Modul Psikologi Komunikasi [TM1]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Psikologi
Komunikasi
Ruang Lingkup Psikologi
Komunikasi dikaji dalam beberapa
bagian
Fakultas
Program Studi
Tatap Muka
Ilmu Komunikasi
Public Relations
01
Abstract
Kode MK
Disusun Oleh
85006
Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM
Kompetensi
Modul ini akan membahas tentang Mahasiswa diharapkan memahami
Ruang
Lingkup
Psikologi dan dapat menjelaskan ruang
Komunikasi
dikaji
dalam lingkup Psikologi Komunikasi
beberapa bagian; Def inisi &
Manf aat Psikologi Komunikasi,
Karakterist ik
Manusia
Komunikan,
Faktor -f aktor
yang Mempengaruhi Perilaku
Manus ia
Pengantar
Dalam konsep ilmu Komunikasi, keterkaitan psikologi tidak bisa ditinggalkan.
Bahkan para bapak Komunikasi beberapa diantaranya adalah pakar psikologi,
seperti: Wilbur Schramm, Kurt Lewin, Paul Lazarzfeld dan Carl I Hovland. Meskipun
demikian, komunikasi bukanlah subdisiplin psikologi. Komunikasi sebagai sebuah
ilmu tersendiri memang menembus banyak disiplin ilmu.
Bagaimanapun
komunikasi
merupakan
bagian
yang
essensial
buat
pertumbuhan kepribadian manusia seperti disebutkan oleh Ashley Montagu. Dan
komunikasi amat erat kaitannya dengan perilaku dan pengalaman kesadaran
manusia. Karenanya komunikasi selalu menarik minat psikolog.
Dalam sejarah perkembangannya komunikasi memang dibesaran oleh para
peneliti psikologi. Bapak Ilmu Komunikasi Wilbur Schramm adalah sarjana psikologi.
Kurt Lewin adalah ahli psikologi dinamika kelompok. Sebagai ilmu, komunikasi
dipelajari bermacam-macam displin ilmu, antara lain sosiolog dan psikologi.
Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi
Beberapa tokoh ahli psikologi Hovland,
Janis, dan Kelly mendefinisikan
komunikasi sebagai ”the process by which an individual (the communicator)
transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the
audience (1953:12 dalam Rakhmat, 2011:3)
Dance (1967) dalam Rakhmat 2011:3,
mengartikan komunikasi dalam
kerangka psikologi behaviorisme sebagai usaha “menimbulkan respon melalui
lambang-lambang verbal.”
Kamus psikologi, menyebutkan enam pengertian komunikasi:
15
2
Psikologi Komunikasi
Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain seperti
dalam sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara.
2. Penyampaian atau penerimaan sinyal atau pesan oleh organisme.
3. Pesan yang disampaikan
4. (Teori Komunikasi) Proses yang dilakukan satu sistem yang lain melalui
pengaturan sinyal-sinyal yang disampaikan.
5. (K.Lewin) Pengaruh suatu wilayah persona pada wilayah persona yang lain
sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan peribahan yang
berkaitan pada wilayah lain.
6. Pesan
pasien
kepada
pemberi
terapi
dalam
psikoterapi.
Psikologi mencoba menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam
proses komunikasi. Pada diri komunikasi, psikologi memberikan karakteristik
manusia komunikan serta faktor-faktor internal maupun eksternal yang
memengaruhi perilaku komunikasinya. Pada komunikator, psikologi melacak
sifat-sifatnya dan bertanya : Apa yang menyebabkan satu sumber komunikasi
berhasil dalam memengaruhi orang lain, sementara sumber komunikasi yang
lain tidak?
Psikologi juga tertarik pada komunikasi diantara individu : bagaimana pesan
dari seorang individu menjadi stimulus yang menimbulkan respon pada
individu lainnya. Komunikasi boleh ditujukan untuk memberikan informasi,
menghibur, atau memengaruhi. Persuasif sendiri dapat didefinisikan sebagai
proses mempengaruhi dan mengendalikan perilaku orang lain melalui
pendekatan psikologis.
Ciri Pendekatan Psikologi Komunikasi
Komunikasi begitu esensial dalam masyarakat manusia sehingga setiap
orang yang belajar tentang manusia mesti sesekali waktu menolehnya.
