Modul Creative Program [TM1]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
KREATIF
PROGRAM
Modul Standar untuk
digunakan dalam Perkuliahan
di Universitas Mercu Buana
Fakultas
Program Studi
Disini diisi Fakultas
penerbit Modul
Program
Studi
Tatap Muka
01
Kode MK
Disusun Oleh
MK10230
ANDI FACHRUDIN, MSI.
Abstract
Kompetensi
Petunjuk Penggunaan Template
Modul Standar untuk digunakan
dalam modul perkuliahan
Universitas Mercu Buana
Dosen Penyusun dapat menerapkan
dan menggunakan template modul
standar untuk modul-modul yang akan
dipergunakannya
Pengertian & Prinsip-prinsip Kreatifitas
Pengertian Kreatifitas
Kreatifitas, menurut Werner Reinartz & Peter Saffert, merupakan pemikiran yang
berbeda berbentuk kemampuan menemukan solusi yang tidak biasa terhadap suatu
problem.
Menurut Creative Education Foundation pengertian kreatif adalah: Suatu
kemampuan yang dimiliki seseorang (atau sekelompok orang) yang memungkinkan mereka
menemukan pendekatan-pendekatan atau terobosan baru dalam menghadapi situasi atau
masalah tertentu–yang biasanya tercermin dalam pemecahan masalah–dengan cara yang
baru atau unik yang berbeda dan lebih baik dari sebelumnya.
Proses lahirnya suatu ide inovatif atau inspiratif memerlukan beragam bentuk,
tergantung manusianya. Secara umum kreativitas muncul dalam proses 4 tahap yang
secara berkelanjutan mengalir perlahan-lahan dari diri manusia. Adapun tahapan tersebut
adalah sebagai berikut;
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, otak mengumpulkan informasi dan data yang berfungsi sebagai
dasar atau riset untuk karya kreatif yang sedang terjadi. Tahap persiapan ini merupakan
suatu tahap berorientasi-tugas ketika seseorang melakukan riset khusus dengan membaca,
mewawancarai orang, bertualang, atau kegiatan lain-yang berfungsi mengumpulkan fakta,
ide dan opini.
2. Tahap Inkubasi
Masa inkubasi dikenal luas sebagai tahap istirahat, masa menyimpan informasi yang sudah
dikumpulkan, lalu berhenti dan tidak lagi memusatkan diri atau merenungkannya. Fungsi
utama pikiran bawah sadar selama tahap ini adalah mengaitkan berbagai ide. Kreativitas
merupakan hasil kemampuan pikiran dalam mengaitkan berbagai gagasan, menghasilkan
sesuatu yang baru dan unik.
3. Tahap Pencerahan
Tahap pencerahan dikenal sebagai pengalaman, yaitu saat inspirasi ketika sebuah
gagasan-baru muncul dalam pikiran, seakan-akan dari ketiadaan, untuk menjawab
tantangan kreatif yang sedang dihadapi. Tahap pencerahan ini sering terjadi saat seseorang
mengerjakan sesuatu yang tidak berkaitan dengan upaya kreatif, seperti ketika sedang
mandi, mengemudi, rileks. Tahap pencerahan merupakan titik tolak ketika gagasan-baru
pindah dari alam pikiran tidak sadar ke alam pikiran sadar, dan hal ini paling mudah dicapai
dalam keadaan santai dan bebas tekanan.
2012
Dosen
2
Andi Fachruddin MSi
Mata Kuliah Kreatif Program
http://www.mercubuana.ac.id
4. Tahap Pelaksanaan/Pembuktian
Disebut sebagai tahap pelaksanaan/pembuktian karena disinilah titik tolak seseorang
memberi bentuk pada ide atau gagasan baru, untuk meyakinkan bahwa gagasan tersebut
bisa diterapkan. Disinilah kemampuan dan keterampilan berpikir harus memainkan peran,
demikian juga hasrat dan rasa gembira. Dalam tahap pelaksanaan/pembuktian, ada
gagasan berhasil dengan amat cepat, sedang yang lain perlu waktu berbulan-bulan atau
bahkan tahunan. Jadi pada dasarnya kreativitas adalah pengelolaan suatu ide,
menghubungkan beberapa elemen ide-ide yang terpisah, selanjutnya ide atau gagasan
tersebut dikembangkan dan diolah menjadi suatu karya yang menarik, unik, dan inovatif.
