jurnal kedokteran dan kesehatan

advertisement
ISSN 0216-3942
JURNAL
KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Bayi Di RS Koja Tahun 2015
Fatimah dan Siti Nurhasiyah Jamil
Hubungan Faktor Risiko Dengan Kelahiran Makrosomia Pada Ibu Bersalin Di Rumah Sakit
Umum Daerah (Rsud) Koja, Jakarta Utara Periode Tahun 2013-2015
Elli Hidayati dan Retno Mulyaningsih
Hubungan Faktor Risiko Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas
Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2016.
Hamidah dan Riri Alviani Cyntia
Pengaruh Pemahaman Ibu Tentang Gizi Balita Terhadap Tumbuh Kembang Balita Tahun
2016
Hirfa Turrahmi
Faktor – faktor yang memengaruhi status kelengkapan imunisasi pada ibu yang memiliki bayi
umur 10-12 bulan di Puskesmas Cilincing, Jakarta Utara tahun 2016
Fakhriah dan Patmawati Hapandri
Pengaruh Perubahan Alat Pemipih Tangkil Terhadap Nyeri Tangan Pada Pekerja Industri
Emping Di Banten
Maria Eka Putri
Hubungan Inflammatory Bowel Disease Dengan Kanker Kolorektal
Sugiarto
Penyakit Kulit Frambusia
Heryanto
Implementasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di Safira Laundry
Saprita Aliance dan Maria Eka Putri
J. Kedokteran.
Kesehatan.
Vol. 12
No. 3
Hlm. 1-83
Edisi
Jakarta
Suplemen
November 2016
Jurnal
KEDOKTERAN
DAN KESEHATAN
ISSN 0216-3942
Daftar Isi
Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Bayi di RS Koja Tahun 2015
Fatima dan Siti Nurhasiyah Jamil
1-6
Hubungan Faktor Risiko dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas
Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2016.
Hamidah dan Riri Alviani Cyntia
7-12
Hubungan Faktor Risiko dengan Kelahiran Makrosomia Pada Ibu Bersalin Di Rumah Sakit
Umum Daerah (Rsud) Koja, Jakarta Utara Periode Tahun 2013-2015
13-22
Elli Hidayati dan Retno Mulyaningsih
Faktor – Faktor yang memengaruhi Status Kelengkapan Imunisasi pada Ibu yang memiliki
Bayi Umur 10-12 Bulan di Puskesmas Cilincing, Jakarta Utara tahun 2016
23-28
Fakhriah dan Patmawati Hapandri
Pengaruh Pemahaman Ibu Tentang Gizi Balita terhadap Tumbuh Kembang Balita Tahun
2016
29-36
Hirfa Turrahmi
Pengaruh Perubahan Alat Pemipih Tangkil terhadap Nyeri Tangan Pada Pekerja Industri
Emping Di Banten
37-47
Maria Eka Putri
Penyakit Kulit Frambusia
Heryanto
48-59
Hubungan Inflammatory Bowel Disease dengan Kanker Kolorektal
Sugiarto
60-73
Implementasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Safira Laundry
Saprita Aliance dan Maria Eka Putri
74-83
Volume 12, Nomor 3
November 2016
Susunan Redaksi
Penanggung Jawab
dr. Slamet Sudi Santoso, M.Pd.Ked (Dekan FKK UMJ)
Penasehat
dr. Amir Syafruddin, M.Med.Ed (Wakil Dekan I)
Pimpinan Redaksi
Tria Astika Endah Permatasari, SKM, MKM.
Redaksi Pelaksana
Asry Novianty, SST., MKM.
Anggota Redaksi
Lukman Effendi, S.Sos., M.Kes
dr. Jekti Teguh Rochani, Sp.MK, MS
Staf Pemasaran
Yuanita Sinta, SKM
Mitra Bestari pada edisi ini:
Prof. Dr. dr. Armen Muchtar, Sp.FK (FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta)
Prof. Dr. dr. Abdul Razak Thaha, M.Sc (FKM Universitas Hasanuddin)
Dr.dr. Ferial Hadipoetro Idris, Sp.RM (K)., M.Kes.(FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta)
Dr. Suherman, S.Pi, M.Sc (FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta)
dr. Nur Asikin, MD.Ph.D (FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta)
dr. Muhammad Fachri, Sp.P (FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta)
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, dengan frekuensi
penerbitan setiap 6 bulan sekali, dimaksudkan sebagai wadah publikasi hasil penelitian dan tulisan ilmiah
sivitas akademika Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKK-UMJ).
Redaksi berhak memeriksa dan mengedit tulisa yang akan dimuat tanpa merubah maksud dan isinya. Tulisan
diketik 1,5 spasi dengan minimal 8 halaman dan maksimal 15 halaman.
PEDOMAN BAGI PENULIS
1. Jurnal kedokteran dan kesehatan merupakan jurnal publikasi ilmiah yang memuat naskah di
bidang ilmu kedokteran dan kesehatan.
2. Naskah yang diajukan dapat berupa artikel peelitian, artikel telaah, laporan kasus, editorial,
dan surat kepada redaksi
3. Jenis Naskah:
a. Artikel Penelitian
Artikel penelitian asli dalam ilmu kedokteran dan kesehatan.Format artikel penelitian
