SEMINAR HASIL PENELITIAN Kajian Pengembangan Pembiayaan

advertisement
PENGARUH FAKTOR EKONOMI, MODAL SOSIAL, DAN
RELIGIUSITAS TERHADAP PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN
oleh:
Sa’adah Yuliana
PENGARUH FAKTOR EKONOMI, MODAL SOSIAL, DAN
RELIGIUSITAS TERHADAP PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN
LATAR BELAKANG
Permasalahan empiris :
Angka statistik dari pembiayaan bermasalah pada Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah (BPRS) berada diatas ketentuan yang ditetapkan
Bank Indonesia
Permasalahan teoritis :
Relatif sedikitnya penjelasan tertulis tentang perilaku seorang muslim
yang melakukan tindakan-tindakan ekonomi yang didasarkan pada
perintah agama (bersikap religius)
Fenomena terjadinya pembiayaan bermasalah pada perbankan
syariah sangat mungkin terjadi sebagaimana fenomena kredit macet
pada bank umum (konvensional)  salah satu penyebabnya adalah
error omisssion
NPF di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah > 5 persen
Roslan & Karim (2009), Kohansal & Mansoori(2009),
Oladeebo(2008), Bhatt & Tang(2002) terdapat beberapa faktor
ekonomi yang berperan dalam pengembalian pinjaman (tipe bisnis,
jumlah pinjaman, penghasilan, nilai jaminan, jumlah pengembalian)
Pengembalian pembiayaan merupakan salah satu bentuk perilaku
yang berkaitan dengan faktor ekonomi.
Branas – Neuman (2003) menyatakan ada keterkaitan antara
perilaku religius dan perilaku ekonomi yang selalu didasarkan pada
pilihan yang rasional.
Religiusitas merupakan penghayatan dan pengamalan individu thd
ajaran agama atau kepercayaan yang dianut, yang membawa pada
perasaan keyakinan, dan menghasilkan tindakan atau perilaku
Keberagamaan (religiusitas) dapat diwujudkan dalam berbagai sisi
kehidupan. Religiusitas dalam Islam bukan hanya terjadi ketika
seseorang melakukan ibadah ritual saja, melainkan juga ketika
melakukan aktivitas lainnya sehari-hari.
Iannaccone (1996) juga menyatakan bahwa dengan mempelajari
agama (religion) akan membuat seseorang berperilaku ekonomi yg
semakin baik karena agama dapat memberi informasi tentang
perilaku ‘non market’ yang selama ini dilupakan, juga dapat
menunjukkan bagaimana agama mempengaruhi perilaku dan
aktivitas ekonomi indivdu, kelompok, maupun masyarakat.
Hal-hal di atas mengindikasikan bahwa ke-beragama-an (religiusitas)
memoderasi pengaruh faktor ekonomi terhadap pengembalian
pembiayaan
Pembiayaan bermasalah  bagian dari kehidupan bisnis perbankan
 berkaitan dengan kondisi hubungan nasabah dengan lembaga
pembiayaan, yang tercipta dalam suatu sistem (sosial ekonomi) 
ada suatu proses hubungan antar manusia yang ditopang oleh
jaringan (network), norma-norma (norms), kepercayaan (trust) yang
memungkinkan efisiensi dan efektivitas koordinasi dan kerjasama
untuk keuntungan bersama, dan inilah yang oleh Cox (1995)
dinamakan modal sosial
Modal sosial adalah sesuatu yg memfasilitasi kegiatan individu atau
kelompok, yg disebabkan oleh jaringan hubungan, hubungan timbal
balik, kepercayaan ( trust), dan norma-norma sosial, yg tercipta dari
ratusan sampai ribuan interaksi antar orang setiap hari, dan
berlokasi pada lingkungan kehidupan manusia sehari- hari
Penelitian yang berkaitan dengan modal sosial :
Brata (2004), Dowla (2005), Brata (2005), Sanrego (2010) 
meneliti hubungan variabel-variabel trust, norms, networks,
reciprocity dengan pinjaman / kredit bank
Islam sangat menganjurkan umatnya untuk silaturahmi dan menjalin
hubungan dengan pihak lain ( networks relationship ). Islam juga
menganjurkan untuk berprasangka baik (adanya doktrin fitrah).
Makna fitrah sejalan dengan makna kepercayaan ( trust).
Hal-hal di atas mengindikasikan bahwa sikap ke-beragama-an
(religiusitas) memoderasi pengaruh modal sosial terhadap
pengembalian pembiayaan
TUJUAN PENELITIAN
1. Membuktikan secara empiris dan menganalisis
pengaruh Faktor Ekonomi, Modal Sosial dan
Religiusitas terhadap Pengembalian Pembiayaan
2. Membuktikan secara empiris dan menganalisis faktor
Religiusitas dalam memoderasi pengaruh Faktor
Ekonomi, dan Modal Sosial Lokal terhadap
Pengembalian Pembiayaan.
