Terjemahan Brasil dan Chile

advertisement
Mekanisme transmisi dari kebijakan moneter, catatan dalam
menciptakan kestabilan ekonomi dalam kasus Brazil
Francisco L. Lopes
Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa memahami mekanisme
kebijakan moneter adalah sesuatu yang sulit dan masih merupakan tugas besar
yang belum terselesaikan
2.
Memahami bahwa mekanisme dalam konteksnya
menstabilkan ekonomi adalah suatu tantangan yang lebih sulit lagi karena
stabilisasi menghasilkan perubahan struktural dan perilaku dalam ekonomi. Dalam
stabilisasi sifat mekanisme transmisi telah dimodifikasi untuk stabilisasi skala
besar berhubungan dengan melakukan restorisasi terhadap efektifitas kebijakan
moneter.
Suatu negara yang telah hidup di bawah garis inflasi kronis yang tinggi
untuk waktu yang lama menghasilkan sejumlah adaptasi terhadap kehidupan
ekonominya yang cenderung mengurangi kekuatan kebijakan moneter. Ketika
inflasi pergi, adaptasi-adaptasi ini menjadi sangat berlebihan dan harus digantikan
dengan kondisi harga stabil normal. Untuk alasan ini saat stabilis asi mengalami
kemajuan , bagian penting dari mekanisme transmisi harus direkonstruksi
sehingga efektifitas kebijakan moneter dapat direstorasi secara bertahap.
Diantara adaptasi-adaptasi ini terhadap kondisi inflasi tinggi dalam kasus
Brazil ada yang berhubungan secara relevan dengan diskusi kita. Pertama, suatu
kaitan telah diadaptasi. Tingkat pertukaran jadi berkaitan terhadap indeks harga
umum, yang dijumlahkan untuk membekukan nilai tukar yang sesungguhnya.
1.Penulis berterimakasih kepada Marcio Garcia untuk sarannya yang membantu dalam
hubungan dengan jalur kesejahteraan.
2.Lihat contoh dari Mishkin (1995) dan catatan simposium yang berhubungan dalam
mekanisme transmisi moneter.
Kedua, terdapat perbedaan luas substitusi mata uang melalui perke mbangan
indeksasi mekanisme keuangan yang rumit.3 Sebagai hasilnya, hutang jangka
panjang yang mendominasi dalam mata uang lokal non-indeks menghilang. Pasar
tingkat overnight dalam repos hutang Federal, tingkat SELIC menjadi tingkat
bunga yang memimpin dan hampir seluruh hutang baik swasta maupun
masyarakat menjadi terhubung dengan rate tersebut. Ini berarti bahwa durasi4 dari
keseluruhan instrumen hutang termasuk operasi kredit dipertemukan menjadi nol.
Dan yang ketiga, sistem perbankan menjadi “dependen-mengambang”.
Meskipun simpanan non-remunerasi (tidak dibayarkan) menyusut seiring dengan
waktu, bank masih dapat menerima sejumlah pendapata n dari inflasi tingkat tinggi
.Bank mendapat banyak keuntungan tidak hanya dari permintaan deposit tetapi
juga melalui (biasanya secara implisit) “biaya administrasi” dan simpanan
remunerasi (yang dibayarkan) tiap kali simpanan ini digunakan sebagai pengganti
untuk deposit permintaan. Biaya-biaya ini dibayar oleh klien karena alternatif
yang tersedia hanya kas, deposit permintaan, atau mata uang asing. Hanya inilah
yang merupakan penawaran pertahanan terakhir terhadap inflasi mempertahankan
alternatif superior untuk mempertahankan mata uang asing. Tetapi ini juga berarti
bahwa bank dapat membebankan biaya terhadap depos it-deposit ini (hal ini dapat
membayar lebih rendah dibandingkan dengan rate inflasi) mengadakan bahwa
awal indiferen tidak tercapai. Sistem perbankan dependen-mengambang ini punya
karakteristik dengan memiliki tingkat leverage yang rendah, kredit bukan
merupakan sumber pendapatan yang penting. Disebabkan baik aset maupun
kewajiban keduanya bersifat jangka pendek (dan hampir berdurasi nol) resiko
neraca rendah.
3.Lihat Dias Carneiro dan Garcia (1993) dan Garcia (1996) untuk penjelasan lebih rinci
mengenai pengalaman Brazil.
4.Durasi didefinisikan sebagai rata-rata tertimbang dari komponen suatu arus ka,dimana
waktu diterimanya setiap pembayaran ditimbang dari nilai saat ini pembayaran. Ini dapat dilihat
dengan pengukuran terhadap perubahan yang diperkirakan dalam nilai suatu aset liabilitas untuk
setiap 100 poin dasar dalam tingkat bunga .
Berikutnya kita melihat pada perubahan utama yang terjadi dalam mekanisme
transmisi kebijakan moneter pada saat stabiliasi dan isu-isu yang berhubungan
dengan kasus Brazil.
