PPT 9 PERKEMB PSIKOSOSIAL ANAK

advertisement
Perkembangan psikososial anak-anak awal
Konsep diri (Self-Concept ) adalah:
- Gambaran diri secara keseluruhan.
- Gambaran yg diyakini mengenai dirinya,
mengenai karakteristik dan kemampuankemampuan.
- Merupakan Konstruk kognitif” deskriptif
dan evaluatif mengenai diri
- Aspek sosial: pemahaman mereka bagaimana
orang menilai citra mereka
Konsep diri mengalami lompatan pada usia 5-7 tahun.
Seperti terjadi perubahan dalam mendefinisikan diri
yaitu kumpulan karakteristik yang digunakan anak
dalam mendeskripsikan diri mereka.
Pada usia 4 thn Jason hanya dapat berkata tentang
kepemilikannya seperti: nama saya Jason, tinggal
bersama ayah ibu, memiliki kucing orange, saya tidak
takut, saya senang. Berada pada tahap pertama.
Representasi gamabaran diri di usia 4 tahun seperti
pada Jason terbatas pada:
- Perwakilan tunggal (Single Representations),
terkoneksi hanya pada satu dimensi. Pemikirannya
meloncat dari satu bagian ke bagian yang lain tanpa
ada hubungan logis
- Tidak dapat membayangkan dua emosi dalam satu
waktu
- Tidak bisa menyatakan diri nyata (real self), dan diri
ideal (ideal self) atau diri yang ia inginkan.
Mengabungkan menjadi satu kemampuan.
Pada usia 5 -6 tahun berada pada tahap kedua
perwakilan pemetaan (representational mappings)
-
Mulai mengaitkan satu aspek dalam dirinya dan aspek
lain. Seperti saya dapat berlari cepat dan melompat
tinggi. Belum dapat melihat pada dua sisi yang
berlawanan
-
Tahap ketiga berada pada anak-anak tengah mampu
berpikir dalam multidimesi, mampu mengintegrasikan
gambaran diri kedalam konsep umum. Seperti saya
bisa bermain hoki tetapi tidak bisa dalam aritmatika.
Perbedaan Budaya mengenai Gambaran
Diri
- Apakah budaya mempengaruhi konsep diri
anak?
- Secara tidak lgsg orang tua menanamkan
ide-ide budaya, dan keyakinan diri,
bagaimana cara mendefinisikan diri:
Orang tua Cina mendorong: Kepatuhan
terhadap otoritas,
Orangtua Eropa-Amerika mendorong:
kemandirian, ekspresi diri, penghargaan diri
Self Esteem (harga diri)
-
Self esteem adalah bagian evaluatif dari
konsep diri, penilaian yg dibuat anak
mengenai keberhargaan mereka.
-
Pada anak usia dini evaluasi terhadap
dirinya cenderung bersifat sama.
“Saya baik” atau “saya buruk”
Pola Ketidak berdayaan
- Harga diri tergantung pada keberhasilan atau
kesuksesan
-
Kegagalan dapat membuat anak merasa tak berdaya
untuk berbuat lebih baik
- Peningkatan harga diri tergantung pada apakah anak
percaya atau menyakini bahwa sifat-sifat mereka
tetap atau berubah-ubah
Pemahaman emosi diri
•Kemampuan, memahami
dan mengenali emosi
sendiri :
- Perasaan bersalah, malu kebanggaan
-
berkembang pada usia tiga tahun dan semakin
komplek dengan bertambah usia
-
Membantu kompetensi sosial anak, kemampuan penyesuaian
dengan orang lain
-
Anak-anak kecil mengalami kesulitan dalam mengenali bahwa
mereka dapat mengalami lebih dari satu emosi pada waktu yang
sama.
Erikson: tahap inisiatif versus bersalah
•
Kebutuhan untuk mengatasi konflik yang yg
bertentangan dlm diri sendiri
•
Anak-anak belajar menyesuaikan bahwa sebagian
keinginan mereka mendapat persetujuan sosial dan
sebagian tidak mendpt persetujuan.
