Koperasi mempunyai masalah perilaku budaya organisasi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. MASALAH
Target jumlah koperasi bermutu di Indonesia akan mencapai 70
ribu koperasi selama lima tahun. Tahun pencapaian target koperasi
klasifikasi A diperkirakan akan tercapai tahun 2010. Hasil penilaian
koperasi
tahun
2004,bulan Agustus,(Rasyad,
Wijaya,Sipahutar,2005)
klasifikasi A sekitar 2.351 unit koperasi. Kesenjangan antara tujuan dan
hasil tersebut menurut
Baswir(dalam PIP, 2005) tidak perlu karena
koperasi berkembang sesuai dengan kebutuhan riil anggota tiap
koperasi yang berbeda-beda. Koperasi adalah kumpulan orang bukan
modal sehingga perlu memperhatikan individu yang bergabung dalam
koperasi. Individu dalam koperasi penting karena prinsip tiap anggota
mempunyai suara dalam pengambilan keputusan koperasi.
Jumlah koperasi yang aktif tiap daerah dengan jumlah koperasi
tercatat
memperlihatkan
adanya
kesenjangan.
Koperasi
aktif
menunjukkan anggota koperasi aktif dalam melakukan kegiatan di
koperasi. Koperasi yang tidak aktif menunjukkan anggota sudah tidak
lagi aktif. Individu aktif sebenarnya menunjukkan adanya interaksi antar
individu yang berujud sebagai kelompok .
Bidang koperasi di Indonesia sangat beragam salah satu bidang
yaitu perdagangan uang adalah koperasi simpan pinjam.Praktek
koperasi simpan pinjam hampir sama dengan bank
tetapi dengan
tetap memegang prinsip perkoperasian, yaitu kekeluargaan dan
gotong royong. Asas kekeluargaan sebenarnya menunjukkan individu
yang bergabung dalam koperasi berada dalam kelompok. Individu
meminjam uang dari koperasi berarti meminjam uang kelompok.
1
Individu yang bergabung dalam koperasi akan melakukan
interaksi dengan anggota koperasi lain. Individu
saling berinteraksi
sehingga munculah kelompok . Kelompok yang solid dengan tujuan ,
norma, perilaku tertentu akan mendukung pencapaian tujuan koperasi.
Sebaliknya kelompok yang tidak solid dengan adanya individu yang
tidak mendukung tercapainya tujuan kelompok yang tercantum dalam
aturan koperasi.
Individu yang berperilaku tidak lagi sesuai dengan
aturan koperasi akan dipecat menurut Buttutasik(dalam PIP,2005).
Dengan demikian kelompok yang kohesiv tetap dapat mencapai tujuan
kinerja yang baik (Nieva,Fleishman dan Rieck dalam Robbins,2003 ).
Salah satu aspek terjadinya kohesivitas adalah lamanya interaksi
antar anggota koperasi. Periode waktu kelompok di koperasi
akan
membawa tahap kohesivitas kelompok. Kohesitas yang produktif akan
dipengaruhi oleh lamanya interaksi antar individu baik karena lamanya
tapi juga intensitas interaksi antar individu. Dengan demikian peneliti
melakukan penelitian perbedaan kohesivitas Koperasi Simpan Pinjam
yang lama berdiri dengan koperasi yang baru berdiri.
B.TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
Perbedaan kohesivitas anggota koperasi simpan pinjam Setia Kawan
dan koperasi simpan pinjam Artha Niaga.
Dengan hipotesis sebagai berikut:
Ada perbedaan kohesivitas anggota koperasi simpan pinjam Setia
Kawan dan koperasi simpan pinjam Artha Niaga.
