perdagangan internasional

advertisement
Tiara, S.Pd
MODUL MATA PELAJARAN EKONOMI
KOMPETENSI DASAR
PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
Untuk Siswa Kelas XII IPS
SMA / MA
intentionally left blank
MODUL MATA PELAJARAN EKONOMI
KOMPETENSI DASAR
PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
TIARA S.Pd
Magister Pendidikan Ekonomi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
2016
MODUL MATA PELAJARAN EKONOMI
KOMPETENSI DASAR PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Oleh: Tiara S.Pd
Komisi Pembimbing:
Prof. Dr. Trisno Martono, MM
Dr. Dewi Kusuma Wardani, M.Si
Tim Ahli:
Dr. Sukidin, M.Pd
Dr. Sukatman, M.Pd
Aris Fanani, M.Kom
Slamet Riadi, S.Pd
Yayuk Sri Rahayu B., S.E
Desain sampul: Ismi Tamara
Tata letak: Ismi Tamara dan Tiara
Cetakan 1, 2016
viii; 35 halaman; 25 cm
ISBN;
Hak cipta (c) 2016
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyel esaikan penyusunan modul mata pela jaran
ekonomi kompetensi dasar perdagangan internasional.
Modul ini diperuntukkan bagi peserta didik kelas XII IPS
Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA).
Secara garis besar, modul ini berisi materi yang
m e m b a h a s te n t a n g m e n g a p a s u a t u h u b u n g a n
perdagangan antar negara bisa terjadi, teori-teori apa
yang mendasari, serta dampak apa yang ditimbulkan dari
bentuk hubungan tersebut. Adapun modul ini disusun
dengan mengacu pada indikator yang tercantum dalam
kurikulum 2013.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan
dalam modul ini. Oleh karenanya, kritik dan saran terhadap
penyempurnaan modul ini sangat diharapkan. Semoga
modul ini dapat memberi maanfaat bagi peserta didik
kelas XII IPS khususnya dan bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Surakarta,
Juni 2016
Penulis
v
Daftar Isi
vi
Halaman Judul .........................................................................
Info Modul ................................................................................
Kata Pengantar .........................................................................
Daftar Isi...................................................................................
Glosarium ................................................................................
Daftar Materi Pokok ...................................................................
Halaman
iii
iv
v
vi
vii
viii
Pengertian Perdagangan Internasional ........................................
Manfaat Perdagangan Internasional ...........................................
Faktor Pendorong Perdagangan Internasional..............................
Kebijakan Perdagangan Internasional.........................................
Kebijakan Free Trade.............................................................
Kebijakan Proteksionis...........................................................
Tujuan Kebijakan Perdagangan Internasional ..............................
Teori Perdagangan Internasional ................................................
Keunggulan Mutlak ...............................................................
Keunggulan Komparatif ........................................................
Komoditas Ekspor dan Impor Indonesia.......................................
Alat Pembayaran Luar Negeri ....................................................
Neraca Pembayaran..................................................................
Komponen Neraca................................................................
Transaksi Neraca Pembayaram ..............................................
Tahapan dalam Neraca Pembayaran......................................
Masalah dalam Analisis Neraca .............................................
Manfaat Neraca Pembayaran ................................................
1
2
3
5
5
7
10
11
11
12
14
15
16
16
17
19
20
21
Rangkuman..............................................................................
Uji Kompetensi..........................................................................
Tugas Proyek .............................................................................
Daftar Pustaka ..........................................................................
22
24
34
35
Glosarium
Bill of exchange (wesel):
surat perintah kepada bank untuk membayarkan sejumlah uang
kepada seseorang
Cable order (telegraphic transfer):
cek yang dikirimkan melalui telegram atau radiogram atau pesawat
telepon
Defisit neraca perdagangan:
nilai impor lebih banyak dibandingkan nilai ekspor
Dumping:
kebijakan menjual suatu barang di luar negeri dengan harga yang
lebih murah dibandingkan harga di dalam negeri
Free Trade:
kebijakan perdagangan yang menginginkan kebebasan dalam
perdagangan, sehingga tidak ada rintangan yang menghalangi arus
produk dari dan ke luar negeri
Special drawing rights (SDR):
hak kredit bagi negara anggota IMF disebut pula sebagai emas kertas
Surplus neraca perdagangan:
nilai ekspor barang lebih besar dari pada impor
Traveller cheque (TC):
cek untuk berpergian yang biasanya dibawa oleh turis yang dapat
dicairkan pada bank-bank perwakilan dari bank yang mengeluarkan
TC tersebut.
Valuta asing:
sejumlah mata uang asing yang dapat digunakan/diterima oleh
dunia internasional dalam pembayaran internasional
vii
PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
Materi Pokok







Pengertian perdagangan internasional
Manfaat perdagangan internasional
Faktor pendorong perdagangan internasional
Kebijakan perdagangan internasional
Teori perdagangan internasional
Alat pembayaran
Neraca pembayaran
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, Kalian diharapkan mampu:
 Menjelaskan pengertian perdagangan internasional
 Menganalisis manfaat perdagangan internasional
 Mengategorikan faktor pendorong perdagangan
internasional
 Menjelaskan kebijakaan perdagangan internasional
 Mengemukakan teori perdagangan internasional
 Menyebutkan alat pembayaran yang digunakan dalam
melakukan perdagangan internasional
 Menganalisis neraca pembayaran
Mengapa berbagai negara melakukan
perdagangan satu sama lain? Alasan yang
paling rasional adalah karena setiap negara
tidak dapat menghasilkan semua barang yang
dibutuhkannya. Tidak ada satu negara pun di
dunia yang dapat memenuhi kebutuhan dalam
negerinya sendiri tanpa bantuan dari negara
lain. Misalnya, negara-negara maju memerlukan
karet alam, tetapi barang tersebut tidak dapat
dihasilkan di negaranya. Oleh karena itu, negara
tersebut mengimpor barang-barang dari
negara-negara di Asia Tenggara seperti
Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Sebaliknya,
negara-negara berkembang pada umumnya
belum dapat menghasilkan sendiri beberapa
hasil industri modern, seperti pesawat terbang,
kapal pengangkut minyak, dan mesin-mesin
industri sehingga negara-negara berkembang
harus mengimpor barang-barang tersebut dari
negara maju.
Kali ini kalian akan mempelajari materi yang berkaitan dengan
perdagangan internasional seperti pengertian, manfaat, kebijakan,
teori-teori perdagangan internasional, hingga neraca perdagangan
yang dibahas pada sub bab di bawah ini.
PENGERTIAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Perdagangan berasal dari kata dagang yang berarti kegiatan
menjual dan membeli. Oleh karenanya, perdagangan internasional
bisa diartikan sebagai kegiatan menjual dan membeli produk atau
jasa yang terjadi antar negara yang dilakukan individu dengan
individu, individu dengan pemerintah, atau pemerintah dengan
pemerintah. Pada umumnya, negara-negara di dunia melakukan
perdagangan internasional untuk memenuhi kebutuhannya.
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
1
Perdagangan internasional dapat dikatakan sebagai hubungan
kegiatan ekonomi antarnegara yang diwujudkan dengan adanya
proses pertukaran barang atau jasa atas dasar suka rela dan saling
menguntungkan. Dengan demikian, ekspor dan impor merupakan
bentuk kegiatan perdagangan internasional.
MANFAAT PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Kegiatan perdagangan internasional memberi
banyak manfaat atau keuntungan bagi negara
yang melakukannya, termasuk bagi Indonesia.
Manfaat-manfaat tersebut adalah sebagai
berikut.
Sebagai Sumber Devisa
Sumber: www.lenorasoft.com
Dengan mengekspor (menjual) bermacam barang dan jasa, negara
kita akan memperoleh devisa. Devisa adalah semua benda yang
dapat digunakan sebagai alat pembayaran internasional. Devisa bisa
berbentuk mata uang asing, emas, wesel, cek, dan surat-surat
berharga lainnya. Devisa yang diperoleh suatu negara dapat
digunakan untuk membayar impor, hutang luar negeri, dan lain-lain.
Menjaga Stabilitas Harga
Harga suatu barang cenderung meningkat bila jumlah barang yang
dimaksud tidak bisa memenuhi permintaan pasar. Dengan kata lain
jumlah barang lebih sedikit dibanding permintaan. Agar harga tidak
terus naik, pemerintah dapat mengimpor barang yang sama
sehingga harga dapat stabil kembali.