1.Saluran Tingkat Bunga
Saluran tingkat bunga dari mekanisme transmisi kebijakan ekonomi telah
didefinisikan secara jelas dalam Keynes’s General Theory. Nilai sekarang dari
modal dan barang konsumsi tahan lama berhubungan negatif dengan tingkat
bunga riil (efesiensi marjinal dari fungsi kapital). Tingkat bunga riil yang lebih
rendah mengimplikasikan nilai sekarang yang lebih tinggi pada keberadaan
barang tahan lama (baik barang modal dan konsumsi). Dan peningkatan rasio
antara harga persedian yang tersedia dengan harga barang yang baru diproduksi
(Tobin’s q). Untuk alasan ini rangsangan diberikan terhadap produksi yang ada
untuk barang-barang tahan lama melalui pengganda permintaan agregat
Dalam ekonomi inflasi tingkat tinggi, aluran tingkat bunga kehilangan
kekuatan karena konsep relevan dari tingkat bunga riil harus dimodifikasi untuk
dapat dibawa ke dalam tingkat perubahan inflasi yang tinggi. Biaya relevan
konsep kapital harus diambil ke dalam jumlah nominal tingkat bunga minus
ekuivalen tertentu da ri inflasi. Jika inflasi sangat mudah berubah-ubah, ketentuan
ekuivalen akan berada pada nilai yang diharapkan sesuai dengan volatibilitasnya
(tingkat perubahan-perubahannya) yang premium. Sehingga tingkat bunga riil
yang tinggi tidak selamanya sinonim dengan kebijakan uang ketat jika volatilitas
premium sama tingginya.
2. Saluran Kesejahteraan
Transmisi kebijakan moneter melalui efek kesejahteraan telah dianalisa
oleh tradisi Pigou-Metzler-Patinkin. Disini kita akan berfokus pada komponen
kesejahteraan hutang publik.
Dalam ekonomi inflasi tinggi tidak terdapat hutang jangka panjang dalam
lingkungan yang tepat, karena durasi seluruh hutang publik sangat mendekati nol,
perubahan dalam tingkat bunga menghasilkan pengaruh yang kecil terhadap nilai
sekarang. Cara sederhana untuk mencontohkan
hal ini adalah dengan
mengasumsikan bahwa seluruh hutang publik merupakan bentuk lingkaran yang
terus menerus terhadap tingkat bunga sekarang (jangka pendek).Sejak itu
persediaan hutang publik mempunyai nilai sekarang seju mlah i B , dimana I
adalah tingkat bunga untuk periode tertentu (yang tentu saja dapat berubah
menurut waktu). Menyadari bahwa walaupun hutang mempunyai maturitas
tertentu tetapi merupakan jangka pendek karena durasinya yang hanya satu
periode. 5
Dibawah asumsi ini komponen kesejahteraan hutang publik tidak bersifat
sensitif terhadap tingkat bunga. Kesejahteran keuangan dapat didefinisikan
sebagai W = m + B dimana m adalah nili riil uang. Berasumsi permintaan agregat
telah diberikan.
Y = D(I,Y, W) + G
Dimana permintaan pribadi berhubungan secara negatif dengan tingkat
bunga dan berhubungan secara positif pengan penapatan disposabel dan
kesejahteran finansial ( D < O, D Yd dan D W >O) dan permintaan publik
diberilkan oleh pengeluaran non-finansial G. Pendapatan disposibel diberikan oleh
GDP Y , ditambah bunga yang dibebankan pada hutang pemerintah, yaitu
Y d = Y + i B. Berasumsi sebuah hubungan berubah posisi yang normal ada antara
uang riil dan tingkat bunga. Sebab itu sebuah peningkatan dalam tingkat bunga
mengurangi permintaan baik secara langsung dan melalui pengaruhnya pada
kesejahteraan (karena m dan W jatuh saat I naik) tetapi pada saat yang bersamaan
meningkatkan permintaan melalui pengaruhnya terhadap pendapatan disposibel.
Pendapatan bersih permintaan agregat benar-benar bersifat ambigu.
5.Di Brazil sebelum Perencanaan Riil, sebagian besar hutang publik ada dalam bentuk
LFT (Letras Financeiras do Teouro-Tresury Financial notes), yang dapat memiliki maturitas lebih
dari satu tahun tetapi, sejak seluruhnya terkait dengan tingkat bunga overnight (SELIC), memiliki
durasi mendekati nol (lebih tepatnya, dalam sehari!)
Hasil ini dimodifikasi ketika kita pindah dalam ekonomi rendah inflasi dimana
hutang jangka panjang telah direkonstruksikan. Untuk melihat dengan lebih
jelasnya ambil asumsi ekstrim bahwa seluruh hutang publik berada dalam bentuk
rate terus menerus yang tetap (seperti halnya pada konsul Ingris).Dalam kasus ini
persediaan hutang publik memiliki suatu nilai sekarang dari B /i membayar setiap
periode total bunga dari B. Kesejahteraan finansial didefinisikan sebagai W = m +
B/I dan pendapatan disposibel digambarkan dengan rumus
Y d = Y + B. Dalam
kasus ini suatu kenaikan dalam tingkat bunga mengurangi permintan agregat
melalui pengaruhnya pada kesejahteraan sembari meninggalkan pendapatan
disposibel tak terpengaruh. 6 Tak ada keraguan bahwa efek netto dari kenaikan
suatu tingkat bunga adalah terbatas secara tidak ambigu.
Analisis dari kasus ekstrim durasi pasti dan nol mengijinkan kita untuk
menyimpulkan bahwa, sebagai stabilisasi konsolidasi dan durasi hutang publik
meningkat, kebijakan meneter menjadi lebih kuat sebagai hasil dari transmisi
melalui saluran kesejahteran.
