PP Nomor 6 Tahun 2007 tentang

advertisement
TINDAK LANJUT
PP Nomor 6 Tahun 2007
tentang
TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN,
SERTA PEMANFAATAN HUTAN
Pasal 99
KEMITRAAN
Paragraf 4
Kemitraan
Pasal 99
(1) Pemberdayaan masyarakat setempat dapat dilaksanakan melalui kemitraan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 84 huruf c, dalam hal :
a. kawasan hutan yang bersangkutan telah diberikan izin pemanfaatan hutan; atau
b. kawasan hutan yang bersangkutan telah diberikan hak pengelolaan hutan kepada badan usaha milik
negara (BUMN) bidang kehutanan.
(2) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai kewenangannya, wajib memfasilitasi terbentuknya kemitraan
antara masyarakat setempat dengan pemegang izin usaha pemanfaatan hutan atau pemegang hak
pengelolaan hutan.
(3) Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan kesepakatan antara pemegang izin
pemanfaatan hutan atau pemegang hak pengelolaan dengan masyarakat setempat.
(4) Pemberdayaan masyarakat setempat melalui kemitraan tidak mengubah kewenangan dari pemegang izin
pemanfaatan hutan atau pemegang hak pengelolaan kepada masyarakat setempat.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberdayaan masyarakat setempat melalui kemitraan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan Menteri.
PENJELASAN
Pasal 99
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “ kemitraan " adalah kerjasama antara masyarakat setempat dan pemegang izin
pemanfaatan hutan atau pemegang hak pengelolaan hutan, dengan prinsip kesetaraan dan saling
menguntungkan.
Ayat (2)
Termasuk dalam pemberian fasilitasi, antara lain, adalah membantu menyelesaikan konflik dan membentuk
kemitraan
Pasal 84
Pemberdayaan masyarakat setempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (1)
dapat dilakukan melalui :
a. hutan desa;
b. hutan kemasyarakatan; atau
c. kemitraan.
DEFINISI –DEFINISI
PM
PP 6 /2007 ps 83 (1)
Untuk mendapatkan manfaat sumber daya hutan secara optimal dan adil, dilakukan pemberdayaan
masyarakatsetempat, melalui pengembangan kapasitas dan pemberian akses dalam rangka
peningkatan kesejahteraannya.
Permenhut P.37/2001 ps 1 (2)
Pemberdayaan Masyarakat setempat adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian
masyarakat setempat untuk mendapatkan manfaat sumberdaya hutan secara optimal dan adil melalui
pengembangan kapasitas dan pemberian akses dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat
setempat.
FASILITASI
Permenhut P49/2008 ttg HD ps .1 (11)
Fasilitasi adalah upaya penyediaan kemudahan dalam memberikan hak pengelolaan hutan desa
dengan cara pengembangan kelembagaan, pengembangan usaha, bimbingan teknologi,
pendidikan dan latihan, serta akses terhadap pasar.
Permenhut P37 /2007 ttg HKm
ps. 1 (9)
Fasilitasi adalah upaya penyediaan kemudahan dalam memberdayakan masyarakat setempat dengan cara
pemberian status legalitas, pengembangan kelembagaan, pengembangan usaha, bimbingan teknologi,
pendidikan dan latihan, akses terhadap pasar, serta pembinaan dan pengendalian.
“ Suasana kejiwaan “ pada penerbitan PP 6/2007 adalah :
belum ada sesuatu hak / akses nyata bagi masyarakat setempat atas
pengelolaan kawasan hutan, itu sebabnya kemitraan diatur atas dasar
pemberian akses masyarakat atas kawasan hutan yang telah diberikan
kepada pihak lain /dunia usaha sebagaimana diatur oleh Pasal 99 (1)
PRINSIP KEMITRAAN
Setara
Saling menguntungkan
MASYARAKAT
SETEMPAT
kerjasama
( KEMITRAAN )
PEMEGANG IPH /
PEMEGANG HPH
- IUPHHK - HA
- IUPHHK - HT
- BUMN / BUMS
komunitas sosial dengan kesamaan
mata pencaharian yang bergantung
pada hutan dan aktivitasnya dapat
berpengaruh terhadap ekosistem
hutan.
