PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI

advertisement
Jurnal Sotiria
Vol. 4 No. 1 – Mei 2012
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kemampuan
Bersosialisasi Remaja di Kelurahan Kisaran Barat
PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KEMAMPUAN
BERSOSIALISASI REMAJA DI KELURAHAN KISARAN BARAT
Oleh :
Kavolder Togatorop, S.Th., Victor M. Pakpahan, SE.
Abstraksi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek atau pengaruh
pemanfaatan Teknologi Informasi dalam hal ini penggunaan jejaring
sosial facebook terhadap kemampuan bersosialisasi remaja pada
umumnya dan khususnya remaja yang beragama Kristen di Kelurahan
Kisaran Barat.
Penelitian ini memakai metode deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif dengan menyebarkan 40 butir angket tertutup kepada 80
orang responden. Penelitian ini merupakan penelitian populasi karena
mengambil sebagian yang dianggap dapat mewakili populasi remaja
Kristen di Kelurahan Kisaran Barat sebanyak 100 orang.
Berdasarkan hasil analisis data dan uji hipotesis diketahui bahwa
Hasil analisis data membuktikan bahwa ada korelasi positif dan
signifikan antaraX dan Y berdasarkan persamaan regresi Y= 5.6+
0.175X ditemukan bahwa pemanfaatan teknologi informasi
mempengaruhi kemampuan bersosialisasi dan berdasarkan
determinasi atau X variabel X mempengaruhi variabel Y 33.1%.
Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan korelasi produk
momen ditemukan bahwa ada korelasi positif antara X dengan Y hal
ini menunjukkan. ini berarti bahwa hasil-hasil yang ditemukan
ditingkat responden dapat diregelisasikan ditingkat populasi atau
remaja Kristen Kisaran Barat.
Kata Kunci: Facebook, Remaja Kristen, Internet, Sosialisasi.
I.
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Sejak internet mulai dikenal pada awal tahun 1980an, perkembangan yang
terjadi begitu pesat hingga saat ini. Perkembangan internet mempengaruhi
berbagai aspek seperti pemerintahan, pendidikan, ekonomi, pertahanan dan
keamanan serta kehidupan sosial masyarakat.
Setiap yang bekerja di kantor baik dalam bidang-bidang teknik atau
perbankan bahkan dunia pendidikan (laboratorium komputer) pasti berhadapan
langsung dengan layar. Di rumah saat mempergunakan e-mail, internet, mengirim
pesan kepada teman, bahakan untuk mendapatkan informasi juga berhadapan
dengan layar. Setiap pelajar/mahasiswa juga mempergunakan komputer mengetik
168
Jurnal Sotiria
Vol. 4 No. 1 – Mei 2012
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kemampuan
Bersosialisasi Remaja di Kelurahan Kisaran Barat
tugas-tugas sekolah/kampus, mendapatkan sahabat, masukan atau data, semua dari
komputer, di depan layar.1
Banyak hal yang terjadi pada era kemajuan teknologi media informasi
(globalisasi) ini bahkan membawa dampak yang sangat luar biasa bagi remaja
baik dampak negatif maupun positif.
Apabila kemajuan teknologi media informasi diresponi dengan sikap dingin,
maka dapat mengalami ketinggalan informasi. Sangat penting bagi orangtua,
gereja dan pendidik untuk mengatahui sejauhmana mereka memahami teknologi
media informasi itu.
Menurut Soetarman SP dalam buku “Fundamentalisme, agama-agama dan
teknologi” menyebutkan bahwa:
Dapat dipastikan generasi yang hidup sebelum terciptanya pesawat terbang
masih beranggapan bahwa cerita-cerita tentang manusia yang dapat terbang
hanyalah dongeng hasil karya imajinasi atau hanya terjadi dalam dunia
pewayangan seperti tokoh Gatotkaca. Apa yang semula hanya ada dalam
dunia fantasi, ratusan tahun kemudian, berkat rasio yaitu ilmu dan teknologi
menjadi kenyataan. Bahkan tidak sampai selang satu generasi, apa yang
tadinya mustahil kemudian menjadi realitas.2
Perkembangan peradaban manusia diiringi dengan perkembangan cara
penyampaian informasi yang selanjutnya dikenal dengan istilah Teknologi
Infomasi. Maka mulailah manusia mencari dan menciptakan sistem dan alat untuk
saling berhubungan, mulai dari melukis bentuk, menggambar di dinding gua,
isyarat tangan, syarat asap, syarat bunyi, huruf, kata, kalimat, tulisan, surat sampai
dengan telepon, internet dan Ipad.
Alat dan sistem media komunikasi yang diciptakan manusia tersebut
kemudian dikenal dengan nama Teknologi Informasi atau yang lebih dikenal
dengan istilah “IT” (dibaca ai- ti) singkatan dari Information Technology (Ing).
Peletakan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti sampai diperkenalkannya dunia
arus informasi yang kemudian dikenal dengan nama internet. Pada masa Prasejarah teknologi informasi yang dikembangkan manusia pada masa ini berfungsi
sebagai sistem untuk pengenalan bentuk-bentuk yang dikenal.3
Perkembangan teknologi informasi berlangsung tidak secara mendadak,
tetapi berlangsung secara evolutif.4 Sejak zaman Romawi kuno pemikiran dan
hasil kebudayaan telah nampak berorientasi kebidang teknologi. Secara
etimologis, akar kata teknologi adalah “techne” yang berarti serangkaian prinsip
1
Paul gunadi, Televisis, Video Game dan Anak, (Malang: LITERATUR SAAT, 2010), hal
17.
2
Soetarman SP, Fundamentalisme, Agama-agama dan Teknologi, (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1996), hal. 117.
3
http://id.shvoong.com/internet-and-technologi - didownload 8 Maret 2012.
4
Evolutif artinya: Perubahan, (Pertumbuhan, Perkembangan) secara berangsur-angsur dan
perlahan-lahan (sedikit demi sedikit), Hasan Alwi dan Tim, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta, Balai Pustaka, 2007), hal 331
169
Jurnal Sotiria
Vol. 4 No. 1 – Mei 2012
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kemampuan
Bersosialisasi Remaja di Kelurahan Kisaran Barat
atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu objek atau
kecakapan tertentu, pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau metode dan seni.5
Selo Sumarjan dalam bukunya Perubahan Sosial, menyatakan bahwa
perubahan-perubahan sosial yang terjadi di Indonesia dikarenakan perubahan
yang terjadi dalam aras global. Aras global mempengaruhi perilaku, tindakan
bahkan pikiran remaja pada khususnya dan masyarakat umumnya. Oleh karena
itu, apa yang terjadi pada masa lalu untuk sekian lama berubah dengan adanya
peristiwa global.
Dalam posisi seperti itu jelas membutuhkan pendalaman, mengapa terjadi
perubahan dalam pikiran, perilaku dan tindakan remaja, masyarakat menjadi
bahasan serius khazanah ilmu-ilmu sosial. Perkembangan teknologi informasi
merupakan hal yang tidak bisa dianggap remeh sehingga memunculkan
masyarakat market bahkan hipermarket. Perubahan pola hidup dari agraris
menjadi modernis bahkan pasca modernis. Dari masyarakat realitas menuju
masyarakat hiper-realitas6.
Globalisasi dan digitalisasi teknologi informasi menyediakan ruang dan
fasilitas yang memudahkan para pengguna untuk mengakses dan menyebarkan
beragam sumber informasi dan pengetahuan baru, hampir tanpa ada batas. Bagi
beberapa ilmuwan, kemajuan teknologi media informasi ini adalah salah satu
upaya untuk menggali kembali sumber-sumber asli dalam negeri.
Namun sayangnya, kemajuan teknologi informasi ini seringkali justru
mencerabut hakikat ilmu itu sendiri. Padahal, teknologi informasi bukan sekadar
alat atau ”benda”, tetapi mencakup kesatuan cara berpikir, cara berbudaya, cara
berperilaku, cara merasa, bahkan cara bersosialisasi. Celakanya Indonesia hanya
mengimport teknologi informasi sebagai alat tercerabut dari tempat berpijak dan
melahirkan absurditas.