Kondisi Fisik dan Mood
Kondisi fisik manusia sangat mempengaruhi pola pikir pada tubuhnya secara
keseluruhan, walaupun tidak sepenuhnya setiap manusia mengerti tentang pengaruh
mendasar yang mereka miliki. Intensitas dari berbagai kondisi fisik serta pola pikir dan tubuh
masing-masing pada gilirannya akan mempengaruhi tingkatan di mana manusia bisa
mengatasi momen tantangan di dalam proses kreatif.
Berbagai momen tantangan kreatif ini melibatkan keseimbangan antara ketegangan
dan energi yang mungkin mendorong setiap individu untuk tetap terlibat atau memaksanya
untuk menarik diri. Psikolog Robert Thayer telah mempelajari bentuk keseimbangan ini dan
bagaimana dampaknya pada mood. Thayer membuat konsep mood sebagai empat pola
reaksi berbeda dan menyeluruh berdasarkan kondisi yang ia sebut dengan;
1. Calm-energy
Dalam kondisi calm-energy, manusia merasa senang. Perasaannya menganggap dirinya
waspada, mungkin ingin bergaul, dan percaya diri. Secara fisik, individu mungkin memiliki
detak jantung dan metabolisme yang relative tinggi sehubungan dengan apa yang mereka
alami selama aktivitas normal setiap hari. Yang paling signifikan, setiap manusia harus siap
menerima tantangan yang ada pada saat itu.
2. Calm-tiredness
Dalam kondisi calm-tiredness, sistem kardiovaskular seseorang mungkin berfungsi ditingkat
yang lebih rendah. Pikirannya mungkin cenderung berfokus pada hal-hal yang
membutuhkan konsentrasi lebih kecil, seperti membaca novel atau majalah atau
mendengarkan musik. Walaupun mereka mungkin masih merasakan mood yang baik, reaksi
sebenarnya lebih lelah atau mengantuk.
3. Tense-energy
Ketika berada pada posisi tense-energy manusia mungkin akan mengalami peningkatan
ketegangan otot, pernafasan dan seluruh tubuh. Dirasakan pula energi emosional dalam
2012
Dosen
3
Andi Fachruddin MSi
Mata Kuliah Kreatif Program
http://www.mercubuana.ac.id
bentuk kegugupan atau rasa was-was. Thayer menyataan kalau mood ini mencerminkan
aktivasi fisiologi yang merupakan tanggapan tubuh terhadap perasaan ketika terancam.
Walaupun mood tense energy memberi energi pada manusia dan meningkatkan
kewaspadaan, rasa was was yang muncul cenderung mengalihkan perhatian dan upaya
seseorang untuk terus berfokus pada berbagai jenis sifat tantangan pengejaran kreatif.
4. Tense-tiredness
Pada kondisi mood ini, melibatkan ketegangan fisik di dalam berbagai sistem tubuh manusia
dan dibarengi oleh kurangnya energi, secara subyektif, hal ini dialami sebagai mood yang
buruk. Mood ini berbentuk rasa lelah dan juga rasa was-was. Ketika kondisi pikiran
seseorang dipenuhi oleh berbagai tuntutan sulit, mood melibatkan adanya rasa kekosongan
yang besar. Hal ini cenderung membuat penilaian negatif terhadap kemampuan diri,
membesar-besarkan kesulitan yang ditimbulkan oleh tantangan tersebut, dan merasakan
kompetensi yang berkurang.
Kondisi-kondisi ideal untuk perhatian manusia terfokus adalah ketika mood
mengalami calm energy atau sedikit tingkatan tense energy. Sehingga, kedua kondisi diatas
paling kondusif bagi berbagai aspek kreativitas yang membutuhkan perhatian terfokus dan
terkonsentrasi. Sikap waspada, terbuka dan rasa percaya yang dimiliki oleh kondisi pikiran
dan tubuh yang mengalami reaksi calm energy memupuk emosi positif dan pemikiran
terbuka serta fleksibel yang penting bagi keterlibatan kreatif.
Prinsip-prinsip Kreatifitas
Berpikir kreatif harus memiliki dasar pola kreatif, hal ini dapat membantu
memecahkan permasalahan guna menemukan solusinya. Berpikir kreatif memiliki banyak
manfaat bagi manusia dalam berkarya. Apabila manusia menerapkan pola pikir kreatif akan
menghasilkan beberapa kegunaan, yaitu;
1. Menemukan gagasan, ide, peluang dan inspirasi baru.
2. Mengubah masalah atau kesulitan dan kegagalan menjadi sebuah pemikiran yang
cemerlang untuk langkah selanjutnya.
3. Menemukan solusi yang inovativ.
4. Menemukan suatu kejadian yang belum pernah ada hingga menjadi sebuah penemuan
baru.