Memperluas Lapangan Kerja
Perdagangan internasional dapat memperluas lapangan kerja.
Peningkatan permintaan luar negeri terhadap hasil produksi
Indonesia, akan mendorong pengusaha membangun pabrik baru
yang membutuhkan tambahan tenaga kerja.
2
Mendorong Alih Teknologi
Barang-barang impor yang berteknologi tinggi seperti komputer,
kapal selam, dan pesawat tempur, mengharuskan masyarakat
memahami dan mampu mengoperasikan barang-barang tersebut.
Hal ini mendorong terjadinya alih teknologi dari negara pengekspor
(negara maju) ke negara pengimpor (negara berkembang).
Memperluas Konsumsi
Adanya perdagangan internasional mengakibatkan hasil produksi
suatu negara dapat dikonsumsi secara lebih luas oleh negara lain.
Misalnya, buah kiwi dari Selandia Baru dan kurma dari Arab bisa
dikonsumsi oleh penduduk negara lain. Demikian pula dengan
berbagai produk hasil produksi pabrik, seperti TV, kulkas, smartphone
dan komputer yang bisa dinikmati di banyak negara.
Memperoleh Barang dan Jasa yang Tidak Bisa Diproduksi Sendiri
Satelit adalah salah satu contoh barang yang tidak bisa diproduksi
oleh negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Indonesia
memperoleh satelit dengan cara membeli dari Amerika. Selain satelit,
masih banyak barang lain yang tidak dapat diproduksi Indonesia dan
harus diperoleh melalui perdagangan internasional.
FAKTOR PENDORONG TERJADINYA PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
Mengapa bisa terjadi perdagangan internasional? Mengapa
suatu negara berdagang dengan negara lain? Ada beberapa faktor
yang mendorong terjadinya perdagangan internasional. Faktor-faktor
tersebut adalah sebagai berikut.
Perbedaan Sumber Daya Alam
Setiap negara tidak memiliki sumber daya alam yang sama. Indonesia
terkenal kaya akan sumber daya alam, tetapi belum memiliki
kemampuan yang memadai untuk mengolahnya. Hal ini mendorong
Indonesia untuk menjual bahan baku atau bahan mentah seperti kayu,
minyak bumi, batu bara, timah, dan karet ke negara lain untuk diolah.
Contoh lain, Saudi Arabia memiliki ladang minyak bumi yang besar,
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
3
tetapi memiliki sedikit lahan subur. Hal ini mendorong Saudi Arabia
untuk mengekspor minyak bumi dan mengimpor berbagai hasil
pertanian dan perkebunan untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh
karenanya, terjadilah perdagangan internasional.
Selera (Kesukaan)
Selera bisa mendorong terjadinya
perdagangan internasional. Selera atau minat
masyarakat Indonesia yang tinggi terhadap
apel Amerika dan pear Shandong dari Cina,
mendorong Indonesia untuk mengimpor
buah-buahan tersebut. Artinya, Indonesia
telah melakukan perdagangan internasional
Sumber: http://denver.digital/
dengan Amerika dan Cina.
Penghematan Biaya Produksi
Bagi negara berkembang yang belum memiliki mesin berteknologi
tinggi, merancang dan membuat sendiri sebuah smartphone akan
menghabiskan biaya produksi yang jauh lebih tinggi dibanding bila
negara tersebut membelinya dari negara lain. Atas dasar alasan
tersebut, Indonesia akan lebih diuntungkan jika mengimpor
smartphone. Selain itu bagi negara produsen smartphone,
perdagangan internasional memungkinkan mereka untuk menekan
biaya produksi, karena biaya produksi rata-rata (average cost) akan
lebih rendah jika produksi dilakukan dalam jumlah besar.
Perbedaan Teknologi
Perbedaan teknologi mendorong terjadinya perdagangan
internasional. Negara maju berteknologi tinggi yang mampu
menghasilkan berbagai produk modern, sangat ingin menjual
produknya ke negara lain dengan tujuan memperluas pasar dan
memperoleh keuntungan. Adapun negara-negara berkembang yang
berteknologi sedang atau rendah, menghendaki perdagangan
dengan negara maju agar dapat menggunakan produk mereka dan
sebagai sarana alih teknologi.
4
Ingin Meningkatkan Keuntungan
Produsen memproduksi dan menjual produk dengan tujuan
memperoleh keuntungan. Apabila produsen tersebut menjual
produknya sampai ke luar negeri, maka keuntungan yang diperoleh
akan meningkat.
KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Di samping memberikan manfaat, perdagangan internasional
juga dapat mematikan industri dalam negeri yang baru tumbuh. Hal ini
mendorong munculnya kebijakan perdagangan internasional.
Kebijakan perdagangan internasional yang dianut tiap negara
berbeda-beda. Ada negara yang menganut kebijakan perdagangan
proteksionisme (perlindungan), ada pula yang menganut kebijakan
perdagangan bebas (free trade). Penjelasan dari kedua macam
kebijakan perdagangan internasional adalah sebagai berikut.
Kebijakan Perdagangan Bebas (Free Trade)
Kebijakan perdagangan bebas adalah kebijakan
perdagangan yang menginginkan kebebasan dalam perdagangan,
sehingga tidak ada rintangan yang menghalangi arus produk dari dan
ke luar negeri. Kebijakan perdagangan bebas berkembang dengan
berpedoman pada ajaran aliran klasik (liberal) yang tidak
menghendaki adanya rintangan-rintangan (hambatan-hambatan)
dalam arus perdagangan internasional.
Menurut aliran klasik, perdagangan bebas layak dipakai
sebagai sarana untuk meningkatkan
kemakmuran, dengan alasan
sebagai berikut.
Sumber: http://www.telangana.gov.in/
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
5
a. Dapat mendorong persaingan antar pengusaha, sehingga
tercipta produk yang berkualitas dan berteknologi tinggi.
b. Dapat mendorong penghematan biaya, sehingga produksi
dapat dijalankan dengan biaya serendah-rendahnya dan dijual
dengan harga bersaing (efisiensi).
c. Dapat menggerakkan perputaran modal, tenaga ahli dan
investasi ke berbagai negara sehingga dapat menumbuhkan
perekonomian.
d. Dapat meningkatkan perolehan laba sehingga memungkinkan
para pengusaha berinvestasi lebih luas.
e. Dapat memperluas pilihan dan variasi bagi konsumen, sehingga
mereka lebih bebas dalam memilih berbagai produk yang
diinginkan. Karena dalam perdagangan bebas tidak terdapat
rintangan-rintangan atau hambatan-hambatan, maka harga
produk ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran
sesuai hukum ekonomi.
Saat ini, perdagangan bebas belum berlaku secara
menyeluruh dan masih terbatas pada kawasan-kawasan tertentu,
yang berarti perdagangan bebas hanya berlaku bagi negara yang
ada di kawasan tersebut. Bagi negara yang bukan anggota kawasan
tersebut tidak berlaku ketentuan perdagangan bebas, sehingga di
negara tersebut masih terdapat berbagai rintangan seperti tarif, kuota,
diskriminasi harga dan lain-lain.
Contoh organisasi perdagangan bebas di antaranya adalah
MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), yaitu perjanjian perdagangan
bebas antar negara ASEAN; NAFTA (North America Free Trade
Agreement), yaitu perjanjian perdagangan bebas kawasan Amerika
Utara; AFTA (Asean Free Trade Agrement) yaitu perjanjian
perdagangan bebas kawasan Asia Tenggara; dan EETA (European
Economic Trade Area) yaitu kawasan perdagangan bebas Eropa.
