Metode Bunuh Diri - Rumah Sakit Umum DADI KELUARGA

advertisement
* Early Detection and
Management in Agression
and Attempt Suicide
dr. Wiharto SpKJ,. M.Kes
RSU DADI KELUARGA
JL. Sultan Agung No.8A Teluk Purwokerto | 0281 6847366
www.rsdk-pwt.com
*Definisi
Berasal dari bahasa latin “suicidium “, sui yang
berarti sendiri dan cidium berarti pembunuhan .
Schneidman : Perilaku secara sadar yang ditujukan
pada diri sendiri oleh seorang individu yang
memandang bunuh diri sebagai solusi terbaik dari
sebuah isu.
Baechler ; Bunuh diri mencakup semua perilaku yang
mencari penyelesaian atas suatu masalah eksistensial
dengan melakukan percobaan terhadap hidup subjek
(Maris dkk., 2000).
Bunuh diri memiliki 4 pengertian:
•
•
•
•
Bunuh diri adalah membunuh diri sendiri secara intensional
Bunuh diri dilakukan dengan intensi
Bunuh diri dilakukan oleh diri sendiri kepada diri sendiri
Bunuh diri bisa terjadi secara tidak langsung (aktif) atau tidak
langsung (pasif).
perilaku membunuh diri sendiri dengan intensi mati sebagai penyelesaian
atas suatu masalah.
* Metode Bunuh Diri
Richman : dua fungsi dari
metode bunuh diri (dalam
Maris dkk., 2000).
• Cara untuk melaksanakan
intensi mati.
• Memiliki makna khusus atau
simbolisasi dari individu.
metode bunuh diri terdiri dari 6
kategori utama yaitu:
1. obat (memakan padatan,
cairan, gas, atau uap)
2. menggantung diri (mencekik
dan menyesakkan nafas)
3. senjata api dan peledak
4. menenggelamkan diri
5. melompat
6. memotong (menyayat dan
menusuk)
*
Faktor Penyebab Bunuh Diri
Tidak ada faktor tunggal pada kasus bunuh diri, setiap faktor yang ada saling
berinteraksi.
1. Major-depressive illness, affective disorder
2. Penyalahgunaan obat-obatan (sebanyak 50% korban
percobaan bunuh memiliki level alkohol dalam darah yang
positif)
3. Memiliki pikiran bunuh diri, berbicara dan
mempersiapkan bunuh diri
4. Riwayat percobaan bunuh diri
5. Riwayat bunuh diri dalam keluarga
6. Isolasi, hidup sendiri, kehilangan dukungan, penolakan
7. Hopelessness dan cognitive rigidity
8. Stresor atau kejadian hidup yang negatif (masalah pekerjaan,
pernikahan, seksual, patologi keluarga, konflik interpersonal,
kehilangan, berhubungan dengan kelompok teman yang suicidal)
9. Kemarahan, agresi, dan impulsivitas
10. Rendahnya tingkat 5-HIAA
11. Key symptoms (anhedonia, impulsivitas, kecemasan / panik,
insomnia global, halusinasi perintah)
12. Suicidality (frekuensi, intensitas, durasi, rencana dan perilaku
persiapan bunuh diri)
13. Akses untuk melukai diri sendiri
14. Penyakit fisik dan komplikasinya
15. Repetisi dan komorbid antara faktor-faktor di atas
* Bio-Psiko-sosial
Biologi
• Ada gangguan pada level serotonin di otak, dimana serotonin
diasosiasikan dengan perilaku agresif dan kecemasan.
• Genetik
Walaupun demikian, hingga saat ini belum ada faktor biologis yang
ditemukan berhubungan secara langsung dengan perilaku bunuh diri.
Psikologi
Freud yang menyatakan bahwa “suicide is
murder turned around 180 degrees”,
dimana dia mengaitkan antara bunuh diri
dengan kehilangan seseorang atau objek
yang diinginkan.
Beck (dalam Pervine, 2005)
memperkenalkan model kognitif depresi
yang menenkankan bahwa seseorang yang
depresi secara sistematis salah menilai
pengalaman sekarang dan masa lalunya
Pandangan negatif mengenai diri, dunia, dan masa
depan.
Dia memandang dirinya tidak berharga dan
tidak berguna, memandang dunia menuntut
terlalu banyak darinya, dan memandang masa
depan itu suram.
Ketika skema kognitif yang disfungsional
(automatic thoughts) ini diaktifkan oleh
kejadian hidup yang menekan, individu
beresiko melakukan bunuh diri
Perilaku bunuh diri itu dipelajari.