C.TINJAUAN TEORI
Terbentuknya kelompok sosial merupakan sesuatu yang
lazim terjadi dalam masyarakat. Manusia sebagai mahkluk sosial selalu
membutuhkan bantuan dan kehadiran orang lain. Manusia memiliki
2
dorongan untuk mengadakan hubungan dengan sesamanya. Manusia
sebagai mahkluk hidup di dunia tidak pernah dalam keadaan berdiri
sendiri, melainkan selalu berada dalam kelompok. Chaplin (2004: 470)
mendefinisikan kelompok sosial sebagai suatu kumpulan individu yang
saling berinteraksi dan memiliki beberapa sifat serta karakteristik yang
sama atau yang mengejar tujuan yang sama.
Setiap
individu
menemukan
suatu
kenyamanan
dengan
bergabung dan berinteraksi dalam suatu kelompok, karena di dalam
kelompok seseorang akan merasa bahwa dirinya disukai dan diterima.
Perasaan disukai dan diterima semacam ini sangat penting bagi semua
usia dalam rentang kehidupan manusia. Kohesi kelompok merupakan
salah satu faktor yang penting dalam menjaga keutuhan kelompok.
Kelompok dengan kohesi yang lemah akan memiliki kemungkinan
perpecahan yang tinggi, dibandingkan dengan kelompok dengan
kohesi yang tinggi.
Kohesi kelompok merupakan perasaan bersama-sama dalam
kelompok dan merupakan kekuatan yang memelihara dan menjaga
anggota
dalam
kelompok.
Taylor,
Peplau
&
Sears
(1997:
109)
mendefinisikan kohesivitas sebagai kekuatan (baik positif ataupun
negatif) yang menyebabkan anggota menetap pada suatu kelompok.
Kohesivitas bergantung pada tingkat keterikatan individu yang dimiliki
setiap anggota kelompok. Daya tarik antar pribadi merupakan
kekuatan pokok yang positif. Adapun ketertarikan itu sendiri dipengaruhi
oleh tiga hal yaitu :
1) Tingkat rasa suka satu sama lain di antara anggota kelompok
Apabila anggota kelompok saling menyukai satu sama lain dan
dieratkan dengan ikatan persahabatan, kohesivitasnya akan tinggi.
2) Tujuan instrumental kelompok
3
Kelompok seringkali digunakan sebagai sarana untuk mencapai
tujuan, sebagai cara untuk memperoleh pendapatan atau untuk
melakukan pekerjaan yang kita sukai. Ketertarikan kita terhadap
suatu kelompok bergantung pada kesesuaian antara kebutuhan dan
tujuan kita sendiri dengan kegiatan dan tujuan kelompok.
3) Keefektifan dan keselarasan interaksi dalam kelompok
Semua orang akan lebih suka bergabung dalam kelompok yang
bekerja
secara
efisien
daripada
dengan
kelompok
yang
menghabiskan waktu dan menyalahgunakan keterampilan kita.
Segala sesuatu yang meningkatkan kepuasaan dan semangat
kelompok akan meningkatkan kohesi kelompok.
Kohesivitas kelompok juga dipengaruhi kekuatan negatif yang
menyebabkan para anggota tidak berani meninggalkan kelompok itu,
bahkan meskipun individu merasa tidak puas. Kadang-kadang orang
tetap tinggal dalam suatu kelompok karena kerugian yang akan
ditanggungnya bila dia meninggalkan kelompok itu sangat tinggi, atau
karena tidak tersedianya pilihan lain. Pada dasarnya eksistensi suatu
kelompok tergantung pada seberapa jauh kelompok dapat memnuhi
kebutuhan individu. Jika sebuah kelompok tidak dapat lagi memenuhi
kebutuhan anggota-anggotanya, kelompok itu semakin berkurang
jumlah anggotanya.
Kohesivitas
berdasar
adalah pemahaman seseorang
waktu
yang
dihabiskan,
akses
tentang kelompok
ketat,
ukuran
kelompok,ancaman eksternal, sukses sebelumnya. Aspek waktu yang
lama ketika saling berinteraksi
menurut Wilson(dalam Robbins,2003 )
akan menimbulkan kesamaan kepentingan dan menambah daya tarik
kelompok.
Fase fase
perkembangan kelompok menuju kohesivitas
menurut
Tuckman (dalam Robbins,2003 )
4
1. Forming,
ketidak
pastian
tujuan
kelompok,
struktur
dan
kepemimpinan.