Sosialisasi diri adalah proses seseorang memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang diperlukannya agar dapat berfungsi sebagai pemeran
aktif dalam suatu kedudukan atau peran tertentu di masyarakat. Bersosialisasi
dapat juga diartikan sebagai pengalaman sosial sepanjang hidup yang
memungkinkan seseorang mengembangkan potensi kemanusiaannya dan
mempelajari pola-pola kebudayaan yang ada di lingkungannya.
Sosialisasi diri dibedakan menjadi dua, yaitu sosialisasi sempurna dan
sosialisasi tidak sempurna. Sosialisasi terjadi bilamana remaja dapat memilih
mana yang baik atau yang buruk baginya, baik tindakan yang salah baginya
maupun yang benar yang harus dilakukannya. Dengan begitu remaja tersebut
dapat berkembang dengan kondisi fisik dan psikis yang baik sesuai dengan
usianya. Namun penulis memperhatikan hanya sedikit di era globalisasi ini
5
6
http://Kamarchegg.wordpress.com - di download 8 Maret 2012
Selo Sumarjan, Perubahan Sosial, (Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press, 1984), hal.
28.
170
Jurnal Sotiria
Vol. 4 No. 1 – Mei 2012
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kemampuan
Bersosialisasi Remaja di Kelurahan Kisaran Barat
menemui remaja yang berkembang dengan baik dan sempurna yang selalu
diharapkan oleh orangtua dan guru di sekolah.
Sosialisai yang tidak berjalan dengan sempurna akan terjadi pada remaja
yang dengan mudah terpengaruh apa yang ditemuinya dalam bersosialisasi,
dengan tidak memperdulikan akibat yang terjadi jika remaja melakukan sesuai
dengan usianya seiring dengan berkembangnya teknologi informasi. Dampak dari
proses sosialisasi yang buruk akan berakibat buruk bagi remaja sehingga
mengakibatkan kepribadian yang menyimpang, di samping itu akan meresahkan
orangtua dan masyarakat sekitar.
Pemanfaatan teknologi media informasi pada saat ini sudah menjadi
bagian dari kehidupan masyarakat terutama remaja yang cenderung
mengekspresikan diri dengan teknologi informasi itu. Di berbagai tempat dapat
dilihat bahwa penggunaan facebook sudah sangat memasyarakat di mana remaja
sudah terbiasa menggunakan bahkan pemrosesan informasi dalam kegiatan
belajar, bekerja dan aktivitas lainnya sehingga remaja mampu berkreasi,
mengembangkan sikap imajinatif dan mengembangkan sikap eksplorasi mandiri
dan mudah beradaptasi dengan bersosialisasi dilingkungannya melalui facebook.
Mampu mengeksplorasi, menganalisa dan saling tukar informasi secara
efisien dan efektif, mendapat ide dan pengalaman dari berbagi bidang untuk
mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri sehingga dapat
memutuskan, mengembangkan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana
penggunaan teknologi informasi secara tepat dan efektif.
2. Permasalahan.
Dapat dikatakan bahwa penggunaan facebook sekarang ini akan
menimbulkan tingkat kecemasan bagi orangtua, gereja dan para pendidik. Oleh
sebab itu orangtua, gereja dan para pendidik mengupayakan pendidikan di dalam
keluarga, gereja, sekolah agar remaja dapat memiliki pemahaman yang baik
terhadap aplikasi facebook sebagai salah satu media internet yang diminati
berbagai kalangan terutama pemuda dan remaja.
Dalam hal ini, peneliti mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Kurangnya pemahaman remaja terhadap facebook di Kelurahan Kisaran
Barat.
2. Kurangnya sosialisasi pemanfaatan facebook tersebut terhadap remaja
Kelurahan Kisaran Barat.
3. Kurangnya sosialisai para guru terhadap pemanfaatan facebook terhadap
remaja di Kelurahan Kisaran Barat.
4. Kurangnya peranan orangtua terhadap pengaruh pemanfaatan facebook
terhadap kemampuan sosialisasi remaja di Kelurahan Kisaran Barat
5. Kurangnya peranan gereja dalam pemanfaatan facebook terhadap
kemampuan sosialisasi remaja di Kelurahan Kisaran Barat
171
Jurnal Sotiria
Vol. 4 No. 1 – Mei 2012
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kemampuan
Bersosialisasi Remaja di Kelurahan Kisaran Barat
6. Kurangnya pengawasan masyarakat dalam pengaruh pemanfaatan
facebook terhadap kemampuan sosialisasi remaja di Kelurahan Kisaran
Barat
7. Pentingnya tindakan yang dilakukan untuk mengawasi pengaruh
pemanfaatan facebook terhadap kemampuan sosialisasi remaja di
Kelurahan Kisaran Barat
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dapat dirumuskan masalah yang ada
yaitu:
1. Adakah hubungan pemanfaatan facebook dengan kemampuan sosialisasi
remaja di Kisaran Barat?
2. Seberapa besar pengaruh pemanfaatan facebook terhadap kemampuan
sosialisasi remaja di Kelurahan Kisaran Barat?
II. Pembahasan
1. Landasan Teori
Apa itu teknologi? kata Teknolgi sebenarnya berasal dari Bahasa Perancis
yaitu: “La Teknique” yang dapat diartikan dengan “semua proses yang
dilaksanakan dalam upaya untuk mewujudkan sesuatu secara rasional”. Dalam hal
ini yang dimaksudkan dengan sesuatu tersebut dapat saja berupa suatu benda atau
konsep, pembatasan cara yaitu secara rasional adalah penting sekali dipahami
disini, sedemikian pembuatan atau pewujudan sesuatu tersebut dapat dilaksanakan
secara berulang (repetisi)7.
Menurut buku Oxford Advanced Learner’s Dictionary bahwa teknologi itu adalah:
1. Scientific knowledge used in practical ways in industry, for example in
designing new machines : science and technology recent advances in
medical technology, to make use of the most modern technologies - see also
HIGH TECHNOLOGY, INFORMATION TECHNOLOGY. 2. Machinery or
equipment design.8
(1. Pengetahuan ilmiah digunakan dengan cara praktis dalam industri,
misalnya dalam merancang mesin baru: Ilmu pengetahuan dan kemajuan
teknologi terbaru, dalam teknologi medis, untuk memanfaatkan teknologi
yang paling moderen, juga TEKNOLOGI TINGGI, TEKNOLOGI
INFORMASI. 2. Mesin atau desain peralatan).
Perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi telah membawa
perubahan besar terhadap perilaku sosial masyarakat. Pesatnya perkembangan
teknologi tidak hanya berdampak pada masyarakat yang dibatasi oleh batas-batas
7
Repetisi artinya: ulangan, latihan atau Sas gaya bahasa yang menggunakan kata kunci yang
terdapat diawal kalimat untuk mencapai efek tertentu dalam penyampaian makna ulangan
(sandiwara). Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hal
950
8
Sally Wemeier, Oxford Advanced Learner’s Dictionary, (New York: Oxford University
Press, 2010), hal. 1576
172
Jurnal Sotiria
Vol. 4 No. 1 – Mei 2012
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kemampuan
Bersosialisasi Remaja di Kelurahan Kisaran Barat
wilayah seperti negara, tapi jauh menembus batas regional bahkan global.
Lahirnya penemuan-penemuan baru di bidang teknologi informasi membawa
dampak yang sangat masif sebagai akibat dari pemanfaatan teknologi informasi.
Pesatnya perkembangan teknologi informasi terutama facebook, telah
mengubah pola sosial dan tatanan-tatanan sosial lama. Perubahan ini ditandai
dengan berubahnya pola interaksi, gaya hidup, perilaku, cara pandang, cara hidup
dan orientasi sosial. Perubahan sosial sebagai dampak dari revolusi teknologi
informasi, sebetulnya bukan fenomena atau temuan baru secara konsep teori
keilmuan.
Sedangkan pengertian informasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah: Pertama, penerangan. Kedua, pemberitahuan; kabar atau berita tentang
sesuatu. Ketiga, ling keseluruhan makna yang menunjang amanat yang terlihat
dalam bagian-bagian amanat itu.9
Dalam buku Oxford Advanced Learner’s Dictionary bahwa informasi
adalah: 1, facts or details about: a piece of information, a source of information,
to collect, gather, obtain, receive information, he refused to comment before he
had seen all the relevant information. 2. In-for-mation-al: the informational
content of a book, the informational role of the media. Infor-mation tech-nology
(abbr, IT) the study or use of electronic equipment, especially computers, for
storing and analyzing information.10 (1. Fakta atau rincian tentang: sepotong
informasi, sumber informasi, untuk mengumpulkan, memperoleh, menerima
informasi, ia menolak berkomentar sebelum dia melihat semua informasi yang
relevan. 2. Di-untuk-mation-al: isi informasi dari sebuah buku, peran informasi
media. Infor-mational dari sebuah Tech-nology (abbr-IT) studi atau penggunaan
peralatan elektronik, terutama komputer, untuk menyimpan dan menganalisa
informasi).
