urusan pemerintahan

advertisement
DEP
ERI
ARTE
MENDALAM NEG
Irja Barat
Kepri
ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
PROVINSI DAN KAB/KOTA BERDASARKAN
PP 18/2016
FAEBUADODO HIA
Hp.08129175479
KASUBDIT WIL. II, DIT. FKKPD, DITJEN OTDA, KEMENTERIAN DALAM NEGERI
HOTEL YASMIN - CIPANAS - PUNCAK, 26 OKTOBER 2016
SEJARAH UU TTG PEMDA DI INDONESIA
UU 32 /’04
mencari keseimbangan
UU 22 / 1999 Dominan Desentralisasi
UU 5 / 1974 Dominan Sentralisasi
UU 18 / 1965 Dominan Desentralisasi
Penetapan Presiden 6 / 1959 Dominan sentralisasi
UU 1 / 1957 Dominan Desentralisasi
UU 22 / 1948 Dominan Desentralisasi
UU 1 / 1945 Dominan Sentralisasi
DESENTRALISATIE WET 1903 Dominan Sentralisasi
KENAPA PERLU ADA NEGARA?
1.UNTUK KETERTIBAN
2.UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN
KENAPA PERLU ADA PEMDA?
1.WILAYAH NEGARA SANGAT LUAS
2.UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN
HUB KEWENANGAN DLM SISTEM PEMERINTAHAN RI
psl 4
UUD
psl 17
UUD
psl 18
UUD
1. Presiden Republik
Indonesia memegang
kekuasaan
pemerintahan
menurut
UndangUndang
Dasar.
2. dlm melakukan
kewajibannya
Presiden dibantu oleh
satu orang Wakil
Presiden.
1) Presiden dibantu
oleh menteri menteri
negara.
2) Menteri menteri itu
diangkat dan
diberhentikan oleh
Presiden. *)
3) Setiap menteri
membidangi urusan
tertentu dlm
pemerintahan. *)
4) Pembentukan,
pengubahan, dan
pembubaran
kementerian negara
diatur dlm
undangundang***)
1) NKRI dibagi atas daerah daerah
provinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas kabupaten dan kota,
yg tiap tiap provinsi, kabupaten,
dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah, yg diatur
dgn undang-undang. **)
2) Pemerintahan daerah provinsi,
daerah kabupaten, dan kota
mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan menurut
asas otonomi dan tugas
pembantuan. **)
3) Pemerintahan daerah provinsi,
daerah kabupaten, dan kota
memiliki Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah yg anggotaanggotanya dipilih melalui
pemilihan umum. **)
4) Gubernur, Bupati dan Walikota
masingmasing sebagai Kepala
pemda Provinsi, Kabupaten dan
Kota dipilih secara demokratis.
**)
5) pemda menjalankan otonomi
seluas-luasnya, kecuali urusan
pemerintahan yg oleh
undangundang ditentukan
sebagai urusan Pemerintah
SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK
INDONESIA
MPR
DPR
PRESIDEN
BPK
MA
MK
DPD
MENTERI/K.LPNK
DEKONSENTRASI
GUBERNUR
& INSTANSI
VERTIKAL
DESENTRALISASI
TUGAS
PEMBANTUAN
DAERAH
OTONOM
PEMERINTAHAN
DAERAH/
PEMERINTAHAN
DESA
PROVINSI
PEMDA
DPRD
KAB/KOTA
PEMDA
DPRD
DELEGASI
(DESENTRALISASI FUNGSIONAL)
BADAN
PENGELOLA
BUMN,
OTORITA,DLL
M
ADMINISTRASI
PELAYAN
AN
PUBLIK
A
S
Y
A
TUJUAN
OTDA
R
POLITIS
DEMO
KRASI
A
K
A
T
S
E
J
A
H
T
E
R
A
PERATURAN PELAKSANA
UU 23/2014
30 PP
2 PERPRES
6 PERMEN
PRINSIP PEMBAGIAN URUSAN
Akuntabilitas
adalah
penanggungjawab
penyelenggaraan
suatu ursan
pemerintahan
ditentukan
berdasarkan
kedekatanny dgn
luas, besaran, dan
jangkauan dampak
yg dtimbulkan oleh
penyelenggaraan
suatu urusan
pemerintahan
Efisiensi
adalah
penyelenggaraan
suatu ursan
pemerintahan
ditentukan
berdasarkan
perbandingan
tingkat daya guna yg
paling tinggi yg
dapat diperoleh
Eksternalitas
adalah
penyelenggaraan
suatu urusan
pemerintahan
ditentukan
berdasarkan luas ,
besaran, dan
jangkauan dampak
yg timbul akibat
penyelenggaraan
suatu urusan
pemerintahan
STRATEGI
NASIONAL
adalah
penyelenggaraan
suatu
ursan
pemerintahan
ditentukan
berdasarkan
pertimbangan
dlm
rangka
menjaga
keutuhan
dan
kesatuan
bangsa,
menjaga kedaulatan
negara,
implementasi
hub
luar
negeri,
pencapaian program
strategis
nasional,
dan
pertimbangan
lain yg diatur dlm
ketentuan
peraturan pUU
KEWENANGAN SESUAI PEMBAGIAN URUSAN
Pemerintah PUSAT
a. Urusan Pemerintahan yg lokasinya lintas Daerah provinsi atau lintas negara;
b. Urusan Pemerintahan yg penggunanya lintas Daerah provinsi atau lintas negara;
c. Urusan Pemerintahan yg manfaat atau dampak negatifnya lintas Daerah
provinsi atau lintas negara;
d. Urusan Pemerintahan yg penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila
dilakukan oleh Pemerintah Pusat; dan/atau
e. Urusan Pemerintahan yg peranannya strategis bagi kepentingan nasional.
