instruksi presiden republik indonesia

advertisement
www.hukumonline.com
INSTRUKSI MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
NOMOR 8 TAHUN 1998
TENTANG
PENINGKATAN EFISIENSI DAN KUALITAS PELAYANAN MASYARAKAT DI BIDANG
PERTANAHAN
MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,
Menimbang:
a.
bahwa dalam memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat pada bidang
pertanahan, diharapkan seluruh Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya di seluruh
Indonesia untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan kualitas pelayannya sebagaimana
yang telah dilakukan dan dikembangkan pada Kantor Pertanahan, Model pada Masingmasing Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi.
b.
bahwa sehubungan dengan huruf a di atas perlu ditetapkan dengan Instruksi Menteri
Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional.
Mengingat:
1.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria;
2.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
3.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1988 tentang Badan Pertanahan
Nasional;
4.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 1998 tentang Kabinet Reformasi
Pembangunan.
MENGINSTRUKSIKAN:
Kepada:
1.
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi di seluruh Indonesia;
2.
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya di seluruh Indonesia.
Untuk:
PERTAMA:
Seluruh Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya di seluruh Indonesia untuk meningkatkan
efisiensi, produktivitas dan kualitas pelayanan kepada masyarakat di bidang pertanahan seperti
yang sudah dilakukan pada Kantor Pertanahan Percontohan atau kantor Model ditiap Propinsi
selama ini.
KEDUA:
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi bertugas:
a.
Memberikan arahan dan bimbingan petunjuk kerja yang diperlukan kepada Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kotamadya dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada
masyarakat di bidang pertanahan yang meliputi:
1)
Tertib administrasi;
2)
Ketersediaan dan kejelasan fungsi loket;
3)
Kejelasan prosedur pelayanan;
4)
Kejelasan dan kelengkapan persyaratan;
5)
Kepastian biaya;
6)
Kejelasan dan kepastian waktu penyelesaian pelayanan;
7)
Pemberian pelayanan informasi;
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
8)
Penataan ruang kerja yang efisien dan efektif sesuai dengan mekanisme kerja/simpulsimpul pelayanan.
b.
Membentuk Tim Pembina dan Bimbingan Teknis Terpadu bagi pelaksanaan tugas Kantor
Pertanahan sebagai sarana Pengawasan Melekat (WASKAT).
c.
Menetapkan kepastian j angka waktu penyelesaian masing-masing jenis pelayanan untuk
masing-masing Kantor Pertanahan atas usul dari Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kotamadya yang bersangkutan.
d.
Melaporkan pelaksanaan kegiatan kepada Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Cq Deputi Bidang Umum untuk diteruskan kepada Tim Pembina
Kantor Pertanahan Model, termasuk penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan masingmasing Kantor Pertanahan sebagai bahan evaluasi dan pembinaan.
e.
Menyediakan kotak Pengaduan dan Saran di tiap-tiap Kantor Pertanahan dan kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi.
KETIGA:
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya mengambil langkah-langkah untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat di bidang pertanahan di kantornya masingmasing meliputi:
a.
Menata ruang yang efektif dan efisien sesuai dengan mekanisme/simpul-simpul pelayanan
sehingga mencerminkan adanya keterbukaan, kesederhanaan, kepastian, keadilan,
keamanan dan kenyamanan dalam menyediakan sarana pelayanan, informasi pelayanan
dan pelaksanaan semua jenis pelayanan kepada masyarakat;
b.
Menyiapkan dan memfungsikan sistem loket serta diwajibkan semua jenis dan pelayanan
pertanahan melalui jenis loket yang telah ditetapkan yaitu:
Loket I
:
Informasi pelayanan
Loket II
:
Penyerahan dokumen Permohonan pelayanan
Loket III
:
Penyerahan biaya
Loket VI
:
Pengambilan produk
c.
Loket pelayanan sebagaimana huruf b, terutama jenis loket II (pelayanan teknis) dapat
diperbanyak secara pararel sesuai dengan jenis dan volume kegiatan pelayanan;
d.
Mengusulkan/menentukan jangka waktu penyelesaian masing-masing kegiatan pelayanan;
e.
Pemasangan papan pengumuman mengenai persyaratan, biaya, waktu dan prosedur
pelayanan untuk masing-masing jenis pelayanan di depan loket;
f.
Peningkatan tertib administrasi pertanahan;
g.
Peningkatan disiplin dan produktivitas kerja bagi semua pegawai di jajaran Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kotamadya;
h.
Pelaksanaan monitoring kegiatan pelayanan sebagai pelaksanaan Waskat dan menindak
serta memberikan sanksi kepada pegawai yang melanggar disiplin, dan memberikan,
penghargaan bagi mereka yang berprestasi;
i.
Pembuatan laporan secara periodik kepada Kepala Kantor Wilayah BPN Propinsi yang
bersangkutan mengenai penyelenggaraan peningkatan kualitas pelayanan kepada
masyarakat;
j.
Menyediakan kotak pengaduan dan saran;
KEEMPAT:
Untuk mendukung pelaksanaan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat di bidang
pertanahan agar Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional bersama-sama dengan
Kantor Pertanahan melakukan:
a.
Penyuluhan secara terpadu mengenai hukum pertanahan dan pelayanan pertanahan
dengan melibatkan aktif Kelompok Masyarakat sadar Tertib Pertanahan
(POKMASDATIBNAH);
b.
Penggunaan teknologi informatika, scanning, fotocopy, komputer atau peralatan lainnya;
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
c.
Pengawasan melekat dengan mengadakan pemantauan, pembinaan dan bimbingan teknis
terhadap pelaksanaan tugas-tugas pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat
secara aktif dan teratur;
d.
Pencegahan tindakan-tindakan yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat,
menghapuskan dan meniadakan pungutan dalam bentuk apapun yang tidak dilandasi
ketentuan/peraturan yang berlaku.
KELIMA:
Dalam melaksanakan Instruksi ini agar berpedoman kepada ketentuan yang tercantum dalam
lampiran Instruksi ini.
KEENAM:
Dengan berlakunya Instruksi ini maka:
a.
Instruksi Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 23 Tahun 1990 Tanggal 24 September
1990 tentang Peningkatan Pelayanan Masyarakat di Bidang Pertanahan;
b.
Instruksi Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 6 Tahun 1994 Tanggal 27 Agustus
1994 tentang Percontohan Peningkatan Pelayanan Masyarakat di Bidang Pertanahan;
c.
Surat Edaran Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 500-3580-DI Tanggal 18
Nopember 1997 tentang Peningkatan Pelayanan Pertanahan;
d.
Surat Edaran Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 600-3834 Tanggal 18 Desember
1997 tentang Peningkatan Pelayanan Pertanahan Kepada Masyarakat;
dinyatakan tidak berlaku.
KETUJUH:
Instruksi ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya
dengan penuh tanggung jawab.
Ditetapkan Di Jakarta,
Pada Tanggal 20 Juli 1998
MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
Ttd.
HASAN BASRI DURIN
www.hukumonline.com
Download