Mata Kuliah : Ekologi Laut Tropis Pokok Bahasan

advertisement
Mata Kuliah
:
Ekologi Laut Tropis
Pokok Bahasan
:
Pengenalan dan terminologi Ekologi Laut Tropis
Pertemuan
:
Ke 1
Kompetensi
:
Mahasiswa di harapkan dapat memahami, menjelaskan
dan mengetahui mengenai pengertian dari ekologi laut
tropis dan terminology (ruang lingkup) dalam batasanbatasan ekologi laut tropis (Populasi, Komunitas,
Ekosistem dan Jenis-jenis ekosistem di Wilayah
Pesisir).
Dosen
I.
:
Gazali Salim, S.Kel., M.Si
Pendahuluan (Introduction)
Ekologi laut tropis merupakan factor yang sangat penting dalam menentukan
pencapaian tujuan yang telah di tetapkan dalam mengenal dan memahami mengenai
pengertian ekologi dan terminology (ruang lingkup) dan batasan-batasan ekologi laut
tropis meliputi populasi, komunitas, ekosistem dan jenis-jenis ekosistem di wilayah
pesisir. Jenis-jenis ekosistem di wilayah pesisir yaitu ekosistem pantai, ekosistem
estuaria, ekosistem hutan mangrove, ekosistem terumbu karang, eksositem padang
lamun, ekosistem pulau-pulau kecil.
Pertemuan ini akan menyajikan materi mengenai ekologi laut tropis meliputi
(1) definisi ekologi, (2) Prinsip alami dalam ekologi , (3) Pembagian ekologi dalam
produktifitas (4) definisi dan terminology populasi, komunitas dan Ekosistem, (5)
Jenis-jenis ekosistem di wilayah pesisir.
II.
Definisi Ekologi
Negara Indonesia merupakan salah satu wilayah pesisir yang memiliki iklim
tropis secara tidak langsung ekologi di perairan Indonesia pun ekologi laut
tropis. Indonesia pun merupakan Negara kepulauan yang memiliki kurang lebih
17.000 pulau dengan panjang garis pantai 81.000 km dan luas lautan yang
sekitar 5,8 km2. Selain itu potensi sumber daya alam lautnya yang beranekaragam
antara lain terumbu karang dengan jumlah 600-800 spesies, mangrove dengan jumlah
40 spesies mangrove sejati dari 50 spesies, lamun (seagrass) dengan jumlah 12
spesies dan rumput laut dengan jumlah 56 spesies serta tak kalah banyaknya spesiesspesies ikannya yang setiap tahunnya menyumbang 6,6 juta ton untuk Indonesia.
Sebagai negara tropis Indonesia terkenal menjadi negara kepulauan
mempunyai letak yang sangat strategis dan diapit oleh benua Asia dan Australia dan
dua samudra Pasifik dan India. Indonesia memiliki pulau yang berjumlah 17.000 dan
merupakan negara yang mempunyai garis pantai 81.000 Km (sekitar 14% panjang
pantai dunia), serta sebagian besar wilayah teritorialnya (75%) merupakan lautan.
Kekayaan alam Indonesia mempunyai potensi mega – diversitas tinggi yang
berkarakteristik
maritim,
sehingga
peran
sektor
kelautan,
perikanan
dan
pertambangan memberikan kontribusi yang penting bagi Indonesia.
Sebagai salah satu sumberdaya pembangunan yang penting, maka
pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut dituntut untuk dapat memberikan kontribusi
yang nyata bagi perkembangan perekonomian daerah yang berintikan peningkatan
daya saing produk. Dalam kaitan ini, pada hakekatnya pembangunan perikanan dan
kelautan adalah meningkatkan kapasitas produksi yang berkelanjutan dan mampu
mengatur serta dapat mengendalikan produksi sesuai dengan kebutuhan dalam negeri
dan ekspor.
Wilayah Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa menjadi berkah tersendiri,
karena hanya mengenal dua musim dan flora serta fauna bisa tumbuh dan
berkembang dengan baik. Ini tentu akan menjadi berkah dan kekayaan tersendiri bagi
wilayah Indonesia. Namun demikian kekayaan yang melimpah dengan hanya
mengenal musim ini, tidak selamanya menjadi kekaguman dan bisa memuaskan
hasrat penghuninya. Buktinya tidak sedikit yang mendambakan mucul musim dingin.