3. Saluran Kredit
Telah diketahui dalam leteratur bahwa kebijakan moneter mempengaruhi
tidak hanya tingkat bunga tetapi juga “premium keuangan eksternal” yang
didefinisikan sebagai perbedaan antara
biaya dana yang dikumpulka n secara
eksternal oleh perusahan atau rumah tangga (meminjam dengan jaminan yang
tidak sempurna, misalnya) dan biaya kesempatan dari dana internal. Premium ini
sangat serupa dengan spread yang dibebankan oleh bank antara ketika melakukan
tingkat peminjaman dan memberi pinjaman
6.Mengobservasi bahwa dalam kasus ini perubahan tingkat bunga ditransmisikan ke
dalam permintaan agregat melalui pengaruh pada kesejahteraan finansial dalam menghasilkan
perubahan-perubahan dalam nilai sekarang dri hutang publik.
Adalah suatu determinan dari investasi dan keputusan pembelanjaan yang
penting. Seperti di jabarkan oleh Bernanke dan Gertler (1995), saluran kredit
adalah tidak benar-benar sebuah alternatif independen terhadap mekanisme
tingkat bunga tradisional tetapi lebih sebagai mekanisme yang menguatkan
Dua mekanisme telah dianggap dalam literatur mengenai saluran kredit :
mekanisme neraca (atau nilai netto) dan mekanisme peminjaman bank.
Mekanisme neraca didasarkan atas fakta yang didokumentasikan bahwa seorang
peminjam dengan kekuatan finansial yang lebih kuat membayar premium
keuangan eksternal yang lebih rendah. Kita juga mengetahui bahwa nilai sekarang
adalah lebih sensitif dibandingkan perubahan tingkat bunga yang diberikan ketika
suatu aliran pembayaran lebih panjang. Dengan kata lain, elastisitas bunga
terhadap harga aset lebih tinggi ketika aliran pembayaran berasal dari aset yang
memiliki durasi lebih lama. Untuk jarak bahwa perusahaan maupun rumah tangga
memiliki neraca dimana durasi asetnya lebih besar dari durasi liabilitas, nilai
bersih menjadi saling bertukar secara berhubungan dengan tingkat bunga. Hal ini
mungkin merupakan kasusnya, contohnya jika sebuah bagian besar untuk
peminjaman adalah dalam bentuk hutang jangka-pendek atau rate -mengambang.
Juga, jika sebuah kenaikan tingkat bunga menyebabkan penurunan harga set, nilai
dari pinjaman dengan jaminan akan menyusut, Hasilnya adalah bahwa tingkat
bunga yang lebih tinggi memperburuk posisi final kebanyakan firma dan rumah
tangga, menaikkan premium keuangan eksternal mereka dan menekan
pembelanjaan.
Di dalam ekonomi inflasi tinggi, mekanisme neraca ini kehilangan
kekuatan dikarenakan hutang jangka panjang menghilang, di dalam lingkungan
dimana durasi seluruh instrumen hutang , termasuk operasi kredit, sangat dekat ke
nol, perubahan dalam tingkat bunga menghasilkan sedikit pengaruh terhadap
harga-harga relatif dari aset finansial dan pada penilaian relatif dari aset kapital,
karena itu pengaruh mereka terhadap nilai neto tidak begitu penting. Dengan kata
lain, didalam menstabilkan ekonomi, selama hutang jangka panjang telah
diciptakan ulang secara bertahap, saluran neraca akan kembali ke operasinya.
Mekanisme lainnya dari saluran kredit, mekanisme peminjaman bank,
bekerja melalui kondisi dari persediaan pinjaman bank. Kebijakan moneter yang
ketat mengurangi persediaan pinjaman untuk bisnis kecil atau menengah yang
tergantung pada bank, dimana mereka terpaksa mencari pemberi pinjaman dan
untuk membangun hubungan kredit yang baru. Aktifitas yang memakan biaya ini
kemungkinan akan meningkatkan premium keuangan eksternal mereka dan
kemudian akan mempengaruhi kebijakan pembelanjaan mereka.
Dalam ekonomi inflasi tinggi, dimana bank
bersifat dependen-
mengambang dan berasumsi resiko kredit minimum, mekanisme ini tidak begitu
kuat. Dengan jatuhnya inflasi, pendapatan mengambang menghilang dan sistem
perbankan menemukan dirinya kelebihan ukuran. Mengurangi biaya-biaya untuk
mencocokkan tingkat sekarang yang dikurangi dari pendapatan adalah cara yang
lambat dan menyulitkan. Lebih dari itu, “dilema tahanan” yang jelas ada, bank
manapun yang menghindari untuk mengurangi biaya lebih awal, contohnya
dengan tidak menutup cabang-cabang yang bersifat tidak mrnguntungkan, bisa
berakhir dengan mendapatkan pasar. Untuk alasan itu terdapat keuntungan dengan
tidak menjadi yang pertama untuk menyesuaikan dengan mengurangi biaya -biaya,
solusi tipikal non-kooperatif dalan non-zero-sum-game.
Dengan tujuan mengadakan profitabilitas di dalam lingkungan inflasi
rendah yang baru ini bank mencoba untuk menciptakan sumber-sumber
pendapatan baru dibanding dengan memotong biaya-biaya secara dramatis .
Mereka cenderung mengambil lebih banyak resiko. Dengan meningkatkan
keberadaan resiko mata uang jika meminjam ke luar negeri menawarkan alternatif
biaya
rendah
pada
pendanaan
domestik.
Sebagai
hasilnya,
mekanisme
peminjaman menjadi lebih kuat dan terdapat juga sebuah resiko bank dalam
keadaan tertekan.