6
Kebijakan Perdagangan Proteksionisme
Kebijakan perdagangan proteksionis adalah
kebijakan perdagangan yang melindungi
industri dalam negeri dengan cara membuat
berbagai hambatan yang menghalangi arus
produk dari dan ke luar negeri. Alasan suatu
negara menganut kebijakan perdagangan
Sumber: http://www.nfib.com
proteksionisme adalah sebagai berikut.
a. Perdagangan bebas hanya menguntungkan negara maju,
karena mereka memiliki modal yang kuat dan teknologi yang
maju. Selain itu, harga produk industri negara maju dinilai terlalu
mahal (tinggi) dibanding harga bahan-bahan mentah yang
dihasilkan negara berkembang.
b. Untuk melindungi industri dalam negeri yang baru tumbuh,
karena industri baru tidak akan mampu bersaing dengan industri
negara lain yang sudah maju dan berpengalaman.
c. Untuk membuka lapangan kerja. Adanya proteksi membantu
industri-industri di dalam negeri tetap hidup dan berkembang,
dengan demikian mampu membuka lapangan kerja bagi
masyarakat.
d. Untuk menyehatkan neraca pembayaran. Agar terhindar dari
defisit dalam neraca pembayaran, negara dapat menggunakan
kebijakan perdagangan proteksionisme, caranya dengan
menekan impor dan meningkatkan ekspor.
e. Untuk meningkatkan penerimaan negara. Negara dapat
meningkatkan penerimaan dengan mengenakan tarif tertentu
terhadap produk impor dan ekspor.
Adapun kebijakan perdagangan proteksionisme dapat dilakukan
suatu negara dengan membuat berbagai hambatan, diantaranya
adalah sebagai berikut.
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
7
Kuota impor, kebijakan yang menetapkan batas jumlah barang yang
boleh diimpor, dengan tujuan melindungi produksi dalam negeri.
Pengimpor dilarang menambah jumlah barang yang diimpor setelah
mencapai jumlah tertentu dalam suatu periode.
Kuota ekspor, kebijakan menetapkan batas jumlah maksimal barang
yang dapat diekspor, agar kebutuhan dalam negeri akan barang
tersebut tetap tercukupi.
Subsidi, kebijakan dengan cara memberikan subsidi (tunjangan)
kepada perusahaan yang memproduksi barang ekspor, sehingga
harga barang dari perusahaan tersebut bisa bersaing dengan barang
luar negeri. Pemberian subsidi ini akan membuat harga jual barang
menjadi lebih murah dan mampu bersaing dengan harga jual barang
di luar negeri.
Tarif impor, kebijakan mengenakan tarif atau bea terhadap barang
yang diimpor agar harga barang impor menjadi lebih mahal. Dengan
demikian, perusahaan dalam negeri yang menghasilkan barang
sejenis bisa bersaing dengan barang impor. Pada umumnya, tarif
impor dikenakan dalam bentuk persentase dari nilai barang yang
diimpor, misalnya 10% atau 20%. Untuk bahan-bahan baku industri,
suatu negara biasanya akan mengenakan tarif impor yang rendah
atau bahkan 0%. Tarif impor juga dikenal dengan istilah pajak impor
atau bea masuk.
Tarif ekspor, kebijakan mengenakan tarif atau bea terhadap barang
yang diekspor dengan tujuan untuk merangsang ekspor. Dengan
demikian, umumnya tarif dapat dikenakan sangat rendah atau bahkan
0%. Istilah lain dari tarif ekspor adalah pajak ekspor atau bea keluar.
Kebijakan tarif ekspor dan tarif impor, selain digunakan sebagai alat
proteksi, juga bermanfaat menambah penerimaan negara.
Premi, kebijakan berupa pemberian hadiah atau penghargaan
kepada perusahaan yang mampu memproduksi barang dengan
kualitas baik pada jumlah tertentu. Pemberian premi diharapkan bisa
memacu produsen dalam negeri untuk bersaing dalam
meningkatkan kualitas dan kuantitas produknya.
8
Diskriminasi harga, kebijakan melalui penetapan harga yang berbedabeda antara negara satu dengan negara lainnya untuk satu produk
yang sama . Kebijakan ini dilakukan salah satunya dalam rangka
perang tarif. Sebagai contoh, bila negara X menganggap barang hasil
produksinya yang diekspor ke negara Y dikenakan tarif masuk yang
tinggi, maka sebagai balasannya bila negara Y mengimpor barang
dari negara X, negara X akan memberikan harga jual yang lebih tinggi.
Dengan adanya tindakan ini, diharapkan negara Y akan menurunkan
tarif masuknya terhadap negara X.
Larangan ekspor, kebijakan melarang ekspor untuk barang-barang
tertentu dengan pertimbangan ekonomi, politik, dan sosial budaya.
Pertimbangan ekonomi, suatu negara melarang mengekspor bahanbahan baku industri yang dibutuhkan di dalam negeri. Larangan
ekspor dengan pertimbangan politik misalnya adanya embargo
ekonomi dari PBB, di mana Irak dilarang mengekspor minyak bumi
ke luar negeri. Pertimbangan sosial budaya, misalnya suatu negara
melarang ekspor benda-benda bersejarah serta flora dan fauna yang
sudah langka.
Larangan impor, kebijakan melarang impor untuk barang-barang
tertentu dengan beberapa alasan. Alasan-alasan tersebut di
antaranya adalah untuk melindungi industri dalam negeri, untuk
membalas kebijakan perdagangan negara lain, dan untuk
menghemat devisa.
Dumping, kebijakan menjual suatu barang di luar negeri dengan
harga yang lebih murah dibandingkan harga di dalam negeri. Tujuan
kebijakan ini adalah memperluas dan menguasai pasar. Dumping
bisa dilakukan bila terdapat aturan yang jelas dan tegas sehingga
konsumen di dalam negeri tidak bisa membeli barang (yang didumping) dari luar negeri.
Exchange control, suatu bentuk campur tangan pemerintah dalam
hubungan ekonomi internasional, dimana pemerintah memonopoli
seluruh devisa, selanjutnya mengatur dan menetapkan penggunaan
devisa tersebut.
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
9
State trading operation, dalam hal ini pemerintah melakukan sendiri
perdagangan internasional, tentunya pemerintah melakukan tindakan
sesuai dengan apa yang menjadi kebijakan di bidang perdagangan
luar negerinya.
Keadaan politik dan keamanan, politik dan keamanan yang tidak stabil
dapat menghambat kegiatan perdagangan luar negeri, kondisi
negara yang sedang perang tentu menghambat bahkan
menghentikan perdagangan terhadap pihak lain.
Birokrasi yang berbelit, hambatan perdagangan luar negeri juga dapat
berasal dari adanya birokrasi yang berbelit, hal ini sangat merugikan
para importir maupun eksportir karena umumnya membutuhkan
waktu yang lama dan biaya yang lebih besar.
TUJUAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Baik negara yang menganut kebijakan perdagangan proteksionisme
maupun yang menganut kebijakan perdagangan bebas, pada
umumnya melakukan kebijakan perdagangan internasional dengan
tujuan tertentu. Tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Mengendalikan Ekspor dan Impor
Setiap negara dapat menggunakan kebijakan perdagangan
internasional untuk mengendalikan ekspor dan impor. Kebijakan
perdagangan bebas berusaha meningkatkan ekspor dengan cara
menghapus hambatan
perdagangan.
Sedangkan kebijakan
perdagangan
proteksionisme
berusaha meningkatkan
ekspor dengan cara
menurunkan tarif ekspor.
Sumber: http://www.drh-holsted.org/
10
Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Bagi negara maju, perekonomian akan tumbuh dengan baik bila hasil
produksi yang melimpah dapat diekspor ke berbagai negara.
Sebaliknya, bagi negara berkembang, perekonomian akan tumbuh
dengan baik bila negara bisa melindungi industri dalam negeri,
diantaranya dengan cara memberlakukan kuota impor atau bahkan
larangan untuk mengimpor barang tertentu.
Menyehatkan Neraca Pembayaran
Salah satu cara untuk menghindari defisit neraca pembayaran,
negara dapat menggunakan kebijakan perdagangan proteksionisme,
yaitu dengan berusaha meningkatkan ekspor dan sekaligus menekan
impor dengan berbagai cara, seperti pemberlakuan kuota impor, tarif
impor, dan larangan impor.
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Di dalam perdagangan internasional, ada dua teori yang perlu
kita pahami, yakni teori keunggulan mutlak dan teori keunggulan
komparatif.
Teori Keunggulan Mutlak
Teori keunggulan mutlak dikemukakan oleh Adam Smith dalam
bukunya yang berjudul “Wealth of Nations” yang terbit tahun 1776.