Indonesia merupakan wilayah yang memiliki iklim tropis karena dilewati
garis khatulistiwa. Iklim tropis tersebut bersifat panas dan menyebabkan munculnya
dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Karena adanya iklim ini pula,
matahari menyinari selama 12 jam perhari. Flora dan fauna dapat tumbuh dengan
baik sehingga sumber daya alam yang potensial dapat dikembangkan. Ketika tidak
ada perubahan dengan dunia ini yang sifatnya global, wilayah Indonesia sampai
kapanpun akan tetap menjadi wilayah tropis. Hanya mengenal dua musim dan siang
hari selama 12 jam bisa disinari matahari.
Konsekwensi dari iklim tropis, wilayah Indonesia secara lengkap kehidupan
dan ekosistem pun terpengaruh pula. Misalnya saja karena wilayah Indonesia tidak
mengenal musim dingin yang biasa mencapai suhu dingin secara ekstream, maka
kegiatan pun tidak terpengaruh. Masyarakat Indonesia tidak mengenal libur musim
dingin misalnya. Demikian pula flora dan fauna yang ada di Wilayah Indonesia hanya
flora dan fauna yang bisa hidup tumbuh dan berkembang di Iklim tropis. Maka
misalnya, di kawasan Indonesia tidak akan ditemukan binatang Beruang Kutub yang
hanya hidup dan berkembang di wilayah kutub.
Kota Tarakan, yang secara geografis terletak pada 3o14'23"- 3o26'37" Lintang
Utara. 117o30'50"- 117o40'12" Bujur Timur. Handout ini akan membahas tentang
definisi ekologi yang mencakup populasi, komunitas dan ekosistem serta jenis-jenis
ekosistem di wilayah pesisir.
Terminologi ekologi ditemukan/ dirumuskan pertama kali pada tahun 1869
oleh Ahli Ilmu Biologi Ernst Haeckel Jerman dari kata Yunani "Oikos" yang artinya
"rumah tangga/tempat tinggal" dan "logos " yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi
Ekologi berarti “studi tentang rumah tangga alam" atau “studi tentang berbagai
keterkaitan organisme yang satu dengan yang lain dengan memperhatikan sgala
aspek lingkungan secara dinamika yang mempengaruhinya baik yang hidup (biotik)
maupun yang tidak hidup (abiotik)”.
Selain itu pula pengertian Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan berhubungan secara
langsung terhadap lingkungan. Secara harafiah ekologi merupakan ilmu yang
mempelajari organisme dalam tempat hidupnya atau dengan kata lain mempelajari
hubungan timbal-balik antara organisme dengan lingkungannya. Ekologi hanya
bersifat eksploratif dengan tidak melakukan percobaan, jadi hanya mempelajari apa
yang ada dan apa yang terjadi di alam. Pada saat ini dengan berbagai keperluan dan
kepentingan, ekologi berkembang sebagai ilmu yang tidak hanya mempelajari apa
yang ada dan apa yang terjadi di alam. Menurut Odum (1993) menyatakan bahwa
ekologi adalah suatu studi tentang struktur dan fungsi ekosistem atau alam dan
manusia sebagai bagiannya. Struktur ekosistem menunjukkan suatu keadaan dari
sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk keadaan densitas organisme,
biomassa, penyebaran materi (unsur hara), energi, serta faktor-faktor fisik dan kimia
lainnya yang menciptakan keadaan sistem tersebut.
III.
Prinsip alami dalam ekologi
Prinsip alami pengertian ekologi ada 5 (lima) yaitu : Energy, materi /
Material, diversity / keanekaragaman, time / waktu, dan ruang / tempat. Ekosistem
merupakan ecological dan system, dengan pengertian bahwa ekosistem yaitu
dinamika atau keanekaragaman yang menceritakan suatu prinsip alam yaitu energi,
ruang, waktu, materi dan keanekaragaman.
