Semnas Perhepi Tasikmalaya_prof erizal jamal

advertisement
ARAH, PERENCANAAN DAN
PELAKSANAAN PENELITIAN EKONOMI
PERTANIAN DAN AGRIBISNIS.
Oleh : Erizal Jamal
BIO DATA
• Prof. Dr. Erizal Jamal
• Lahir di Solok, Sumbar 1 Maret 1963
• Alumni Sosek IPB (S-1), PWD IPB (S-2),
UPLB Philippines (S-3)
• SEKJEN PERHEPI Pusat
• Profesor Riset Kemtan/ Kepala BPATP Balitbangtan
• Speech Writer Mentan (2004-2014)
• Kolumnis di Beberapa Media Nasional (Kompas,
Republika, Bisnis Indonesia, Suara Karya, Sinar Tani)
OUTLINE
I
ARAH DAN TANTANGAN PENELITIAN
II
PERENCANAAN PENELITIAN
III
PERSOALAN POKOK TERKAIT DENGAN
PEMANFAATAN HASIL PENELITIAN
IV
BAGAIMANA KE DEPAN
I
ARAH dan TANTANGAN
PENELITIAN
4
Seberapa Penting Penelitian
• Apakah penelitian Ekonomi Pertanian dan
agribisnis itu Penting? Atau….
• Kita Bayangkan bila tidak ada Penelitian
Ekonomi Pertanian dan agribisnis di
Indonesia?
• Apakah dampaknya terhadap pembangunan
Ekonomi
Nasional?.....(Stagnan….atau….ineffisiensi
meningkat?)
OUTPUT DAN DAMPAK PENELITIAN
Apa yang telah kita hasilkan dari penelitian Ekonomi
Pertanian dan agribisnis :
• Rekomendasi kebijakan….seberapa jauh
rekomendasi menjadi kebijakan,…….dari kebijakan
tersebut apa dampaknya terhadap ekonomi petani,
ekonomi wilayah dan ekonomi nasional.
• Model Pengembangan???...Apakah sudah
diimplementasikan dan apa dampaknya?
Hasil Pembangunan Secara Umum
Sumber Rujukan :
1. Stiglitz, J. E. 2014. Growth Strategies for a Rising
Indonesia : Reducing Inequality and Promoting
Inclusive Growth.
2. Brodjonegoro, B.P.S. 2014. Growth Strtaegies for
a Rising Indonesia Rapporteur.
3. Nasution, D. 2014. Setting the Growth Strategy
on the Right Trajectory
4. Semua Bahan dapat dilihat di
portal.fiskal.depkeu.go.id/seminar2014
Pembangunan Selama 10 tahun Terakhir
• Secara umum Indonesia menunjukan
pertumbuhan ekonomi yang impresif setelah
Asian Financial Crisis. Hal itu ditandai dengan
pertumbuhan ekonomi tinggi dan berkurangnya
jumlah penduduk miskin.
• Namun yang memanfaatkan pertumbuhan tadi
hanya segelintir kelompok masyarakat, sehingga
ketimpangan dalam masyarakat meningkat: Gini
ratio meningkat dari 0,36 pada tahun 2005
menjadi 0,41 pada tahun 2013
Pembangunan Berbasis Sumberdaya Alam
• Salah satu sumber ketidakmerataan di Indonesia,
pembangunan terlalu mengandalkan pada
eksploitasi sumberdaya alam, sementara akses
terhadap sumberdaya itu sendiri tidak merata.
• Negara yang mengandalkan eksploitasi
sumberdaya alam cenderung pertumbuhannya
lambat dan mengarah pada inequality karena; (1)
Overvalued exchange rate, (2) Tidak mampu
mengendalikan volatility of commodity price; dan
(3) Korupsi
ARAH PENELITIAN
Kemana Arah Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian
dan Agribisnis Ke Depan?
• Sumberdaya yang semakin terbatas, sementara
kebutuhan tanpa batas….Bagaimana
mengalokasikan Sumberdaya secara effisien dan
efektif.