5. Menemukan teknologi baru.
6. Mengubah keterbatasan yang ada sebelumnya menjadi sebuah kekuatan dan
keunggulan.
Manusia yang kreatif itu muncul dari orang-orang yang sering menggunakan otak
kanannya, karena kecenderungan untuk berpikir jangka panjang, terampil, berorientasi yang
2012
Dosen
4
Andi Fachruddin MSi
Mata Kuliah Kreatif Program
http://www.mercubuana.ac.id
berbeda dengan orang lain. Sedangkan otak kiri memiliki kecendrungan berpikir jangka
pendek dan logika. Orang yang berpikir kreatif sering menggunakan pola pikir otak kanan
dan jarang menggunakan otak kirinya yang berorientasi pada logika berpikir. Cara kerja otak
kiri dan otak kanan memiliki visi yang berbeda.
Dalam memecahkan masalah, persoalan dan halangan dalam kehidupan sehari-hari
serta dalam merintis suatu karya kreatif, kemampuan seseorang memaksimalkan kerja otak
kanannya adalah faktor penting untuk melewati kegagalan demi kegagalan yang berujung
pada penciptaan semangat berkreasi yang lebih tinggi lagi.
Kreatifitas bukan semata-mata memecahkan masalah, tetapi menciptakan sesuatu
yang
lebih
baik,
orisinil,
dan
pemecahan
masalah
yang
kreatif.
Dengan
cara
mengoptimalkan dan menggunakan pengetahuan seseorang untuk mengatasi masalah
yang belum ada pasti jawabannya. Kreatifitas tidak bisa ditiru/dicangkok atau dipaksakan
pada orang lain tetapi bisa dipelajari dan dilatih.
Terkadang setiap manusia bertanya, mengapa saya tidak bisa berpikir kreatif?
Apakah pemikiran kreatif itu hanya milik orang-orang tertentu. Apakah ada seseorang yang
bisa mengajarkan orang lain menjadi Leonardo Da Vinci, Habibie dan lain sebagainya?
Bagaimana membangkitkan dan memunculkan pemikiran kreatif dalam diri dan pikiran
seseorang?
Melihat suatu benda, gambar atau karya lebih lama dari kebiasan orang untuk
menemukan suatu perbedaan, serta amati setiap perubahan-perubahan yang terjadi. Dalam
teori konektivitas yang membuat suatu kesulitan menjadi peluang, manusia diajarkan
melakukan konektivitas antara kekayaan pikirannya dengan masalah yang dialaminya.
Mengabungkan kotak pikiran setiap individu yang terdiri dari pengetahuan, pengalaman,
informasi-informasi yang baru dan kejadian-kejadian yang dialami untuk dibuat dan diolah
menjadi alat dalam memecahkan masalah yang belum terjadi.
Orang kreatif selalu berpikir bahwa barang, perubahan, karya atau hal apapun yang
dilihatnya itu selalu belum sempurna dan masih bisa disempurnakan lagi. Hasrat untuk
memberikan kesempurnaan tersebut menjadi inspirasi dan peluang lahirnya kreatifitas.
Setelah
diketahui
bagaimana
pentingnya
berpikir
jangka
panjang
dengan
memaksimalkan kerja otak kanan untuk membangkitkan ide kreatif, ada beberapa prinsip
kreatifitas yang dapat dilakukan untuk membuat pola pikir kreatif dimulai, seperti berikut ini;
1. Teori Ketidaksempurnaan
Teori ketidaksempurnaan adalah cikal bakal dari teori konektivitas, yaitu the basic of
creative thingking. Teori kreatifitas berlandaskan suatu filosofi; “from nothing to get or create
some thing”. Jadi, dari sesuatu yang tidak ada, manusia bisa menghasilkan sesuatu yang
bernilai karena diakui hal tersebut lebih valuable atau diinginkan pasar saat ini.
2012
Dosen
5
Andi Fachruddin MSi
Mata Kuliah Kreatif Program
http://www.mercubuana.ac.id
Pada suatu kreasi membuat produk yang dilakukan seorang produsen selama
bertahun-tahun berulang kali, beliau menyatakan telah sempurna. Maka harus ada orang
lain yang menyatakan; Apanya yang sempurna? Saya bisa membuat jauh lebih baik dan
tentu saja lebih sempurna. Ini dasar berpikir kreatif.
Hal itu menandakan bahwa yang pesimis berpendapat sesuatu itu sempurna, tetapi
sang optimis adalah orang yang kreatif berpikir bahwa itu tidak sempurna dan ia bisa
melakukan lebih baik dari pada hal tersebut. Apabila seseorang berbeda pendapat dengan
orang lain ketika melihat suatu kejadian atau apapun, artinya mereka melihat bayangannya,
bukan nyata tubuhnya.