Pada intinya, teori ini mengemukakan bahwa suatu negara dikatakan
memiliki keunggulan mutlak dalam memproduksi suatu barang, jika
negara itu mampu memproduksi barang tersebut dengan biaya lebih
rendah dibanding negara lain. Jika negara tersebut sepakat
melakukan perdagangan internasional dengan negara lain, maka
sebaiknya negara tersebut hanya memproduksi dan mengekspor
barang-barang yang memiliki keunggulan mutlak (absolut advantage)
dan mengimpor barang-barang yang tidak memiliki keunggulan
mutlak (absolute disadvantage).
Keunggulan mutlak bisa diartikan sebagai keunggulan yang
dimiliki suatu negara karena memiliki keistimewaan. Contohnya suatu
negara memiliki kekayaan alam dan keahlian penduduk sehingga
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
11
dapat memproduksi barang tertentu dengan biaya lebih murah
dibanding negara lain terhadap produk yang sama. Agar kalian dapat
memahami teori keunggulan mutlak dengan baik, coba perhatikan
tabel yang menunjukkan tingkat produktivitas dari tiap satu unit
produksi di Cina dan Indonesia sebagai berikut.
Tabel 1. Tingkat Produktivitas Tiap Satuan Unit Produksi
Jenis Produk
Negara
Kain
Beras
900 meter/ jam
1700 kg/ jam
Cina
Indonesia
500 meter/ jam
2500 kg/ jam
Tabel 1 menunjukkan bahwa bahwa Cina mampu
menghasilkan kain lebih banyak dibanding Indonesia. Ini berarti, Cina
lebih efisien (lebih hemat, lebih murah) dalam memproduksi kain.
Sebaliknya, Indonesia mampu menghasilkan beras lebih banyak
dibanding Cina, yang berarti Indonesia lebih efisien dalam
memproduksi beras. Dengan kata lain, Indonesia memiliki
keunggulan mutlak dalam memproduksi beras, sedang Cina memiliki
keunggulan mutlak dalam memproduksi kain. Oleh karena itu,
sebaiknya Indonesia menjual beras ke Cina dan Cina menjual kain ke
Indonesia.
Teori Keunggulan Komparatif
Teori keunggulan komparatif dikemukakan oleh David Ricardo.
Teori ini merupakan pelengkap dari teori keunggulan mutlak. Teori
keunggulan mutlak memiliki kelemahan, karena tidak dapat
menjelaskan mengapa suatu negara yang sama sekali tidak memiliki
keunggulan mutlak atas suatu produk, tetap bisa menjual produknya
ke negara lain. Teori keunggulan komparatif bisa menjawab
pertanyaan tersebut.
Berikut akan ditampilkan tabel 2 yang menunjukkan tingkat
produktivitas tiap satu unit produksi di Indonesia dan Jepang.
12
Negara
Indonesia
Jepang
Tabel 2. Tingkat Produktivitas Tiap Satu Unit Produksi
Jenis Produk
Dasar Tukar dalam Negeri
TV
Tas
5 buah/ hari
20 buah/ hari 1 TV = 4 tas (di Indonesia)
12 buah/ hari
24 buah/ hari
1 TV = 2 tas (di Jepang)
Perhatikan dengan baik. Jika menggunakan dasar teori keunggulan
mutlak yang dikemukakan Adam Smith, Indonesia tidak dapat
menjual TV ataupun tas ke Jepang, karena Indonesia tidak memiliki
keunggulan mutlak atas keduanya. Pada kenyataannya banyak
negara di dunia yang tidak memiliki keunggulan mutlak namun tetap
bisa menjual produknya ke negara lain dan kedua negara tetap
memperoleh keuntungan. Lalu, teori apa yang bisa menjelaskan
fenomena tersebut? Teori keunggulan komparatif bisa menjawab
fenomena tersebut.
Teori keunggulan komparatif menyatakan bahwa
perdagangan masih bisa terjadi dan menguntungkan dua negara
meskipun hanya satu negara yang mempunyai
keunggulan mutlak pada kedua jenis barang.
Pertukaran akan terjadi dan tetap menguntungkan
bila masing-masing negara punya keunggulan
komparatif. Keunggulan komparatif adalah
keunggulan yang dimiliki suatu negara karena
memiliki keunggulan lebih besar pada satu barang
Sumber: http://wfto.com/
dibanding barang lain, sedangkan negara lain memiliki
kelemahan yang lebih kecil pada barang lainnya.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Jepang
sebaiknya berspesialisasi dalam produksi TV dan Indonesia
berspesialisasi memproduksi tas. Dengan melakukan spesialisasi dan
kemudian mengekspornya, Jepang dan Indonesia sama-sama akan
memperoleh keuntungan.
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
13
Sebelum melakukan perdagangan internasional, Jepang
dapat menukarkan sebuah TV dengan 2 buah tas (dasar tukar
Jepang). Setelah berspesialisasi memproduksi TV dan melakukan
perdagangan internasional dengan Indonesia, Jepang dapat
menukarkan sebuah TV dengan 4 tas (dasar tukar Indonesia). Itu
berarti, keuntungan Jepang dalam perdagangan ini adalah sebesar 2
tas (4 tas - 2 tas).
Sebelum melakukan perdagangan internasional, Indonesia
dapat menukarkan 4 tas dengan 1 TV (dasar tukar Indonesia). Setelah
berspesialisasi memproduksi tas dan melakukan perdagangan
internasional dengan Jepang, 4 tas dapat ditukarkan dengan 2 TV
(karena di Jepang untuk memperoleh 1 TV hanya diperlukan 2 tas,
artinya bila terdapat 4 tas maka 4 tas tersebut dapat ditukar dengan 2
TV). Ini berarti, keuntungan Indonesia dalam perdagangan
internasional dengan Jepang adalah sebesar 1 TV (2 TV - 1 TV).
KOMODITAS EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA
Barang ekspor Indonesia saat ini
yang memegang peranan penting
berada pada sektor nonmigas, meski
demikian ekspor migas tidak dapat
diabaikan. Barang ekspor nonmigas
antara lain:
1. Hasil pertanian, misalnya sawit, Sumber: http://savannahcustomsclearance.com/
kakao, kopi, teh, karet, dan lain-lain.
2. Hasil laut, misal udang, ikan, kerang, dan lain-lain.
3. Hasil hutan, misal sawit, rotan, kayu, dan lain-lain.
4. Hasil industri, misal tekstil dan produk tekstil, otomotif, elektronik,
alas kaki, alat listrik, dan lain-lain.
5. Hasil tambang diluar migas, misal timah, batubara, nikel,
14
tembaga, dan lain-lain.
Barang-barang impor dapat dikelompokan menjadi:
1. Barang-barang konsumsi, misal gandum-ganduman, susu,
makanan, minuman, buah-buahan, dan lain-lain.
2. Bahan baku, misal besi/baja dan benda dari besi dan baja,
kendaraan dan bagiannya, plastik dan barang dari plastik,
bahan kimia organik, ampas sisa industri makanan, kapas,
bahan bangunan, dan lain-lain.
3. Barang modal, misal pesawat mekanik, peralatan listrik, alat
telekomunikasi, alat pengangkutan, dan lain-lain.
ALAT PEMBAYARAN LUAR NEGERI (DEVISA)
Devisa adalah semua benda yang dapat digunakan
sebagai alat pembayaran internasional. Berikut ini
adalah alat pembayaran internasional yang biasa
digunakan dalam pembayaran internasional.
1.
Valuta Asing, adalah sejumlah mata uang
Sumber: http://www.getmeforex.com/
asing yang dapat digunakan/diterima oleh dunia
internasional dalam pembayaran internasional.
2. Emas, mempunyai sifat convertible, artinya semua orang/ negara
mau menerima emas sebagai alat pembayaran internasional
yang sah dalam bentuk batangan.
3. Bill of Exchange (Wesel), merupakan surat perintah kepada
bank untuk membayarkan sejumlah uang kepada seseorang.
4. Special Drawing Rights (SDR), merupakan hak kredit bagi
negara anggota IMF disebut pula sebagai emas kertas.
5. Cable Order (Telegraphic Transfer), merupakan cek yang
dikirimkan melalui telegram, radiogram, atau pesawat telepon,
yang dilaksanakan oleh sebuah bank di dalam negeri kepada
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
15
relasinya diluar negeri melalui transfer rekening deposito.
6. Traveller Cheque (TC) adalah cek untuk berpergian yang
biasanya dibawa oleh turis yang dapat dicairkan pada bankbank perwakilan dari bank yang mengeluarkan TC tersebut.
