Modul Etika dan Filsafat Komunikasi

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Etika dan Filsafat
Komunikasi
Filsafat teknologi dan
pemanfaatan media komunikasi
Fakultas
Program Studi
Fakultas Ilmu
Komunikasi
Bidang Studi
Advertising and
Marketing
Communication
Online
10
Kode MK
Disusun Oleh
MK85009
Muhamad Rosit, S.Sos, M.Si
Abstract
Kompetensi
Filsafat teknologi tidak hanya membahas techne, poiesis dan
kaitannya dengan dunia-kehidupan saja, tapi juga artifak atau
teknofak yang tak dapat dipungkiri mempengaruhi kehidupan dan
juga kesadaran.
Mahasiswa mampu
memahami filsafat
teknologi dan bagaimana
etika komunikasi berkaitan
dengan teknologi
Sejarah dan Filsafat Teknologi
Kita mengenal teknologi dalam pengertiannya yang modern sebagai aplikasi atau
penerapan sains. Namun sains dalam pengertiannya yang modern berakar pada revolusi
Copernicus pada abad ke 16 masehi yang berujung pada penemuan mekanika Newton yang
memandang alam sebagai sebuah mesin raksasa. Pandangan mekanistik Newtonian tentang
alam itu sendiri merupakan penggantian pandangan organismik Aristotelean yang mendominasi
pemikiran manusia selama lebih dari seribu tahunan. Pandangan organismik Aristoteleian itu
sendiri adalah pandangan filosofis yang menggantikan pandangan mitologis yang melihat alam
bukan sebagai organisme, tetapi sebagai sebuah kerajaan dengan para dewa sebagai
pemerintahnya.
Penggantian-penggantian sudut pandang itu sendiri sebenarnya dipicu oleh penemuanpenemuan teknologi yang kemudian mendominasi era peradaban pasca penemuan teknologis
tersebut. Pandangan organismik Aristoteleian itu dipicu oleh lahirnya pemikiran logis yang
dimungkinkan oleh ditemukannya huruf alfabetik sebagai teknologi komunikasi informasi yang
revolusioner. Begitu juga penggantian pandangan organismik Aristoteleian dengan pandangan
mekanistik Newtonian dipicu oleh penemuan revolusioner berikutnya dibidang komunikasi
informasi: revolusi Gutenberg. Revolusi Gutenberg bermula dengan ditemukannya mesin cetak
tipografis manual oleh Gutenberg. Revolusi teknologi inilah yang memicu lahirnya sains
modern.
Tampak dari uraian di atas bahwa lahirnya teknologi pada dasarnya jauh mendahului
kelahiran sains modern. Namun, dengan kelahiran sains modern terjadilah sebuah hubungan
timbal balik positif antara sains, teknologi dan ekonomi yang memungkinkan revolusi-revolusi
sains dan teknologi berikutnya. Sains mekanistik deterministik Newtonian memang melahirkan
revolusi industri atau revolusi Watt, namun revolusi Faraday yang melihat dunia sebagai lautan
ether elektromagnetik melahirkan revolusi industri kedua setelah ditemukannya generator dan
motor listrik. Begitu pula revolusi sains kedua yang dipicu oleh lahirnya teori kuantum dan
relativitas, mendorong revolusi industri ketiga dengan ditemukannya mikroprosesor yang
merupakan jantung bagi komputer. Itulah sebabnya revolusi industri ketiga ini lebih dikenal
sebagai revolusi informasi.
Kini, kita dalam era peradaban informatik, dan Indonesia masih belum mampu menjadi
negara industri yang tangguh. Hal ini disebabkan oleh karena tidak terdapatnya lingkaran positif
yang baik antara lembaga pengembangan sains dan lembaga pengembangan teknologi dan
lembaga pengembangan ekonomi. Padahal keterjalinan ketiga lembaga itulah yang merupakan
akselerator bagi perkembangan ekonomi di negara-negara maju. Ketiadaan jalinan ini tercermin
pada kenyataan bahwa di Indonesia sains dan teknologi di pandang sebagai barang asing bagi
kebudayaan. Padahal hanya dengan melihat sains dan teknologi sebagai cabang budaya dan
peradabanlah, maka keterkaitan antara sains, teknologi dan ekonomi itu dapat dijalin dengan
erat sehingga akselerasi perkembangan ekonomi dapat menjadi kenyataan.