• Bagaimana semua pelaku usaha dapat imbalan
sesuai dengan korbanan yang diberikannya?
TANTANGAN KE DEPAN
Tantangan Rutin
• Konsumsi 250 juta Penduduk Setiap tahun
kita harus menghasilkan minimal 33 juta ton
beras, 16 juta ton jagung, 2,2 juta ton kedelai,
2,8 juta gula serta 484 ribu ton daging sapi.
Tantangan Baru
• Mc Kinsey Global Institute, saat ini kelas
menengah di Indonesia berjumlah 45 juta
jiwa dan akan meningkat menjadi 135 juta
pada tahun 2030, merupakan pasar yang
harus diantisipasi, mengingat ragam
permintaannya terhadap produk pertanian
semakin besar dan spesifik.
TANTANGAN LAINNYA
Pemberlakuan
Masyarakat Ekonomi
ASEAN Akhir 2015
NAWA CITA : Kedaulatan Pangan=
Kesejahteraan Petani
Access to Land Utilization
CommunityBased Forest
Management
Plantation
Companies:
hold
26.000.000 ha
10.300.000 ha
227
11.499
Household (hh)
2.178
hold
240.000 ha
hold
16.000.000 ha
Farmers (having
no access to land)
13.572.000 hh
hold
0 ha
Farmers
23.728.000 hh
hold
21.500.000 ha
Source: Sirait, Fauzi, Safitry , dan Pradhan (unpublished)
FORESTRY
Industrial Timber
Plantation:
hold
PLANTATION
Companies: Forest Concession
Right:
304
13
Konversi lahan:
60-100 ribu ha/th
Infrastruktur:
46,03% saluran
irigasi rusak
Koordinasi:
egosektoral (80%
Pertanian
tergantung di luar
pertanian)
Pembiayaan:
skiim pembiayaan
belum berpihak
pada petani
Petani
tertinggal di
Pasar
Kebijakan
Input:
Pupuk dan Benih
Tidak 6 tepat
KONDISI
EXISTING
Dampak perubahan
iklim:
kekeringan, banjir, dan
jadwal tanam
maju/mundur
SDM:
rumah tangga petani
10 th terakhir
menurun dari 31 jt
menjadi 26 jt
Kualitas
panen: mutu
rendah dan
kehilangan hasil
tinggi: 10,82%
Distribusi Penguasaan Lahan untuk Padi,
Jagung, kedele dan Tebu, Indonesia,
Tahun 2009
Kementan
Luas Penguasaan Lahan (hektar)
Persentase Rumah Tangga
< 0,1
6,99
0,1-0,49
46,59
0,50-0,99
22,46
1,00-1,99
15,27
2,00-2,99
5,04
>3,00
3,65
Total
100
II
PERENCANAAN PENELITIAN
16
Amanat Konstitusi Tentang Riset
• Undang-Undang Dasar 1945 (Pasal 31 ayat (5) )
menyatakan bahwa Pemerintah memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan
peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
• Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Sistem
Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek
(pasal 18 ayat 2) :pemerintah wajib merumuskan arah,
prioritas utama, dan kerangka kebijakan pemerintah di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dituangkan
sebagai kebijakan strategis pembangunan nasional ilmu
pengetahuan dan teknologi.
KERANGKA KEBIJAKAN RISET IPTEK
Fokus
Prioritas
Kabinet
UU No. 17/2007
UUD 1945
RPJPN
2005 - 2025
UU No. 18/2002
SISNAS IPTEK
PP No.48/2009
Kontrak
Kinerja
RPJMN
Menteri
2015 - 2019
PP No.20/2005
PP No. 41/2006
PP No.35/2007
Buku Putih
Jakstranas Iptek
INPRES
2005 - 2025
2015 - 2019
No. 4/2003
Kebijakan Pembangunan
Sektor:
ARN
2015 - 2019
-Perundang-undangan
-Kebijakan Menteri
-Perkembangan Global
Program
Program
Program
Perencanaan Penelitian
Kementerian Pertanian
• Rencana strategis Kementerian Pertanian
• Rencana Strategis Balitbangtan
• Siklus Perencanaan Tahunan
• Penjaringan Isu dan Topik
• Penyusunan rencana penelitian
• Penyusunan Topik (Perpaduan top down/Renstra dan
Bootom Up/Penjaringan isu
• Kompetisi???????