terdiri judul, abstrak, pendahuluan, metode, hasil, diskusi, simpulan, saran, dan daftar
pustaka. Komponennya sebagai berikut:
 Judul dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris ditulis maksimal 15 patah kata
 Identitas penulis ditulis dibawah judul memuat nama, alamat korespondensi, nomor
telepon, dan email.
 Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris maksimal 250 kata, dalam
satu alinia mencakup masalah, tujuan, metode, hasil, disertai dengan 3-5 kata kunci.
 Pendahuluan berisi latar belakang, tinjauan pustaka secara singkat dan relevan serta
tujuan penelitian
 Metode meliputi desain, populasi, sampel, sumber data, teknik/instrument
pengumpulan data, dan prosedur analisis data.
 Hasil adalah temuan penelitian yang disajikan tanpa pendapat.
 Diskusi menguraikan secara tepat dan argumentatif hasil penelitian dengan teori dan
temuan terdahulu yang relevan.
 Simpulan menjawab masalah penelitian tidak melampaui kapasitas temuan.
 Saran mengacu pada tujuan dan simpulan berbentuk narasi, logis, dan tepat guna.
b. Artikel Telaah
Artikel yang mengulas berbagai hal mutakhir.Format yang digunakan untuk artikel
telaah terdiri atas judul, abstrak, pendahuluan, isi, dan daftar pustaka.
c. Laporan Kasus
Artikel mengenai kasus dalam bidang ilmu kedokteran dan kesehatan yang perlu
disebarluaskan.Format laporan kasus terdiri atas judul, abstrak, pendahuluan, kasus,
diskusi, dan daftar pustaka.
d. Editorial
Membahas berbagai masalah kedokteran dan kesehatan yang menjadi topik hangat di
kalangan kedokteran dan kesehatan.
e. Surat kepada Redaksi
Sarana komunikasi pembaca dengan redaksi dan pembaca lain yang dapat berisi
komentar, sanggahan, atau opini mengenai isi artikel Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
sebelumnya atau usulan untuk selanjutnya.
4. Halaman Judul
Halaman Judul berisi judul artikel, nama penulis dengan gelar lengkap, lembaga afiliansi
penulis, nama dan alamat korespondensi, nomor telepon, nomor faksimili, serta alamat email. Judul artikel singkat dan jelas.
5. Abstrak dan Kata Kunci
Abstrak untuk setiap artikel ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Abstrak
maksimal 200 kata, dalam satu alinea mencakup masalah, tujuan, metode, hasil, dan diskusi,
6.
7.
8.
9.
disertai 3-5 kata kunci.
Tabel
Tabel diketik 1 spasi dan diberi nomor urut sesuai penampilan dalam teks.Jumlah maksimal
6 tabel dengan judul singkat.
Gambar
Gambar yag pernah dipublikasi harus diberi acuan. Gambar harus diberi nomor urut sesuai
dengan pemunculan dalam teks.Jumlah gambar maksimal 6 buah.
Petunjuk Umum
Naskah maksimal 20 halaman A4 spasi ganda, ditulis dengan program komputer Microsoft
Word dan pdf, softcopy artikel dikirim via email atau dalam CD dan 1 (satu) eksemplar
dokumen tertulis melalui pos disertai surat pengantar, biodata, dan surat bebas plagiat yang
ditandatangani penulis bermaterai 6000 dan artikel akan dikembalikan jika ada permintaan
tertulis.
Daftar Pustaka
Rujukan sesuai aturan Vancouver, urut sesuai dengan pemunculan dalam keseluruhan teks,
dibatasi 25 rujukan dari terbitan maksimal 10 tahun terakhir dan diutamakan rujukan jurnal
terkini. Rujukan diupayakan dari jurnal dan maksimal 20% dari buku ajar. Cantumkan nama
belakang penulis dan inisial depan. Maksimal 6 orang, selebihnya diikuti “dkk (et al)”.
Huruf pertama judul acuan ditulis dengan huruf capital, selebihnya dengan huruf kecil,
kecuali nama orang, tempat, dan waktu. Judul tidak boleh digaris bawah dan ditebalkan
hurufnya.
Contoh bentuk referensi:
Artikel Ilmiah Penulis Individu:
Naftassa Z. Patogenitas entamoeba pada penderita amebiasis dengan dan tanpa
HIV/AIDS.Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. 2012; 8 (1): 16-23
Artikel Jurnal Penulis Organisasi:
Diabetes Prevention Program Research Group. Hypertension, insulin, and proinsulin in
participant with inpaired glucose tolerance, Hypertension. 2002; 40 (5): 679-86.
Buku yang ditulis Individu:
Murray PR, Rosenthal KS, Kobayashi GS, Pfaller MA.Medical microbiology. 4th ed. St.
Lois: Mosby; 2002.
Buku yang ditulis Organisasi dan Penerbit:
Royal Adelaide Hospital; University of Adelaide, Departement of Clinical