Pemerintahan provinsi
a. Urusan Pemerintahan yg lokasinya lintas Daerah kabupaten/kota;
b. Urusan Pemerintahan yg penggunanya lintas Daerah kabupaten/kota;
c. Urusan Pemerintahan yg manfaat atau dampak negatifnya lintas Daerah
kabupaten/kota; dan/atau
d. Urusan Pemerintahan yg penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila
dilakukan oleh Daerah Provinsi.
Pemerintahan Kabupaten/kota
a.
b.
c.
d.
Urusan Pemerintahan yg lokasinya dlm Daerah kabupaten/kota;
Urusan Pemerintahan yg penggunanya dlm Daerah kabupaten/kota;
Urusan Pemerintahan yg manfaat atau dampak negatifnya hanya dlm Daerah
kabupaten/kota; dan/atau
Urusan Pemerintahan yg penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila
dilakukan oleh Daerah kabupaten/kota.
KEWENANGAN ANTAR
TINGKAT PEMERINTAHAN
PEMERINTAH PUSAT
1. Menetapkan
norma,
standar, prosedur dan
kriteria (NSPK) Urusan
Pemerintahan yg
menjadi kewenangan
daerah;
2. Melaksanakan
Sosialisasi, Monev,
fasilitasi , Supervisi,
Binwas dlm
penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan
yg menjadi
kewenangan Daerah;
3. Mengelola urusan
pemerintahan yg
menjadi kewenangan
pusat; dan
4. Melaksanakan Urusan
Pemerintahan yg
bersifat strategis
nasional.
PEMERINTAHAN
PROV
PEMERINTAHAN
KAB/KOTA
Mengatur
dan
mengurus
Urusan
Pemerintahan yg
berskala Provinsi
atau
lintas
Daerah
Kabupaten/Kota,
[Mengacu pd
NSPK]
Mengatur
dan
mengurus
Urusan
Pemerintahan
yg
berskala
Kabupaten/Kota,
[Mengacu pd
NSPK]
U RU S A N P E M E R I N TA H A N
(UU 23/2014)
PSL. 10
ABSOLUT
(TIDAK DISERAHKAN)
(6)
1. POLITIK LUAR
NEGERI
2. PERTAHANAN
3. KEAMANAN
4. YUSTISI
5. MONETER &
FISKAL
6. AGAMA
PSL. 11 - 24
KONKUREN
(32)
WAJIB
(24)
PELAYA
NAN
DASAR
(6)
NONPELAYA
NAN
DASAR
(18)
PILIHAN
(8)
PSL. 25
URUSAN
PEMERINTAHAN UMUM
1. PANCASILA, UUD45,
BHINEKA TUNGGAL IKA,
KEUTUHAN NKRI.