•
Anak belajar mengatur kedua dorongan yg
bertentangan, mengembangkan “kebajikan” yaitu
“tujuan” Keberanian untuk membayangkan dan
mengejar tujuan tanpa takut dihukum
Identitas Gender
-Kesadaran
akan identitas laki-laki atau perempuan
- Perbedaan perilaku dari pilihan: mainan, kegiatan
bermain, teman bermain
-Perbedaan Gender: ketika usia bayi sulit diukur, dan
menjadi lebih jelas ketika usia 3 thn
- Laki-laki berperilaku lebih aktif pd aktivitas fisik
- Perempuan lebih penurut, empati, suka menolong.
- Secara kognitif tidak ada perbedaan
Berbagai Sudut Pandang Mengenai Gender
• Peran gender (gender roles) adalah
sekumpulan perilaku, minat, sikap, keahlian dan
kepribadian yg sesuai dengan budaya thd lakilaki atau perempuan
• Penipean gender (gender typing) sebuah
proses dimana anak anak mendapatkan peran
gender
• Stereotip gender (gender stereotype) adalah
sebuah generalisasi yg sudah ada sebelumnya
mengenai PL laki-laki dan perempuan
Sudut Pandang Pendekatan Gender
1.
Pendekatan biologis
Dalam berbagai budaya berpendapat peran gender
cenderung sama, memungkinkan bahwa perbedaan biologis
disebabkan oleh genetik, hormon dan sistem saraf
2.
Pendekatan psikoanalisa (Freud)
Menurut Freud, perolehan identitas gender adalah dengan
identifikasi (identification), adopsi sekumpulan karakteristik,
keyakinan, sikap, dan nilai, dan perilaku orang tua dengan
jenis kelamin yang sama. Menekan atau melepaskan keinginan
memiliki orang tua dengan jenis kelamin yang berlawanan
(ibunya) dan melakukan identifikasi dengan orang tua dengan
jenis kelamin yang sama (ayahnya).
3. Pendekatan kognitif (Lawrence Kohberg)
Ketika anak menyadari dirinya termasuk ke
dalam gender yang mana, mereka mengadopsi
perilaku yang mereka anggap sesuai dengan
gender tersebut.
4. Gender-Schema Theory: Bem
Anak mulai mengategori berbagai kejadian dan
orang, Mereka melihat bagaimana masyarakat
mengklasifikasi laki-laki dan perempuan baik
dalam pakaian dan permainan. Mengatur
pengamatan mereka di skema atau kategori dari
gender.
5. Pendekatan sosial (Bandura)
Pada teori belajar tradisional anak mempoleh peran
gender dari pengamatan terhadap model. Anak biasanya
memilih model yang dianggap kuat dan telaten. Biasanya
model seseorang adalah orang tuanya, sering kali yang
berjenis kelamin yang sama, tetapi anak juga membuat
pola dari perilaku orang dewasa lain, dan juga teman
sepermainan mereka.
Bermain
Bermain adalah dunia anak:
- Functional play adalah aktif melibatkan
pergerakan otot yg berulang-ulang
(mengelindingkan bola)
- Constructive play adalah menggunakan
material untuk membuat sesuatu (rumah
dari balok atau menggambar dengan krayon)
- Pretend play adalah permainan fantasi,
dramatis, dan imajinatif
•
Dimensi Bermain sosial
Mildred. B. Parten: 6 pola bermain sosial
anak (dari yg tidak sosial sampai yg paling
sosial):
- Perilaku tidak terlibat
- Perilaku penonton
- Bermain sendiri dan mandiri
- Bermain pararel
- Permainan asosiatif
- Permainan kooperatif atau saling melengkapi
yg teratur
•
Bentuk-bentuk Disiplin
-Reinforcement
-Punishment
- Corporal punishment
- Penonjolan kekuasaan
- Induksi
-Penarikan kasih sayang
•
Pola Asuh: Baumrind’s
•
Authoritarian
•
Permissive
• Authoritative
•
Neglectful
Download
Study collections