Nursing.Compendium of nursing research and practice development, 1999-2000. Adelaide
(Australia): Adelaide University; 2001.
Bab dalam Buku:
Meltzer PS, Kallioniemi A, Trent JM. Chromoso-me alterations in human solid tumor. In:
Vogelstein B, Kinzler KW, editors. The genetic basis of human cancer. New York: McGrawHill; 2002.p.93-113.
Materi Hukum atau Peraturan:
Regulated Health Professions Act, 1991, Stat. Of Ontario, 1991 Ch.18, as amended by 1993,
Ch. 37: office consolidation. Toronto: Queen’s Printer for Ontario; 1994.
CD-ROM:
Anderson SC, Poulsen KB. Anderson’s electronic atlas of hematology [CD-ROM].
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2002.
Artikel Jurnal di Internet:
Abood s. Quality improvement initiative in nursing homes: the ANA acts in an advisory role.
Am J Nurs [serial on the Internet]. 2002 Jun [cited 2002 Aug 12]; 102 (6); [about 3 p.].
available from: http://www.nursingword.org/AJN/2002/june/Wawatch.htm.
Buku di Internet:
Foley KM, Gelband H, editors. Improving palliative care for cancer [monograph on the
Internet]. Washington: National Academy Press; 2001 [cited 2002 Jul 9]. Available from:
http://www. nap.edu/books/0309074029/html/.
Ensiklopedia di Internet:
A.D.A.M. medical encyclopedia [Internet]. Atlanta; A.D.A.M., Inc.; c2005 [cited 2007 Mar
26]. Available from:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/encyclopedia.html.
Situs Internet:
Canadian Cancer Society [homepage on the Internet]. Toronto: the Society; 2006 [ update
2006 May 12; cited 2006 Oct 17]. Available from: http://www.cancer.ca/.
Alamat Redaksi:
Unit Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jl. KH Ahmad Dahlan, Cirendeu, Ciputat
Tangerang Selatan, 15419
Telp: (021) 90523980, Mobile: 081291837183
e-mail: [email protected] atau [email protected]
Penyakit Kulit Frambusia
Heryanto
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
Pendahuluan
Epidemiologi
Frambusia disebut juga yaws, pinta, atau
Subspesies pertenue telah diidentifikasi
bejel, merupakan penyakit tropis menyerang
pada primata di Afrika (17% dari populasi
kulit dan tulang yang disebabkan oleh
gorila liar di Republik Demokratik Kongo
Treponema palidum subsp. Pertenue, sebagai
membawa
bakteri penyebab penyakit sifilis. Frambusia
menunjukkan bahwa eksperimental inokulasi
bukan penyakit menular seksual akan tetapi
manusia dengan penyebab isolat frambusia
cara penularannya yaitu melalui kontak
sebesar .9,58
langsung dari kulit ke kulit. Frambusia terns
transmisi antara manusia dan primata, atau
menjadi endemik di sepanjang daerah tropis
dari frambusia di negara-negara seperti
yang ditandai dengan suhu panas, kelembaban
Kamboja, Malaysia, dan Vietnam, di mana
tinggi, dan hujan deras. Kondisi ini, ditambah
kontak antara orang dan monyet umum.
dengan keadaan kemiskinan, sanitasi yang
Program pemberantasan frambusia oleh WHO
buruk, kepadatan penduduk, dan kurangnya
dan NICEF di 46 negara menyebabkan
pengawasan
pengurangan
kesehatan
masyarakat,
subspecies
pertenue),
Namun,
dalam
studi
tidak ada bukti
jumlah
kasus
dari
perkiraan 50 juta di 1952, untuk 2 • 5 juta
memungkinkan untuk frambusia.
Antara tahun 1952 dan 1964, yang
pada tahun 1964. Pada akhir 1970-an,
WHO dan UNICEF melakukan kampanye
penyakit
besar di seluruh dunia untuk menghilangkan
mengakibatkan WHO pada tahun 1978 untuk
treponematoses
memperbaharui
endemik
dengan
mulai
muncul
upaya
kembali,
yang
pemberantasan
memperlakukan 300 juta orang di 46 negara
penyakit, ada bukti yang berkembang bahwa
dengan benzatin benzilpenisilin, mencapai
jumlah kasus di beberapa negara terns
tingkat
meningkat.
keberhasilan
95%;
Namun,
ada
kemunculan kembali frambusia pada 1970-an.
Pada tahun 1995, WHO memperkirakan ada
460.000 kasus infeksi dari frambusia di
seluruh dunia, dengan 400.000 di Afrika barat
dan tengah, 50.000 di Asia Tenggara, dan
sisanya di daerah tropis lainnya.
Korespondensi: Heryanto, Program Studi Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta Jalan KH. Ahmad Dahlan, Cirendeu, Ciputat, Tangerang Selatan 15419,
Mobile : 081283355549, Email : [email protected]
49
Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016
50
periplasmic. Filament flagella mempunyai
Etiologi
a. Treponema
Pallidum
subspecies
lapisan struktur pelindung pada permukaan