PEMBAHASAN
Faktor Ekonomi, Modal Sosial, Religiusitas, dan Pengembalian
Pembiayaan merupakan variabel laten
Model persamaan struktural yg digunakan adalah moderating SEM
P = 0,291E + 0,336M+ 0,383R + 0,046ER – 0,009MR
Faktor Ekonomi, Modal Sosial, dan Religiusitas berpengaruh positif
terhadap pengembalian pembiayaan
Persamaan di atas, selain memberi informasi tentang besarnya
pengaruh atau dampak langsung dari Religiusitas, juga informasi
tentang dampak yg melekat pada interaksi antara Religiusitas
dengan variabel lain
Faktor ekonomi berpengaruh positif  semakin meningkat
respon nasabah terhadap faktor ekonomi, semakin meningkat
pula respon nasabah dalam pengembalian pembiayaan
Semakin meningkat respon nasabah terhadap faktor ekonomi 
semakin setujunya nasabah menggunakan sebagian besar
proporsi penghasilannya untuk pengembalian pembiayaan, juga
semakin setujunya nasabah menggunakan pembiayaan untuk
modal kerja dan investasi dibanding untuk konsumtif
Hal ini didukung secara kualitatif dimana kecenderungan hati
(direfleksikan oleh score pada skala semantik) bahwa score
rata-rata untuk indikator penghasilan sebesar 7,1 demikian juga
dengan indikator penggunaan pembiayaan yg memiliki rata-rata
score 6,9
Signifikannya pengaruh variabel interaksi ER terhadap P 
religiusitas memoderasi pengaruh faktor ekonomi terhadap
pengembalian pembiayaan  pembiayaan yang diperoleh dari
BPRS digunakan untuk menjalankan usaha dengan cara yang
halal, selanjutnya sebagian besar penghasilan dari hasil usaha
tersebut digunakan untuk mengembalikan pembiayaan sesuai
akad yang disepakati
Signifikannya ER juga bermakna bahwa dalam posisinya
memoderasi hubungan antara E dan R, maka disini R muncul
sebagai pengaruh yang menguatkan (amplifying effect)
Modal sosial berpengaruh positif  semakin meningkat respon
nasabah terhadap modal sosial, semakin meningkat pula respon
nasabah dalam pengembalian pemb
Semakin meningkat respon nasabah terhadap modal sosial 
semakin setujunya nasabah untuk mengungkapkan segala kondisi
usahanya kepada pegawai bank (trust) sebelum mendapatkan
pembiayaan.
Adanya trust ini sekaligus mencerminkan adanya hubungan baik yg
terjadi antara nasabah dan pegawai bank (relationship) sehingga bisa
menghindarkan dari pembiayaan bermasalah.
Hal ini didukung secara kualitatif oleh kecenderungan hati
(direfleksikan oleh score pada skala semantik) bahwa score rata-rata
untuk indikator trust relatif tinggi yaitu sebesar 6,9
Religiusitas berpengaruh positif  semakin tinggi sikap religius yg
dimiliki nasabah, maka semakin tinggi pula respon nasabah dalam
pengembalian pembiayaan
Semakin tinggi sikap religius  semakin setujunya nasabah untuk
mengembalikan pembiayaan, karena hal tersebut sama dengan
memenuhi janji untuk membayar hutang
Hal ini didukung secara kualitatif dimana kecenderungan hati
(direfleksikan oleh score pada skala semantik) bahwa score rata-rata
untuk kelima indikator religiusitas sebesar 7,36.
Diantara kelima indikator religius, indikator dari dimensi keimanan
dan dimensi pengetahuan memiliki rata-rata score yg cukup tinggi,
yaitu sebesar 7,6 ini bermakna bahwa perilaku religius responden
cenderung didasarkan pada unsur keimanan dan pengetahuannya
terhadap ajaran agama
Responden yg memperoleh pembiayaan dua kali atau lebih
dari bank yg sama sebanyak 57,38 persen.
Frekuensi kunjungan ke bank (satu kali atau lebih) dalam
sebulan = 95 persen
Dua fenomena tersebut mengindikasikan kelancaran dalam
pengembalian pembiayaan
Saat Kondisi keuangan bermasalah  sebanyak 94,47 persen
responden bisa memenuhi kewajibannya membayar angsuran
 berperilaku sesuai ajaran agama
Saat usahanya bangkrut  sebanyak 94,47 persen responden
tetap menjalankan usaha dan berdoa  berperilaku sesuai
ajaran agama
KESIMPULAN
1. Faktor Ekonomi, Modal Sosial, dan Religiusitas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Pengembalian Pembiayaan
2. Religiusitas memoderasi pengaruh Faktor Ekonomi terhadap
Pengembalian Pembiayaan, dimana pengaruh moderasi muncul
sebagai pengaruh yang menguatkan (amplifying effect)
3. Religiusitas memoderasi pengaruh Modal Sosial terhadap
Pengembalian Pembiayaan, dan pengaruh moderasi muncul
sebagai pengaruh yang menetralisir atau melemahkan
(moderating effect)
IMPLIKASI
Indikator trust (kepercayaan) diharapkan bisa digunakan
sebagai social collateral untuk memperoleh pembiayaan,
sehingga nasabah bisa mendapatkan pembiayaan tanpa harus
ada jaminan fisik.
Relatif tingginya score trust ini bermakna bahwa rasa percaya
nasabah kepada pegawai bank untuk mengungkapkan kondisi
usahanya (sekaligus mencerminkan kejujurannya) merupakan
unsur penting dalam pembentukan modal sosial, hal ini
selanjutnya dapat dijadikan acuan dalam memberikan
pembiayaan
TERIMAKASIH
Download