4. Saluran Tingkat Pertukaran
Dalam ekonomi inflasi tinggi yang kaitannya adalah dalam operasinya, dimana
hal ini merupakan kasus yang paling tipikal, saluran tingkat pertukaran menjadi
tidak memiliki kekuatan. Stabilisasi inflasi biasanya dihasilkan baik melalui
dewan mata uang, seperti di Argentina, atau melalui tingkat pertukaran bersama
dengan tingkat bunga yang sangat tinggi, seperti di Brazil. Di dalam kasus
pertama terdapat keterbatasan diri secara final dalam penggunaan kebijakan
moneter: tingkat bunga domestik ditentukan oleh dimana mata uang domestik
digantungkan. Saluran tingkat pertukaran melesat secara jelas.
Di Brazil Perencanaan Riil (Real Plan), di luncurkan pada bulan Juli 1994,
mengadakan tingkat pertukaran mengambang bersama dengan tingkat bunga riil
27% (rate tahunan) dalam enam bulan pertamanya. Tingkat pertukaran nominal
(R$/US$) dinilai sebesar 16% dan keseimbangan perdagangan berpindah dari
surplus sebesar US$ 12.9 miliar dalam 12 bulan berakhir pada bulan Juni 1994
menjadi defisit sebesar US$ 600 juta dalam 12 bulan berakhir pada bulan Juni
1995, dan sekitar US$ 5 juta pada tahun 1996.Sifat resesional dari gerakan ini
dalam jumlah pertukaran tidak dapat dilihat dari statistik GDP karena keluaran
pertumbuhan berada pada perubahan yang disebabkan oleh boom konsumsi yang
secara tipikal mengikuti stabilisasi. Tetapi statistik GDP dengan tingkatan 5.8%
pada tahun 1994 dan 4.5% pada tahun 1995 akan sudah pasti lebih tinggi tanpa
perubahan kontraksioner dalam keseimbangan perdagangan (dinilai dari
pengalaman Argentina, mungkin 2 hingga 3 % poin lebih tinggi tiap tahunnya).
Tidak ada keraguan bahwa saluran tingkat pertukaran sepenuhnya bersifat operatif
disini.
Dimulai tahun 1995, bank sentral menggunakan kebijakan intervensi
terhadap pasar pertukaran untuk menghindari apresiasi nilai mata uang yang terus
menerus, dengan itu dapat mengurangi dorongan kontraksioner melalui saluran
tingkat pertukaran dan menghindari (ceteris paribus!) keadaan yang bertambah
parah dalam neraca perdagangan Batas formal pernah diambil pada setengah
tahun pertama 1995 (dengan kelebaran sekita r 8 %) dan sistem ambang yang
“sangat kotor” telah digunakan sejak setengah tahun kedua 1995. dengan campur
tangan yang hampir mingguan menggunakan batas yang sangat tipis (dengan
tingkat kelebaran tidak lebih dari 0.5 % antara titik beli dan jual). Tetapi
mayoritas intervensi yang luas dihasilkan untuk menghindari apresiasi tingkat
pertukara, dimana tingkat bunga riil sebesar 33% pada tahun 1995 dan 17% pada
tahun 1996 naik. Sebagian besar waktu, bank sentral berada pada pihak membeli
dalam pasar dengan neraca pembayaran menunjukkan surplus hingga US$ 13
miliar di tahun 195 dan US$ 10 miliar di tahun 1996.
Saluran tingkat pertukaran mungkin telah menjadi kunci mekanisme
transmisi dari kebijakan moneter dalam pengalaman Brazil baru-baru ini. Proses
stabilisasi ini tidak dapat digambarkan secukupnya sebagai berdasar tingkat
perubahan saja. Kombinasi jumlah akumulasi cadangan asing yang besar (mulai
dari US$ 42.9 miliar pada bulan Juni 1994 hingga US$ 60.5 miliar pada
November 1996) dengan tingkat bunga yang tinggi secara ekstrim menciptakan
tidak adanya keraguan bahwa ini merupakan kebijakan keuangan berdasar pada
proses stabilisasi. Sejak hasil stabilisasi dan jalur transmisi kebijakan moneter di
restorasi secara bertahap, mungkin ada yang berharap bahwa kebutuhan tingkat
bunga yang sangat tinggi dapat dikurangi. Kebijakan uang ketat berada pada
tingkat tukar mengambang dapat menjadi mungkin dengan tingkat bunga yang
dapat dibandingkan dengan yang digunakan negara-negara maju yang stabil.
Hanya saja pada titik ini akankah stabilisasi bisa dicapai di Brazil.
Referensi
Bernanke, Ben and Mark Gertler (1995) “Inside the box; the credit channel
of monitary policy transmission”, Journal of Economic Perspectives, 9(4), pp 2748
Dias Carneiro, Dionisio and Marcio Garcia (1993) “Capital flows and
monetery control under a domestic currency substitution regime. The recent
brazillian experience in Roberto Steiner (ed):Aflencia de Capitales y
Estabilization en America Latina Bogota, Colombia: Fedesarollo.
