abstract - repository

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “D” MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS,
NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS
PUNGGING KABUPATEN MOJOKERTO
RIZA NOVITA SARI
1311010037
Subject :AsuhanKebidanan Pada Ny “D” Masa Hamil, Bersalin, Nifas, Neonatus dan
Keluarga Berencana
DESCRIPTION
Asuhan kebidanan secara komperhensif sangat penting dilakukan, yaitu
dengan mengikuti dan memantau perkembangan ibu mulai dari kehamilan trimester
III, persalinan, nifas, neonatus, sampai keluarga berencana, dengan tujuan untuk terus
memantau dan membantu ibu dalam melewati masa-masa tersebut hingga ibu dapat
melahirkan dengan aman dan bayi lahir normal serta tumbuh dengan sehat dan tidak
ada masalah apapun.
Asuhan kebidanan pada Ny “D” GIVP30003. Kala II berlangsung 1 jam dilakukan
pertolongan sesuai dengan 58 langkah APN. Pada kunjungan nifas I, II, III, IV ibu
dalam keadaan normal pada kunjungan IV penulis memberikan konseling KB, dan
ibu memilih untuk menggunakan KB suntik 3 bulan.
Setelah dilakukan asuhan kebidanan secara komperhensif ditemukan
komplikasi pada kunjungan ke III dan bayi dalam keadaan kuning pada kunjungan ke
III namun teratasi dengan memberikan ASI sedikit tapi sering dan berjemur di pagi
hari, dan kembali keadaan normal dan sehat.
Asuhan dengan komperhensif ini sangat membantu, sehingga klien dapat
melewati proses kehamilan sampai KB tanpa masalah, dan dapat meningkatkan
derajat kesehatan ibu dan anak jika diberikan secara aktif dan terjalin kerjasama yang
baik antara petugas kesehatan dengan pasien
ABSTRACT
Midwifery care in comprehensive way is very important to do, namely to follow
and monitor the progress of the mother from pregnancy of third trimester pregnancy,
parturition, post-partum, neonatal, until family planning, with the aim to continue
monitor and assist the mother in passing these periods until the mother can give birth
safely and normal and baby can grow healthy without any problem
Midwifery care for Mrs. "D" GIVP30003 gestational. The second stage lasted 1
hour did aid in accordance with 58 steps of APN,. On postpartum visits of I, II, III, IV
mother was under normal circumstances onfourth visit researcher provided family
planning counseling, and mothers chose 3 monthly contraceptive injection.
After comprehensive midwifery care baby found complication on a visit of III
and infant in a state of jaundice on a third visit but resolved by giving breastfeeding
a little but often and sunbathing in the morning, and returned to normal and healthy
state. Comprehensive care is very helpful, so the client can go through the process of
pregnancy until family planing without any problem, and it can improve the health
of mothers and children if it given actively and it can established good cooperation
betwen health care workers with patient
Keywords: Midwifery Care, Pregnancy, parturition, Neonatal, postpartum, family
planing
Contributor
: I Farida Yulianti, M. Kes
: II Elyana Mafticha, M.P.H
Date
: 30 Juni 2016
Type Material
: Laporan Tugas Akhir
URL
:
Right
: Open Dokument
Summary
:
A. LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu dan Bayi (AKB) sudah mulai mendapatkan perhatian
bagi masyarakat. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator terpenting dalam
menentukan status kesehatan maternal begitu juga dengan Angka Kematian Bayi
(AKB) yang merupakan patokan untuk menentukan sejauh mana pelaksanaan
pembangunan kesehatan(Pramono, Wulansari, & Sutikno, 2011)
Angka kematian ibu, bayi dan balita di Indonesia masih tergolong tinggi
dan merupakan salah satu masalah utama kesehatan 1-3. Berdasarkan Tujuan
Pembangunan MDGs 2015, target Indonesia menurunkan angka kematian ibu
(AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita (AKABA)
masing-masing menjadi 102 per 100.000 ; 23 per 100.000 dan 32 per 100.000
kelahiran hidup. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2007, AKI, AKB dan AKABA tersebut masing-masing masih 228; 34 dan
44 per100.000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi (AKB) dan AKABA dalam
lima tahun terakhir menunjukkan kecenderungan yang menurun, tetapi AKI
diperkirakan tidak dapat mencapai target MDGs.(Saputra, 2013)
Angka bayi di kabupaten mojokerto pada tahun 2013 mengalami
penurunan dibandingkan dengan tahun 2012. dilaporkan tahun 2013 terjadi
16.491 kelahiran. Dari seluruh kelahiran, tercatat 67 kasus lahir mati dan kasus
kematian bayi sebesar 129, diantaranya laki-laki sebanyak 77 bayi dan sebanyak
52 bayi perempuan. Jumlah kematian tertinggi ada pada Kecamatan Puri yaitu 15
bayi dan tidak adanya kematian bayi atau nol (0) ada pada Kecamatan Bangsal
dan Ngoro. Dibandingkan dengan tahun 2012 kasus kematian bayi sebesar 178
bayi, maka terjadinya penurunan angka kematian bayi. Penurunan angka ini
dikarenakan sudah tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan
pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta sudah tersedianya
ruang PONED (Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar ) di beberapa
Puskesmas(Endang Sri Woelan, 2014).