Komunikasi telah ditelaah dari berbagai segi : antropologi, biologi, ekonomi,
sosiologi, linguistik, psikologi, politik, matematik, enginereering, neurofisiologi,
filsafat, dan sebagainya. Sosiologi mempelajari komunikasi dalam kontesks
15
3
Psikologi Komunikasi
Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
interkasi sosial, dalam mencapai tujuan-tujuan kelompok. Colon Cherry
(1964) mendefinisikan komunikasi sebagai, ”usaha untuk membuat suatu
satuan sosial dari individu dengan menggunakan bahasa atau tanda. Memiliki
bersama serangkaian peraturan untuk berbagai kegiatan mencapai tujuan.”
Psikologi juga meneliti kesadaran dan pengalaman manusia. Psikologi
terutama mengarahkan perhatiannya pada perilaku manusia dan mencoba
menyimpulkan proses kesadaran yang menyababkan terjadinya perilaku
manusia itu. Bila sosiologi melihat komunikasi pada interaksi sosial, filsafat
pada hubungan manusia dengan realitas lainnya, psikologi pada perilaku
individu komunikan.
1. Definisi dan Manfaat Psikologi
Komunikasi
1.1.
Definisi
Psikologi:
Psikologi adalah studi ilmiah mengenai perilaku dan proses mental.
Kata psikologi datang dari kata latin psyche yang artinya jiwa atau sosial
dan logos yang artinya kata atau wacana. Jadi psikologi adalah wacana
mengenai
jiwa. Behavior atau perilaku diartikan
secara luas sebagai
tindakan yang dapat diobservasi, seperti aktifitas fisik dan berbicara.
Kamus Psikologi, Dictionary of Behavioral (dalam Rakhmat:2011; 3)
menyebutkan enam pengertian komunukasi, yaitu:
1. Penyampaian perubahan energy dari suatu tempat ke tempat lain
seperti dalam system saraf atau penyampaian gelombang –
gelombang suara.
15
4
Psikologi Komunikasi
Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Penyampaian atau penerimaan sinyal atau pesan oleh organism.
3. Pesan yang disampaikan
4. (Teori Komunikasi) Proses yang dilakukan satu system yang lain
melalui pengaturan sinyal-sinyal yang disampaikan.
5. (K. Lewin) Pengaruh suatu wilayah persona pada wilayah persona
yang lain sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan
perubahan yang berkaitan pada wilayah lain.
6. Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi
Psikologi memberi gambaran tentang perilaku (sebagai jawaban apa)
dan menerangkan atau memberi penjelasan penyebab ataupun akibat dari
perilaku (sebagai
jawaban mengapa ) misalnya ?.........Apa yang anda
lakukan bila acara TV kurang bagus ? Mengapa anda setia mendengarkan
siaran radio A bukan radio B ? Psikologi mencoba menjawab pertanyaanpertanyaan semacam itu untuk mengetahui apa yang dilakukan orang,
mengapa dan bagaimana.
Komunikasi:
komunikasi adalah: ”The process by which an individual (the
communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of
other individuals (the audience).
15
5
Psikologi Komunikasi
Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Elemen Proses Komunikasi
Komunikator
Pesan
Media /
Saluran
Komunikan
Effek
Gangguan
Umpan
balik
1.2.
Respon
Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi
Psikologi mencoba menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam
proses komunikasi. Pada diri komunikan (peserta komunikasi), psikologi
memberikan karakteristik manusia komunikan serta faktor-faktor internal
maupun eksternal yang mempengaruhi perilaku komunikasinya.
Pada komunikator, psikologi melacak sifat-sifatnya dan bertanya: Apa
yang menyebabkan satu sumber komunikasi berhasil dalam mempengaruhi
orang lain, sementara sumber komunikasi yang lain tidak?
Psikologi juga tertarik pada komunikasi diantara individu: bagaimana
pesan dari sesorang individu menjadi stimulus yang menimbulkan respon
pada individu yang lain. Psikologi bahkan meneliti lambing-lambang yang
disampaikan. Psikologi meneliti proses mengungkapkan pikiran menjadi
lambing, bentuk-bentuk lambing, dan pengaruh lambing terhadap perilaku
manusia.