yang terdiri dari 4 polipeptida. T. pallidum
Pertenue
Treponema pallidum adalah bakteri
mengandung 8 membran yang mengandung
penyebab penyakit frambusia dari subspecies
lipoprotein. Partikel protein intramembran -70
pertenue termasuk Genus Treponema
per mm2 pada membrane terluar yang
termasuk
Spirochaeles,
bakteri
Kelas
anaerob,
Filum
memberikan struktur yang berbeda dari jenis
Ordo
spirochetes dan bakteri gram negative yang
Spirochaetes,
Spirochaetales, Family Spirochaetaceae.
Treponema
subspecies
membran luar jarang didistribusikan dan
pertenue penyebab frambusia yang tidak
berukuran sama yang menunjukkan bahwa
dapat ditemukan pada histopatologi, serologi
ada beberapa jenis protein dalam membran
dan imunologi atau terapi dari jenis bakteri
luar.
treponema
pallidum
terdiri dari 7 kali jumlah protein. Partikel
seperti
Treponema
pallidum
T.
pertenue
ditemukan
subspecies pallidum yang menyebabkan sifilis
organisme
dan Treponema pallidum subspecies carateum
dengan baik dalam waktu lebih dari 30 jam.
yang
pinta.
Secara perlahan tumbuh dan pada bakteri
Treponema adalah bakteri spesifik yang
tersebur menunjukan bahwa pada in vivo
menyebabkan penyakit yaws, sifilis dan pinta.
maupun
Masing-masing treponema hanya berbeda
metabolism dan pertumbuhan yang belum
pada cara penularan, kriteria klinik penyakit,
diidentifikasi.
dan
hewan.
memperlihatkan bahwa kemampuan bakteri
Penelitian menemukan sebuah perbedaan
untuk memetabolisme glukosa dan sintesis
antigen pada salah satu asam amono pada
DNA, RNA dan protein.
menyebabkan
menginfeksi
penyakit
binatang
dan
posisi 40 dalam rangkaian protein bemama
glutamin
dalam
TpFl
pada
mikroaerofilik
in
vitro
Frambusia
dapat
sebagai
memiliki
Penelitian
adalah
bertahan
keterbatasan
sebelumnya
penyakit
kulit
subspecies
menular yang dapat berpindah dari orang
pallidum dan argininge dalam TyFl subspesies
sakit frambusia kepada orang sehat dengan
pertenue.
luka terbuka atau cederaJ trauma. Frambusia
Treponema pertenue adalah bakteri
bukan merupakan penyakit menular seksual,
spirochete berbentuk spiral dengan lapisan
akan tetapi menular melalui berbaginya alat
paling luar dan membrane sitoplasmik dan
makan dan minum sama dengan penularan
sebuah lapisan tipis peptidoglikan. Bakteri
melalui kulit ke kulit.
tesebut memiliki flagella periplasmic atau
endoflagella,
yang
terdapat
pada
ruang
Heryanto, Penyakit Kulit Frambusia
51
radioimmunoprecipitation
b. Faktor yang Berpengaruh Penularan
membuktikan
bahwa subspecies pertenue mempunyai
Frambusia
a.
Jarang ganti pakaian
penurunan
b.
Bergantian memakai pakaian yang sama
permukaan sel yang memiliki perbedaan
dengan pasien
dengan subspecies pallidum.
c.
d.
Personal
hygiene
dan
sanitasi
ekspresi
Antigen
protein
yang
oada
menjadi
lingkungan yang buruk
immunodominan dalam T. pertenue adalah
Tinggal didaerah padat penduduk5
antigen dengan molekul 47 kDa, yang
memperlihatkan
pada
subspecies
T.pallidum. antibody monoclonal 11E3 dan
c. Patofisiologi
Treponema
pallidum
subspecies
13C6
bereaksi
dengan
antigen
pada
pertenue ditularkan secara intradermal
permukaan sel bakterinya pada respon
antara manusia melalui penularan pus yang
imun
terdapat pada lesi terbuka. Pus tersebut
penelitian menjelaskan antara T. pallidum
mengandung treponema, yang masuk pada
dan T. pertenue, pada pemeriksaan binding
tubuh host yang mengalami abrasi pada
assay
kulit atau membrane mukosa. Treponema
memperlihatkan
berpindah sel epitel melalui jalur antara sel
permukaan sel T. pallidum tapi pada
dan menempel pada permukaan yang
permukaan bakteri T. pertenue mengalami
dilapisi oleh fibronektin pada matrix
penurunan.
ekstraseluler pada sel host. Penempelan
mengindikasikan
pada
menyebabkan
antigen 47 kDa mengalami pathogenesis
peningkatan sintesis pada fibroblast dalam
dengan menurunkan kepekaan bakteri oleh
sel.
antibody host.
fibronektin
Antibody
dalam
sirkulasi
darah
yang
melawan
dan
bakteri.
mikroskop
bahwa
Pada
electron
antigen
pada
Beberapa
penelirian
bahwa
menurunnya
menempel pada antigen treponema dan
Ditemukannya immunoglobulin M
mencetuskan teijadinya respon inflamasi
dan immunoglobulin G pada system imun
yang meningkatkan besamya lesi.
neonates
Rendahnya
konsentrasi
dan
guinea