Pengertian prinsip alami mengenai Ekologi yaitu :
1. Energi yaitu suatu komponen yang dapat mengubah suatu (proses kimia,
fisika, biologi) menjadi suatu energi. Contoh dalam habitat mangrove jumlah
komponen yang dapat mengubah energi matahari menjadi proses kimiawi atau
fotosintesis.
Semua makhluk hidup memerlukan berbagai materi organik dan anorganik.
Karbon dioksida dan air diperlukan untuk proses Fotosintesis.
2. Material yaitu material yang dipotong dalam hutan mangrove dapat menjadi
pengikisan terhadap hutan mangrove atau penggundulan hutan mangrove
dapat merusak hutan mangrove karena terjadi perubahan di dalam alam.
Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi yang merupakan
siklus interaksi antara bumi, laut dan udara.
3. Keanekaragaman atau diversity yaitu lebih kearah biota/ organisme/ mahluk
hidup.
4. Time/waktu yaitu suatu komponen dimana waktu dapat mempengaruhi suatu
ekosistem baik penambahan ataupun pengurangan jumlah populasi/komunitas
suatu biota/organisme.
5. Ruang/waktu yaitu tempat dimana sebagai daerah nursery, spawning, feeding,
dan lain-lain.
IV.
Pembagian Ekologi berdasarkan produktifitas
Ekologi sendiri terbagi menjadi 3 apabila dilihat dari variasi produktifitasnya
yaitu ekologi laut tropis, ekologi laut subtropis dan ekologi laut kutub. Negara
Indonesia adalah termasuk kedalam ekologi laut tropis yang mendapat sinar matahari
sepanjang tahun sehingga menyebabkan mengalami 2 musim yaitu kemarau dan
hujan. Keadaan yang sedemikian ternyata memberi keuntungan karena produktifitas
konstan terjadi sepanjang tahun. Berbeda dengan laut subtropics yang hanya
mengalami produktifitas tinggi pada musim semi. Apalagi laut kutub yang masa
produktifitasnya pendek disebabkan oleh sedikitnya cahaya yang diterima pada
daerah ini.
V.
Definisi dan Terminologi (Ruang lingkup) Populasi
Dalam ekologi, populasi diartikan sekelompok individu sejenis yang
menempati ruang dan waktu tertentu.
perhatikan
Densitas populasi apabila fluktuasinyadi
maka akan dapat di gunakan dalam menentukan faktor-faktor yang
mengontrol ukuran dari populasi.
Faktor-faktor itu dikenal dengan istilah faktor kepadatan bebas (density
independent) dan faktor kepadatan tidak bebas ( density dependent). Density
independent merupakan faktor perubahan lingkungan yang berpengaruh terhadap
anggota populasi secara merata. Sebagai contoh, pencemaran limbah pabrik yang
menimpa di daerah perairan akan mematikan semua biota populasi tertentu. Secara
umum ketersediaan makanan merupakan density dependent, demikian juga
kompetisi, penyakit dan peristiwa migrasi/ruaya.
Distribusi Populasi
Distribusi populasi adalah pergerakan individu-individu atau alat perkembang
biakannya (biji, spora, larva dan lainnya) ke dalam atau ke luar dari suatu populasi
atau daerah populasi.
Ada tiga bentuk distribusi atau pergerakan populasi yaitu:
1. Migrasi, yaitu pergerakan keluar batas-batas tempat populasi dan datang
kembali ke tempat populasi semula secara periodik
2. Emigrasi, yaitu pergerakan keluar batas-batas tempat populasi sehingga
populasi berkurang.
3. Imigrasi, yaitu pergerakan ke dalam batas-batas tempt populasi sehingga
populasi bertambah.
Penyebaran atau pergerakan sangat dipengaruhi oleh faktor penghalang
(barier) dan kemampuan individu atau alat perkembangbiakannya untuk berpindah
(vagilitas). Secara genetik pergerakan individu-individu dari suatu populasi sangat
menguntungkan karena akan memberikan kemungkinan tetap terjaganya variasi
genetik dan dapat menghindari kemungkinan terjadinya kepunahan.