15
6
Psikologi Komunikasi
Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ruang
lingkup
Psikologi
Komunikasi
dari
sisi
elemen-elemen
komunikasi meliputi seluruh elemen yang ada dalam proses komunikasi yang
meliputi:
 Komunikator
 Pesan
 Media (saluran)
 Komunikan
 Efek.
Sedangkan ruang lingkup Psikologi Komunikasi berdasarkan jenisjenis komunikasi meliputi:
 Komunikasi Intrapersonal
 Komunikasi Interpersonal
 Komunikasi Kelompok/group
 Komunikasi Massa
1.3.
Ciri Pendekatan Psikologi Komunikasi
Sosiologi mempelajari komunikasi dalam konteks INTERAKSI SOSIAL,
dalam mencapai tujuan-tujuan individu dan atau kelompok. INTERAKSI
SOSIAL
selalu
diawali
oleh
KOMUNIKASI.
Psikologi
Komunikasi
mengarahkan perhatiannya kepada perilaku manusia dalam berkomunikasi.
Baik
komunikasi
Intrapersonal,
komunikasi
interpersonal,
komunikasi
kelompok, maupun komuni kasi massa.
Psikologi meneliti kesadaran dan pengalaman manusia. Psikologi
terutama mengarahkan perhatiannya pada perilaku manusia dan mencoba
menyimpulkan proses kesadaran yang menyebabkan terjadinya perilaku itu.
Bila SOSIOLOGI melihat komunikasi pada interaksi sosial, FILSAFAT pada
hubungan manusia dengan realitas lainnya, PSIKOLOGI pada perilaku
individu komunikan.
Rakhmat, 2011:9 mengutip pendapat Miller, 1974:4 menyebutkan
Psikologi Komunikasi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan,
dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi.
15
7
Psikologi Komunikasi
Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Peristiwa MENTAL adalah – apa yang disebut Fisher – Internal
mediation of stimuli, sebagai akibat berlangsungnya komunikasi. Sedangkan
behavioral adalah apa yang tampak ketika orang berkomunikasi.
1.4.
Penggunaan Psikologi Komunikasi
Pengunaan psikologi komunikasi pada prinsipnya adalah untuk
mencapai komunikasi efektif. Tanda-tanda komunikasi efektif menurut
Stewart L. Tubs dan Sylvia Moss (1974:9-13) dalam Rakhmat (2011:13)
paling tidak menimbulkan lima hal: pengertian, kesenangan, pengaruh pada
sikap, hubungan yang makin baik, dan tindakan.
a. Pengertian
Tercapainya pengertian bersama antara komunkator dan komunikan,
merupakan salah satu pertanda komunikasi yang efektif. Tidak
tercapainya
pengertian
bersama,
dianggap
sebagai
kegagalan
komunikasi
b. Kesenangan
Para ahli berpendapat, bahwa; “Tidak semua semua komunikasi
diajukan untuk menyampaikan informasi.” Ucapan; Selamat pagi,
selamat siang, selamat berpisah, bukan pesan yang bermaksud
mencari informasi. Komunikasi semcam itu, dimaksudkan untuk
membuat orang lain merasa “Saya Oke – Kamu Oke” (dalam analisis
transaksional). Atau disebut juga komunikasi fatis, untuk menimbulkan
kesenangan.
c. Mempengaruhi Sikap
Melakukan komunikasi dengan tujuan merubah sikap orang lain,
adalah bentuk komunikasi yang lazim dan sangat sering dilakukan
orang. Komunikasi yang ditujukan untuk merubah sikap orang lain,
sering disebut sebagai KOMUNIKASI PERSUASIF.
15
8
Psikologi Komunikasi
Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
d. Hubungan Sosial yang Baik
Selain itu, komunikasi juga ditujukan untuk menjalin dan meningkatkan
hubungan sosial yang baik dengan sesama anggota masyarakat atau
komunitas. Sesuai dengan sifat manusia sebagai mahluk sosial,
dimana manusia tidak dapat hidup tanpa manusia lainnya.
e. Tindakan
Tindakan komunikan yang sesuai dengan isi pesan komunikator
adalah tingkatan paling tinggi keefektifan komunikasi. Tercapainya
pengertian bersama dalam komunikasi merupakan capaian awal,
tahap berikutnya adalah berubahnya sikap komunikan sesuai isi pesan
atau sesuai yang diharapkan komunikator. Dan pencapaian paling
tinggi adalah membuat komunikan bertindak sesuai isi pesan atau apa
yang diharapkan komunikator.