Facebook adalah jejaring sosial yang paling banyak dibicarakan orang pada
saat ini? Situs ini diluncurkan tanggal 4 Februari 2004, facebook pertama kali
diperkenalkan oleh Mark Zuckerberg, seorang mahasiswa Harvard College.
Sistem pendaftaran atau keanggotaan jejaring sosial via internet ini awalnya
dibatasi hanya untuk siswa dari Harvard College saja namun lama kelamaan
meluas sampai ke perguruan tinggi lain dan akhirnya tidak bisa dibendung, semua
orang tanpa melihat usia, ekonomi, pendidikan dapat bergabung di dalamnya.11
Ide berawal ketika Mark Zuckerberg bersekolah di Exeter High School,
New Hampshire dan saat yang bersamaan berkenalan dengan Adam D’Angelo.
Awalnya membuat program Coursematch yang memungkinkan mahasiswa di
kelas yang sama bisa melihat daftar teman-teman sekelas. Proyek selanjutnya
9
Hasan Alwi dan Tim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hal
432
10
Sally Wehmeier, Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English, (New York:
Oxford University Press, 2010), hal 796-797
11
Y.B Anang, Seven Simple Steps, (Jakarta, Elex Media Komputindo, 2010), hal 134
173
Jurnal Sotiria
Vol. 4 No. 1 – Mei 2012
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kemampuan
Bersosialisasi Remaja di Kelurahan Kisaran Barat
membuat facemash.com. lewat situs ini para pengunjung bisa memberi stempel
“keren” atau “jelek” foto seorang siswa, dan akhirnya membuat Zuckerberg
dipanggil oleh Badan Administrasi Univesitas Harvard karena dianggap
membobol sistem keamanan komputer kampus, melanggar peraturan privasi di
internet dan melanggar hak cipta.12
Social Network merupakan suatu jejaring sosial (facebook) yang berada di
internet saat ini yang mempunyai cakupan dari sistem software yang
memungkinkan pengguna dapat berinteraksi dan berbagi data dengan pengguna
yang lain dalam skala yang besar baik dalam negeri maupun luar negeri, yang
dalam kamus dunia maya tidak ada batasan wilayah negara lagi. Social Network
dijalankan oleh sebuah Social Software yang mempunyai karakteristik memiliki
Open APIs, desain arsitektur yang berbasiskan service oriented (SOA), dan
kemampuan untuk upload data maupun media.
Facebook merupakan salah satu social software (software sosial) yang
banyak diminati oleh berbagai kalangan, baik kalangan remaja, pemuda maupun
kalangan tua saat ini. Penggunaan facebook saat ini sangat berkembang pesat
mengikuti gaya atau mode teknologi yang terus berkembang pesat. Pada mulanya
komunikasi melalui internet hanya dapat dinikmati melalui chatting room dan
sejenisnya, kemudian social network berkembang melalui tampilan yang lebih
interaktif, kreatif dan menggoda (contoh, Friendster) dan saat ini lebih
disempurnakan lagi di dalam salah satu media komunikasi yang tampilannya lebih
kompleks seperti facebook. Sebenarnya banyak media komunikasi yang
memberikan banyak fasilitas dalam berkomunikasi, tetapi yang akan penulis
jadikan contoh adalah facebook.
Pada saat kini facebook tidak hanya dipergunakan oleh orang dewasa,
remaja pun telah banyak yang mempergunakannya, keuntungan dari memiliki
account facebook adalah: dapat membangun jaringan pertemanan, dapat mencari
teman yang lama berdasarkan domisili maupun almamater, berbagi gagasan lewat
catatan layaknya menulis blog, menyampaikan kabar terkini lewat status layaknya
menggunakan twitter, dapat berbagi foto, video dan tautan, beriklan, memiliki
grup diskusi, dapat berbagi acara dan mengundang teman, menghimpun dana dan
menyampaikan program kepada orang lain.
Perkembangan facebook yang semakin pesat ini menuntut penyediaan
fasilitas yang lebih dari facebook. Penggunaan facebook sebagai jejaring sosial
memiliki berbagai dampak negatif maupun positif tergantung kepada
pemanfaatannya oleh pengguna terutama remaja.
Banyak manfaat yang diperoleh dari facebook bila penggunaannya memang
baik, jika untuk kepentingan yang buruk dan sempit cenderung berbahaya dan
bisa mengarah kepada hal-hal yang sifatnya negatif. Berbagai manfaat dapat
diambil dari penggunaan facebook di antaranya yaitu penyediaan dan pertukaran
12
http://id.wikipedia.org/wiki/Facebook di download pada 12 April 2012.
174
Jurnal Sotiria
Vol. 4 No. 1 – Mei 2012
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kemampuan
Bersosialisasi Remaja di Kelurahan Kisaran Barat
informasi, agenda, pencarian teman, iklan produk dan lain-lain. Secara nyata
penggunaan facebook sebagai fasilitas pertukaran informasi atau data lebih
dominan.
Ada yang memanfaatkan facebook untuk memperluas pergaulan, juga ada
yang memakai untuk berbisnis, ada yang menggunakannya untuk berkampanye.
Sesuai fungsinya sebagai situs jejaring sosial, tujuan utama penggunaan facebook
tentu saja untuk membangun suatu relasi. Fitur yang ada pada facebook sangat
memudahkan untuk mencari teman-teman.
Banyak pengguna facebook tidak ragu-ragu untuk menuliskan profil diri
lengkap dengan nomor telepon bahkan alamat rumah sendiri. Mereka
menggunakannya untuk menunjukkan identitas sebagai penawaran atas dirinya.
Selain pemanfaatan facebook dari segi positif, banyak juga diantaranya
memanfaatkan untuk hal-hal yang bersifat negatif.
Pengguna yang memanfaatkannya dari segi negatif dapat merugikan diri
sendiri bahkan berbagai pihak karena adanya kebocoran dan penyalahgunaan
informasi. Penyalahgunaan informasi ini biasanya untuk kepentingan dirinya
sendiri, bahkan ada juga untuk tindakan kriminal atau penipuan.
Teknologi informasi facebook memberi dampak pada kehidupan remaja dan
pemuda di seluruh dunia. Meluasnya penggunaan facebook pada tingkat anakanak menghadirkan perdebatan profesional membahas aspek positif dan negatif
dari menggunakan facebook dan dampaknya pada perkembangan anak.
Meskipun kekhawatiran terjadi seperti terjadinya tindak kekerasan, isolasi
sosial, dan obesitas, dampak facebook telah terbukti menawarkan kesempatan
untuk mengembangkan keterampilan baru dan beragam. Penelitian menunjukkan
bahwa anak-anak memperluas pandangan dunia mereka dan gaya belajar dengan
akses ke informasi global secara langsung, sementara juga memperluas jaringan
sosial melalui berbagai tindakan yang positif remaja tumbuh dan memiliki
keterampilan komunikasi.
Studi kuantitatif telah banyak dilakukan untuk meneliti dampak facebook
terhadap perkembangan kognitif anak, sosial, psikologis, dan moral. Kesimpulan
pentingnya adalah perlunya memberikan kesempatan secara konstruktif kepada
remaja dan pemuda untuk memahami dampak facebook.
Dewasa ini hampir semua remaja dan pemuda memiliki akses ke komputer
dan televisi terlepas dari jenis kelamin, ras, ekonomi, lokasi, agama, keluarga,
atau sekolah. Mereka juga menggunakan media lainnya termasuk telepon seluler,
email, video game, instant messenger, dan MySpace, saat memilih skala Likert
rating untuk menggunakan facebook "paling bermanfaat" untuk komunikasi dan
hiburan.