NERACA PEMBAYARAN
Neraca pembayaran atau yang sering disebut Balance of
Payment (BOP) merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksitransaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara
lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) termasuk apa
yang ada di dalam transaksi perdagangan internasional suatu negara.
Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang
dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, serta transaksi
finansial. Namun yang termasuk dalam neraca pembayaran
internasional hanyalah transaksi ekonomi internasional saja,
sedangkan transaksi bantuan militer tidak termasuk di dalamnya.
Komponen-Komponen Neraca Pembayaran
Necara pembayaran terdiri dari beberapa komponen, yaitu
neraca barang (neraca perdagangan atau current
account) dan neraca jasa (neraca modal).
Neraca barang, disebut juga neraca
perdagangan atau neraca transaksi berjalan
(current account). Ekspor barang merupakan
transaksi kredit karena transaksi itu
menimbulkan hak untuk menerima
pembayaran (menyebabkan terjadinya aliran
uang atau dana masuk ke dalam negeri). Impor Sumber: https://cdn4.iconfinder.com
barang merupakan transaksi debet karena
menimbulkan kewajiban untuk melakukan pembayaran kepada
negara lain (menyebabkan aliran dana atau uang ke luar negeri).
Adapun neraca perdagangan Indonesia total pada tahun 2011-2015
adalah sebagai berikut.
16
Tabel 3. Neraca Perdagangan Indonesia Total Tahun 2011-2015 (dalam juta US$)
No.
Uraian
2011
2012
2013
2014
2015 Tren (%)
EKSPOR 203.496,60 190.020,30 182.551,80 176.292,50 150.282,30
-6,59
I Minyak & Gas 41.477,00 36.977,30 32.633,00 30.331,90 18.552,00
-16,53
Non Migas 162.019,60 153.043,00 149.918,80 145.960,60 131.730,30
-4,51
IMPOR 177.435,60 191.689,50 186.628,70 178.178,80 142.694,80
-4,96
II Minyak & Gas 40.701,50 42.564,20 45.266,40 43.459,90 24.613,20
-9,38
Non Migas 136.734,00 149.125,30 141.362,30 134.718,90 118.081,60
-3,87
TOTAL 380.932,20 381.709,70 369.180,50 354.471,30 292.977,10
-5,81
-12,74
III Minyak & Gas 82.178,60 79.541,40 77.899,40 73.791,80 43.165,20
Non Migas 298.753,60 302.168,30 291.281,10 280.679,50 249.811,90
-4,22
BALANCE 26.061,10 -1.669,20 -4.076,90 -1.886,30
7.587,50
0
Minyak
&
Gas
775,50
-5.586,90
-12.633,30
-13.128,00
-6.061,20
0
IV
Non Migas 25.285,50
3.917,70
8.556,40 11.241,70 13.648,70
-1,77
Sumber: Kemendag (2016)
Neraca Jasa, meliputi transaksi ekspor dan impor jasa. Ekspor jasa
termasuk transaksi kredit, meliputi penjualan jasa angkutan,
turisme/pariwisata, asuransi, serta pendapatan investasi dan modal
dari luar negeri. Impor jasa meliputi pembelian jasa dari penduduk
negara lain, termasuk pembayaran bunga, dividen atau keuntungan
modal yang ditanam di dalam negeri oleh penduduk negara lain.
Transaksi dalam Neraca Pembayaran
Transaksi ekonomi dalam neraca pembayaran terbagi menjadi dua,
yakni transaksi debit dan transaksi kredit. Berikut penjabaran lebih
lanjut transaksi-transaksi tersebut:
Transaksi debit, yaitu transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus
uang dari dalam negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi
negatif, yaitu transaksi yang menyebabkan berkurangnya posisi
cadangan devisa, atau dengan kata lain transaksi tersebut
mengakibatkan timbul dan bertambahnya kewajiban bagi penduduk
negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk
mengadakan pembayaran kepada penduduk negara lain. Transaksi
debit yang tercatat dalam neraca pembayaran diantaranya adalah
impor barang dan jasa, pembayaran atau hasil investasi,
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
17
berkurangnya hutang, dan bertambahnya aset-aset keuangan.
Transaksi kredit, adalah transaksi yang menyebabkan mengalirnya
arus uang dari luar negeri ke dalam negeri. Transaksi ini disebut juga
transaksi positif, yaitu transaksi yang menyebabkan bertambahnya
posisi cadangan devisa negara, atau dengan kata lain transaksi
tersebut mengakibatkan timbul dan bertambahnya hak bagi
penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran
internasional tersebut untuk menerima pembayaran dari negara lain.
Transaksi kredit yang tercatat dalam neraca pembayaran di antaranya
adalah ekspor barang dan jasa, penerimaan dari hasil investasi,
bertambahnya hutang negara atau swasta, dan berkurangnya asetaset keuangan.
Tabel 4. Transaksi dalam Neraca Pembayaran
Transaksi Debit
1. Neraca Barang
Impor barang dari negara lain
2. Neraca Jasa
Pembayaran jasa ke warga negara asing
Pembayaran biaya pariwisata ke luar negeri
3. Neraca Hasil Modal
Pembayaran bunga dan deviden
4. Neraca Modal
Kredit yang diberikan ke luar negeri
Pembayaran cicilan hutang
5. Neraca Utang Piutang Jangka Panjang
Pembelian obligasi dari luar negari
Transaksi Kredit
1. Neraca Barang
Ekspor barang ke negara lain
2. Neraca Jasa
Penerimaan jasa dari warga negara asing
Penerimaan pariwisata dari luar negeri
3. Neraca Hasil Modal
Penerimaan bunga dan deviden
4. Neraca Modal
Kredit yang diperoleh dari luar negeri
Penerimaan cicilan hutang
5. Neraca Utang Piutang Jangka Panjang
Penjualan obligasi ke luar negeri
Adapun istilah yang sering dipakai dalam transaksi di neraca
pembayaran, yakni surplus dan defisit neraca pembayaran. Neraca
perdagangan dikatakan surplus bila nilai ekspor barang lebih besar
dari pada impornya. Kebijakan neraca pembayaran ditujukan untuk
lebih meningkatkan penerimaan devisa dari ekspor guna memenuhi
kebutuhan konsumsi dalam negeri. Kebijakan tersebut ditujukan pula
untuk menghemat devisa melalui substitusi impor dan memanfaatkan
18
sumber-sumber dana dari luar negeri, baik berupa pinjaman maupun
penanaman modal asing, serta menunjang perluasan kesempatan
kerja dan pemerataan pembangunan. Begitu sebaliknya, suatu
negara dikatakan defisit apabila nilai impor lebih tinggi dibandingkan
nilai ekspornya.
Indonesia dikatakan sebagai negara yang sering mengalami
defisit neraca pembayaran. Hal ini dikarenakan jumlah impor barang
lebih banyak dibandingkan dengan ekspornya. Dengan kata lain,
ekspor netto memiliki nilai negatif. Faktor terbesar adanya defisit di
Indonesia disebabkan masyarakat Indonesia yang konsumtif. Fakta
membuktikan bahwa meningkatnya PDB di Indonesia yang didorong
oleh sektor konsumsi (C) sekitar 60% jika dibandingkan dengan sektor
lainnya. Selain itu, masyarakat Indonesia juga cenderung menyukai
produk luar negeri daripada produk dalam negeri.
Tahapan dalam Neraca Pembayaran
Setiap negara cenderung memiliki beberapa tahapan dalam neraca
pembayarannya, dari negara debitur muda hingga negara kreditur
madya.
a. Negara debitur muda, pada tahapan ini suatu negara lebih
banyak mengimpor daripada mengekspor selisih di antara
keduanya ditutup melalui pinjaman luar negeri sehingga
memungkinkan negara tersebut menumpuk modal.
b. Negara debitur madya, pada tahapan ini neraca perdagangan
suatu negara telah surplus, tetapi pertumbuhan dividen dan
bunga yang harus dibayarkan untuk pinjaman luar negeri
menjadikan saldo neraca modalnya kurang seimbang.
c. Negara kreditur muda, pada tahapan ini suatu negara
mengembangkan ekspornya secara luar biasa, bahkan negara
meminjamkan uang kepada negara-negara lain.
d. Negara kreditur madya, pada tahapan ini pendapatan modal dan
investasi luar negeri memberikan surplus cukup besar terhadap
pos tak tampak yang kemudian diseimbangkan dengan defisit
neraca perdagangan.