1.5.
Fokus Kajian Psikologi dalam Komunikasi
Fokus Kajian Psikologi dalam Komunikasi tidak lain adalah: Variabelvariabel
dari
konsep:
KOMUNIKATOR,
PESAN,
MEDIA
(Channel/Saluran), KOMUNIKAN yang berhubungan atau berpengaruh
terhadap Efektivitas dan Efisiensi setiap bentuk komunikasi.
2. Karakteristik Manusia Komunikan
Pemeran utama dalam proses komunikasi adalah manusia. Psikologi
memandang komunikasi pada pada perilaku manusia komunikan. Ahli linguistic
untuk membahas komponen-komponen yang membentuk struktur pesan. Tugas ahli
tehnik menganalisa berapa banyak “noise” terjadi di jalan sebelum pesan sampai
pada komunikate, dan berapa banyak pesan yang hilang. Sedangkan Psikologi
membicarakan tentang bagaimana manusia memproses pesan, menyampaikan
pesan dan memproses penerimaan pesan, bagaimana cara berpikir dan cara
melihat manusia dipengaruhi oleh lambing-lambang yang dimiliki.
15
9
Psikologi Komunikasi
Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2.1. Konsepsi Psikologi tentang Manusia
Teori persuasi berlandaskan konsepsi psikoanalisis yang menyatakan
bahwa manusia sebagai makhluk yang digerakkan oleh keinginan-keinginan
terpendam (Homo Volens). Teori “jarum hipodermik”(media massa sangat
berpengaruh terhadap perilaku manusia) dilandasi konsep behaviorisme
yang memandang manusia sebagai makhluk yang digerakkan oleh
lingkungan (Homo Mechanicus). Teori pengolahan informasi dibentuk oleh
konsepsi psikologi kognitif yang melihat manusia sebagai makhluk yang aktif
mengorganisasikan dan mengolah stimuli yang diterimanya (Homo Sapiens).
Teori-teori komunikasi interpersonal banyak dipengaruhi konsep psikologi
humanistis yang menggambarkan manusia sebagai pelaku aktif dalam
merumuskan strategi transaksional dengan lingkungannya (Homo Ludens).
Empat pendekatan psikologi yang paling dominan adalah psikoanalisis,
behaviorisme, psikologi kognitif, dan psikologi humanistis.
A. Konsepsi Manusia dalam Psikoanalisis
Menurut Sigmund Freud, perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga
subsistem dalam kepribadian manusia: Id, Ego, dan Superego.
1. Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan –dorongan
biologis dan pusat instink manusia. Dalam diri manusia, terdapat dua
instink yang dominan:
a. Libido Instink reproduktif yang menyediakan energi dasar untuk
kegiatan-kegiatan yang konstruktif. Libido disebut sebagai instink
kehidupan;
b. Thanatos Instink destruktif yang agresif. Thanatos disebut sebagai
instink kematian. Semua motif manusia adalah gabungan dari libido dan
thanatos. Id
bergerak berdasarkan prinsip kesenangan (pleasure
principle), yakni ingin segera memenuhi kebutuhannya. Dengan kata
lain, id adalah tabiat hewani manusia.
15
10
Psikologi Komunikasi
Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Ego adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan
rasional dan realistik.Egolah yang menyebabkan manusia mampu
menundukkan hasrat hewaninya dan hidup sebagai wujud yang rasional
(pada pribadi yang normal). Ego bergerak berdasarkan prinsip realitas
(reality principle).
3. Superego adalah hati nurani (conscience) yang merupakan internalisasi
dari
norma-norma
sosial
dan
kultural
masyarakatnya.
Superego
memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang tak berlainan ke alam
bawah sadar.