2. Storming anggota menerima keberadaan kelompok tapi tidak
mau kelompok mengendalikan pribadi, sehingga ada konflik
sebelum akhirnya jelas hirarki kepemimpinan
3. Norming perilaku yang diharapkan dalam struktur kelompok
yang jelas sudah terbentuk.
4. Performing tahap kelompok sudah tidak lagi memahamin tiap
orang tapi sudah pada pencapaian kinerja tugas.
Nieva, Fleishman dan Rieck(dalam Robbins,2003) menjelaskan
hubungan antara kohesivitas dengan produktifitas dan sebaliknya.
Perasaan anggota kelompok yang berhasil akan mempermudah
pencapaian
tujuan
kelompok
karena
komitmen
anggota
menguat. Kinerja koperasi yang berhasil akan menguatkan
interaksi antar anggota. Dengan demikian norma kinerja yang
dibangun
dalam
kelompok
mempengaruhi
hubungan
produktifitas dan kohesivitas.
5
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Bentuk rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian deskriptif dan komparatif, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan suatu
gejala, peristiwa dan masalah-masalah yang ada sekarang (Arikunto,
2002). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran umum
tentang variabel yang ada dan membandingkan kohesivitas antara
koperasi simpan pinjam yang baru berdiri setahun dengan koperasi
yang lebih dari setahun.
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacammacam nilai (Nazir, 2003). Menurut DIKTI (dalam Narbuko dan Achmadi,
2003) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi
obyek pengamatan penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah
kohesivitas. Skala yang sudah diuji coba oleh Martono (1996) dan
mempunyai koefisien korelasi antar aitem antara 0.2679
dan 0.7667.
Reliabilitas dengan Tehnik Hoyt menunjukkan koefisien  = 0. 849
6
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Arikunto (2002) populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian. Menurut Hadi (2001) populasi adalah seluruh penduduk yang
dimaksudkan untuk diselidiki, populasi dibatasi sebagai sejumlah
penduduk atau individu yang mempunyai sifat yang sama. Populasi
dalam penelitian ini adalah anggota
koperasi simpan pinjam Setia
Kawan dan Artha Niaga. Karakteristik populasi penelitian adalah:
a. Anggota Koperasi Setia Kawan
1. Anggota Koperasi Setia Kawan
2. Usia 17-55 tahun ke atas
3. Laki-laki dan perempuan
b. Anggota Koperasi Artha Niaga
1. Anggota Koperasi Artha Niaga
2. Usia 17-55 tahun
3. Laki-laki dan perempuan
Adapun cara menentukan koperasi yang digunakan dalam
penelitian yaitu menggunakan tehnik purposive sampling, yang terpilih
adalah anggota koperasi simpan pinjam di DIY Jateng . Kedua koperasi
tersebut memiliki karakteristik yang berbeda lama berdirinya. KSP Setia
7
Kawan berada di Yogyakarta berdiri tahun 1994 sedangkan KSP Artha
Niaga berada di Boyolali berdiri tahun 2003.
2. Sampel
Sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari
populasi, tempat juga setidaknya mempunyai sifat yang sama dengan
populasi (Hadi, 2001). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah
anggota Koperasi Setia Kawan dan Artha Niaga .
Tehnik
pengambilan
sampel
menggunakan
tehnik
purposif
sampling yaitu tehnik penarikan sampel yang karakteristiknya sudah
ditentukan dan diketahui lebih dulu berdasarkan ciri dan sifat
populasinya. Sampel anggota koperasi KSP Setia Kawan berjumlah 28
subjek dan KSP Artha Niaga berjumlah 28 subjek.
8
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Karakteristik Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah anggota koperasi simpan pinjam
Setia Kawan sejumlah 28
dan koperasi simpan pinjam Artha Niaga
sebanyak 28 anggota. Koperasi Setia Kawan berada di Yogyakarta dan
Artha Niaga berada di Boyolali daerah Jawa Tengah
2. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data interval. Data ini
diperoleh dari skala kohesivitas yang terdiri dari 30 aitem.