2. PERSATUAN DAN
KESBANG
3. KERUKUNAN ANTAR
SUKU, INTRA SUKU,
UMAT BERAGAMA, RAS
DAN GOLONGAN
4. PENANGANAN KONFLIK
SOSIAL
5. KOORDINASI
PELAKSANA TUGAS
ANTAR INSTANSI
6. PENGEMBANGAN
KEHIDUPAN
DEMOKRASI
BERDASARKAN
PANCASILA
7. PELAKSANAAN URUSAN
YG BKN KEWENANGAN
DAERAH
U R U S A N P E M E R I N TA H A N y g D I S E R A H K A N
(KONKUREN)
WAJIB (24)
berkaitan dgn
pelayanan dasar
(6)
1. PENDIDIKAN;
2. kesehatan;
3. pekerjaan umum
dan penataan
ruang;
4. perumahan rakyat
dan kawasan
pemukiman;
5. ketentraman,
ketertiban umum
dan perlindungan
masyarakat
6. sosial;
PILIHAN
(8)
Non- pelayanan dasar
(18)
1. tenaga kerja;
2. pemberdayaan perempuan
dan perlindungan anak;
3. pangan;
4. pertanahan:
5. lingkungan hidup;
6. administrasi kependudukan
dan pencatatan sipil;
7. pemberdayaan masyarakat
desa;
8. pengendalian penduduk dan
keluarga berencana;
9. perhubungan;
10. komunikasi dan
informatika;
11. koperasi, usaha kecil, dan
menengah;
12. penanaman modal;
13. kepemudaan dan olah raga;
14. statistik;
15. persandian;
16. kebudayaan;
17. perpustakaan; dan
18. kearsipan;
1. kelautan dan
perikanan;
2. pariwisata;
3. pertanian;
4. kehutanan;
5. energi dan
sumber daya
mineral;
6. perdagangan
7. perindustrian
8. transmigrasi
MANAJEMEN
URUSAN PEMERINTAHAN
KONKUREN PD PENJELASAN UU 23/14
FUNGSI MANAJEMEN:
•
•
•
•
•
•
•
•
•
perencanaan
pengorganisasian
pelaksanaan
pengoordinasian
penganggaran
pengawasan
litbang
standardisasi
pengelolaan informasi
UNSUR MANAJEMEN:
•
•
•
•
sarana dan prasarana
personil
bahan-bahan
metode kerja
PASAL 24 UU 23/14 (PEMETAAN)
1. K/L bersama Pemda melakukan pemetaan.
2. Hasil pemetaan ditetapkan dgn Permen K/L setelah
mendapatkan rekomendasi dari Mendagri.
3. Pemetaan Urusan Pemerintahan Wajib, intensitas berdasarkan
(jumlah penduduk, besarnya APBD, dan luas wilayah).
4. Pemetaan Urusan Pemerintahan Pilihan berdasarkan (potensi,
proyeksi penyerapan tenaga kerja, dan pemanfaatan
lahan).
5. Pemetaan digunakan oleh Daerah dlm penetapan
kelembagaan, perencanaan, dan penganggaran.
6. Pemetaan Urusan Pemerintahan Wajib digunakan oleh K/L sbg
dasar utk pembinaan kpd Daerah.
7. Pemetaan dan pembinaan kpd Daerah dikoordinasikan oleh
Mendagri.
LATAR BELAKANG PEMETAAN
1. Perbedaan Daerah Kota dgn Kabupaten
2. Perbedaan daerah Kepulauan/pesisir dgn Pegunungan
3. Perbedaan Daerah industri/perdagangan dengan daerah
pertanian
4. Daerah cenderung membuat organisasi yang besar
(menerapkan struktur gemuk akibat tekanan birokrasi)
5. Daerah belum optimal dalam merumpunkan SKPD
(nomenklatur struktur yg berbeda-beda)
6. Pelaksanaan pembinaan belum fokus pada daerah sesuai
dengan urusan yg menjadi kewenangan daerah
7. Struktur organisasi daerah blm sepenuhnya
mengakomodasikan fungsi pelayanan publik yaitu penyadiaan
pelayanan dasar dan pengembangan potensi daerah.