Faktor-faktor yang menyebabkan Kematian bayi dapat pula diakibatkan
dari kurangnya kesadaran akan kesehatan ibu.Banyak faktor yang
mempengaruhinya, diantaranya, Ibu jarang memeriksakan kandungannya
kebidan/tenaga kesehatan, hamil diusia muda, jarak yang terlalu sempit, hamil
diusia tua, kurangnya asupan gizi bagi ibu dan bayinya, makanan yang
dikonsumsi ibu tidak bersih, fasilitas sanitasi dan higienitas yang tidak memadai.
Kematian bayi dapatjuga diduga akibat kelainan kongenital, dapat terlihat bahwa
ibu bayi memiliki risiko terhadap kandungannya. Diantaranya, bayi yang
meninggal memiliki rahang yang sangat kecil sehingga ASI yang diberikan tidak
bisa ditelan lancar. Dilihat dari riwayat kesehatan ibu, saat akan melahirkan
tekanan darah meningkat, serta keadaan jantung bayi mulai melemah, dan
kelahiran dilakukan dengan cara seksio sesarea. Dengan demikian, kemungkinan
foktor tersebut yang dapat menyebabkan bayi dengan lahir asfiksia dan
menyebabkan kematian pada bayi(Wandira & Indawati, 2012)
Penyebab kematian ibu adalah gangguan persalinan langsung misalnya
perdarahan, infeksi, eklampsia, dan partus macet (lama).Kemungkinan terjadinya
kematian ibu dalam persalinan di puskesmas atau rumah sakit karena kesiapan
petugas, ketersediaan bahan, peralatan dan sikap petugas. Di perjalanan
diakibatkan sarana transportasi, tingkat kesulitan dan waktu tempuh, serta
kematian di rumah diakibatkan keputusan keluarga (pengetahuan, ketersediaan
dana, kesibukan keluarga dan social budaya) serta ketersedian transportasi. Pada
umumnya keterbatasan ekonomi menjadi faktor yang dominan dalam
mempengaruhi
kematian
maternal
selain
pengetahuan
atau
pendidikan.Keterbatasan ekonomi dapat mendorong ibu hamil tidak melakukan
pemeriksaan rutin karena tidak mampu membayarnya.Selain itu, rendahnya
tingkat pendidikan yang mengakibatkan kurangnya pengetahuan tentang
kehamilan atau kelainan akhirnya dapat membawa resiko yang tidak diinginkan.