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
19
Masalah dalam Analisis Neraca Pembayaran
Hubungan antar transaksi internasional,
seringkali mengabaikan antara
transaksi internasional yang satu
dengan yang lain, sehingga
ketidakseimbangan dalam neraca
pembayaran dihubungkan dengan
satu transaksi saja tanpa melihat
hubungannya dengan yang lain. Sumber: http://cliparts.co/
Contoh: investasi di luar negeri dianggap menambah
defisit neraca pembayaran, karena menyebabkan
terjadinya aliran modal keluar. Akan tetapi jika ditinjau lebih
lanjut, investasi ini nantinya akan menunjang kegiatan ekspor bahan
mentah atau lainnya. Demikian juga pemberian bantuan dari negara
lain akan menambah defisit neraca pembayaran, padahal
kebanyakan bantuan (terutama dari negara maju) berupa bantuan
dalam bentuk uang yang dibelanjakan di dalam negeri ataupun
bantuan terikat yang artinya bantuan tersebut digunakan untuk
membeli barang-barang yang dihasilkan oleh negara pemberi
bantuan.
Dikotomi surplus dan defisit,
surplus dalam transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik,
sebaliknya defisit dianggap jelek. Anggapan semacam ini tidak selalu
benar. Defisit ataupun surplus di dalam transaksi yang sedang
berjalan tidak perlu dikhawatirkan selama defisit atau surplus tersebut
diimbangi dengan aliran modal masuk atau keluar dalam jumlah yang
sama.
20
Manfaat Neraca Pembayaran
a. Membukukan seluruh transaksi ekonomi internasional yang
terjadi antara penduduk dalam negeri dan penduduk luar negeri.
b. Mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi
internasional suatu negara.
c. Mengetahui mitra usaha suatu negara dalam hubungan ekonomi
internasional
d. Mengetahui posisi keuangan internasional suatu negara.
e. Indikator yang akan dipertimbangkan oleh negara donor untuk
memberikan bantuan keuangan.
f. Indikator fundamental ekonomi selain tingkat inflasi,
pertumbuhan GNP, dan sebagainya.
g. Sebagai bahan pertimbangan pemerintah dalam mengambil
langkah-langkah di bidang ekonomi; mengambil kebijakan di
bidang moneter dan fiskal; mengetahui pengaruh hubungan
ekonomi internasional terhadap pendapatan nasional; serta
mengambil kebijakan di bidang politik internasional.
Berikut ini contoh data perdagangan internasional yang berupa
nilai ekspor barang nonmigas Indonesia ke berbagai wilayah negara
pada November 2015 dalam satuan juta US$. Di antaranya, ke Asia
Timur 2.742,8; Asia Selatan dan Tenggara 3.249,9; Asia Barat 405;
Afrika 286,3; Australia dan Oceania 264,6; Amerika Utara 1.203,8;
amerika Tengah dan Selatan 238,3; Eropa Barat 1.053,6; dan Eropa
Timur 169,9.
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
21
RANGKUMAN
A. Perdagangan internasional adalah menjual dan membeli produk atau jasa
yang terjadi antar negara yang dilakukan individu dengan individu, individu
dengan pemerintah, atau pemerintah dengan pemerintah.
B. Manfaat perdagangan internasional
1. Sebagai sumber devisa
2. Menjaga stabilitas harga
3. Memperluas lapangan kerja
4. Mendorong alih teknologi
5. Memperluas konsumsi
6. Memperoleh barang dan jasa yang tidak bisa diproduksi sendiri
C. Faktor pendorong perdagangan internasional
1. Perbedaan sumber daya alam
2. Selera (kesukaan)
3. Penghematan biaya produksi
4. Perbedaan teknologi
5. Ingin meningkatkan keuntungan
D. Kebijakan perdagangan internasional
1. Kebijakan perdagangan bebas (free trade)
2. Kebijakan perdagangan proteksionisme
E. Teori perdagangan internasional
1. Teori Keunggulan Mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith. Suatu
negara dikatakan memiliki keunggulan mutlak dalam memproduksi
suatu barang jika negara itu mampu memproduksi barang tersebut
dengan biaya lebih rendah dibanding negara lain. Jika negara tersebut
sepakat melakukan perdagangan internasional dengan negara lain,
maka sebaiknya negara tersebut hanya memproduksi dan mengekspor
satu jenis barang tersebut saja.
2. Teori Keunggulan Komparatif, dikemukakan oleh David Ricardo.
Keunggulan komparatif adalah keunggulan yang dimiliki suatu negara
karena memiliki keunggulan lebih besar pada satu barang dibanding
barang lain, sedangkan negara lain memiliki kelemahan yang lebih kecil
pada barang lainnya.
22
F.
Alat pembayaran (devisa), adalah semua benda yang dapat digunakan
sebagai alat pembayaran internasional, antara lain valuta asing, emas,
wesel, special drawing rights (SDR), cable order (telegraphic transfer), dan
traveller cheque (TC).
G. Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksitransaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain
selama jangka waktu tertentu.
1. Komponen-Komponen Neraca Pembayaran
a. Neraca barang (neraca perdagangan atau current account)
b. Neraca jasa
2. Transaksi dalam Neraca Pembayaran
a. Transaksi debit, yaitu transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus
uang dari dalam negeri ke luar negeri.
b. Transaksi kredit, adalah transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus
uang dari luar negeri ke dalam negeri.
3. Masalah dalam Analisis Neraca Pembayaran
a. Seringkali mengabaikan antara transaksi internasional yang satu dengan
yang lain
b. Surplus dalam transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
23
UJI KOMPETENSI
A. SOAL
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan cermat dan teliti!
1.
Meningkatnya impor gula pasir dikeluhkan para produsen lokal karena
mutu dan harga gula lokal belum mampu bersaing dengan gula impor.
Untuk mengatasinya pemerintah dapat menetapkan jumlah maksimum
impor gula pasir. Kebijakan ini dinamakan ...
a. tarif
b. kuota
c. subsidi
d. dumping
e. pengendalian devisa
2. Perdagangan internasional dapat terjadi antara dua negara apabila masingmasing negara mampu menghasilkan satu jenis barang yang lebih unggul
dibandingkan negara lainnya. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh ...
a. Adam Smith
b. David Ricardo
c. Thomas Robert Maltus
d. John Stuart Mill
e. John Maynard Keynes
3.
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk produksi 1 unit beras dan 1 unit kain di
Negara A dan negara B.
Dari tabel di atas, keunggulan komparatif akan terjadi bila ...
a. negara A dan negara B memproduksi beras dan kain
b. negara A memproduksi kain dan negara B memproduksi beras saja
c. negara A memproduksi beras dan negara B memproduksi kain saja
d. negara A menukarkan beras dengan kain dari negara B
e. negara A dan negara B mengadakan hubungan dagang
4. Pembayaran internasional yang dilakukan dengan cara mengompensasikan
antara eksportir dan importir dalam suatu negara yang memiliki hak dan
24
kewajiban sama disebut ...
a. full bodied money
b. bill of exchange
c. letter of credit
d. private compensation
e. cheque transfer
5.
Diketahui produktifitas tenaga kerja dalam menghasilkan sepatu dan kain di
Indonesia dan Australia sebagai berikut:
Berdasarkan teori keunggulan mutlak pola perdagangan Indonesia dengan
Australia adalah ...
a. Indonesia mengekspor sepatu dan kain ke Australia
b. Australia mengekspor sepatu dan kain ke indonesia
c. Indonesia mengekspor sepatu dan mengimpor kain dari Australia
d. Australia mengekspor sepatu dan mengimpor kain dari Indonesia
e. Tidak terjadi perdagangan internasional
6.
Tabel produksi perorangan per hari
Berdasarkan tabel tersebut akan terjadi keuntungan komparatif apabila ...
a. Indonesia spesial memproduksi wol dan Inggris spesial memproduksi kain
katun
b. Indonesia spesial memproduksi kain katun dan Inggris spesial
memproduksi wol
c. Indonesia memproduksi wol dan kain katun agar Inggris mengimpor dari
Indonesia
d. Inggris memproduksi wol dan kain katun agar Indonesia mengimpor dari
Inggris
e. Berdasarkan dasar tukar dalam negeri, Indonesia mendapat keuntungan
bila memproduksi wol
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
25
7.