Teori ini berpendapat bahwa sebagai seorang
anak, individu suicidal belajar untuk tidak
mengekspresikan agresi yang mengarah keluar
dan sebaliknya membalikkan agresi tersebut
menuju pada dirinya sendiri.
akibat reinforcement negatif, individu
tersebut menjadi depresi
*Sosial
Durkheim
memandang
menekankan apakah
perilaku bunuh diri
individu terintegrasi
sebagai hasil dari
dan teratur atau
hubungan individu
tidak dengan
dengan
masyarakatnya.
masyarakatnya,
Cognitive Rigidity
• individu melihat dirinya dan orang lain sebagai
baik atau buruk, memilih antara kesedihan atau
kematian, dimana individu susah atau tidak
mungkin dapat berpikir fleksibel untuk mencari
solusi atas masalah yang sedang dihadapi.
*Karakteristik Pikiran
Bunuh Diri
Hopelessness
• harapan individu bahwa
kejadian negatif akan
terjadi di masa depan dan
dia akan terus gagal
dalam mencapai
tujuannya.
Alasan untuk hidup
• Individu yang memiliki
pikiran bunuh diri biasanya
susah untuk menyatakan
alasan untuk hidup
*Kegawatdaruratan psikiatrik adalah setiap perilaku,
mood, atau pikiran yang tidak lazim yang apabila
tidak segera diatasi dapat berakibat mencelakakan
diri pasien atau orang lain.
*Gangguan pikiran, perasaan dan perilaku yang
membutuhkan intervensi segera
→Gaduh gelisah
→Risiko Bunuh Diri
14
*DEFINISI
o Agitasi: agitasi merupakan perilaku patologi
→ aktivitas verbal atau motorik yang tak
bertujuan ↑↑↑
o Agresi: digunakan untuk binatang dan
manusia. Untuk manusia dapat berbentuk
agresi verbal atau fisik terhadap benda atau
seseorang
o Kekerasan (violence): agresi fisik oleh
seseorang yang bertujuan melukai orang lain
15
* PASIEN DATANG DENGAN…
*Aktivitas motorik yang berlebihan, tidak sesuai dan
tidak bertujuan
*Menyerang
*Kontrol impuls yang buruk
*Isi pembicaraan berlebihan dan bersifat menghina
*Tekanan suara keras dan menuntut
*Postur tegang dan condong ke depan
*Kontak mata melotot
*Ketakutan dan/atau anxietas yang berat
*Sulit tidur
16
* PASIEN DATANG DENGAN…
*Marah-marah
*Iritabilitas yang dapat meningkat intensitasnya
menjadi perilaku yang mengancam
*Ketidakmampuan untuk menganalisis situasi dengan
baik
*Sensitif terhadap stimulus
*Dendam
*Merasa tidak aman
*Merusak lingkungan
17
*PENILAIAN
18
* PENTING UNTUK DIPERHATIKAN
*Keamanan dan strukturnya
*Akses cepat
*Perhatikan usia pasien
*Seklusi dan pengekangan (kimia,
*mekanik)
*Pahami pasien yang rapuh, memiliki harapan
dan fantasi yang tidak nyata
*Sumber penolong
19
* STRATEGI UMUM EVALUASI
Proteksi diri
*Ketahui sebanyak mungkin kondisi pasien
sebelum bertemu
*Waspada
*Perhatikan sistem keamanan lingkungan
*Libatkan orang lain
*Usahakan untuk membina hubungan dengan
pasien
*Pengekangan (biologi, mekanik)
20
* STRATEGI UMUM EVALUASI
Cegah cedera
*Cegah terjadinya pencederaan diri – bunuh diri
*Cegah kekerasan pada yang lain – persuasi –
medikasi – seklusi dan pengekangan
Evaluasi Kondisi Medis Umum
Kemungkinan Gejala Psikotik
21
* PENILAIAN
Singkirkan kondisi fisik
* Riwayat medik, pemeriksaan fisik, radiologi, laboratorium,
bila ada indikasi tentukan status HIV atau hepatitis C
Komorbiditas
* Gangguan penyalahgunaan zat, gangguan kepribadian
antisosial atau ambang
Efek samping obat
* Akatisia
Penilaian risiko
22
* KEMUNGKINAN ORGANIK
*Awitan akut
*Episode pertama
*Usia lanjut
*Data penyakit (+)
*Data zat psikoaktif/alkohol (+)
*Halusinasi non-auditorik
*Tanda neurologis – kesadaran
*Tanda psikiatrik – kognitif, psikomotor, bicara
23
* PENILAIAN FAKTOR RISIKO
*Bunuh diri
*Menyakiti diri sendiri
*Berisiko untuk orang lain
*Berisiko untuk properti
*Penyalahgunaan zat psikoaktif dan alkohol
*Mengabaikan kesehatan fisik dan jiwa
*Rentan (emosi)
*Mengalami efek samping tatalaksana yang
berat
24
* PANSS-EC
1. Gaduh Gelisah (P4)
2. Permusuhan (P7)
3. Ketegangan (G4)
4. Ketidakkooperatifan (G8)
5. Pengendalian Impuls (G14)
25
*
RSU DADI KELUARGA
JL. Sultan Agung No.8A Teluk Purwokerto | 0281 6847366
www.rsdk-pwt.com
Download