Teori ketidaksempurnaan merupakan kebalikan dan cikal bakal bagi seorang kreator
ulung dalam berpikir untuk menemukan sebuah peluang, yaitu bayangan dari sebuah
kesulitan. Prinsip kesempurnaan bisa membuat manusia terperangkap ke dalam jebakan
ketakutan untuk berubah dan keluar dari rutinitas yang terus menerus terjadi. Itulah intuisi
seorang kreator ulung, walaupun kadang banyak orang yang menganggap orang kreatif
yang berpikiran aneh itu gila dan membingungkan. Namun itulah pola pikir seorang kreatif
selalu melihat dari sisi yang berbeda dan dimatanya suatu kejadian adalah unperfectly
condition.
2. Pengetahuan adalah Alat, Imajinasi adalah Cara untuk menemukan Inspirasi (knowledge
only 1%, imajination 99%)
Kreatifitas didapat melalui imajinasi, dengan berimajinasi membuat manusia
berangan-angan dan berpikir detail dan mencoba mereka-reka untuk mencari solusi dari
setiap permasalahan dan menemukan ide pemecahannya.
Orang kreatif selalu berpikir dan melakukan coretan-coretan sketsa tentang
pemecahan
masalah,
melamun,
menerawang
jauh,
dan
membayangkan
tanpa
batasan/unlimited. Setiap saat mereka berpikir dan mengimajinasikan sesuatu yang mereka
impikan serta idam-idamkan. Kreatifitas menghargai imajinasi, kreatifitas bersedia
melepaskan hal-hal yang sudah pasti untuk berpikir lebih besar lagi, selanjutnya menuntut
tekad yang kuat dan keyakinan diri.
Lingkungan yang memberikan kebebasan untuk bereksplorasi dapat menginspirasi
kreatifitas individu maupun kelompok. Aturan dan peraturan yang berlebihan, stigma
kegagalan, terlalu fokus pada efisiensi akan mematikan imajinasi dan kreatifitas.
3. Isi tetapi kosong dan yang kosong tetapi berisi
Suatu produk, inovasi dan karya berpotensi bisnis, dalam bisnis akan ada
persaingan yang pada hakekatnya merebut pasar. Produk tersebut akan menggeser
permintaan seseorang akan produk tersebut atau sebaliknya, sehingga akan terjadi
kesempurnaan. Kondisi demikian disebut pasar telah terisi dengan sempurna. Namun, bagi
seorang kreator, pasar yang berisi (padat) juga bisa dilihat tidak sempurna.
2012
Dosen
6
Andi Fachruddin MSi
Mata Kuliah Kreatif Program
http://www.mercubuana.ac.id
Mereka berpikir ada kekosongan permintaan karena sebagian besar sebenarnya
belumlah sempurna. Bagi kreator berpikir bahwa di saat pasar berisi sebenarnya pasar itu
memiliki kekosongan permintaan, dimana keinginan sebagian orang atas produk atau jasa
tersebut masih ada yang belum terpenuhi, karena pada dasarnya pelanggan menginginkan
sesuatu yang berbeda.
4. Think differently with opposite position
Pada prinsipnya seorang kreator dan penemu-penemu terkemuka memiliki “iris
mata” atau pandangan yang berbeda dengan kebanyakan orang lainnya. Ciri-ciri orang
seperti ini ialah tidak puas diri (tidak mudah puas), pantang menyerah dan berpikir
berlawanan arah (menentang arus) atau yang lebih dikenal dengan istilah “think differently”.
Kreatifitas memiliki banyak hal yang kontradiktif yang akan menimbulkan tanda Tanya.
Einstein dianggap idiot pada usia 3 tahun dimana pola kehidupannya berbeda dari
kebiasaan atau norma-norma yang ada. Kadang ada anak kecil yang sering menyulitkan
orang, dianggap aneh, perenung, pendiam dan pola hidupnya mirip kelelawar. Maka cara
berpikir yang berbeda yaitu; jangan pernah mengikuti pola pikir orang banyak atau mengikuti
kebiasaan dan hindari jebakan logika anda.
Kebanyakan orang tidak menyukai kerancuan, itu membuat mereka tidak nyaman.
Ciri
pemikir
kreatif
adalah
kesediaan
untuk
menerima
kerancuan,
merangkul
ketidaknyamanan, dan fokus pada kemungkinan. Daripada terburu-buru kembali ke apa
yang sudah menjadi zona nyamannya, seorang berpikiran kreatif akan memilih terus maju
menjalani hidup, menukar kenyamanan dengan potensi.
