anemia terhadap kejadian ketuban pecah dini (kpd) pada ibu

advertisement
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA, Volume I Nomor 2 Juli 2015,
hlm. 36 - 41
ANEMIA TERHADAP KEJADIAN KETUBAN PECAH
DINI (KPD) PADA IBU BERSALIN DI PONTIANAK
Sudarto
Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Pontianak, Jl. Dr. Soedarso Pontianak
e-mail : [email protected]
Abstract : Anemia relation with events premature rupture of membranes delivery in women Pontianak.
The aims of this research is to determine the relationship of anemia with KPD events in the General Hospital
of St. Anthony Pontianak. Research methods of analytic cohort prospective, population in this study women
giving birth in the General Hospital of St. Anthony Pontianak period of 1 January 2012-31 December 2012.
The population in 1048 was as much as mothers. The sampling technique is done by purposive sampling
with total sample of 262 respondents., Stats chi square test to see relation anemia with KPD events. Results
showed that the incidence of KPD in women with anemia of 16.7 percent, there is a significant correlation
between the incidence of anemia with the KPD (p = 0.000 and OR = 7.78).
Keywords: anemia, premature rupture of membranes
Abstrak : Anemia Terhadap Kejadian Ketuban Pecah Dini Pada Ibu Bersalin Di Pontianak. Tujuan
penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan anemia dengan kejadian KPD di Rumah Sakit Umum Santo
Antonius Pontianak. Penelitian menggunakan metode analitik dengan pendekatan Kohort prospektif. Populasi dalam penelitian yaitu ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Santo Antonius Pontianak periode 1 Januari
2012 – 31 Desember 2012. Jumlah populasi ialah sebanyak 1048 ibu. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 262 responden.,Uji statistik Chi square
untuk melihat hubungan anemia dengan kejadian KPD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian
KPD pada ibu dengan anemia 16,7 persen, terdapat hubungan yang bermakna antara anemia dengan kejadian KPD dengan (p=0,000 dan OR=7,78).
Kata kunci: anemia, kejadian KPD.
Anemia merupakan salah satu komplikasi kehamilan
yang memberikan dampak buruk pada ibu dan janin
maupun luaran kehamilan. Menurut WHO prevalensi
anemia berkisar antara 35-75% serta semakin meningkat seeiring dengan bertambah usia kehamilan.
Menurut WHO 40% kematian ibu dinegara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan
kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh
defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin dibawah 11 g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar
<10,5% pada trimester 2.
Komponen kunci program Safe motherhood
adalah upaya penanggulangan anemia. Wanita hamil
dianjurkan untuk mengkonsumsi tablet besi paling
sedikit 90 butir selama hamil. Berdasarkan laporan
Dinas Kesehatan Provinsi tahun 2011, secara nasional cakupan pemberian tablet Fe sebesar 83,3%. Se-
cara nasional, dari 497 kabupaten/kota terdapat 204
(41.0%) kabupaten/kota yang telah mencapai target
pemberian 90 tablet Fe pada ibu hamil ≥ 86%, dengan
distribusi dan cakupan ibu yang selama hamil mendapat 90 Tablet Fe di Provinsi Kalimantan Barat masih
dibawah target yaitu 78,2 % dan dari Persentase Kabupaten dan Kota Cakupan Fe3 berdasarkan Provinsi
Kalimantan Barat mencapai 14,3%.
Anemia dapat berlangsung sebelum kehamilan,
awal kehamilan, akhir kehamilan dan post partum.
