Diktat Geografi Politik

advertisement
1
DIKTAT
GEOGRAFI POLITIK
Oleh :
GUNARDO R.B,M.Si
NIP.19490505 198603 1 001
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011
2
KATA PENGANTAR
Politik dalam dunia pendidikan khususnya di perguruan tinggi pernah kurang
mendapat tempat selain di Fakultas Sosial Politik sebagai wadah pemelihara dan
pengembangan ilmu politik. Pemerintah nampaknya khawatir bila mahasiswa mengenal
dan berkecimpung di dunia politik akan menganggu studinya dan mengganggu stabilitas
politik (masa orde baru). Kenyataannya sekarang dunia politik menjadi rebutan semua
kalangan masyarakat, yang tadinya pengusaha, militer, dosen, advokat bahkan seniman
terjun ke dunia politik. Masalahnya mereka minim pengetahuan tentang politik. Untuk itu
diperlukan bahan-bahan untuk memperkaya bekal mereka sebagi politisi dan bahan
kuliah bagi mahasiswa yang siapa yahu kelak menjadipolitikus, disusunlah Diktat
Geografi Politik ini.
UNY telah memberi kesempatan dosen-dosennya untuk berkreasi membuat
diktat dan bahan ajr lainnya agar proses belajar belajar semakin menarik dan mudah
dilaksanakan. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan oleh para dosen, sejak dari persiapan
mengajar dengan menulis diktat, pelaksanaan hingga evaluasinya harus dapat
meningkatkan kualitas mahasiswa . Sasaran pembuatan diktat ini terutama memang untuk
mahasiswa, diharapkan tumbuh budaya belajar di kalangan mahasiswa sehingga hasil
akhir dari perkuliahan adalah sarjana yang kompeten, kreatif dan berani mandiri, bukan
sarjana yang kesana kemari membawa stofmap mencari kerja.Syukur dapat mengilhami
lahirnya generasi sadar politik dan siap menjadi politikus yang mampu mensejahterakan
masyarakat.
Terima kasih UNY yang memberi kesempatan civitas akademika untuk berkarya.
Penyusun
Gunardo R.B,M.Si
NIP 19490505 198603 1 001
3
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I.PENDAHULUAN
1
BAB II.PENGERTIAN GEOGRAFI
6
A.Konsep-konsep Geografi
6
B.Pendekatan Geografi
17
C.Kajian Geografi
20
BAB III. POLITIK
25
A.Pengertian Politik
25
B.Sejarah Perkembangan Politik
38
C.Fungsi Politik
38
D.Persebaran Aliran Politik
40
E.Lembaga-lembaga Politik
40
BAB IV. PERANAN UNSUR UNSUR GEOGRAFI DALAM POLITIK
44
A.Unsur-unsur alam
44
B.Unsur-unsur manusia
61
BAB V. PERANAN POLITIK TERHADAP GEOGRAFI
68
A.Lingkungan
68
B.Kependudukan
71
C.Bencana Alam
73
D.Pertahanan Keamanan
76
4
BAB VI.KAJIAN GEOGRAFI TERHADAP POLITIK
78
A.Negara dan Sistem Politik
78
B.Pemilu
83
C.Konflik Politik
85
D.Partai Politik
87
E.Prospek Politik di Indonesia
88
BAB VII. PENUTUP
92
DAFTAR PUSTAKA
96
5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Karl Haushofer
32
Gambar 2.Sir Halford Mackinder
32
Gambar 3.Sir Walter Raleigh
33
Gambar 4 Giulio Douhet
33
Gambar 5. Pertambangan batu bara milik P.T.Bakrie
46
Gambar 6.
47
Pertambangan batubara terbuka di Kalimantan
Gambar 7. Karikatur Impor Beras dinegeri Agraris
62
Gambar 8. Beras Impor dari Thailand
62
Gambar 9. Bantuan social bagi korban Merapi yang diabadikan
64
Gambar 10. Tari Pendet Budaya Indonesia dibajak Malaysia
65
Gambar 11. Indonesia – Kanada bersahabat lewat budaya tari
66
Gambar 12 Penganggur mencari kerja dalam acara Job Fair
73
Gambar 13. Bencana semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo
76
Gambar 14. OPM pengganggu keamanan Propinsi Papua
77
6
BAB I PENDAHULUAN
Buku tentang Geografi Politik masih sangat jarang di kalangan Perguruan Tinggi. Sejak
Aburrachmat menulis Pengantar Geografi Politik tahun 1982 perlu waktu 10 tahun N.Daldjoeni
menulis Dasar-dasar Geografi Politik tahun 1991 sampai Sri Hayati mengarang Geografi Politik
tahun 2007, artinya perlu 16 tahun. Hal itu kemungkinan ilmu Geografi Politik kurang mendapat
perhatian semua pihak terutama pemerintah, padahal Geografi Politik dapat menjadi alat
pembentukan karakter bangsa. Geografi Politik memberi kesadaran bagaimana kondisi sumber
daya alam dan sumber daya manusia Indonesia dapat menjadi modal membangun bangsa
Indonesia menjadi bangsa maju dan besar. Perubahan-perubahan politik di Indonesia, mulai dari
zaman orde lama, orde baru hingga orde reformasi secara nyata meminggirkan ilmu geografi dari
ilmu kebanggaan dan andalan menjadi ilmu yang kurang mendapat porsi pada kurikulum
pendidikan formal ( dari SD sampai Perguruan Tinggi). Bahkan di jenjang pendidikan SMP ilmu
geografi lenyap tergantikan ilmu pengetahuan sosial. Itulah akibat kebijaksanaan politik
pendidikan maka ilmu Geografi tinggal kenangan, apalagi Geografi Politik hanya menjadi mata
kuliah pilihan di Universitas ex IKIP.
Pada zaman orde baru Pemerintah selalu menyusun Garis-garis Besar Haluan Negara untuk
panduan pembangunan jangka panjang 25 tahun dan Pembangunan Lima Tahun untuk
pembangunan jangka menengah. Dalam dokumen yang dihasilkan MPR (Majelis Permusyarakat
an Rakyat) selalu dicantumkan salah satu modal dasar pembangunan adalah kondisi geografi
Indonesia. Hal itu mendasari kebijaksanaan politik pendidikan nasional untuk memberi porsi
cukup besar kepada ilmu geografi dalam kurikulum sejak SMP hingga Perguruan Tinggi.
Seluruh generasi muda diharapkan mempunyai cukup bekal tentang kondisi geografi Indonesia
7
(tentu saja hanya diajarkan oleh guru geografi). Pemahaman tentang kondisi geografi
memudahkan bangsa Indonesia menyusun rencana pembangunan secara bertahap dan tepat
menuju ke masyarakat yang sejahtera dengan kekuatan sendiri. Sejak orde reformasi , dengan
politik desentralisasi, maka geografi secara perlahan tergeser oleh antropologi dan sosiologi.
Pembangunan tidak lagi terpusat tapi diserahkan kepada daerah propinsi dan kabupaten/kota.
Dengan demikian maka tidak ada panduan arah pembangunan nasional, artinya daerah
mempunyai kebijaksanaan sendiri-sendiri. Sejak itu pembangunan tidak lagi berdasarkan modal
dasar geografi, tetapi lebih pada modal politik. Jumlah kabupaten /kota yang mencapai 492 dan
propinsi sebanyak 33 disibukkan dengan pemilihan kepala daerah. Gejala banyaknya pemilihan
kepala daerah memberi kesempatan Geografi Politik dapat berperanan lebih besar. Salah satu
pokok bahasan Geografi Politik adalah Pemilihan Umum (Pemilu), termasuk di dalamnya
tentang pemilihan kepala daerah. Geografi Politik dapat memberikan kajiannya sehingga calon
kepala daerah dapat menggunakan untuk menyusun issue-isue yang cocok dengan daerahnya dan
tentu saja isu isu yang cocok dengan aspirasi masyarakat pemilih. Secara aplikatif Geografi
Politik berguna bagi aktor-aktor politik. Informasi yang dikumpulkan tentang sumber daya alam
dan sumber daya manusia suatu daerah pada saat ini dapat digunakan sebagai masukan dalam
menyusun program pembangunan. Kondisi seperti apa dimasa depan, misalnya lestarinya sumber
daya alam dan meningkatnya derajat hidup masyarakat dapat direncanakan secara baik dengan
informasi yang tepat dan akurat, baik kuantitas , kualitas dan sifat sumber daya tersebut.
Geografi Politik ingin mengajak pembacanya , terutama mahasiswa peserta kuliah
Geografi Politik untuk menggunakan ilmu ini bagi kesejahteraan dirinya, masyarakat sekitar dan
bangsa Indonesia secara keseluruhan. Diktat ini akan menjelaskan tentang Geografi dan Politik
secara terpisah , kemudian gabungan keduanya sebagai Geografi Politik. Salah satu keunggulan
8
ilmu Geografi adalah pendekatannya (spasial, ekologi dan region) dapat dimanfaatkan dan
diterapkan dalam ilmu-ilmu lain sehingga nuansa keruangan dari ilmu itu menjadi jelas dan
berdaya guna tinggi. Khususnya penerapan dalam ilmu politik yang menghasilkan berbagai teori
Geografi Politik. Kesadaran ruang yang ditimbulkan Geografi Politik bagi pemimpin-pemimpin
politik dapat mempengaruhi keputusan politik . Keputusan politik seorang pemimpin dapat
berdampak luar biasa dalam kehidupan Negara dan bahkan dunia. Diktator Hitler berani
menyerang tetangga-tetangganya dan tega membunuh bangsa Yahudi
karena bisikan ahli
Geografi Politik yang menjadi penasihat politiknya, yaitu Haushoffer . Maka malapetaka Perang
Dunia II 1939-1945 terjadi, salah satunya akibat tindakan Hitler. Sejak itu Geografi Politik
dijauhi para pakar karena lebih untuk membenarkan kebijaksanaan ekspansif suatu Negara.
Sebagai bangsa besar, baik dari segi luas wilayah, kekayaan alam dan jumlah penduduk
seharusnya Indonesia menjadi Negara kaya , makmur dan sejahtera. Padahal pada kenyataannya
Indonesia terbelenggu hutang sebesar 1.600 triliun rupiah, mengimpor bahan makanan untuk
rakyatnya : beras, gandum, daging, kedelai, bahkan garam. Kenyataan yang menyedihkan.
Pertanyaannya mengapa nasib bangsa Indonesia jauh dari harapan sebagaimana cita-cita pendiri
bangsa. Jawabannya : keputusan politik pemerintah sejak orde baru. Undang-undang Penanaman
Modal Asing tahun 1967 membuka kesempatan orang asing untuk kembali menjajah bangsa
Indonesia melalui penguasaan ekonomi, peraturan-peraturan (keputusan politik) yang
menguntungkan mereka. Sejak itu Indonesia terus menjalankan kebijaksanaan hutang luar negeri
yang semakin membesar. Konon pemerintah beralasan tanpa hutang Indonesia tidak dapat
membangun. Padahal uang hutang itu akhirnya dinikmati Negara pemberi hutang. Negara
kreditur (Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Belanda, Perancis,Jerman) mensyaratkan
pembangunan proyek-proyek dari uang hutang harus menggunakan tenaga kerja bangsa asing,
9
Amerika Serikat menggunakan tenaga dari Philipina, membeli material produksi mereka. Tenaga
Indonesia hanya sebagai pelengkap saja. Kalau ada yang kualitasnya sama dengan buruh
Philipina, gajinya jauh berbeda. Mereka digaji Rp.500,-/jam sedangkan tenaga kerja Indonesia
maksimal Rp.200,- /jam. Belum lagi para pemimpin selalu mengambil bagian dari dana hutang
tadi atau kalau tidak para pemimpin minta pekerjaan borongan (catering). Misalnya proyek
PLTU seharga 100 juta dollar, 75%nya dinikmati Negara kreditur dalam bentuk upah manajerial
yang cukup tinggi, material yang dikirim dari negaranya yang harganya sampai 3 x harga produk
local.Pemerintah cukup tenang karena hutang tersebut pembayarannya setelah 30 tahun. Artinya
biar anak cucu yang membayar hutang Negara. Tetapi orang asing tetap orang asing, tujuan
utama mereka adalah mencari keuntungan sesuai dengan paham ekonomi kapitalis. Hutang yang
hanya 100 juta dollar, pada saat jatuh tempo dengan permainan super licik harga dollar menjadi 6
x lipat. Saat hutang tahun 1967 kurs dollar sama dengan Rp.2.500,- , ketika harus bayar tahun
1997 satu dollar dihargai Rp.15.000,- Maka Indonesia dilanda krisis luar biasa yang disebut
krisis moneter . Hutang 100 juta dollar bayarnya 600 juta dollar. Krisis moneter ini mampu
menumbangkan Presiden Suharto dan melahirkan Orde Reformasi. Masalahnya setelah
pemerintahan berganti, hutang tetap bertambah menumpuk menjadi beban seluruh bangsa
sampai anak cucu yang tidak tahu apa-apa harus ikut menanggung kesalahan politik para
pemimpin. Geografi Politik sebagai ilmu yang aplikatif ingin memberikan kontribusi kepada
bangsa ini agar tidak mengulangi kesalahan para pemimpinnya, yang sama sekali tidak
mempertimbangkan unsure-unsur Geografi . Rekomendasi Ikatan Geograf Indonesia yang akan
mengembangkan keilmuan geografi secara lebih actual dan aplikatif untuk kepentingan bangsa
dan Negara dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (Sri Hayati dan Ahmad Yani
2007 : x). Dalam wacana IGI dikenal dengan istilah geography for life (agar geografi dapat
10
bermanfaat bagi kehidupan ditengah ketertinggalan bangsa Indonesia dalam memahami sumber
daya wilayah di tanah airnya sendiri dari sudut pandang geografi. Dalam matriks berfikir
Geografi Politik diharapkan para politisi memiliki sudut pandang yang berbeda dalam
mengemban misi kepeduliannya untuk mempertahankan bangsa dan negaranya
Geografi Politik sebagai salah satu cabang ilmu geografi haruslah meninggalkan watak
ekspansifnya. Pengalaman zaman Haushoffer harus ditinggalkan dan mulai menyumbangkan
kajian-kajiannya untuk kemaslahatan Negara dan rakyatnya. Geografi Politik diharapkan dapat
memberi pencerahan kepada mahasiswa sebagai kader-kader pemimpin bangsa di masa depan.
Mahasiswa hendaknya menyadari bahwa mereka adalah ahli waris bangsa Indonesia. Kalau
mahasiswa bekal ilmunya cukup (termasuk memahami Geografi Politik), imannya kuat , jujur
dan berkepribadian baik pastilah Indonesia akan menyongsong masa depannya yang gemilang.
11
BAB II
PENGERTIAN GEOGRAFI
Geografi Politik merupakan gabungan kata Geografi dan Politik, oleh karena itu perlu dijelaskan
pengertian Geografi dan pengertian Politik. Dalam bab ini akan diuraikan tentang pengertian
Geografi yaitu mengenai konsep-konsep geografi, pendekatan geografi dan kajian geografi.
A.Konsep-konsep Geografi
Konsep merupakan pemahaman dari hasil kesimpulan atau hasil pengamatan yang
diperoleh dari sekumpulan data, yang mempunyai kesaman ciri-ciri . Konsep pada dasarnya
merupakan identitas atau tanda pengenal dari karakteristrik suatu fakta.
Dalam dunia pendidikan konsep dibedakan menjadi konsep dasar dan konsep esensial
Konsep dasar merupakan hal penting yang menggambarkan sosok suatu ilmu, Konsep dasar
sering pula disebut konsep utama yang menggambarkan
hakekat ilmu. Sedangkan konsep
esensial merupakan konsep-konsep penting yang perlu diketahui dan dikuasai peserta didik
sesuai dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan disetiap jenjang pendidikan .
1. Konsep dasar geografi.
Menurut Daldjoeni konsep dasar geografi adalah konsep-konsep asasi yang terdiri dari ;
a.Penghargaan budayati terhadap bumi.
Lingkungan alam sebenarnya merupakan
kombinasi antara unsur alam yang menuntut
penyesuaian dari manusia, buktinya manusia yang berlainan periode waktu hidupnya berbedabeda pula dalam menafsirkan lingkungannya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah
12
mengubah pandangan manusia terhadap alam sebagai sumber daya. Pemanfaatan sumber daya
oleh manusia tergantung pada tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi manusianya
b. Konsep regional .
Suatu region dipandang sebagai suatu wilayah yang memiliki homogenitas dalam bentuk
lahannya, corak kehidupan manusia dan sebagainya. Dalam politik dikenal wilayah partai
tertentu bila dalam pemilu mayoritas suara diperoleh partai itu. Misalnya sejak pemilu tahun
1955 Propinsi Jawa Tengah menjadi basis partai-partai nasionalis, sedangkan Propinsi
Kalimantan Selatan basisnya partai agama. Pada masa kini Partai Golkar berakar kuat di luar
Jawa, sedangkan di Pulau Jawa terdesak oleh Partai Demokrat dan PKS
c.Konsep pertalian wilayah,
Interelasi antar unsur alam di suatu wilayah menghasilkan suatu kenampakan yang memberi ciri
khusus wilayah yang bersangkutan. Misalnya lereng gunung berapi merupakan wilayah subur
karena kandungan material dari tubuh gunung yang dikeluarkan ketika terjadi erupsi. Wilayah
subur akan menjadi rebutan kekuatan-kekuatan politik karena kaya sumber daya alam.
d. Interaksi keruangan.
Perbedaan wilayah akan mendorong proses interaksi yang dapat berupa pertukaran barang, jasa,
budaya manusia, hal ini akan mendorong terjadinya kerjasama antar wilayah.
e. Lokalisasi.
Lokalisasi berarti pemusatan kegiatan pada wilayah yang terbatas. Pemusatan ini dapat
meningkatkan fungsi suatu wilayah contoh; kota Yogyakarta yang berfungsi sebagai kota budaya
13
,sekaligus kota pelajar, atau kota pendidikan . Pulau Bali secara ideologis menjadi basisnya
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan karena ada ikatan emosional antara pimpinan Partai yang
keturunan Soekarno (Proklamator Indonesia), perlu diketahui Soekarno mempunyai garis
keturunan dari seorang ibu asli Pulau Bali.
f.Skala luas,skala sempit.
Arti skala studi geografi dapat bersifat mikroskopis (meliput wilayah yang sempit) dapat pula
bersifat makroskopis (mencakup wilayah yang luas).
g. Konsep perubahan.
Kajian geografis disuatu tempat atau wilayah berlaku untuk periode waktu tertentu. Kondisi yang
ada pada suatu periode tertentu merupakan hasil dari suatu proses yang berjalan lama melalui
berbagai perubahan. Geografi selalu memperhatikan berbagai perubahan yang terjadi sejalan
dengan berjalannya waktu. Demikian pula kehidupan politik di suatu Negara mengalami
perubahan seiring dengan dinamika politik di Negara itu. Contohnya Indonesia, awalnya
menganut paham demokrasi liberal sejak Pemilu 1955 sampai munculnya Dekrit Presiden 1959
yang melahirkan Demokrasi Terpimpin hingga 1968. Kurun waktu 1959 – 1968 disebut periode
Orde Lama. Kemudian sejak Pemilu 1971 Indonesia memasuki periode Demokrasi Pancasila,
dengan label Orde baru hingga 1998. Ketika itu jumlah partai dibatasi hanya 3 (Partai Persatuan
Pembangunan, Partai Demokrasi Indonesia dan Golkar). Golkar selalu mendominasi
kemenangan karena dukungan kuat dari PNS dan ABRI. Tahun 1998 muncul gerakan reformasi
yang berhasil merubah tatanan politik Indonesia, dengan diizinkannya partai-partai baru sebagai
peserta Pemilu tahun 1999 (48 partai), Pemilu 2004 ( 24 partai) dan Pemilu 2009 (36 Partai dan 6
14
partai local di Aceh). Pada hakekatnya pemilu melahirkan demokrasi liberal dengan
pemerintahan presidensiil.
Seperti Daljoeni yang mengemukakan konsep asasi dalam studi geografi maka Roger Minshull
menyebutkan konsep-konsep utama dalam geografi sebagai berikut;
a.Persebaran gejala dipermukaan bumi.
b.Hubungan dengan gejala lain ditempat yang bersangkutan.
c. Hubungannya dengan gejala ditempat yang lain.
d.Efek gejala terhadap gejala lain.
e.Bervariasinya gejala diberbagai tempat.
f.Persebaran gejala yang tidak merata
g.Pembauran gejala keruangan .
f.Gerakan gejala yang bersifat timbal balik.
2. Konsep-konsep Esensial dalam Geografi .
Untuk kepentingan pengajaran geografi di sekolah, Seminar dan Lokakarya ahli geografi
yang diselenggarakan di Semarang pada tahun 1989 mengusulkan konsep-konsep yang perlu
diajarkan pada para siswa dari tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah Lanjutan Atas sebagai
berikut ;
a. Konsep lokasi
15
Konsep lokasi atau letak merupakan konsep utama yang sejak awal perkembangan
geografi telah menjadi ciri khusus ilmu geografi. Lokasi dipelajari arti dan pemakaiannya sejak
ditingkat sekolah dasar sampai dengan tingkat perguruan tinggi sehingga muncul teori-teori
lokasi. Pembicaraan unsur unsur letak sangat penting dalam geografi terutama berkaitan dengan
telaah regional atau kajian wilayah secara garis besar telah dapat dibedakan menjadi;
a.1 Letak fisiografis meliputi ;
a).letak astronomis.
b).letak klimotologis
c).letak maritim.
d).letak kontinental.
e).letak geomorfologis
Letak fisiografis adalah letak suatu tempat terhadap alam, artinya letak suatu tempat
terhadap tempat-tempat dengan type-type tertentu.
a)Letak astronomis menunjuk letak berdasarkan garis lintang dan garis bujur (misalnya Indone
sia terletak diantara 95º Bujur Timur – 141º Bujur Timur dan 6 ºLintang Utara – 11º Lintang
Selatan.
b)Letak klimatologis berdasarkan type iklim tertentu ( misalnya Indonesia terletak di type iklim
tropis dengan ciri curah hujan tinggi, panas sepanjang tahun dan mempunyai 2 musim yaitu
musim penghujan dan musim kemarau).
16
c) letak maritim adalah letak terhadap lautan ( Indonesia berbatasan dengan Lautan Hindia di
Selatan dan Barat serta Lautan Pasifik di Timur dan Utara).
d)Letak continental berdasarkan letaknya terhadap benua (Indonesia terletak diantara benua Asia
dan benua Australia ).
e)Letak geomorfologis berdasarkan letaknya terhadap gejala gejala alam (misalnya Indonesia
terletak di daerah tumbukan lempeng Eurasia dengan lempeng Samudera Hindia).
a.2. Letak sosiogeografis meliputi ;
a)letak sosial. b).letak ekonomis. c).letak politis.
d).letak kultural
Letak sosiografis berdasarkan pada kondisi kegiatan manusia di berbagai bidang.
a) Letak social berdasarkan pada kondisi social suatu wilayah (misalnya Indonesia terletak di
antara Negara yang tingkat kesehatan dan pendidikannya belum maju).
b).Letak ekonomis berdasarkan pada kondisi ekonomi suatu wilayah ( Indonesia terletak di
Negara-negara dengan pendapatan menengah)
c)Letak Politis berdasarkan pada kondisi politik suatu wilayah (Indonesia terletak diantara
Negara-negara demokratis)
d).Letak kultural berdasarkan pada kondisi budaya suatu wilayah ( Indonesia terletak diantara
Negara-negara tradisional dan Negara maju)
Secara umum letak suatu tempat dapat memiliki arti strategis. Lokasi yang berkaitan dengan
kondisi sekitarnya dapat memberi arti menguntungkan dapat pula merugikan. Lokasi ditepi jalan
17
raya menja dikan harga tanah sangat mahal tetapi kurang disenangi untuk digunakan sebagai
tempat tinggal karena kebisingan dan polusi asap kendaraan.
b. Konsep jarak .
Jarak mempunyai arti penting bagi kehidupan sosial ekonomi dan pertahanan. Jarak dapat
merupakan faktor pembatas yang bersifat alami walaupun jarak dapat juga bersifat artifisial
sejalan dengan kemajuan kehidupan dan
tehnologi. Jarak meliputi dua hal yaitu jarak absolut
dan jarak relatif . Jarak absolut adalah jarak dua tempat yang diukur berdasarkan garis lurus
diudara yang mudah diukur pada peta dengan memperhatikan skala peta. Jarak dapat pula
dinyatakan pada jarak tem puh baik yang berkaitan dengan waktu perjalanan yang diperlukan
maupun satuan biaya angkutan. Sejalan dengan kemajuan tehnologi ,jarak tempuh maupun biaya
angkutan dua tempat yang berjauhan berubah dari waktu kewaktu. Jarak yang semula hanya
dapat ditem puh selama berhari –hari dengan berjalan kaki berubah dapat ditem puh dalam waktu
beberapa jam saja bahkan beberapa menit. Jarak sebagai pemisah antara dua tempat juga berubah
sejalan dengan kemajuan saranan transportasi dan komunikasi itulah sebabnya orang mengatakan
bahwa dunia semakin kecil dan jarak semakin dekat dengan komunikasi mutahir orang dapat