Tema yang muncul terkait dengan menggunakan facebook dan aspek
psikososial pembangunan termasuk pentingnya teknologi infromasi dalam
pertama, membangun hubungan sosial kedua, individu merangsang dan aktivitas
kelompok dan hiburan, dan ketiga, mengelola stres dan frustrasi. Teknologi
175
Jurnal Sotiria
Vol. 4 No. 1 – Mei 2012
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kemampuan
Bersosialisasi Remaja di Kelurahan Kisaran Barat
inforamsi telah dimasukkan ke dalam pilihan psikologis dan moral generasi muda
yang berdampak pada perilaku mereka termasuk proses pengambilan keputusan,
kepatuhan terhadap aturan orangtua, dan pembentukan batas-batas pribadi. Hal ini
jelas bahwa teknologi informasi benar-benar mapan dalam setiap aspek kehidupan
mereka. Sebagai salah satu mahasiswa mengatakan, "Tanpa teknologi, saya tidak
bisa benar-benar melakukan apa-apa karena saya menggunakan teknologi untuk
hampir segalanya."
Dengan demikian perlu disadari bahwa facebook berhubungan dengan
perilaku sosial remaja atau aspek kehidupan psikososial remaja. Karena
penggunaan facebook terus tumbuh, maka perlu diupayakan oleh semua pihak
agar pemanfaatan facebook memberi pengaruh positif, termasuk cara mereka
berperilaku, berinteraksi dengan orang lain, dan memahami dunia.
Sosialisasi merupakan proses yang berlangsung seumur hidup di mana
individu secara berkesinambungan mengubah perilaku mereka sebagai respon
terhadap situasi yang terpola secara sosial, yang mereka alami. Fungsi sosialisasi
adalah proses interaksi dengan lingkungan sosial yang dimulai sejak lahir dan
berakhir setelah meninggal.
Anggota keluarga belajar disiplin, budaya, norma melalui interaksi dalam
keluarga sehingga individu mampu berperan di masyarakat. Kegagalan
bersosialisasi dalam keluarga, terutama jika norma dan perilaku yang dipelajari
berbeda dengan yang ada di masyarakat dapat menimbulkan kegagalan
bersosialisasi di masyarakat.
Dalam memenuhi tugas perkembangannya sebagai remaja dan juga untuk
mendapatkan persahabatan, seorang remaja membutuhkan kemampuan sosialisasi.
Kemampuan sosialisasi remaja adalah kemampuan seseorang untuk
menyesuaikan diri dengan teman-teman sebaya maupun tidak sebaya, sejenis
maupun berlainan jenis sesuai norma dan nilai yang berlaku dalam lingkungan
remaja.
Kemampuan sosialisasi yang dimiliki remaja dipengaruhi oleh faktor
lingkungan, terutama oleh keluarga, yaitu peran dan keterlibatan orang tua yang
tercermin di dalam pelaksanaan pola asuh. Berdasarkan bentuknya, pola asuh
dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu autoritative, authoritharian, dan permisive.13
Masalahnya sekarang adalah bagaimana menghindari para remaja dari
pergaulan bebas tetapi mereka tetap bisa bersosialisasi. itu memang agak sulit
karena sebagian besar para remaja saat ini sudah terpengaruh dengan adanya
pergaulan bebas.14
Faktor pendukung untuk masalah ini adalah yang pertama pasti lingkungan
dari keluarga, seperti orang tua yang seharusnya lebih protektif lagi terhadap
13
http://vidi1702.blogspot.com/2011/11/sosialisasi-diri-remaja-dan-efeknya.html di
download pada tanggal 12 April 2014.
14
http://ririswidiawanty.blogspot.com/2010/11/sosialisasi-remaja-dalam-pergaulan.html di
download pada tanggal 12 April 2014.
176
Jurnal Sotiria
Vol. 4 No. 1 – Mei 2012
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kemampuan
Bersosialisasi Remaja di Kelurahan Kisaran Barat
anak-anak mereka yang sudah beranjak dewasa. karena perhatian dari orang tua
adalah faktor terpenting bagi si anak untuk tidak terjerumus ke dalam hal-hal
negatif.
Faktor-faktor yang lain adalah lingkungan tempat tinggal, teman-teman
sebayanya, lingkungan sekolahnya dan masih banyak lagi. faktor tersebutlah yang
dapat mengarahkan seorang remaja dalam hal bersosialisasi. Faktor Agama lebih
penting lagi pengaruhnya untuk membuat sugesti remaja akan takutnya kepada
Tuhan jika dia melakukan hal-hal buruk di luar sana (pergaulan bebas)
Anak jaman sekarang memang selalu ingin mencoba hal-hal baru, artinya
bisa hal-hal yang digolongkan ke dalam sisi positif dan juga hal-hal yang
tergolong negatif. Intinya, bagaimana setiap remaja menyikapi sosialisasi dalam
pergaulan tersebut. Kemampuan bersosialisasi memang selalu diidentikkan
dengan kemampuan berkomunikasi dengan lingkungan. Namun tentu saja bukan
asal komunikasi, karena kemampuan bersosialisasi yang baik menuntut
kemampuan berinteraksi secara konstruktif sesuai dengan etika dan norma
kepatutan yang berlaku serta seni mengelola interaksi antar manusia sehingga
tercipta mutualisme simbiosis. Oleh karena itu kemampuan bersosialiasi selalu
berhubungan erat dengan keberhasilan membangun hubungan.
Seorang remaja yang memiliki kemampuan bersosialisasi setidaknya
memiliki kemamampuan berikut: pertama, mampu mencari teman-teman baru
dengan baik. Kemampuan bersosialisai erat hubungannya dengan penambahan
teman baru bagi remaja. Seorang remaja yang memiliki kemampuan bersosialisasi
selalu berhasrat untuk menambah teman-temannya.
Kedua, seorang remaja yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan
pertemanan awal kepada pertemanan yang erat. Pertemanan erat dapat terjadi
karena seseorang yang memiliki kemampuan sosial mampu membangun
ketertarikan positif dalam pertemanan tersebut karena dilandasi saling percaya,
dan mampu menumbuhkan rasa saling membutuhkan dalam arti yang positif.
Ketiga, seorang remaja yang memiliki kemampuan bersosialisasi memiliki
kemampuan untuk menempatkan diri dalam lingkungan sosialnya. Seorang remaja
yang memiliki kemampuan bersosialisasi sangat mengerti dan selalu berusaha
menempatkan dirinya dengan situasi sosial dengan tepat. Inilah yang disebut
dengan kemampuan berperan secara sosial. Ia dapat berperan dengan baik
sebagai anak di rumah tangga, sebagai adik atau kakak bagi saudaranya, sebagai
teman bagi teman sebayanya, sebagai siswa di sekolahnya, sebagai anggota gereja
di gerejanya dan seterusnya.
Keempat, seorang remaja yang memiliki kemampuan bersosialisasi
memiliki kemampuan untuk memanfaatkan pertemanan untuk kepentingankepentingan yang positif dan menguntungkan pihak-pihak yang terlibat di
dalamnya.
177
Jurnal Sotiria
Vol. 4 No. 1 – Mei 2012
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kemampuan
Bersosialisasi Remaja di Kelurahan Kisaran Barat
Kemampuan bersosialisasi mutlak sangat diperlukan. Seorang remaja tidak
bisa menghindari berinteraksi dengan orang lain, sekecil apa pun komunitas yang
dimasukinya. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, dia tidak bisa hidup
tanpa bantuan orang lain. Manusia membutuhkan bantuan orang lain. Dengan
bersosialisasi, tujuan dan kebutuhannya bisa terpenuhi.