Anemia berat diduga merupakan penyebab penting
kematian maternal perinatal. Wanita hamil dengan
anemia menyebabkan daya tahan tubuh dan suplai
nutrisi ke janin menjadi berkurang. Kadar hemoglobin yang rendah memungkinkan wanita hamil mudah
mengalami infeksi. Defisiensi nutrisi dapat mempengaruhi respon tubuh terhadap infeksi dan kekuatan
membran kolagen, abnormalitas struktur kolagen dan
perubahan matriks ekstraseluler. Anemia mempen91
Sudarto, Anemia Terhadap Kejadian Ketuban Pecah Dini,...
garuhi kekuatan respon tubuh terhadap infeksi dan
fungsi imun yang mengakibatkan penurunan kemampuan sel pembunuh alamiah. Mekanisme infeksi akan
mengganggu proses kolagenolitik sehingga terjadi
gangguan keseimbangan antara produksi matrix metalloproteinase (MMP) yaitu enzym yang diproduksi oleh matriks ekstraseluler termasuk kolagen dan
tissue inhibitor of metalloproteinase (TIMP) yaitu
yang menghambat produksi MMP. Selaput ketuban
akan memberikan respon terhadap inflamasi sehingga menjadi tipis dan mudah pecah (Cunningham et
al, 2005).
Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya
ketuban sebelum waktunya melahirkan atau sebelum inpartu, pada pembukaan <4 cm (fase laten).
Insidennya berkisar antara 2,5 persen sampai dengan
18,5 persen dari seluruh kehamilan, dan sekitar 2040 persen terjadi pada kehamilan preterm. Ketuban
Pecah Dini merupakan komplikasi yang berhubungan
dengan kehamilan kurang bulan. Pengelolaan KPD
pada kehamilan kurang dari 34 minggu sangat komplek, bertujuan untuk menghilangkan terjadinya prematuritas dan RDS (respiration distress syndrome)
(Nugroho, 2012).
Penelitian Ritawati (2009) mengungkapkan
bahwa kadar hemoglobin yang rendah kurang dari
11,1 gr/dl selama kehamilan diduga sebagai penyebab tanpa diserta gejala yang menyebabkan terjadinya infeksi dan pada akhirnya meningkatkan kejadian
KPD pada kehamilan prematur. Penelitian ini juga
membuktikan status sosial ekonomi yang rendah
meningkatkan risiko KPD.
Rumah Sakit Umum Santo Antonius Pontianak
terletak di Kota Pontianak yang merupakan pusat rujukan dari berbagai puskesmas di wilayah kota Pontianak. Jumlah ibu bersalin pada tahun 2012 adalah
1.048 orang sedangkan jumlah ibu bersalin patologi
dengan KPD adalah 101 orang (9,63%) dan jumlah
anemia ada 47 orang (4,48%).
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, namun anemia masih menjadi masalah terutama pada
wanita hamil dan prevalensinya masih tinggi. Di
sisi lain dampak yang ditimbulkan tidak hanya pada
ibu, tetapi juga pada janin dalam kandungan maupun
outcome kehamilan seperti KPD melalui mediator
mekanisme biologik dan mekanisme infeksi, maka
dilakukan penelitian untuk membuktikan hubungan
anemia dengan kejadian KPD di kota Pontianak Tahun 2013.Tujuan UmumUntuk mengetahui hubungan
anemia dengan kejadian KPD di Kota Pontianak Tahun 2013Tujuan KhususMemperoleh angka insiden
KPD pada kehamilan anemia. Membuktikan hubungan anemia dengan kejadian KPD.
92
METODE
Penelitian ini menggunakan metode analitik
dengan pendekatan kohort prospektif, Waktu penelitian pada tanggal 27 Mei sampai 5 Juni tahun
2013, tujuan penelitian melihat hubungan ibu bersalin dengan riwayat anemia dengan kejadian ketuban pecah dini pada di Rumah Sakit Umum Santo
Antonius Pontianak tahun 2012. Kelompok berisiko
adalah ibu bersalin dengan riwayat yang menderita
anemia dengan kadar hemoglobin <11 gr/dl. Sedangkan kelompok tidak berisiko adalah ibu bersalin
yang memiliki riwayat tidak anemia dengan (kadar
hemoglobin ≥11 gr/dl. Variabel terikat dalam dalam
penelitian ini adalah kejadian KPD, Variabel bebas
adalah anemia. Populasi dalam penelitian ini adalah
ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Santo Antonius
Pontianak periode 1 Januari 2012 – 31 Desember
2012 sejumlah 1048 orang.