Pertanyaannya
• Seberapa jauh yang direncanakan sesuai dengan
yang dibutuhkan masyarakat (PETANI). Apakah
stakeholder dari setiap riset teridentifikasi dengan
baik.
• Apakah sudah ada rencana pemanfaatan hasil riset
• Apakah Jakstranas dan DRN diacu oleh
Balitbangtan?
• Apakah mungkin terjadi duplikasi penelitian.
• Berapa return on Investment (ROI) dari setiap
Penelitian yang dilakukan
III
PERSOALAN POKOK TERKAIT
DENGAN PEMANFAATAN HASIL
PENELITIAN
21
AKURASI DATA
• Kegiatan Penelitian Ekonomi Pertanian dan
Agribisnis, basis utamanya data sekunder,
sementara sebagian besar data kita tingkat
akurasinya rendah?
• Diperlukan kejelian dan kehati-hatian dalam
melakukan analisis dan interpretasi data.
• Penelitian dengan mengandalkan data
primer ?
Keputusan Berdasarkan Blusukan
• Fenomena saat ini, orang Pemerintahan umumnya
lebih suka melakukan Blusukan, dan mengambil
beberapa keputusan penting dari hasil blusukan
tersebut.
• Asumsi mereka : Ini masalah riil yang perlu
pemecahan segera…
• Penelitian Ekonomi Pertanian dan agribisnis seperti
pola Quick Count apa mungkin dilakukan?
Suka dengan Quick Win
• Sebahagian pengambil kebijakan saat ini ingin
melaksanakan program yang langsung kelihatan
hasilnya.
• Pertanian, kegiatan interaksi dengan alam yang
tidak bisa instan.
• Perlu terobosan dalam kajian yang dilakukan untuk
menjawab fenomena ini.
Konsep Sudah Banyak
• Tantangan lain bagi Peneliti Ekonomi Pertanian dan
agribisnis adalah adanya anggapan Kalau dari segi
konsep kita sudah kaya, yang lemah itu
pelaksanaannya.
• Tidak perlu dibuat penelitian lagi manfaatkan yang
ada?
• Penelitian Ekonomi Pertanian dan agribisnis itu
Konstektual dan perlu diperbaharui sepanjang
waktu?
Jangan Sampaikan Hasil yang
Rumit
• Para pengambil kebijakan tidak suka dengan
rekomendasi yang panjang dan rumit, saat ini
rekomendasi pada pimpinan tertinggi kalau bisa
satu lembar dan dalam bentuk gambar atau chart
yang mudah dipahami.
• Kecenderungan Peneliti ekonomi Pertanian dan
agribisnis tidak bisa membuat rekomendasi dalam
bentuk singkat dan mudah dipahami siapa saja.
IV
BAGAIMANA KE DEPAN
27
Kecenderungan Ke Depan
• Pengambil Kebijakan Butuh data dan informasi yang
cepat, akurat dan tepat waktu.
• Membutuhkan model-model pembangunan
pertanian yang cepat menampakan hasilnya, dan
memungkinkan di scalling up pada wilayah yang
luas.
• Model Pertanian moderen yang diminati oleh anak
muda dan dapat menghidupi pengelolanya secara
layak.
Respon Kita
• Perkuat jejaring kerja lintas wilayah, lintas
profesi dan lintas Keahlian.
• Rancang kegiatan bersama dalam bentuk
konsorsium berdasarkan topik atau tema
tertentu.
• PERHEPI siap mewadahi semua ini….
Terima kasih
Download