TUJUAN PEMETAAN
1. UNTUK LEBIH FOKUS PELAKSANAAN KEW. DAERAH
SESUAI KARAKTERISTIK DAN POTENSI DAERAH
2. UTK MENSINERGIKAN SKPD (STRUKTUR) YG
MENJADI KEW. DAERAH
3. UTK MENSINERGIKAN KEW. DGN PERENCANAAN
4. UTK MENSINERGIKAN KEW. DAERAH DGN
ANGGARAN
5. PEMBINAAN LEBIH FOKUS PD DAERAH
PERBEDAAN DAERAH KOTA DGN KABUPATEN
KOTA
KABUPATEN
PERBEDAAN DAERAH KEPULAUAN/PESISIR
DGN PEGUNUNGAN
DAERAH
KEPULAUAN/PESISIR
DAERAH
PEGUNUNGAN
PERBEDAAN DAERAH INDUSTRI/PERDAGANGAN
DENGAN DAERAH PERTANIAN
DAERAH
INDUSTRI/PERDAGANGAN
DAERAH PERTANIAN
DAERAH CENDERUNG MEMBUAT ORGANISASI YANG BESAR
(MENERAPKAN STRUKTUR GEMUK AKIBAT TEKANAN BIROKRASI)
DAERAH BELUM OPTIMAL DALAM MERUMPUNKAN SKPD
(NOMENKLATUR STRUKTUR YG BERBEDA-BEDA)
PELAKSANAAN PEMBINAAN BELUM FOKUS PADA DAERAH SESUAI
DENGAN URUSAN YG MENJADI KEWENANGAN DAERAH
STRUKTUR ORGANISASI DAERAH BLM SEPENUHNYA
MENGAKOMODASIKAN FUNGSI PELAYANAN PUBLIK YAITU PENYEDIAAN
PELAYANAN DASAR DAN PENGEMBANGAN POTENSI DAERAH
PELAKSANAAN PEMETAAN
1. BERPEDOMAN PD PASAL 24 UU 23/14
2. DILAKSANAKAN OLEH KEMENTERIAN DAN LEMBAGA
3. DIAPLIKASIKAN OLEH DAERAH PROV DAN
KAB/KOTA
4. DIREKOMENDASI OLEH MENDAGRI
BAGAIMANA PEMETAAN
DILAKSANAKAN ?
1. URUSAN WAJIB (PELAYANAN DASAR) TETAP
DILAKUKAN PEMETAAN UTK MENGETAHUI
INDIKATOR KEW. DAERAH DLM RANGKA
MENENTUKAN TIPOLOGI ORGANISASI
2. URUSAN WAJIB (NON-PELAYANAN DASAR)
DILAKUKAN PEMETAAN UTK MENGETAHUI
INDIKATOR KEW. DAERAH
3. URUSAN PILIHAN DILAKUKAN PEMETAAN UTK
MENGETAHUI INDIKATOR KEW. DAERAH
PASAL 217 UU 23/14 (TIPOLOGI)
1. Dinas dibentuk untuk melaksanakan Urusan Pemerintahan yg
menjadi kewenangan Daerah.
2. Dinas diklasifikasikan atas:
a. dinas tipe A
b. dinas tipe B
c. dinas tipe C
3. Penentuan beban kerja didasarkan pd
Urusan Wajib (jumlah penduduk, luas wilayah, besaran
masing-masing Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah, dan kemampuan keuangan Daerah)
Urusan Pilihan (potensi, proyeksi penyerapan tenaga kerja,
dan pemanfaatan lahan).
HUBUNGAN PEMETAAN DGN
TIPE ORGANISASI
PASAL 24
UU 23/14
PEMETAAN
PASAL 217
UU 23/14
TIPELOGI
KEWENANG
-AN
DAERAH
SKALA +
NILAI
SKOR
TIPE A
TIPE B
TIPE C
PP 18 TAHUN 2016
TTG
PERANGKAT DAERAH
KEBIJAKAN
PENATAAN PERANGKAT DAERAH
Membentuk Organisasi Perangkat
Daerah yang “TEPAT FUNGSI dan
TEPAT UKURAN” sesuai dengan
ruang lingkup penyelenggaraan
urusan
pemerintahan
yang
menjadi wewenang daerah.
(1)
DEBIROKRATISASI

Pelaksanaan
fungsi
manajemen
dalam
penyelenggaraan
suatu
urusan
pemerintahan
disatukan
dalam Organisasi
Perangkat
Daerah
(seperti
fungsi penyuluhan disatukan
dalam organisasi perangkat
daerah
yang
menyelenggarakan
urusan
pertanian)

Penataan kembali
Organisasi
Perangkat Daerah, akan mengurangi
j u m l a h j a b a t a n struktural, tanpa
mengurangi jumlah pegawai.
Hal ini akan berimplikasi terhadap
“Pengurangan Belanja Pegawai” d a n
“P e n i n g k a t a n Belanja Publik”
(termasuk Belanja Modal) dalam
APBD.
(2)
MENINGKATKAN
BELANJA PUBLIK PADA
APBD

Diharapkan akan terjadi
efisiensi
Belanja Pegawai sebesar 25% dari
total Belanja Pegawai saat ini
(rata-rata nasional rasio Belanja
Pegawai di Kab/Kota sebesar 43%
terhadap APBD. Namun ada daerah
di atas 60% dengan kapasitas fiskal
rendah).