Id dan superego berada dalam bawah sadar manusia. Ego berada di
tengah, antara memenuhi desakan id dan peraturan superego. Secara
singkat, dalam psikoanalisis perilaku manusia merupakan interaksi antara
komponen biologis (id), komponen psikologis (ego), dan komponen sosial
(superego); atau unsur animal, rasional, dan moral (hewani, akali, dan
nilai).
B. Konsepsi Manusia dalam Behaviorisme
Behaviorisme menganalisa perilaku yang tampak, yang dapat diukur,
dilukiskan, dan diramalkan. Teori behavioris juga dikenal dengan nama teori
belajar. Belajar artinya perubahan perilaku manusia disebabkan oleh
pengaruh lingkungan. Dari situlah timbul konsep “manusia mesin” (Homo
Mechanicus).
Menurut kaum empiris, pada waktu lahir manusia tidak mempunyai
“warna mental”. Secara psikologis, ini berarti seluruh perilaku manusia,
kepribadian, dan temperamen ditentukan oleh pengalaman indrawi (sensory
experience). Pikiran dan perasaan bukan penyebab perilaku tetapi
disebabkan oleh perilaku masa lalu.
Hedonisme memandang manusia sebagai makhluk yang bergerak
untuk memenuhi kebutuhannya, mencari kesenangan, dan menghindari
penderitaan. Utilititarianisme memandang seluruh perilaku manusia tunduk
15
11
Psikologi Komunikasi
Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pada prinsip ganjaran dan hukuman. Bila empirisme digabung dengan
utilitarianisme dan hedonisme, maka akan muncul apa yang disebut
behaviorisme (Goldstein, 1980:17).
Kaum behavioris berpendirian: manusia dilahirkan tanpa sifat-sifat
sosial atau psikologis; perilaku adalah hasil pengalaman; dan perilaku
digerakkan
atau
dimotivasi
oleh
kebutuhan
untuk
memperbanyak
kesenangan dan mengurangi penderitaan.
Watson dan Rosalie Rayner melalui sebuah eksperimen telah
membuktikan betapa mudahnya membentuk atau mengendalikan manusia
dan melahirkan metode pelaziman klasik (classical conditioning). Pelaziman
klasik adalah memasangkan stimuli yang netral atau stimuli kondisi dengan
stimuli tertentu (yang terkondisikan/unconditioned stimulus) yang melahirkan
perilaku tertentu (unconditioned respons).
Jenis
pelaziman
lain
ditemukan
oleh
Skinner,
yaitu
operant
conditioning. Dimana perilaku manusia dipengaruhi oleh proses peneguhan.
Proses memperteguh respons yang baru dengan mengasosiasikannya pada
stimuli tertentu berkali-kali, disebut peneguhan (reinforcement). Menurut
Bandura, tidak semua perilaku dapat dijelaskan dengan pelaziman. Bandura
menambahkan konsep belajar sosial (social learning). Menurut Bandura,
belajar terjadi karena proses peniruan (imitation). Dengan kata lain,
melakukan
suatu
perilaku
ditentukan
oleh
peneguhan,
sedangkan
kemampuan potensial untuk melakukan ditentukan oleh peniruan.
C. Konsepsi Manusia dalam Psikologi Kognitif
Dalam psikologi kognitif, manusia dipandang sebagai makhluk yang
selalu berusaha memahami lingkungannya dan makhluk yang selalu berfikir
(Homo Sapiens).
Descartes dan Kant menyimpulkan bahwa jiwa (mind) yang menjadi
alat utama pengetahuan, bukan alat indra. Jiwa menafsirkan pengalaman
indrawi secara aktif: mencipta, mengorganisasikan, menafsirkan, mendistorsi
dan mencari makna. Manusia tidak memberikan respons terhadap stimuli
secara otomatis. Manusialah yang menentukan makna stimuli itu, bukan
stimui itu sendiri.
15
12
Psikologi Komunikasi
Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Menurut Lewin, perilaku manusia harus dilihat dalam konteksnya. Dari
Lewin terkenal rumus: B= f (P,E), artinya Behavior (perilaku) adalah hasil
interaksi antara person (diri orang tersebut) dengan environment (lingkungan
psikologisnya). Lewin juga menciptakan konsep dinamika kelompok, yaitu
dalam kelompok, individu menjadi bagian yang saling berkaitan dengan
anggota
kelompok
yang
lain.
