnya
dalam lingkungan (Zeithaml, 2013).
 Process (Proses)
Proses adalah prosedur, mekanisme, dan aliran aktivitas sehingga layanan/jasa dan sistem
operasi tersampaikan (Zeithaml, 2013). Konsumen seringkali mempersepsikan sistem
penyampaian jasa sebagai bagian dari jasa itu sendiri.
 Physical Evidence (Bukti Fisik)
Bukti fisik adalah lingkungan yang di dalamnya layanan/jasa disampaikan dan di mana
perusahaan dan pelanggan berinteraksi, dan setiap komponen yang nyata terlihat yang
memfasilitasi performansi atau komunikasi layanan/jasa (Zeithaml, 2013). Bukti fisik
merupakan lingkungan fisik perusahaan di mana layanan jasa diciptakan dan di mana antara
penyedia jasa dan pengguna jasa berinteraksi atau pengguna jasa dapat melihat serta menilai
secara langsung lingkungan operasional penyedia jasa tertentu.
105
JURNAL INTEGRA VOL. 5, NO. 1, JUNI 2015: 102-118
2.2 Cluster Analysis (Hair, 2006)
Cluster Analysis adalah teknik multivariate yang tujuan utamanya adalah mengelompokkan objek
berdasarkan karakteristik yang mereka miliki. Cluster Analysis mengelompokkan orang atau objek
kedalam cluster/kelompok sehingga objek yang berada dalam cluster yang sama akan lebih mirip
satu sama lain daripada objek yang berbeda cluster. Cluster yang dihasilkan harus memiliki
homogenitas internal yang tinggi (diantara anggota cluster yang sama) dan heterogenitas eksternal
yang tinggi (antara anggota cluster yang berbeda).
Cluster Analysis seringkali digunakan akademisi dan peneliti pasar untuk menemukan masalah
yang perlu dipecahkan dengan cara mendefinisikan kelompok objek yang serupa (baik kelompok
orang-orang, kelompok perusahaan, kelompok produk atau bahkan kelompok perilaku). Strategi
pemasaran dibuat berdasarkan kelompok yang diidentifikasi dari populasi, seperti segmentasi dan
target pasar. Peneliti mencari struktur alami diantara observasi berdasarkan profil-profilnya.
Metode dalam Cluster Analysis:
 Hierarchical: merupakan proses clustering yang repetitif, untuk mendefinisikan kemiripan antar
cluster dengan banyak anggota cluster, ada hirarki (tingkatan) yang jelas antar objek. Prosedur
ini sangat berguna untuk mengidentifikasi outlier, namun sulit apabila jumlah pengamatan
banyak.
 Nonhierarchical / K-Means Cluster: bertolak belakang dengan Hierarchical, metode ini tidak
menggunakan dendogram, namun memindahkan objek kedalam cluster-cluster setelah jumlah
cluster ditentukan sebelumnya.
 Kombinasi: Hierarchical digunakan untuk membuat clustering yang lengkap, menghasilkan
cluster yang dianggap tepat, mendefinisikan jumlah cluster dan mengidentifikasi outlier.
Setelah outliers dibuang, sisa observasi dapat dicluster dengan metode K-Means Cluster.
Profiling hasil cluster meliputi penggambaran karakteristik tiap cluster untuk menjelaskan
bagaimana perbedaan dimensinya. Walaupun hasil mungkin tidak didukung teori, namun biasanya
berguna secara praktis.
3. Pembahasan
3.1 Penentuan Variabel Penelitian
Untuk menjawab tujuan penelitian ini, ditentukan variabel penelitian sebagai berikut:
 Variabel penelitian untuk melakukan segmenting, targeting dan positioning:
1. Demografis:
- Jenis kelamin konsumen
- Usia konsumen
- Pekerjaan konsumen
2. Geografis:
- Tempat tinggal konsumen.
3. Psikografis:
- Pertimbangan utama dalam memilih sentra tenun ikat
- Sumber informasi mengenai sentra tenun ikat
- Bahan pewarna tenun ikat yang lebih disukai
- Proses menenun yang lebih disukai
106
USULAN STRATEGI PEMASARAN TENUN IKAT KUPANG (Yulianti, dkk.)
4. Perilaku:
- Frekwensi pembelian produk tenun ikat
- Tujuan penggunaan tenun ikat
- Produk tenun ikat yang sering dibeli
- Harga produk tenun ikat berdasarkan kebutuhan

Variabel penelitian berdasarkan bauran pemasaran 7P :
1. Product (Produk)
1) Keanekaragaman jenis produk tenun ikat (tenun ikat Sabu, tenun ikat Rote, tenun ikat
Timor, tenun ikat Sumba) yang ditawarkan.