Garcia Marcio (1996 “avoiding some costs of inflation and crawling
toward hyperinflation: the case of the Brazillian domestic currency substitute”
Journal of Development Economics, 51(10, October, pp 139 59
Mishkin Frederic S (1995): “Symposium on the monetary transmission
mechanism” Journal of Economic Perspectives, 9(4), pp 3 10
Transmisi Kebijakan moneter : Kasus Chile
Nicholas Eyzaguirre
Pendahuluan
Dalam rangka memahami cara kerja kebijakan moneter di Chile, adalah
penting untuk menanamkan dalam pikiran karakteristik istimewa dari sistem
finansialnya. Chile memiliki sistem finansial yang cukup bebas dan berkembang
dibandingkan dengan kebanyakan negara berkembang lainnya. Pasar modal
beroperasi tanpa adanya batas atas, juga pada jumlah tingkat bunga, yang
ditentukan dari pertemuan penawaran dan permintaan. Kecukupan cadangan yang
dibutuhkan cukup rendah (9% pada aset lancar dan 3.6 % pada deposit berjangka)
mereka tidak digunakan untuk tujuan kebijakan moneter dan hampir tidak ada
perubahan dalam dua dekade terakhir.
Pasar finansial relatif dalam dan berorientasi jangka panjang. Simpanan
finansial berjumlah hingga 75 % dari GDP dan kapitalisasi pasar saham
mendekati 100% dari GDP. Ada pula sektor penting untuk investor instituional
yang terdiri sebagian besar dari perusahaan asuransi dan dana pensiun (AFP),
yang memiliki horison jangka panjang. Dana pensiun sendiri mempunyai bagian
dana sebesar 35% dari GDP, mewakili kira-kira seperempat dari liabilitas
finansial dan kapitalisasi pasar saham. Karakteristik-karakteristik ini mengijinkan
bank sentral untuk memimpin operasi pasar terbuka baik jangka panjang maupun
jangka pendek, menargetkan pada tingkat bunga pasar dan likuiditas.
Ada dua hal dasar lainnya yang telah mengkondisikan perkembangan
kebijakan monete r dan juga kebijakan tingkat pertukaran pada 1990an. Faktor
pertama adalah akhir restrukurisasi penahanan mata uang asing dan kelangkaan
pertukaran mata uang asing, sangat dikenal buruk pada dekade sebelumnya.
Faktor kedua adalah tingginya derajat indeksasi yang sangat diinginkan dan masih
ada secara umum di dalam perekonomian Chile disamping kemajuan yang dibuat
dalam mengurangi inflasi.
Aliran masuk modal asing yang sangat besar yang dimulai 1990 merubah
secara dramatis lingkungan untuk kebijakan moneter, hal ini juga merupaka n
pandangan yang luar biasa untuk menyelenggarakan tingkat pertukaran yang
tinggi dan stabil, dimana telah menjadi tujuan dasar kebijakan ekonomi melalui
pertengahan kedua tahun 1980. Seperti yang diharapkan, ketika modal asing mulai
mengalir secara bebas lagi, tujuan ini perlahan memudar dengan usaha -usaha
untuk menggunakan kebijakan moneter untuk mengendalikan pengeluaran
domestik. Dengan tujuan untuk melukai situasi sejauh yang bisa dilakukan, suatu
ketentuan cadangan yang tidak dibayarkan pada pinjaman luar negeri dan
simpanan dipakai tahun1992, dirancang terutama untuk aliran masuk modal
jangka pendek. Intervensi batas untuk nilai tukar diperlebar dari 5 sampai 10%
dan akhir -akhir ini telah meningkat hingga 12.5 % dengan tujuan unt uk
mengijinkan fleksibilitas tingkat pertukatran yang lebih besar.
Pada saat yang sama ekonomi Chile telah menjadi subyek pada derajat
indeksasi yang tinggi yang telah mencegah penurunan yang lebih tajam dalam
inflasi. Secara konsekuen, suatu kebijakan pengurangan inflasi yang berangsurangsur telah diterapkan dibanding dengan penurunan yang tiba-tiba dan radikal
kepada level negara industri.Indeksasi telah dioperasikanpada pasar tenaga kerja
dan sektor finansial serta diterapkan dalam sistem pajak. Instrumen utama dari
indeksasi adalah Unidad Fermento (UF) , dimana nilainya meningkat pada dasar
beberapa bulan terakhir menalami peningkatandalam indeks harga konsumen.
Praktek indeksasi
telah mengkondisikan secara kuat kebijakan perekonomian
Chile dimana kebijakan moneternya menggunakan tingkat bunga yang riil sebagai
instrumennya (instrumen tidak dinominasikan dalam UF), dan batas tingkat
pertukaran diindeks menurut indeks harga konsumen.
1.Kebijakan Moneter Chile
Sejak pendirian bank sentral di Chile tahun 1925 hingga 1974 kebijakan
moneter sebagian besar diarahkan untuk mendanai defisit fiskal. Kredit dalam
bentuk treasury merupakan sumber dasar penciptaan uang pertama di dalam
negeri, Secara inisial, bank sentral mendanai semua defisit fiskal secara otomatis,
tetapi sejak 1940an bank sentral juga memperluas kredit untuk pembangunan
beberapa sektor produktif. Uang yang dihasilkan pada tingkatan yang tidak tetap,
membawa inflasi tahunan hingga di tingkat inflasi permanen dua digit. Disamping
berba gai upaya untuk membawa kedisiplinan dalam kebijakan moneter, situasi
tidak kondusif secara progresif, menghasilkan tingkat inflasi hingga 100% pada
awal 1970an.