Berikut ini diajukan sebuah pandangan filosofis tentang teknologi yang berdasarkan
pengamatan tentang sejarah teknologi ditinjau sebagai sebuah koevolusi: evolusi teknologi
yang berjalan beriringan dengan evolusi peradaban. Dalam pandangan ini peradaban dunia
bergerak maju dengan adanya revolusi-revolusi teknologi yang telah terjadi selama ini. Sebagai
perspektif diambil sudut pandang yang melihat koevolusi peradaban teknologi tersebut sebagai
kelanjutan dari evolusi biologis sementara evolusi biologis dilihat sebagai pengembangan
teknologi natural prahumanistik. Dengan pandangan filosofis historis seperti ini, diharapkan kita
dapat mengembalikan teknologi ke dalam pangkuan budaya seperti sebagaimana mestinya. Di
lihat dari sudut luar, maka proses pengembalian ini merupakan proses pembudayaan teknologi.
Hanya dengan pembudayaan teknologi ini lah mesin akselerator pengembangan ekonomi dapat
dijalankan dengan sempurna.
Posisi Teknologi dalam Peradaban
Membudayakan teknologi, berarti melihat teknologi sebagai bagian dari budaya
manusia. Budaya manusia itu sendiri dapat dipandang sebagai kesatuan organik yang integral
yang meliputi empat strata eksistensial yaitu stratum material, stratum energetik, stratum
informatik dan stratum normatif. Keempat strata ini berkaitan dengan kategori-kategori materi,
energi, informasi dan nilai-nilai. Eksistensi keempat kategori itu menjadi lebih mudah disadari
dengan melihat komputer sebagai sistem integral. Jantung komputer itu adalah mikroprosesor
yang dirangkai dengan elemen-element lain membentuk sebuah sistem materi. Komputer itu
sendiri tak mungkin berfungsi tanpa pasokan energi dari luar. Dia pun tidak berfungsi tanpa
adanya program sistem operasi dan program-program aplikasi yang merupakan sistem
informasi. Sementara itu program-program itu tak akan berfungsi tanpa penentuan tujuan dari
luar yaitu manusia dengan sistem nilai-nilai.
Dilihat dengan perspektif integralis tersebut maka dapatlah kita melihat budaya sebagai
sebuah komputer yang merupakan perpanjangan otak manusia beserta organ-organ biologis
lainnya. Dalam pandangan ini kebudayaan, dan peradaban sebagai perluasannya, dapat
ditinjau sebagai teknologi humanistik yang merupakan perpanjangan bagi teknologi naturalistik
organisme manusia sebagai diri pribadi. Manusia sebagai pribadi juga merupakan kesatuan
integral yang menyangkut tubuh material dengan segala organnya, prilaku energetik yang
menggerakkan organ-organ itu, kesadaran informatik yang mengarahkan perilaku tersebut dan
keyakinan normatif yang menyatukan kesadaran itu dalam suatu kesatuan subyektif yang
personal.
Tata nilai sebuah peradaban adalah perpanjangan dari keyakinan individual. Khazanah
pengetahuan termasuk sains dan filsafat dalam suatu peradaban adalah perpanjangan dari
kesadaran manusia. Sementara itu tata lembaga, seperti misalnya sistem politik, sosial dan
ekonomi, adalah kepanjangan dari prilaku manusia individual. Akhirnya semua habitat dan
peralatan material manusia dapatlah dipandang sebagai tubuh peradaban yang merupakan
perpanjangan dari tubuh manusia secara individual. Dengan demikian peradaban sebagai
sebuah sistem integral memiliki keempat strata eksistensial integralis.
Lingkungan hidup material manusia meliputi lingkungan alamiah atau formasi biotik dan
lingkungan buatan atau formasi teknik. Sedangkan Lingkungan hidup sosial berupa formasi
sosial dan lingkungan hidup kultural berupa formasi mental. Dari keempat formasi itu, yang
paling cepat berubahnya adalah formasi teknik. Formasi sosial berubah mengikuti perubahan
formasi
teknik
dan
diikuti
perubahan
formasi
mental
yang
mendukungnya.
Perubahan-perubahan formasi sosial dan mental itu telah membuka cakrawala-cakrawala baru
di luar diri manusia dan mengaktualisasikan kapasitas-kapasitas tersembunyi di dalam diri
manusia secara bertahap. Dengan demikian proses koevolusi peradaban teknologi dapat
dikatakan sebagai sebuah proses berkesinambungan yang panjang manusia dalam
memanusiakan
manusia.
Melalui
proses
itu,
manusia
mendapat
peluang
untuk
mengaktualisasikan semua potensi yang ada dalam dirinya.
HAKIKAT TEKNOLOGI
Dalam mengkaji Filsafat Ilmu, dapat dipastikan akan terhubung dengan teknologi,
maknanya ketika seorang-orang melakukan perenungan lebih mendalam, maka akan
menemukan bahwa teknologi adalah anak kandung dari filsafat ilmu.