Akibat dari rendahnya pengetahuan ibu hamil tidak jarang kehamilan banyak
menimbulkan adanya kematian baik pada ibu maupun pada bayi yang dilahirkan
atau bahkan kedua-duanya(Erlina, Larasati, & Kurniawan, 2013)
Pemecahan masalah kesehatan ibu dan bayi perlu menggunakan
pendekatan agar terlaksananya upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan yang berkelanjutan atau continuum of care yaitu sejak
sebelum masa hamil, masa kehamilan, persalinan dan nifas, serta keluarga
berencana. (Kemenkes, 2014). Oleh
karena itu kementrian kesehatan
meluncurkan program jaminan persalinan (Jampersal) sejak awal 2011 untuk
menurunkan AKI dan AKB serta,meningkatkan pengguna KB pasca persalinan
(Akhenan & Puspitasari, 2012)
B. METODOLOGI
Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
observasi kualitatif dengan menggunakan SOAP (Subjektif, Objektif, Assesment
dan Planning) yang dilaksanakan di UPT Puskesmas Pacet Kabupaten Mojokerto.
Pemeriksaan fisik pada Ny R yang dilakukan setiap kujungan, yaitu kunjungan
hamil 2 kali, bersalin 1 kali, nifas 4 kali, neonates 3 kali, dan keluarga berencana 1
kali. SOAP disajikan dari proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan sebagai
perkembangan catatan kemajuan keadaan klien.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada BAB 4 ini penulis akan melakukan pembahasan mengenai asuhan yang
dilakukan dengan kesesuaian hasil asuhan dengan teori Asuhan kebidanan
Komprehensif yang diterapkan pada klien Ny “D” GIVP3003sejak kontak pertama
pada tanggal 16 februari 2016 yaitu dimulai pada usia kehamilan 37-38 minggu,
persalinan, nifas, neonatus, dan KB dengan pembahasan sebagai berikut.
Berdasarkan anamnese pada Ny “D” usia 33 tahun pada trimester III
ibu merasakan keluhan yaitu nyeri bagian pinggang dan sering buang air kecil
(BAK), hal ini sesuai dengan teori (Fraser & Cooper, 2009) mengatakan
Nyeri punggung pada kehamilan dapat disebabkan oleh perubahan uterus
yang menyebabkan perubahan postur tubuh, dan juga akibat pengaruh
hormone releksin terhadap ligament.
Kehamilan pada Ny “D” berusia 37-38 minggu ibu tidak mengalami
gangguan patologi menurut teori (Sukarni, Margaret, 2013) gangguan
kehamilan patologi pada kehamilan seperti kehamilan ektopik,placenta
previa,abortus,preeklamsia,trauma pada kehamilanhamil anggur.
Tidak
terjadi kesenjangan antara fakta dan teori
Dari pernyataan ibu nyeri pada pinggang karena disebabkan oleh
perubahan uterus yang semakin besar dan perubahan postur tubuh.
Pada trimester III ini ibu juga mengeluh sering buang air kecil, hal ini sesuai
dengan teori (Hutahaean. 2013) mengatakan Keluhan yang sering muncul
pada trimester ke tiga adalah seringnya buang air kecil (BAK). Janin yang
semakin besar akan menekan kandung kemih ibu, sehingga kapasitas kandung
kemih ibu terbatas dan sering buang air kecil (BAK).
Dari data pengkajian Ny “D” hamil ke empat yang sangat rawan
dengan resiko tinggi, menurut teori (Sukarni, Margaret, 2013) kehamilan
dengan peregangan Rahim yang berlebihan dapat menyebabkan Rahim sangat
teregang dan menipis sehingga bisa terjadi robekan. Namun pada saat
kehamilan keadaan ibu sehat tidak ada tanda-tanda yang membahayakan.
Berdasarkan pemeriksaan TBJ pada Ny”D” menunjukan bahwa TFU
ibu 32 cm dan sudah masuk PAP, menurut (Ari & Nugraheny, 2014) Rumus
Tafsiran Berat Janin = (TFU-12)x 155. Dari hasil pemeriksaan pada Ny “D”
Rumus tafsiran berat janin = (32-11)x 155= 3255 sedangkan fakta yang
didapat ibu melahirkan bayi dengan berat badan 3500
Proses kala II berlangsung selama 1 jam. Menurut (Lailiyana et al,
2011) gejala pada kala II meliputi His yang semakin kuat, pecahnya ketuban,
dan kenginan untuk mengejan.Kala II dimulai dari pembukaan 10 cm sampai
dengan lahirnya bayi. Proses ini pada primigravida lamanya 50 menit dan
multigravidarum 30 menit. Pembukaan lengkap disertai ibu ingin meneran
berlangsung selama 1 jam, akan tetapi selaput ketuban belum pecah, dan
bidan melakukan amiotomi dan setelah amiotomi berlangsung bayi lahir
spontan.