Penyebaran populasi yang berupa penyebaran individu memiliki tiga pola
dasar yaitu:
1. Acak (random), kondisi distribusi pola ini relatif jarang terjadi di alam
2. Merata (uniform), terjadi apabila kompetisi antara individu-individu sangat
tajam dalam memperebutkan ruang hidup yang sama.
3. Berkelompok (clumped), pola distribusi ini dapat berkelompok secara acak
(random clumped), berkelompok secara merata dimana penyebaran kelompok
dalam suatu daerah membagi ruang hidup yang sama dan berkelompok secara
besar.
Penyebaran juga dipengaruhi oleh luas daerah dan jumlah populasi. Pada daerah yang
luas dengan jumlah individu sedikit maka sebarannya akan relative jarang.
VI.
Definisi dan terminologi (Ruang lingkup) Komunitas
Secara genetik, individu-individu adalah anggota dari populasi setempat dan
secara ekologi individu merupakan anggota dari ekosistem. Ekosistem sebagian besar
terdiri dari kumpulan individu/spesies yang berbeda yang yang berada pada
lingkungan yang sama disebut komunitas. Suatu komunitas terdiri dari banyak jenis
dengan berbagai macam fluktuasi populasi dan interaksi satu dengan lainnya.
Ringkasnya komunitas adalah seluruh populasi yang hidup bersama pada suatu
daerah dan organisme yang hidup bersama ini sering disebut juga sebagai komunitas
biotik.
Mempelajari komunitas akan lebih baik apabila kita sudah lebih dulu
mengenal karakter masing-masing komponen penyusunnya. Misalnya apakah
tumbuhan termasuk herba, epifit, merambat atau apakah hewan hidup terrestrial atau
aquatik, masing-masing memiliki karakter yang spesifik. Hewan aquatik misalnya,
kita harus mengenal lebih dulu morfologinya, fisiologi dan system reproduksinya,
bagaimana kedudukannya dalam rantai makanan, bersifat planktonik, bentik atau
perenang aktif, hidup dan mencari makan di daerah permukaan, ditengah atau didasar
perairan dan lain sebagainya.
Komunitas sebagai suatu organisasi kehidupan tersusun dari beberapa
komponen yang masing-masing komponen memiliki dinamikanya masing-masing
dan dikenal sebagai struktur komunitas. Sebelum mempelajari hubungan komunitas
dengan lingkungannya salah satu kajian untuk mempelajari komunitas adalah
mengamati struktur komunitas. Beberapa hal yang perlu diketahui dalam mempelajari
struktur komunitas antara lain adalah:
1) Jenis organisme penyusunnya, misalnya untuk mempelajari komunitas rumput
di Hutan Wisata Kaliurang, maka pertama kali yang harus dilakukan adalah
jenis-jenis rumput apa saja yang tumbuh di sana
2) Densitas (kepadatan), misalnya kepadatan ikan ″A″ per meter persegi.
VII.
Definisi dan terminology (ruang lingkup) Ekosistem
Ekosistem itu sendiri merupakan satuan fungsional dasar ekologi, bahwa di
dalam ekosistem tercakup organisme dan lingkungan abiotik yang satu terhadap yang
lain saling mempengaruhi. Ekosistem terdiri dari komponen yang bekerja secara
teratur sebagai suatu kesatuan. Ekosistem terbentuk oleh dua komponen utama yaitu
komponen biotik dan abiotik seperti: air, udara, tanah, cahaya matahari, suhu, angin,
dan kelembapan.
Secara alami suatu ekosistem adalah dalam keadaan seimbang. Keseimbangan
ini akan terganggu bila ada gangguan dari luar, seperti bencana alam atau campur
tangan manusia. Komponen penyusun ekosistem tidak dapat berdiri sendiri, tetapi
saling tergantung. Suatu komponen biotik yang ada di dalam ekosistem ditunjang
oleh komponen biotik lainnya. Dalam suatu ekosistem selalu terjadi perubahan
jumlah populasi tumbuhan, herbivora, dan karnivora (komponen biotik).