berhubungan melihat suatu peristiwa yang terjadi disuatu tempat bahkan di Benua lain dalam
waktu sesaat.
Dalam kaitannya dengan perekonomian jarak tetap dalam kaitanya dengan perekono mian.
Jarak merupakan faktor pembatas sehingga dirumuskan teori-teori yang berkait an dengan jarak
misalnya jarak angkut, nilai sewa tanah, zonifikasi tataguna lahan dan sebagainya. Jarak akan
sangat berpengaruh terhadap harga tanahatau nilai sewa tanah. Bandingkan harga tanah atau
sewa lahan untuk tempat yang berdekatan jalan raya dengan yang jauh dari jalan raya.
18
c. Konsep keterjangkauan
Keterjangkauan terkait dengan kondisi medan atau ada tidaknya sarana angkutan
atau
komunikasi yang dapat dipakai. Suatu tempat dapat dikatakan terisolasi kalau tempat tersebut
sulit untuk dijangkau , baik dengan sarana transportasi ataupun dengan sarana komunikasi dari
tempat yang lain. Rintangan medan yang berupa pegu nungan yang tinggi,hutan yang lebat atau
rawa-rawa merupakan contoh penyebab suatu tempat sulit dijangkau .Faktor sosial yang berupa
bahasa, adat istiadat, sikap yang berbeda juga dapat menjadi faktor penyebab sulitnya
keterjangkauan suatu tempat.
Keterjangkauan dapat berubah dengan adanya kemajuan perekonomian dan tehnologi.
Sebaliknya tempat-tempat dengan keterjangkauan rendah akan sulit untuk mencapai kemajuan
dan mengembangkan perekonomiannya
Contoh ;Pulau Jawa lebih padat dan lebih maju
dibanding dengan kawasan di Pulau Kalimantan yang di kelilingi rawa-rawa serta hutan yang
lebat .Wilayah di Pulau Papua relatif paling tertinggal dibanding kawasan Indonesia lainya
karena relatif yang sangat kasar dan banyak suku yang hidupnya terisolasi.
d.Konsep pola.
Pola berkaitan dengan susunan bentuk atau persebaran fenomena di permukanan bumi baik
fenomena alam maupun fenomena sosial budaya. Geografi
persebaran fenomena, artinya memahami
mempelajari pola dan bentuk
serta berusaha untuk memanfaatkanya. Apabila
memungkinkan juga mengintervensi atau memodifikasi pola yang ada untuk mendapatkan
manfaat yang lebih besar. Contoh; orang berladang dan menggembala ternak di daerah yang
hutannya kurang dan bersawah, di daerah datar dan cukup air. Dalam aktivitas politik dikenal
19
pola pemilu lima tahunan, yaitu penyelenggaraan pergantian pimpinan Negara secara demokratis
melalui proses yang disebut pemilihan umum.
e. Konsep morfologi.
Morfologi menggambarkan perwujudan daratan dimuka bumi yang merupakan hasil proses
pengang katan atau penurunan wilayah melalui proses geologi yang lazimnya disertai dengan
erosi dan sedimentasi. Oleh karena itu lalu terbentuk pulau-pulau, daratan yang luas ,
pegunungan , lembah,dan dataran aluvialnya .Morfologi juga menyangkut bentuk lahan yang
terkait dengan erosi ,pengendapan, penggunaan lahan, ketebalan tanah, ketersediaan air serta
jenis vegetasi yang dominan. Bentuk dataran atau plato dengan kemiringan tidak begitu curam
merupakan wilayah yang mudah untuk digunakan sebagai daerah pemukiman dan usaha
perekonomiannya. Bila diperhatikan peta penyebaran penduduk di Asia ternyata di daerah yang
paling padat penduduknya adalah di lembah sungai besar dengan tanah yang subur. Sedang
daerah pegunungan tinggi atau lereng yang terjal dan mempunyai keterjangkauan yang terbatas
umumnya merupakan daerah yang jarang penduduknya atau bahkan tidak dihuni manusia .
f. Konsep aglomerasi.
Aglomerasi merupakan kecenderungan persebaran gejala yang bersifat mengelompok pada
suatu wilayah sempit yang paling menguntungkan baik mengenai keseragaman gejala maupun
adanya faktor-faktor umum yang menguntungkan. Dalam masyarakat perkotaan mereka
cenderung mengelompok pada hal yang sejenis (homogen) sehingga timbul pengelompokan
permukiman sepertidaerah elit,daerah permukiman pedagang , daerah kumuh (slums) . Sedang
didae rah perdesaan semakin subur tanahnya dan semakin luas datar annya semakin besar pula
jumlah penduduknya sehingga desa semakin besar.Demikian pula sebaliknya pola aglomerasi
20
penduduk dibedakan menjadi tiga yaitu pola menge lompok,pola tersebar secara acak atau tidak
teratur dan pola tersebar teratur.
g Konsep nilai kegunaan .
Nilai kegunaan suatu fenomena atau berbagai sumber yang tersedia dipermukaan bumi
bersifat relatif tidak sama bagi semua orang. Daerah berpantai landai dengan perairan yang jernih
belum tentu memiliki nilai kegunaan yang berarti bagi penduduk setempat bila kehidupan
mereka berorientasi pada pemanfaatan sumber-sumber di daratan. Sebaliknya bagi orang kota
yang hidup berkecukupan, setiap hari selalu sibuk, tinggal didaerah yang sangat padat ,maka
daerah pantai yang seperti itu memiliki nilai kegunaan yang tinggi sebagai daerah rekreasi
Demikian pula daerah dataran banjir (alluvial plain) yang bagi sementara orang di pandang
sebagai daerah rawan dan dianggap kurang bermanfaat tetapi bagi masyarakat yang sudah turun
temurun ber tempat tinggal didaerah seperti itu merupakan daerah yang menyenangkan untuk
tempat tinggal walau pun harus disertai dengan berbagai pengetahuan kerawanan banjir dan
pemanfaatan daerah setempat.
Dalam kaitannya dengan politik maka konsep nilai kegunaan menunjukkan bahwa politik banyak
gunanya untuk dipelajari. Ilmu Geografi menjadi korban politik pendidikan ketika dalam
kurikulum kedudukan mata pelajaran semakin tersingkir atau berkurang jam mengajarnya,
bahkan di jenjang SMP hilang karena dianggap tidak penting. Hal itu dapat terjadi karena
pengambil keputusan di tingkat Kementerian tidak memahami betapa pentingnya Geografi untuk
pembentukan karakter bangsa. Bagaimana kita dapat mencintai Bangsa Indonesia kalau kita
tidak mengetahui kondisi geografi Negara Indonesia. Oleh karena itu Geografi Politik akan
memberikan penyadaran betapa pentingnya pemahaman geografi bagi suatu bangsa.
21
h. Konsep interaksi.
Proses interaksi terjadi karena adanya perbedaan kewilayahan. Interaksi merupakan peristiwa
saling mempengaruhi daya-daya, obyek atau tempat satu sama lain. Setiap wilayah memiliki
atau mengem bangkan potensi sumber daya dan kebutuhan yang tidak selalu sama dengan apa
yang ada diwilayah lain ,oleh karena itu selalu terjadi interaksi atau bahkan interdependensi
antara satu tempat atau wilayah de ngan tempat atau wilayah lain. Misalnya ; daerah perdesaan
menghasilkan pangan dan produk-produk lain yang dibutuhkan penduduk perkotaan, sebalik nya
perkotaan menghasilkan berbagai barang industri jasa dan informasi yang dibutuhkan penduduk
perdesaan.dengan demikian terjadilah proses interaksi atau bahkan interdependensi antara desa
dengan kota berupa pengangkutan produk pertanian dari desa ke kota sebaliknya kota
menyediakan transportasi pengiriman produk industri atau barang-barang jadi kedesa .Demikian
pula dengan adanya perbedaan antara kondisi di daerah perdesaan dan kondisi di perkotaan yang
mengakibatkan terjadinya interaksi desa – kota berupa gejala urbanisasi.
Kondisi perdesaan yang ditandai dengan adanya berbagai keterbatasan seperti, keterbatasan
lahan pertanian , lapangan kerja, fasilitas pendidikan dan hiburan Kemiskinan merupakan faktorfaktor yang mendorong terjadinya perpindahan penduduk dari desa kekota sementara itu kota
mempunyai kondisi yang berbeda dengan desa. Misalnya dalam hal kesempatan kerja,
ketersediaan sarana pendidikan, hiburan, pelayanan kesehatan dan sebagainya yang semua itu
merupakan faktor penarik bagi penduduk perdesaan untuk berurbanisasi.
i. Konsep diferensiasi areal (perbedaan keruangan).
Setiap tempat atau wilayah mempunyai ciri dan sifat yang berbeda-beda satu dengan yang
lain. Hal ini disebabkan karena setiap tempat merupakan hasil integrasi berbagai unsur
22
lingkungan. Integrasiberbagai unsur tersebut menyebabkan suatu wilayah mempunyai
karakteristik tersendiri sebagai suatu region yang berbeda dengan region lainnya.,Unsur
lingkungan dapat bersifat dinamis oleh karena itu integrasinya juga menghasilkan karekteristik
yang berubah-ubah dari waktu kewaktu, misalnya daerah pedesaan dengan corak kehidupan
agrarisnya berbeda dengan keadaan diperkotaan bahkan kondisi desa satu dengan desa yang
lainnya, kota satu dengan kota yang lainnya juga dapat menunjukkan adanya perbedaanperbedaan karena unsur-unsur pembentukannya juga berbeda.
j. Keterkaitan ruangan .
Keterkaitan ruangan atau asosiasi keruangan merupakan derajat keterkaitan persebaran suatu
fenomena dengan fenomena lain disatu tempat. Kovariasi ini mewujudkan suatu region yang
bersifat formal yang berbeda halnya dengan region , fungsional yang terwujud dari integrasi
fenomena yang saling berinteraksi. Contoh ; keterkaitan antara kemiringan lereng dengan
ketebalan tanah
2.Pendekatan Geografi
Geografi mempunyai tiga pendekatan (approach) atau sudut pandang yaitu pendekatan
keruangan (spasial), pendekatan lingkungan (ekologis) dan pendekatan wilayah (region)
a.Sudut Pandang Keruangan.
Pendekatan keruangan menekankan analisisnya pada variasi distribusi dan lokasi dari gejalagejala atau kelompok gejala gejala dipermukaan bumi. Contoh yang dikemukaan oleh Petter
Hagget misalnya studi variasi kepadatan penduduk, studi variasi penggunaan lahan, studi variasi
tentang kemiskinan dipedesaan. Faktor-faktor yang menyebabkan pola-pola distribusi keruangan
yang berbeda-beda dan bagaimana pola-pola keruangan yang ada dapat diubah sedemikian rupa
23
sehingga distribusinya menjadi lebih efektif. Pendekatan keruangan menyangkut pola, proses dan
struktur dikaitkan dengan dimensi waktu maka analisisnya bersifat horisontal.
b.Sudut Pandang Kelingkungan
Studi mengenai interaksi antara organisme hidup dengan lingkungan, yang disebut sebagai
ekologi dalam suatu ekosistem , interaksi kehidupan manusia dengan faktor fisis yang
membentuk sistem keruangan dan menghubungkan suatu region dengan region lain dikaji dalam
geografi. Pendekatan ekologi dalam geografi adalah suatu metodologi untuk men dekati,
menelaah dan menganalisa suatu gejala atau sesuatu masalah dengan menerapkan konsep dan
prinsip ekologi Geografi sesuai dengan pendapat dari Stoddart, Bliss Jones, Choorly dan
Simmons merupakan human ekologi.Dalam pendekatan ini analisis hubungan antar variabel
manusia dengan variabel lingkungan lebih ditekankan sehingga dapat dikatakan bahwa
analisisnya lebih dikenal sebagai analisis vertical.
Organisasi hidup <----->air <---> atmosfer <---->Litosfer Sebuah ekosistem
( natural
Ecosytem ). Dalam hal ini metodologi pendekatan analisis dan penelaahan gejala dan masalah
geografi menerapkan konsep-konsep ekologi manusia untuk menelaah manusia dengan
lingkungannya dalam hubunganya dengan jalinan hidup pada tempat tinggal manusia yang
meliputi alam, persaingan, pertukaran dan proses simbiosenya Pandangan dan penelaah ekologi
diarahkan pada hubungan antara manusia sebagai mahluk hidup dengan lingkungan
alam.Sebagai contoh pendekatan ekologi bahwa suatu permukiman ditinjau sebagai suatu bentuk
ekosistem hasil interaksi penyebaran dan aktifitas manusia dengan lingkungan alamnya.
c.Sudut Pandang Kewilayahan
Kombinasi antara analisa keruangan dan analisa kelingkungan disebut sebagai analisa
kewilayahan atau analisa komplek wilayah. Pada analisa ini wilayah tertentu didekati atau
24
dihampiri dengan pengertian areal defferentiation, yaitu suatu anggapan bahwa interaksi antar
wilayah akan berkembang karena pada hakekatnya berbeda antara wilayah satu dengan wilayah
lain .Pada analisa ini diperhatikan pula mengenai penyebaran fenomena tertentu (analisa
keruangan ) dan interaksi antara variabel manusia dan lingkungannya untuk kemudi an dipelajari
kaitannya sebagai analisa lingkungan dalam hu bungannya dengan analisa wilayah atau komplek
wilayah ini Ramalan wilayah dan perancangan wilayah merupakan aspek-aspek yang penting
dalam analisa tersebut. Perkembangan konsep regional dalam geografi banyak digunakan untuk
meng analisa berbagai fenomena geosfer yang memiliki variasi keruangan yang secara kausalitas
berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan lingkungannya meliputi lingkungan
biotik,abiotik maupun cultural sehingga membentuk fenomena jaringan kewila yahan pendekatan
wilayah. Pada awalnya lebih menekankan pada idiografik yang mendeskripsikan distri busi dan
karakteristik berbagai fenomena dalam wilayah tertentu. Saat ini telah dikembangkan kearah
kajian yang lebih bersifat nomotetik kuantitatif dengan menganalisa hubungan kausalitas melalui
verifikasi. Secara umum wilayah dapat diartikan sebagai sebagian permukaan bumi yang dapat
dibedakan dalam hal tertentu dari daerah sekitarnya, Sehubungan dengan hal ini sebagian dari
permukaan bumi dapat disebut sebagai wilayah pertanian dengan catatan bahwa wilayah tersebut
didominasi oleh petani dengan sebidang lahan pertanian dan fasilitas usaha tani. Dapat juga
dikemukakan suatu ciri wilayah dengan fenomena tertentu misalnya fenomena politik,
kebudayaan, kegiatan sosial tertentu, mata pencaharian. Berdasarkan fenomena alam tertentu
yang mendasarkan pada iklim,vegetasi, fauna,relief atau topografi yang secara keseluruhan dapat
dibedakan berdasarkan ;
@ . kenampakan tunggal (single feature)
25
@ . kenampakan berdasarkan jenis tertentu (specific region)
@ . kenampakan berdasarkan satu kekhususan (special region)
Klasifikasi wilayah menurut jenisnya menekankan kepada jenis sesuatu seperti ; wilayah
iklim, wilayah pertanian, wilayah vegetasi, wilayah fisiografi. Konsep yang lain adalah wilayah
seragam (uniform region) dan wilayah nodus (nodal region). Wilayah nodus/tombol//tonjol
adalah suatu wilayah yang dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling di
hubungkan dengan garis melingkar..
Pendekatan ini merupakan penggabungan antara analisis ekologi dengan keruangan. Unitunit wilayah yang dipelajari kemudian dibandingkan satu sama sehingga dapat diketahui
persamaan-persamaan , perbedaan–perbedaan serta penyebab-penyebab persamaan atau
perbedaan, hubungan fungsional antara masing-masing unit wilayah .
C. Kajian Geografi
Setiap pakar geografi tentu mempunyai kemampuan mengkaji suatu fenomena secara geografi.
Dengan kajian geografi itulah pakar geografi menunjukkan jati dirinya dan ikut menyumbangkan
ilmu geografi bagi kehidupan manusia. Kajian geografi berisi uraian tentang :
1.Deskripsi gejala
2.Lokasi
3.Persebaran
4.Interaksi
5.Manfaat
6.Prediksi hasil kajian
26
1. Deskripsi gejala
Setiap kajian geografi harus diperjelas dulu gejala yang akan dibahas. Hal itu disebabkan
pemahaman gejala yang tidak sama untuk orang yang berbeda latar belakang. Pendeskripsian
awal juga akan membatasi pembahasan sehingga lebih fokus dan lebih dipahami .Misalnya
pengkajian angkutan darat , kalau tidak dideskripsikan terlebih dulu, maka pemahaman angkutan
darat dapat bermakna angkutan umum, angkutan pribadi , bus, mobil atau kereta api .Bahkan
referensi orang tentang angkutan darat lebih banyak lagi : prasaran-saarana, jalan yang berjenisjenis (klas I – IV, jalan Negara, propinsi , kabupaten, jalan setapak/tikus, jalan kampong, jalan
tanah, berbatu, aspal atau konblok (mengacu bahan penutup jalan) .
Fenomena alampun perlu dideskripsikan juga. Banjir misalnya, untuk penduduk pinggir
sungai yang selalu mengalami setiap musim hujan, bukanlah masalah. Mereka sudah siap naik
kebagian rumah yang lebih tinggi dan segera membersihkan lantai segera setelah air surut. Bagi
petani, banjir yang datang berakibat gagal panen yang berarti ancaman bagi hidup beberapa
bulan ke depan. Bahkan petani mengalami berbagai kesulitan karena musibah banjir : gagal
bayar uang sekolah, gagal bayar hutang bahkan gagal menikah. Petani memang sangat
menggantungkan pembiayaan semua kebutuhannya melalui hasil panenan. Deskripsi gejala yang
disampaikan pada kajian geografi dibuat sejelas mungkin, terinci dan masalah utama yang ingin
dikemukakan.
2. Lokasi
Lokasi menunjukkan tempat atau wilayah gejala itu terjadi dengan batas-batas yang jelas,
luas cakupannya dan posisi gejala pada gejala yang lebih besar serta arti pentingnya gejala
27
tersebut di kaji. Misalnya kajian tentang partai politik. Pembahasannya meliputi lokasi dengan
ditunjukkan nama desa, kecamatan atau kabupaten.tempat partai politik berdiri. Batas-batas
wilayah adminitrasi tetangga perlu disampaikan sepanjang daerah yang dikaji menjadi daerah
pengaruh partai politik yang bersangkutan Mungkin saja satu desa akan mewakili kecamatan ,
satu atau kecamatan mewakili kabupaten.
Luas cakupan meliputi pokok-pokok bahasan yang akan dkaji, misalnya berfokus pada jumlah
anggota di wilayah itu, potensi pemilih dalam pemilihan umum dan simpatisan yang mungkin
dapat di tarik menjadi anggota partai .Sedangkan aspek lain seperti kualitas pengurus partai,
keberadaan kantor partai, dan kegiatan-kegiatan partai di wilayah itu.
3. Persebaran.
Keberadaan suatu gejala di suatu wilayah mungkin saja memusat di salah satu tempat,
misalnya dekat dengan ibukota Kecamatan. atau memanjang di pinggir jalan, atau berada di
semua desa dari Kecamatan itu. Dengan kata lain persebaran suatu gejala dapat
memusat,memanjang, tersebar merata atau tidak merata.
Misalnya keberadaan suatu partai politik di suatu Kecamatan dapat dikemukakan seperti apa
adanya, visualisasinya menggunakan peta sehingga mudah dipahami. Seandainya kantor partai
hanya ada di dekat ibu kota Kecamatan maka desa yang terjauh mungkin saja menggunakan
kader-kader partai sebagai saluran komunikasi kegiatan partai.
4. Interaksi.
Suatu gejala disuatu wilayah mempunyai hubungan dengan gejala-gejala lain di wilayah itu.
Seberapa besar hubungan itu atau seberapa intensitas interaksi antar gejala itu menjadi kajian
geografi. Adanya partai politik di suatu Kecamatan, semestinya dapat memenuhi kebutuhan
28
penyaluran aspirasi politik warganya; Kalau sampai ada kegiatan pembangunan yang tidak
sesuai dengan aspirasi warga setempat tentu ada permasalahan yang perlu diketahui dan
diselesaikan.
Keberadaan partai politik berhubungan kualitas penduduk suatu wilayah , misalnya tingkat
pendidikan, hubungan social dan menyangkut kekerabatan. Kegiatan politik di suatu wilayah
berhubungan pula dengan kegiatan ekonomi. Misalnya pada saat ada pemilihan kepala daerah,
maka diperlukan tenaga-tenaga kerja untuk kampanye, memaang spanduk,bendera dan baliho.
Pembuatan alat-alat peraga memutar ekonomi warga setempat. Sebaliknya cuaca yang tidak
ramah, seperti hujan deras disertai badai, dapat menggagalkan kampanye terbuka.
5. Manfaat.
Salah satu konsep geografi adalah nilai kegunaan atau asas manfaat. Jadi tiap kajian geografi
terhadap fenomena apapun haruslah memberi manfaat bagi pembacanya. Sebagai contoh
menjelang pemilu banyak sekali partai politik menjual janji-janji dalam kampanyenya, agar
menarik calon pemilih dan akhirnya memenangkan pemilu dengan suara banyak. Selama ini
masyarakat kurang mendapat informasi tentang partai dan pemimpinnya. Geografi Politik dapat
memberikan kajian tentang partai peserta pemilu dengan menyoroti rekam jejak partai tersebut
dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. Apakah partai mendukung pabrik rokok atau setuju
kampanye anti rokok. Apakah partai menyetujui dan menganjurkan poligami sehubungan dengan
isu kesetaraan jender. Kemudian Geografi Politik menyoroti tingkah laku pengurus partai dalam
berbagai isu : korupsi, penebangan illegal, NKRI, Pancasila, fundamentalisme. Hasil kajian dapat
digunakan referensi oleh masyarakat dalam menentukan pilihannya nanti. Memang 5 menit di
kotak suara dapat menentukan nasib 5 tahun kemudian. Bangsa ini harus belajar dari pengalaman
29
pemilu-pemilu sebelumnya yang bertabur janji, tetapi hasilnya banyak para pemimpin masuk
bui.Hampir
semua
elit
terjerat
kasus,
baik
gubernur,bupati,dirjen,menteri,
hakim,
jaksa,pengacara dan bahkan polisi. Geografi Politik harus dapat menghasilkan pencerahan bagi
masyarakat agar tidak jatuh untuk kesekian kalinya.
6. Prediksi hasil kajian.
Fungsi kajian geografi adalah menggambarkan kondisi suatu gejala secara jelas mulai dari
pengertian suatu gejala dalam suatu deskripsi atau uraian tentang gejala itu, lokasi tempat gejala
itu berada, persebaran di suatu wilayah dan interaksi gejala itu dengan gejala-gejala lain, sampai
menemukan permasalahan yang muncul. Kemudian menemukan nilai kegunaan dari kajian
tersebut dan prediksinya.
Umumnya masalah muncul karena ketidakseimbangan interaksi antar gejala. Dalam kasus
angkutan umum, banyaknya jumlah penduduk yang harus dilayani mempengaruhi jumlah
armada, kemampuan masyarakat membayar ongkos angkut mempengaruhi pendapatan sopir dan
terjadinya bencana alam banjir dapat menghambat transportasi. Tugas geograf melalui kajiannya
dapat memprediksi kemungkinan-kemungkinan bila masalah yang muncul tidak diatasi, atau
salah memilih solusi yang ditawarkan. Misalnya ada lobang di tengah jalan, bila tidak segera di
tambal lobang akan semakin besar karena genangan air akan semakin menambah kerusakan
jalan. Demikian pula dalam kajian fenomena partai politik tertentu, dapat disampaikan prediksi
bila partai itu yang dipilih maka konsekuensinya masyarakat akan dibawa ke suatu masyarakat
yang homogen.
30
BAB III. POLITIK
Setelah memahami ilmu geografi maka perlu pemahaman terhadap politik, agar Geografi Politik
sebagai ilmu dapat dimengerti dengan baik.
A.Pengertian politik
Pengertian dari ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara pemerintah
dan masyarakat dalam proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang
kebaikan bersama (Cholisin,2006:2).
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain
berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upa
ya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal
dalam ilmu politik. Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional
maupun non konstitusional. Politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu :

politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama
(teori klasik Aristoteles)

politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara

politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan
kekuasaan di masyarakat

politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan public
Dalam konteks memahami politik perlu dipahami kata kunci, antara lain: kekuasaan
politik, legitimasi, system politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses politik, dan
tentang partai politik.
31
Teori politik merupakan kajian mengenai konsep penentuan tujuan politik, bagaimana mencapai
tujuan tersebut serta segala konsekuensinya. Bahasan dalam Teori Politik antara lain adalah
filsafat politik, konsep tentang system politik, negara,masyarakat, kedaulatan,kekuasaan,
legitimasi, lembaga negara, perubahan sosial, pembangunan politik,perbandingan politik, dsb.
Terdapat banyak sekali sistem politik yang dikembangkan oleh negara negara di dunia antara
lain: anarkisme,autoritarian, demokrasi, diktatorisme, fasisme, federalisme, feminisme,
fundamentalisme keagamaan, globalisme, imperialisme, kapitalisme, komunisme, liberalisme,
libertarianisme, marxisme, meritokrasi, monarki, nasionalisme, rasisme, sosialisme, theokrasi,
totaliterisme, oligarki dsb.
Kekuasaan dalam teori politik menunjuk pada kemampuan untuk membuat orang lain melakukan
sesuatu yang tidak dikehendakinya. Max Weber menuliskan adanya tiga sumber kekuasaan:
pertama dari perundangundangan yakni kewenangan; kedua, dari kekerasan seperti penguasaan
senjata; ketiga, dari karisma. Ketiga hal itu berkaitan dengan kekuasaan yang dimiliki Negara.
Negara merupakan suatu kawasan teritorial yang didalamnya terdapat sejumlah penduduk yang
mendiaminya, dan memiliki kedaulatan untuk menjalankan pemerintahan, dan keberadaannya
diakui oleh negara lain. ketentuan yang tersebut diatas merupakan syarat berdirinya suatu negara
menurut konferensi Montevideo pada tahun 1933
1.Tokoh dan pemikir ilmu politik
Tokoh tokoh pemikir Ilmu Politik dari kalangan teoris klasik, modern maupun kontempoter
antara lain adalah: Aristoteles, Adam Smith, Cicero, Friedrich Engels, Immanuel Kant, John
Locke, Karl Marx, Lenin, Martin Luther, Max Weber, Nicolo Machiavelli, Rousseau, Samuel P
Huntington, Thomas Hobbes, Antonio Gramsci, Harold Crouch, Douglas E Ramage
32
Beberapa tokoh pemikir dan penulis materi Ilmu Politik dari Indonesia adalah: Miriam
Budiharjo, Salim Said dan Ramlan Surbaktii.
2.Perilaku politik
Perilaku politik atau (Inggris:Politic Behaviour)adalah perilaku yang dilakukan oleh
insan/individu atau kelompok guna memenuhi hak dan kewajibannya sebagai insan
politik.Seorang individu/kelompok diwajibkan oleh negara untuk melakukan hak dan
kewajibannya guna melakukan perilaku politik adapun yang dimaksud dengan perilaku politik
contohnya adalah:

Melakukan pemilihan untuk memilih wakil rakyat / pemimpin

Mengikuti dan berhak menjadi insan politik dalam suatu partai politik atau parpol ,
mengikuti ormas atau organisasi masyarakat atau LSM ( lembaga swadaya masyarakat).

Ikut serta dalam pesta politik

Ikut mengkritik atau menurunkan para pelaku politik yang berotoritas

Berhak untuk menjadi pimpinan politik

Berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik guna
melakukan perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh undang-undang dasar dan
perundangan hukum yang berlaku
3.Ideologi
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de
Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap
sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu , secara umum (lihat
33
Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau
sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat.
Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran
normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang
diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara
implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai
sistem berpikir yang eksplisit.(definisi ideologi Marxisme).
Definisi memang penting. Itu sebabnya Ibnu Sina pernah berkomentar: Tanpa definisi kita tidak
akan pernah sampai pada konsep. Karena itu menurut beliau, sama pentingnya dengan silogisme
(baca : logika berfikir yang benar) bagi setiap proposisi (dalil atau pernyataan) yang kita buat.
Mabda’ secara etimologis adalah mashdar mimi dari kata bada’ayabdau bad’an wa mabda’an
yang berarti permulaan. Secara terminologis berarti pemikiran mendasar yang dibangun diatas
pemikiran-pemikiran (cabang )[dalam Al-Mausu’ah al-Falsafiyah, entry al-Mabda’]. AlMabda’(ideologi) : pemikiran mendasar (fikrah raisiyah) dan patokan asasi (al-qaidah alasasiyah) tingkah laku. Dari segi logika al-mabda’ adalah pemahaman mendasar dan asas setiap
peraturan [lihat catatan tepi kitab Ususun Nahdhah ar-Rasyidah, hal 36]
Selain definisi di atas, berikut ada beberapa definisi lain tentang ideologi:
a.Gunawan Setiardjo :
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau aqidah 'aqliyyah
(akidah yang sampai melalui proses berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan.
b.Destutt de Tracy: Ideologi adalah studi terhadap ide – ide/pemikiran tertentu.
c.Descartes: Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia.
.d.Machiavelli: Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa.
34
e.Thomas H: Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat
bertahan dan mengatur rakyatnya.
f.Francis Bacon: Ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup.
g.Karl Marx: Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama
dalam masyarakat.
h.Napoleon: Ideologi keseluruhan pemikiran politik dari rival–rivalnya.
i.Muhammad Ismail: Ideologi (Mabda’) adalah Al-Fikru al-asasi al-ladzi hubna Qablahu Fikrun
Akhar, pemikiran mendasar yang sama sekali tidak dibangun (disandarkan) di atas pemikiran
pemikiran yang lain. Pemikiran mendasar ini merupakan akumulasi jawaban atas pertanyaan dari
mana, untuk apa dan mau kemana alam, manusia dan kehidupan ini yang dihubungkan dengan
asal muasal penciptaannya dan kehidupan setelahnya?
j.Dr. Hafidh Shaleh: Ideologi adalah sebuah pemikiran yang mempunyai ide berupa konsepsi
rasional (aqidah aqliyah), yang meliputi akidah dan solusi atas seluruh problem kehidupan
manusia. Pemikiran tersebut harus mempunyai metode, yang meliputi metode untuk
mengaktualisasikan ide dan solusi tersebut, metode mempertahankannya, serta metode
menyebarkannya ke seluruh dunia.
k.Taqiyuddin An-Nabhani: Mabda’ adalah suatu aqidah aqliyah yang melahirkan peraturan.
Yang dimaksud aqidah adalah pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan
hidup, serta tentang apa yang ada sebelum dan setelah kehidupan, di samping hubungannya
dengan Zat yang ada sebelum dan sesudah alam kehidupan di dunia ini. Atau Mabda’ adalah
suatu ide dasar yang menyeluruh mengenai alam semesta, manusia, dan hidup. Mencakup dua
bagian yaitu, fikrah dan thariqah.
35
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Ideologi(mabda’) adalah pemikiran yang mencakup
konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk merasionalisasikan pemikiran
tersebut berupa fakta, metode menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari
pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk menyebarkannya. Sehingga dalam Konteks
definisi ideologi inilah tanpa memandang sumber dari konsepsi Ideologi, maka Islam adalah
agama yang mempunyai kualifikasi sebagai Ideologi dengan padanan dari arti kata Mabda’
dalam konteks bahasa arab.
Apabila kita telusuri seluruh dunia ini, maka yang kita dapati hanya ada tiga ideologi (mabda’).
yaitu Kapitalisme, Sosialisme termasuk Komunisme, dan Islam. Untuk saat ini dua mabda
pertama, masing-masing diemban oleh satu atau beberapa negara. Sedangkan mabda yang ketiga
yaitu Islam, saat ini tidak diemban oleh satu negarapun, melainkan diemban oleh individuindividu dalam masyarakat. Sekalipun demikian, mabda ini tetap ada di seluruh penjuru dunia.
Sumber konsepsi ideologi kapitalisme dan Sosialisme berasal dari buatan akal manusia,
sedangkan Islam berasal dari wahyu Allah SWT (hukum syara’). Ibnu Sina mengemukakan
masalah tentang ideologi dalam Kitab-nya "Najat", dia berkata: "Nabi dan penjelas hukum
Tuhan serta ideologi jauh lebih dibutuhkan bagi kesinambungan ras manusia, dan bagi
pencapaian manusia akan kesempurnaan eksistensi manusiawinya, ketimbang tumbuhnya alis
mata, lekuk tapak kakinya, atau hal-hal lain seperti itu, yang paling banter bermanfaat bagi
kesinambungan ras manusia, namun tidak perlu sekali."
4.Ideologi politik
Dalam ilmu sosial, ideologi politik adalah sebuah himpunan ide dan prinsip yang menjelaskan
bagaimana seharusnya masyarakat bekerja, dan menawarkan tatanan kehidupan
masyarakat
36
tertentu. Ideologi politik biasanya mengenai dirinya dengan bagaimana mengatur kekuasaan dan
bagaimana seharusnya dilaksanakan. Teori komunis Karl Marx, Friedrich Engel dan pengikut
mereka, sering dikenal dengan marxisme, dianggap sebagai ideologi politik paling berpengaruh
dan dijelaskan lengkap pada abad 20. Contoh ideologi lainnya termasuk: anarkisme, kapitalisme,
komunisme, komunitarianisme, konservatisme, neoliberalisme, Demokrasi Islam, demokrasi
kristen, fasisme, monarkism, nasionalisme, nazisme, liberalisme, libertarianisme, sosialisme, dan
demokrat sosial.
Kepopuleran ideologi berkat pengaruh dari "moral entrepreneurs", yang kadangkala bertindak
dengan tujuan mereka sendiri. Ideologi politik adalah badan dari ideal, prinsip, doktrin, mitologi
atau simbol dari gerakan sosial, institusi, kelas, atau grup besar yang memiliki tujuan politik dan
budaya yang sama. Merupakan dasar dari pemikiran politik yang menggambarkan suatu partai
politik dan kebijakannya.
5.Pemikir Geopolitik

Friederich Ratzel (1844 - 1904) dengan Teori Ruang. Ia menyatakan "bangsa yang
berbudaya tinggi akan membutuhkan sumber daya manusia yang tinggi dan akhirnya
mendesak wilayah bangsa yang primitif". Pendapat ini dipertegas oleh Rudolf Kjellen
(1864 - 1922) dengan Teori Kekuatan yang mengatakan bahwa "negara adalah kesatuan
politik yang menyeluruh serta sebagai satuan biologis yang memiliki intelektualitas

Karl Haushofer (1869 - 1946) dengan Teori Pan Region, berpendapat bahwa pada
hakikatnya dunia dapat dibagi dalam empat kawasan benua (pan region) dan dipimpin
oleh negara unggul. Isi teori pan regional adalah:
a.Lebensraum (ruang hidup) yang cukup.
37
b.Autarki (swasembada).
c.Dunia dibagi empat Pan Region, yaitu Pan Amerika, Pan Asia Timur, pan Rusia India,
dan Pan Eropa Afrika.
Gambar 1. Karl Haushofer

Sir Halford Mackinder (1861 - 1947) dengan Teori Daerah Jantung (Heart).
Teorinya berbunyi "siapa pun yang menguasai Heartland maka ia akan menguasai World
Island".Heartland (Jantung Bumi) merupakan sebutan bagi kawasan Asia Tengah, sedangkan
World Island mengacu pada kawasan Timur Tengah. Kedua kawasan ini merupakan kawasan
vital minyak bumi dan gas dunia.
Gambar 2.Sir Halford Mackinder
Sir Walter Raleigh (1554 - 1618) dan Alfred T. Mahan (1840 - 1914) dengan Teori Kekuatan
Maritim:
38
a.Sir Walter Raleigh mengatakan "siapa yang menguasai laut akan menguasai perdagangan
dunia dan akhirnya akan menguasai dunia".
Gambar 3.Sir Walter Raleigh
b.Alfred T. Mahan mengatakan "laut untuk kehidupan, sumber daya alam banyak terdapat di
laut. Oleh karena itu, harus dibangun armada laut yang kuat untuk menjaganya". Giulio
Douhet (1869 - 1930) dan William Mitchel (1879 - 1936) dengan Teori Kekuatan di Udara
mengatakan, "kekuatan udara mampu beroperasi hingga garis belakang lawan serta
kemenangan akhir ditentukan oleh kekuatan udara".
Gambar 4 Giulio Douhet

Nicholas J. Spykman (1869 - 1943) dengan Teori Daerah Batas (Rimland Theory).
Dalam teorinya tersirat:
a.Dunia terbagi empat, yaitu daerah jantung (Heartland), bulan sabit dalam (rimland), bulan
sabit luar, dan dunia baru (benua Amerika).
39
b.Menggunakan kombinasi kekuatan darat, laut, dan udara untuk menguasai dunia.
c.Daerah bulan sabit dalam (Rimland) akan lebih besar pengaruhnya dalam percaturan politik
dunia daripada daerah jantung dunia
d.Wilayah Amerika yang paling ideal dan menjadi negara terkuat
6.Feodalisme.
Feodalisme adalah struktur pendelegasian kekuasaan sosiopolitik yang dijalankan kalangan
bangsawan/monarki untuk mengendalikan berbagai wilayah yang diklaimnya melalui kerja sama
dengan pemimpin-pemimpin lokal sebagai mitra. Dalam pengertian yang asli, struktur ini
digunakan oleh sejarawan pada sistem politik di Eropa pada Abad Pertengahan, yang
menempatkan kalangan kesatria dan kelas bangsawan lainnya (vassal) sebagai penguasa
kawasan atau hak tertentu (disebut fief atau, dalam bahasa Latin, feodum) yang ditunjuk oleh
monarki (biasanya raja atau lord). Istilah feodalisme sendiri dipakai sejak abad ke-17 dan oleh
pelakunya sendiri tidak pernah dipakai. Semenjak tahun 1960-an, para sejarawan memperluas
penggunaan istilah ini dengan memasukkan pula aspek kehidupan sosial para pekerja lahan di
lahan yang dikuasai oleh tuan tanah, sehingga muncul istilah "masyarakat feodal". Karena
penggunaan istilah feodalisme semakin lama semakin berkonotasi negatif, oleh para
pengkritiknya istilah ini sekarang dianggap tidak membantu memperjelas keadaan dan
dianjurkan untuk tidak dipakai tanpa kualifikasi yang jelas. Dalam penggunaan bahasa seharihari di Indonesia, seringkali kata ini digunakan untuk merujuk pada perilaku-perilaku negatif
yang mirip dengan perilaku para penguasa yang lalim, seperti 'kolot', 'selalu ingin dihormati',
atau 'bertahan pada nilai-nilai lama yang sudah banyak ditinggalkan'. Arti ini sudah banyak
melenceng dari pengertian politiknya.
40
7.Kerajaan

Kerajaan, wilayah di mana seorang raja memerintah.

Dalam sistem klasifikasi makhluk hidup menurut Carolus Linnaeus, kerajaan/kingdom
adalah penggolongan pertama suatu makhluk hidup ( hewan (animalia) atau tumbuhan).

Kerajaan, salah satu bentuk pemerintahan di mana kepala negara dan/atau kepala peme
rintahan-nya disebut Raja, Ratu, Kaisar, Permaisuri, Sultan, Baginda, Khalifah, Emir
8.Sistem parlementer. Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen
memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang
mengangkat perdana menteri dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan
semacam mosi tidak percaya. Berbeda dengan sistem presidensiil, di mana sistem parlemen
dapat memiliki seorang presiden dan seorang perdana menteri, yang berwenang terhadap
jalannya pemerintahan. Dalam presidensiil, presiden berwenang terhadap jalannya pemerintahan,
namun dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala negara saja.
Sistem parlementer dibedakan oleh cabang eksekutif pemerintah tergantung dari dukungan
secara langsung atau tidak langsung cabang legislatif, atau parlemen, sering dikemukakan
melalui sebuah veto keyakinan. Oleh karena itu, tidak ada pemisahan kekuasaan yang jelas
antara cabang eksekutif dan cabang legislatif, menuju kritikan dari beberapa yang merasa
kurangnya pemeriksaan dan keseimbangan yang ditemukan dalam sebuah republik kepresidenan.
Sistem parlemen dipuji, dibanding dengan sistem presidensiil, karena kefleksibilitasannya dan
tanggapannya kepada publik. Kekurangannya adalah dia sering mengarah ke pemerintahan yang
kurang stabil, seperti dalam Republik Weimar Jerman dan Republik Keempat Perancis. Sistem
parlemen biasanya memiliki pembedaan yang jelas antara kepala pemerintahan dan kepala
41
negara, dengan kepala pemerintahan adalah perdana menteri, dan kepala negara ditunjuk sebagai
dengan kekuasaan sedikit atau seremonial. Namun beberapa sistem parlemen juga memiliki
seorang presiden terpilih dengan banyak kuasa sebagai kepala negara, memberikan
keseimbangan dalam sistem ini.
Ciri-ciri pemerintahan parlemen yaitu:

Dikepalai oleh seorang perdana menteri sebagai kepala pemerintahan sedangkan kepala
negara dikepalai oleh presiden/raja.