Instrumen penelitian Lembar cheklist bertujuan
mengetahui kejadian anemia dengan melihat hasil pemeriksaan kadar HB dan mengetahui kejadian ketuban pecah dini yang didapat dari data skunder yaitu
rekan medik. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu
bersalin di Rumah Sakit Umum Santo Antonius Pontianak periode 1 Januari 2012 – 31 Desember 2012.
sejumlah subjek penelitian1048 orang. Sampel dalam
penelitian adalah 262 responden.
HASIL
Penelitian ini menggunakan teknik Purposive
sampling dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan penelusuran pemeriksaan kadar
hemoglobin, selebihnya dieksklusi dengan alasan
tidak memenuhi kriteria penelitian, yaitu kehamilan
berakhir dengan keguguran, hamil kembar, tidak tersedia data waktu ketuban pecah, dan data lost to follow-up.
Hasil analisis univariat memperlihatkan karakteristik responden . Menurut status anemia, ditemukan Ibu hamil yang menderita anemia sebesar 17,9
persen dibandingkan yang tidak anemia. Persentase
ibu hamil yang melahirkan dengan KPD sebesar 30,2
persen dibandingkan dengan tidak KPD.
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Anemia
Variabel
Kejadian Anemia
N
(%)
Ya
47
17,9
Tidak
215
82,1
Jumlah
262
100
93
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA, Volume I Nomor 2 Juli 2015, hlm. 91 - 96
Berdasarkan tabel 1 proporsi responden yang
tidak anemia berjumlah 215 responden (82,1%) dan
proporsi responden yang Anemia berjumlah 47 responden (17,9%).
at persamaan dengan hasil penelitian Ritawati (2009)
yang dilakukan di Kabupaten Purworejo dengan hasil penelitian Insiden KPD sebesar 16,67 persen pada
kelompok anemia. Anemia bermakna secara statistik
terhadap kejadian KPD.
Penelitian ini mendukung hasil penelitian Ferguson et al. (2001) melaporkan bahwa kadar hemoglobin yang rendah (11,1 gr/dl) berhubungan dengan
insiden KPD pada kehamilan prematur. Kadar hemoglobin yang rendah diduga sebagai penyebab tanpa
disertai gejala yang menyebabkan terjadinya infeksi dan pada akhirnya meningkatkan kejadian KPD.
Anemia diduga mempengaruhi respon tubuh terhadap infeksi, sehingga akan mempengaruhi kekuatan
dari membran kolagen dan menyebabkan abnormalitas dari struktur kolagen. Adanya infeksi dan inflamasi akan menyebabkan terjadinya peningkatan aktifitas Interleukin-1 dan prostaglandin, menghasilkan
kolagenase jaringan, yang pada akhirnya akan terjadi
depolimerisasi kolagen pada selaput korion/amnion.
Selanjutnya selaput ketuban akan menipis, lemah dan
mudah pecah secara spontan (Parry & Strauss, 1998).
Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan
Cunningham dalam Ritawati 2009 yang menyatakan anemia dapat berlangsung sebelum kehamilan,
awal kehamilan, akhir kehamilan dan post partum.
Anemia berat diduga merupakan penyebab penting
kematian maternal perinatal. wanita hamil dengan
anemia menyebabkan daya tahan tubuh dan suplai
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Kejadian KPD
Variabel
Kejadian KPD
N
(%)
Ya
79
30,2
Tidak
183
69,8
Jumlah
262
100
Berdasarkan tabel 2 frekuensi proporsi responden yang tidak KPD berjumlah 183 responden
(69,8%) dan KPD berjumlah 79 orang ( 30,2%).