Alam akan mengatur ekosistem sedemikian rupa sehingga perbandingan
antara jumlah produsen dan konsumen selalu seimbang. Keseimbangan alam
(ekosistem) akan terpelihara bila komposisi komponen-komponennya (komponen
biotik maupun komponen abiotik) dalam keadaan seimbang. Untuk menjaga
keseimbangan pada ekosistem, maka terjadi peristiwa makan dan dimakan. Hal ini
bertujuan untuk mengendalikan populasi suatu organisme. Rantai makanan itu sendiri
selalu berkaitan dengan 4 hal yaitu antara lain; komponen abiotik, produsen,
konsumen, dan dekomposer.
Rantai makanan ini terjadi jika satu jenis produsen dimakan oleh satu jenis
konsumen pertama, konsumen pertama dimakan oleh satu jenis konsumen kedua, dan
seterusnya. Konsumen yang menjadi pemakan terakhir disebut konsumen puncak.
Rantai makanan terjadi di berbagai ekosistem. Di antara rantai makanan tersebut
terdapat pengurai, karena pada akhirnya semua makhluk hidup akan mati dan
diuraikan oleh dekomposer.
Gambar 1. Rantai Makanan (Anggoro, 2006)
Struktur ekosistem menurut Odum (1983), terdiri dari beberapa indikator yang
menunjukan keadaan dari system ekologi pada waktu dan tempat tertentu. Beberapa
penyusun struktur ekosistem antara lain adalah diversity (keanekaragaman), densitas
(kerapatan), biomassa, materi, energi, dan faktor-faktor fisik-kimia lain yang
mencirikan keadaan system tersebut.
Fungsi ekosistem menggambarkan hubungan sebab akibat yang terjadi dalam
system. Berdasarkan struktur dan fungsi ekosistem, maka seseorang yang belajar
ekologi harus didukung oleh pengetahuan yang komprehensif berbagai ilmu
pengetahuan yang relevan dengan kehidupan seperti: taksonomi, morfologi, fisiologi,
matematika, kimia, fisika, sosial dan lain-lain.
Ada unsur pendukung ekosistem ada empat yaitu : Hidrosfer, Atmosfer,
Litosfer dan Biosfer. Berikut unsur pendukung eksositem dijelaskan dalam gambar
berikut ini.
Gambar 2. Ada Empat Unsur Pendukung Ekosistem
VIII.
Jenis-jenis Ekosistem Di Wilayah Pesisir
Gambar 3. Batasan Wilayah Pesisir
(Sumber : Pernetta dan Milliman, 1995, dalam Dahuri, 2002)
Kekayaan wilayah pesisir yang sedemikian besar dan keragaman yang berada
didalamnya
diperlukan
penanganan
yang
sesuai
sehingga
dapat
terwujud
pemanfaatan yang berkelanjutan. Pendataan potensi baik itu yang menguntungkan
maupun merugikan perlu dilakukan sehingga dapat dicari jalan keluar untuk dapat
memanfaatkan semaksimal mungkin potensi sumber daya yang ada tetapi juga
meminimalkan kerusakan yang ditimbulkan.
Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara darat dan laut sehingga
perubahan sekecil apapun pada ekosistem darat dan laut akan berpengaruh pula pada
ekosistem pesisir. Wilayah pesisir merupakan wilayah yang rentan akan perubahan
lingkungan disekitarnya tetapi sekaligus merupakan wilayah paling berpotensi untuk
dikembangkan. Karena itulah penanganan wilayah ini tidak terlepas juga dengan
penanganan di wilayah darat dan laut.
Wilayah pesisir merupakan interface antara kawasan laut dan darat yang
saling mempengaruhi dan dipengaruhi satu sama lainnya, baik secara biogeofisik
maupun sosial ekonomi, wilayah pesisir mempunyai karakteristik yang khusus
sebagai akibat interaksi antara proses-proses yang terjadi di daratan dan di lautan. Ke
arah darat, wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air,
yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan
perembesan air asin; sedangkan ke arah laut wilayah pesisir mencakup bagian laut
yang masih dipengaruhi oleh prosesproses alami yang terjadi di darat seperti
sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di
darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran. Dengan memperhatikan aspek
kewenangan daerah di wilayah laut, dapat disimpulkan bahwa pesisir masuk ke dalam
wilayah administrasi Daerah Propinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.