Kekuasaan eksekutif presiden ditunjuk oleh legislatif sedangkan raja diseleksi
berdasarkan undang-undang.

Perdana menteri memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen.

Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.

Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.

Kekuasaan eksekutif dapat dijatuhkan oleh legislatif.
Sistem presidensial (presidensial), atau disebut juga dengan sistem kongresional, merupakan
system pemerintahan negara republik di mana kekuasan eksekutif dipilih melalui pemilu dan
terpisah dengan kekuasan legislatif.
Menurut Rod Hague, pemerintahan presidensiil terdiri dari 3 unsur yaitu:

Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat pejabat-pejabat
pemerintahan yang terkait.
42

Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan yang tetap, tidak bisa saling
menjatuhkan.

Tidak ada status yang tumpang tindih antara badan eksekutif dan badan legislatif.
Dalam sistem presidensiil, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat dijatuhkan
karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Namun masih ada mekanisme untuk
mengontrol presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap
negara, dan terlibat masalah kriminal, posisi presiden bisa dijatuhkan. Bila ia diberhentikan
karena pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang wakil presiden akan menggantikan
posisinya. Model ini dianut oleh Amerika Serikat, Filipina, Indonesia dan sebagian besar negaranegara Amerika Latin dan Amerika Tengah.
Ciri-ciri pemerintahan presidensial yaitu :

Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala negara.

Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih
langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.

Presiden
memiliki
hak
prerogratif
(hak
istimewa)
untuk
mengangkat
dan
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen.

Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan eksekutif bukan kepada
kekuasaan legislatif.

Kekuasaan eksekutif tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.

Kekuasaan eksekutif tidak dapat dijatuhkan oleh legislatif.
43
B.Sejarah Perkembangan
Sejarah politik adalah analisis peristiwa-peristiwa politik, narasi (oral history) , ide, gerakan dan
para pemimpin yang biasanya disusun berdasarkan negara bangsa dan walaupun berbeda dengan
ilmu bidang sejarah akan tetapi tetap berhubungan antara lain dengan bidang sejarah lain seperti
sejarah sosial, sejarah ekonomi, dan sejarah militer. Secara umum, sejarah politik berfokus pada
peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan negara-negara dan proses politik formal. Menurut
Hegel, Sejarah Politik "adalah gagasan tentang negara dengan kekuatan moral dan spiritual di
luar kepentingan materi pelajaran: itu diikuti bahwa negara merupakan agen utama dalam
perubahan sejarah" Ini salah satu perbedaan dengan, misalnya, sejarah sosial, yang berfokus
terutama pada tindakan dan gaya hidup orang biasa, atau manusia dalam sejarah yang merupakan
karya sejarah dari sudut pandang orang biasa.
C.Fungsi
Fungsi politik dijalankan oleh lembaga-lembaga politik baik itu organisasi politik (partai politik),
Negara (wilayah politik) dan organisasi internasional (ASEAN dan Persatuan Bangsa-Bangsa).
Berikut peran politik PBB dalam berbagai peristiwa politik : Persatuan Bangsa Bangsa atau PBB
merupakan organisasi internasional terpenting, karena hampir seluruh negara di dunia menjadi
anggotanya. Dalam periode perang dingin PBB harus mencerminkan realitas politik bipolar
sehingga sering tidak bisa membuat keputusan efektif, setelah berakhirnya perang dingin dan
realitas politik cenderung menjadi unipolar dengan Amerika Serikat sebagai kekuatan Hiper
Power, PBB menjadi relatif lebih efektif untuk melegitimasi suatu tindakan internasional sebagai
tindakan multilateral dan bukan tindakan unilateral atau sepihak. Upaya AS untuk mendapatkan
44
dukungan atas inisiatifnya menyerbu Irak dengan melibatkan PBB, merupakan bukti diperlukan
nya legitimasi multilateralisme yang dilakukan lewat PBB.
Untuk mengatasi berbagai konflik bersenjata yang kerap meletus dengan cepat di berbagai
belahan dunia misalnya, saat ini sudah ada usulan untuk membuat pasukan perdamaian dunia
(peace keeping force) yang bersifat tetap dan berada di bawah komando PBB. Hal ini diharapkan
bisa mempercepat reaksi PBB dalam mengatasi berbagai konflik bersenjata. Saat misalnya PBB
telah memiliki semacam polisi tetap yang setiap saat bisa dikerahkan oleh Sekertaris Jendral
PBB untuk beroperasi di daerah operasi PBB. Polisi PBB ini yang menjadi Civpol (Civilian
Police/polisi sipil) pertama saat Timor Timur lepas dari Republik Indonesia.
Fungsi politik nampak jelas dari pelaksanaan hubungan internasional. Hubungan intenasional
adalah cabang dari ilmu politik, merupakan suatu studi tentang persoalan-persoalan luar negeri
dan isu-isu global di antara negara-negara dalam sistem internasional, termasuk peran negaranegara, organisasi-organisi, antarpemerintah, organisasi-organisasi nonpemerintah (NGO/LSM),
dan perusahaan-perusahaan multinasional..Hubungan Internasional adalah suatu bidang
akademis dan kebijakan publik dan dapat bersifat positif atau normatif karena berusaha
menganalisis serta merumuskan kebijakan luar negeri negara-negara tertentu.
Hubungan internasional telah bergeser jauh dari dunia eksklusif para diplomat dengan segala
protokol dan keteraturannya, ke arah kerumitan dengan kemungkinan setiap orang bisa menjadi
aktor dan memengaruhi jalannya politik baik di tingkat global maupun lokal. Pada sisi lain juga
terlihat kemungkinan munculnya pemerintahan dunia dalam bentuk PBB, yang mengarahkan
pada keteraturan suatu negara (konfederasi?).
45
D.Persebaran Aliran Politik
Terdapat banyak aliran politik yang dikembangkan oleh negara negara di dunia antara lain:
a.Demokrasi : paham yang mengutamakan kekuasaan rakyat, dianut sebagian besar Negara-negara Eropa
seperti Italia, Perancis,Jerman, Portugal dan di Asia Negara India, Singapura,Philipina,Indonesia serta,
Amerika Serikat dan Kanada di benua Amerika.
b.Diktatorisme : paham yang meletakkan kekuasaan mutlak ditangan satu orang seperti Khadafi di Libya
, Mubarak di Mesir , Sadam Husein di Irak dan Marcos di Philipina yang semua sudah tumbang.
c.Komunisme : paham yang ingin membentuk masyarakat sama rasa sama rata tidak ada kelas
dalam masyarakat seperti Negara Kuba , Korea Utara, Vietnam , Laos
d. Monarki : paham yang menempatkan seseorang / raja atau ratu sebagai kepala Negara. Ada
monarki absolute yaitu raja berkuasa secara politik seperti Arab Saudi , Qatar, Kuwait , Maroko
dan sebagian Negara-negara Afrika seperti Benin, Lesotho,Swaziland. Sedangkan monarki
konstitusional menempatkan raja sebagai kepala Negara dengan sedikit campur tangan politik
seperti Malaysia, Jepang, Inggris, Belanda dan Thailand
e. Theokrasi : Negara berdasarkan agama yaitu Arab Saudi (penerapan agama Islam) dan
Vatikan (agama Katholik) ,
Meskipun demikian aliran politik tidaklah bersifat mutlak, Negara China ideologinya komunis
dengan Partai Komunis yang berkuasa, tetapi ekonominya menganut kapitalis yang berusaha
mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan menanamkan modalnya keberbagai negara
E.Lembaga politik
Secara awam berarti suatu organisasi, tetapi lembaga bisa juga merupakan suatu kebiasaan atau
perilaku yang terpola. Perkawinan adalah lembaga sosial, baik yang diakui oleh negara lewat
46
KUA atau Catatan Sipil di Indonesia maupun yang diakui oleh masyarakat saja tanpa pengakuan
negara. Dalam konteks ini suatu organisasi juga adalah suatu perilaku yang terpola dengan
memberikan jabatan pada orang-orang tertentu untuk menjalankan fungsi tertentu demi
pencapaian tujuan bersama, organisasi bisa formal maupun informal. Lembaga politik adalah
perilaku politik yang terpola dalam bidang politik.
Pemilihan pejabat, yakni proses penentuan siapa yang akan menduduki jabatan tertentu dan
kemudian menjalankan fungsi tertentu (sering sebagai pemimpin dalam suatu bidang/masyarakat
tertentu) adalah lembaga demokrasi. Bukan lembaga pemilihan umumnya (atau sekarang KPUnya) melainkan seluruh perilaku yang terpola dalam kita mencari dan menentukan siapa yang
akan menjadi pemimpin ataupun wakil kita untuk duduk di parlemen.
Persoalan utama dalam negara yang tengah melalui proses transisi menuju demokrasi seperti
Indonesia saat ini adalah pelembagaan demokrasi. Yaitu bagaimana menjadikan perilaku
pengambilan keputusan untuk dan atas nama orang banyak bisa berjalan sesuai dengan normanorma demokrasi, umumnya yang harus diatasi adalah merubah lembaga feodalistik (perilaku
yang terpola secara feodal, bahwa ada kedudukan pasti bagi orang-orang berdasarkan kelahiran
atau profesi sebagai bangsawan politik dan yang lain sebagai rakyat biasa) menjadi lembaga
yang terbuka dan mencerminkan keinginan orang banyak untuk mendapatkan kesejahteraan.
Untuk melembagakan demokrasi diperlukan hukum dan perundang-undangan dan perangkat
struktural yang akan terus mendorong terpolanya perilaku demokratis sampai bisa menjadi
pandangan hidup. Karena diyakini bahwa dengan demikian kesejahteraan yang sesungguhnya
baru bisa dicapai, saat tiap individu terlindungi hak-haknya bahkan dibantu oleh negara untuk
bisa teraktualisasikan, saat tiap individu berhubungan dengan individu lain sesuai dengan norma
dan hukum yang berlaku.
47
Salah satu lembaga politik adalah partai politik. Seluruh Negara demokrasi pasti mempunyai
partai politik sebagai penyalur aspirasi anggotanya, alat merebut kekuasan secara konsitusional
melalui pemilihan umum dan kaderisasi pemimpin-pemimpin politik suatu Negara.
Sebuah partai politik adalah organisasi politik yang menjalani ideologi tertentu atau dibentuk
dengan tujuan khusus. Definisi lainnya adalah kelompok yang terorganisir yang anggotaanggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah
untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik - (biasanya) dengan cara
konstitusionil - untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.
Partai politik adalah sarana politik yang menjembatani elit-elit politik dalam upaya mencapai
kekuasaan politik dalam suatu negara yang bercirikan mandiri dalam hal finansial, memiliki
platform atau haluan politik tersendiri, mengusung kepentingan-kepentingan kelompok dalam
urusan politik, dan turut menyumbang political development sebagai suprastruktur politik.
Dalam rangka memahami Partai Politik sebagai salah satu komponen Infra Struktur Politik
dalam negara, berikut beberapa pengertian mengenai Partai Politik, yakni :
1. Carl J. Friedrich: Partai Politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara
stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasan pemerintah bagi
pemimpin Partainya, dan berdasarkan penguasan ini memberikan kepada anggota
Partainya kemanfaatan yang bersifat ideal maupun materil.
2. R.H. Soltou: Partai Politik adalah sekelompok warga negara yang terorganisir, yang
bertindak sebagai satu kesatuan politik, yang dengan memanfaatkan kekuasan memilih,
bertujuan menguasai pemerintah dan melaksanakan kebijakan umum mereka.
48
3. Sigmund Neumann: Partai Politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis Politik yang
berusaha untuk menguasai kekuasan pemerintah serta merebut dukungan rakyat atas
dasar persaingan melawan golongan-golongan lain yang tidak sepaham.
4. Miriam Budiardjo: Partai Politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggotaanggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama dengan tujuan
memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik (biasanya), dengan cara
konstitusional guna melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.
Lembaga politik yang ada dalam suatu Negara dibentuk berdasarkan Undang-undang hasil kese
pakatan wakil-wakil rakyat yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atau parlemen.
Negara Indonesia melengkapi dirinya dengan berbagai lembaga politik seperti lembaga Kepresi
denan beserta Menteri-menteri kabinet sebagai lembaga eksekutif (pelaksana undang-undang),
DPR dan MPR sebagai lembaga legislatif (pembuat undang-undang) dan Mahkamah Agung
sebagai lembaga yudikatif (penegak undang-undang) . Kemudian orde reformasi menghasilkan
berbagai lembaga politik yang cukup banyak sebagai alat untuk mengontrol kekuasaan jangan
sampai melenceng dari Undang-Undang
Dasar 1945 sebagai pedoman bernegara karena
didalamnya memuat tujuan bernegara dan aturan dasarnya. Muncullah lembaga Mahkamah
Konstitusi yang mengadili setiap konflik karena perbedaan tafsir dalam berbagai peraturan
karena Undang-undang yang dibuat belum tentu sesuai dengan jiwa UUD 1945. Ada Komisi
Pemberantasan Korupsi yang telah menyeret pejabat-pejabat Negara (menteri, dirjen,gubernur,
bupati/walikota), penegak hukum (polisi,jaksa,hakim dan pengacara) dan pengusaha nakal ke
dalam bui karena berbagai kasus korupsi.
49
BAB IV PERANAN UNSUR-UNSUR GEOGRAFI DALAM POLITIK
Unsur-unsur Geografi yang berpengaruh terhadap politik meliputi unsur-unsur alam (lithosfer,
atmosfer,biosfer dan hidrosfer) dan unsur-unsur manusia (ekonomi,budaya,sosial dan politik).
Dalam diktat ini tidak semua unsur-unsur dapat dijelaskan, hanya beberapa unsur yang dapat
mewakili penjelasan dari judul bab ini
A.Unsur-unsur alam :
1. Gempa Bumi
Hari Sabtu 27 Mei 2006, pukul 05.57 WIB pagi, DIY dan Jawa Tengah diguncang
gempa berkekuatan 5,9 skala richter. Daerah Kabupaten Bantul sebelah Timur, Kota Yogyakarta
bagian Timur , Prambanan Sleman, Prambanan Klaten dan Gantiwarno Klaten luluh lantak.
Ribuan orang meninggal dunia (lebih dari 5000 orang) dan luka-luka mulai ringan hingga parah (
sekitar 125.000 orang). Banyak bangunan, gedung dan rumah rata dengan tanah, atau setidaknya
mengalami kerusakan yang tidak memungkinkan untuk dihuni atau dijadikan tempat kerja yang
aman. Termasuk kantor KPU Kota Yogyakarta , lantai 2 tidak bisa digunakan walaupun tidak
parah kerusakannya. Di Yogyakarta sendiri ada lima kecamatan yang kondisinya parah, yakni
Umbulharjo, Kotagede, Mergangsan, Mantrijeron, dan Gondokusuman.
Saat itu penyelenggaraan Pilkada Kota Yogyakarta yang rencananya di selenggarakan
bulan Juni tahun 2006 sampai pada proses batas akhir pencatatan pemilih tambahan, sosialisasi
Pilkada, yang bersafari ke 45 kelurahan sedang berlangsung, berkas pencalonan sedang dalam
masa perbaikan untuk dikembalikan ke KPUD. Namun semua tahapan tersebut menjadi buyar
karena terjadinya gempa bumi. Itulah pengaruh nyata dari unsur Geografi berupa lithosfer ( baca:
gempa bumi) tehadap peristiwa politik (baca : pemilihan kepala daerah).
50
Setelah mempertimbangkan beberapa aspek yaitu :
1).aspek teknis, yaitu berupa rusaknya data pemilih, rusaknya infrastruktur pendukung, pengada
an logistik dan dalam rangka memberikan kesempatan pasangan calon untuk melengkapi syaratsyarat yang diperlukan;
2) aspek sosiologis, yaitu menerima masukan masyarakat untuk menunda Pilkada dengan pertim
bangan kemanusiaan;
3) aspek pembiayaan,apabila ditunda terlalu lama akan menimbulkan pembengkakan pembiaya
an Pilkada; dan
4) aspek yuridis adalah peraturan perundang-undangan memungkinkan penundaan, maka setelah
melalui koordinasi dengan berbagai pihak yang berkompeten, KPUD memutuskan menunda
Pilkada menjadi tanggal 13 Agustus 2006.
Situasi yang ada tidak memungkinkan menjalankan agenda Pilkada yang sedang
berlangsung. Semua warga Yogyakarta disibukkan dengan aktivitas kemanusiaan. Aktivitas
anggota KPUD sendiri selama seminggu pasca gempa di antaranya melakukan kunjungan
beberapa anggota panitia pelaksana (Panitia Pelaksana Kecamatan dan Panitia Pemungutan
Suara ) yang terkena dampak bencana. Dari pantauan tersebut sebagian besar panitia pelaksana,
apalagi sekretariatnya lebih banyak disibukkan menangani proses recovery pasca gempa.
Seminggu pasca gempa, KPUD mengundang ketua PPK untuk berkoordinasi sekaligus
mengumpulkan data tentang kondisi kesiapan pelaksaan Pilkada di wilayahnya masing-masing.
Pada saat yang sama, KPU juga melakukan sounding ( mendengarkan suara suara ) ke
masyarakat, memantau pemberitaan media yang terkait dengan pelaksaan Pilkada dan
melakukan komunikasi informal dengan pihak-pihak yang berkepentingan, termasuk tim sukses
parpol dari tiga koalisi. Di satu pihak, misalnya Koalisi Merah Putih, menyuarakan agar Pilkada
51
ditunda, sementara dari pihak Koalisi Rakyat Jogya, meskipun tidak terungkap secara eksplisit,
lebih cenderung Pilkada tetap berjalan sesuai tahapan yang telah ditetapkan KPUD. KPUD
hanya perlu melakukan penyesuaian agenda tanpa harus menunda hari H pemungutan suara.
Pihak yang tidak menghendaki penundaan memperkuat argumentasinya dengan adanya fakta
bahwa Kulonprogo yang juga terkena imbas bencana gempa bumi walaupun tidak begitu parah,
tidak menunda Pilkada.
b. Pertambangan
Di dalam suatu negara, bilamana salah satu golongan politik mampu menguasi
sektor pertambangan maka kekuatan politik dari golongan tersebut akan kuat
mengingat sektor pertambangan menghasilkan pendapatan yang tinggi untuk
menunjang kekuatan politik golongan tersebut.
Salah satu contoh golongan politik yang mempunyai kekuatan tangguh adalah
Partai Golkar. Tambang batu bara di daerah Kalimantan yang dikuasi oleh PT. Kaltim
Prima Coal yang sebagaian besar sahamnya dikuasi oleh keluarga Aburizal Bakrie.
Hasil dari sektor pertambangan tersebut akan membantu dalam hal pendanaan Partai
Golkar mengingat Aburizal Bakrie juga bertindak sebagai ketua umumnya.
Gambar 5. Pertambangan batu bara milik P.T.Bakrie
52
Di sisi lain sektor pertambangan juga membutuhkan tenaga kerja yang
cukup banyak. Dalam sebuah perusahaan pertambangan dimungkinkan adanya
ribuan karyawan. Biasanya karyawan ini secara otomatis ikut mendukung
golongan politik yang menguasai perusahaan pertambangan dimana ia bekerja.
Hal ini menyebabkan pengaruh yang besar pada perolehan suara saat golongan
politik tersebut mengikuti Pemilu. Karena para pekerja tersebut secara tidak
langsung merasa sudah diberi lapangan kerja untuk menjamin kelangsungan
hidupnya.
Gambar 6.
Pertambangan batubara terbuka di Kalimantan
2.Hidrosfer
Salah satu objek kajian geografi yang berpengaruh pada politik adalah hidrosfer. Hidrosfer
mencakup perairan darat maupun laut. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah pengaruh
perairan laut pada politik terutama yang berkaitan dengan Geostrategi.
b.1. Perairan Laut.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagiaan wilayahnya berupa perairan laut.
Selain itu, letak perairan laut Indonesia sangat strategis karena merupakan jalur lalu lintas
53
Internasional. Indonesia tentu patut mewaspadai perkembangan yang terjadi terutama di kawasan
Asia Pasifik. Sebab konsekuensi letak geografis Indonesia di persilangan jalur lalu lintas
internasional, maka setiap pergolakan politik berapapun kadar intensitas pasti berpengaruh
terhadap Indonesia. Apalagi jalur suplai kebutuhan dasar terutama minyak beberapa negara
melewati perairan Indonesia. Jalur pasokan minyak dari Timur Tengah dan Teluk Persia ke
Jepang dan Amerika Serikat, misalnya, Asia Tenggara 70% pelayarannya melewati perairan
Indonesia. Karenanya sangat wajar bila berbagai negara berkepentingan mengamankan jalur
pasokan minyak ini, termasuk di perairan nusantara, seperti, Selat Malaka, Selat Sunda, Selat
Lombok, Selat Makasar, Selat Ombai Wetar, dan lain-lain.
Pasukan Beladiri Jepang secara berkala dan teratur mengadakan latihan operasi jarak jauh
untuk mengamankan area yang mereka sebut sebagai "life line," yakni, radius sejauh 1000 mil
laut hingga menjangkau perairan Asia Tenggara. Hal yang sama juga dilakukan Cina, Australia,
India, termasuk mengantisipasi kemungkinan terjadi penutupan jalur-jalur vital tersebut oleh
negara-negara di Asia Tenggara (termasuk Indonesia.)
Keberadaan Indonesia dipersilangan jalur pelayaran strategis, memang selain membawa
keberuntungan juga mengandung ancaman. Sebab pasti dilirik banyak negara. Karena itu sangat
beralasan bila beberapa negara memperhatikan dengan cermat setiap perkembangan yang terjadi
di Indonesia. Australia misalnya, sangat kuatir bila Indonesia mengembangkan kekuatan
angkatan laut, yang pada gilirannya dapat memperketat pengendalian efektif semua jalur
pelayaran di perairan nusantara. Penetapan sepihak selat Sunda dan selat Lombok sebagai
perairan internasional oleh Indonesia secara bersama-sama ditolak oleh Amerika Serikat,
Australia, Canada, Jerman, Jepang, Inggris dan Selandia Baru. Tentu apabila dua selat ini
54
menjadi perairan teritorial Indonesia, maka semua negara yang melintas di wilayah perairan ini
harus tunduk kepada hukum nasional Indonesia, tanpa mengabaikan kepentingan internasional.
Selain hal di atas perairan laut di Indonesia yang strategis dan kaya akan sumber daya alam
bisa memicu konflik dengan negara lain. Bahkan mengundang banyak negara untuk menguasai
kekayaan laut di Indonesia.
Banyak kasus yang terjadi pencurian ikan di wilayah perairan di Indonesia oleh nelayan
asing yang pada akhirnya memicu konflik politik dengan negara lain. Seperti yang terjadi
beberapa waktu lalu yaitu ditangkapnya petugas DKP oleh Malaysia di perairan Indonesia yang
berujung pada konflik politik kedua negara.
Uraian di atas memperlihatkan bahwa perairan laut sangat berpengaruh terhadap politik terutama
politik antar negara. Hubungan geografi dengan politik merupakan hubungan timbal balik,
sehingga tidak hanya geografi saja yang berpengaruh terhadap politik tetapi politik juga
berpengaruh terhadap geografi.
Jalur pelayaran internasional yang melewati Indonesia tentu saja membawa dampak pada
perairan laut Indonesia. Perairan laut di Indonesia yang dilewati jalur pelayaran Internasional
tersebut akan menjadi tercemar oleh bahan bakar kapal.
Contoh lain pengaruh politik terhadap perairan laut adalah kebijakan pemerintah dalam
melarang penggunaan bahan peledak dalam menangkap ikan yang akan mengurangi kerusakan
lingkungan di wilayah perairan laut. Dan apabila pemerintah tidak melakukan pelarangan
terhadap tindakan tersebut maka kondisi lingkungan perairan laut akan semakin rusak.
Dari ulasan di atas terlihat dengan jelas hubungan antara geografi dengan politik. Dalam
hal ini hidrosfer memberi pengaruh terhadap politik pada suatu negara terutama negara maritime
begitu pula sebaliknya politik berpengaruh pada hidrosfer.
55
b.2 Perairan darat
Air yang merupakan bagian dari hak-hak asasi manusia yang mengandung suatu nilai
universal, dimana kebutuhan tersebut adalah kebutuhan yang tidak boleh dilimitasi, dieleminir
sebagian dan atau seluruhnya, hal kebutuhan tersebut juga sudah menjadi hak konstitusional
setiap warga negara, yang bisa diartikan bahwa keberadaan air bagi rakyat banyak tidak bisa lagi
di dalam pemenuhannya tergantung pada Undang-undang atau Peraturan Pemerintahan yang
berlaku di sebuah Negara, misalkan dibatasi dengan keberadaan oleh adanya UU No 7 Tahun
2004 tentang Sumber Daya Air (SDA). Apalagi air yang merupakan suatu kebutuhan pokok bagi
masyarakat, serta merupakan suatu elemen yang terpenting bagi kelangsungan kehidupan
manusia, suadah merupakan keharusan mendapatkan suatu proteksi yang memadahi bagi
kepentingan pemenuhan kebutuhan umat manusia. Dan fundamentalisnya, hal ini tentunya telah
bertentangan, sebagaimana air di dalam perspektif konsep hak asasi manusia (HAM) yang
berlaku secara universal, di dalam keterkaitan hubungannya negara dengan warganya, dalam hal
ini rakyat yang berkedudukan sebagai pemegang hak (right holder), kemudian di sisi lain negara
berkedudukan sebagai pengemban kewajiban (duty holder) mengandung imperatif. Dan
kemudian dimana kewajiban negara yang mendasar seharusnya adalah melindungi (proteksi) dan
menjamin hak asasi warganya (rakyat), dalam hal itu dimana salah satunya adalah hak atas air –
mengupayakan pemenuhan secara positip atau menjamin akses rakyat atas air yang sehat untuk
segala kebutuhannya mulai dari urusan rumah tangga, urusan irigasi, urusan produksi lainnya.
Isu tentang air yang berkembang di masyarakat semakin berhembus kencang menyusul
akan disahkannya RUU Sumberdaya Air, RUU Sumberdaya Air tersebut akan menggantikan
Undang-Undang No.11 Tahun 1974 tentang pengairan dalam RUU tersebut, terlihat adanya
56
perubahan cara pandang terhadap sumberdaya air. Air tidak dimaknai lagi sebagai barang publik
(publik goods), tetapi juga sudah menjadi komoditas ekonomi (economic goods).
Dengan adanya kesadaran bahwa air adalah hak asasi manusia maka semakin gencar
masyarakat, lembaga, maupun Negara memperjuangkan air untuk tetap lestari. Perjuangan
tersebut dilakukan dengan mengadakan acara-acara,kerja sama,seminar maupun kampanye aksi.
Pada tahun 1992, ada dua peristiwa pertemuan yang menjadi dasar pendirian jaringan lembagalembaga air internasional: Konferensi Internasional mengenai Air dan Lingkungan di Dublin dan
konferensi PBB mengenai Lingkungan dan Pembangunan di Rio de Janerio. Secara khusus ada 3
lembaga yang saling berkaitan lahir dari dua acara tersebut: Global Water Partnership(GWP),
World Water Council(WWC), dan World Commission on Water(WWC).World Commission on
Water (WWC) dibentuk pada tahun 1998 dan dipimpin oleh Ishmail Serageldin. Komisi ini
beranggotakan 21 orang terkanal dari seluruh dunia. Selain oleh pemerintah Kanada dan Belanda
, komisi ini juga didukung secara resmi oleh seluruh organisasi besar PBB yang memiliki
mandate yang berhubungan dengan air;yakni UNESCO, FAO, UNDP, WHO, dan UNICEF.
Komunitas internasional perlu bersatu padu dalam sebuah model yang baru;model yang tidak
dikendalikan oleh motif mendapatkan profit atau didanai oleh Bank Dunia. Model ini harus
menerapkan nilai-nilai air sebagai milik bersama,penjagaan air, kesetaraan air, universalitas air,
dan perdamaian air. Beberapa teladan positif yang mendukung nilai-nilai tersebut telah terbentuk
–termasuk 3 prinsip yang dikembangkan selama 10 tahun terakhir dalam berbagai pertemuan
yang disponsori oleh PBB. Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang dapat membentuk cara
mengatur penggunaan air di masa depan.
57