Kala III pada Ny “D” berlangsung ±5 menit. Menurut (Sondakh,
2013) kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Berdasarkan pengkajian yang sudah
dilakukan pada Ny “D” plasenta lahir hanya belangsung ±5 menit dan
plasenta lahir lengkap.
Kala IV pada Ny “D” dilakukan observasi pada 2 jam pertama post
partum yaitu :keadaan umum baik, kesadaran composmentis, perdarahan ±150
cc, Tekanan Darah : 110/80, Nadi : 80 x/menit, RR : 20 x/menit, TFU 2jari
dibawah pusat,kontrasi uterus keras, kandung kemih kosong, menurut
(Lailiyana, et al, 2011) kala IV dilakukan observasi 2 jam pertama post
partum yang meliputi :kesadaran pasien, tanda-tanda vital, kontraksi
uterus,pendarahan. Hal ini membuktikan bahwa antara teori dan fakta tidak
terjadi kesenjangan.
Persalinan pada Ny “D” tidak terjadi pendarahan dan tidak terjadi
komplikasi karena jumlah pendarahan ±150. Menurut teori (Darney, 2015)
mengatakan, wanita yang sering melahirkan, memiliki risiko kehamilan
bermasalah. Salah satu masalah yang mungkin dialami adalah pendarahan saat
persalinan, rahim akan sulit berkontraksi untuk menghentikan pendarahan.
Dari data diatas jumlah pendarahan pada Ny”D” ±150 cc sehingga terjadi
kesenjangan antara fakta dan teorI karen uterus berkontraksi dengan baik,
ditujang pula emberian oksitosin pasca kelahiran plasenta.
Pada kunjungan nifas I Ny “D”, keluhan yang dirasakan ibu yaitu
mules.Menurut (bahiyatun, 2009), keluhan utama ibu yang dirasakan yaitu
mules karena terjadinya involusi dan relaksasi yang terus menerus atau juga
bisa karena kandung kemih penuh.
Pada Ny “D” keluhan yang dirasakan tersebut adalah hal yang
fisiologis. Karena terjadinya involusi uterus sehingga terjadi mules pada perut
ibu.Pada data objektif masa nifas Ny “D”, kunjungan pertama 1 hari ke 1
postpartum terdapat lochea rubra dengan TFU 2 jari dibawah pusat,
kunjungan ke II hari ke-6 postpartum terdapat lochea sanguilenta dan TFU
pertengahan pusat sympisis, kunjungan III hari ke-14 postpartum terdapat
lochea alba dengan TFU tidak teraba, kunjungan IV hari ke-40 postpartum
dengan lochea tidak ada, TFU tidak teraba.
Menurut dewi & sunarsih (2014), beberapa jenis lochea antara lain
lochea rubra : muncul hari 1-3 postpartum warna merah bercampur darah,
lochea sanguilenta : muncul hari 3-5 postpartum warna kuning berisi darah
dan lender karena pengaruh plasma darah, lochea serosa hari ke 6-9
postpartum warna kekuningan atau kecoklatan, lochea alba : muncul hari ke
10 warna lebih pucat, putih kekuningan dan serabut jaringan mati.
Dari data yang diperoleh TFU dan lochea ibu dalam keadaan normal hal itu
dikarenakan ibu tidak tarak makan dan proses involusi berjalan dengan baik,
hal ini sesauai dengan teori
Bayi Ny”D” lahir tanggal 29 febrbuari 2016 dengan berat badan 3500
mg, menurut (Maryunani & Sukaryati, 2011) Bayi baru lahir normal ialah
bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 minggu – 42 minggu dengan syarat
berat badan lahir 2500-4000 gram. Lahirnya bayi pada kehamilan 37 minggu
menunjukan bahwa bayi siap dilahirkan dan telah mendapatkan cukup nutrisi
di dalam rahim ibu sehingga bayi lahir dengan berat badan normal tanpa ada
kesenjangan dengan teori.