Berdasarkan perhitungan uji statistik Uji statistik X2 pearson chi-square dengan tingkat kemaknaan 95% dan derajat estimasi α=0,05 didapatkan X2
hitung = 91,9 dan p value = 0,000. Karena X2 hitung
= 91,942 lebih besar dari X2 tabel (3,481) dengan df
=1 dan p value = 0,000 atau p value kurang dari 0,05
,artinya bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara anemia dengan kejadian KPD dengan nilai OR
= 7,78, maka dapat disimpulkan ibu yang anemia
memilki risiko sebesar 7,78 kali terjadi KPD di bandingkan ibu yang tidak anemia.
Tabel 3
Hasil Analisis Hubungan Anemia
Dengan Kejadian KPD
Variabel
Kejadian KPD
Tidak KPD
Jumlah
KPD
Anemia
N
%
N
Ya
5
1,9
42
Tidak
178
67,9
37
%
16
14,2
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian menyatakan proporsi responden yang tidak anemia berjumlah 215 responden
(82,1%) dan proporsi responden yang tidak KPD berjumlah 183 responden (69,8%). Berdasarkan hasil
analisis bivariat menggunakan uji Chi square menunjukkan nilai X2 hitung = 91,942 dan p value = 0,000, p
value < 0,05 .artinya bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara anemia dengan kejadian KPD nilai
OR = 7,8, maka dapat disimpulkan ibu yang anemia
memilki resiko KPD sebesar 7,8 kali di bandingkan
ibu yang tidak anemia.Dari hasil penelitian ini terdap-
N
%
47
17,9
215
82,1
X2
P
OR
91,9
0,00
7,78
nutrisi ke janin menjadi berkurang. Kadar hemoglobin yang rendah memungkinkan wanita hamil mudah
mengalami infeksi. Defisiensi nutrisi dapat mempengaruhi respon tubuh terhadap infeksi dan kekuatan
membran kolagen, abnormalitas struktur kolagen dan
perubahan matriks ekstraseluler . Anemia mempengaruhi kekuatan respon tubuh terhadap infeksi dan
fungsi imun yang mengakibatkan penurunan kemampuan sel pembunuh alamiah. Mekanisme infeksi akan
mengganggu proses kolagenolitik sehingga terjadi
gangguan keseimbangan antara produksi matrix metalloproteinase (MMP) yaitu enzim yang diproduksi oleh matriks ekstraseluler termasuk kolagen dan
tissue inhibitor of metalloproteinase (TIMP) yaitu
Sudarto, Anemia Terhadap Kejadian Ketuban Pecah Dini,...
yang menghambat produksi MMP. Selaput ketuban
akan memberikan respon terhadap inflamasi sehingga menjadi tipis dan mudah pecah) Nugroho (2012)
menerangkan bahwa Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan
atau sebelum inpartu, pada pembukaan <4 cm (fase
laten). Insidennya berkisar antara 2,5 persen sampai
dengan 18,5 persen dari seluruh kehamilan, dan sekitar 20-40 persen terjadi pada kehamilan pre-term.
Ketuban Pecah Dini merupakan komplikasi yang
berhubungan dengan kehamilan kurang bulan. Pengelolaan KPD pada kehamilan kurang dari 34 minggu sangat komplek dan menurut Saiffuddin (2006)
anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan
kadar Hemoglobin dibawa h 11 g% pada trimester 1
dan 3 atau kadar <10,5% pada trimester 2.KPD dapat
meningkatkan morbiditas baik pada ibu maupun janin. Sementara anemia yang terjadi selama kehamilan terbukti mempengaruhi outcome kehamilan. Kehamilan dengan anemia akan menurunkan daya tahan
tubuh (susceptibility), sehingga akan mudah terjadi
infeksi. Kadar hemoglobin yang rendah diduga sebagai penyebab awal tanpa diserta gejala terjadinya infeksi. Secara mekanisme biologi, infeksi akan
mempengaruhi struktur kolagen sehingga memicu
terjadi degradasi matriks dan pada akhirnya menyebabkan selaput ketuban meregang (Ritawati, 2009).