Prinsip Kedaulatan territorial yang terbatas dan terintegrasi, setiap Negara memiliki hak
untuk menggunakan air dalam teritorialnya dengan syarat tindakan tersebut tidak
merugikan kepentingan Negara lain.

Prinsip komunitas kepentingan-kepentingan: tidak ada satu Negara pun yang dapat
menggunakan air dalam wilayahnya tanpa dikonsultasikan dengan Negara lain untuk
mencapai pengelolaan yang terintergrasi,atas dasar kerja sama.

Prinsip penggunaan yang adil dan masuk akal: setiap Negara memiliki hak untuk
menggunakan air di daerah aliran air bersama melalui pemberian kepemilikan dan
control untuk bagian sumber daya yang adil dan masuk akal.
Agenda bagi gerakan ketahanan air internasional yang dipersenjatai dengan sejumlah
solusi lingkungan dan kemanusiaan yang memiliki potensi untuk mengatasi krisis air global.
Gerakan ini bertujuan untuk melindungi dan mempertahankan air dari eksploitasi komersial.
Untuk menyelamatkan sumber daya air yang makin menipis, dan mencegah konflik yang lebih
jauh, seluruh tingkat pemerintah dan masyarakat di seluruh dunia harus mulai bekerja sama,
seperti yang dahulu pernah dilakukan untuk membangun masyarakat kembali setelah perang
berakhir. Untuk memulai misi ini, sesegera mungkin kita harus menyetujui serangkaian prinsip
dan nilai pemandu,yakni:.
a) Air adalah milik bumi dan seluruh spesies.
b) Sedapat mungkin air harus berusaha berada tetap ditempat asalnya.
c) Air harus dikonversi setiap saat.
d) Air yang tercemar harus kembali disehatkan.
e) Air dapat dilindungi paling baik ketika berada didaerah aliran airnya yang alami.
f) Air adalah warisan public, yang harus dijaga oleh seluruh tingkat pemerintahan.
58
g) Akses pada pasokan air bersih yang cukup adalah hak asasi dasar manusia.
h) Pembela air yang terbaik adalah masyarakat dan warga Negara setempat.
i) Publik harus berpartisipasi sebagai mitra sejajar dengan pemerintah untuk melindungi air.
j) Kebijakan-kebijakan globalisasi ekonomi tidak mendukung keberlanjutan air (water
sustainable).
3.Iklim
Tidak semua ilmuwan setuju tentang keadaan dan akibat dari pemanasan global.
Beberapa pengamat masih mempertanyakan apakah temperatur benar-benar meningkat. Yang
lainnya mengakui perubahan yang telah terjadi tetapi tetap membantah bahwa masih terlalu dini
untuk membuat prediksi tentang keadaan di masa depan. Kritikan seperti ini juga dapat
membantah bukti-bukti yang menunjukkan kontribusi manusia terhadap pemanasan global
dengan berargumen bahwa siklus alami dapat juga meningkatkan temperatur. Mereka menun
jukkan fakta-fakta bahwa pemanasan berkelanjutan dapat menguntungkan di beberapa daerah.
Para ilmuwan yang mempertanyakan pemanasan global cenderung menunjukkan tiga
perbedaan yang masih dipertanyakan antara prediksi model pemanasan global dengan perilaku
sebenarnya yang terjadi pada iklim. Pertama, pemanasan cenderung berhenti selama tiga dekade
pada pertengahan abad ke-20; bahkan ada masa pendinginan sebelum naik kembali pada tahun
1970-an. Kedua, jumlah total pemanasan selama abad ke-20 hanya separuh dari yang diprediksi
oleh model. Ketiga, troposfer, lapisan atmosfer terendah, tidak memanas secepat prediksi model.
Akan tetapi, pendukung adanya pemanasan global yakin dapat menjawab dua dari tiga
pertanyaan tersebut.
Kurangnya pemanasan pada pertengahan abad disebabkan oleh besarnya polusi udara
yang menyebarkan partikulat-partikulat, terutama sulfat, ke atmosfer. Partikulat ini, juga dikenal
59
sebagai aerosol, memantulkan sebagian sinar matahari kembali ke angkasa luar. Pemanasan
berkelanjutan akhirnya mengatasi efek ini, sebagian lagi karena adanya kontrol terhadap polusi
yang menyebabkan udara menjadi lebih bersih.
Keadaan pemanasan global sejak 1900 yang ternyata tidak seperti yang diprediksi
disebabkan penyerapan panas secara besar oleh lautan. Para ilmuan telah lama memprediksi hal
ini tetapi tidak memiliki cukup data untuk membuktikannya. Pada tahun 2000, U.S. National
Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) memberikan hasil analisa baru tentang
temperatur air yang diukur oleh para pengamat di seluruh dunia selama 50 tahun terakhir. Hasil
pengukuran tersebut memperlihatkan adanya kecenderungan pemanasan: temperatur laut dunia
pada tahun 1998 lebih tinggi 0,2 derajat Celsius (0,3 derajat Fahrenheit) daripada temperatur
rata-rata 50 tahun terakhir, ada sedikit perubahan tetapi cukup berarti.
Pertanyaan ketiga masih membingungkan. Satelit mendeteksi lebih sedikit pemanasan di
troposfer dibandingkan prediksi model. Menurut beberapa kritikus, pembacaan atmosfer tersebut
benar, sedangkan pengukuran atmosfer dari permukaan Bumi tidak dapat dipercaya. Pada bulan
Januari 2000, sebuah panel yang ditunjuk oleh National Academy of Sciences membahas masa
lah ini mengakui bahwa pemanasan permukaan Bumi tidak dapat diragukan lagi. Akan tetapi,
pengukuran troposfer yang lebih rendah dari prediksi model tidak dapat dijelaskan .
Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen per-tahun.
Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini tidak ada yang dapat
mencegah pemanasan global di masa depan. Tantanga saat ini adalah mengatasi efek yang timbul
sambil melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan.
Kerusakan yang parah dapat di atasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi
dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya, pemerintah
60
dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Beberapa negara,
seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga
koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara.
Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke
habitat yang lebih dingin.
Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca.
Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau
komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan
karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.
a.Menghilangkan karbon
Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida di udara adalah
dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama
yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang sangat banyak,
memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia,
tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area,
tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika
diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah
tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan
dalam mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca.
Gas karbon dioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan
menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong
agar minyak bumi keluar ke permukaan (lihat Enhanced Oil Recovery). Injeksi juga bisa
dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan
61
batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai
Norwegia, dimana karbon dioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap
dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.
Salah satu sumber penyumbang karbon dioksida adalah pembakaran bahan bakar
fosil. Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri pada abad
ke-18. Pada saat itu, batubara menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan
oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa
digunakan di dunia sebagai sumber energi. Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini
sebenarnya secara tidak langsung telah mengurangi jumlah karbon dioksida yang dilepas ke
udara, karena gas melepaskan karbon dioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan
minyak apalagi bila dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian, penggunaan energi
terbaharui dan energi nuklir lebih mengurangi pelepasan karbon dioksida ke udara. Energi
nuklir, walaupun kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya,
bahkan tidak melepas karbon dioksida sama sekali.
b.Persetujuan internasional
Protokol Kyoto
Kerjasama internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan gas-gas
rumah kaca. Di tahun 1992, pada Earth Summit di Rio de Janeiro, Brazil, 150 negara
berikrar untuk menghadapi masalah gas rumah kaca dan setuju untuk menterjemahkan
maksud ini dalam suatu perjanjian yang mengikat. Pada tahun 1997 di Jepang, 160 negara
merumuskan persetujuan yang lebih kuat yang dikenal dengan Protokol Kyoto.
62
Perjanjian ini, yang belum diimplementasikan, menyerukan kepada 38 negara-negara
industri yang memegang persentase paling besar dalam melepaskan gas-gas rumah kaca
untuk memotong emisi mereka ke tingkat 5 persen di bawah emisi tahun 1990. Pengurangan
ini harus dapat dicapai paling lambat tahun 2012. Pada mulanya, Amerika Serikat
mengajukan diri untuk melakukan pemotongan yang lebih ambisius, menjanjikan
pengurangan emisi hingga 7 persen di bawah tingkat 1990; Uni Eropa, yang menginginkan
perjanjian yang lebih keras, berkomitmen 8 persen; dan Jepang 6 persen. Sisa 122 negara
lainnya, sebagian besar negara berkembang, tidak diminta untuk berkomitmen dalam
pengurangan emisi gas.
Akan tetapi, pada tahun 2001, Presiden Amerika Serikat yang baru terpilih, George
W. Bush mengumumkan bahwa perjanjian untuk pengurangan karbon dioksida tersebut
menelan biaya yang sangat besar. Ia juga menyangkal dengan menyatakan bahwa negaranegara berkembang tidak dibebani dengan persyaratan pengurangan karbon dioksida ini.
Kyoto Protokol tidak berpengaruh apa-apa bila negara-negara industri yang bertanggung
jawab menyumbang 55 persen dari emisi gas rumah kaca pada tahun 1990 tidak
meratifikasinya. Persyaratan itu berhasil dipenuhi ketika tahun 2004, Presiden Rusia
Vladimir Putin meratifikasi perjanjian ini, memberikan jalan untuk berlakunya perjanjian ini
mulai 16 Februari 2005.
Banyak orang mengkritik Protokol Kyoto terlalu lemah. Bahkan jika perjanjian ini
dilaksanakan segera, ia hanya akan sedikit mengurangi bertambahnya konsentrasi gas-gas
rumah kaca di atmosfer. Suatu tindakan yang keras akan diperlukan nanti, terutama karena
negara-negara berkembang yang dikecualikan dari perjanjian ini akan menghasilkan separuh
dari emisi gas rumah kaca pada 2035. Penentang protokol ini memiliki posisi yang sangat
63
kuat. Penolakan terhadap perjanjian ini di Amerika Serikat terutama dikemukakan oleh
industri minyak, industri batubara dan perusahaan-perusahaan lainnya yang produksinya
tergantung pada bahan bakar fosil. Para penentang ini mengklaim bahwa biaya ekonomi
yang diperlukan untuk melaksanakan Protokol Kyoto dapat menjapai 300 milyar dollar AS,
terutama disebabkan oleh biaya energi. Sebaliknya pendukung Protokol Kyoto percaya
bahwa biaya yang diperlukan hanya sebesar 88 milyar dollar AS dan dapat lebih kurang lagi
serta dikembalikan dalam bentuk penghematan uang setelah mengubah ke peralatan,
kendaraan, dan proses industri yang lebih effisien.
Pada suatu negara dengan kebijakan lingkungan yang ketat, ekonominya dapat terus
tumbuh walaupun berbagai macam polusi telah dikurangi. Akan tetapi membatasi emisi
karbon dioksida terbukti sulit dilakukan. Sebagai contoh, Belanda, negara industrialis besar
yang juga pelopor lingkungan, telah berhasil mengatasi berbagai macam polusi tetapi gagal
untuk memenuhi targetnya dalam mengurangi produksi karbon dioksida.
Setelah tahun 1997, para perwakilan dari penandatangan Protokol Kyoto bertemu
secara reguler untuk menegoisasikan isu-isu yang belum terselesaikan seperti peraturan,
metode dan pinalti yang wajib diterapkan pada setiap negara untuk memperlambat emisi gas
rumah kaca. Para negoisator merancang sistem dimana suatu negara yang memiliki program
pembersihan yang sukses dapat mengambil keuntungan dengan menjual hak polusi yang
tidak digunakan ke negara lain. Sistem ini disebut perdagangan karbon. Sebagai contoh,
negara yang sulit meningkatkan lagi hasilnya, seperti Belanda, dapat membeli kredit polusi
di pasar, yang dapat diperoleh dengan biaya yang lebih rendah. Rusia, merupakan negara
yang memperoleh keuntungan bila sistem ini diterapkan. Pada tahun 1990, ekonomi Rusia
sangat payah dan emisi gas rumah kacanya sangat tinggi. Karena kemudian Rusia berhasil
64
memotong emisinya lebih dari 5 persen di bawah tingkat 1990, ia berada dalam posisi untuk
menjual kredit emisi ke negara-negara industri lainnya, terutama mereka yang ada di Uni
Eropa. Uraian diatas menunjukkan betapa pentingnya unsur geografi (baca: atmosfer)
berupa iklim terhadap politik (kesepakatan Negara-negara dunia untuk mengurangi CO2 di
udara dalam Protokol Kyoto)
4.Biosfer /Tumbuhan.
Menteri Kehutanan RI didesak segera menjadikan Kawasan Hutan Batang Toru (KHBT) sebagai
kawasan lindung serta mencabut izin perusahaan yang melakukan pengelolaan hutan itu.
Manager Program Batang Toru Yayasan Ekosistem Lestari (YEL), Graham Usher, di Medan,
mengatakan, berdasar hasil pertemuan koordinasi yang digelar YEL bersama mitra kerja 20-21
Pebruari 2008, merekomendasikan desakan terhadap Menteri Kehutanan MS Kaban, untuk
menjadikan Kawasan Hutan Batang Toru (KHBT) sebagai kawasan lindung.
"Mengingat keragaman hayati dan persoalan topografi KHBT, kami meminta agar kawasan
yang meliputi tiga kabupaten di Sumut ini dapat dijadikan sebagai kawasan lindung,"
Menteri Kehutanan diharapkan juga dapat merespon KHBT sebagai habitat orang utan.
Mengingat hasil survey yang dilakukan YEL, terdapat habitat terakhir untuk populasi orang utan
(mawas, jut botar) yang diperkirakan mencapai sekitar 600 ekor di Blok Batang Toru Barat dan
sekitar 300-400 ekor di Blok Batang Toru Timur.
Termasuk dijumpai juga satwa langka lainnya seperti tapir, harimau sumatera, kambing
hutan dan beragam jenis burung khas Sumatera. Untuk flora, hutan ini memiliki beragam jenis
flora misalnya bunga bangkai rafflesia, anggrek, cemara gunung, sampinur tali, jenis-jenis
mayang dan beragam jenis flora lainnya.
65
Dukungan penyelamatan keragaman hayati ini diharapkan dapat diterbitkan, mengingat adanya
Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) yang dimiliki oleh PT. Teluk Nauli.
Berdasarkan kajian dan analisis yang telah dilakukan terhadap kawasan hutan Batang
Toru ternyata kawasan tersebut selayaknya dijadikan hutan lindung sesuai dengan rekomendasi
yang telah dikeluarkan oleh para pihak yang terkait dengan kawasan hutan Batang Toru.
"Kebijakan lain yang juga diharapkan diterbitkan oleh Pemerintah Propinsi Sumatera
Utara menetapkan Kawasan Hutan Batang Toru sebagai Kawasan Lindung Strategis Propinsi
Sumatera Utara dalam Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sumatera Utara,"
Sementara Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut, Yunus C
Hutauruk,mengatakan, keberadaan mega proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
(PLTPB) Sarulla, sebagai proyek potensial di Kabupaten Tapanuli Utara sangat membutuhkan
adanya perlindungan kawasan. "Kita sangat berharap adanya dukungan pemerintah pusat untuk
mendukung perlindungan Kawasan Hutan Batang Toru,"katanya.
Berdasarkan artikel yang diunduh dari http://illegalloggingwatch.blogspot.com tanggal 2
Oktober 2010 diatas, dapat dilihat bahwasannya terdapat hubungan antara fenomena Biosfer
dalam hal ini mengenai pengelolaan hutan dengan isu politik. Keduanya saling mempengaruhi
karena dalam suatu permasalahan lingkungan (geografi) selalu menyeret para politikus untuk
menyelesaikannya. Baik itu melalui keputusan para menteri terkait atau melalui undangundang.Begitu pula sebaliknya politik sering digunakan orang-orang tertentu untuk merusak atau
bahkan menguasai aset berharga sumber daya alam kita.
Biosfer (tanaman dan hewan) ternyata juga sangat berpengaruh terhadap lembaga politik
seperti Negara dan partai politik. Kemungkinan tanaman dan hewan mempunyai spirit yang
dapat dijadikan inspirasi. Memang pada dasarnya manusia terinspirasi oleh keberadaan tanaman
66
dan hewan, dan menjadikannya lambang dalam berbagai aktivitasnya, termasuk aktivitas politik.
Seorang pemuda pasti menyerahkan bunga ketika menyatakan cintanya, karena bunga yang
wangi harumnya dan indahnya warna warni merupakan lambang yang tepat bagi cintanya.
Negara-negara sebagai lembaga politik yang menggunakan tanaman dan hewan sebagai
lambangnya antara lain : Thailand - negeri gajah putih , Singapura – singa , Indonesia – Garu
da, Rusia – negeri beruang merah, Kanada – gambar daun di benderanya, Cina – negeri Tirai
Bambu dan hewan Panda , Australia – Negeri Kangguru , Korea – Negeri ginseng , Mesir –
negeri kuda nil. Adapun partai politik yang menggunakan tanaman atau hewan antara lain :
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan - Banteng Moncong Putih, Partai Gerindra – Kepala
Garuda, Partai Golkar – Pohon Beringin , PKS – Padi dan kapas , PDS – Burung Merpati.
B. Unsur-unsur Manusia (Antroposfer)
Peranan manusia dalam politik dipahami sebagai suatu kondisi manusia dalam suatu wilayah
(baca : Negara) yang mempengaruhi keputusan-keputusan politik yang diambil oleh lembaga
pemerintah yang mendapat mandat dari rakyat untuk mengatur Negara dalam berbagai bidang
kehidupan. Kondisi manusia dapat dibagi menjadi kondisi ekonomi, sosial, politik dan budaya.
1.Kondisi ekonomi.
Dalam suatu Negara yang masih bersifat agraris seperti Indonesia maka kebijakan politik yang
diambil berdasarkan pada kondisi pertanian, terutama kebutuhan pangan. Muncullah kebijaksana
an Panca Usaha Tani pada awal orde baru untuk memandu petani dalam usaha taninya. Saat itu
banyak konflik terjadi, karena petani yang biasanya memakai pupuk kandang diharuskan mema
kai pupuk buatan (kimia) walaupun harus impor. Demikian pula bibit padi yang tadinya berasal
dari bibit lokal sejenis raja lele, mentik wangi dan cianjur harus diganti dengan bibit IR yang
67
didatangkan dari Philipina. Kondisi pertanian yang masih tradisional dengan hasil panen rendah
dalam waktu lama mempengaruhi pemerintah mengambil keputusan politik berupa penerapan
Panca Usaha Tani (menentukan Pengolahan Tanah, Bibit,Pengairan,Pemupukan dan Pemberan
tasan hama) agar hasil meningkat untuk mengejar pertumbuhan penduduk yang pesat. Demikian
kondisi gagal panen, banyak ternak mati dan pabrik-pabrik gula bangkrut (kondisi ekonomi
melemah) mendorong pemerintah mengambil keputusan mengimpor beras, sapi dan gula
(keputusan politik) untuk memenuhi kebutuhan penduduk sekaligus mencegah kerusuhan social