Pada pertengahan 1970an situasi berubah drastis. Reformasi ekonomi yang
radikal dilakukan untuk memodernisasi ekonomi dan juga keadaan inflasi. Defisit
fiskal dipotong secara tajam dan peso C hile digantung nilainya terhadap US
dollar, diringi dengan pembebasan modal yang besar. Pada mulanya tingkat
pertukaran ditetapkan berlawanan dengan dollar dengan devaluasi mini periodik,
tetapi pada 1979 nilai tukar keseluruhan diperkenalkan. Kebijakan moneter sekali
lagi pasif, didikte oleh pertimbangan neraca pembayaran dan kebutuhan untuk
mengadakan nilai tukar yang tetap. Kebijakan moneter ini jatuh pada tahun 1982,
dengan krisis ekonomi terburuk di Chile semenjak masa Depresi tahun 1930an.
Sejak 1982 hingga 1985 kebijakan moneter berorientasi terhadap pemulihan dari
depresi ekonomi dan jatuhnya sektor finansial.
Tahun 1985 bank sentral mengambil pendekatan yang sama sekali baru,
dimana masih dilakukan hingga kini. Dengan jumlah modal sedikit terbuka
dibanding pertengahan tahun keduanya 1970 dan batas pertukaran , pihak moneter
yang berwenang dapat mempengaruhi tingkat bunga pasar dan pada saat yang
sama mengadakan batas intervensi asing yang sempit. Sejak itu, kebijakan
moneter berfokus pada penjagaan pertumbuhan agregat menghabiskan secara
berurutan baik bagian ekonomi maupun perputaran inflasi. Bagaimanapun juga
pada setengah tahun kedua 1980an keadaan ekonomi masih depresi, menghadapi
beberapa batas eksternal, dan tingkat pertukaran riil yang stabil (mata uang
domestik yang terdepresiasi) dibutuhkan dalam rangka mempromosikan ekspor.
Menghadapi pertukaran antara pengendalian inflasi dan mengadakan tingkat
pertukaran riil dan pihak moneter berwenang memberikan prioritas untuk tujuan
kedua, mengindekskan kebijakan tingkat pertukaran.
Pada tahun 1990 Banco Central de Chile mengijinkan plakat baru
menerbitkan otonomi dewan itu terhadap kekuasaan politik. Plakat tersebut juga
mendefinisikan secara eksplisit tujuan bank sebagai “penjaga stabilitas sistem
mata uang dan pembayaran baik hutang domestik maupun luar negeri”.
Stabilisasi inflasi menjadi target utama kebijakan moneter, selain juga konteks
proses bertahap, melayani untuk meminimalisasi biaya dalam tujuannya untuk
tenaga kerja dan persaingan. Bank sentral semenjak di dirikan merupakan cara
yang paling efisien untuk memenuhi tujuan membawa ke dalam sejumlah
karakteristik ekonomi Chile.
Sejak 1991 Bank telah beroperasi dengan target tahunan eksplisit. Targettarget ini telah menemui setiap tahun, dalam mengimplementasikan kebijakannya
Bank bisa memperoleh suatu level tingkat bunga, ekspenditur dan output yang
konsisten dengan target inflasi yang dinyatakan.
Tingkat bunga di pasar ditentukan dengan bebas dengan permintaan dan
penawaran. Pegaruh bank terhadap pasar berkisar langsung terhadap instrumen
kebijakannya. Hingga Mei 1995 kebijakan diimplementasikan melalui operasi
pasar terbuka , menggunakan instrumen riil 90 hari (diindeks dengan UF). Barubaru saja hal ini telah berubah terhadap instumen jangka lebih pendek yang telah
terbukti lebih efisien dan fleksibel, dengan fokus khusus pada tingkar bunga
overnight. Saat ini bank menawarkan garis kredit likuidit as pada tingkat potongan
tertentu dan sebuah akun likuiditas, yang bersama -sama menghasilkan batas atas
dan batas bawah untuk pasar tingkat bunga overnight. Kebijakan moneter yang
berjalan dengan baik dilaksanakan lewat repo jangka pendek dan operasi
pertukaran repo dalam pasar ini.
Bank memiliki hutang jangka menengah 30 dan 90 hari (PDBC dan PRC)
dan obligasi jangka pajang mulai dari 8 hingga 20 tahun (PRC). Keseluruhannya
dilelang dua kali seminggu sehingga pasar menunjukkan kurva pendapatan.
Dalam pandangan keadaan yang berhubungan dan terjadi secara umum di Chile,
seluruh hutang bank sentral diindeks menurut indeks harga konsumen, penting
bagi UF intuk mencatat bahwa di Chile seluruh hutang publik dijamin oleh bank
sentral bukan pemerintah.
2. Saluran -saluran kebijakan transmisi moneter
Diantara saluran kebijakan transmisi moneter yang berbeda-beda.
Kebijakan Chile terutama berfokus pada tingkat bunga tradisional / mekanisme
permintaan agregat. Bahkan, kebijakan saat ini mendoromg stabilisasi tin gkat
pertumbuhan permintaan agregat di sekitar pertumbuhan tingkatan output
potensial sebagai tujuan menengah. Secara teoritis tujuan ini, bersama-sama
dengan target tingkat pertukaran riil (RER), memperbolehkan baik pengendalian
tingkat inflasi dan mempertahankan defisit eksternal yang merupakan tujuan final
dari kebijakan tersebut.
Elemen kunci dalam memahami mengapa kebijakan moneter telah
difokuskan pada permintaan agregat adalah isi dan tingkatan indeksasi ekonomi.
