Karst Maros, Rumah bagi Hewan Endemik Langka

advertisement
Karst Maros, Rumah bagi Hewan Endemik Langka
Kamis, 07 November 2013 18:00
Hutan karst di Desa Ramang-Ramang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. (Harris
Rinaldi/Fotokita.net).
Siapa yang tidak kenal karst Maros, yang membentang di Kabupaten Maros, Pangkep, dan
sebagian di Kabupaten Barru? Kawasan karst ini terkenal dengan "tower karst"-nya, berupa
tebing yang menantang dan bukit nan menjulang.
Karst yang di dalamnya mengalir sungai-sungai bawah tanah sepanjang puluhan kilometer ini
menjadi tempat bergantung bagi banyak orang. Di kaki-kaki tebing, banyak muncul mata air
yang digunakan sebagi sumber air bersih, air yang tidak pernah kering meskipun kemarau
datang.
Karst Maros tidak hanya tentang pemandangan dan bentang alam dengan gua-guanya yang
spektakuler, tetapi juga tentang tempat hidup berbagai jenis hewan, khususnya hewan-hewan
gua yang tidak banyak dikenal orang.
Banyak spesies baru
Gua-gua yang ada di Karst Maros merupakan rumah bagi berbagai jenis hewan. Beberapa
hewan yang ditemukan kebanyakan hewan yang belum dikenal sebelumnya bagi ilmu
pengetahuan.
Dalam suatu penelusuran di salah satu gua di Kabupaten Barru, sekitar 10 meter dari mulut gua
terdapat semacam kolam yang tergenang. Di salah satu sudut lorong gua, tampak dua ekor
kepiting berwarna putih kecokelatan sedang berdiam di tepi kolam yang berlumpur. Dengan
perlahan, saya coba mendekat untuk menangkap kepiting yang tampak tidak terganggu oleh
kehadiran saya.
Dengan cepat, saya ulurkan tangan untuk menangkap kepiting yang terdekat, berhasil. Satu
ekor saya masukkan ke dalam plastik yang berisi air. Di bagian agak dalam, satu ekor lagi
1/3
Karst Maros, Rumah bagi Hewan Endemik Langka
Kamis, 07 November 2013 18:00
bersiap untuk berlari. Namun terlambat, gerakan tangan saya dengan cepat menangkapnya.
Saya coba cari di sudut lorong gua yang lain, namun tak tampak seekor pun meskipun sudah
saya coba lihat celah-celah sempit di tepi kolam.
Itulah kepiting Karstarma micropththalmus, yang merupakan spesies baru yang pertama kali
dikenal dari gua di sekitar Karst Maros, Gua Marapettang, Barru. Kepiting yang pertama kali
dikenalkan dalam marga Sesarmoides ini adalah salah satu spesies baru yang ditemukan di
gua-gua di karst Maros.
Sebelumnya, pada 1980-an, tim penelusur gua dari Prancis juga banyak menemukan spesies
baru. Sebut saja Eustra saripaensis, spesies kumbang khas gua yang hanya ditemukan di Gua
Saripa. Selain itu, ada kepiting laba-laba palsu yang hidup di gua-gua dan mata air di sekitar
Samanggi, Cancrocaeca xenomorpha, marga dan spesies baru yang hanya hidup di Maros.
Berbagai macam hewan yang ditemukan hampir semua merupakan spesies baru bahkan
beberapa menyumbang sebagai marga baru yang hanya ditemukan di karst Maros.
Menemukan spesies baru berarti menemukan hewan yang belum dikenal dan ditemukan di
tempat lain. Beberapa spesies baru memiliki sebaran yang sangat terbatas seperti karst Maros.
Sebagian lainnya, spesies baru ini hanya ditemukan di satu gua. Ibaratnya, setiap gua memiliki
spesiesnya masing-masing.
Salah satu spesies kumbang air khas gua, Speonoterus bedosae, hanya ditemukan di satu gua
kecil di Mallawa. Kepiting gua
Karstarma microphthalmus
hingga saat ini hanya ditemukan di Gua Marapettang, tidak ada di gua lainnya. Beberapa udang
gua,
Marosina brevirostris
dan
Marosina longirostris
juga ditemukan di gua-gua yang sangat terbatas.
Sangat langka dan terancam
2/3
Karst Maros, Rumah bagi Hewan Endemik Langka
Kamis, 07 November 2013 18:00
Beberapa spesies baru ditemukan dalam jumlah yang sedikit dan tidak pernah lebih dari 10
ekor dalam satu lokasi. Kondisi ini membuat keberadaan spesies gua di karst Maros sangat
rentan oleh gangguan dan sangat rawan punah.
Selain langka, mereka juga hidup di relung yang sangat spesifik, seperti genangan air dari
tetesan air di atap gua. Spesies tertentu seperti kumbang gua ditemukan di bambu lapuk di
dalam gua, dengan jumlah terkadang hanya satu ekor.
Karena langka dan rentan punah, diperlukan upaya nyata untuk mencegah hilangnya
spesies-spesies khas gua. Hilangnya satu spesies dapat berarti hilangnya spesies tersebut di
muka bumi.
Pengembangan wisata gua yang serampangan juga dapat menjadi ancaman tersendiri bagi
spesies-spesies yang langka dan unik ini. Sehingga setiap upaya pemanfaatan hendaknya
memperhatikan keberadaan spesies gua untuk dijadikan pertimbangan pengelolaan.(Cahyo
Rahmadi, Peneliti Biota Gua LIPI,
www.nationalgeographic.co.id
)
3/3
Download