PERTIMBANGAN PERCEPATAN PENATAAN
bahwa berdasarkan amanat Pasal 410 UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, penyelenggaraan pemerintahan daerah
sudah harus menyesuaikan dengan pengaturan
dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah selambat-lambatnya
bulan
Oktober
tahun
2016.
bahwa
dengan
diundangkannya
Peraturan
Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah, maka semua aturan pelaksanaan dari
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah sudah tidak sesuai
sehingga
perlu
diganti;
ARAHAN UU NO. 23 THN 2014
TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
PRINSIP PEMBENTUKAN
PERANGKAT DAERAH
2
tepat fungsi dan tepat ukuran
(rightsizing) berdasarkan
beban kerja yang sesuai
dengan kondisi nyata di
masing-masing Daerah.
rasional, proporsional, efektif dan
efisien.
1
5 (lima) elemen, yaitu :
1.
kepala Daerah (strategic
apex);
2.
sekretaris Daerah (middle
line);
3.
dinas
Daerah
(operating
core);
4.
badan/fungsi
penunjang
(technostructure); dan
5.
staf pendukung (supporting
staff).
faktor keuangan, jumlah penduduk, kemampuan keuangan Daerah
serta besaran beban tugas sesuai dengan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah
3
ASAS PEMBENTUKAN
PERANGKAT DAERAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
urusan
Pemerintahan
yang
menjadi kewenangan Daerah;
intensitas Urusan Pemerintahan
dan potensi Daerah;
efisiensi;
efektifitas;
pembagian habis tugas;
rentang kendali;
tata kerja yang jelas; dan
fleksibilitas.
SEKRETARIAT
DAERAH
Sekretariat Daerah dipimpin
oleh Sekretaris Daerah
DEFINISI
Unsur staf pendukung kepala daerah yang
melaksanakan fungsi perumusan kebijakan,
koordinasi dan fungsi pelayanan administrasi
serta fungsi pendukung lainnya
Tugas
Membantu
kepala
daerah
dalam
penyusunan kebijakan dan pengoordinasian
administratif terhadap pelaksanaan tugas
Perangkat
Daerah
serta
pelayanan
administratif.
Dalam pelaksanaan tugasnya
Sekretaris Daerah
bertanggungjawab kepada
kepala daerah
35
SEKRETARIAT
DPRD
Sekretariat DPRD dipimpin oleh
Sekretaris DPRD
Sekretaris
DPRD
dalam
melaksanakan tugasnya secara
teknis operasional bertanggung
jawab kepada pimpinan DPRD dan
secara administratif bertanggung
jawab
kepada
kepala
daerah
melalui sekretaris Daerah.
DEFINISI
Unsur staf pendukung DPRD
Tugas
a. menyelenggarakan
administrasi
kesekretariatan.
b. menyelenggarakan
administrasi
keuangan;
c. mendukung pelaksanaan tugas dan
fungsi DPRD; dan
d. menyediakan dan mengoordinasikan
tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD
dalam melaksanakan fungsinya sesuai
dengan kebutuhan.
36
INSPEKTORAT
DAERAH
DEFINISI
unsur
yang
pengawasan
Inspektorat Daerah dipimpin
oleh Inspektur
Tugas
membantu
kepala
daermengawasi
pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah dan Tugas
Pembantuan oleh Perangkat ah membina
dan Daerah.
menjalankan
fungsi
Inspektorat
Daerah
dalam
melaksanakan
tugasnya
bertanggung jawab kepada kepala
daerah melalui sekretaris Daerah.
37
DINAS
Dinas dipimpin oleh Kepala
Dinas
DEFINISI
Unsur pelaksana Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah
Tugas
membantu kepala daerah melaksanakan
urusan
pemerintahan
yg
menjadi
kewenangan Daerah.
Kepala Dinas dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada
kepala daerah melalui sekretaris
Daerah.