bahkan politik karena kegagalan pemerintah menyediakan bahan pokok bagi warganya. Nampak
kondisi ekonomi mempengaruhi keputusan politik.
Gambar 7. Karikatur Impor Beras dinegeri Agraris
Gambar 8. Beras Impor dari Thailand
68
Tanah Air Indonesia adalah sebuah bangsa yang memiliki tanah pertanian yang sangatsubur, bah
kan dalam sebuah lirik lagu disebutkan "tongkat dan batupun jadi tanaman" sebagai ungkapan
yang menyatakan betapa suburnya tanah air tercintaini. Tapi mengapa kini kita harus mengimpor
beras dari luarnegeri, dengan kata lain berarti pangan bangsa Indonesia ternyata tergantung pada
orang asing, bagaimana seandainya mereka tidak mau lagi mengekspor beras ke Indonesia, bisa
kelaparan rakyat Indonesia.
2.Kondisi Sosial
Pertumbuhan penduduk yang pesat pada periode 1961 – 1970 yang mencapai 2,34% mempenga
ruhi keputusan politik pemerintah untuk menggalakkan Program Keluarga Berencana. Lembaga
yang menangani kependudukan berdiri atas Keputusan Presiden terkenal dengan sebutan Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Badan ini mengkampanyekan Dua Anak
Cukup, karena saat itu setiap keluarga rata-rata mempunyai anggota 6 – 10 orang. Masa sebelum
nya ada pendapat tradisional di kalangan masyarakat bahwa banyak anak banyak rezeki. Bahkan
pemerintah memberi bantuan tunjangan penghasilan bagi pegawai negeri sipil dan tentara baik
uang maupun beras (satu anak bantuan beras 10 kg per bulan). Bagi PNS yang mempunyai anak
delapan maka tiap bulan dapat membawa pulang satu kwintal beras. Kondisi demikian memper
parah keuangan Negara. Oleh karena itu, mendukung kampanye dua anak cukup, pemerintah
juga membuat keputusan politik yang hanya memberi bantuan tunjangan bagi dua anak saja.
Sejak itu pegawai negeri dan masyarakat umumnya enggan mempunyai anak lebih dari dua.
Letusan merapi ini juga dimanfaatkan berbagai instasi untuk menunjukan eksistensinya.
Hal ini ditujukan untuk pencitraan instansi yang bersangkutan sehingga dikenal masyarakat.
Partai-partai politik pun ikut berlomba-lomba memberikan sumbangannya. Mereka secara tidak
69
langsung bersaing untuk mendapatkan hati masyarakat korban bencana dengan membagibagikan sembako ataupun sumbangan yang lain. Denagn begitu, pada pemilu tahun selanjutnya
masyarakat memilih partai itu.
Bencana alam yang menimbulkan masalah social kadang digunakan oleh pihak tertentu untuk
menaikkan citranya seperti gambar berikut :
Gambar 9. Bantuan social bagi korban Merapi yang diabadikan
3.Budaya
Pada masa orde lama pernah muncul keputusan politik yang melarang music ngak ngik ngok
yang hanya berisi cinta, karena pemerintah menganggap music demikian berbahaya bagi pem
bangunan karakter bangsa. Kebijaksanaan pemerintah mengutamakan penyiaran lagu-lagu
perjuangan yang dapat membangkitkan semangat bekerja keras bagi rakyat Indonesia.
Kebijaksanaan Politik yang mendukung itu disebut Berdikari (Berdiri di Atas kaki sendiri),
berdaulat dalam politik, mandiri secara ekonomi dan berkepribadian dalam budaya. Tapi pada
masa orde baru konsep politik berdikari berubah ke politik terbuka. Kebijakanaan pintu terbuka
70
menyebabkan budaya asing masuk, music dan film-film barat mendesak produk dalam negeri.
Sementara kekhawatiran terhadap Cina membuat pemerintah mengeluarkan keputusan politik
melarang budaya barongsay, membatasi kepercayaan Kong Hu Cu dan meminta warga Cina
mengganti nama. Maka Han Sie Long menjadi Handoko atau Liem Swi King menjadi Halim.
Budaya dapat mempengaruhi hubungan politik suatu negara dengan negara lain, .
Tari pendet salah satu budaya asli Indonesia di klaim oleh Malaysia untuk sarana promosi
pariwisata. Hal ini membuat situasi politik kedua negara menjadi semakin memanas setelah
sebelumnya sempat tegang karena kasus TKI dan perbatasan. Aura kebencian pun semakin
membara diantara masyarakat kedua negara. Negara seolah tidak berdaya melihat aset berharga
milik bangsa diambil negara lain. Pengembangan dan penghargaan negara terhadap budaya
bangsa masih kurang, perhatian negara masih terfokus pada pengembangan ekonomi saja. Untuk
memajukan dan melindungi budaya agar tidak diklaim negara lain maka dibutuhkan kemauan
dari segenap pihak yang berwenang.
.
Gambar 10. Tari Pendet Budaya Indonesia dibajak Malaysia
71
Gambar 11. Indonesia – Kanada bersahabat lewat budaya tari
4.Politik.
Kondisi politik suatu Negara ditentukan oleh keputusan politik penguasa. Pada orde lama Partai
Masyumi yang besar dilarang karena tidak mendukung demokrasi terpimpin. Pada masa orde
baru Partai Komunis Indonesia dilarang karena dianggap mendalangi pemberontakan G30S. Dan
untuk memudahkan pengawasan dengan dalih stabilitas politik maka pemerintah membuat
keputusan politik yang menyederhanakan system kepartaian yang tadinya berjumlah sepuluh
menjadi tiga saja. Tetapi perubahan politik pada tahun 1998 jugalah yang menyebabkan
pemerintah membuka kran berdirinya partai-partai baru sampai seratus lebih, walaupun yang
berhak menjadi peserta pemilu 48 partai pada tahun 1999. Sesungguhnya politik (proses
pertarungan di DPR, suara-suara rakyat melalui media massa, pilihan rakyat pada pemilu ) akan
mempengaruhi politik (kebijakan yang diambil, arah pembangunan Negara dan system politik
72
yang dianut). Kalau masa orde lama system parlementer dianggap gagal maka diganti system
demokrasi terpimpin. Oleh orde baru system demokrasi terpimpin diganti dengan system demo
krasi Pancasila. Orde reformasi mengganti system demokrasi Pancasila menjadi demokrasi
murni, suara banyak yang menentukan, system perwakilan yang dipilih langsung.
73
BAB V PERANAN POLITIK TERHADAP GEOGRAFI
Tidak dapat disangkal bahwa peranan politik terhadap geografi sangat besar. Dalam pendahuluan
disampaikan bagaimana geografi sebagai ilmu kedudukannya semakin terancam dan
terpinggirkan karena keputusan politik. Demikian pula dalam praktek bernegara peranan politik
seperti kebijakan atau keputusan politik yang diambil mempengaruhi geografi (dalam arti
kondisi geografi suatu wilayah). Dalam diktat ini peranan politik akan dibahas pada 4 topik saja
yaitu : A.Lingkungan
B. Kependudukan
C.Bencana Alam
D.Pertahanan Keamanan
A. Lingkungan.
Betapa pentingnya lingkungan dalam kehidupan manusia tidak perlu diperdebatkan. Baik
lingkungan alam maupun lingkungan budaya. Lingkungan alam berupa tanah, air, udara dan
hayati sungguh menentukan hidup manusia. Ketersediaan lingkungan alam akan membatasi
kehidupan manusia. Demikian pula lingkungan budaya berupa kehidupan ekonomi,social dan
politik juga berpengaruh pada aktivitas manusia. Akan tetapi aktivitas manusia ternyata juga
cukup besar peranannya dalam mengubah lingkungan. Apalagi aktivitas politik manusia yang
dengan kesadaran tinggi mengambil keputusan-keputusan politik peranannya pada lingkungan
akan dibahas dalam diktat ini.
1.Lingkungan alam
Keputusan politik di awal orde baru tahun 1970 an yang mencanangkan Panca Usaha Tani
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pangan telah berdampak kerusakan lingkungan, khususnya
tanah, yang cukup besar dirasakan akibatnya hingga kini. Kebijakan menggunakan pupuk kimia
telah menyebabkan tanah rusak, kandungan mikroorganisme mati, dan susah diolah dan
kesuburannya semakin rendah. Ketergantungan tanah terhadap pupuk kimia (buatan) sangat
74
besar. Kebijakan politik pertanian untuk menggunakan pestisida, herbisida dan fungisida dalam
memberantas hama telah menyebabkan musnahnya berbagai serangga yang berguna untuk
tumbuhan dan matinya mahluk-mahluk mikro organisme penyubur tanah. Zat-zat kimia
pemberantas hama turut andil dalam kerusakan lingkungan tanah. Harus ada keputusan politik
pemerintah untuk mengembalikan kesuburan tanah dengan kebijakan menggunakan pupuk
kandang dan pemberantas hama alamiah. Hal itu tentu tidak mudah, karena pabrikan bahanbahan kimia penghasil pupuk dan pemberantas hama akan terus berusaha menggunakan segala
cara, juga melalui jalur politik, dengan mempengaruhi pengambil keputusan untuk tetap
melestarikan penggunaan pupuk kimia. Disinilah pertarungan politik antara mereka yang pro
lingkungan dan pro ekonomi bebas beradu kuat, sementara rakyat menunggu dengan cemas.
Kaum cendekiawan seharusnya mengambil peran untuk mempengaruhi keputusan politik agar
pro lingkungan, bukan demi diri sendiri, tetapi demi anak cucu generasi masa depan. Mereka
dapat membuat kajian ilmiah yang meyakinkan bahwa kerusakan lingkungan tanah akan
mengancam kelangsungan hidup keturunannya.
Demikian pula kerusakan lingkungan air nampak di depan mata. Air sungai yang jernih dan
melimpah tinggal kenangan karena keputusan politik : emas hijau . Awal 1970 an politik emas
hijau yang menyatakan hutan adalah kekayaan alam yang tinggal diambil saja, menyebabkan
orang berbondong-bondong menebang hutan, menjual dalam bentuk gelondongan. Kerusakan
hujan sebagai penyimpan air tak dimengerti mereka karena keputusan politik yang segera
menghasilkan uang dari menebang hutan. Rusaknya hutan menyebabkan rusaknya sumber air
dan lebih parah lagi terjadi erosi yaitu pengelupasan tanah subur karena air hujan langsung
menghantam tanah dan menyeretnya kedalam sungai. Sungai menjadi keruh berwarna kuning,
75
airnya berlebihan atau banjir waktu musim penghujan, tetapi kering di musim kemarau.
Lingkungan air rusak karena politik emas hijau.
Lingkungan merupakan suatu bagian dari fenomena geosfer yang terdiri dari beberapa
komponen yaitu air, udara, tanah, hewan, tumbuhan, beserta manusia didalamnya. Jika salah satu
komponen tersebut mengalami gangguan akan berpengaruh terhadap komponen yang lainya.
Kerusakan lingkungan seperti banjir, tanah longsor, dan bencana lainya akhir – akhir ini terjadi
akibat kebijakan pemerintah yang kurang
ramah lingkungan. Bencana akibat kerusakan
lingkungan juga sedang marak terjadi di negara Indonesia. Hal ini tentunya berakibat pada
lumpuhnya beberapa sektor seperti ketahanan pangan (food security), ketahanan pendidikan
(education security), ketahanan sosial (social security), serta ketahanan ekonomi (economic
security). Seperti banjir yang terjadi di DKI Jakarta sering membuat aktifitas warga terganggu
karena rumahnya terendam banjir, selain itu juga menimbulkan beberapa jalan terputus sehigga
menimbulkan kemacetan. Banjir di Jakarta disebabkan karena salahnya kebijakan pemerintah
dalam hal pembangunan yang kurang memperhatikan lingkungan.
Serangkaian bencana alam yang terjadi telah menarik simpati maupun kedermawanan
(philantrophy) masyarakat sebagai ikatan solidaritas untuk saling membantu korban bencana
alam. Tentu hal ini sebuah tindakan yang terpuji. Akan tetapi niat baik yang ada justru sering
dimanfaatkan oleh sekelompok elit politik baik secara perorangan maupun secara institusi di
negeri ini untuk berpesta pora meraup simpati masyarakat sebagai sarana mengumpulkan massa
demi kepentingan politik sesaat yaitu pemilihan umum baik eksekutif maupun legislatif. Oleh
karena itu perlu adanya paradigma baru dalam kebijakan politik nasional maupun lokal yang
lebih peka terhadap krisis lingkungan. Sehingga dalam penanganan bencana alam tidak hanya
76
bersifat parsial dan temporer tetapi bersifat berkelanjutan. Green Politik merupakan sebuah
upaya untuk mengatasi krisis lingkungan yang berbasis pada sudut pandang perpolitikan.
Partai Politik memiliki peran komunikasi politik, aspirasi politik, pendidikan politik,
maupun dalam kapasitasnya sebagai sarana sosialisasi politik. Dalam konteks tersebutlah
sejatinya eksistensi partai politik diharapkan mampu memberikan kontribusi akan lahirnya
kesejahteraan rakyat. green politics sudah selayaknya hadir sebagai sebuah common platform
bagi segenap pelaksanaan pembangunan nasional yang memiliki wawasan lingkungan. Karena
pada hakikatnya pembangunan mengupayakan keberlanjutan (sustainabilitas) yang antara lain
berparadigma Pertama, menjangkau perspektif jangka panjang melebihi satu-dua generasi
sehingga kegiatan pembangunan perlu mempertimbangkan dampak jangka panjang. Kedua,
menyadari berlakunya hubungan keterkaitan (interdependency) antar pelaku-pelaku alam, sosial
dan buatan manusia. Ketiga, memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat masa kini tanpa
mengurangi kemampuan generasi yang akan datang memenuhi kebutuhannya. Keempat,
pembangunan dilaksanakan dengan menggunakan sumber daya alam sehemat mungkin, limbahpolusi serendah mungkin, ruang (space) sesempit mungkin, energi diperbarui semaksimal
mungkin, energi tidak-diperbarui sebersih mungkin, serta dengan manfaat lingkungan, sosial,
budaya-politik dan ekonomi seoptimal mungkin. Kelima, pembangunan diarahkan pada
pemberantasan kemiskinan, perimbangan ekuitas sosial yang adil serta kualitas hidup sosial,
lingkungan, dan ekonomi yang tinggi.
B.Kependudukan
Kebijakan politik orde baru dengan program keluarga berencana telah berhasil menurunkan
angka kelahiran yang pada akhirnya menurunkan angka pertambahan penduduk. Angka
77
pertambahan penduduk turun mulai dari 2,34% (1960-1970), 1,95% (1970-1980), 1,60% (1980 1990) , 1,4% (1990 – 2000). Keputusan politik pemerintah berupa pendirian Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), yang mempunyai anggaran besar dan tenaga sukarela
berupa kader-kader KB sampai di tingkat desa telah berhasil menurunkan angka kalahiran.
Semboyan dua anak cukup termuat dalam setiap gang masuk kampong dan tugu-tugu kota,
sehingga setiap warga membaca, memahami dan melaksanakannya. Pemerintah memberi
fasilitas pembagian kondom gratis, vasektomi dan tubektomi gratis, bahkan protes kaum ulama
diabaikan, karena pemerintah merasa kuat dalam melaksanakan keputusan politiknya. Hampir
semua departemen melaksanakan program KB, meskipun hanya penyuluhan. Organisasi Dharma
Wanita (istri pegawai negeri) dan PKK menjadi ujung tombak program KB. Hasilnya luar biasa,
masyarakat sekarang malu kalau punya anak lebih dari dua.
Orde reformasi memandang program KB tidak penting lagi. Kucuran dana untuk BKKBN
menurun drastis, bahkan lembaga ini tidak lagi mempunyai struktur sampai ke desa. Akibatnya
kampanye KB kalah dengan kampanye pemilihan kepala daerah yang hampir tiap hari ada di
Indonesia. Hasilnya pertumbuhan penduduk naik lagi, meskipun hanya 0,05% dari 1,40%
menjadi 1,45% . Angka 0,05% memang kecil, tapi kalau di kalikan 240.000.000 orang penduduk
Indonesia artinya sama dengan jumlah bayi 120.000. Melihat kenyataan tersebut, apakah akan
ada perubahan politik kependudukan pemerintah ? Kependudukan menyangkut pula masalah
pengangguran dan kemiskinan. Maraknya penawaran kerja secara langsung adalah gejala politik
seperti pada gambar berikut :
78
Gambar 12 Penganggur mencari kerja dalam acara Job Fair
Pengangguran merupakan suatu keadaan dimana manusia tidak memiliki pekerjaan tetap dan
atau bekerja serabutan ( kerjanya tidak memenuhi standar jam kerja) dan sedang mencari
pekerjaan serta sedang menunggu panggilan kerja. Pengangguran biasa terjadi di Negara
berkembang dengan penduduknya yang besar namun lapangan pekerjaan yang sedikit,
pengangguran juga dapat terjadi karena adanya pencari kerja tidak memenuhi permintaan pasar
sebab pendidikan mereka yang kurang, pendidikan mereka kurang karena biaya pendidikan
mahal padahal sudah ada peraturan biaya pendidikan yang murah. Rasa malas yang ditanamkan
oleh Negara kapitalisme yang pernah menduduki Indonesia, mereka biasanya mengandalkan
sesuatu yang instan, hal tersebut menimbulkan rasa malas dan enggan bekerja pada penduduk
Indonesia saat ini.
C.Bencana Alam
Politik memang tidak dapat secara langsung mempengaruhi bencana alam. Akan tetapi akibat
keputusan politik bencana alam dapat terjadi. Seperti banjir : bencana ini terjadi karena air hujan
tidak dapat ditahan oleh tumbuhan yang ditebangi secara massal akibat politik emas hijau.
Keputusan politik mengizinkan penambangan batu kapur banyak menimbulkan bencana longsor
79
di Jawa Barat. Politik lebih tepat mempunyai peranan dalam mitigasi bencana (mengurangi
resiko korban akibat bencana alam). Masih terngiang ketika pemerintah belum mempunyai
kebijakan politik dalam menangani bencana alam, tsunami Aceh tahun 2004 telah menelan
korban jiwa kurang lebih 200.000 jiwa dan gempa bumi di Bantul menewaskan 6000 jiwa dalam
waktu 55 detik. Sejak tahun 2006 pemerintah secara serius mengatasi bencana alam dengan
membentuk Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN) dan Badan-badan serupa di
propinsi dan kabupaten /kota. Keputusan politik inilah yang cukup strategis mengingat Negara
Indonesia rentan terhadap bencana alam : gempa bumi, banjir, tsunami, letusan gunung api,
longsor dan angin puting beliung. Kerugian akibat bencana alam luar biasa, baik kerugian harta
bencana maupun kerugian jiwa manusia yang tak dapat dihitung secara materi. Sudah tepat
kebijakan pemerintah dalam menangani bencana. Diharapkan pemerintah daerah (propinsi dan
kabupaten /kota) segera menghasilkan peraturan-peraturan daerah yang mendukung upaya
penanggulangan bencana alam. Seperti Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang
mengeluarkan peraturan tentang zona bahaya Gunung Merapi dengan menetapkan jarak 5 km
dari puncak Merapi sebagai zona bebas penduduk dan usaha, artinya wilayah yang tidak boleh
dihuni ataupun dijadikan tempat usaha. Zona II antara 5 km – 10 km sebagai daerah bahaya II
yaitu penduduk tidak boleh menghuni tetapi diperbolehkan berusaha. Zona III antara 10 km – 15
km penduduk boleh menghuni dan berusaha tetapi setiap waktu siap untuk diungsikan bila
Merapi menunjukkan tanda-tanda erupsi. Zona IV adalah wilayah lebih dari 15km sebagai
daerah bebas bencana Merapi. Disamping itu Badan Meteorologi dan Geofisika membuat tandatanda bahaya yang harus dimengerti oleh penduduk sekitar Merapi. Berdasarkan jumlah gempa
tremor, kepulan asap yang muncul, suhu udara dan titik api di puncak Merapi BMG
mengklasifikasi kondisi bahaya Merapi menjadi Siaga, Awas dan Bahaya Merapi.
80
Dari bencana lumpur Lapindo kita dapat melihat rusaknya lingkungan yang akibat kelalaian
manusia. Permasalahan yang muncul akibat lumpur Lapindo tidak kunjung usai dikarenakan
beberapa faktor antara lain:

Pemerintah yang menutupi kesalahan pihak Lapindo, pemerintah memutuskan bahwa
bencana Lapindo bukanlah human error tetapi murni bencana alam.