Agar dapat menguasai pangsa pasar internasional, suatu perusahaan
Indonesia harus berani menggebrak penjualan-penjualan produknya ke
negara-negara lain dengan memberikan harga lebih murah dibandingkan
harga penjualan di dalam negeri. Kebijakan perdagangan ini disebut ...
a. tarif
b. kuota
c. subsidi
d. dumping
e. larangan impor
8. Faktor penyebab barang impor mahal adalah ...
a. dumping
b. subsidi
c. kuota impor
d. tarif bea masuk
e. larangan impor
9.
Pemerintah memberlakukan berbagai kebijakan dalam perdagangan luar
negeri, antara lain kebijakan subsidi. Tujuan kebijakan subsidi adalah ...
a. memperoleh keuntungan
b. melindungi produsen dalam negeri
c. mengendalikan inasi
d. untuk mengendalikan pasar gelap
e. harga lebih murah dibandingkan barang ekspor
10. Kebijakan perdagangan luar negeri oleh suatu negara yang mengakibatkan
harga barang impor naik dan jumlah barang impor tersebut berkurang,
sehingga produksi dalam negeri dapat meningkat disebut ...
a. tarif dan bea
b. subsidi
c. kuota ekspor
d. dumping
e. proteksi ekspor
11. Pemerintah selalu menghadapi pro dan kontra terkait adanya impor beras
dari luar negeri. Apabila impor beras yang dilakukan melebihi dari kuota
impor yang ditetapkan pemerintah, maka dampak negatif terhadap
perekonomian adalah ...
26
a. masyarakat lebih mudah memperoleh beras yang lebih baik
b. kebutuhan beras dalam negeri terpenuhi
c. harga beras cenderung stabil
d. petani dalam negeri merasa diuntungkan
e. harga beras dari petani menjadi sangat murah
12. Sudah sejak lama pemerintah Indonesia melakukan perdagangan dengan
Jepang. Pada mulanya Indonesia mengimpor kendaraan karena membeli
kendaraan lebih menguntungkan daripada membuat sendiri. Sementara itu
di Jepang mengimpor hasil bumi, terutama gas dari Indonesia. Faktor
pendorong terjadinya perdagangan kedua negara tersebut adalah ...
a. untuk stabilitas harga
b. penghematan biaya produksi
c. perbedaan teknologi modern
d. perbedaan sumber daya alam
e. perbedaan selera konsumsi
13. Pasar industri garmen Indonesia tidak hanya di wilayah Indonesia, tetapi
menjangkau ke banyak negara seperti Cina, Belanda, dan Amerika Serikat.
Dengan adanya perdagangan internasional, Indonesia memperoleh
keuntungan yaitu ...
a. penghematan biaya produksi (efisiensi)
b. memperoleh keuntungan dari spesialisasi
c. memperluas pasar industri dalam negeri
d. memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri
e. transfer teknologi modern dan meningkatkan produktivitasnya
14. Melalui perdagangan internasional, berbagai produk yang dihasilkan sektor
usaha dalam negeri dapat tersebar di pasar dunia. Pada sisi lain, kebutuhan
barang-barang modal juga dapat terpenuhi, kegiatan produksi berjalan
lancar, dan pendapatan nasional meningkat. Seperti halnya yang dilakukan
oleh negara Jepang yang akhirnya menerima negara-negara lain untuk
berdagang dengannya. Berdasarkan ilustrasi di atas, keuntungan yang
dapat diperoleh Jepang dari perdagangan internasional adalah ...
a. menutupi kekurangan pasokan dalam negeri dengan melakukan impor
barang
b. memperoleh barang yang belum bisa diproduksi sendiri
c. memperluas pasar barang dan jasa sehingga saling intervensi dan
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
27
meningkatkan pendapatan
d. memperluas pasar barang dan jasa sehingga menambah manfaat, dan
terjadi transfer teknologi dan ilmu pengetahuan
e. dapat melaksanakan proteksionisme terhadap produksi dan industri
dalam negeri
15. Transaksi berjalan di bawah ini yang dicatat di sisi kredit neraca pembayaran
adalah ...
a. membayar utang
b. memberi piutang
c. bantuan/ grant ke negara lain
d. ekspor
e. impor
16. Berikut komponen neraca pembayaran:
(1) hasil dari luar negeri
(2) pinjaman dari luar negeri
(3) impor barang dari luar negeri
(4) gaji tenaga kerja dari luar negeri
(5) ekspor barang ke luar negeri
Yang termasuk unsur neraca perdagangan adalah ...
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 3 dan 5
17. Di bawah ini transaksi neraca pembayaran:
(1) Indonesia mengimpor mobil dari Korea
(2) PT. Indosel menjual saham ke perusahaan Jepang
(3) Turis mancanegara berkunjung ke Indonesia
(4) Indonesia mendapat pinjaman dari Jepang
Yang tergolong transaksi modal adalah ...
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 3 dan 4
28
18. Yang termasuk komponen neraca pembayaran di bidang jasa adalah ...
a. pembelian saham warga negara kita di luar negeri atau sebaliknya
b. deposito warganegara kita di luar negeri atau sebaliknya
c. ekspor barang suatu negara ke negara lain
d. impor barang suatu negara dari negara lain
e. penggunaan transportasi darat, laut, dan udara oleh turis
19. Dari komponen neraca pembayaran di bawah ini, yang neraca modal di
debit adalah ...
a. pengurangan cadangan devisa
b. kredit yang diberikan
c. bunga yang diterima
d. pemberian jasa
e. impor barang
20. Awal tahun 2005 Indonesia mendapat bantuan berupa utang luar negeri
dengan syarat lunak dari CGI sebesar US$ 3,4 miliar. Utang luar negeri
tersebut pada dasarnya dapat menguntungkan dan merugikan bagi bangsa
Indonesia, antara lain:
(1) Mengangkat martabat Indonesia dengan meningkatnya pertumbuhan
ekonomi
(2) Indonesia dapat menjadi negara yang ketergantungan dari utang luar
negeri
(3) Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia
(4) Mendorong laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia
(5) Pembayaran cicilan utang luar negeri memberatkan APBN
Keburukan dari mendapat bantuan berupa utang luar negeri adalah ...
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 2 dan 5
d. 3 dan 4
e. 4 dan 5
21. Jika neraca pembayaran suatu negara mengalami defisit, maka dampak
yang dapat terjadi terhadap perekonomian adalah ...
a. menurunkan tingkat kurs valas
b. produk dalam negeri meningkat
c. nilai mata uang dalam negeri menurun
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
29
d. nilai mata uang dalam negeri meningkat
e. memperkuat penanaman modal asing
22. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
(1) Pak Broto membeli saham perusahaa Jepang karena lebih
menjanjikan
(2) Importir Indonesia lebih memilih mengimpor barang elektronik dari
China
(3) Para turis mancanegara berdatangan ke pulau Bali menjelang libur
natal dan tahun baru
(4) Perusahaan BUMN telah mampu menjual sahamnya pada masyarakat
luar negeri
(5) Pinjaman ke luar negeri dengan jangka waktu kurang dari satu tahun
Pernyataan di atas yang termasuk dalam transaksi neraca modal adalah ...
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 4, dan 5
c. 2, 3, dan 4
d. 2, 4, dan 5
e. 3, 4, dan 5
23. Perhatikan pernyataan berikut!
(1) Indonesia mengimpor barang elektronik dari Jepang
(2) Malaysia mengekspor makanan kering ke Indonesia
(3) Ibu Bayu berwisata ke Singapura bersama keluarga
(4) Mr. Jhon seorang warga Amerika menabung di BRI
(5) Amerika Serikat membatasi impor kain dari Indonesia
Dari pernyataan di atas yang merupakan transaksi neraca perdagangan
adalah ...
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 2, dan 5
c. 2, 3, dan 4
d. 2, 3,d an 5
e. 3, 4, dan 5
30
24. Berikut ini transaksi-transaksi yang terdapat dalam neraca pembayaran:
(1) Pinjaman yang diterima dari luar negeri
(2) Bunga dan deviden yang diterima dari luar negeri
(3) Warga negara Belanda melancong ke pulau Bali
(4) Jasa-jasa yang dikerjakan untuk luar negeri
(5) Penerimaan pariwisata
Transaksi-transaksi yang dicatat di neraca jasa sisi kredit neraca
pembayaran adalah ...
