Atase Perdagangan dan ITPC Ujung Tombak Peningkatan Ekspor

advertisement
SIARAN PERS
Pusat Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Rapat Kerja Kementerian Perdagangan
Rachmat Gobel: Atase Perdagangan dan ITPC Ujung Tombak Peningkatan Ekspor
Jakarta, 26 Januari 2015 - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menegaskan pejabat perwakilan
perdagangan di luar negeri akan menjadi ujung tombak peningkatan ekspor nasional. Kemendag RI
menargetkan terjadi peningkatan ekspor hingga 300% selama lima tahun hingga 2019.
"Para pejabat perwakilan perdagangan di luar negeri seperti Atase Perdagangan dan Indonesia Trade
Promotion Centre (ITPC) harus berperan aktif dan inovatif untuk meningkatkan ekspor di negara
akreditasinya masing-masing. Mereka harus mampu mengkoordinasikan peningkatan ekspor bersama
para pemangku kepentingan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri," tegas Mendag Rachmat
Gobel dalam pra-Rapat Kerja Kementerian Perdagangan, di Gedung Kemendag, Senin (26/1) hari ini.
Sejumlah pejabat perwakilan perdagangan di luar negeri seperti Atase Perdagangan yang tersebar di 24
negara, ITPC di 19 kota di dunia, Konsul Perdagangan di Hong Kong, maupun Kantor Dagang dan
Ekonomi Indonesia di Taiwan, serta dinas-dinas perdagangan provinsi dan kabupaten/kota hadir dalam
forum ini. Mereka diberi kewajiban menciptakan strategi peningkatan akses pasar di luar negeri untuk
mencapai target ekspor. Hal ini tentu perlu didukung oleh sisi produksi di dalam negeri.
Saat ini, menurut Mendag, struktur ekspor Indonesia masih didominasi oleh produk primer yaitu
mencapai 63% sedangkan produk manufaktur hanya 37%. "Jadi, kita harus mampu mengubah struktur
ekspor tersebut menjadi produk manufaktur 65% dan produk primer 35%," tandas Mendag.
Total ada 60 produk yang sedang disiapkan untuk mendukung perubahan struktur ekspor yaitu produk
jasa, produk kreatif, produk kulit, elektronik, dan lain-lain. Selain itu, Kemendag juga tetap
mengembangkan produk ekspor dengan branding nasional (misalnya SIR 20, rendang, sate, soto, pecel,
pempek, batik, dodol garut, musik dangdut, angklung) atau indikasi geografi (java coffee, salak pondoh,
manggis, domba garut, pinneaple wine, ginger wine, tuak).
Mendag meminta semua lini bekerja sama, bersinergi saling mendukung. "Ini harus didukung oleh
semua pemangku kepentingan baik instansi pembina produk maupun para pelaku usaha," jelasnya.
Forum ini juga digunakan untuk mengidentifikasi produk-produk apa yang laku dijual di pasar ekspor dan
daerah mana produsennya sehingga sisi permintaan dan sisi suplai dapat terkoneksi dengan baik. Selain
itu, dilakukan sinkronisasi program antara pemerintah pusat, perwakilan perdagangan di luar negeri,
dan dengan dinas-dinas yang membidangi perdagangan di daerah di seluruh Indonesia.
"Sinkronisasi antara potensi pasar ekspor di luar negeri dengan sisi suplai dari setiap daerah di seluruh
Indonesia tentunya harus bekerja sama dengan para pelaku usaha. Setiap peluang pasar yang ada harus
bisa dimanfaatkan oleh Indonesia dengan maksimal," tutur Mendag.
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi:
Ani Mulyati
Kepala Pusat Humas
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
Email: [email protected]
Tulus Budhianto
Kepala Biro Perencanaan
Sekretariat Jenderal
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-23528441/021-23528451
Email: [email protected]
Download