Pemilik perusahaan yaitu milik Bakrie Group (Ketua Partai Golkar) tidak mau
memberikan ganti rugi yang sesuai kepada korban lapindo, sehingga masyarakat menjadi
semakin menderita dan menuntut hak2nya

Ganti rugi yang di berikan kepada korban lapindo ternyata di ambil dari dana APBD

Kawasan lumpur yang berbahaya pada akhirnya di gunakan sebagai OBYEK WISATA
GEOLOGI bagi masyrakat umum sehingga orang yang sehat justru tertarik untuk
berwisata di tempat yang berpolusi dan membahayakan kesehatan.
81
Gambar 13. Bencana semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo
D.Pertahanan dan Keamanan
Secara sederhana dalam teori politik ada yang berbasis kekuatan darat, kekuatan laut dan
kekuatan udara. Pada saat suatu pemerintah memilih kekuatan darat sebagai basis pertahanan dan
keamanan, maka poltik pertahanan dan keamanan akan cenderung memperkuat angkatan darat
dan peralatannya jauh melebihi kekuatan angkatan laut dan angkatan udara. Contoh Indonesia,
meskipun kenyataannya luas laut melebihi luas daratan, lebih tepat Indonesia itu Negara
maritime, tetapi karena pemimpinnya sebagian besar angkatan darat maka pembangunan
pertahanan dan keamanannya bertitik tolak pada kekuatan darat. Sebagai akibatnya penerimaan
personil angkatan darat jauh lebih besar dari pada angkatan lainnya. Pembelian tank, senjatasenjata serbu, dan berbagai peralatan perang lainnya biayanya lebih banyak. Sampai angkatan
darat mendirikan pabrik senjata sendiri yang bernama PINDAD (Perusahaan Industri Angkatan
Darat). Berbeda dengan Amerika Serikat yang mengutamakan angkatan Laut dan Angkatan
Udara, sehingga teknologi pertahanan keamanan mencapai taraf yang sangat maju. Mereka telah
82
mempunyai Kapal-kapal Induk yang sangat besar, tempat parkirnya ratusan pesawat tempur dan
arsenal penembak peluru-peluru kendali jarak jauh. Sehingga dalam Perang di Irak – Kuwait ,
Amerika Serikat menggempur wilayah Irak dari kapal-kapal induknya tanpa dapat dibalas,
karena kapal induknya berjarak ratusan km dari sasaran tembak di daratan. Demikian pula
NATO sewaktu menggempur Libya, cukup mengirimkan pesawat terbang tanpa awak yang
secara tepat menghantam kota-kota di Libya. Pemimpin Libya Moamer Khadafi yang begitu
tangguh akhirnya tumbang oleh serangan-serangan jarak jauh. Hampir tidak ada korban dari
pasukan NATO. Seharusnya Indonesia sebagai Negara maritime mulai mempertimbangkan
perubahan politik pertahanan dan keamanannya dari kekuatan darat ke kekuatan laut dan udara.
Panjang Indonesia yang mencapai 5000 km, begitu luas wilayahnya (70% berupa laut), memerlu
kan kekuatan angkatan laut dan agkatan udara yang handal untuk mempertahankan keutuhan
wilayah Negara Indonesia.
OPM merupakan organisasi papua merdeka yang dibentuk
oleh warga Papua karena ketidakpuasan warga terhadap pemerintahan pusat. Mereka ingin
memisahkan diri dengan NKRI karena mereka merasa bukan satu rumpun dengan masyarakat
Indonesia sebagian besar, banyak terjadi diskriminasi,
Selain karena hal hal tersebut diatas, adanya organisasi- organisasi kedaerahan yang
memberontak juga disebabkan karena adanya kepentingan organisasi lain yang sengaja
mengambil keuntungan dari adanya konflik tersebut.
Gambar 14. OPM pengganggu kemanan Propinsi Papua
83
VI. KAJIAN GEOGRAFI TERHADAP POLITIK
Penafsiran dan analisis Geografi Politik dapat dimulai dari pengkajian yang berpangkal
pada aktivitas politik manusia. Politik berasal dari bahasa Yunani “Polis” berarti kota yang
berstatus negara. Segala aktivitas polis untuk kelestariannya disebut Politica. Politik pada
hakekatnya “ The art and science of government”· pada karya ‘Il Principle yang diterbitkan
tahun 1513, Machiavelli dalam Haryomataram (1972), mengemukakan “Politic Is Power”.
Politik
adalah
daya
upaya
memperoleh
kekuasaan,
penggunaan
atau
menghambat
penggunaannya. Politik dilakukan dalam rangka menjamin kehidupan negara, dimana kekuasaan
(political power) berpusat pada pemerintahan negara yang bersangkutan. Oleh karena iu, maka
perjuangan politik pada akhirnya ditujukan untuk menguasai pemerintahannya. Jika politik
diartikan sebagai pendistribusian kekuasaan (power) serta kewenangan (rights) dan tanggung
jawab (responsibilities) dalam kerangka mencapai tujuan politik (nasional), maka Geografi
Politik berupaya mencari hubungan antara konstelasi geografi dengan pendistribusian tersebut
diatas. Hal ini disebabkan karena bagaimanapun juga pendistribusian itu harus ditebarkan pada
hamparan geografi yang memiliki ciri-ciri ataupun watak yang tidak homogen diseluruh wilayah
negara. Inilah cirinya yang ditengarai sebagai sebab mengapa efek dan efektivitas
pendistribusian itu terhadap masyarakat juga tidaklah homogen sifatnya, yang disebabkan oleh
dampak dan intensitas pendistribusian yang bervariasi diseluruh wilayah negara.
A.Negara dan Sistem Politik
Definisi dari geografi politik telah dirumuskan oleh beberapa ahli geografi. Menurut Ad Hoc
Commitee on Geography, Association of American Geographers (Glassner, 1995: 3), geografi
politik adalah sebagai kajian tentang interaksi antara wilayah geografis dan proses-proses politik.
84
Sejalan dengan itu, menurut Weigert (Glassner, 1995: 3), geografi politik merupakan bagian dari
geografi manusia yang memperhatikan salah satu aspek tertentu dari hubungan manusia dan
alam, serta segala bentuk tipikal hubungan antara faktor-faktor geografis dan entitas politik.
Jackson (Glassner, 1995: 3) membuat definisi geografi politik adalah studi tentang fenomena po
litik dalam konteks wilayah. Dalam definisi yang lebih panjang dan detail, Kaperson dan Minghi
(Glassner,1995:4) menjelaskan bahwa Geografi politik merupakan studi tentang struktur keruang
an dan kewilayahan proses-proses politik dan sistem-sistem sosial, serta interaksi antara pro ses
dan sistem politik, atau sederhananya merupakan analisis keruangan tentang fenomena politik.
Harsthone dalam Daljoeni (1991: 15) mengemukakan definisi geografi politik sebagai ilmu yang
mempelajari keseiringan spasial (spatial concomitants) dari politik atau suatu analisis geografi
dari gejala politik. Gejala politik yang ditangkap oleh geograf adalah pengorganisasian ruang
secara politik pada berbagai level, baik nasional, regional, maupun lokal. Berbeda dengan
Cressey dalam Suharyono dan Moch Amien (1994: 110), geografi politik merupakan penerapan
prinsip-prinsip geografi untuk memahami masalah-masalah politik dalam negara dan
internasional. Untuk itu perlu pertimbangan fakta-fakta mengenai lokasi, perbatasan dan
koherensi internal yang berkaitan dengan usaha penyejahteraan bangsa.
Berdasarkan dari beberapa definisi geografi politik diatas, maka dapat diketahui bahwa kajian
geografi politik itu sangat luas. Namun yang jelas dalam studinya terdapat komponen geografi
dan komponen politik yang saling berinteraksi untuk dianalisis dalam konteks keruangan.
Jay Singh Yadav (1996: 9) menjelaskan bahwa salah satu atau setiap aspek dalam bidang politik
yang dapat diidentifikasikan memiliki komponen keruangan yang jelas adalah obyek kajian yang
sah dalam Geografi Politik. Secara lebih lanjut Miriam dalam Cholisin (2006: 33)
mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang berdasarkan geografi, seperti perbatasan (strategic
85
frontier), desakan penduduk (population pressure), daerah pengaruh (sphere of influence)
mempengaruhi politik. Dari pernyataan tersebut maka hal itu telah memperlihatkan perlunya
memperhatikan peranan geografi dalam politik.
Negara merupakan suatu kawasan teritorial yang didalamnya terdapat sejumlah penduduk yang
mendiaminya, dan memiliki kedaulatan untuk menjalankan pemerintahan, dan keberadaannya
diakui oleh negara lain. ketentuan yang tersebut diatas merupakan syarat berdirinya suatu negara
menurut konferensi Montevideo pada tahun 1933
Terdapat banyak sekali sistem politik yang dikembangkan oleh negara negara di dunia antara
lain: anarkisme, autoritarian, demokrasi, diktatirisme, fasisme,federalism, feminism,
fundamentalisme
keagamaan,
globalisme,
imperalisme,
kapitalisme,
komunisme,
liberalism, libertarianisme, marxisme, meritokrasi, monarki, nasionalisme, rasisme,
sosialisme, theokrasi, totaliterisme, oligarki, dsb.

Dalam perspektif sistem, sistem politik adalah subsistem dari sistem social. Perspektif
atau pendekatan sistem melihat keseluruhan interaksi yang ada dalam suatu sistem yakni
suatu unit yang relatif terpisah dari lingkungannya dan memiliki hubungan yang relatif
tetap di antara elemen-elemen pembentuknya. Kehidupan politik dari perspektif sistem
bisa dilihat dari berbagai sudut, misalnya dengan menekankan pada kelembagaan yang
ada kita bisa melihat pada struktur hubungan antara berbagai lembaga atau institusi
pembentuk sistem politik. Hubungan antara berbagai lembaga negara sebagai pusat
kekuatan politik misalnya merupakan satu aspek, sedangkan peranan partai politik dan
kelompok-kelompok penekan merupakan bagian lain dari suatu sistem politik. Dengan
86
mengubah sudut pandang maka sistem politik bisa dilihat sebagai kebudayaan politik,
lembaga-lembaga politik, dan perilaku politik.

Model sistem politik yang paling sederhana akan menguraikan masukan (input) ke dalam
sistem politik, yang mengubah melalui proses politik menjadi keluaran (output). Dalam
model ini masukan biasanya dikaitkan dengan dukungan maupun tuntutan yang harus
diolah oleh sistem politik lewat berbagai keputusan dan pelayanan publik yang diberikan
oleh pemerintahan untuk bisa menghasilkan kesejahteraan bagi rakyat. Dalam perspektif
ini, maka efektifitas sistem politik adalah kemampuannya untuk menciptakan
kesejahteraan bagi rakyat.