Hakikat Teknologi: Teknologi bukanlah sekedar produk ilmu pengetahuan beserta
temuan-temuannya yang berupa mesin, pesawat, reaktor, ataupun fasilitas fisik lainnya yang
serba canggih, melainkan juga termasuk sistem organisasi, struktur sosial beserta kekuasaan
yang terlintas padanya.
Menurut Kunto Wibisono:
”Merupakan hasil penerapan secara sistematik ilmu pengetahuan, sebagai suatu
himpunan rasionalistik empirik dari berbagai komponen pendukungnya, dengan maksud hendak
mengusai atau mengendalikan gejala-gejala yang dihadapinya melalui proses produktif secara
ekonomis.”
Karakter Teknologi:
1. Pertama: teknologi pada hakikatnya adalah ”tangan” untuk melaksanakan kekuasaan yang
dimiliki ilmu, hal ini harus disadari oleh manusia. Teknologi dihasilkan dari penerapan ilmu
yang sudah mengalami penelitian dan pengembangan lebih lanjut hingga manfaatnya
menjadi jelas bagi kehidupan manusia/.
2. Kedua: teknologi bersifat dialektik, artinya teknologi dapat menyelesaikan masalah yang
dihadapi manusia, akan tetapi pemecahan masalah tersebut menimbulkan permasalahan
yang baru , dan permasalah yang baru ini harus dipecahkan dengan teknologi yang baru
pula.
3. Ketiga, teknologi memerlukan energi yang sangat besar. Pada umumnya, di negara-negara
industri maju, konsumsi energi perkapita sangat tinggi jika dibandingkan dengan negaranegara yang laju konsumsinya rendah. Sehingga tampak adanya korelasi antara
pendapatan nasional bruto [GNP] dengan konsumsi energi
FILSAFAT TEKNOLOGI?
Filsafat teknologi adalah salah satu cabang filsafat khusus yang melakukan analisis
filsafat tentang teknologi dan berbagai unsur serta seginya.Menurut salah seorang tokoh
pelopor filsafat teknologi Carl Mitcham [1980:305], persoalan-persoalan filsafat tentang
teknologi ada dua jenis, sebagai berikut:
1. Jenis Pertama: menyangkut soal-soal teoritis tentang sifat dasar teknologi,
hubungannya dengan ilmu, struktur tindakan teknologi, intisari mesin, dan
perbedaan mesin dengan manusia
2. Jenis Kedua: ”bersifat praktis, menyangkut persolan-persoalan etis mengenai
keterasingan dalam masyarakat industri, senjata nuklir, pencemaran dam parktik
keinsinyuran yang professional
Filsafat teknologi Menurut Mario Bunge
Filsafat teknologi dapat dipandang sebagai gabungan dari lima cabang filsafat yang
masih merupakan kuncup bunga yang hampir mekar. Mario Bunge menjelaskan (1979:72):
1. Technoepistemology
2. Technometaphysic
3. Technoaxiology
4. Technoethics
5. Technopraaxiology
Technoepistemology:
Adalah telaah filsafat tentang pengetahuan teknis. Persoalan yang dibebaskan, antara lain
adalah membedakan pengetahuan teknologi dan pengetahuan biasa dan pengetahuan ilmiah,
atau metode teknologi yang sejajar dengan metode ilmiah serta aturan-aturannya.
Technometaphysic:
Adalah telaah filsafat tentang sifat dasar sistem-sistem buatan dari mesin-mesin sederhana
sampai sistem-sistem barnag manusiawiyang rumit. Persoalan yang dibahasnya antara lain
adalah prasyarat-prasyarat ontologis dari teknologi atau kekhasan dari semua barang teknologi
yang membedakannya dari benda-benda alamiah.
Technoaxiologi:
Adalah telaah filsafat tentang penilaian yang dilakukan oleh para ahli teknologi dalam
pelaksanaan kegiatan-kegiatan teknologi mereka. Persoalan yang dibahasnya, antara lain
adalah, nilai-nilai yang dipegang oleh para ahli teknologi kognitif, moral, ekonomi, sosial atau
politis dan petunjuk-petunjuk.niali nilai teknologi yang paling dapat dipercaya; Perbandingan
kemanfaatan atau biaya, kebutuhan pemasaran social lainnya.
Tecnoethics
Adalah cabang etika yang menyelidiki pokok-pokok pertikaian moral yang dihadapi oleh para
ahli teknologi dan masyarakat umum dalam hubungannya dengan dampak social dari proyek –
proyek teknologi yang berskala besar.