2) Kejelasan keterangan produk tenun ikat (tenun ikat Sabu, tenun ikat Rote, tenun ikat
Timor, tenun ikat Sumba)
3) Kejelasan label harga pada produk-produk tenun ikat
4) Keanekaragaman motif tenun ikat yang telah dimodifikasi (modifikasi tenun ikat
dengan parada atau modifikasi tenun ikat dengan benang emas) ditawarkan
5) Kejelasan informasi tentang komposisi bahan: berbagai macam benang tenun, zat
pewarna sintetis, dll
6) Hasil kualitas tenun ikat yang baik(tidak mudah luntur, tenun ikat padat, permukaan
tenun ikat rata tidak bergelombang)
7) Pembuatan tenun ikat dengan menggunakan bahan-bahan alami (benang kapas/katun,
zat pewarna)
8) Ketersediaan model produk sesuai pesanan konsumen pada sentra tenun ikat
9) Ketersediaan model produk yang up to date/terbaru pada tenun ikat
10) Ketersediaan garansi produk yang dijual pada sentra tenun ikat
2. Price (Harga)
1) Harga tenun ikat yang kompetitif dibandingkan dengan sentra tenun ikat yang lain.
2) Pemberian potongan harga untuk pembelian produk-produk tenun ikat dalam jumlah
besar
3) Pemberian potongan harga tenun ikat untuk event-event tertentu
3. Place (Tempat/Lokasi)
1) Lokasi tempat sentra tenun ikat yang mudah dijangkau
2) Area parkir yang memadai
4. Promotion (Promosi)
1) Kemenarikan promosi tenun ikat melalui media cetak (koran Pos Kupang)
2) Kemenarikan promosi tenun ikat melalui media elektronik (Radio,TV)
3) Kemenarikan Promosi tenun ikat melalui media sosial (Facebook, Twitter)
5. Process (Proses)
1) Kecepatan dalam pelayanan
2) Kecepatan dalam proses pembayaran
3) Ketepatan dalam memberikan kembalian
4) Ketepatan dalam perhitungan harga
5) Sarana pembelian melalui online
6) Cara pembayaran bisa dengan cash
7) Cara pembayaran dengan mengunakan kartu debit atau kartu kredit
6. People (Orang)
1) Keramahan karyawan terhadap pembeli/konsumen
2) Kesopanan karyawan terhadap pembeli/konsumen
3) Pengetahuan karyawan mengenai jenis produk tenun ikat(selendang, sarung, pakaian
wanita, pakaian pria,dll) yang dijual
107
JURNAL INTEGRA VOL. 5, NO. 1, JUNI 2015: 102-118
4) Pengetahuan karyawan yang memadai tentang berbagai jenis motif modifikasi dari
macam-macam tenun ikat (tenun ikat Sabu, tenun ikat Rote, tenun ikat Timor, tenun
ikat Sumba)
5) Keterbukaan pihak sentra tenun ikat untuk menerima saran dan kritikan sehubungan
dengan pelayanan( kenyamanan dan keramatamahan) konsumen
6) Karyawan mampu mengatasi jika terjadi masalah dalam hal memilih jenis tenun ikat,
juga motif tenun ikat
7) Karyawan cepat tanggap dalam melayani permintaan konsumen
7. Physical Evidence (Bukti Fisik)
1) Kebersihan sentra tenun ikat didalam ruangan
2) Kebersihan sentra tenun ikat diluar ruangan sentra tenun ikat
3) Kebersihan toilet di sentra tenun ikat
4) Penerangan yang memadai pada sentra tenun ikat
5) Sirkulasi udara yang baik pada sentra tenun ikat
6) Ketersediaan AC dengan kapasitas ruangan pada sentra tenun ikat
7) Ketersediaan kamar pas pada sentra tenun ikat
8) Keamanan area parkir pada sentra tenun ikat
3.2 Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner penelitian,
dimana kuesioner penelitian ini terdiri dari 2 bagian yaitu:
1. Bagian pertama berisi data/profil responden dengan variabel penelitian untuk segmenting dan
targeting. Konsumen mengisi pertanyaan dengan memilih satu atau beberapa jawaban yang
sesuai dengan profil dan kondisi konsumen.
2. Bagian kedua berisi pengukuran tingkat kepentingan konsumen ketika membeli tenun ikat
dengan skala Likert: Sangat Tidak Penting hingga Sangat Penting / bobot 1 hingga 4.
Penentuan jumlah responden menggunakan rumus Paul Leedy:
2
Z 
n   α  p 1  p 
 e 
Dimana :
n
: Ukuran sampel minimum yang dibutuhkan
Z : Nilai batas Z yang didapatkan dari Tabel Normal, sesuai  yang dipilih yaitu nilai
Z = 1.96 untuk  : 0.05 (2 arah)
e
: Error sampling yang diperkenankan, yaitu 0.1
p
: Proporsi populasi yang akan diteliti. Jika proporsi populasi tidak dapat
diperkirakan, maka diambil kemungkinan terburuk yaitu p = 0.5.