Seperti disebutkan di atas sebagian besar instrumen finansial termasuk yang
dikeluarkan bank sentral diindeks menurut UF dimana suatu unit rekening yang
disesuaikan pada pengambilan dasar harian ke dalam rekening inflasi lambat satu
bulan . Ini mengijinkan pihak keuangan berwenang untuk mengendalikan
perkembangan tingkat bunga riil cukup mendekati, memberikan instrumen
kebijakan yang kuat untuk mengendalikan permintaan agregat. Bank menawarkan
jendela yang terbuka untuk peminjaman overnight dengan tingkat bunga yang
diberikan UF. Tingkat ini pada gilirannya, mempengaruhi tingkat bunga UF yang
jangkanya lebih panjang melalui bentuk struktur, dengan tingkat berikutnya
memperkirakan tingkat bunga riil.1 tingkat nominal dalam kerangka kerja.
1.Tingkat bunga UF jangka pendek tidak berhubungan secara dekat dengan tingkat bunga
riil karena adanya penundaan dalam kalkulasi UF. Penundaan ini berarti UF mempunyai
mekanisme indeksasi tidak sempurna.
kebijakan, didasarkan pada variabel-variabel nominal yang secara sederhana dapat
tercermin dari validasi tingkat inflasi yang lebih tinggi
Transmisi saluran tingkat perubahan dari kebijakan moneter telah menjadi
bagian utama pada perdebatan mengenai kebijakan moneter Chile. Ketika inflasi
Ini seharusnya juga disebutkan bahwa kegunaan lain menggunakan UF selain
tingkat bunga nominal yang sederhana untuk mengadakan kebijakan keuangan
adalah dari kejelasan signal kebijakan. Pada saat yang sama tingkat UF yang
terkumpul tampak sebagai indikasi yang tidak membingungkan dari kebijakan
kontraksioner, meningkatkan turun dari tingkat tahunan 27.3% pada tahun1990
menjadi 6.6% di tahun 1996, tingkat pertukaran riil dihargai dengan 24.4%
memperlihatkan pemendangan adanya pertukaran barang dagang me mbuat
kontribusi yang penting bagi kejatuhan inflasi. Meskipun pertama-tama
tampaknya pihak berwenang telah menggunakan jalur ini untuk mengendalikan
inflasi, obyektif defisit akun lancar menempatkan halangan besar bagi trend
tingkat pertukaran riil. Bagaimanapun juga, daripada menjadi fenomena kebijakan
moneter kontraksioner murni, apresiasi yang diteliti telah secara alami merupakan
respon ekonomi yang berkembang dan menjadi hasil dari aliran modal eksogen
yang besar, yang diterima oleh ekonomi yang berkembang. Lebih dari itu pihak
berwenang telah mencoba mengendalikan aliran modal dan memperoleh ruang
bagi manuver keuangan tanpa mengorbankan tujuan tingkat pertukaran , dengan
melakukan pemenuhan cadangan yang tidak dibayar pada keseluruhan aliran
modal masuk, dengan pengecualian investasi asing langsung dan dengan
mengikuti kebijakan sterilisasi yang aktif . antara tahun1991 dan 1996 cadangan
bersih meningkat dari US$ 6.6 miliar menjadi US$ 15.5 miliar.
Dalam bentuk yang paling murni, cadangan yang tidak dibayar meletakkan
jumlah pajak pada jumlah nominal yang sama pada seluruh aliran modal masuk,
tanpa menghitung maturitas. Bagaimanapun juga, modal jangka pendek
membayarkan tingkat pajak yang lebih tinggi dibandingkan aliran jangka panjang.
Meskipun masih merupakan isu yang kontroversial, pajak ini telah menyebabkan
suatu deferensial tingkat bunga yang bersifat positif (dan signifikan) untuk
dijalankan secara vis-a-viskedaan dunia yang berkembang tanpa menyertakan
aliran yang sangat besar. Tingkat bunga deferensial yang tertutup adalah sekitar
3% pada tahun 1996. Bukti baru menunjukkan bahwa pajak ini telah
mendepresiasi secara langsung tingkat pertukaran riil hingga 3 % dan aliran modal
masuk hingga US$ 700 juta.
Saluran kebijakan moneter yang lain agregat kredit dan harga aset lainnya
telah menerima pembesaran yang lebih kecil dan telah dieksplorasi lebih sedikit
dalam debat kebijakan Chile, meskipun mereka penting secara potensial. Seperti
juga untuk kredit dan agregat moneter yang lain, terdapat masalah tingginya
tingkat ketidakstabilan tingkat bunga nominal yang dihasilkan dari penggunaan
tingkat UF dalam kebijakan moneter. Arbitrase dan cara UF mengkalkulasi
menunjukkan bahwa operasi nominal tiga bulan mempunyai tingkat bunga seperti
berikut. 2
I90 = r uf + pi-1 + p i
Dimana ruf adalah tingkat UF sangat stabil pada periode pendek) dan p, adalah
inflasi pada bulan t. Dalam rumus ini I90 adalah tinggi sifat variabel karena inflasi
bulanan bersifat volatil. Ini merumitkan tugas menguraikan dan mengambil ke
dalam agregat moneter dalam transmisi kebijakan moneter. Sehingga untuk harga
aset yang lain, juga berharga untuk menyebutkan bahwa perubahan pasar saham
mungkin mempunyai pengaruh terhadap permintaan agregat melalui efek
kesejahtraan, terutama dalam pandangan kenyataan bahwa sistem pensiun pribadi
meningkatkan secara signifikan keadaan dimana perubahan harga saham
mempengaruhi kesejahteran agen.