Technopraxiologi
Adalah telaah filsafat tentang tindakan manusia yang dibimbing oleh teknologi. Persoalan yang
dibahasnya, antara lain mengenai konsep tindakan rasional yang dapat diwujudkan secara pasti
ata bagaimana seorang dapat ,erumuskan dalam istilah istilah umum, derajat efisiensi dari
suatu sasaran terhadap suatu tujuan.
Etika Internet
Etika komunikasi di internet pada dasarnya sama dengan etika berkomunikasi di “dunia
nyata” dalam kehidupan sehari-hari, seperti jujur, menggunakan kata-kata yang baik (sopan),
ramah, serta berbicara jelas dan mudah dimengerti.
Salah satu rujukan etika komunikasi di internet (cyberspace) adalah artikelVirginia Shea
(Netiquette, by Virginia Shea, published by Albion Books, San Francisco ([email protected]).
©1994
Virginia
Shea)
berjudul
The
Core
Rule
of
Netiquette
(link:
http://www.albion.com/bookNetiquette/0963702513p32.html).
Shea memberikan 10 peraturan ketika berinteraksi di dunia maya. Intinya sama dengan
etika komunikasi dalam dunia nyata, seperti jangan menyakiti, jangan menyinggung perasaan,
berbicara efektif, jangan sungkan minta maaf jika keliru, dan sebagainya.
Berikut ini etika komunikasi di internet atau –dalam istilah Shea– peraturan inti etika
berinternet (netiquette/netiket).
Core Rule of Netiquette
1. Remember the human. Jangan lupa, orang yang membaca email atau posting Anda
adalah manusia juga yang punya perasaan –bisa tersinggung atau sakit hati. Jadi, jangan
menyakiti hati orang lain. Jangan kirim email atau posting yang sekiranya mempermalukan.
2. Adhere to the same standards of behavior online that you follow in real life.
Standar etika komunikasi internet sama saja dengan etika komunikasi di dunia nyata, seperti
etis, menghargai pendapat orang lain, dan jangan dan melanggar hukum (breaking the law is
bad Netiquette).
3. Know where you are in cyberspace. Setiap situs atau forum online biasanya punya
aturan main. Maka, taati aturan itu. Baca dulu aturan sebelum gabung. “Intai dulu sebelum
melompat” (Lurk before you leap). Sadari Anda ada di forum apa dan bagaimana.
4. Respect other people’s time and bandwidth. Posting pesan yang sesuai dengan
grup diskusi. Jangan ajukan pertanyaan bodoh. Baca dokumen FAQ (Frequently Asked
Questions) atau “Yang Sering Ditanyakan” (YSD). Jangan posting hal yang sekiranya sudah
diketahui anggota grup (don’t waste expert readers’ time by posting basic information).
Jika Anda tidak setuju dengan sebuah forum online, jangan buang waktu dengan
“menggugat” mereka. Tinggalkan saja! (If you disagree with the premise of a particular
discussion group, don’t waste the time and bandwidth of the members by telling them how
stupid they are. Just stay away).
5. Make yourself look good online. Cek grammar dan ejaan (tata bahasa) sebelum
posting. Pahami yang Anda katakan dan pastikan ia masuk akal. Know what you’re talking
about and make sense.
6. Share expert knowledge. Bagi pengetahuan dan wawasan Anda.Sedekah ilmu!
Jawab pertanyaan yang ada jika Anda tahu.
7. Help keep flame wars under control. Kendalikan emosi Anda! Jangan posting apa
pun dalam keadaan marah! Jangan posting atau kirim komentar yang bernada amarah tinggi!
Ada pepatah: Sesuatu yang di mulai dengan rasa marah akan menghasilkan penyesalan.
Jangan ragu minta maaf jika Anda keliru atau menginggung perasaan orang lain.
8. Respect other people’s privacy. Hargai privasi orang. Jangan baca email, pesan,
atau inboks pribadi orang lain. Don’t read other people’s private email.
9. Don’t abuse your power. Jangan menyalahgunakan kekuasaan. Jangan korupsi!
Makin besar kekuasaan yang Anda mikiki, kian penting bagaimana menggunakannya. The
more power you have, the more important it is that you use it well.
10. Be forgiving of other people’s mistakes. Jika orang lain salah, maafin aja….!
Kepatuhan atau pelanggaran atas netiket di atas akan menjadi cermin beradab-tidaknya
seseorang di dunia maya, mukin juga sekaligus cermin moralitas dan perilakunya di dunia
nyata.
Download