Definisi wilayah pesisir di atas memberikan suatu pemahaman bahwa
ekosistem pesisir merupakan ekosistem yang dinamis dan mempunyai kekayaan
habitat yang beragam, di darat maupun di laut serta saling berinteraksi antara habitat
tersebut. Selain mempunyai potensi yang besar, wilayah pesisir juga merupakan
ekosistem yang paling mudah terkena dampak kegiatan manusia.
Ekosistem di wilayah pesisir yaitu :
1. Ekosistem pantai
2. Ekosistem Estuaria
3. Ekosistem Hutan Mangrove
4. Ekosistem Terumbu Karang
5. Ekosistem Padang Lamun
6. Ekosistem Pulau-Pulau Kecil
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, S. 2006. Modul Matrikulasi Pengantar Manajemen Eksploitasi dan
Konservasi
Pantai.
Program
Pascasarjana
Manajemen
Sumberdaya
Pantai.Universitas Diponegoro.Semarang.
Anggoro, S. 2008. Zonasi Kriteria Kesesuaian. Materi Kuliah Tata Ruang Pantai.
Magister Manajemen Sumberdaya pantai. Universitas Diponegoro. Semarang.
Collier, P.A., F.J.Leahy and I.P.Williamson.2002. Defining A Marine Cadastre for
Australia. Marine Cadastre Project, University of Melbourne. Melbourne,
Australia.
Dahuri, R. 2000. Pendayagunaan Sumber Daya Kelautan untuk Kesejahteraan
Rakyat. Kumpulan Pemikiran Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. Penerbit LISPI
dan Dirjen Pesisir, Pantai dan Pulau-Pulau Kecil DKP. Jakarta.
Dahuri, R. 2001. Kebijaksanaan Nasional Pengelolaan Wilayah Pesisir. Makalah
disampaikan pada “Pelatihan Perencanaan dan Pengelolaan Wilayah Pesisir
Secara terpadu (ICZPM) yang diselenggarakan oleh DKP bekerjasama
dengan PKSPL IPB”. Jakarta.
Dahuri, R. 2004. Kebijakan Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Nasional Dalam
Kaitannya dengan Penataan Ruang Nasional dan Daerah. Makalah
Disampaikan Pada Rakerda BKTRN, Pekanbaru, 8 maret 2004. Departemen
Kelautan Dan Perikanan. Jakarta.
Forbes, V.L. 1995. Indonesia’s Maritime Boundaries. A Malaysian
Marine Affairs Monograph. Kuala Lumpur, Malaysia.
Institute of
Juda, L. 1996. International Law and Ocean Use Management. Routledge
Publication. London, UK.
Http://www.anneahira.com/indonesia-index.htm
Koesoemaatmadja, M. 1992. U.N.Convention on the Law of the Sea. In Proceedings
of the Geodetic Aspects of the Law of the Sea (GALOS). Denpasar, Bali.
NEI (Netherlands East Indies). 1939. Territroriale Zee en Maritime Kringen
Ordonannantie. Staatsblad 1939 No.442. Jakarta.
Republik Indonesia. 1960. Undang-Unang No.4 Tahun 1960 tentang Perairan
Indonesia. Jakarta.
Republik
Indonesia.
1999.
Undang-Undang
No.22
Tahun
1999
tentang
Pemerintahan Daerah. Lembaran Negara RI No.60 Tahun 1999. Sekretaris
Negara.
Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang No. 24 Tahun 1992. Lembaran Negara
RI No.115 Tahun 1992. Sekretaris Kabinet RI.
Republik
Indonesia.
2004.
Undang-Undang
No.32
Tahun
2004
tentang
Pemerintahan Daerah.
Supriharyono. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumberdaya Alam dii Wilayah
Pesisir Tropis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
United Nations. 1983. The Law of the Sea. Official text of the United Nations on the
Law of the Sea with Annexes and Index. UN Publications No.E.83.V.5. New
York, NY.
United Nations. 1992. The Law of the Sea – National Claims to Marine Jurisdiction.
UN Publications. New York, NY.
Download