Sehingga didapatkan jumlah sampel minimum 96.04 orang. Kuesioner penelitian ini
disebarkan pada 250 orang responden, dengan metode sampling Nonprobability Sampling yaitu
Purposive Sampling, yaitu pada konsumen yang telah berusia minimum 15 tahun dan pernah
membeli tenun ikat di Sentra-Sentra Tenun Ikat yang ada di kota Kupang
Penyebaran kuesioner dilakukan di lokasi Sentra-Sentra di Kota Kupang sebagai berikut :
108
USULAN STRATEGI PEMASARAN TENUN IKAT KUPANG (Yulianti, dkk.)
Tabel 1. Sentra-Sentra Tenun Ikat di Kupang
Nama
Sentra
No
1
2
3
4
5
6
Ina Sabu
Louis Art
Sinar Baru
Jula Huba
Peradi
Ina Ndao
Jalan
Sikun 1
Tompello no 23 e
Siliwangi no 94
Untung Suropati
Cak Doko no 88c
Kebun Raja II
Alamat
Desa/
Kecamatan
Kelurahan
Oepura
Oepura
Alak
Alak
Batuplat
Alak
Airnona
Oebobo
Naimata
Maulafa
Naikoten I
Oebobo
Kab/ Kota
Kota Kupang
Kota Kupang
Kota Kupang
Kota Kupang
Kota Kupang
Kota Kupang
3.3 Pembahasan
Untuk meningkatkan penjualan tenun ikat pada sentra-sentra, dilakukan penelitian yang bertujuan
untuk menghasilkan usulan strategi pemasaran bagi sentra tenun ikat. Penelitian dilakukan dengan
cara mengumpulkan data tingkat kepentingan konsumen akan tenun ikat.
3.3.1 Hasil Pengolahan Kuesioner Penelitian
Pada pengujian validitas didapatkan bahwa nilai r variabel 4 dan variabel 13 < dari nilai r minimum
(nilai r minimum dari tabel r kritik = 0.1241), karena itu variabel 4 dan variabel 13 dibuang dan
dilakukan uji validitas ulang. Hasil pengujian validitas yang kedua menunjukkan bahwa data hasil
pengumpulan kuesioner penelitian valid (nilai r seluruh variabel > nilai r minimum yaitu 0.1241)
dan reliabel (nilai α = 0.896 > 0.7) maka data dari 250 orang responden dan 38 variabel dapat
diproses lanjut.
Sesuai tujuan penelitian, dilakukan pengolahan data sebagai berikut:
1. Tingkat kepentingan konsumen diolah dengan menggunakan Cluster Analysis, metode K-Means
Cluster, untuk mendapatkan kelompok konsumen berdasarkan kepentingan tiap kelompok
pengguna tenun ikat.
2. Profil responden diolah dengan cross tabulation untuk mendapatkan profil pengguna tenun ikat
per cluster.
3. Profil responden keseluruhan dengan metode deskriptif.
3.3.1.1 Hasil Pengolahan Kuesioner Penelitian: Cluster Analysis
Cluster Analysis adalah teknik multivariate yang bertujuan utama mengelompokkan objek
berdasarkan karakteristik yang mereka miliki, dimana dalam penelitian ini yaitu pengelompokan
konsumen dalam memilih tenun ikat berdasarkan tingkat kepentingan.
Sesuai dengan tujuan Cluster Analysis yaitu menghasilkan cluster yang memiliki homogenitas
internal yang tinggi dan heterogenitas eksternal yang tinggi, dilakukan pengujian ANOVA untuk
menguji perbedaan tingkat kepentingan konsumen antar cluster. Cluster yang baik adalah cluster
yang menunjukkan perbedaan tingkat kepentingan konsumen yang signifikan.
Ho
Hi
: Tidak terdapat perbedaan tingkat kepentingan konsumen antar cluster
: Terdapat perbedaan tingkat kepentingan konsumen antar cluster
109
JURNAL INTEGRA VOL. 5, NO. 1, JUNI 2015: 102-118
Tabel 2. ANOVA
VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00005
VAR00006
VAR00007
VAR00008
VAR00009
VAR00010
VAR00011
VAR00012
VAR00014
VAR00015
VAR00016
VAR00017
VAR00018
VAR00019
VAR00020
VAR00021
VAR00022
VAR00023
VAR00024
VAR00025
VAR00026
VAR00027
VAR00028
VAR00029
VAR00030
VAR00031
VAR00032
VAR00033
VAR00034
VAR00035
VAR00036
VAR00037
VAR00038
VAR00039
VAR00040
Cluster
Mean Square
3.517
6.634
5.016
8.247
14.814
18.497
7.828
11.139
10.840
4.755
5.774
9.356
8.913
8.400
8.856
6.485
7.810
5.548
5.590
6.668
6.790
10.441
8.047
14.678
23.736
19.226
6.859
7.950
14.877
12.116
16.902
15.135
14.075
9.270
12.920
23.965
12.920
23.965
df
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Error
Mean Square
.272
.452
.384
.205
.379
.359
.352
.620
.342
.424
.335
.341
.218
.278
.237
.254
.238
.247
.273
.278
.263
.226
.286
.209
.206
.289
.290
.529
.212
.229
.237
.195
.250
.412
.294
.375
.294
.375
df
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
247
F
12.915
14.678
13.061
40.295
39.035
51.561
22.243
17.952
31.715
11.225
17.242
27.446
40.937
30.248
37.371
25.530
32.871
22.496
20.512
23.981
25.838
46.237
28.130
70.099
115.404
66.432
23.627
15.027
70.284
52.945
71.250
77.672
56.250
22.479
43.922
63.935
43.922
63.935
Sig.
