BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian mengenai

advertisement
113 BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penelitian mengenai produksi bahasa pada pelajar sekolah menengah
kejuruan hubungannya dengan latar belakang sosial dan psikologi pelajar
membahas tiga rumusan masalah utama. Rumusan masalah pertama,
bagaimana kemampuan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia pembelajar SMK
Tarcisius 2 Semarang dalam produksi bahasa pelajar dalam Bahasa Inggris
sebagai Bahasa Asing dengan membandingkan hasil belajar dalam mata
pelajaran lain yakni Bahasa Indonesia dan menghasilkan 3 fakta kesimpulan
yakni pertama, berdasarkan fakta pengamatan oleh peneliti tidak ada korelasi
antara Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia sebab proses pembelajaran
berlangsung berbeda saat pembelajar mengikuti proses pembelajaran tersebut.
Dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris pembelajar nampak merata
mengalami kendala, namun pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia
pembelajar nampak hanya sebagian pembelajar yang mengalami kendala saat
mengikuti pembelajaran. Kedua, berdasarkan fakta pengamatan tidak ada
korelasi antara hasil pembelajaran Bahasa Inggris dengan kebiasaan berbahasa
Indonesia atat bebrbahasa jawa yang keduanya sebagai bahasa ibu sehari – hari
dirumah sebab terdapat pembelajar yang mengalami kednala saat memproduksi
bahasa dalam Bahasa Indonesia. Ketiga, berdasarkan fakta pembelajar nampak
kurang berinteraksi dengan baik saat proses pembelajaran berlangsung baik
dengan teman maupun dengan guru. Rumusan masalah kedua, bagaimana
114 korelasi kemampuan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia pembelajar dengan
latar belakang keluarga dan aktifitas pembelajar sehari – hari. Rumusan
masalah kedua tersebut menghasilkan kesimpulan dengan 3 kelompok pelajar
yakni pasif grade, average grade dan active grade. Ketiga kesimpulan tersebut
adalah pertama, Kelompok pembelajar pasif tidak memiliki kemampuan
membaca, menulis, berbicara dan mendengarkan dengan baik, sebab
pembelajar tidak memiliki kebiasaan belajar yang baik seperti memperkaya
kosakata dengan membaca buku, melatih berbicara dengan penutur asli,
menggunakan
sumber
belajar
bahasa
yang
bervariasi
dan
berlatih
mendengarkan dengan berbagai sumber. Kedua, Kelompok belajar rata - rata
memiliki kemampuan menulis, mendengarkan dan berbicara cukup baik,
namun pembelajar tidak memiliki kemampuan membaca dan kebiasaan
membaca tidak baik. Hal ini didukung dengan aktivitas pembelajar yang baik.
Pembelajar pada kelompok ini sering berlatih menulis walaupun tidak memiliki
kebiasaan membaca, namun pembelajar tidak memiliki pengalaman dalam
berkomunikasi baik dengan penutur asli mapun dengan teman, kerabat dekat,
keluarga dan warga sekolah. Pembelajar dalam kelompok ini menggemari
sumber belajar mendengarkan dengan musik, sebab pembelajar menyerap
kosakat dengan mudah dari lirik lagu yang beriringan musik. Ketiga,
Kelompok belajar aktif memiliki kemampuan menulis, berbicara, dan
mendengarkan baik, nmun pembelajar tidak memiliki kebiasaan membaca
tidak baik. Pembelajar tidak memiliki kebiasaan membaca yang baik namun
pembelajar tidak mengalami kendala saat berlatih menulis. Pembelajar
115 menggemari sumber belajar menggunakan musik dan film, sebab pembelajar
mudah dalam menyerap kosakata dan memperkaya kosakata dari lirik lagu
yang beriringan. Pembelajar dapat berkomunikasi dengan baik namun
pembelajar tidak memiliki pengalaman dalam berkomunikasi dengan penutur
asli. Rumusan masalah ketiga, korelasi kemampuan Bahasa Inggris dan Bahasa
Indonesia pembelajar dengan latar belakang keluarga dan aktifitas pembelajar
sehari – hari kemudian apa sajakah tipe – tipe kesalahan gramatika pembelajar
berdasarkan
kemampuannya.
Rumusan
masalah
ketiga
menghasilkan
kesimpulam bahwa pelajar dalam menghasilkan produksi bahasa baik secara
lisan dan tulisan mengalami kendala dalam penyusunan pola kalimat dan
pemilihan kosakata yang dipakai sehingga kualitas produksi bahasa pelajar
menjadi kurang maksimal, namun terdapat satu pelajar yang mengalami proses
pembelajaran yang maksimal secara menyeluruh yakni pelajar yang bernama
Yuni Ratna Sari.
5.2 Saran
Untuk peneliti yang akan mengambil tema yang sama, agar lebih
memperdalam tema ini mengenai produksi bahasa pada pelajar sekolah
menegah kejuruan sehingga dapat mengetahui proses pembelajaran pelajar
dalam mempelajari bahasa kedua, dapat mengetahui cara anak berproses
mendapatkan dan mempelajari bahasa kedua dan dapat mengetahui kualitas
produksi bahasa pembelajar dalam mempelajari bahasa kedua. Untuk pengajar
bahasa kedua saran yang dapat diberikan oleh penulis bahwa sebaiknya
pengajar lebih menggunakan metode yang bervatiatif sehingga pembelajar
116 bahasa kedua ketika mereka sedang mempelajari bahasa kedua lebih
termotivasi dan menghasilkan kualitas bahasa kedua yang baik dengan
mengetahui latar belakang sosial dan psikologi pembelajar yang berbeda dan
para pengajar seharusnya membudayakan pembelajar bahasa kedua untuk
memperbanyak membaca apapun metodenya yang digunakan untuk mengajar.
Download