38
BADAN
DEFINISI
unsur penunjang yang melaksanakan fungsifungsi
yang
bersifat
strategis
yang
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan
Urusan
Pemerintahan
yang
menjadi
kewenangan
Daerah
antara
lain
perencanaan, pengawasan, kepegawaian,
keuangan, pendidikan dan latihan serta
penelitian dan pengembangan
Badan dipimpin oleh Kepala
Badan
Tugas
membantu kepala daerah melaksanakan
fungsi penunjang urusan pemerintahan yg
menjadi kewenangan Daerah
Kepala Badan dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada
kepala daerah melalui sekretaris
Daerah
39
KECAMATAN
Kecamatan dipimpin oleh Camat
Camat
dalam
melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada
Bupati/Walikota melalui sekretaris
Daerah
DEFINISI
Bagian wilayah dari Daerah kabupaten/kota
yang dipimpin oleh camat
Tugas
a. Menyelenggarakan urusan pemerintahan
umum.
b. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan
masy.
c. Menggoordinasikan penerapan & penegakan
Perda & Perkada
d. Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana
& sarana pelayanan umum.
e. Mengoordinasikan peny. Kegiatan
pemerintahan yg dilakukan oleh perangkat
daerah di kecamatan.
f. Membina & mengawasi peny. Kegiatan desa
dan/atau kelurahan.
g. Melaksanakan urusan pemerintahan yg
menjadi kewenangan daerah kab/kota yg
tidak dilaksanakan oleh unit kerja perangkat
daerah kab/kota yg ada di kecamatan.
h. Melaksanakan tugas lain sesuai ketentuan
perundang-undangan.
40
JENIS & TIPE
PERANGKAT DAERAH
PROVINSI
1.
SEKRETARIAT DAERAH;
2.
SEKRETARIAT DPRD;
3.
INSPEKTORAT;
4.
DINAS; DAN
5.
BADAN.
KAB/KOTA
1. SEKRETARIAT DAERAH;
2. SEKRETARIAT DPRD;
3. INSPEKTORAT;
4. DINAS;
5. BADAN; DAN
6. KECAMATAN.
tipe A untuk beban kerja yang besar
tipe B untuk beban kerja yang
sedang
tipe C untuk beban kerja yang kecil
variabel :
Umum : 20%
Teknis : 80%
Jumlah Penuduk
Luas Wilayah
Jumlah APBD
Indikator Teknis masingmasing urusan pemerintahan
yang ditetapkan
KECAMATAN
untuk beban kerja
tipe A
yang
besar
tipe B untuk beban kerja yang kecil
PEMBENTUKAN UPT DINAS/BADAN
Pada dinas dapat dibentuk
UPT dinas/badan untuk
melaksanakan kegiatan
teknis operasional dan/atau
kegiatan teknis penunjang
tertentu yang
membutuhkan satu
kesatuan manajemen
dalam penyelenggaraannya
Kriteria klasifikasi UPT dinas/badan
dan tata cara pembentukan UPT
dinas/badan diatur lebih lanjut
dengan peraturan Menteri Dalam
Negeri setelah mendapat
pertimbangan tertulis dari menteri
terkait dan menteri yang
menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan di bidang aparatur
negara


UPT dinas/badan Kelas A
untuk mewadahi beban
kerja yang besar; dan
UPT dinas/badan Kelas B
untuk mewadahi beban
kerja yang kecil.
Pembentukan UPT
dinas/badan
Daerah Provinsi
ditetapkan melalui
peraturan
gubernur
setelah
dikonsultasikan
secara tertulis
dengan MDN
Pasal 19
Pembentukan UPT
dinas/badan Daerah
kabupaten/kota
ditetapkan dengan
Peraturan Bupati/Wali
kota setelah
dikonsultasikan
secara tertulis
kepada gubernur
SWPP
PEMBENTUKAN CABANG DINAS
Pada perangkat daerah yang
melaksanakan urusan
pemerintahan bidang
pendidikan dan urusan
pemerintahan yang hanya
diotonomikan kepada daerah
provinsi dapat dibentuk cabang
dinas di kabupaten/kota
dengan Wilayah kerja cabang
dinas dapat meliputi satu atau
lebih kabupaten/kota.
Kriteria klasifikasi Cabang Dinas
dan tata cara pembentukan Cabang
Dinas diatur lebih lanjut dengan
peraturan Menteri Dalam Negeri
dengan pertimbangan Menteri
PAN & RB


cabang dinas tipe A
untuk mewadahi
beban kerja yang
besar; dan
cabang dinas tipe B
untuk mewadahi
beban kerja yang
kecil.
Pembentukan cabang dinas
ditetapkan melalui peraturan
gubernur setelah dikonsultasikan
secara tertulis dengan
Menteri Dalam Negeri
Pasal 22
PEMBENTUKAN
PERANGKAT DAERAH
Perangkat Daerah hanya dapat dibentuk apabila
terdapat urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah (urusan wajib dan urusan
pilihan), serta fungsi pendukung dan fungsi penunjang
penyelenggaraan
urusan
pemerintahan
yang
intensitasnya diukur berdasarkan hasil pemetaan
urusan pemerintahan atau fungsi pendukung dan
fungsi
penunjang
penyelenggaraan
urusan
pemerintahan.