2. Mengembangkan Kemampuan Bersosialisasi
Mengembangkan dan melatih kemampuan berkomunikasi dengan orang lain
merupakan prinsip dasar untuk membangun kemampuan bersosialisasi. Nilai-nilai
nyata yang harus dilakukan oleh remaja adalah: pertama, membangun percakapan
dengan sikap terbuka. Hal yang dapat dimulai dengan memberi senyuman dan
menampikan bahasa tubuh yang terbuka dan sopan kepada orang yang diajak
berbicara. Kedua, memulai pembicaraan dengan menunjukkan perasaan tulus
sehingga orang yang diajak berbicara akan merasa memasuki arena percakapan
yang hangat dan terbuka. Ketiga, menampilkan empati yang positif. Kominikator
yang empati adalah mereka yang dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang
yang diaajak berbicara tanpa menunjukkan perhatian yang berlebihan. Keempat,
melatih dan mengembangkan untuk menggunakan kata-kata yang positif. Kelima,
menghindarkan diri untuk tidak membicarakan keburukan orang lain di hadapan
teman bicara. Keenam, kesediaan dengan tulus untuk memberi tensi bahkan pujian
jika situasinya tepat. Ketujuh, berusaha melihat dan emmastikan rasa nyaman
orang yang diajak berbicara. Kedelapan, jika pembicaraan dilakukan di jejaring
social maka sanagt ditekankan agar menuliskan kata-kata positif yang
membangun disertai empati mendalam. Kesembilan, hindarkan kesan serba tahu
akan segala hal dan menggurui lawan bicara. Kesepuluh, mengerti kapan waktu
berbicara dan waktu mendengar dengan baik. Menjadi pendengar yang baik dapat
membuat seseorang mengetahui kapan waktu yang tepat untuk berbicara.
Sehingga orang lain dapat lebih menghargai.
Ketika orang lain berbicara, dengarkan dengan baik. Jangan memotong
pembicaraan orang lain, apalagi ketika mereka sedang asyik-asyiknya berbicara.
Kalaupun ingin berbicara, berbicaralah pada saat yang tepat dan ketika diminta.
Orang cenderung senang membicarakan dirinya sendiri. Otomatis ketika menjadi
pendengar yang baik akan mudah mendapat simpati orang lain, di samping
banyak mendapat pengetahuan dan pengalaman baru
Kemampuan bersosialisasi erat hubungannya dengan kualitas pembicaraan
yang dilakukan oleh seseorang. Percakapan yang tidak jelas dan tanpa arah akan
membuat orang lain bingung dan segera bosan dengan percakapan itu sendiri.
Pada satu pihak bahwa tujuan utama remaja adalah untuk menjadi pribadi yang
mandiri.
Remaja ingin diperlakukan seperti orang dewasa, serta berpikir untuk
dirinya sendiri dan perlu ada orang yang meyakinkannya karena remaja
178
Jurnal Sotiria
Vol. 4 No. 1 – Mei 2012
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kemampuan
Bersosialisasi Remaja di Kelurahan Kisaran Barat
kebanyakan kurang memiliki konfidensi (rasa yakin/pasti) berbagi suatu hal yang
diperlukan untuk bertanggung jawab sebagai akibat dari kemandirian tersebut.15
Kemampuan bersosialisasi sangat dipengaruhi faktor wawasan dan
pengetahuan. Wawasan dan pengetahuan menjadi media bicara yang baik dan
konstruktif. Pembicaraan dalam bersosialisasi mestinya mengandung prinsip
positif, mudah dimengerti, kata-kata yang tepat dan informatif.
Hal ini hanya dapat terjadi jika seorang komunikator atau remaja rajin
membaca dan senang dengan berbagai informasi. Wawasan dan pengetahuan yang
memadai akan mempermudah seseorang membangun arah pembicaraan dan tidak
salah pengertian mengenai topik pembicaraan yang dibahas. Melalui pengetahuan
yang mumpuni, maka komentar-komentar yang disampaikan akan berbobot dan
berisi.
Isi pembicaraan seseorang menunjukkan kualitas orang itu. Jagalah
bagaimana seseorang berkomunikasi. Bicaralah dengan jelas dan berkualitas. Tak
kalah pentingnya, di samping harus jelas dan berkualitas, juga tak menyinggung
perasaan orang lain. Banyak menyinggung perasaan orang lain bisa menimbulkan
permusuhan dan merusak pertemanan.
Kalaupun dalam berkomunikasi dengan orang lain ada perbedaan, jangan
diperuncing. Carilah persamaan-persamaan. Bagaimanapun setiap orang datang
dari latar belakang yang berbeda. Kemampuan menoleransi perbedaan adalah
kunci dalam bersosialisasi, selama perbedaan itu tidak menyangkut hal prinsip.
Sebaliknya, hubungan emosional akan semakin erat jika banyak persamaan. Jika
ingin mendapat perhatian orang lain, maka seseorang harus terlebih dahulu
memberikan perhatian pada orang lain.
Setiap pembicaraan pasti diikuti emosi sesuai situasi pembicaraan. Sangat
baik bagi seseorang untuk mampu menunjukkan kematangan emosi dalam
pembicaraan. Jika dalam pembicaraan ada suasana yang membangun emosi
kemarahan maka seorang remaja harus mampu menghadapi dengan kepala jernih,
bukan emosi. Kemarahan adalah bukti dari ketidakmampuan dalam
mengendalikan emosi. Jika seseorang mengawali dengan kemarahan maka akan
diakhiri dengan penyesalan. Ketidakmampuan dalam mengendalikan emosi bisa
melahirkan permusuhan dan ketidaksenangan orang lain. Jagalah emosi diri
sendiri maka orang lain akan menaruh hormat dan simpati.
Seseorang yang memiliki kemampuan bersosialisasi harus mampu bersikap
kasih dan hormat pada orangtua dan orang lain lain (Mrk 12:31). Orang yang
mampu memberi rasa hormat dan kasih terus-menerus tidak akan dikuasai oleh
egonnya sendiri. Mempertahankan ego dapat menimbulkan perselisihan atau
bentrokan. Oleh karena itu, kedepankanlah kebersamaan untuk kepentingan
15
Daniel Nuhamara, Pendidikan Agama Kristen (PAK) Remaja, (Bandung: Jurnal Info
Media, 2008), hal. 49.
179
Jurnal Sotiria
Vol. 4 No. 1 – Mei 2012
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kemampuan
Bersosialisasi Remaja di Kelurahan Kisaran Barat
bersama. Jika seseorang berada pada situasi belajar, bekerja demi kepentingan
dan kemajuan bersama, maka mutlak untuk saling mengasaihi dan menghormati.
Kemampuan bersosialisasi secara Kristiani tentu harus dibarengi oleh sikapsikap Kristiani pula (Mat 22:37-39). Para remaja Kristen yang tekun mempelajari
dan menerapkan keseluruhan sikap Kristiani dalam diri sendiri akan menikmati
kemampuan bersosialisasi yang baik.
Tahap kepercayaan sintetis-konvensional (usia 12-17 tahun), pada usia ini
remaja membentuk pandangan hidupnya melalui apa yang dipercayai oleh
keluarga sendiri, kearah pandangan dari luar. Selain keluarga, gereja menjadi
tempat untuk membina anak-anak remaja mengenal Tuhan, lingkungan juga
mempengaruhi sikap remaja bertumbuh dalam iman dan pertumbuhan psikologis
atau ke dalam kedewasaan.16
Seorang Kristen yang memiliki kemampuan bersosialisasi haruslah seorang
yang mampu menempatkan dirinya dalam lingkungan sosialnya dengan baik pula.
Ia dapat berperan dengan baik sebagai pendengar, pembicara, anak, siswa, teman
sebaya dan sebagainya. Memiliki kemampuan mengekspresikan kreativitas untuk
melepaskan diri dari kebiasaan buruk dan memikirkan tujuan bagian dasar proses,
karakter menjadi sangat penting untuk menjadi regulator dalam kehidupan
remaja.17
3. Remaja dan Perkembangannya
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Secara umum masa
remaja adalah individu yang sedang mengalami peralihan dari masa anak-anak
menuju masa dewasa dengan ditandai perkembangan yang sangat cepat dari aspek
fisik, psikis, dan sosial. Remaja dan pemuda diibaratkan sebagai batang muda
yang akan menentukan nasib dari negara itu sendiri karena remaja dan pemudalah
yang akan membangun bangsa ini.
Remaja adalah mereka yang berusia antara 12-21 tahun. Remaja akan
mengalami periode perkembangan fisik dan psikis menurut Suryabrata Sumadi
remaja dibagi sebagai berikut : a). Masa pra-pubertas (12-13 tahun). Masa ini
disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja. Pada
anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan anak laki-laki, pada
masa ini remaja mengalami kematangan organ seks tetapi belum berrfungsi secara
penuh.18
16
A. Supratiknya, Teori-teori Perkembangan Kepercayaan, (Yogyakarta: Kanisius, 1995),
hal. 30-32.
17
Jenny Gichara, Aku Bisa Menjadi yang Kumau, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2010),
hal. 68.
