bab 11 KEPEMIMPINAN

advertisement
Kepemimpinan
Proses mengarahkan dan mempengaruhi
aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari
para anggota kelompok.
Ada tiga implikasi penting dari defenisi
tersebut :
 Kepemimpinan harus melibatkan orang
lain (bawahan)
 Kepemimpinan mencakup distribusi
kekuasaan yang tidak sama diantara
pemimpin dan anggota kelompok
 Kepemimpinan adalah kemampuan
untuk menggunakan berbagai bentuk
kekuasaan yang mempengaruhi
perilaku bawahan melalui sejumlah
cara
PENDEKATAN STUDI KEPEMIMPINAN
1.
2.
3.
Pendekatan Sifat
Pendekatan Perilaku
Kepemimpinan
Pendekatan Situasional
(Contigenci)
Pendekatan Sifat
Pendekatan ini memandang kepemimpinan sebagai suatu
kombinasi sifat-sifat yang tampak. Dua pendekatan:
1.
Membandingkan sifat orang yang menjadi pemimpin
dengan sifat orang yang menjadi pengikut (tidak
menjadi pemimpin)
Pemimpin cenderung lebih tinggi, lebih percaya diri,
dan mempunyai kebutuhan akan kekuasaan yang lebih
besar. Sehingga muncul anggapan bahwa pemimpin
dilahirkan bukan dibuat
Pendekatan Sifat
2.
Mengidentifikasi ciri-ciri dan sifat-sifat yang dimiliki oleh para
pemimpin efektif.
 Menurut Edwin Ghiselli, sifat-sifat yang dimiliki oleh pemimpin
efektif adalah :
 Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas
(supervisor ability)
 Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan
 Kecerdasan
 Ketegasan (decisiveness)
 Kepercayaan diri
 Inisiatif
 Sementara Keith Davis berpendapat bahwa ada 4 sifat yang
mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan
organisasi, yaitu : kecerdasan, kedewasaan dan keluasan
hubungan sosial, motivasi dan dorongan berprestasi, serta sikapsikap hubungan manusiawi.
Pendekatan Perilaku Kepemimpinan
Pendekatan ini mencoba
untuk menentukan apa yang
dilakukan oleh para
pemimpin efektif –
bagaimana mereka
mendelegasikan tugas,
bagaimana mereka
berkomunikasi dan
memotivasi mereka,
bagaimana mereka
menjalankan tugas.
Pendekatan ini menyatakan
bahwa perilaku
kepemimpinan dapat
dipelajari atau
dikembangkan sehingga
individu-individu dapat
dilatih dengan perilaku
kepemimpinan yang tepat
agar mampu memimpin
lebih efektif.
Pendekatan Perilaku Kepemimpinan
Pendekatan perilaku memusatkan perhatiannya pada dua
aspek perilaku kepemimpinan
1. Pendekatan perilaku kepemimpinan yang
menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan
pemimpin dalam kelompoknya.
 Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas
(task-related) atau pemecahan masalah.
 Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (groupmaintenance) atau sosial.
Pendekatan Perilaku Kepemimpinan
2.
Pendekatan perilaku kepemimpinan yang memusatkan pada gaya
kepemimpinan dalam hubungannya dengan bawahan.
 Gaya dengan orientasi tugas (task-oriented)
Manajer berorientasi tugas, mengarahkan dan mengawasi
bawahan secara tertutup untuk menjamin bahwa tugas
dilaksanakan sesuai dengan yang diinginkan.
 Gaya dengan orientasi karyawan (employee-oriented)
Manajer dengan gaya kepemimpinan ini lebih memperhatikan
anggota kelompok untuk melaksanakan tugas-tugas dengan
memberikan kesempatan pada bawahan untuk berpartisipasi
dalam pembuatan keputusan, menciptakan suasana
persahabatan serta hubungan-hubungan saling mempercayai
dan menghormati anggata kelompok.
Teori yang berkaitan dengan pendekatan perilaku
kepemimpinan
1.
2.
3.
4.
Teori X dan Y dari
Douglas Mc Gregor.
Sistem Manajemen dari
Likert
Jenjang Manajerial dari
Robert
Blake
Jane
Mouton.
Studi Ohio State
Teori X dan Y dari Douglas Mc Gregor.
Teori X
Teori Y
Rata-rata pembawaan manusia malas atau tidak
menyukai pekerjaan dan akan menhindarinya bila
mungkin.
Orang akan melakukan pengendalian diri dan
pengarahan diri untuk mencapai tujuan yang
telah disetujui.
Karena karakteristik manusia tersebut, orang harus
dipaksa, diawasi, diarahkan, atau diancam dengan
hukuman agar mereka menjalankan tugas untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Keterikatan pada tujuan merupkan fungsi dari
penghargaan yang berhubungan dengan
prestasi mereka.
Rata-rata manusia lebih menyukai diarahkan, ingin
menghindari tanggung jawab, mempunyai ambisi
relatif kecil, dan menginginkan keamanan/jaminan
hidup diatas segalanya.
Rata-rata manusia, dalam kondisi yang layak,
belajar tidak hanya untuk menerima tetapi
mencari tanggung jawab.
Ada kapasitas besar untuk melakuka
imajinasi, kecerdikan dan kreatifitas dalam
menyelesaikan masalah-masalh organisasi
yang secara luas tersebar pada seluruh
karyawan.
Sistem Manajemen dari Likert
Sistem 1
manajer membuat semua keputusan yang
berhubungan dengan kerja dan memerintahkan
para bawahan untuk melaksanakannya. Standar
dan metode pelaksanaan juga secara kaku
ditetapkan oleh manajer.
Sistem 3
Manajer menetapkan tujuan-tujuan dan
memberikan perintah-perintah setelah hal-hal itu
didiskusikan terlebih dahulu dengan bawahan.
Bawahan dapat membuat keputusan-keputusan
mereka sendiri tentang cara pelaksanaan tugas.
Penghargaan lebih digunakan untuk memotivasi
bawahan daripada ancaman hukuman.
Sistem 2
Manajer tetap menentukan perintah-perintah,
tetapi memberi bawahan kebebasan untuk
memberikan komentar terhadap perintahperintah tersebut. Bawahan juga diberi berbagai
fleksibilitas untuk melaksanakan tugas-tugas
mereka dalam batas-batas dan prosedur-prosedur
yang ditetapkan
Sistem 4
Tujuan-tujuan ditetapkan dan keputusankeputusan kerja dibuat oleh kelompok. Bila
manajer secara formal yang membuat keputusan,
mereka melakukan setelah mempertimbangkan
saran-saran dan pendapat-pendapat dari para
anggota.
Perhatian terhadp karyawan
Tinggi
oJenjang Manajerial dari Robert Blake Jane Mouton.
1.9
MANAJEMEN SANTAI
Perhatian sepenuhnya pada kebutuhankebutuhan karyawan bagi pemuasan
hubungan-hubungan yang mengarahkan
kesuatu suasana persahabatan dan kecepatan
kerja yang menyenangkan dalam organisasi
9.9
MANAJEMEN TEAM
Penyelesaian pekerjaan adalah dari dedikasi
karyawan, saling bergantung melalui suatu
“pancangan umum” dalam tujuan organisasi
yang mengarahkan untuk hubungan-
5.5
MANAJEMEN MANUSIA ORGANISASI
Prestasi organisasi yang memadai dapat dicapai
melalui penyeimbang keperluan pelaksanaan kerja
dengan pemeliharaan semangat kerja karyawan
pada tingkat yang memuakan.
1.1
MANAJEMEN JATUH MISKIN
Pencurahan usaha minimum untuk
melaksanakan pekerjaan yang diperlukan
sesuai dengan kebutuhan untuk memotong
keanggotaan organisasi
9.1
WEWENANG KETAATAN
Efisiensi operasi dihasilkan dari penciptaan
kondisi kerja dengan suatu cara di mana
unsure manusia dilibatkan pada derajat
minimum
Rendah
Tinggi
Perhatian terhadap Produksi
Struktur rendah
pertimbangan tinggi
Struktur tinggi
pertimbangan tinggi
Struktur rendah
pertimbangan
rendah
Struktur timggi
pertimbangan
rendah
Rendah
pertimbangan
Tinggi
Studi Ohio State
Tinggi
Rendah
Struktur memprakarsai
Pendekatan Situasional (Contigency)