Pasal 1 & Pasal 2
KRITERIA
PERANGKAT DAERAH
Tipe perangkat daerah yang akan ditetapkan
tidak boleh lebih besar dari skor yang
diperoleh dari hasil pemetaan, dan diharapkan
Kepala Daerah
dapat menurunkan tipe
perangkat daerah lebih rendah dari hasil
pemetaan berdasarkan tingkat kemampuan
keuangan daerah ketersediaan aparatur.
Pasal 6, Pasal 53, Pasal 54
KRITERIA PERANGKAT DAERAH



Tipe A apabila hasil perhitungan
nilai variabel lebih dari 800;
Tipe B apabila hasil perhitungan
nilai variabel lebih dari 600 sampai
dengan 800;
Tipe C apabila hasil perhitungan
nilai variabel lebih dari 400 sampai
dengan 600.
KRITERIA KECAMATAN
tipe A apabila hasil perhitungan nilai
variabel lebih dari 600 (enam ratus);
dan
tipe B apabila hasil perhitungan nilai
variabel kurang dari atau sama
dengan 600 (enam ratus).
PENGGABUNGAN
PERANGKAT DAERAH
Kepala Daerah dapat menurunkan tipe perangkat daerah
lebih rendah dari hasil pemetaan dan selanjutnya
digabungkan dengan perangkat daerah yang serumpun.
 Sub urusan pemerintahan dapat digabung dengan urusan
pemerintahan yang berbeda apabila urusan pemerintahan
tersebut berada dalam rumpun yang sama dan dibawah
pembinaan
kementerian/lembaga
pemerintah
non
kementerian yang sama di Pemerintah Pusat.
 Apabila seluruh urusan pemerintahan dalam satu rumpun
tidak ada yang memperoleh skor yang dapat dibentuk sebagai
perangkat daerah berdiri sendiri, maka urusan pemerintahan
tersebut digabung dengan sekretariat daerah.
Pasal 18, Pasal 40

PERUMPUNAN
PROVINSI
PERUMPUNAN
KAB/KOTA
PEMISAHAN
PERANGKAT DAERAH
Satu urusan pemerintahan tidak dapat dipecah
menjadi
dua,
kecuali
untuk
urusan
pemerintahan bidang pekerjaan umum dan
penataan ruang, pertanian, dan penunjang
urusan keuangan yang dapat dipecah menjadi
2 (dua) perangkat daerah apabila skor hasil
pemetaan memenuhi syarat.
Pasal 89 & Pasal 90
NOMENKLATUR
PERANGKAT DAERAH
Nomenklatur
perangkat
daerah
mengikuti
nomenklatur urusan pemerintahan, fungsi penunjang
atau fungsi pendukung penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang dilaksanakan. Dalam hal
berdasarkan pertimbangan kebutuhan spesifik dalam
penyelenggaraan pemerintahan di daerah, Kepala
Daerah
dapat
menambahkan
sub
urusan
pemerintahan sebagai nomenklatur perangkat daerah.
Pasal 109
PEKERJAAN UMUM & PENATAAN RUANG
serta
PERTANIAN
Nomenklatur Dinas Daerah provinsi dan
Dinas
Daerah
Kabupaten/Kota
yang
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan
bidang pekerjaan umum dan penataan ruang
serta bidang pertanian yang dibentuk menjadi
dua dinas adalah sesuai dengan sub urusan
yang dilaksanakan dan kebutuhan daerah.
KEUANGAN
Nomenklatur badan Daerah provinsi dan badan
Daerah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan
fungsi penunjang Urusan Pemerintahan bidang
keuangan yang dibentuk menjadi dua dinas terdiri
atas:
a. Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah Provinsi atau Kabupaten/Kota;
dan
b. Badan Pengelola Pajak dan Retribusi
Daerah Provinsi atau Kabupaten/Kota.
KEPEGAWAIAN & DIKLAT
Nomenklatur badan Daerah provinsi dan badan Daerah
Kabupaten/Kota
yang
menyelenggarakan
fungsi
penunjang Urusan Pemerintahan bidang Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatihan terdiri atas:
a.
b.
c.