pigs
dewasa
antigen
memperlihatkan resiko infeksi pada anak-
memperlihatkan permukaan sel T. pertenue
anak, yang terlihat dari epidemiologi
dihipotesiskan
terjadinya
menjadi
penyebab
dari
frambusia
pada
anak-anak
pathogenesis bakteri, karena terbatasnya
berusia dibawah 15 tahun. Pada sebuah
permukaan
menurunkan
penelitian memperlihatkan guinea pigs
host
dewasa
kemampuan
mengenali
antigen
antibodi
antigen.
sel
yang
Pemeriksaan
memperlihakan
peningkatan
antibody sebanyak lima kali yang telah
51
Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016
52
terpapar T. pertenue diabndingkan dengan
Banyak aspek pada pathogenesis
neonates. Antibody yang didapatkan lebih
bakteri T. pertenue yang masih belum
banyak pada dewasa tiga sampai enam
diketahui tapi perbedaan antibody, antigen,
minggu setelah infeksi, ketika neonates
dan berbagai jenis protein memperlihatkan
tidak mencapai puncak setelah enam
kompleks
sampai sembilan minggu setelah paparan
dengan subspecies T. pallidum.
yang
berbeda
pathogenesis
bakteri.
Gambar 1. Skema peijalanan penyakit frambusia
d. Manifestasi Klinik
Gambar 2. Bentuk papilloma pada penyakit Frambusia
Gejala pada penyakit frambusia terdiri dari fase primer, sekunder dan tersier.
Heryanto, Penyakit Kulit Frambusia
53
1. Primer : setelah periode inkubasi
dapat menjadi menebal, menjadi plak
bakteri Treponema pallidum pertenue
hiperkeratotik yang dapat menjadi
selama
primer
flsura atau erosi. Lesi macular dan
terbentuk setelah garukan, gigitan atau
hiperkeratotik pada telapak tangan dan
abrasi pada kulit yang mengalami luka
telapak kaki, yang mitip pada lesi
terbuka. Frambusia terbentuk krusta
yang ditemukan pada pasien sifilis.
berwama
Seseorang
3
minggu.
coklat
Lesi
dan
berukuran
yang
terinfeksi
diameter 1 - 5 cm. Krusta yang
mengalami
mengeras dan lalu terlepas yang
(pengerasan
berbentuk mirip dengan raspberry.
perubahan tulang secara dini dapat
Raspberry
diobservasi
tersebut
berisi
bakteri
nyeri
dapat
osteopetrosis
tulang).
Beberapa
dengan
radiograf.
treponema, membuat lesi tersebut
Manifestasi selama fase ini adalah
sangat infeksius. Selama fase ini,
geneally non-scarring dan reversible.
seseorang
dapat
Pasien dapat mengalami kekambuhan
mengalami limfadenopati, demam dan
lebih dari 5 tahun setelah infeksi awal.
nyeri sendi. Frambusia sembuh secara
Penyakit kemudian memasuki sebuah
spontan
yang
dalam
meninggalkan
scar
terinfeksi
2-9
bulan,
periode non infeksi dimana pasien
atrofi
dengan
tidak mengalami gejala atau tanda
central yang hipopigmentasi dan tepi
apapun.
hiperpigmentasi.
3. Tersier :
setelah
5-15
tahun,
2. Sekunder : setelah fase primer 6 - 1 6
merupakan fase terlambat dan ditandai
minggu kemudian, sebuah lesi kulit
dekstruksi lesi di kulit, lesi di tulang
berupa erupsi, lesi tulang dan keluhan
dan secara neurologi dan kerusakan
konstitusional lainnya muncul. Lesi
mata. Pelebaran dan berkurangnya
secara kutan muncul namun lebih
rasa nyeri pada nodul subkutan dan
kecil dengan diameter berukuran lebih
abses, nekrosis dan ulkus. Ulkus yang
dari 2 cm, dan biasanya berlokasi di
terbentuk pada fase ini dapat menjadi
mulut dan hidung. Lesi pada fase
infeksius.
sekunder terdapat ulkus dan ekskresi
membentuk
cairan peradangan dengan treponema
sembuh
yang dapat mengering menjadi krusta.
membentuk deformitas dan kontraktur.
Lesi tersebut pada permukaan kulit
53
Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016
Ulkus
tersebut
kelompok
membentuk
yang
keloid,
dapat
bila
yang
54
Tabel 1. Stadium Perjalanan Penyakit Frambusia
Gejala Klinik:
Gejala Klinik:
Gejala Klinik:
a
Papul
Kelainan kulit seperti
Gumma atau benjolan
- Tunggal
stadium 1 tersebar kecil-
yang mengalami
-
kecil dan lebih banyak
perlunakan dan
b.
>l,
multipe
merusak sehingga
l
menjadi cacat
Papilloma
a. Telapak tangan dan
a. Gangosa hidung
kaki
keropos
Penebalan
Pecah-pecah
nyeri
c.
Nodul
dan
plak
d.
Ulkus basah
b. Kelainan tulang
Peradangan tulang,
b. Juxta articular
Jari
nodus yaitu bejolan
kaki, tangan bengkak dan
pada sendi bias
nyeri
menjadi bengkok
c. Kelainan kuku
c. Kelainan tulang
seperti pedang
e
Krusta
d. Gondow: benjolan di tulang
papilloma
e. Telapak tangan/kaki: Penebalan,Pecah-pecah dan
nyeri
Heryanto, Penyakit Kulit Frambusia
55