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 4, dan 5
c. 2, 3, dan 4
d. 2, 4, dan 5
e. 3, 4, dan 5
25. Komponen-komponen neraca pembayaran sebagai berikut:
(1) Jasa turis dari luar negeri
(2) Pengiriman emas ke luar negeri
(3) Impor barang dari luar negeri
(4) Gaji tenaga kerja di luar negeri
(5) Ekspor barang ke luar negeri
Dari komponen tersebut yang termasuk unsur neraca barang adalah ...
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 3, dan 5
c. 2, 3, dan 4
d. 2, 3, dan 5
e. 3, 4, dan 5
26. Perhatikan isi neraca pembayaran berikut!
(1) Pinjaman jangka panjang penduduk negara lain di Indonesia
(2) Cadangan devisa
(3) Investasi perusahaan asing di Indonesia
(4) Kewajiban Indonesia ke IMF
(5) Membayar bunga utang luar negeri
Isi neraca pembayaran yang dicatat pada neraca modal adalah ...
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 2, dan 4
c. 1, 3, dan 5
d. 2, 3, dan 4
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
31
e. 2, 4, dan 5
27.
Pernyataan berikut ini berhubungan dengan neraca pembayaran:
(1) Jumlah turis asing yang datang ke Indonesia
(2) Ekspor barang hasil pertanian menunjukkan adanya peningkatan
(3) Bahan baku industri masih banyak yang diimpor dari luar negeri
(4) Investasi asing di Indonesia cenderung meningkat
(5) Untuk menggiatkan petani menanam kedelai, pemerintah juga
mengimpor kedelai
Pernyataan yang dapat digolongkan sebagai neraca perdagangan
adalah ...
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 3, dan 5
c. 2, 3, dan 4
d. 2, 3, dan 5
e. 3, 4, dan 5
28. Jika negara A mengenakan tarif untuk mobil impor dari negara B, maka ...
a. konsumen mobil negara B akan dirugikan
b. produsen mobil negara A akan diuntungkan
c. harga mobil dari negara B yang dijual di negara A akan turun
d. jumlah mobil buatan negara B yang dijual di negara A akan meningkat
e. konsumen negara A akan diuntungkan dari turunnya harga mobil
buatan dalam negeri A
29. Surplus dalam perdagangan internasional akan tercermin dalam ...
a. pendapatan nasional
b. APBN
c. neraca perdagangan
d. neraca modal
e. neraca berjalan
30. Penerimaan devisa sebagai hasil pemasukan wisatawan asing ke Indonesia
akan dicatat dalam neraca pembayaran Indonesia pada neraca ...
a. jasa di sisi debet
b. jasa di sisi kredit
c. lalu lintas modal di sisi debet
d. lalu lintas modal sisi kredit
32
e. lalu lintas moneter sisi debet
31. Transaksi berikut ini dicatat dalam balance of payment, kecuali ...
a. ekspor kopi ke Eropa
b. transfer uang dari TKI Indonesia di Malaysia ke keluarganya di Indonesia
c. pembayaran cicilan bunga utang luar negeri pemerintah
d. pembayaran bunga SBI
e. impor beras Indonesia dari Thailand
32. Suatu neraca transaksi berjalan mengalami defisit jika ...
a. nilai impor lebih besar dari ekspor
b. nilai capital inow lebih besar dari capital outow
c. nilai piutang lebih kecil dari hutang
d. nilai transfer dan keluar negeri besar
e. nilai dana remittance ke luar negeri besar
33. Pertukaran dua jenis barang masih mungkin terjadi dan menguntungkan dua
negara walaupun hanya satu negara yang memiliki keunggulan atas kedua
jenis barang tersebut.
Kalimat di atas merupakan isi dari teori ...
a. nilai dan harga barang
b. keunggulan mutlak
c. lembaga kerja
d. keunggulan komparatif
e. nilai kerja
34. Alasan pemerintah melakukan pelarangan impor untuk barang-barang
tertentu adalah ...
a. melindungi industri dalam negeri
b. menghemat devisa yang dimiliki negara
c. tidak banyak masyarakat yang membutuhkannya
d. barang tersebut kurang bermanfaat bagi masyarakat
e. membalas tindakan negara lain yang melakukan larangan impor
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
33
35. Cara pembayaran internasional dengan mengeluarkan surat perintah
kepada bank untuk membayar sejumlah uang kepada seseorang, disebut
sistem pembayaran dengan ...
a. full bodied money
b. private compesation
c. letter of credit
d. bill of exchange
e. transfer telegrafis
Selamat Mengerjakan
B. Petunjuk Penilaian
Nilai =
Tingkat Penguasaan
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
34
: 91 - 100
: 75 - 90
: 60 - 74
: < 59
Jumlah Jawaban yang Benar
x 100
35
TUGAS PROYEK
Kerjakan tugas berikut dengan sungguh-sungguh. Utamakan kerja sama dan saling
menghargai antar anggota kelompok.
1. Buatlah kelompok dengan anggota heterogen, yang berjumlahkan 5-7 orang.
2. Lakukakanlah pengamatan dan wawancara sederhana dengan teman satu
kelompok kalian pada perusahaan waralaba bertaraf internasional yang ada di
daerah sekitar kalian. Kalian juga dapat mewawancarai pelanggan ataupun
warga di sekitar tempat berdirinya usaha tersebut.
3. Tentukan apa yang menjadi faktor pendorong dan penghambat perusahaan
tersebut berdiri.
4. Tentukan manfaat apa yang diterima oleh penjual dan pembeli atau pemberi
dan penerima jasa dari transaksi produk (barang/ jasa) yang mereka lakukan.
5. Tentukan manfaat apa yang diterima oleh warga sekitar dari adanya
perusahaan tersebut.
6. Buatlah laporan dalam bentuk makalah dan presentasikan hasilnya di depan
kelas dengan percaya diri.
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
35
36
Daftar Pustaka
Belajar Ekonomi. (2012). Pengertian, komponen, dan jenis neraca pembayaran.
Diperoleh 22 Februari 2016 dari http://www.ekonomi-holic/2012/05/neracapembayaran.html.
Geminastiti, K. dan Nurlita, N. (2015). Buku siswa ekonomi untuk SMA/ MA kelas XII.
Bandung: Yrama Widya.
Harwati, D.S. (2015). Makalah perdagangan internasional dan neraca pembayaran
(pembahasan). Diperoleh 22 Februari 2016 dari
http://www.demamfiksi.blogspot.co.id/2015/09/makalah-perdaganganinternasional-dan.html.
Heri, A. (2006). Perdagangan dan kerjasama internasional. Pusat Teknologi dan
Komunikasi Departemen Pendidikan Nasional. Diperoleh 22 Februari 2016
dari http://www.e-edukasi.net.
Kemendag. (2015a). Negara tujuan ekspor 10 komoditi utama. Diperoleh 15 Maret
2016 dari http://www.kemendag.go.id/id/economic-profile/10-main-andpotential-commodities/10-main-commodities.html.
_______. (2015b). Perkembangan impor nonmigas (komoditi). Diperoleh 15 Maret 2016
dari http://www.kemendag.go.id/id/economic-profile/indonesia-exportimport/growth-of-non-oil-and-gas-import-commodity.html.
_______. (2016). Neraca perdagangan Indonesia total. Diperoleh 15 Maret 2016 dari
http://www.kemendag.go.id/id/economic-profile/indonesia-exportimport/indonesia-trade-balance.html.
Nofrida, F., Eschachasthi, R., & Purwaningsih, N, E. (2015). Buletin statistik
perdagangan luar negeri: ekspos menurut kelompok komoditi dan negara November 2015. Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia.
Sa'dyah, C. dan Argo, D. (2009). Ekonomi 2: untuk kelas XI SMA dan MA. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Widjayanto, B., Widyaningsih, A., dan Tanuatmodjo, H. (2009). Mengasah kemampuan
ekonomi 2: untuk kelas XI SMA/ MA program Ilmu Pengetahuan Sosial.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
35
intentionally left blank
Download