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
Tabel ANOVA menunjukkan bahwa seluruh variabel memiliki nilai Sig < 0.05 yang berarti
terdapat perbedaan tingkat kepentingan konsumen antar ketiga cluster yang terbentuk.
Tabel 3. Jumlah Anggota Masing-Masing Cluster
Number of Cases in each Cluster
Cluster
1
26.000
2
82.000
3
142.000
Valid
250.000
Missing
.000
110
USULAN STRATEGI PEMASARAN TENUN IKAT KUPANG (Yulianti, dkk.)
Tabel 3 di atas menunjukkan jumlah anggota tiap cluster berdasarkan pengelompokan tingkat
kepentingan konsumen dalam memilih tenun ikat, yaitu mayoritas adalah Cluster 3 : 142 orang,
diikuti oleh Cluster 2 sejumlah 82 orang konsumen. Untuk tujuan pemasaran, disarankan agar
sentra tenun ikat menjadikan anggota kedua cluster tersebut sebagai target pasar.
Untuk mengetahui tingkat kepentingan tiap cluster terutama cluster yang memiliki jumlah anggota
banyak, dilakukan analisis terhadap hasil cluster final di bawah ini :
Tabel 4. Final Cluster Centers
VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00005
VAR00006
VAR00007
VAR00008
VAR00009
VAR00010
VAR00011
VAR00012
VAR00014
VAR00015
VAR00016
VAR00017
VAR00018
VAR00019
VAR00020
VAR00021
VAR00022
VAR00023
VAR00024
VAR00025
VAR00026
VAR00027
VAR00028
VAR00029
VAR00030
VAR00031
VAR00032
VAR00033
VAR00034
VAR00035
VAR00036
VAR00037
VAR00038
VAR00039
VAR00040
1
3.04
2.73
3.46
3.00
2.38
2.19
2.69
2.04
2.27
2.85
2.62
2.62
2.85
2.88
3.62
3.50
3.12
3.12
3.42
2.88
2.92
2.92
3.04
2.62
2.19
2.00
2.77
2.38
3.42
3.04
2.92
2.85
2.69
2.27
2.54
2.23
2.54
2.23
Cluster
2
3.61
3.37
3.65
3.90
3.56
3.56
3.55
3.10
3.32
3.32
3.38
3.50
3.54
3.56
3.89
3.88
3.82
3.80
3.80
3.70
3.74
3.77
3.68
3.68
3.67
3.39
3.38
3.09
3.78
3.77
3.84
3.77
3.72
3.20
3.52
3.61
3.52
3.61
3
3.57
3.51
3.21
3.77
3.47
3.25
3.20
2.80
3.06
3.49
3.16
3.06
3.00
3.04
3.31
3.38
3.34
3.47
3.35
3.42
3.48
3.23
3.17
3.09
3.05
2.99
2.91
2.60
3.03
3.12
3.09
3.08
3.13
2.81
2.96
2.87
2.96
2.87
111
JURNAL INTEGRA VOL. 5, NO. 1, JUNI 2015: 102-118
Keterangan:
 Angka yang tercetak tebal dan digaris bawahi menunjukkan nilai tingkat kepentingan tertinggi
jika dibandingkan dengan nilai variabel lainnya pada setiap cluster.
 Angka yang tercetak miring dan digaris bawahi menunjukkan nilai tingkat kepentingan yang
rendah (rata-rata < 2.50).
Hasil final cluster menunjukkan tingkat kepentingan konsumen pengguna tenun ikat yaitu:
Cluster 2
Cluster 2 adalah cluster yang memiliki jumlah anggota cluster terbanyak kedua. Cluster 2 ini berisi
konsumen dengan nilai tingkat kepentingan yang paling tinggi hampir untuk seluruh variabel yaitu:
 Keanekaragaman jenis produk tenun ikat ( tenun ikat Sabu, tenun ikat Rote, tenun ikat Timor,
tenun ikat Sumba ) yang ditawarkan.