Bayi Ny “D” mengalami ikterus selama 2 hari pada hari ke 14 hari
setelah bayi lahir, menurut teori (Sukrni, Margaret 2013) Ikterus bisa terjadi
karena ibu menyusui dengan diit yang tidak adekuat.Bayi Ny “D” mengalami
ikterus dapat disebabkan kurangnya nutrisi (ASI) hal ini terjadi karena bayi
hanya minum pada saat menangis sedangkan bayi dengan berat badan yang
lumayan besar bayi lebih sering tidur dan ibu kurang memperhatikan dalam
pemberian ASI. Ibu tidak merasa khawatir karena ibu sudah pernah
mengalami hal seperti ini pada anak ke tigatetapi petugas tetap memberikan
informasi keadaan bayinya dan menganjurkan untuk Meningkatkan frekuensi
ASI, serta menjemur bayi tiap pagi antara jam (07.00-09.00) WIB selama 30
menit -1 jam dengan hanya memakaikan popok dan mata tidak boleh
menghadap kearah matahari.
Ny “D” tidak cemas dan khawatir terhadap kondisi bayinya yang
mengalami ikterus karena ibu sudah pernah mengalami masalah yang sama
pada anak ke tiganya. menurut teori (Marinus, Wray) menyatakan bahwa
secaraspesifik pengalaman dapat diukur dengan rentang waktu yang
telahdigunakan terhadap suatu prilaku atau pekerjaan. hasil dari data diatas
menunjukan bahwa pengalaman seseorang dapat mempengaruhi prilaku pada
dirinya.
Pada pengkajian data Ny “D” mengalami kegagalan pada saat
menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan. Menurut teori (saiffuddin 2006)
mengatakan bila ibu menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara
benar, dan ibu tersebut tidak hamil suntikan pertama dapat segera diberikan
tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang. Ny “D” mengalami
kegagalan dalam menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan akan tetapi ibu
tetap menggunakan suntik 3 bulan, petugas sudah memberikan informasi
tentang kondisi pasien dan alat kontrasepsi yang tepat untuk Ny “D” akan
tetapi Ny”D” tidak cemas ataupun khawatir akan terulang kembali kejadian
yang sama.
Pada pemeriksaan Ny “D” ingin memakai kontrasepsi yang dipilih KB
suntik 3 bulan pada tanggal 10 mei 2016 dan sekarang sedang
menyusui.Menurut teori saifudin mengatakan bahwa KB suntik 3 bulan sangat
cocok untuk ibu pada masa laktasi maka ibu masih memberikan ASI pada
bayi sehingga tidak menekan atau mempengaruhi produksi ASI dan KB suntik
3 bulan tidak mengandung progesteon. Pada kasus Ny “D” ibu memilih KB
suntik 3 bulan karena ibu sudah pernah memakainya dan cocok dan tidak
berpengaruh pada produksi ASI
D. SIMPULAN
Asuhan kebidanan pada kehamilan Ny ”D” dilakukan kunjungan
mulai usia 37-38 minggu dan dilakukan kunjungan sebanyak 2 kali. Dengan
keluhan fisiologis yang sering muncul pada trimester ke III
Asuhan kebidanan pada persalinan Ny “D” kala I,II,III,IV berjalan
dengan normal akan tetapi pada kala II berlangsung selama 1 jam hal ini dapat
dsimpulkan pada persalinan Ny “D” terjadi prolonged explulsive phase atau
dsebut juga kala II memanjang
Asuhan kebidanan pada masa nifas dilakukan 4 kali kunjungan.
Kunjungan nifas pertama dimulai dari 6-8 jam post partum. Kunjungan ke 2
dilakukan 6 hari. kunjungan ke 3 dilakukan 2 minggu, kunjungan ke 4
dilakukan 6 minggu post partum. Dari kunjungan ke-empet tersebut telah
berjalan sesuai dengan involusi uterus.