5. Think more detail
Melihat dan ber-persepsi adalah dua hal yang berbeda. Melihat bersifat visual (dapat
dilihat), universal, riil dan konkret, sedangkan persepsi bergantung kemampuan setiap
individu untuk menafsirkan apa yang dilihatnya (yang mungkin tidak terlihat).
Orang kreatif memiliki kemampuan yang baik untuk memandang segala sesuatu
dengan cara baru, mendeteksi pola, dan menghubungkan berbagai hal yang mungkin tidak
terpikirkan orang lain. Berpikir terhadap sesuatu hal akan memberikan gambaran bentuk,
ukuran, warna dan lain sebagainya. Namun untuk memperkuat konsep kreatifitas, perlu
dipahami tentang “innovation theory” yang terkandung “think more detail” yang dapat dilatih
dengan cara melakukan hal-hal berikut ini;
a.
Ubah pola kebiasaan sehari-hari.
b.
Didalam melihat, jangan hanya secara visual, tetapi lebih jauh liat secara detail.
c.
Mengamati film bukan dari tokohnya.
d.
Mengunjungi tempat pameran dagang, event atau eksibsi.
6. Have a perfect result
2012
Dosen
7
Andi Fachruddin MSi
Mata Kuliah Kreatif Program
http://www.mercubuana.ac.id
Berupaya untuk terus menciptakan peluang akan memacu kreatifitas seseorang
teruji, lalu mendorong bekerja lebih giat dan dituntut jangan sekedar puas. Sehingga orang
kreatif tidak ingin hasil apa adanya, namun mengupayakan kesempurnaan hasil yang
dicapai.
Hal tersebut didasari selalu berkeyakinan mampu menghasilkan produk atau
inovasi baru yang kreatif.
7. There must be a solution
Kreatifitas bukan keterampilan yang dimiliki segelintir orang dengan gelar, profesi
dan kedudukan tertentu. Kreatifitas adalah pola pikir yang tidak biasa dan keberanian untuk
bereksplorasi. Kreatifitas bukan harus jenius, menguasai seluruh pengetahuan, orang kreatif
senang melakukan observasi, berpetualang dan bertanya pada siapapun sehingga
menemukan aneka pengalaman berharga yang akan dicocokan dengan masalah yang
dialami. Prinsip ini menekankan bagaimana mencari solusi yang kreatif.
8. Kesulitan dan inspirasi itu saling melekat, satu dengan lainnya
Kehidupan manusia seyogyanya diselimuti dengan beragam permasalahan yang tak
terduga hingga yang disegaja. Kehadiran masalah yang sebagian besar diharapkan oleh
orang kreatif, menjadi suatu tantangan untuk berimajinasi. Mereka selalu berpikir bahwa
apapun kesulitannya, pasti ada jalan keluarnya.
Bagi mereka kesulitan dan inspirasi itu saling melekatkan diri, satu didepan dan yang
lain dibelakangnya saling mengejar untuk dipasangkan seperti puzzle. Jika di satu sisi itu
adalah kesulitan, maka disisi lain hal itu adalah inspirasi atau peluang. Dimana kreator bisa
memenuhinya untuk mewujudkannya menjadi ide.
Seorang kreatif senantiasa berpikir; ‘tidak ada yang tidak mungkin’. Seandainya
mereka merasa kesulitan untuk menyelesaikan problemnya, maka ia akan berpikir sebagai
pesaing atau lawannya, dan akhirnya ia akan menemukan peluang itu. Tingkah kreator juga
bisa memikirkan peraturan-peraturan yang belum dibuat untuk menciptakan sebuah inspirasi
dan peluang. Ketika perubahan peraturan akan mendatangkan pro dan kontra, bagi kreator
disinilah muncul peluang.
Daftar Pustaka
2012
Dosen
8
Andi Fachruddin MSi
Mata Kuliah Kreatif Program
http://www.mercubuana.ac.id
Andi Fachruddin, 2015, Cara Kreatif Memproduksi Program Televisi, Yogyakarta, Andi
Offset.
Hendro, 2011, Dasar-dasar Kewirausahaan, Surabaya, Erlangga.
Landor Associates, 2012, Eight Principles of Creativity, Chicago, Landor Associates.
Robert E. Thayer, 1996, The Origin of Everyday Moods, New York, Oxford University Press
2012
Dosen
9
Andi Fachruddin MSi
Mata Kuliah Kreatif Program
http://www.mercubuana.ac.id
Download