 Kejelasan label harga pada produk-produk tenun ikat
 Kejelasan informasi tentang komposisi bahan: berbagai macam benang tenun, zat pewarna
sintetis, dll
 Hasil kualitas tenun ikat yang baik(tidak mudah luntur, tenun ikat padat, permukaan tenun ikat
rata tidak bergelombang)
 Pembuatan tenun ikat dengan menggunakan bahan-bahan alami (benang kapas/katun, zat
pewarna)
 Ketersediaan model produk sesuai pesanan konsumen pada sentra tenun ikat
 Ketersediaan model produk yang up to date/terbaru pada tenun ikat
 Ketersediaan garansi produk yang dijual pada sentra tenun ikat
 Pemberian potongan harga untuk pembelian produk-produk tenun ikat dalam jumlah besar
 Lokasi tempat sentra tenun ikat yang mudah dijangkau
 Area parkir yang memadai
 Kemenarikan promosi tenun ikat melalui media cetak (koran Pos Kupang)
 Kemenarikan promosi tenun ikat melalui media elektronik (Radio,TV)
 Kemenarikan Promosi tenun ikat melalui media sosial (Facebook, Twitter)
 Kecepatan dalam pelayanan
 Kecepatan dalam proses pembayaran
 Ketepatan dalam memberikan kembalian
 Ketepatan dalam perhitungan harga
 Sarana pembelian melalui online
 Cara pembayaran bisa dengan cash
 Cara pembayaran dengan mengunakan kartu debit atau kartu kredit
 Keramahan karyawan terhadap pembeli/konsumen
 Kesopanan karyawan terhadap pembeli/konsumen
 Pengetahuan karyawan mengenai jenis produk tenun ikat(selendang, sarung, pakaian wanita,
pakaian pria,dll) yang dijual
 Pengetahuan karyawan yang memadai tentang berbagai jenis motif modifikasi dari macammacam tenun ikat (tenun ikat Sabu, tenun ikat Rote, tenun ikat Timor, tenun ikat Sumba)
 Keterbukaan pihak sentra tenun ikat untuk menerima saran dan kritikan sehubungan dengan
pelayanan( kenyamanan dan keramatamahan) konsumen
 Karyawan mampu mengatasi jika terjadi masalah dalam hal memilih jenis tenun ikat, juga
motif tenun ikat
 Karyawan cepat tanggap dalam melayani permintaan konsumen
 Kebersihan sentra tenun ikat didalam ruangan
 Kebersihan sentra tenun ikat diluar ruangan sentra tenun ikat
 Kebersihan toilet di sentra tenun ikat
 Penerangan yang memadai pada sentra tenun ikat
 Sirkulasi udara yang baik pada sentra tenun ikat
 Ketersediaan AC dengan kapasitas ruangan pada sentra tenun ikat
 Ketersediaan kamar pas pada sentra tenun ikat
112
USULAN STRATEGI PEMASARAN TENUN IKAT KUPANG (Yulianti, dkk.)

Keamanan area parkir pada sentra tenun ikat
Cluster 3
Cluster 3 merupakan cluster dengan jumlah anggota terbanyak. Cluster 3 ini merupakan kelompok
konsumen dengan nilai tingkat kepentingan yang sedang. Anggota Cluster 3 paling mementingkan
kedua variabel ini dibandingkan anggota cluster lainnya:
 Harga tenun ikat yang kompetitif dibandingkan dengan sentra tenun ikat yang lain (Variabel 2)
 Kejelasan keterangan produk tenun ikat (tenun ikat Sabu, tenun ikat Rote, tenun ikat Timor,
tenun ikat Sumba) (Variabel 11)
Cluster 1
Cluster 1 merupakan cluster dengan jumlah anggota terkecil. Anggota Cluster 1 memiliki nilai
tingkat kepentingan terendah dibandingkan anggota cluster lainnya. Anggota Cluster 1 tidak
mementingkan :
 Ketersediaan model produk yang up to date/terbaru pada tenun ikat
 Ketersediaan garansi produk yang dijual pada sentra tenun ikat
 Hasil kualitas tenun ikat yang baik (tidak mudah luntur, tenun ikat padat, permukaan tenun ikat
rata tidak bergelombang)
 Pembuatan tenun ikat dengan menggunakan bahan-bahan alami (benang
 Keterbukaan pihak sentra tenun ikat untuk menerima saran dan kritikan sehubungan dengan
pelayanan( kenyamanan dan keramatamahan) konsumen
 Kesopanan karyawan terhadap pembeli/konsumen
 Pengetahuan karyawan mengenai jenis produk tenun ikat(selendang, sarung, pakaian wanita,
pakaian pria,dll) yang dijual
 Keamanan area parkir pada sentra tenun ikat
 Ketersediaan AC dengan kapasitas ruangan pada sentra tenun ikat
 Penerangan yang memadai pada sentra tenun ikat
3.3.1.2 Hasil Pengolahan Kuesioner Penelitian: Profiling Anggota Cluster (Tabulasi
Silang/Crosstabs)
Proses profiling merupakan proses lanjutan dari hasil clustering yang telah diperoleh, untuk
mendapatkan gambaran lebih menyeluruh mengenai konsumen pengguna tenun ikat. Mengingat
jumlah anggota terbanyak berada pada Cluster 2 dan 3 maka proses profiling ini juga lebih fokus
pada anggota Cluster 2 dan 3.