Badan Kepegawaian Daerah Provinsi;
Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Daerah Provinsi;
Badan Kepegawaian dan Pengembangan
Sumber
Daya
Manusia
Daerah
Kabupaten/Kota.
RUMAH SAKIT DAERAH
Pengaturan tentang Rumah Sakit Daerah dicantumkan sebagai
unit pelaksana teknis daerah (UPTD) yang bersifat otonom,
dipimpin oleh dokter atau dokter gigi yang merupaan jabatan
fungsional yang diberi tugas tambahan.
 Kelembagaan rumah sakit diluar direktur dapat menggunakan
struktur kelembagaan yang ada saat ini sampai ditetapkannya
Peraturan Presiden tentang Kelembagaan Rumah Sakit
Daerah.
 Penyesuaian pengisian jabatan direktur rumah sakit serta
pengisian jabatan kepala pusat kesehatan masyarakat sebagai
jabatan fungsional, dilaksanakan paling lambat 2 (dua) tahun
sejak Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku.
Pasal 21 ayat (8), Pasal 44 ayat (7), & Pasal 121

PERANGKAT DAERAH
KESATUAN BANGSA DAN POLITIK
• Dicantumkan dalam Ketentuan Peralihan Perda bahwa Perangkat Daerah yang
melaksanakan urusan pemerintahan di bidang kesatuan bangsa dan politik, tetap
melaksanakan tugasnya sampai dengan peraturan perundang-undangan mengenai
pelaksanaan urusan pemerintahan umum diundangkan. Jadi tidak
mencantumkannya dalam pasal yang mengatur pembentukan perangkat daerah.
• Perda tidak dapat merubah nomenklatur dan struktur perangkat daerah yang
melaksanakan urusan pemerintahan bidang kesatuan bangsa dan politik selama
proses transisi sambil menunggu pengaturan lebih lanjut mengenai
penyelenggaraan urusan pemerintahan umum.
• Apabila perangkat daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan bidang
kesatuan bangsa dan politik yang ada saat ini melaksanakan urusan pemerintahan
lain yang dilaksanakan oleh perangkat daerah yang di bentuk berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, maka
unit kerja pada perangkat daerah kesatuan bangsa dan politik tersebut tidak lagi
melaksanakan tugas dan fungsi yang sudah menjadi tugas dan fungsi perangkat
daerah baru yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
2016 tentang Perangkat Daerah.
Pasal 122
Perangkat Daerah Yang Melaksanakan
Sub Urusan Bencana
•
•
Perangkat daerah yang melaksanakan sub urusan bencana
yang sebelumnya sudah dibentuk berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang
Pedoman Struktur Organisasi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah, selanjutnya tetap melaksanakan tugas dan
fungsinya.
Bagi daerah Kabupaten/Kota yang pada saat ini tidak
membentuk perangkat daerah yang berdiri sendiri, maka
untuk melaksanakan sub urusan bencana dapat digabung
dengan salah satu dinas yang melaksanakan sub urusan
pemerintahan pada urusan pemerintahan bidang ketentraman
dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat.
Unit Layanan Pengadaan
Unit Layanan Pengadaan merupakan salah satu fungsi
pendukung pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah, sehingga tugas dan fungsi
layanan pengadaan dilaksanakan oleh salah satu unit
kerja pada sekretariat daerah yang pengaturannya
ditetapkan dalam peraturan kepala daerah tentang
struktur organisasi dan tata kerja perangkat daerah.
Fungsi Koordinasi
Untuk penajaman pelaksanaan suatu urusan
pemerintahan tertentu, seperti penyuluhan
atau penataan ruang yang sudah menjadi tugas
dan fungsi masing-masing perangkat daerah,
tidak perlu dibentuk perangkat daerah sendiri
untuk
mencegah
pemborosan
dan
menghindari terjadinya tumpang tindih tugas
dan fungsi antar perangkat daerah.
PENGISIAN JABATAN
Agar peralihan perangkat daerah dari yang ada saat ini
menjadi perangkat daerah baru berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
tidak mengganggu pelaksanaan anggaran tahun 2016 dan siap
untuk melaksanakan anggaran tahun 2017, maka dalam
Ketentuan Peralihan Peraturan Daerah agar memuat:
• Pejabat pada perangkat daerah yang ada saat ini tetap
melaksanakan tugas, kegiatan dan anggaran tahun 2016
sampai dengan berakhirnya tahun anggaran 2016.
• Pengisian jabatan pada perangkat daerah berdasarkan
Perda ini untuk pertama kali dilakukan pada akhir
tahun 2016.
Download