18
Elisabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009), hal.
209-11.
180
Jurnal Sotiria
Vol. 4 No. 1 – Mei 2012
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kemampuan
Bersosialisasi Remaja di Kelurahan Kisaran Barat
Pada masa ini, terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu
meningkatnya hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ seksual
serta organ-organ reproduksi remaja dan perkembangan intelektualitas yang
sangat pesat. Akibatnya, remaja-remaja ini cenderung bersikap suka mengkritik
dan mulai mengidolakan seseorang dan mengikuti gaya hidupnya, misalnya
mengikuti style idolanya baik dalam TV, novel dan lain-lain serta suka menentang
orang lain jika tidak sesuai dengan keinginannya. Pada saat ini adalah saat yang
kritis. Jika orangtua tidak mampu memenuhi kebutuhan psikisnya untuk
mengatasi konflik yang terjadi saat itu, remaja akan mencarinya dari orang lain.
Dampak dari perkembangan fisik ini (khusunya dari segi seksualitas) akan
berdampak paada hubungan “kasualitas” yang berjalan dari aspek fisik ke aspek
psikososial.19
Masa Pubertas (14-16 tahun). Masa ini disebut juga masa remaja awal,
dimana perkembangan fisik mereka begitu menonjol. Remaja sangat cemas akan
perkembangan fisiknya, sekaligus bangga bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia
memang bukan anak-anak lagi. Pada masa ini, emosi remaja menjadi sangat labil
akibat dari perkembangan hormon-hormon seksualnya yang begitu pesat.
Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini. Pada remaja pria
ditandai dengan datangnya mimpi basah yang pertama. Remaja akan merasa
bingung dan malu akan hal ini, sehingga orang tua harus mendampinginya serta
memberikan pengertian yang baik dan benar tentang seksualitas. Jika hal ini gagal
ditangani dengan baik, perkembangan psikis mereka khususnya dalam hal
pengenalan diri atau gender dan seksualitasnya akan terganggu. Kasus-kasus gay
dan lesbi banyak diawali dengan gagalnya perkembangan remaja pada tahap ini.
Masa akhir pubertas (17-18 tahun). Pada masa ini, remaja yang mampu
melewati masa sebelumnya dengan baik, akan dapat menerima kodratnya, baik
sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga bangga karena tubuh mereka
dianggap menentukan harga diri mereka. Masa ini berlangsung sangat singkat.
Pada remaja putri, masa ini berlangsung lebih singkat daripada remaja pria,
sehingga proses kedewasaan remaja putri lebih cepat dicapai dibandingkan remaja
pria. Umur kematangan fisik dan seksualitas mereka sudah tercapai sepenuhnya.
Namun kematangan psikologis belum tercapai sepenuhnya.
Periode remaja Adolesen. Pada periode ini umumnya remaja sudah
mencapai kematangan yang sempurna, baik segi fisik, emosi, maupun psikisnya.
Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang abstrak dan mulai
memperjuangkan suatu idealisme yang didapat dari pikiran mereka. Mereka mulai
menyadari bahwa mengkritik itu lebih mudah daripada menjalaninya. Sikapnya
terhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya, minatnya, bakatnya,
dan sebagainya. Arah kehidupannya serta sifat-sifat yang menonjol akan terlihat
19
F.J. Monks, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1998),
hal. 265.
181
Jurnal Sotiria
Vol. 4 No. 1 – Mei 2012
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kemampuan
Bersosialisasi Remaja di Kelurahan Kisaran Barat
jelas pada fase ini. Masalah sosial yang dikategorikan dalam perilaku
menyimpang diantaranya adalah kenakalan remaja dapat dilakukan melalui dua
pendekatan yaitu pendekatan individual dan pendekatan sistem.
Dalam pendekatan individual, individu sebagai satuan pengamatan
sekaligus sumber masalah. Untuk pendekatan sistem, individu sebagai satuan
pengamatan sedangkan sistem sebagai sumber masalah. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan diperoleh hasil bahwa ternyata ada hubungan negatif antara
kenakalan remaja dengan keberfungsian keluarga. Artinya semakin meningkatnya
keberfungsian sosial sebuah keluarga dalam melaksanakan tugas kehidupan,
peranan dan fungsinya maka akan semakin rendah tingkat kenakalan anakanaknya atau kualitas kenakalannya semakin rendah. Di samping itu penggunaan
waktu luang yang tidak terarah merupakan sebab yang sangat dominan bagi
remaja untuk melakukan perilaku menyimpang.
Remaja adalah masa pembentukan, ketaatan anak mengikuti ibadah dan
ajaran di gereja berkembang karena nasehat dan teladan orangtua. Ketika
anak memasuki remaja, pikiran mulai lebih terbuka dan kritis, mulai timbul
pertanyaan mengenai iman dan kerohanian di hatinya bertumbuh di mana remaja
mulai mampu bernalar secara ilmiah dan hipotesa guna mendapatkan jawaban
yang sesungguhnya.20
Pada masa perkembangan remaja tersebut, banyak mengalami perubahan
dan ingin menemukan jati diri dari pada “identitas”. Identitas berhubungan
dengan tahap perkembangan hidup seseorang dalam mendapatkan perasaan harga
diri, tentang siapa dirinya, seperti apa dirinya dan tentang sifatnya. Identitas
merupakan tahap sentral selama masa remaja, dengan beberapa alasan: Pertama,
remaja merupakan waktu genting bagi perkembangan kognitif. Pada masa itu
pemikiran operasional memupuk kemampuan berefleksi dan berabstraksi. Kedua,
refleksi kognitif ini memungkinkan remaja menyimak sejarah hidup mereka
sendiri lebih langsung yang bukan hanya masa lalu yang dapat direfleksikan tetapi
juga tantangan masa depan yang harus dihadapi dan ditanggapi. Akhirnya remaja
menemukan banyak gagasan baru dan menyadari masalah-masalah, dan
kompleksitasnya. Remaja mulai menghadapi masalah dan persoalan menyusun
pemikiran menjadi sebuah sistem berpikir yang lebih utuh dan memberi arti
pribadi. Ketiga, remaja mengalami kompleksitas yang semakin besar dalam
dirinya.21
4. Peran Pendidikan Agama Kristen
Robert Browning memberikan pendapat bahwa upaya PAK remaja sebagai
suatu upaya untuk menolong remaja ”menjelajahi seluruh medan hubunganhubungan”, selaku remaja yang kadang mencari identitas diri banyak mengalami
20
B.S.Sidjabat, Membesarkan Anak Dengan Kreatif, (Yogyakarta: Andi, 2008), hal 220-
21
Charles M. Shelton SJ, Spiritualitas Kaum Muda, (Yogyakarta: Kanisius, 1987), hal. 66-
227.
67.
182
Jurnal Sotiria
Vol. 4 No. 1 – Mei 2012
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kemampuan
Bersosialisasi Remaja di Kelurahan Kisaran Barat
hal-hal yang negatif. Pentingnya “dalam terang Injil” untuk menemukan
kepribadian yang tepat, dan menerima tanggungjawab bagi makna dan nilai yang
menjadi jelas bagi remaja ketika mengidentifikasikan diri sendiri dengan tujuan
dan misi gereja dalam dunia.22
Pendidikan Agama Kristen mempunyai peran dalam menentukan tingkat
peradaban manusia. Peradaban manusia akan tergambar dari kualitas manusia itu
sendiri. Pendidikan tidak dapat dipandang sebelah mata dan harus terus menerus
ditingkatkan, dikembangakan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan
mampu bersaing, memiliki budi pekerti luhur dan moral yang baik.
Tujuan Pendidikan Agama Kristen yang diharapkan adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, memiliki kepribadian yang baik, mandiri, bartanggungjawab terhadap
tindakan ditengah masyarakat. Dengan adanya perilaku remaja seperti yang
dipaparkan di atas, maka pendidikan agama juga mempunyai peran dalam
membentuk karakter remaja Kristen. PAK remaja seharusnya sama dengan tujuan
total gereja, mengasuh para remaja dan dalam membentuk kelompok belajar
remaja Kristen di gereja sehingga dapat mempelajari, mendengar Injil dan
mengalami maknanya, menyadari kasih Allah dalam hidup remaja dan
meresponnya dalam iman dan kasih.23
Secara khusus, Pendidikan Agama Kristen dilakukan untuk memberikan
pemahaman dan pengetahuan iman untuk membentuk sikap, kepribadian,
keterampilan dalam mengamalkan nilai-nilai Kristen dalam kehidupannya.24
Kendatipun iman merupakan jawaban manusia kepada Allah yang mewahyukan
diri kepada manusia; namun sesungguhnya iman adalah satu anugerah dari Allah
kepada manusia, pentingnya manusia berjuang untuk menghayati ketaatan iman.