Proses profiling ini menggunakan crosstabs, dengan menggunakan data profil responden yaitu jenis
kelamin, usia, dan pekerjaan. Hasilnya sebagai berikut :
Tabel 5. Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Cluster
Jenis_kelamin * Cluster Number of Case Crosstabulation
Cluster Number of Case
1
2
3
Jenis_kelamin Pria
Count
14
19
51
%
53.8%
23.2%
35.9%
Wanita
Count
12
63
91
%
46.2%
76.8%
64.1%
Total
Count
26
82
142
%
100.0%
100.0%
100.0%
Total
84
33.6%
166
66.4%
250
100.0%
113
JURNAL INTEGRA VOL. 5, NO. 1, JUNI 2015: 102-118
Dari tabel tabulasi silang antara jenis kelamin dan cluster, terlihat bahwa mayoritas pembeli tenun
ikat adalah wanita, ditunjukkan dengan total % jumlah wanita lebih tinggi daripada pria. Selain itu,
wanita memiliki tingkat kepentingan lebih tinggi dibandingkan pria yang ditunjukkan dengan %
jumlah wanita yang berada di Cluster 2 dan Cluster 3 jauh lebih tinggi dibandingkan % pria.
Tabel 6. Tabulasi Silang Usia dan Cluster
Usia
Total
Usia * Cluster Number of Case Crosstabulation
Cluster Number of Case
1
2
3
15 sd 21 tahun
Count
4
22
36
%
15.4%
26.8%
25.4%
22 sd 26 tahun
Count
7
24
25
%
26.9%
29.3%
17.6%
27 sd 35 tahun
Count
2
7
17
%
7.7%
8.5%
12.0%
36 sd 41 tahun
Count
10
15
52
%
38.5%
18.3%
36.6%
> 41
Count
3
14
12
%
11.5%
17.1%
8.5%
Count
26
82
142
%
100.0%
100.0%
100.0%
Total
62
24.8%
56
22.4%
26
10.4%
77
30.8%
29
11.6%
250
100.0%
Hasil tabulasi silang antara usia dan cluster menunjukkan bahwa % usia pengguna tenun pada usia
15-26 tahun pada Cluster 2 dan 3, namun mayoritas konsumen tenun ikat berusia 36 – 41 tahun
pada Cluster 3.
Tabel 7. Tabulasi Silang Pekerjaan dan Cluster
Pekerjaan
Total
Pekerjaan * Cluster Number of Case Crosstabulation
Cluster Number of Case
1
2
3
Pelajar/Mahasiswa
Count
7
31
39
%
26.9%
37.8%
27.5%
Wiraswasta
Count
2
11
10
%
7.7%
13.4%
7.0%
Pegawai Swasta
Count
7
10
31
%
26.9%
12.2%
21.8%
Ibu Rumah Tangga Count
3
4
11
%
11.5%
4.9%
7.7%
Pegawai Negri
Count
6
20
43
%
23.1%
24.4%
30.3%
Lainnya
Count
1
6
8
%
3.8%
7.3%
5.6%
Count
26
82
142
%
100.0%
100.0%
100.0%
Total
77
30.8%
23
9.2%
48
19.2%
18
7.2%
69
27.6%
15
6.0%
250
100.0%
Hasil tabulasi silang diatas menunjukkan bahwa sebaran pengguna tenun ikat pada pekerjaan
mayoritas adalah pelajar dan pegawai negeri. Mayoritas Pelajar/Mahasiswa berada pada Cluster 2
sedangkan mayoritas Pegawai Negeri berada di Cluster 3. Pada Cluster 3, pekerjaan Pegawai
Swasta memiliki jumlah persentase yang cukup besar.
114
USULAN STRATEGI PEMASARAN TENUN IKAT KUPANG (Yulianti, dkk.)
Tabel 8. Tabulasi Silang Penggunaan dan Cluster
Penggunaan
Total
Penggunaan * Cluster Number of Case Crosstabulation
Cluster Number of Case
1
2
3
Total
Upacara kematian
Count
2
6
10
18
%
7.7%
7.3%
7.0%
7.2%
Syukuran
Count
0
2
6
8
%
.0%
2.4%
4.2%
3.2%
Pernikahan
Count
1
19
21
41
%
3.8%
23.2% 14.8% 16.4%
Lebih dari 1 penggunaan Count
23
55
105
183
%
88.5%
67.1% 73.9% 73.2%
Count
26
82
142
250
%
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Mayoritas konsumen menggunakan tenun ikat pada lebih dari 1 penggunaan, yaitu pada upacara
kematian dan pernikahan.
Dari tabel tabulasi silang pada anggota Cluster 2 dan 3 didapatkan bahwa mayoritas pengguna
tenun ikat adalah wanita yang memiliki tingkat kepentingan lebih tinggi dibandingkan pria, usia 1526 tahun dan 36-41 tahun, dengan pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa, pegawai negeri dan
pegawai swasta, serta menggunakan tenun ikat pada lebih dari 1 penggunaan (upacara kematian dan
pernikahan).