e. Klasifikasi Frambusia

scan tulang seperti bintang
frontal.
Frambusia menular : initial lesions
 Tes Serologis
gejala permulaan, multiple papillomata


Tes
serologi
untuk
yang tersebar, “ Wet crab ” yaws bubul,
frambusia identik dengan untuk
other early skin lesion yaitu gejala dini
sifilis pada penyakit kelamin,
lain pada kulit, hyperkeratosis
termasuk
Frambusia
tidak
menular
:
dengan
bone
yang
tes
cepat
reagen
yaitu
plasma
andjoint lesions gejala pada tulang dan
(RPR), tes Venereal Disease
sendi
Research Laboratory (VDRL),

Gummata ulcer
fluorescent treponemal antibody

Gangosa
absorption

Other manifestation
pallidumimmobilization (TPI),
(FTA-ABS)
,
T
Pasien dalam masa laten5
dan
a. Pemeriksaan
hemagglutination assay (TPHA).
klinis
dikonfirmasi
dari
dan
minggu setelah timbulnya lesi
adanya
primer, dan mereka umumnya
lesi
oleh
tetap reaktif di semua tahapan.
treponema pada mikroskop gelapbidang
serum
yang
Tes
diperoleh
 Radiologi


serologi
membedakan
dengan meremas dasar dari lesi.
Studi
pallidum
RPR dan VDRL reaktif 2-3
Diagnosis frambusia dibuat oleh
evaluasi
T
frambusia
treponematoses
radiologis
lainnya;
tidak
dapat
dari
nonvenereal
Oleh
karena
itu,
spesifik tetapi bisa termasuk
diagnosis akhimya berdasarkan
salah satu temuan berikut:
korelasi temuan klinis, sejarah
striations
epidemiologi, dan hasil serologi
permukaan
(periostitis)
positif yang sugestif frambusia.
penebalan kortikal dengan
Biopsi
membungkuk
diperlukan untuk menunjukkan
(saber
shin
reaksi periosteal

ekspansi tulang

berbentuk guma kehancuran

pemisahan epifisis
Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016
akhir
mungkin
histopatologi karakteristik.
deformitas)

lesi
f. Histologis
Temuan histologis di frambusia awal
meliputi acanthosis, papillomatosis, dan
spongiosis.
Treponema
ditemukan
di
56
epidermidis.
dengan
Eksositosis
formasi
neutrophilic
bakteri yang sama dengan penyebab
intraepidermal
sifllis.
Namun
pada
sifllis
microabscess adalah penemuan yang paling
ditemukan
khas. Dermis memiliki moderat untuk
riwayat hubungan seksual.
padat
menyusup
granulomatosa
yang
-
dengan
beberapa
melalui
Kusta
terutama terdiri dari sel-sel plasma dan
limfosit,
penularannya
dapat
Gambaran
efloresensi
yang
histiosit,
hampir mirip dengan kusta, akan tetapi
neutrofil, dan eosinofll. Tidak seperti sifilis,
pada penyakit kusta ditemukan adanya
proliferasi endotel tidak ada atau rendah.
anaestesi pada lesi.
Frambusia akhir memiliki temuan
-
Ulkus tropikum
histologis mirip dengan sifilis tersier,
Luka yang sangat nyeri dan
termasuk menyusup dermal intens terdiri
biasanya terdapat pada tungkai bawah,
dari sel epiteloid, sel raksasa, limfosit, dan
berbeda
fibroblas. Kaseasi nekrosis juga dapat
menunjukkan batas atau bagian tepi
diamati. Sel plasma dan histiosit, berbeda
yang tegas. Gambaran pada ulkus
dengan frambusia awal, langka.
tersebut dapat ditemukan adanya nanah
Perak noda (Steiner) dapat digunakan
untuk mengidentifikasi berbagai treponema
antara keratinosit di frambusia awal.
dengan
frambusia,
luka
yang dapat masuk ke lebih dalam yaitu
daerah tendon ataupun tulang.
h. Penatalaksanaan
Mereka terlihat dalam pola mirip pita atau
Dalam satu studi pada anak-anak di
dalam kelompok di epidermis. Tidak
Papua Nugini, azitromisin oral ditemukan
seperti T pallidum, yang ditemukan di
menjadi altematif yang bertujuan untuk
kedua
T
mengobati patek. Dalam penelitian ini,
seluruhnya
anak-anak usia 6 bulan sampai 15 tahun
epidermis
pallidumpertenue
dan
hampir
dermis,
epidermotropic.
Mikroskop elektron dari lesi awal
yang didiagnosis dengan frambusia secara
acak menerima 30 mg / kg dosis oral
menunjukkan treponema langka di cluster
azitromisin
dalam ruang antar epidermis antara sel-sel
injeksi
inflamasi, dalam sitoplasma makrofag, dan
benzilpenisilin. Setelah 6 bulan, 96% dari
pada dermis.
pasien
g. Diagnosis Banding
-
Sifllis
Gambaran yang hampir mirip
dengan sifllis karena disebabkan oleh
atau
50.000
dalam
menggunakan
intramuskular
unit
/
kg
kelompok
azitromisin
(IM)
benzatin
yang
sembuh,
dibandingkan dengan 93% pada benzatin
benzilpenisilin
kelompok.Rekomendasi
pengobatan epidemiologi untuk frambusia
Heryanto, Penyakit Kulit Frambusia
57
adalah sebagai berikut:

Jika lebih dari 50% dari anak-anak
yang

-
seropositif
(hiperendemis),
komprehensif dan harus mencakup
semua patogen kemungkinan seperti
Jika 10-50% dari anak-anak yang
benzatin benzilpenisilin harus dihindari
seropositif
(mesoendemic),
pada pasien yang alergi terhadap
mengobati kasus aktif, kontak, dan
penisilin.; tetrasiklin, azitromisin, atau
semua anak-anak berusia 15 tahun
eritromisin adalah terapi altematif.
- Penisilin G benzatin
Jika kurang dari 10 anak-anak yang
seropositif
-
Terapi antimikroba empiris harus
mengobati seluruh penduduk
atau lebih muda

Antibiotik
(hypoendemic),
Penisilin
G
benzatin
mengganggu
sintesis
mengobati kasus aktif, anggota
mucopeptides
rumah tangga, dan kontak yang
selama multiplikasi aktif, yang
jelas lainnya
menghasilkan
sel
aktivitas
bakterisida. Hal ini diberikan
Medikamentosa
Penisilin merupakan obat pilihan
untuk
dinding
frambusia.
Setelah
suntikan
sebagai injeksi tunggal, yang
membunuh treponema dalam
penisilin tunggal, lesi awal menjadi
beberapa
menit,
tidak menular setelah 24 jam dan
menjadi tidak menular setelah
sembuh dalam 1-2 minggu. Tetrasiklin,
18-24 jam.
eritromisin, atau doxycycline harus
- Azitromisin
Azitromisin
dipertimbangkan untuk pasien yang
antibiotik
alergi terhadap penisilin.
Penisilin tetap obat pilihan untuk
dan
lesi
adalah
semisintetik
yang
secara struktural mirip dengan
frambusia. Tidak ada strain resisten dari
eritromisin.
T pallidum yang dilaporkan. Benzatin
sintesis
benzyl penisilin adalah obat pilihan
bakteri
untuk mengobati frambusia. Di daerah-
subunit 50S ribosom bakteri.
daerah terpencil di mana benzatin
Dalam sebuah studi pada anak-
benzilpenisilin
anak
penisilin
tidak
selama
tersedia,
7-10
hari
oral
dapat
Menghambat
protein
dalam
dengan
di
azitromisin
mengikat
Papua
oral
sel
Nugini.
ditemukan
mengurangi prevalensi frambusia dan
menjadi
efektif
mengobati patek; 96% dari
dalam
mengobati
individu
dengan lesi aktif.
Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016
pasien
altematif
yang
untuk
menggunakan
58
golongan azitromisin sembuh,
setengah dari total dosis harian
dibandingkan
dapat diambil setiap 12 jam.
dengan
93%
pada benzatin benzilpenisilin.
Untuk infeksi yang lebih berat,
- Tetrasiklin
dosis dapat dua kali lipat.
Tetrasiklin
Eritromisin
memperlakukan
dapat
gram-positif
digunakan pada orang dewasa
organisme dan gram negatif,
dan anak-anak alergi terhadap
serta mikoplasma, klamidia,
penisilin.
dan
infeksi
riketsia.
- Doxycycline
Menghambat sintesis protein
bakteri
dengan
Doxycycline
mengikat
dapat
digunakan pada orang dewasa
dengan 30S dan, mungkin,
dengan
subunit
50S
Menghambat sintesis protein
Tetrasiklin
dapat
ribosom.
digunakan
dan,
alergi
dengan
penisilin.
demikian,
pada orang dewasa dan pada
pertumbuhan bakteri dengan
anak-anak yang lebih tua dari 8
mengikat 30S dan, mungkin,
tahun
50S subunit ribosom bakteri
dan
alergi
terhadap
penisilin.
rentan.
- Eritromisin
i.
Yang
menghambat
bakteri,
Pencegahan
Eritromisin
Berbagai jenis antibiotic seperti
pertumbuhan
tetrasiklin yang dapat digunakan untuk
mungkin
dengan
mengobati pasien yang terinfeksi.
menghalangi disosiasi peptidil
Medikamentosa
tRNA
ribosom,
pencegahan yang biasa digunakan
menyebabkan sintesis protein
untuk mengobati berbagai stage pada
tergantung
frambusia
dari
RNA
untuk
digunakan
dengan
untuk
penisilin
G
menangkap. Hal ini digunakan
benzathine karena efek samping yang
untuk
minimal.
pengobatan
infeksi
Tetrasiklin
dapat
stafilokokus dan streptokokus.
meningkatkan
Pada anak-anak, dosis yang
menghasilkan dalam memperlambat
tepat ditentukan oleh usia,
terbentuknya clot pada darah atau
berat
dapat
badan,
dan
beratnya
infeksi. Ketika dosis dua kali
sehari
yang
diinginkan,
hipoprotrombinemic
menyebabkan
terjadinya
perdarahan secara tiba-tiba.
Penisilin G benzathine sebagai