Hasil Analisis Data
Uji Hipotesis
1. Prasyarat Uji Analisis
Sebelum dilaksanakan uji hipotesis, dilakukan uji normalitas yang
bertujuan untuk mengetahui apakah sebaran data normal atau tidak.
Jika hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data penelitian normal,
maka digunakan tehnik uji-t untuk mencari perbedaan kohesivitas
anggota KSP
yang baru berdiri dengan yang sudah lama berdiri.
Pedoman untuk menentukan data penelitian normal atau tidak adalah
dengan melihat nilai signifikansi (p) > 0,05 maka data dikatakan normal,
jika signifikansi (p) < 0,05 maka data dikatakan tidak normal.
9
Uji normalitas kohesivitas KSP Setia Kawan diperoleh dari nilai KS-Z
anggota koperasi sebesar 0,857 dengan signifikansi (p) = 0,455 > 0,05
dan KSP Artha Niaga dengan signifikansi p = 0.368 > 0.05 sehingga
dapat disimpulkan sebaran skor terdistribusi secara normal .
Tabel 1.1 Uji Normalitas Koperasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme
Differences
setia
28
102.1429
7.96155
.162
.101
-.162
.857
.455
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
As ymp. Sig. (2-tailed)
artha
28
97.7143
8.02246
.174
.174
-.099
.918
.368
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Tabel 1.2. Mean Koperasi Simpan Pinjam
Group Statistics
kohesiv
status
1.00
2.00
N
28
28
Mean
102.1429
97.7143
Std. Deviation
7.96155
8.02246
Std. Error
Mean
1.50459
1.51610
Tabel 1.3 Hasil Uji t
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances
F
kohesiv Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
.779
Sig.
.381
t-test for Equality of Means
t
Mean
Sig. (2-tailed) Difference
df
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
2.073
54
.043
4.42857
2.13597
.14621
8.71093
2.073
53.997
.043
4.42857
2.13597
.14621
8.71093
2. Uji Hipotesis
Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis uji-t yaitu untuk membedakan kohesivitas antara anggota
10
koperasi simpan pinjam Setia Kawan dan koperasi simpan pinjam
Artha Niaga. Hipotesis nihil dalam penelitian ini adalah tidak ada
perbedaan kohesivitas antara anggota koperasi simpan pinjam Setia
Kawan dan Atha Niaga . Hipotesis alternatif dalam penelitian ini
adalah ada perbedaan kohesivitas antara anggota koperasi Artha
Niaga dan Setia Kawan .
Analisis uji-t dibantu dengan program komputer SPSS 11,0 for
windows. Pedoman untuk menentukan ada tidaknya perbedaan
dengan ketentuan jika signifikansi (p) < 0,05 maka terdapat
perbedaan yang signifikan, jika signifikansi (p) > 0,05 maka tidak
terdapat perbedaan antar variabel. Hasil analisis uji-t perbedaan
kohesivitas anggota koperasi simpan pinjam dapat dilihat pada tabel
1.4 berikut.
Tabel 1.4
Hasil Analisis Uji-t Perbedaan Kohesivitas KSP Artha Niaga dan Setia
Kawan
Variabel
kohesivitas
Angg
ota
Me
an
Setia
Kaw
an
102
Artha
Niag
a
thitun
g
2,07
3
Signifikansi
0,043
Keterangan
Kesimpulan
P < 0,05
signifikan
97
11
Berdasarkan tabel 1.4 dapat diketahui nilai mean kohesivitas
anggota Koperasi Setia Kawan sebesar 102 dan Artha Niaga
dengan nilai mean 97. Nilai t-hitung = 2,073; p = 0,043 < 0,05
disimpulkan bahwa ada perbedaan kohesivitas yang signifikan
antara anggota Koperasi Setia Kawan dan Artha Niaga.