Namun iman sendiri pertama-tama dan terutama merupakan anugerah dari Allah.
Bersama-sama dengan harapan dan cinta, iman adalah keutamaan ilahi yang
merupakan anugerah Allah kepada umat manusia.
St. Thomas Aquinas mengatakan, iman adalah satu kegiatan akal budi yang
menerima kebenaran ilahi atas perintah kehendak yang digerakkan oleh Allah
dengan perantara rahmat. Rahmat Allah itu memberikan kepastian melalui cahaya
ilahi.25 Kepastian melalui cahaya ilahi itu lebih besar dari pada kepastian melalui
cahaya akal budi alamiah manusia itu sendiri, dalam iman akal budi dan kehendak
Robert L. Browning, The Chrurch’s Youth Ministry, Marvin J. Taylor, penyunting, An
Introduction to Christian Education, (New York: Abingdon Press, 1996), hal 181
23
Ibid., 182
24
http://www.google.co.id. Sosialisasi Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Kristen
25
Aloys Budi Purnomo, Sumbangan James W. Fowler Bagi Pendidikan Iman, (Yogyakarta:
Yayasan Pustaka Nusantara, 2001), hal 22-23
22
183
Jurnal Sotiria
Vol. 4 No. 1 – Mei 2012
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kemampuan
Bersosialisasi Remaja di Kelurahan Kisaran Barat
manusia bekerjasama dengan rahmat ilahi atas dasar kenyataan itulah, maka
diperlukan suatu pendidikan iman bagi umat Tuhan.
Dari perhatian penulis perlunya remaja dituntun dan bimbingan agar sampai
pada ketaatan iman sejati, sehinggga pertumbuhan remaja nantinya akan
mengalami kebahagiaan berkat iman terhadap Tuhan Yesus Kristus. Proses
menuntun dan membimbing itulah yang disebut dengan proses pendidikan iman
bagi umat Tuhan umumnya dan remaja pada khusunya.
5. Hasil Penelitian
Tempat penelitian diadakan di Kelurahan Kisaran Barat yang terletak di
Kecamatan Kota Kisaran Barat. Pada saat ini jumlah populasi adalah 100 orang.
Populasi penelitian ini terdiri dari dua kelompok remaja yaitu kelompok yang
memanfaatkan facebook sebanyak 60 orang dan yang tidak memanfaatkan 40
orang kategori remaja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah remaja yang
berusia 13 sampai dengan 21 tahun beragama Kristen yang berdomisili di
Kelurahan Kisaran Barat.
Dalam mencari jumlah sample penelitian ditetapkan taraf kesalahan 5%.
Ketentuan dalam menentukan jumlah sampel digunakan Nomogram Herry King.
Berdasarkan nomogram Herry King, maka jumlah sampel penelitian ini adalah
sebanyak 70 orang.26
Variabel X adalah Pemanfaatan Teknologi Informasi (Facebook) dan
variabel Y adalah Kemampuan Bersosialisasi Remaja di Kelurahan Kisaran Barat.
Variabel yang akan diuji ada dua variabel. Variabel pertama adalah
pemanfataan teknologi informasi facebook dan variabel kedua adalah kemampuan
bersosialisasi remaja di Kelurahan Kisaran Barat. Hubungan kedua variabel
adalah kausal atau sebab akibat. Peneliti akan men-survey bagaimana pengaruh
variabel pertama atau pemanfaatan teknologi informasi facebook terhadap
variabel kedua atau kemampuan bersosialisasi.
Langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam mengumpulkan data
adalah dengan turun langsung dengan mengedarkan kuesioner kepada responden
penelitian. Mengingat jumlah responden yang banyak dan terbatasnya waktu
peneliti, maka peneliti akan menggunakan enumerator-enumerator dengan cara
melatihnya terlebih dahulu sehingga dapat membantu responden dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan melalui penjelasan-penjelasan dan sekaligus membantu
peneliti.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kepustakaan
dan data lapangan. Data kepustakaan atau data kajian adalah data yang diperoleh
atau dikaji secara langsung dari buku-buku primer seperti Alkitab dan literatir
lainnya berhubungan dengan masalah penelitian. Dan penelitian ini juga
menggunakan angket tertutup dengan opsi 4 yaitu: A= skor 4, B= skor 3, C= skor
2, D= skor 1.
26
Ibid, hal. 70-71.
184
Jurnal Sotiria
Vol. 4 No. 1 – Mei 2012
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kemampuan
Bersosialisasi Remaja di Kelurahan Kisaran Barat
Sedangkan data lapangan adalah data yang diperoleh dari responden
penelitian yakni sampel penelitian. Data tersebut dimaksudkan untuk menguji
variabel penelitian pengaruh pemanfaatan teknologi informasi facebook terhadap
kemampuan bersosialisasi remaja se-Kelurahan Kisaran Barat. Data dari
responden tersebut akan digali dengan menggunakan Instrument kuisioner. Untuk
itu penulis membuat kisi-kisi instrumen seperti tabel berikut:
Tabel 1. Variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi Facebook
Variabel
X
Pemanfaatan
Teknologi
Media
Informasi
Facebook
Sub Variabel
1.Hakekat
Penggunaan
facebook
2.Pemanfaatan
teknologi media
informasi
Facebook
3.Tujuan teknologi
media informasi
facebook
4.Dampak
penggunaan
teknologi media
informasi
facebook
5.Intensitas
penggunaan
teknologi media
informasi
facebook
Indikator
Remaja dapat
menggunakan secara
benar/bertanggungjawab
teknologi informasi media
facebook
Remaja memiliki etika saat
menggunakan teknologi
media informasi facebook
Butir
Bobot
1,2,3,4
1,2,3,4
Remaja dapat
menyebutkan tujuan
pemanfaatan tekhnolohgi
media informasi facebook
Remaja dapat
menyebutkan dampak
penggunaan teknologi
informasi facebook
1,2,3,4
Remaja menyebutkan
tingkat penggunaan
teknologi media informasi
facebook
1,2,3,4
1,2,3,4
Tabel 2. Variabel Kemampuan Bersosialisasi Remaja di Kisaran Barat
Variabel Y
Kemampuan
Bersosialisasi
Remaja
Kristen
Sub variabel
Pengertian
kemampuan
bersosialisasi
Kemampuan
membangun
pertemanan
Kemampuan
berhubungan dengan
teman sebaya di
lingkungan
sosialnya
Kemampuan
indikator
Remaja dapat menyebutkan
pemahamannya tentang
bersosialisasi
Remaja dapat menyebutkan
sejauh mana ia mampu
membangun pertemanan
Remaja menyebutkan
sejauh mana ia mampu
berhubungan sosial dengan
teman sebaya di
lingkungannya
Remaja menyebutkan
185
butir
Bobot
1,2,3,4
1,2,3,4
1,2,3,4
1,2,3,4
Jurnal Sotiria
Vol. 4 No. 1 – Mei 2012
berhubungan sosial
dalam keluarga
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kemampuan
Bersosialisasi Remaja di Kelurahan Kisaran Barat
sejauh mana ia mampu
berhubungan sosial dengan
keluarga
Dari data yang diperoleh peneliti dari hasil pembagian angket di lapangan
tentang Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Facebook Terhadap
Kemampuan Bersosialisasi Remaja di Kelurahan Kisaran Barat. Maka diperoleh
data seperti pada tabel berikut:
186
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kemampuan
Bersosialisasi Remaja di Kelurahan Kisaran Barat
Jurnal Sotiria
Vol. 4 No. 1 – Mei 2012
Tabel 3. Data Penelitian Variabel X dan Y
Subjek
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
X
49
57
63
57
50
49
63
63
53
56
63
63
65
66
63
70
63
64
70
65
Y
57
68
67
63
62
53
71
72
62
64
65
72
72
73
64
74
72
72
76
66
Subjek
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
X
57
52
51
58
55
65
58
55
58
69
57
57
57
64
69
76
71
74
69
75
Y
59
63
55
64
59
74
63
62
60
74
60
63
63
71
72
78
74
78
72
76
Subjek
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
187
X
58
63
60
64
63
69
74
70
63
63
68
64
67
57
63
67
54
57
57
58
Y
62
64
72
72
72
72
71
74
66
68
75
69
66
63
69
68
59
64
60
69
Subjek
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
X
53
58
58
57
57
57
64
59
63
61
68
62
59
58
52
57
57
58
51
57
4884
Y
63
68
69
64
63
63
69
63
63
64
73
72
69
72
59
63
62
68
64
68
5360
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kemampuan
Bersosialisasi Remaja di Kelurahan Kisaran Barat
Jurnal Sotiria
Vol. 4 No. 1 – Mei 2012
M = 63
M = 66
Dalam tabel di atas dapat dilihat bahwa skor tertinggi untuk variabel X=76
dan skor terendah variabel X=49. Dan skor tertinggi variabel Y=78 dan yang
terendah variabel Y=53.