Heryanto, Penyakit Kulit Frambusia
59
bakterisidal
karena
biosintesis
dinding
mepengaruhi
dan lesi sendi. Kerusakan jaringan
sel
terjadi
selama
di
frambusia
stage
akhir
pertumbuhan. Sebuah injeksi dapat
ireversibel. Neurologis dan oftalmologi
membunuh treponema dalam beberapa
juga dapat teijadi. Kambuh dapat
menit, dan lesi dapat mengalami
terjadi interval hingga 5 tahun setelah
perbaikan dalam waktu hampir satu
infeksi.
hari. Penelitian pada tahun 1900an,
terponema jenis lain seperti sifilis
yang mirip dengan frambusia yang
tidak
terlalu
banyak
Kesimpulan
Frambusia ditularkan melalui kontak
memiliki
kulit langsung dan terutama mempengaruhi
perbedaan paada antigen dan respon
anak-anak muda dari 15 tahun, dengan puncak
imunologi. Pada lesi kulit, lesi tulang
insidensi pada mereka yang berusia 6-10 tahun.
dan lesi pada persendian, yang sering
Mirip dengan sifllis, frambusia bisa bertahan
pada frambusia dan sifilis yang tidak
selama bertahun-tahun sebagai kronis, kambuh
memiliki perbedaan yang terlihat.
penyakit.
Sifilis juga dapat diobati dengan
penisilin G benzathine.,
sepanjang daerah tropis yang ditandai dengan
suhu panas, kelembaban tinggi, dan hujan
j. Prognosis
Jika
Frambusia terns menjadi endemik di
diobati,
deras. Kondisi ini, ditambah dengan keadaan
frambusia bisa menjadi kronis, kambuh
kemiskinan, sanitasi yang buruk, kepadatan
penyakit setelah 5-15 tahun, dengan
penduduk,
manifestasi klinik pada kulit, tulang,
kesehatan masyarakat, memungkinkan untuk
dan
frambusia
sendi.3’4,10.
tidak
Pada
kebanyakan
dan
kurangnya
pengawasan
frambusia.
pasien, frambusia masih terbatas pada
Faktor yang mempengaruhi penularan
kulit, tetapi tulang dan keterlibatan
penyakit frambusia yaitu jarang ganti pakaian,
sendi dapat terjadi. Meskipun lesi pada
bergantian
frambusia menghilang secara spontan,
dengan pasien, personal hygiene dan sanitasi
infeksi bakteri sekunder dan jaringan
lingkungan yang buruk, tinggal didaerah padat
parut
penduduk
dapat
terjadi
yang
dapat
menimbulkan komplikasi urn urn.
memakai
pakaian
yang sama
Penisilin merupakan obat pilihan untuk
Dalam 10% kasus frambusia,
frambusia. Setelah suntikan penisilin tunggal,
pasien memasuki tahap akhir (tahap
lesi awal menjadi tidak menular setelah 24 jam
tersier) ditandai dengan lesi kulit yang
dan sembuh dalam 1-2 minggu. Tetrasiklin,
destruktif dan sangat deformasi tulang
eritromisin,
Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016
atau
doxycycline
harus
60
dipertimbangkan untuk pasien yang alergi
Journal of Tropical Medicine. 2011 Rapose
terhadap penisilin.
A. Yaws and pinta - the pain is gone but the
memories remain. Journal of ancient
Daftar Pustaka
1. Santos MA, et al. Yaws: Rebound of a
diseases & preventive remedies. 2013. 1:1.
7. Seenivasan MH. Treponema pertenue,
forgotten disease. Global Dermatology.
Treponema
2015. 2(3): 143-147.
endemicum (Yaws, Pinta, Bejel). Guided
2. Mitja O, et al. Yaws. February 13, 2013
carateum,
Treponema
Medline Search. December 2015.
3. Mitja O, et al. Outcome predictors in
8. Manirakiza A, et al. Clinical outcome of
treatment of yaws. Emerging Infectious
skin yaws lesions after treatment with
Diseases. June 201 l . Vo l . 17: 6.
benzathinebenzyl penicillin in a pygmy
4. Galadari HI, et al. Yaws. Medscape.
Agustus 2015.
5. Pusponegoro E. Frambusia. Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin FK UI. Jakarta. 2015.
Edisi 7: 146-150.
6. Capuano C, et al. Yaws in the western
pacific region: a review of the literature.
population in Lobaye, Central African
Republic.
BMC
Research
Notes
2011,4:543.
9. Gerstl S, et al. Prevalence study of yaws in
the democratic republic of Congo using the
lot quality assurance sampling method.
Plos One. July 2009. Volume 4 Issue 7.
Heryanto, Penyakit Kulit Frambusia
Download