3.3.1.3 Hasil Pengolahan Kuesioner Penelitian: Profil Keseluruhan Pengguna Tenun Ikat
Berikut adalah profil keseluruhan pengguna tenun ikat yang didapatkan dari kuesioner penelitian
bagian pertama. Profil ini akan digunakan untuk melengkapi dan mempertajam usulan yang
diberikan pada sentra tenun ikat.
Tabel 9. Profil Pengguna Tenun Ikat
Pertanyaan
Jenis Kelamin
Usia
Pekerjaan
Tempat Tinggal
Bahan Pewarna
Profil Pengguna Tenun Ikat
Pria
Wanita
15 tahun ≤ Usia ≤ 21 tahun
22 tahun ≤ Usia ≤ 26 tahun
27 tahun ≤ Usia ≤ 35 tahun
36 tahun ≤ Usia ≤ 41 tahun
> 41 tahun
Pelajar/mahasiswa
Wiraswasta
Peg Swasta
Ibu Rumah Tangga
Peg Negeri
Lainnya
Kec.Oebobo
Kec.Penfui
Kec.Kota Raja
Kec.Kelapa Lima
Lainnya
Alami
Sintetis
Jumlah
84
166
62
56
26
77
29
77
23
48
18
69
15
48
37
27
58
80
142
108
%
34.60%
66.40%
24.80%
22.40%
10.40%
30.80%
11.60%
30.80%
9.20%
19.20%
7.20%
27.6%
6.00%
19.20%
14.80%
10.80%
23.20%
32.0%
56.80%
43.20%
115
JURNAL INTEGRA VOL. 5, NO. 1, JUNI 2015: 102-118
Tabel 9. Profil Pengguna Tenun Ikat (Lanjutan)
Pertanyaan
Proses Menenun
Jangka Waktu
Pembelian
Pertimbangan Utama
Memilih Sentra
Informasi Mengenai
Sentra
Penggunaan Tenun Ikat
Produk yang Sering
Dibeli
Profil Pengguna Tenun Ikat
Tradisional
Modern
1 bulan dua kali
1 Tahunan tiga kali
6 Bulanan dua kali
Lainnya
Harga terjangkau
Kelengkapan motif tenun ikat
Tempatnya mudah diakses
Lainnya
Internet
Teman
Media Cetak(Koran Pos
Kupang)
Media Elektronik(Radio
RRI/TV)
Lainnya
Upacara Kematian
Pernikahan
Syukuran
Lebih dari 2 penggunaan
Selendang Sedang
Sarung
Selendang Besar
Lainnya
Jumlah
209
37
7
50
77
116
128
77
34
11
89
157
%
83.60%
16.40%
2.80%
20.00%
30.80%
46.40%
51.20%
30.80%
13.60%
4.40%
35.60%
62.80%
100
40.00%
84
33.60%
24
18
8
41
183
138
136
95
35
9.60%
7.20%
3.20%
16.40%
73.20%
34.07%
33.58%
23.48%
8.89%
Dari tabel 9 di atas, terlihat beberapa profil pengguna tenun ikat pada satu segmen yang memiliki
persentase lebih tinggi dibandingkan segmen lainnya, sedangkan profil lainnya memiliki persentase
yang cenderung merata. Terlihat bahwa sebagian besar pembeli tenun ikat berjenis kelamin wanita,
lebih menyukai proses menenun tradisional, jangka waktu pembelian cukup panjang, memilih
sentra dengan pertimbangan utama harga terjangkau dan kelengkapan motif tenun ikat,
memperoleh informasi mengenai sentra dari teman, dan menggunakan tenun ikat untuk lebih dari 2
penggunaan.
4. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan bahwa:
 Cluster yang disarankan untuk dijadikan target pasar adalah Cluster 3 dan Cluster 2 yang
memiliki jumlah anggota terbanyak. Cluster 3 yang memiliki jumlah anggota terbanyak
mementingkan variabel 2 (Harga tenun ikat yang kompetitif dibandingkan dengan sentra tenun
ikat yang lain) dan variabel 11 (Kejelasan keterangan produk tenun ikat (tenun ikat Sabu, tenun
ikat Rote, tenun ikat Timor, tenun ikat Sumba)). Cluster 2 yang memiliki jumlah anggota
terbanyak kedua, memiliki nilai tingkat kepentingan paling tinggi hampir untuk seluruh
variabel.
 Hasil Crosstabs menunjukkan bahwa pada anggota Cluster 2 dan 3 mayoritas pengguna tenun
ikat adalah wanita yang memiliki tingkat kepentingan lebih tinggi dibandingkan pria, usia 1526 tahun dan 36-41 tahun, dengan pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa, pegawai negeri dan
pegawai swasta, serta menggunakan tenun ikat pada lebih dari 1 penggunaan (upacara kematian
dan pernikahan).