Namun dengan mengingat Machiavelli maka tidak jarang efektifitas sistem politik diukur
dari kemampuannya untuk mempertahankan diri dari tekanan untuk berubah. Pandangan
ini tidak membedakan antara sistem politik yang demokratis dan sistem politik yang
otoriter.
Kajian Geografi Politik terhadap Negara dapat disampaikan contohnya sebagai berikut :
Singapura si kecil yang kaya raya
a.Deskripsi : Negara Singapura adalah kepulauan yang merdeka sejak 1965 dari penjajahan
Inggris dan memisahkan diri dari federasi dengan Malaysia. Jumlah penduduk kurang 3 juta dan
luas wilayah yang tidak terlalu luas, tetapi terkenal karena pendapatan kapita yang tinggi,
pemerintahan yang bersih, dan tergolong Negara maju dan kaya.
b.Lokasi : Singapura terletak di Selat Malaka yang sibuk dengan lalu lintas kapal laut yang
membawa barang dan penumpang dari Cina,Jepang,Korea,Philipina, Indonesia menuju ke
87
India,Arab Saudi,Afrika sampai Eropa dan sebaliknya. Jadi lokasi Singapura sangat strategis di
tengah-tengah Negara maju maupun berkembang. Hampir semua perusahaan besar dari Negaranegara maju membuka usaha di Singapura. Oleh karena itu untuk urusan ekspor dan impor dari
dan ke Asia Tenggara harus melalui Singapura. Singapura kaya karena menjual jasa keuangan,
pengangkutan dan sertifikasi barang yang memenuhi standart internasional
c.Persebaran : Bagian tersibuk dari Singapura adalah bagian wilayah Selatan dan Barat dimana
Bandar Udara Changi dan Pelabuhan Laut berada, bagian tengah adalah pusat kota yang penuh
dengan bangunan perkantoran, pemerintahan, perdagangan dan hiburan.
d.Interakasi : Singapura berinteraksi dengan sebagian besar Negara di dunia, bahkan Negara
Israel yang controversial bagi Indonesia mempunyai duta besar di Singapura. Bagi Singapura
asal Negara itu berguna untuknya maka aliran politik tidak menjadi penghambat hubungan
dagang. Cina yang komunis, Amerika yang kapitalis, Jepang yang monarkis dapat bertemu di
Singapura untuk saling bekerja sama di berbagai bidang.
e.Manfaat : Singapura yang pemerintahannya bersih, relatif bebas korupsi, disiplin dan menjaga
kebersihan, menyediakan hiburan modern dan transportasi lancer dapat menjadi percontohan.
Indonesia dapat mengambil manfaat dari Singapura, bagaimana mereka membangun pelabuhan
kecil menjadi Negara kaya raya padahal wilayahnya sempit dan sedikit sumber daya alamnya.
Kunci keberhasilan Singapura terletak pada sumber daya manusia yang suka kerja keras, belajar
apa saja, hemat, jujur, dan melayani tamu sepenuh hati. Singapura negeri multi kultur, karena
Cina,Melayu, India dan bangsa-bangsa lain dapat hidup rukun, damai dengan toleransi tinggi.
Rakyat sangat patuh pada pemerintah yang tidak korup dan sungguh –sungguh bekerja untuk
kemakmuran bangsa.
88
f.Prediksi : Kalau Indonesia mau belajar dari Singapura, terutama dalam menciptakan
pemerintahan yang bersih niscaya Indonesia akan menjadi Negara maju dan sejahtera dalam
waktu yang tidak terlalu lama.
B.Pemilu
Ilmu Geografi Politik telah mengalami perkembangan sesuai gejala politik yang dikajinya. Salah
satunya adalah Geografi Politik Pemilihan Umum. Pemilihan Umum menurut Sulastomo (2003:
67) merupakan proses awal kehidupan yang demokratis. Dalam Geografi Politik Pemilihan
Umum menekankan pada lingkup pembahasan wilayah (tradisional) dan pendekatan spasial
(perilaku) terhadap pemilihan umum. Disamping itu dikaji pula Geografi Kampanye dan
pengorganisasian spasial dalam suatu daerah pemilihan serta penyimpangan Pemilu, akibat
kesalahan sistem organisasi ruang, sehingga penduduk di suatu wilayah tidak memiliki wakil di
parlemen (Jai Singh Yadav. 1996: 9)
Peter Taylor dan Ronald Johnson, sebagaimana dikutip Glassner (1993: 184-185), menyatakan
bahwa ada tiga fokus utama kajian geografi pemilu. Pertama, the geography of voting, yaitu
kajian yang menjelaskan pola dan sebaran suatu hasil pemilu. Kedua, pengaruh faktor geografi
dalam perolehan suara. Beberapa hal yang masuk di dalamnya adalah isu saat pemilu,
kandidat/calon, pengaruh kampanye dan yang paling geografis diantara semuanya (most
geogrphic of all) adalah “the neighborhood effect” (efek ketetanggaan). Yaitu hubungan antara
hasil pemilu dengan rumah atau distrik sang calon/kandidat. Ketiga, geografi perwakilan, yaitu
mencermati bagaimana sistem representasi atau sistem pemilu yang dipakai dalam sebuah
wilayah, berdasarkan sistem proporsional atau distrik, menghasilkan wakil dari suatu wilayah.
Penelitian ini adalah penelitian geografi politik pemilu. Penelitian yang akan mengkaji mengenai
89
pola persebaran suara partai di suatu wilayah. Disamping itu juga perlunya mengetahui pengaruh
faktor geografi terhadap hasil suara partai politik.
Pemilu adalah sebagai salah satu sarana dalam pelaksanaan kedaulatan yang berdasarkan
pada demokrasi perwakilan. Oleh karenanya maka pemilu dapat diartikan sebagai mekanisme
penyeleksian dan pendelegasian ataupun penyerahan kedaulatan kepada orang partai yang
dipercayai. Orang atau partai yang dipercayai tersebut kemudian menguasai pemerintahan
sehingga melalui pemilu diharapkan dapat menciptakan pemerintahan yang representatif.
Pemilihan umum pada hakekatnya merupakan proses demokrasi untuk memilih sejumlah
pemimpin dan wakil rakyat (Althoff, 1997: 129).
Indonesia menggunakan sistem multipartai, Cholisin (2006: 103) mengungkapkan bahwa
sistem multipartai terdiri atas dua partai lebih yang dominan. Sistem berkembang pada
masyarakat yang pluralis alam budaya maupun sosial-ekonomi. Itu berarti bangsa Indonesia
menjadikan sistem multipartai sebagai sistem pemilunya.
Terjadi perbedaan yang mencolok tentang partai dalam pemilu semasa orde baru
dibandingkan dengan setelah orde baru. Pada jaman orde baru menurut Asep (2008: 2), partaipartai politik tidak lebih dari sebuah representasi kehendak dan alat kekuasaan daripada sebagai
alat demokrasi bagi upaya menyalurkan aspirasi yang tumbuh dari bawah. Setelah orde baru,
partai politik tumbuh bagai jamur di musim hujan, sehingga menjelang pemilu 2009 terhitung
lebih dari 100 partai politik mendaftar di lembaga pemilihan umum, meskipun yang lolos proses
kualifikasi hanya mencapai 48 partai politik peserta pemilu (Asep, 2008: 3).
Perbedaan sistem pemilu 2004 dengan pemilu 2009 adalah dalam perebutan kursinya.
Pemilu 2009 menggunakan sistem suara terbanyak. Dimana yang terpilih adalah yang memiliki
90
suara terbanyak. Berbeda pada pemilu sebelumnya, pemilu 2004. Pada pemilu 2004 Mohammad
Najib (2005: 6) menjelaskan bahwa calon yang berhak memperoleh kursi DPR/DPD adalah
calon yang mencapai angka Bilangan Pembagi Tetap (BPP), atau yang tidak mencapai angka
BPP, tapi terpilih berdasarkan pada daftar nomor urut. Akibatnya, calon yang hampir mendekati
BPP, karena berada dalam urutan bawah dapat dikalahkan oleh calon dengan perolehan suara
sangat kecil, karena calon terakhir menempati ranking atas.
BPP itu sendiri sebagai penentu perolehan kursi masing-masing parpol. BPP akan
diperoleh dengan cara membagi jumlah suara yang sah dengan jumlah kursi yang diperebutkan.
Suara sah yang diperoleh parpol dibagi BPP sama dengan perolehan kursi parpol.
C. Partai Politik
Dalam suatu negara yang demokratis selalu terdapat suatu partai Politik. Definisi partai
politik menurut Leon D. Epstein dalam Cholisin (2006: 94), partai politik sebagai satu kelompok
pengejar kedudukan pemerintahan yang secara bersama terikat pada identitas atau label yang
dimilikinya.
Menurut Sigmun Neuman dalam Cholisin (2006: 95), partai politik adalah organisasi
artikulatif yang terdiri dari pelaku-pelaku politik yang aktif dalam masyarakat yaitu mereka yang
memusatkan perhatiannya pada pengendalian kekuasaan pemerintah dan bersaing untuk
memperoleh dukungan rakyat dengan beberapa kelompok lain yang mempunyai pandangan
berbeda. Asep Saeful Muhtadi (2008: 164) dengan penjelasan sederhana, partai pada dasarnya
merupakan fasilitas saluran aspirasi masyarakat, sehingga karenanya, ia menjadi alat sementara
untuk mencapai suatu tujuan bersama.
91
Ramlan Surbakti (1992: 16) mendifinisikan secara lebih konkrit dan operasional dengan
menyatakan bahwa partai politik merupakan kelompok anggota yang terorganisir secara rapi dan
stabil yang dipersatukan dan dimotivasi dengan idiologi tertentu, dan yang berusaha mencari dan
mempertahankan kekuasaan melalui pemilihan umum guna melaksanakan alternatif kebijakan
umum yang mereka susun.
Partai Politik di Indonesia mempunyai sejarah panjang , sejak sebelum kemerdekaan
Indonesia telah mempunyai partai politik sebagai alat perjuangan .Tercatat : Partai Nasional
Indonesia, Partai Indonesia Raya, Partai Syarikat Islam Indonesia, Partai Komunis Indonesia.
Pada Pemilu I tahun 1955 ada empat partai besar yang mendominasi parlemen yaitu Partai
Nasional Indonesia, Partai NU , Partai Masyumi dan Partai Komunis Indonesia. Sedangkan
peserta pemilu mencapai puluhan partai, bahkan waktu itu orang non partai diperbolehkan
mencalonkan diri melalui jalur independen. Partai-partai kecil namun eksistensinya diakui oleh
masyarakat, terbukti mereka mempunyai wakil di lembaga konstituante : Partai Murba, Partai
Indonesia, Partai Kristen Indonesia, Partai Katolik, dan masih banyak lagi.
Pada Pemilu II tahun 1971 tinggal 10 Partai yang memenuhi syarat sebagai peserta
pemilu setelah Masyumi dan PKI dibubarkan . Partai Nasional Indonesia, Golkar, Partai Ikatan
Pendukung Kemerdekaan Indonesia, Partai Murba, Partai Katolik, Partai Kristen Indonesia,
Partai NU, Partai Muslimin Indonesia, Partai Syarikat Islam Indonesia . Sedangkan pada pemulipemilu selanjutnya dalam naungan rezim orde baru partai peserta pemilu tinggal 3 yaitu PDI
(fusi dari PNI,IPKI,MURBA, Parkindo dan Partai Katolik), Golongan Karya (Golkar) yang
identik dengan pegawai negeri dan tentara, serta PPP (Partai Persatuan Pembangunan) sebagai
fusi partai-partai berbasis Islam. Tercatat pemilu yang diselenggarakan sejak tahun 1977, 1982,
1987, 1992, sampai 1997 Golkar selalu memenangkan pemilu. Sedangkan nomer dua PPP dan
92
nomer tiga PDI. PDI partai yang selalu konflik karena heterogenitasnya.Tokoh-tokoh PNI
banyak yang memilih bergabung dengan Golkar karena kepentingan politiknya. Pada pemilu
1997, meskipun Golkar menang mutlak tapi legitimasinya sangat rendah. Masyarakat tiap hari
demonstrasi menuntut mundurnya Presiden Suharto karena ekonomi Indonesia ambruk.
Akhirnya Presiden Suharto menyatakan mundur tanggal 21 Mei 1998 setelah Gedung MPR DPR
diduduki mahasiswa dan serangkaian kekacauan di bulan Mei 1998. Wakil Presiden Habibi
menggantikan Suharto sebagai Presiden dan berhasil menyelenggarakan Pemilu tahun 1999.
Pemilu ini diikuti oleh 48 partai politik setelah PDI,PPP dan Golkar mengalami perpecahan.
Muncullah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pimpinan Megawati sebagai pemenang
pemilu, diikuti Partai Golkar,PPP, PAN,PKB,PDS,PKS. Pemilu berikutnya dibawah rezim
Reformasi tahun 2004 menempatkan Golkar sebagai pemenang pemilu, diikuti PDIP, Partai
Demokrat (baru), PAN,PPP.PKB,PKS. Kemudian pemilu 2009 Partai Demokrat memenangi
pemilu, diikuti Partai Golkar, PDIP, PKS,PAN,PPP,PKB,Hanura dan Gerindra. Ada 9 partai
yang mampu mendudukkan wakilnya di DPR setelah melewati ambang batas suara 2,5%.
D.Konflik Politik
Konflik Politik pada dasarnya adalah memperebutkan kekuasaan berlandaskan pada ideology
politik yang diyakini sebagai yang paling benar. Konflik politik dapat bersifat lokal, misalnya
dalam perebutan kedudukan Ketua Partai. Setiap kali ada konggres , Muktamar atau Musyawa
rah Nasional yang agendanya pemilihan Ketua Umum Partai, konflik politik akan mengemuka.
Calon-calon ketua akan menggalang massa dengan membentuk Tim Sukses yang berkampanye
mempengaruhi peserta konggres yang mempunyai hak suara untuk memilih calon yang
diusungnya. Maka konflik politikpun merebak. Melalui money politic /politik uang dengan
93
memberikan sejumlah uang dengan dalih uang transport, uang akomodasi atau uang lelah. Juga
dalam sidang terjadi perebutan mikropon untuk berbicara keras-keras disertai gebrakan meja.
Konflik politik terjadi antar partai kalau sudah menyangkut keputusan-keputusan politik (seperti
penentuan angka ambang batas suara dalam pemilu), PDIP menghendaki 5%, Partai Demokrat
dan Golkar 4%, PKS 3% dan lainnya menginginkan tetap 2,5%. Ruang Sidang DPR ramai
dengan debat antar anggota dari masing-masing partai yang mengusulkan aspirasinya.
Konflik-konflik politik muncul pula di dalam Negara seperti kasus Aceh dan Papua di Indonesia,
kasus Tibet di Cina, kasus Sudan Selatan di Sudan , kasus Basque di Spanyol , kasus Taliban di
Afghanistan. Konflik antar Negara sampai kini masih dirasakan sebagai ancaman bagi dunia
yaitu Perang Korea yang melibatkan Korea Utara (Negara komunis) dengan Korea Selatan
(Negara republik), konflik Israel dengan Palestina, konflik kepulauan Spratley yang melibatkan
Cina,Vietnam,Brunei,Malaysia,Philipina dan Taiwan, konflik perbatasan Thailand dengan
Kamboja.
E.Prospek Partai Politik di Indonesia.
Sebagai Negara yang memilih demokrasi maka Indonesia akan tetap memerlukan partai politik.
Partai politik menjadi alat demokrasi yang syah. Ibaratnya suatu pertandingan memperebutkan
kekuasaan maka demokrasi mensyaratkan adanya pemilihan umum sebagai wujud kekuasaan
rakyat, cara bermain yang diatur dalam perundang-undangan dan partai politik sebagai pemain
nya. Partai politiklah yang berhak mendudukkan calonnya menjadi anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah. Ketiga lembaga
politik itu menentukan nasib bangsa Indonesia untuk lima tahun kedepan, karena siklus pemilu
adalah lima tahunan. Bagi partai-partai politik yang kalah diberi kesempatan untuk mengikuti
94
pemilu berikutnya. Sesungguhnya itulah cara demokratis yang telah disetujui bersama agar
pergantian pemimpin nasional atau pemerintahan berjalan dengan damai dan sesuai dengan
kehendak rakyat banyak. Kalah menang menjadi biasa asal dilakukan sesuai dengan peraturan.
Peranan partai politik dalam kehidupan bernegara sungguh penting karena menentukan kebijakan
kebijakan politik sesuai dengan ideology partai tersebut untuk masa lima tahun pemerintahannya.
Pengalaman Indonesia pada pemilu I yang tidak menghasilkan suara mayoritas, maka pemerintah
jatuh bangun dalam hitungan bulan, sehingga tidak ada kestabilan politik dan pada akhirnya
Negara tidak sempat membangun. Kurun waktu 1955 – 1959 para pemimpin yang duduk dalam
badan konstituante tidak berhasil menyusun Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Pemungutan suara tidak pernah dapat memenangkan salah satu opsi dari partai-partai politik
yang ada. Saat itu ada tiga aliran politik yang mewarnai kehidupan politik Indonesia yaitu kaum
Nasionalis (diwakili Partai Nasional Indonesia), kaum Islamis (Partai NU dan Partai Masyumi)
dan kaum komunis (PKI). Opsi yang diperebutkan adalah Negara Indonesia berdasarkan agama
atau sekuler (memisahkan agama dari kehidupan Negara). Sidang-sidang konstituamte selalu
menemui jalan buntu. Akhirnya Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden bulan Juli
1959 yang menyatakan kembali pada Undang-Undang Dasar 1945 dengan system demokrasi
terpimpin. Dibentuklah MPR Sementara dan DPR Sementara sebagai lembaga tinggi Negara
dengan keangggotaan dari perwakilan partai politik, golongan fungsional dan perwakilan
daerah.Keanggotaan itu tidak melalui suatu pemilihan umum, oleh karena itu Wakil Presiden
Mohammad Hatta mengundurkan diri karena merasa tidak cocok dan menyatakan demokrasi di
Indonesia sudah mati. Periode 1959 – 1970 dapatlah disebut sebagai demokrasi terpimpin tanpa
pemilu, secara kenyataan kehidupan politik Indonesia mengalami dinamika luar biasa seperti
pemberontakan DI/TII, Permesta, Perjuangan Merebut Irian Barat, Konflik dengan Malaysia,
95
Indonesia keluar dari PBB, dan peristiwa G30S/PKI yang melahirkan Orde Baru dengan peranan
militer yang besar. Tahun 1971 – 1998 masa orde baru dengan pemilu-pemilu yang hanya diikuti
tiga partai politik (Golkar,PDI dan PPP) menghasilkan pemerintahan yang stabil dan pembangun
an disegala bidang dengan trilogy pembangunan : stabilitas keamanan, stabilitas politik dan
stabilitas ekonomi. Partai Golkar selalu mendominasi kekuasaan Negara karena selalu menang
pemilu dengan ditopang Birokrasi,Pengusaha dan Militer. Pada periode 1971-1998 pembangun
an berjalan pesat, Indonesia mengalami kemajuan di berbagai bidang sehingga memperoleh
penghargaan internasional pada program keluarga berencana dan program swasembada pangan.
Pemerintah beralasan kesuksesan pembangunan karena penerapan asas trilogi pembangunan
yang berintikan stabilitas. Demi stabilitas maka segala cara digunakan untuk memenangkan
Golkar sebagai partai pemerintah dalam pemilu, kalau perlu dengan kecurangan. Demi stabilitas
maka pemimpin politik segala lapisan harus ada unsur militer (baca : ABRI). Periode itu militer
menduduki jabatan mulai dari ketua RT, ketua RW, Lurah,Camat,Bupati,Walikota,Gubernur,
Menteri sampai Presiden. Kalau yang sudah purna tugas (pensiun) maka jabatan-jabatan komisa
ris di perusahaan-perusahaan besar milik pemerintah telah menunggu atau mendirikan perusaha
an-perusahaan sendiri sebagai partner pada proyek-proyek pemerintah. Militer yang senang
berpolitik dapat dan mudah menjadi pengurus partai, demikian pula di dunia pendidikan
beberapa jendral menjadi rector. Indonesia terlena dengan stabilitas, padahal di balik itu dana
pembangunan ditopang hutang luar negeri yang semakin besar dan membebani keuangan
Negara. Pelanggaran hak azasi manusia (HAM) merajalela, orang dapat di tahan , dipenjara
tanpa proses pengadilan. Pancasila sebagai dasar Negara dijadikan ajaran dan bahan indoktrinasi
sehingga seluruh rakyat harus ditatar, harus patuh, harus loyah. Padahal di kehidupan nyata
korupsi terjadi disemua aspek kehidupan masyarakat, sogok menyogok, suap menyuap. Uang
96
menjadi pelicin urusan. Istilah KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) diartikan Kasih
Uang Habis Perkara. Mau menjadi pegawai negeri harus disiapkan sejumlah uang dan konon
untuk menjadi tentarapun ada tarifnya. Kondisi riil di masyarakat, sungguh berbeda dengan isi
berita media massa ( yang dikontrol pemerintah dengan lembaga sensor) yang menyajikan
suksesnya pembangunan.Hampir tiap hari pemerintah mengadakan acara gunting pita meresmi
kan proyek ini proyek itu. Kontradiksi ini menghasilkan situasi panas di dalam negeri, sukses
pembangunan tetapi kemiskinan bertambah, pengangguran membengkak, harga-harga naik,
kriminalitas merajalela. Ketidakpuasan masyarakat bergabung dengan intervensi luarnegeri
menghasilkan krisis moneter diikuti krisis politik, gerakan massa berhasil menumbangkan rezim
orde baru dan menghasilkan rezim reformasi yang memilih demokrasi sebagai system bernegara.
Dalam alam demokrasi maka peranan partai politik menjadi penting dan prospeknya menjadi
cerah. Melalui partai politik orang dapat menjadi anggota DPR dan menentukan nasib negeri ini.
Melalui partai politik orang dapat menjadi Presiden, Gubernur ,Bupati dan Walikota karena
jabatan-jabatan itu harus melalui suatu pemilihan yang langsung dipilih rakyat dan hanya partai
politik yang berhak mengajukan calonnya. Prospek partai politik di Indonesia kiranya cukup
cerah di masa demokrasi ini.
97
BAB VII. PENUTUP
Penulisan diktat Geografi Politik ini pastilah tidak memuaskan semua pihak, apalagi para
ahli bidang Geografi Politik. Oleh karena itu perlu saran dan kritik bagi siapapun untuk dapat
menyempurnakan diktat ini, agar dapat dipergunakan oleh mahasiswa yang mengambil mata
kuliah Geografi Politik sebagai mata kuliah pilihan. Akan tetapi sebagai awal dari sebuah karya
tulis, diktat ini telah menjadi langkah permulaan untuk kegiatan akademik yaitu menyediakan
bahan bacaan bagi mahasiswa. Investasi di bidang akademik, seperti pembuatan diktat dan buku
ilmiah, secara material memang tidak menguntungkan. Akan tetapi keuntungan non materialnya
hampir tidak dapat diukur. Mahasiswa dapat menggunakan diktat ini kapan saja untuk mengenal
dan memperdalam materi Geografi Politik. Memang harus diakui bahwa sekarang ini zaman
teknologi informasi yang luar biasa cepat, menjadikan diktat dan buku seperti barang kuno yang
ketinggalan zaman, karena mahasiswa dapat memperoleh bahan kuliah dari sumber internet yang
hamper tidak terbatas dan terbaru. Peristiwa yang terbaru segera dapat di akses dan menjadi
pengetahuan mahasiswa melalui berbagai situs yang ada. Cukup dengan handphone dan laptop
mahasiswa mampu berlayar menangkap ikan pengetahuan sebanyak-banyaknya.
Sudah banyak materi tentang Geografi yang disampaikan, demikian pula materi tentang
politik. Akan tetapi masih saja terasa kurang, karena sifat ilmu pengetahuan seperti orang minum
air laut, rasa dahaga muncul walaupun baru beberapa saat air mengaliri tenggorokan. Itulah yang
membuat ilmu pengetahuan semakin berkembang, selalu bertambah dan menarik. Demikian pula
ilmu geografi politik sebagai hasil perenungan geografi dengan politik, semakin dibaca semakin
kurang saja.Oleh karena itu diktat ini hanya sebuah pengantar saja bagi siapapun yang hendak
memperdalam dan memperluas ilmu geografi politik. Tidak hanya mahasiswa saja, tetapi para
politikus pemula, kader-kader partai dapat memanfaatkan ilmu geografi sebagai bahan untuk
98
mengambil keputusan politik partainya. Geografi Politik bertujuan agar setiap kebijakan politik
yang diambil, haruslah berdasarkan berbagai pertimbangan (dalam Geografi Politik tentu
pertimbangan-pertimbangan geografis) sehingga hasil akhir dari kebijakan itu sungguh untuk
kesejahteraan umat manusia.Pertimbangan geografis selalu mengarahkan pada keseimbangan,
keselarasan,kelestarian dan keberlanjutan alam dan lingkungan hidup. Geografi memandang
alam semesta ini anugerah Tuhan yang harus selalu dijaga kelestariannya untuk menjamin
kehidupan umat manusia sepanjang masa. Geografi Politik dapat memberikan masukan apabila
keputusan politik tidak memperhatikan pertimbangan geografis maka kerusakan dan kehancuran
alam akan mengancam kehidupan manusia. Seperti yang telah diuraikan pada bab-bab sebelum
nya, kini telah terjadi bahaya banjir, longsor, krisis air dan pemanasan global. Geografi Politik
dapat menjelaskan bahwa banjir dapat diakibatkan oleh keputusan politik yang mengutamakan
peningkatan ekonomi (dalam hal ini pemasukan pendapatan Negara) dengan cara menebang
hutan sebanyak-banyaknya sebagai perwujudan politik emas hijau tanpa memperdulikan aspek
geografi yang lain seperti kerusakan tanah (erosi), pemanasan global (karena sumber Oksigen
berkurang) dan musnahnya ribuan organisme yang berguna bagi manusia.Tetapi geografi politik
dapat memberikan solusi melalui kajian-kajiannya sehingga melahirkan politik hijau (green
policy), yaitu keputusan politik untuk menghentikan penebangan hutan dan melaksanakan
reboisasi (penghutanan kembali).Geografi Politik memberikan argumentasi ilmiah bahwa politik
emas hijau hanya mendatangkan keuntungan sesaat dan politik hijau akan menyelamatkan umat
manusia dari kehancuran.
Perkembangan Geografi Politik tergantung pada komitmen para ilmuwannya sendiri.
Mahasiswa sebagai kader-kader intelektual yang tertarik pada Geografi Politik dapat
menyumbangkan pemikirannya melalui serangkaian kegiatan ilmiah berupa seminar, penulisan
99
karya ilmiah dan penyebarluasan ilmu geografi politik melalui berbagai media massa. Perlu juga
memberi masukan kepada tokoh-tokoh partai politik, bahwa ilmu geografi politik penting bagi
kader-kader partai agar kelak menggunakan analisa geografi politik dapat mengambil keputusan
politik yang tepat. Bagi mahasiswa tidak perlu phobia atau ketakutan terhadap aktivitas politik.
Bahkan dapat disampaikan bahwa kalau kita takut politik dan tidak mau berpolitik, maka kita
akan menjadi korban permainan politik. Kebijakan politik pada masa orde baru yang sangat
membatasi aktivitas politik mahasiswa, dengan program Normalisasi Kehidupan Kampus pada
awal tahun 1980 an, berdampak dimonopolinya politik oleh kalangan militer sampai pada akhir
orde baru. Militer secara sengaja memberi pendidikan politik kepada taruna-taruna di Akademi
Militer (baik Angkatan Darat,Laut,Darat,maupun Kepolisian) agar lulusannya selain mampu
menjadi perwira militer yang tangguh tetapi sanggup pula menjabat jabatan politik seperti
anggota DPR dan MPR, Bupati,Gubernur,Menteri ,bahkan pemimpin partai politik. Dari
sembilan partai yang duduk di DPR periode 2009-2014 maka sekurang-kurangnya tiga partai
dipimpin oleh mantan jenderal militer. Partai Demokrat didirikan dan dipimpin oleh Letnan
Jendral
(Purnawirawan)
Susilo
Bambang
Yudhoyono,
Partai
Hanura
oleh
Jendral
(Purnawirawan) Wiranto dan Partai Gerindra oleh Letnan Jenderal (Purnawirawan) Prabowo
Subianto. Sementara di partai-partai lain pensiunan militer dan polisi duduk pada posisi penting
di tingkat Dewan Pimpinan Pusat (PKS ada Adang Dorojatun mantan Wakapolri, Partai Golkar
memiliki Syamsul Muarif dan Luhut Panjaitan mantan letjen, mantan komandan Kopasus
Muchdi PR aktif di PPP). Pada masa taruna di Akademi Militer maka ilmu politik diajarkan
dalam bentuk wawasan nusantara dan taktik strategi penguasaan territorial. Sebagai perwira
mereka memang harus mempertahankan keutuhan NKRI apapun caranya, kalau perlu dengan
penguasaan politik. Awal orde baru ada kesepakatan politik kalau tentara tidak ikut pemilihan
100
umum, tetapi otomatis memperoleh kursi di DPR/MPR sebanyak 20%. Diktat ini meskipun jauh
dari sempurna tetapi tetap berharap dapat menyumbangkan wawasan baru kepada mahasiswa
bahwa masa depan Indonesia memang tergantung pada keputusan-keputusan politik para
pemimpin-pemimpinnya yang terpilih secara demokratis melalui pemilihan umum. Untuk
mengikuti pemilu harus melalui partai politik. Oleh karena itu Geografi Politik dapat menjadi
bekal bagi mahasiswa yang tertarik ikut menentukan nasib bangsa dengan menjadi pemimpin
politik melalui partai politik, tidak sekedar mengikuti kuliah Geografi Politik 2 sks dan lulus
dengan nilai A. Nilai A tidak berguna kalau hanya di simpan di Almari, maka Amalkan ilmu
Geografi Politik agar kelak setelah lulus mahasiswa menjadi Abdi masyarakat yang dapat
bertindak Adil dalam masyarakat yang Aman dan makmur.
101
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrachmat. 1982. Pengantar Geografi Politik. Bandung : Jurusan Pendidikan Geografi IKIP
Barlow, Maude dan Tony Clarke.2005.Blue Gold Perampasan dan Komersialisasi Sumber Daya
Air. Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama.
Cholisin. 2006. Dasar-dasar Ilmu Politik. Yogyakarta :FISE
Daldjoeni N. 1991. Dasar-dasar Geografi Politik. Bandung : PT.Citra Aditya Bhakti
Dadang Supardan. 2008 .Pengantar Ilmu Sosial. Penerbit Bandung : Bumi Aksara
Glassner ,M.I. 1993. Political Geography.New York : Jhon Wiley & Sons Inc.
Miriam Budiardjo.2008. Dasar-dasar Ilmu Politik .Jakarta ; PT Gramedia Pustaka Utama
Tim Litbang Kompas.2004. Partai Partai Politik di Indonesia. Jakarta : Penerbit Buku Kompas
Yadav,J.S. 1996 .Intisari Pemikiran Tentang Geografi Politik.Yogyakarta : Fakultas Geografi
UGM
Sri Hayati, Ahmad Yani . 2007: Geografi Politik . Bandung : P.T.Refika Aditama
http://www.geounesa.net/news/index.php?option=com_content&view=article&id=93:konsepsigeopolitik&catid=54:geografi-politik&Itemid=96
http://www.geografi.web.id/2010/01/geografi-politik.html
http://illegalloggingwatch.blogspot.com
Download