BENTUK KERJASAMA INDUSTRI DAN

advertisement
KETERLIBATAN DUNIA BISNIS DALAM
MENINGKATKAN PENELITIAN INOVATIF
DAN INTERAKSI PRODUKTIF DENGAN
UNIVERSITAS DAN PEMERINTAH
YOGYAKARTA, 4 MARET 2015
BATASAN PEMBAHASAN
Kenapa Indonesia perlu UIG Partnership
Daya Saing dan Kapasitas R&D Indonesia
Bentuk Kerjasama Industri dan Universitas
Kerjasama Tripartit:APINDO-KEMENRISTEK-FRI
KENAPA INDONESIA PERLU
UIG PARTNERSHIP
ECONOMY CONTEXT, SKILLS MISMATCH, AND THE
NEEDS ON THE ROLE OF GOVERNMENT
ECONOMY
CONTEXT
 Indonesia berada pada tahapan perkembangan ekonomi “Efficiency-driven
Phase”dimana daya saing tidak bisa hanya bergantung pada “cheap and lowskill labor”
atau natural resource-based Industry.
 Daya saing Indonesia harus didorong oleh faktor-faktor yang memperkuat
produktivitas :(1) Higher Education and Training, (2) Well-Functioning Labour Market, (3)
The ability to harness the benefits of existing technology
Konten industri manufaktur Indonesia juga berubah setelah krisis 1998 menjadi
“jobless growth” dan kontribusi labor intensive subsector menjadi semakin mengecil
akibat produktivitas yang rendah.
SKILL
MISMATCH
PROBLEMS
Kesimpulan World Bank Survey 2008 pada 473 perusahaan manufaktur dan jasa:
adanya ketidakcocokan keterampilan dan kebutuhan akan pekerja yang lebih terampil.
Kesimpulan World Bank Survey 2009 pada lebih dari 1400 perusahaan di Indonesia:
“inadequately educated workforce” menjadi salah satu hambatan utama (kelima) dari 10
hambatan dalam lingkungan bisnis.
NEEDS ON
THE ROLE OF
GOV’T
Perlunya peran pemerintah mengatasi regulatory impediments (i.e: drug approval in
pharmaceutical industry) dan permasalahan perlindungan hak kekayaan intelektual
untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mendukung R&D industri
DAYA SAING DAN
KAPASITAS R&D
INDONESIA
DAYA SAING R&D INDONESIA
GLOBAL COMPETITIVENESS REPORT, WEF
Quality of Scientic Research
Institutions
Salah satu pilar penting untuk
meningkatkan daya saing adalah
inovasi.
Inovasi didukung oleh beberapa hal
antara lain kualitas institusi riset, dana
riset, serta kolaborasi universitasindustri
Data Global Competitiveness Report
menunjukkan bahwa kualitas institusi
riset, dana riset dan kolaborasi
universitas-industri Indonesia masih
tertinggal dibanding negara lain
seperti Malaysia
Value
China 4.3
India 4.0
Philippines 3.6
Thailand 3.9
Malaysia
5.2
Indonesia 4.3
Rank
39
52
75
61
20
41
Company spending on R/D
Value
China
4.3
India 3.8
Philippines 3.5
Thailand 3.2
Malaysia
4.9
Indonesia 4.0
Rank
23
30
42
56
24
9
University-Industry Collaboration
Value
China 4.4
India 3.9
Philippines 3.8
Thailand 4.0
Malaysia
5.3
4.5
Indonesia
32
50
55
46
12
30
Rank
KAPASITAS R&D INDONESIA
SINKRONISASI DAN KOORDINASI KEBIJAKAN NASIONAL
KOMITE INOVASI NASIONAL
PEMBENTUKAN: Pada era Presiden SBY, lewat Keputusan presiden No 32/2010.