Asuhan kebidanan pada neonatus dilakukan 3 kali kunjungan.
Kunjungan pertama dan kunjungan kedua tidak ada masalah, kunungan ketiga
bayi Ny “D” terlihat kuning (ikterus) namun dapat teratasi dengan menjemur
bayi dipagi hari dan memberikan asi sedikit tapi sering. Dan ikterus yang
terjadi pada bayi Ny “D” adalah ikterus yang fisiologis.
Asuhan kebidanan pada keluarga berencana Ny D sudah menentukan KB
suntik 3 bulan. Dan hal tersebut merupakan suatu pilihan yang bagus untuk
ibu yang masih menyusui.
E. REKOMENDASI
1. Bagi institusi pendidikan kesehatan
Institusi poltekkes majapahit diharapkan menyediakan sumber-sumber
pustaka yang up to date sehinngga mahasiswa dapat mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan terutaman dalam bidang kesehatan
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Lebih menyempurnakan LTA ini dengan mencari penanganan yang baru dan
efektif untuk penangganan masalahikterus pada Bayi
3. Bagi Tenaga kesehatan bidan
Lebih meningkatkan kualitas pelayanan dengan cara meningkatkan
pengetahuan dan penanganan pada masalah ikterus pada Bayi,terlebih petugas
lebih mengutamakan kunjungan pada neonatus.
4. Bagi Masyarakat
Masyarakat lebih teliti dalam mengambil keputusan dan lebih meningkatkan
kesehatan, jika terdapat keluhan segera datang ke tenaga kesehatan untuk
segera periksa.
F. DAFTAR PUSTAKA
.sondakh, J. j. (2013). Asuhan kebidanan persalinan dan bayi. Jakarta:
Erlangga.
Abdul Bari Saifudin, S. M. (2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontasepsi.
Affandi, B. (2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Akhenan, N. F., & Puspitasari, N. (2012). Determinan pada ibu nifas yang
berhubungan dengan pelaksanaan post-natal care.
ari, S. (2014). asuha kebidanan pada ibu bersalin. jakarta: salemba medika.
Ari, S., & Nugraheny, E. (2014). Asuhan kebidanan pada ibu bersalin.
jakarta: salemba medika.
Ari, S., & Nugraheny, E. (2014). Asuhan kebidanan pada ibu bersalin.
jakarta: salemba medika.
Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan kebidanan nifas normal. Jakarta:
Penerbit buku kedokteran EGC.
BKKBN. (2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi . Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Nugroho, T. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Nurjannah, S. N. (2013). Asuhan Kebidanan Postpartum. Kuningan : Refika
Aditama.
Nurul Kamariyah, Y. A. (2014). BUKU AJAR KEHAMILAN. Jakarta:
Salemba Medika.
Pramono, M. S., Wulansari, s., & Sutikno. (2011). pemetaan determinan
angka kematian bayi di jawa timur berdasarkan indikator indeks
pembangunan kesehatan masyarakat.
Prawirihardjo, S. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.
prawirohardjo, s. (2009). ilmu kebidanan . jakarta: yayasan bina pustaka .
Reeder, j. s. (2011). keperawatan maternitas kesehatan wanita, bayi dan
keluarga. jakarta: penerbit buku kedokteran EGC.
Sondakh J.S Jenny. (2013). asuhan kebidanan persalinan & bayi baru lahir.
malang: Erlangga.
Sondakh, J. J. (2013). asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir.
malang: erlangga.
Suherni, H. W. (2009). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.
Sukarni, i., & Margaret. (2013). Kehamilan, Persalinan, dan Nifas.
Sulistyawati. (2010). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba
Medika.
Sulistyawati, A. (2009). Asuhan kebidanan pada masa kehamialn. jakarta.
Sumarah. (2008). Asuhan kebidanan pada ibu bersalin. Yogyakarta:
fitramaya.
G. ALAMAT CORRESPONDENSI
Email : [email protected]
No. Hp : 082244988604
Alamat :Dusun Pondok Asri RT/RW 13/05, Desa Kedungrejo, Kecamatan
Rowokangkung, Kabupaten Lumajang
Download