116
USULAN STRATEGI PEMASARAN TENUN IKAT KUPANG (Yulianti, dkk.)


Profil responden menunjukkan bahwa pertimbangan utama dalam membeli tenun ikat adalah
harga terjangkau dan kelengkapan motif tenun ikat; informasi tentang sentra mayoritas
didapatkan dari teman, media cetak dan elektronik; produk yang sering dibeli adalah selendang
besar dan sarung.
Berdasarkan hasil pengolahan data, saran bagi sentra-sentra tenun ikat adalah sebagai berikut:
o Product
 Menyediakan beragam motif berdasarkan asal daerah dan pemberian label nama yang
jelas dengan menggunakan huruf kapital. Penyusunan produk dilakukan per jenis dan
ukuran sehingga memudahkan konsumen dalam mencari tenun ikat tersebut.
 Menyediakan berbagai alternatif warna sesuai penggunaan tenun ikat, yaitu warna
gelap untuk penggunaan untuk upacara kematian dan warna cerah untuk kegiatan
lainnya.
 Lebih banyak menyediakan berbagai variasi jenis dan warna produk tenun ikat untuk
wanita, terutama produk yang dapat digunakan oleh pelajar dan karyawan.
 Mengadakan kerja sama dengan Dinas Perindustrian untuk pelatihan kepada pembuat
tenun ikat agar tenun ikat yang dihasilkan berkualitas baik, yaitu padat dan tidak
bergelombang.
 Penggunaan bahan benang katun/kapas supaya mudah menyerap keringat ketika
digunakan oleh konsumen.
 Menyediakan pilihan modifikasi tenunan yang sesuai dengan selera saat ini misalnya
prada.
 Ketersediaan garansi produk untuk setiap pembelian bila terdapat cacat produk (warna
luntur, bahan bergelombang) dalam jangka waktu tertentu.
o
Price
 Harga yang ditawarkan bisa dijangkau oleh semua Lapisan masyarakat, terutama bagi
tenun ikat untuk tujuan upacara kematian karena penggunaan tenun ikat untuk upacara
kematian merupakan kewajiban secara adat istiadat.
 Adanya potongan harga bagi setiap pembelian selendang sedang, sarung, jas pria dll
dalam jumlah besar tertentu yang digunakan untuk acara pernikahan.
o
Place
 Mempunyai lahan tempat parkir yang memadai artinya tempat parkir yang cukup luas
sehingga mudah memarkirkan kendaraan konsumen.
o
Promotion
 Melibatkan konsumen dalam melakukan promosi misalnya memberikan diskon bagi
konsumen yang mengupload foto saat berbelanja atau menggunakan produk tenun ikat
di Instagram atau Facebook.
 Meningkatkan jumlah promosi yang dilakukan melalui media elektronik dan media
cetak yaitu di stasiun radio favorit di Kupang seperti Radio Lisbet, Radio Ferbum dan
media cetak Kupang seperti Koran Viktori News, dan Koran Timor Ekspres.
 Bekerjasama dengan kantor-kantor baik swasta maupun pemerintahan, untuk
pengadaan pakaian kerja atau pakaian dinas, mengingat mayoritas konsumen tenun ikat
berprofesi sebagai pegawai swasta dan negeri.
o
People
 Meningkatkan kualitas layanan karyawan melalui pelatihan/training agar konsumen
nyaman pada saat dilayani.
 Meningkatkan pengetahuan karyawan mengenai macam-macam motif dan produk
tenun ikat yang ditawarkan sehingga dapat memberi penjelasan dan alternatif yang
baik kepada konsumen.
117
JURNAL INTEGRA VOL. 5, NO. 1, JUNI 2015: 102-118
o
Proses
 Melatih karyawan agar mampu berkomunikasi dengan baik dan cepat tanggap dalam
menanggapi permintaan dan keluhan konsumen.
o
Physical Evidence
 Meningkatkan kenyamanan sentra meliputi sirkulasi udara yang baik dan bersih,
dilengkapi dengan fasilitas kamar pas sehingga konsumen dapat melakukan proses
pemilihan produk nyaman.
5. Daftar Pustaka
Ghozali, I. (2006), “Aplikasi, Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, Edisi Keempat,
Jakarta.
Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., Anderson, R. E., Tatham (2006), “Multivariate Data
Analysis”, Prentice-Hall International, Inc., USA.
Kotler, P. (1997), “Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation, and Control”, 9th
edition, Prentice Hall Inc., Upper Saddle River, New Jersey.
Sugiyono. (2010), “Metode Penelitian Administrasi”, CV. ALFABETA, Bandung.
Srinoviyanti. (2014), “Mengenal Tenun Ikat NTT”, Kompas.com.
Website Resmi Pemerintah Nusa Tenggara Timur
Zeithaml, V., Bitner, M. J., Gremler, D. (2013), “Service Marketing”, 6th edition, Irwin/McGraw
Hill.
118
Download