KRITERIA:
- Kelompok masyarakat
- Bermukim setempat
(didalam dan sekitar hutan)
- Pemilik Hak Pengelolaan Hutan
- Bukan Pemilik HPH
Menteri, Gubernur, atau
Bupati / Walikota,
memfasilitasi
-
pengembangan kelembagaan,
pengembangan usaha,
bimbingan teknologi,
pendidikan dan latihan, serta
akses terhadap pasar.
pemberian status legalitas,
pembinaan dan pengendalian.
KRITERIA :
-
PEMEGANG HAK KELOLA HUTAN
PERMODALAN
KEMAMPUAN TEKNIS / EXPERTISE
AKSES PASAR
STUDI POLA KEMITRAAN
REKOMENDASI :
1. Kebijakan , dalam bentuk NSPK dan peran Pemerintah / Pemerintah DaERAH
2. Kelembagaan, Kelembagaan Pola Kemitraan yang dibangun dengan prinsip-prinsip :
a. Pembagian peran yang jelas
b. Berbagi hasil dan manfaat
3. Sumber Daya Manusia , barkaitan dengan penguasaan dan pemahaman konsep, mekanisme dan
prosedur
RUMUSAN LOKAKARYA REGIONAL ( Palembang, 22-23 Juli 2008 )
PRINSIP- PRINSIP KEMITRAAN :
1. Sukarela
2. Kesepakatan
3. Kesetaraan
4. Lokal spesifik / menghargai nilai-nilai lokal
5. Transparansi & komunikasi
6. Kepercayaan
7. Berbagi sumber daya
8. Saling menguntungkan
9. akuntabilitas
RUMUSAN LOKAKARYA REGIONAL ( Palembang, 22-23 Juli 2008 )
PRINSIP- PRINSIP KEMITRAAN :
1. Sukarela
2. Kesepakatan
3. Kesetaraan
4. Lokal spesifik / menghargai nilai-nilai lokal
5. Transparansi & komunikasi
6. Kepercayaan
7. Berbagi sumber daya
8. Saling menguntungkan
9. Akuntabilitas
PARAPIHAK
1. Masyarakat
2. Perusahaan IUPHHK HA/HT
3. Pemerintah (Daerah)
4. Komunitas Adat
5. Pihak Independen
DEFINISI KEMITRAAN :
1. Melibatkan berbagai pihak-pihak terkait
2. Ada titik temu (kesepakatan) dari berbagai kepentingan dan tujuan yang berbeda dari
berbagai pihak yang bermitra (kemitraan) secara sukarela dan setara
3. Kerjasama yang saling menguntungkan dengan prinsi berbagi sumber daya
ISU STRATEGIS :
KELEMBAGAAN : yurisdiksi - aturan main – organisasi
MODEL-MODEL KEMITRAAN dan inisiator ( BUMN – BUMS)
KERANGKA :
N
I.
II.
III.
IV.
Ketentuan Umum
Maksud, Tujuan, dan Ruang Lingkup
PRINSIP – PRINSIP KEMITRAAN
Pola Kemitraan
1.
S
K
V.
P
VI.
VII.
Fasilitasi
IUPHHK- HA/HT (BUMS/BUMN) dengan Masyarakat Pemilik Hak
Pengelolaan Hutan
2.
IUPHHK – HA/HT (BUMS/BUMN) dengan Masyarakat bukan Pemilik Hak
Pengelolaan Hutan
3.
IUPHHK – HA/HT (BUMS/BUMN) dengan Masyarakat Pemilik Lahan Hak
Kelembagaan Kemitraan
1.
Kelembagaan Masyarakat
a.
Perorangan
b.
Kelompok Tani Hutan
c.
Kelompok Masyarakat (HKm)
d.
Lembaga Desa (HD)
2. Kelembagaan Mitra Usaha
a.
BUMN
b.
BUMS
3. Kelembagaan Pendampingan
Persyaratan dan Tata Cara
1.
Pemegang IUPHHK – HA/HT ………
2.
BUMN atau BUMS ……………………
3.
Pengikatan perjanjian dengan syarat dan ketentuan yang diberlakukan
4.
Birokrasi proses pengikatan perjanjian Kemitraan.
Hak dan Kewajiban
Pengaturan Hak dan Kewajiban yang memenuhi kesetaraan dan saling
menguntungkan
VIII. Pembinaan dan Pengendalian
GUBERNUR / BUPATI / WALIKOTA, melaksanakan
-
IX.
pengembangan kelembagaan,
pengembangan usaha,
bimbingan teknologi,
pendidikan dan latihan, serta
akses terhadap pasar.
pemberian status legalitas
pembinaan dan pengendalian.
Ketentuan Penutup
Download