Pendekatan situasional
menggambarkan bahwa
gaya kepemimpinan
adalah tergantung pada
faktor situasi, karyawan
tugas, organisasi dan
variable lingkungan
lainnya.
Rangkaian kesatuan kepemimpinan Tonnenbaum dan
Schmidt
Teori ini mengemukakan bahwa manajer harus mempertimbangkan tiga
kumpulan “kekuatan” sebelum melakukan pemilihan gaya kepemimpinan
Kekuatan dalam diri
manajer
Sistem nilai
Kekuatan dalam diri
bawahan
Kebutuhan akan kebebasan
Kekuatan dari situasi
Tipe organisasi
Kepercayaan kepada
bawahan
Kebutuhan akan
peningkatan tanggung
jawab
Efektifitas kelompok
Kecenderungan
kepemimpinannya sendiri
Kebutuhan dalam
penanganan masalah
Desakan waktu
Perasaan aman dan tidak
aman
Kebutuhan dan harapan
keterlibatannya dalam
pembuatan keputusan.
Sifat masalah itu sendiri
Teori Contingency dari Fiedler


Teori ini menyatakan bahwa efektifitas suatu
kelompok atau organisasi tergantung pada interaksi
antara kepribadian pemimpin dan situasi.
Situasi dirumuskan dengan dua karakteristik
 Derajat situasi dimana pemimpin menguasai,
mengendalikan dan mempengaruhi situasi.
 Derajat situasi yang menghadapkan manajer pada
ketidakpastian.
Teori siklus kehidupan dari Hersey dan Blanchard

Konsep dasar teori ini bahwa strategi dan perilaku pemimpin
harus situasional dan terutama didasarkan pada kedewasaan
bawahan.
 Kedewasaan (maturity) adalah kemampuan individu atau
kelompok untuk menetapkan tujuan tinggi tetapi dapat
dicapai,serta keinginan & kemampuan mereka dalam
mengambil tanggung jawab. Variabel ini ,merupakan hasil dari
pendidikan dan atau pengalaman.
 Perilaku tugas, adalah tingkat dimana pemimpin cenderung
untuk mengorganisasikan dan menentukan peranan para
bawahan, menjelaskan setiap kegiatan yang dilaksanakan,
kapan, dimana dan tugas-tugas diselesaikan.
 Perilaku hubungan, berkenaan dengan hubungan pribadi
pemimpin dengan individu atau anggota kelompoknya.
Tips for today’s

Leadership competence refers to the
leader’s track record and ability to get
things done
Download