B. Pembahasan
Sebagaimana telah disebutkan dalam kajian teori, kohesivitas
adalah pemahaman seseorang tentang kelompok berdasar waktu
yang dihabiskan, akses ketat, ukuran kelompok, ancaman eksternal,
sukses sebelumnya. Kohesivitas berkaitan erat dengan proses kognitif
anggota sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berkembang di
kelompok. Anggota koperasi yang tidak pernah berinteraksi dengan
anggota koperasi lain dalam kelompok mudah untuk keluar.
Interaksi antar anggota koperasi dapat menimbulkan nilai, norma
dan perilaku yang berbeda dengan apa yang diharapkan oleh nilai nilai
koperasi. Kesenjangan antara norma dan perilaku koperasi dan
kelompok dapat menimbulkan masalah pecahnya kelompok dengan
berujung keluarnya individu dari koperasi atau konflik antar anggota.
Kohesivitas kelompok yang mendukung kinerja koperasi karena
norma kinerja yang dianut kelompok mendukung pencapaian tujuan
pencapaian prestasi. Perilaku prestasi kelompok sesuai norma yang
12
terbentuk akibat Interaksi antar anggota
Waktu
terjadi dalam waktu lama.
interaksi antar individu memebentuk norma norma prestatif
kelompok.
Individu melakukan seleksi perilaku perilaku yang dapat
ditoleransi
sehingga
terdapat
kumpulan
perilaku
katego.Perilaku
kategori yang di anggap tinggi dan sebaliknya. Selain waktu yang lama
interaksi dapat pula dilakukan pertemuan oleh koperasi agar intensitas
pertemuan menimbulkan kesepakatan perilaku prestatif dipercepat.
Proses fase perilaku kelompok mencapai norma kelompok dan perilaku
prestatif akan lebih mudah akibat individu sering berinteraksi.
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan analisis uji-t diketahui nilai t-hitung = 2,073; (p) = 0,043 <
0,05 menunjukkan bahwa ada perbedaan kohesivitas yang signifikan
antara anggota Koperasi Simpan Pinjam Setia Kawan dan anggota
Koperasi Simpan Pinjam Artha Niaga.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian maka diharapkan:
1. Bagi
koperasi
simpan
pinjam
hendaknya
memberikan
waktu
pertemuan antar individu untuk saling berinteraksi .
2. Bagi peneliti selanjutnya dalam memilih anggota koperasi bidang lain
3. Peneliti selanjutnya hendaknya mengkaji variabel lain
14
Daftar Pustaka
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi
Revisi V). Jakarta: Rineka Cipta
Banister, Peter., Burman, Erica., Parker, Ian., Taylor, Maye dan Tindall,
Carol. 1994. Qualitative Methods in Psychology: A Research
Guide. Philadelphia: Open University Press.
Bogdan, Robert dan Taylor, Steven J. 1992. Pengantar Metoda Penelitian
Kualitatif: Suatu Pendekatan Fenomenologis Terhadap Ilmu-ilmu
Sosial. Surabaya: Usaha Nasional.
Hadi, S. 2001. Statistik II. Yogyakarta: Andi Offset
Martono dan Ramdhani, N. (1996). Kohesivitas Terhadap Kelompok Pada
Masyarakat Miskin. Laporan Penelitian, Fakultas Psikologi
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
Johnson , DW and Johnson FD. (1975). Joining Together Group Theory
and Group Skill, New Jersey: Precentile - Hill International. Inc.
Pariaman, S. Fattah H (2004) Penelitian Sikap Partisipasi Anggota
koperasi. Tidak dipublikasikan. Yogyakarta
Rasyad, Wijaya,Sipahutar,2005.Kualitas Koperasi di Atas Kertas.PIP.
Robbins, Stephen P. 2003. PERILAKU ORGANISASI JILID 1. Jakarta : PT
INDEKS, GRAMEDIA Group.
Taylor, S. E., Peplau, L. A. dan Sears, D. O. 1997. Social Psychology. New
Jersey: Prentice Hall.
15
Download