Sejak
pertengahan
tahun
1950-an,
berkembang penelitian tentang perubahan sikap dengan kerangka teoritis
manusia sebagai pencari konsistensi kognitif. Dimana manusia dipandang
sebagai makhluk yang selalu berusaha menjaga keajegan dalam sistem
kepercayaannya dan diantara sistem kepercayaannya dengan perilaku,
contohnya adalah teori disonansi kognitif.
Disonansi artinya ketidakcocokkan antara dua kognisi (pengetahuan).
Teori disonansi menyatakan bahwa orang akan mencari informasi yang
mengurangi disonansi dan menghindarkan informasi yang menambah
disonansi. Pada awal tahun 1970-an, teori disonansi dikritik dan muncul
konsepsi manusia sebagai pengolah informasi. Dalam konsepsi ini, manusia
bergeser dari orang yang suka mencari justifikasi atau membela diri menjadi
orang yang secara sadar memecahkan persoalan. Perilaku manusia
dipandang sebagai produk strategi pengolahan informasi yang rasional.
Contoh perspektif ini adalah teori atribusi. Teori ini menganggap manusia
sebagai ilmuwan yang naif, yang memahami manusia dengan metode ilmiah
yang elementer. Kenyataannya, manusia tidak begitu rasional dalam
memandang sesuatu. Seringkali malah penilaian orang didasarkan pada
data yang kurang, lalu dikombinasikan dan diwarnai oleh prakonsepsi.
Dimana manusia menggunakan prinsip-prinsip umum dalam menentukan
keputusan. Kahneman dan Tversky (1974) menyebutnya dalil-dalil kognitif
(cognitive heuristics).
D. Manusia dalam Konsepsi Psikologi Humanistik
Psikologi humanistik dianggap sebagai revolusi ketiga dalam psikologi.
Revolusi pertama dan kedua adalah psikoanalisis dan behaviorisme.
Psikologi humanistik menjelaskan aspek eksistensi manusia yang positif dan
menentukan, seperti cinta, kreativitas, nilai, makna, dan pertumbuhan
15
13
Psikologi Komunikasi
Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pribadi. “Humanistic psychology is not just the study of „human being‟; it is a
commitment to human becoming,” tulis Floyd W. Matson (1973:19).
Psikologi
humanistik
mengambil
dari
fenomenologi
dan
eksistensialisme. Fenomenologi memandang manusia hidup dalam “dunia
kehidupan” yang dipersepsi dan diinterpretasi secara subyektif. Menurut
Alfreud Schutz, pengalaman subyektif dikomunikasikan oleh faktor sosial
dalam
proses
intersubyektifitas.
Intersubyektifitas
diungkapkan
pada
eksistensialisme dalam hubungan dengan orang lain (I-thou Relationship). Ithou Relationship menunjukkan hubungan pribadi dengan pribadi, bukan
pribadi dengan benda; subjek dengan subjek, bukan subjek dengan objek.
Sedangkan eksistensialisme menekankan pentingnya kewajiban individu
pada sesama manusia. Frankl menyimpulkan asumsi-asumsi psikologi
humanistik:
keunikan
manusia,
pentingnya
nilai
dan
makna,
serta
kemampuan manusia untuk mengembangkan dirinya.
2.2. Faktor-faktor Personal yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
Menurut Edward E. Sampson (1976) terdapat dua perspektif, yaitu
perspektif yang berpusat pada persona (person-centered perspective) dan
perspektif yang berpusat pada situasi (situation-centered perspective).
Perspektif yang berpusat pada persona mempertanyakan faktor-faktor
internal apakah berupa sikap, instink, motif, kepribadian, sistem kognitif yang
menjelaskan perilaku manusia. Secara garis besar ada dua faktor yang
mempengaruhi perspektif yang berpusat pada persona:
a. Faktor Biologis
Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan
berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Bahwa warisan biologis
manusia menentukan
perilakunya.
Aliran
sosiobiologi (Wilson,
1975)
memandang segala kegiatan manusia berasal dari struktur biologinya.
Menurut Wilson, perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang
sudah diprogram secara genetis dalam jiwa manusia (epigenetic rules).