Secara empiris, tranmisi kebijakan keuangan di Chile dimulai dengan
tingkat UF overnight yang mempengaruhi tingkat pasar UF jangka menengah.
2.Untuk kesederhanaan, perhitungan ini menunjukkan operasi yang dimulai pada hari
kesepuluh dalam satu bulan.
Sebuah korelasi sederhana antara pasar dan tingkat overnight afalah 0.92,
menunjukkan kebijakan inisial pada kenyataannya diterjemahkan ke dalam reaksi
pasar. Korelasi dengan tingkat bunga eksternal mendekati nol untuk kedua tingkat
bunga domestik sehingga tak ada korelasi tajam yang disebabkan oleh adanya
tingkat bunga ketiga.
Tahap kedua dalam transmisi adalah pengaruh tingkat pasar pada gap yang
berada diantara permintaan agregat dan pertumbuhan output. Koreksi kesalahan
peramalan menunjukkan tipe hubungan untuk perubahan dalam permintaan total
agregat(AD) secara seperempat (log)
? AD t = 0.62 * ? ADt-1 – 0.01 * ?UFrate t-1 + OtherEffects
Dengan OtherEffects menentukan kelambatan pendapatan disposibel. 3 Dimana
kenaikan 1 % pada tingkat bunga UF menghasilkan penurunan 1 % pada tingkat
pertumbuhan
agregat setelah seperempat periode. Penaruh ini meningkatkan
2.2% setelah satu tahun (dihitung terhadap tingkat permulaan).
Langkah ketiga dalam transmisi kebijakan keuangan adalah pengaruh
penurunan gap antara tingkat pertumbuhan agregat permintaan dan output (gap)
inflasi, pada inflasi barang non-dagang. Inflasi barang dagang mengikuti inflasi
internasional dan tingkat devaluasi tingkat harga nominal. Sejak kemudian terjadi
pengaturan di dalam batas nominal, inflasi barang dagang dikendalikan ecara
tidak langsung oleh pihak berwenang. Inflasi barang non-dagang ditunjukkan oleh
hubungan berikut :
π tNT = 0.60 * π tNT
−1
+ 12.14 * Gapt-2 + 12.15 * ?Gapt-3 + OtherEffects
Dengan adanya pengaruh-pengaruh lain (OtherEffects) termasuk inflasi beban dan
pertumbuhan output hingga 0.1 poin persentase setelah dua kuartal. Setelah tiga
3.OtherEffects juga memasukkan masa koreksi kesalahan
tingka t perubahan nominal, dimana kejatuhan 1% dalam permintaan agregat / gap
kuartal pengaruh ini meningkat ke 0.3 tingkat persentase, setelah enam kuartal
mencapai hingga 0.5 persentase dan setelah dua tahun menjadi 0.6 poin
persentase.
Pada akhirnya perlu menilai apa yang terjadi secara empiris engan tingkat
pertukaran riil setelah kenaikan dalam tingkat bunga domestik. Dengan tingkat
latihan yang dapat diuji apakah kebijakan kontraksioner terlalu memakan biaya
dalam hubungannya dengan tujuan akun lancar. Secara teoritis, melalui saluran
pasar finansial kebijakan kontraksioner menghasilkan apresiasi terhadap tingkat
pertukaran riil, sedangkan melalui pasar barang ini dapat menyebabkan depresiasi
(mengikuti kejatuhan permintaan untuk barang non-dagang). Jika rate yang lebih
tinggi tidak mensyaratkan adanya apresiasi dari tingkat pertukaran riildapat
disimpulkan bahwa persediaan cadangan tidak dibayarkan telah menjadi efektif
mendeteksi diperbolehkannya kebijakan uang ketat tanpa mengorbankan tujuan
tingkat pertukaran riil. Diperkirakan menggunakan data bulanan menunjukkan
hubungan berikut untuk tingkat pertukaran riil (RER):
? RER t = 0.185 * ? RER t-1 = 0.003 * ? Ufratet -1 + OtherEffects
dengan parameter tingkat bunga UF tidak menjadi berbeda secara signifikan dari
nol.
OtherEffects
pada
umumnya
mengkompromisasikan
pengukuran
produktivitas. Pada seluruh kegiatan, titik perkiraan menunjukkan bahwa
peningkatan 1% tingkat bunga menurunkan tingkat pertukaran riil hingga 0.3%
setelah satu bulan. Ini menunjukkan bukti bahwa saluran tingkat perubahan harga
tidak beroperasi melalui pasar finansial (atau bahwa persediaan cadangan yang
tidak dibayarkan bekerja sesuai rancangan).
Pada keseluruhannya, mekanisme transmisi kebijakan ekonomi di Chile
mengikuti tingkat bunga tradisional \ saluran permintaan agregat. Suatu kenaikan
dalam tingkat bunga bank sentral menggerakkan tingkat pasar, dan tingkatan ini
mengurangi gap antara pertumbuhan permintaan agregat dan pertumbuhan output
potensial. Pada gilirannya, kejatuhan dalam gap ini mengurangi barang inflasi
non-dagang
dengan
beberapa
dikendalikan secara adil melalui
kelambatan.
Saluran
tingkat
pertukaran
perhitungan arus kapital (viz. imposisi
persediaan cadangan yang tidak dibayarkan.
Download