publication - Nestlé Nutrition Institute

advertisement
Sarapan
Penting
Untuk
Energi
Seimbang
Sarapan Sereal Tinggi Serat
Menurunkan Risiko Diabetes Anak-Anak
Diabetes tipe 2 sekarang menjadi epidemi
global, yang mempengaruhi lebih banyak
orang muda daripada sebelumnya karena
naiknya tingkat obesitas. Pencegahan
dia b e te s s an g at penting, ter u t a m a
pilihan biaya yang lebih rendah mendorong
perilaku makan yang sehat sejak awal
kehidupan yang dapat memperpanjang
toleransi glukosa normal.
Sebuah penelitian observasional baru,
yang dilakukan di Inggris, telah meneliti
peran konsumsi sarapan biasa dan jenis
sarapan yang dipilih, dalam menentukan
penanda risiko untuk diabetes tipe 2
(Donin et al. 2014).
Lebih dari 4000 anak usia 9-10 tahun dari
berbagai latar belakang etnis yang beragam
direkrut dari 200 sekolah untuk berpartisipasi.
Pengukuran dilakukan pada komposisi
tubuh, kadar insulin puasa dan glukosa
dalam darah, dan penanda lain risiko
diabetes. Lebih dari 70% dari anak-anak
sarapan hampir setiap hari dalam seminggu,
sedangkan 6% jarang sarapan.
Anak-anak yang sarapan rutin memiliki kadar
insulin puasa lebih rendah secara signifikan
dan risiko yang lebih rendah dari resistensi
insulin dibandingkan dengan anak yang
jarang sarapan. Selain itu, memilih serat
tinggi, sarapan berbasis sereal dikaitkan
dengan rendahnya risiko resistensi insulin
dibandingkan memilih jenis sarapan lain,
misalnya roti bakar. Temuan ini menunjukkan
bahwa sarapan, terutama sereal sarapan
tinggi serat, terkait dengan rendahnya
risiko diabetes tipe 2. Hubungan ini tetap
signifikan bahkan setelah mengoreksi faktor
non-makanan seperti kegemukan tubuh
dan tingkat aktivitas fisik. Para penulis
memperkirakan bahwa mengajak semua
anak untuk sarapan setiap hari dapat
mengurangi kadar insulin puasa ratarata sekitar 4%, sementara pengurangan
11-12% dapat dicapai melalui dukungan
mengganti sereal rendah serat menjadi
tinggi serat. Hal ini menjadi manfaat
kesehatan yang berharga dengan perubahan
pola makan sederhana.
“Sarapan setiap hari
menurunkan risiko
anak terkena diabetes
tipe 2, terutama jika
memilih sereal
sarapan tinggi serat.”
Ref:
Donin AS, Nightingale CM, Owen CG et al. (2014) Regular breakfast consumption and type 2 diabetes risk markers in 9- to
10-year-old children in the Child Heart and Health Study in England (CHASE): A cross-sectional analysis. PLoS Med 11(9):
e1001703.
Sarapan Tetap Penting
untuk Energi Seimbang
“Konsumsi Sarapan
dapat mendukung
kegiatan fisik yang
merupakan salah satu
dari beberapa faktorfaktor diet yang
membantu dalam
pengaturan berat
badan”
Konsumsi sarapan biasanya dikaitkan
dengan penurunan Indeks Massa Tubuh
(IMT) dalam penelitian observasi, akan
tetapi mekanismenya belum dapat
dikonfirmasikan. Ada dua percobaan
pengujian acak yang terkontrol dan
telah dipublikasikan, pengujian ini
dapat melihat adanya pengaruh
sarapan terhadap unsur metabolik.
Kelompok pertama sebanyak 283
orang dewasa yang kelebihan berat
badan dan berusaha menurunkan
berat badan, diminta untuk sarapan
atau tidak sarapan selama lebih dari
16 minggu (Dhurandhar et al., 2014).
Perubahan berat badan diukur dan
dibandingkan dengan grup kontrol,
akan tetapi meski sudah sesuai dengan
saran yang telah danjurkan, tidak ada
penurunan berat badan yang signifikan.
Pada penelitian yang kedua, kelompok
yang diamati (terdiri dari 12 laki-laki
dan 21 perempuan sehat dan langsing)
dan secara acak diminta untuk sarapan
sedikitnya 700 kkal, atau berpuasa
hingga jam 12 siang (Betts et al., 2014).
IMT dan lemak tubuh tidak berbeda
nyata di kedua kelompok selama 6
Ref:
Dhurandhar EJ, et al. (2014) The effectiveness of breakfast Recommendations on weight loss: a randomized controlled trial.
American Journal of Clinical Nutrition 100: 507-13.
minggu. Resting Metabolic Rate (RMR)
juga stabil diantara kedua kelompok,
menunjukkan tidak ada adaptasi
metabolik terhadap sarapan. Akan tetapi,
rata-rata asupan energi dan pengeluaran
energi harian dari aktivitas fisik lebih
tinggi pada kelompok sarapan. Dan
juga, kontrol glikemik pada siang dan
malam hari lebih stabil saat sarapan
dilakukan secara rutin.
Secara singkat, hasil penelitian ini
tampaknya meragukan pentingnya
sarapan untuk manajemen berat
badan. Namun, sepertinya mengontrol
keseluruhan asupan energi harian lebih
penting. Selain itu sarapan membantu
mencegah makan berlebihan pada
waktu makan berikutnya. Tentu saja
karena semakin stabil glikemik yang
dilaporkan oleh penelitian Betts et al.
menunjukkan bahwa sarapan
menimbulkan rasa kenyang
setelahnya. Hubungan peningkatan
energi ekspenditur selama aktivitas
fisik juga bermanfaat untuk diteliti
lebih lanjut, dan mengindikasikan
bahwa sarapan memicu semangat
untuk melakukan aktivitas fisik.
Download