Struktur genetis, misalnya mempengaruhi kecerdasan, kemampuan sensasi,
dan emosi. Sistem saraf mengatur pekerjaan otak dan proses pengolahan
informasi dalam jiwa manusia. Sistem hormonal bukan saja mempengaruhi
15
14
Psikologi Komunikasi
Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mekanisme biologis, tetapi juga proses psikologis. Pentingnya pengaruh
biologis terhadap perilaku manusia dapat dilihat dalam dua hal berikut ini:
Telah diakui secara meluas adanya perilaku tertentu yang
merupakan bawaan manusia, dan bukan pengaruh lingkungan atau situasi.
Diakui adanya faktor-faktor biologis yang mendorong perilaku
manusia, yang biasa disebut motif biologis.
b. Faktor Sosiopsikologis
Dari proses sosial, manusia memperoleh karakteristik yang mempengaruhi
perilakunya, yaitu:
1.
Komponen Afektif
Komponen afektif merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis.
Komponen afektif terdiri dari motif sosiogenis, sikap, dan emosi.
2.
Komponen Kognitif
Komponen kognitif adalah aspek intelektual, yang berkaitan dengan apa yang
diketahui manusia. Kepercayaan adalah komponen kognitif dari fakor sosiopsikologi.
3. Komponen Konatif Komponen konatif adalah aspek volisional, yang
berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak. Komponen konatif
dari faktor sosiopsikologis terdiri dari kebiasaan dan kemauan.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Manusia
Delgado menyimpulkan bahwa respons otak sangat dipengaruhi oleh “setting”
atau suasana yang melingkupi organisme (Packard, 1978:45). Edward G. Sampson
merangkumkan seluruh faktor situasional sebagai berikut:
3.1. Aspek-aspek objektif dari lingkungan
a. Faktor ekologis
15
15
Psikologi Komunikasi
Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kaum determinisme lingkungan menyatakan bahwa keadaan alam
mempengaruhi gaya hidup dan perilaku. Yang termasuk faktor ekologis:
Faktor geografis, Faktor iklim dan meteorologis
b. Faktor desain dan arsitektural
Suatu rancangan arsitektur dapat mempengaruhi perilaku komunikasi
diantara orang-orang yang hidup dalam naungan arsitektural tertentu.
c. Faktor temporal
Waktu dapat mempengaruhi bioritma manusia dalam kehidupan.
d. Analisis suasana perilaku
Lingkungan dapat memberikan efek-efek tertentu terhadap perilaku
manusia.
e. Faktor teknologis
Revolusi teknologi seringkali disusul dengan revolusi dalam perilaku sosial.
f. Faktor sosial
Sistem peranan yang ditetapkan dalam suatu masyarakat, struktur
kelompok dan organisasi, karakteristik populasi, adalah faktor-faktor
sosial
yang
menata
perilaku
manusia.
Secara
singkat,
pengelompokkannya adalah sebagai berikut:
 Struktur organisasi
 Sistem peranan
 Struktur kelompok
 Karakteristik populasi
3.2. Lingkungan psikososial
Persepsi kita tentang sejauh mana lingkungan memuaskan atau
mengecewakan kita, akan mempengaruhi perilaku kita dalam lingkungan itu.
Berikut ini adalah jenis-jenis lingkungan psikososial:
a. Iklim organisasi dan kelompok
b. Ethos dan iklim institusional dan kultural
15
16
Psikologi Komunikasi
Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3.3. Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku
Terdapat situasi yang memberikan rentangan kelayakan perilaku
(behavioral appopriateness), seperti situasi di taman dan situasi yang
memberikan kendala pada perilaku, misalnya gereja. Situasi yang permisif
memungkinkan manusia untuk melakukan banyak hal tapa harus merasa
malu. Sebaliknya, situasi restriktif menghambat orang untuk berperilaku
sekehendak hatinya.Jenis-jenis stimuli yang mendorong dan memperteguh
perilaku manusia adalah:
a. Orang lain
b. Situasi pendorong perilaku (Sampson, 1976:13-14)
4. Daftar Pustaka
e‐Psikologi.com.Brownlie, Ian, Principles of Public International Law-second edition,
Universitty
Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Cetakan
keduapuluhtujuh, April 2011
15
17
Psikologi Komunikasi
Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download