Khofifah Indar Parawansa: Social

advertisement
Khofifah Indar Parawansa: Social Entrepreneurship
Untuk Menyelesaikan Permasalahan Sosial
Dikirim oleh humas3 pada 08 Desember 2014 | Komentar : 0 | Dilihat : 3848
Mensos Khofifah Indar
Parawansa libatkan kampus
untuk validasi orang miskin
Validasi data orang miskin sebaiknya dilakukan perguruan tinggi dan bukan hanya Kementerian Sosial
(Kemensos). Pelibatan kampus ataupun elemen masyarakat lain dalam mengawal dana bantuan sosial akan
mengurangi inclusion dan exclusion error. Verifikasi oleh Kemensos kemudian akan dilakukan dengan pola
bottom up bila validasi bagus dan top down bila validasi kurang bagus. Validasi mungkin bisa dilakukan mulai
Januari 2015 menggunakan dana resiko penanggulangan sosial.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyampaikan hal ini saat menyampaikan kuliah umum "Peran
Mahasiswa dalam Meningkatkan Rasa Kepedulian Sosial". Kuliah umum yang diikuti ribuan mahasiswa ini digelar
di gedung Samantha Krida pada Kamis (4/12). Hadir pula dalam kesempatan tersebut, Walikota Malang
Muhammad Anton.
Kuliah tamu Khofifah juga turut disaksikan mahasiswa difabel yang di Universitas Brawijaya (UB) terhimpun
dalam Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD). Dalam paparannya, Rektor Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS
memaparkan bahwa sebanyak 55 mahasiswa difabel mengenyam pendidikan di UB. "Prestasi mereka luar biasa,"
kata Rektor. Diantara yang telah berprestasi adalah Yohanna, Siti Nur Latifah serta Oktaviani Wulansari.
Tali asih Mensos kepada
mahasiswa difabel di UB
Penyandang disabilitas, disampaikan Khofifah merupakan salah satu dari 26 Penyandang masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS). Diantara yang lain adalah anak terlantar, anak jalanan, tuna susila, pengemis, korban trafficking,
perempuan rawan sosial ekonomi serta komunitas adat terpencil. PMKS adalah perseorangan, keluarga, kelompok
dan/atau masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi
sosialnya, sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani, rohani maupun sosial secara memadai
dan wajar.
Terhadap PMKS ini, Khofifah mengharap kehadiran negara. Kehadiran negara merupakan implementasi dari
tujuan berdirinya Bangsa Indonesia sebagaimana tertera dalam Pembukaan UUD 1945. Yakni melindungi segenap
Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
Dari data permasalahan sosial yang berhasil dihimpun diketahui bahwa korban penyalahgunaan NAPZA mencapai
23.772 (di Lembaga Pemasyarakatan), orang dengan disabilitas mencapai 6.008.661, lansia terlantar sejumlah
2.123.789, anak berjumlah 12.630.780, sementara tuna sosial mencapai 287.576 orang. Dalam hal penanganan
korban penyalahgunaan NAPZA, kemampuan pemerintah untuk membantu rehabilitasi penyandang narkoba hanya
8% dari total kebutuhan yang harus direhabilitasi. Untuk itu, Khofifah berpendapat perlunya menyertakan kalangan
dunia usaha. Skema keterlibatan dunia usaha diinginkannya bukan hanya dalam bentuk CSR (Corporate Social
Responsibility) namun lebih pada social entrepreneurship. "Setiap program Kemensos berupaya untuk menyiapkan
masyarakat mandiri dan produktif. Jadi bukan hanya charity. Termasuk didalamnya adalah social empowerment
dan social security," tandasnya.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial menyebutkan bahwa
penanggulangan kemiskinan dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan dan bimbingan sosial, pelayanan sosial,
penyediaan akses kesempatan kerja dan berusaha, penyediaan akses pelayanan kesehatan dasar, penyediaan akses
pelayanan pendidikan dasar, penyediaan akses pelayanan perumahan dan permukiman, serta penyediaan akses
pelatihan, modal usaha dan pemasaran hasil usaha. Dari data Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional
(Bappenas), diketahui bahwa pada 2013 tiga propinsi dengan jumlah kemiskinan tertinggi adalah Jawa Timur,
Jawa Tengah dan Jawa Barat. Dari data Bappenas pula, diketahui bahwa pada ketiga propinsi tersebut kemiskinan
lebih banyak pada wilayah perdesaan daripada perkotaan. Perdesaan dengan kemiskinan tertinggi berada di Jawa
Timur.
Kartu sakti yang diluncurkan Presiden Joko Widodo, yakni Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar
(KIP) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) menurut Khofifah merupakan awal program kesetaraan bagi
masyarakat. Kenya menurutnya sudah menggunakan model ini sejak tahun 2007.
Usai menyampaikan kuliah tamu, Mensos Khofifah memberikan cindera mata, buku dan tali asih kepada
mahasiswa difabel di UB. [denok]
Artikel terkait
Budidaya Cacing Tanah, Tumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Kedungkandang
UB Tuan Rumah Olimpiade Sains Pertamina 2013
Mahasiswa Internasional UB Berprestasi di ISS 2013
Empat Mahasiswa Jepang Magang Penelitian di THP FTP UB
UB Akan Wisuda 49 Mahasiswa Asing
Download