Hasil Analisis Item Instrumen Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Kemampuan Bersosialisasi
Pemanfaataan Teknologi Informasi facebook
No Butir
Koefisien
Harga
Keterangan
Instrumen
Korelasi
Kritis
1
0,83
0,286
Valid
2
0,80
0,286
Valid
3
0,74
0,286
Valid
4
0,73
0,286
Valid
5
0,90
0,286
Valid
6
0,56
0,286
Valid
7
0,66
0,286
Valid
8
0,67
0,286
Valid
9
0,76
0,286
Valid
10
0,91
0,286
Valid
11
0,92
0,286
Valid
12
0,83
0,286
Valid
13
0,88
0,286
Valid
14
0,69
0,286
Valid
15
0,49
0,286
Valid
16
0,73
0,286
Valid
17
0,87
0,286
Valid
18
0,58
0,286
Valid
19
0,68
0,286
Valid
20
0,84
0,286
Valid
No butir
Instrumen
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Kemampuan bersosialisasi
Koefisien
Harga
Keterangan
korelasi
kritis
0,53
0,286
Valid
0,65
0,286
Valid
0,95
0,286
Valid
0,80
0,286
Valid
0,84
0,286
Valid
0,76
0,286
Valid
0,77
0,286
Valid
0,86
0,286
Valid
0,68
0,286
Valid
0,55
0,286
Valid
0,76
0,286
Valid
0,65
0,286
Valid
0,87
0,286
Valid
0,79
0,286
Valid
0,90
0,286
Valid
0,91
0,286
Valid
0,84
0,286
Valid
0,68
0,286
Valid
0,69
0,286
Valid
0,70
0,286
Valid
Berdasarkan tabel hasil analisis di atas terbukti bahwa instrumen kedua
variabel butir item.
Karena kedua variabel penelitian berdistribusi normal, maka rumus yang
digunakan untuk menguji hipotesis adalah rumus korelasi parametrik sebagai
berikut:
NXY  (X (Y )
rxy 
2
2
N .X 2  X  N .Y 2  Y 

rxy 


80.361423  (4880)(5360)
80.327607

 4880 80.301521  (5360)2
2
2757040
50872835475200
2757040
rxy 
7132519,574
rxy 
rxy  0,386
188
Jurnal Sotiria
Vol. 4 No. 1 – Mei 2012
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kemampuan
Bersosialisasi Remaja di Kelurahan Kisaran Barat
Dalam hal ini berlaku ketentuan, jika r hitung > r tabel maka terdapat hubungan
positif antara variabel X dengan variabel Y. Berdasarkan taraf kesalahan 5% dan n
= 80 diperoleh r tabel = 0,22 sedangkan para taraf kesalahan 1% nilai rtabel=
0,286.
Dengan demikian, maka r hitung lebih besar dari r tabel atau 0,386 > 0,220
dan 0,286, sehingga disimpulkan bahwa antara varibel Pemanfaatan Teknologi
Informasi facebook dengan kemampuan bersosialisasi di kalangan remaja di
kelurahan Kisaran barat ada korelasi positif. Koefisien determinasinya atau r² =
0,386² = 0,331. Hal ini berarti kemampuan bersosialisasi 33,1% ditentukan oleh
pemanfaatan teknologi media informasi facebook melalui persamaan regresi Y =
5,6 + 0,175X. Sedangkan sebesar 66,9% ditentukan oleh faktor-faktor lain.
III. Kesimpulan
Salah satu kebutuhan terbesar para remaja adalah kebutuhan bersosialisasi.
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan diterima dan kemampuan menerima orang lain
dalam lingkungan pergaulan sosial, terutama teman sebaya.
Dengan demikian, salah satu indikator perkembangan mental dan sosial para
remaja adalah tumbuhnya kesadaran diri yang mencuat untuk mengembangkan
kemampuan bersosialisasi.
Lingkungan sosial yang positif bagi remaja akan memberi dampak
perkembangan mental dan sosial yang positif juga. Sehingga orangtua, gereja dan
pendidik perlu melakukan pengendalian lingkugan bagi para remaja untuk
memastikan lingkungan yang baik baginya.
faktor penting dalam kehidupan remaja dalam berinteraksi dengan orang
lain adalah teknologi informasi facebook. Pesatnya perkembangan teknologi
informasi facebook ini, telah mengubah pola sosial dan tatanan-tatanan sosial
lama di lingkungan para remaja. Perubahan ini ditandai dengan berubahnya pola
interaksi, gaya hidup, perilaku, cara pandang, cara hidup dan orientasi sosial para
remaja.
Perubahan sosial sebagai dampak dari revolusi teknologi informasi facebook
dapat dilihat dengan bagaimana teknologi ini mempengaruhi pikiran dan perilaku
manusia.
Perspektif ini menjelaskan bahwa teknologi media informasi facebook
merupakan kekuatan pendorong mempengaruhi perubahan dari satu keadaan
sosial ke keadaan sosial yang lain dimana ide, ideologi atau nilai akan
mempengaruhi pola atau tatanan sosial dalam berinteraksi atau bersosialisasi.
Referensi
Alwi, Hasan dan Tim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
2007.
Anang, Y.B, Seven Simple Steps, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2010.
189
Jurnal Sotiria
Vol. 4 No. 1 – Mei 2012
Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kemampuan
Bersosialisasi Remaja di Kelurahan Kisaran Barat
Browning, Robert L., The Chrurch’s Youth Ministry, Marvin J. Taylor,
penyunting, An Introduction to Christian Education, New York: Abingdon
Press, 1996.
Gichara, Jenny, Aku Bisa Menjadi yang Kumau, Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2010.
Gunadi, Paul, Televisis, Video Game dan Anak, Malang: LITERATUR SAAT,
2010.
Hurlock, Elisabeth B., Psikologi Perkembangan, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009.
Monks, F.J., Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 1998.
Nuhamara, Daniel, Pendidikan Agama Kristen (PAK) Remaja, Bandung: Jurnal
Info Media, 2008.
Purnomo, Aloys Budi, Sumbangan James W. Fowler Bagi Pendidikan Iman,
Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara, 2001.
Shelton, Charles M., Spiritualitas Kaum Muda, Yogyakarta: Kanisius, 1987.
Sidjabat, B.S., Membesarkan Anak Dengan Kreatif, Yogyakarta: Penerbit Andi,
2008.
Soetarman SP, Fundamentalisme, Agama-agama dan Teknologi, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1996.
Sumarjan, Selo, Perubahan Sosial, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press,
1984.
Supratiknya, A., Teori-teori Perkembangan Kepercayaan, Yogyakarta: Kanisius,
1995.
Wemeier, Sally, Oxford Advanced Learner’s Dictionary, New York: Oxford
University Press, 2010.
INTERNET:
http://id.shvoong.com/internet-and-technologi - didownload 8 Mei 2012.
http://Kamarchegg.wordpress.com - di download 8 Mei 2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Facebook di download pada 12 April 2012.
http://vidi1702.blogspot.com/2011/11/sosialisasi-diri-remaja-dan-efeknya.html di
download pada tanggal 12 April 2014.
http://ririswidiawanty.blogspot.com/2010/11/sosialisasi-remaja-dalampergaulan.html di download pada tanggal 12 April 2014.
190
Download