TUJUAN : Penguatan Sistem Inovasi Nasional yaitu suatu jaringan rantai antara institusi publik,
lembaga riset, universitas serta sektor swasta untuk mendorong dan menyinergikan kegiatan
inovasi diberbagai sektor dan menerapkan hasilnya dalam skala nasional
KELEMAHAN: Tidak adanya portfolio dan tidak memiliki wewenang eksekusi proyek inovasi
( Wewenang tersebut secara terpisah ada di Kemenristek, LIPI, dan Institusi pendidikan tinggi)
KAPASITAS R&D INDONESIA
SINKRONISASI DAN KOORDINASI KEBIJAKAN NASIONAL
KEBIJAKAN STRATEGIS
PENGEMBANGAN IPTEK
Berbagai aturan/kebijakan terkait antara lain:
(1) Keputusanan Menteri Riset dan Teknologi 193/MKp/IV/2010 tentang Kebijakan Srategis
Pembangunan Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2010-2014
(2) UU No 18 Tahun 2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian,Pengembangan, dan
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(3) UU No 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun
2005- 2025
Dari aturan yang ada tersebut sudah menyadari pentingnya sistem inovasi nasional, agenda riset
nasional dan kebutuhan akan sinkronisasi dan koordinasi antar pihak terkait
Namun, dari regulasi tersebut belum jelas menegaskan bagaimana fungsi setiap pihak dan
kebijakan pendanaan seperti apa yang digunakan untuk insentif R&D secara nasional, i.e : Agenda
Riset Nasional yang ada dalam peraturan nasional hanya mengatur program untuk badan dibawah
Kemenristek, sedangkan kementerian lain punya R&D sendiri yang bisa saja tidak sejalan dengan
agenda riset nasional
KAPASITAS R&D INDONESIA
PENDANAAN
Tabel 1. Gross Domestic Expenditure on R&D (% of GDP)
Global
Rank
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
22
33
36
Country
United States
China
Japan
Germany
South Korea
France
United Kingdom
India
Brazil
Russia
Singapore
Malaysia
Indonesia
2010
2,83
1,48
3,44
2,82
3,36
2,21
1,81
0,8
1,1
1,03
2,52
0,64
0,08
2011
2,81
1,55
3,47
2,85
3,4
2,21
1,81
0,85
1,2
1,05
2,6
0,7
0,08
2012
2,8
1,6
3,48
2,87
3,45
2,24
1,84
0,85
1,25
1,08
2,65
0,7
0,09
Sumber: ACPD,2013
Dibanding negara large developing or
newly industrialized lainnya , seperti Brazil,
Russia, India dan China, Indonesia
menggunakan hanya sebagian kecil dari
GDP untuk R&D
Tabel 2. Sumber dana R&D di Indonesia
Sektor
Pendidikan Tinggi
Industri Manufaktur
Pemerintah
TOTAL
Dana ( Rp Miliar) % of GDP
1,821
880
2,019
4,720
Sumber: LIPI, 2009
Sebagian besar R&D Indonesia
didanai oleh pemerintah (43%)
0.031
0.017
0.036
0.084
KAPASITAS R&D INDONESIA
KUALITAS DAN KUANTITAS PERSONIL R&D
Rasio personil R&D di institusi pemerintah
11.04% per 1,000 karyawan
40,8%
Research Personnel
27,7%
Technicians
31,5%
Support Staff
Personil tersebut
hanya
menghabiskan 57%
dari waktu mereka
untuk melakukan
aktivitas R&D
BENTUK KERJASAMA
INDUSTRI DAN
UNIVERSITAS
BENTUK KERJASAMA INDUSTRI DAN UNIVERSITAS
CONTOH UIG PARTNERSHIP DI INDONESIA
ANGGOTA : lembaga R&D milik pemerintah,
universitas,sektor swasta, lembaga R&D
internasionaL, LSM, kelompok industri dan kelompok
tani.
Forum Kemitraan
Kakao
Berkelanjutan
(Cocoa
Sustainability
Partnership)
TUGAS: koordinasi kegiatan pengembangan, transfer
teknologi dan keahlian bisnis pertanian, identifikasi
isu-isu keberlanjutan, pemberdayaan petani,
dukungan penciptaan pasar yang sehat, bimbingan
proses sertifikasi
PROGRAM: Gerakan Nasional Percepatan Revitalisasi
Kakao Nasional (GERNAS) lewat (1) pendataan,(2)
pengadaan bibit, (3) penyediaan teknologi yang tepat,
(4) pelatihan pendamping lapangan, (5) Sistem
usahatani berkelanjutan, (6)Kebijakan pemerintah,
(7) Program kredit petani, (8) Pemantauan dan
Evaluasi, (9) Action Plan
BENTUK KERJASAMA INDUSTRI DAN UNIVERSITAS
BENTUK UIG PARTNERSHIP DI NEGARA LAIN
Betuk Program Kerjasama MIT
dengan Pelaku Industri
1. The industrial Liason Program
Perusahaan memiliki akses pada riset universitas dengan membership fee
2. Consulting Activities
Memberikan kesempatan kepada peneliti universitas untuk bekerja sebagai konsultan di
industri untuk waktu tertentu-satu hari per minggu
3. Industry-Funded research projects
Proyek riset konsorsium antara universitas dan sejumlah perusahaan
4. Strategic partnership
Long-term and large scale partnership antara universitas dan sejumlah perusahaan
5. Visiting committees
Perwakilan industri sebagai dewan penasehat di Universitas
KERJASAMA
TRIPARTIT:APINDOKEMENRISTEK-FRI
KERJASAMA TRIPARTIT
APINDO-KEMENRISTEK-FORUM REKTOR INDONESIA
PENANDATANGAN KERJASAMA
Pada Rabu 21 Januari 2015, telah dilakukan penandatangan kerjasama
antara APINDO, KEMENRISTEK PT dan Forum Rektor Indonesia
Kedua perjanjian kerjasama tersebut berkaitan dengan pengembangan
sumberdaya manusia, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di
lingkungan perguruan tinggi dan dunia usaha
RUANG LINGKUP KERJASAMA
(1) Pemagangan kerja bagi mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi untuk
bidang-bidang keilmuan yang relevan
(2) Penelitian dan pemanfaatan hasil penelitan
(3) Pelatihan dan Jasa Konsultasi
(4) Pengabdian kepada maysarakat
Sekretariat DPN APINDO
Permata Kuningan Building, 10th Floor
Jl. Kuningan Mulia Kav. 9C
Guntur – Setiabudi
Jakarta Selatan 12980 Indonesia
Tel. (62) 21 8378 0824,
Fax. (62)21 8378 0823/8378 0746
Website: www.apindo.or.id
Download