Penyebab anemia dalam kehamilan bisa karena
kekurangan zat besi untuk pembentukan darah misalnya zat besi, asam folat dan vitamin B12. Anemia dalam kehamilan paling sering dijumpai adalah anemia
akibat kekurangan zat besi (Manuaba 1998). Menurut
Mochtar (1998) dalam melakukan pemeriksaan secara klinis akan membantu apabila kita memperhatikan beberapa hal yang sangat mungkin merupakan
penyebab anemia adalah kurang gizi (malnutrisi),
kekurangan zat besi dalam diet terutama yang berasal
dari sumber hewani, malabsorbsi yaitu ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh akan besi dibandingkan dengan penyerapan dari makanan, kehilangan
besi yang berlebihan pada perdarahan yang banyak
termasuk haid yang berlebihan dan sering melahirkan.
Walaupun ibu belum menunjukkan gejala-gejala infeksi tetapi janin mungkin sudah terkena infeksi,
karena infeksi intrauterine lebih dahulu terjadi (amnionitis, vaskulitis) sebelum gejala pada ibu dirasakan.
Janin yang mengalami takhikardi mungkin mengalami infeksi intrauterin (Prawirohardjo, 2007). Mochtar
(1998) mengatakan bahwa Karena jalan terlalu terbuka, maka dapat terjadi infeksi intrapartal, apalagi bila
terlalu sering diperiksa dalam. Selain itu juga dapat
dijumpai infeksi puerpuralis (nifas), peritonitis dan
septikemia, serta dry – labor. Ibu akan merasa lelah
karena terbaring di tempat tidur, partus akan menjadi
lama, nadi cepat dan nampaklah gejala-gejala infeksi.
94
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diatas tentang Anemia Terhadap Kejadian Ketuban Pecah Dini Pada Ibu
Bersalin Di Pontianak maka diperoleh simpulan sebagai berikut:bahwa kejadian KPD ditemukan sebesar 16,7 persen pada ibu bersalin dengan riwayat ibu
hamil dengan anemia; Terdapat hubungan yang bermakna antara anemia dengan kejadian KPD, ibu yang
memiliki riwayat anemia pada kehamilan memilki
risiko sebesar 7,8 kali terjadi KPD di bandingkan ibu
yang tidak anemia.
DAFTAR RUJUKAN
Arias F. Premature rupture of the membranes. Practical guide to high-risk pregnancy and delivery. 2nd Ed. St. Louis, Missouri: Mosby
Year Book; 1993.
Cuningham, G. 2005. Obstetri Williams Vol 1 Edisi
21. Jakarta. EGC
Jordan. 2004. (Terjemahan Andry Hartono) Famakologi Kebidanan. Jakarta: EGC.
Hidayat.. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan
Teknik Analisa Data.. Jakarta: Salemba
Medika.
Kemenkes RI. 2011. Kinerja Kegiatan Pembinaan
Gizi Tahun 2011; Menuju Perbaikan Gizi
Perseorangan dan Masyarakat Yang Bermutu. Jakarta: Kemenkes RI.
Koesno. 2005. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia.
Mochtar. 1998. Sinopsis Bakteri. Jakarta: EGC
Nurdiati DS. Nutrition and reproductive health in
Central Java, Indonesia: an epidemioligical
approach. PhD Disertation. Umea: Umea
University Sweden;2001.
Notoadmodjo,S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Ritawati. 2009. Tesis: Hubungan Anemia Dengan Kejadian Ketuuban Pecah Dini Di Kabupaten
Purwokerto. Yokyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Saifuddin. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
SKDI. 2003. Hasil SKDI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia). Jakarta: Depkes RI.
Risanto EU. Pengaruh suplementasi vitamin A dan
Zink selama kehamilan terhadap kejadi-
95
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA, Volume I Nomor 2 Juli 2015, hlm. 91 - 96
an ketuban pecah dini. Tesis. Yogyakarta:
Program Pascasarjana Universitas Gadjah
Mada; 2006
Rukiyah dan Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan 4: Patologi. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Prawirohardjo, S. 2002. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: EGC
Download