Bab I

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility
(CSR) yaitu tanggung jawab sosial yang diberikan perusahaan sebagai wujud terima
kasih perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitanya, karena tanggung
jawab sosial perusahaan merupakan inti dari etika bisnis bagi setiap perusahaan,
dengan adanya tanggung jawab sosial akan memberikan dampak positif bagi
perusahaan, masyarakat dan lingkungan sosial. Perusahaan yang menerapkan CSR
memiliki dampak positif bagi perusahaan akan tetapi juga memberikan manfaat
kepada para pelaku bisnis untuk berperilaku etis dan memberi kontribusi pada
pengembangan ekonomi, meningkatkan kualitas hidup bagi tenaga kerja dan
keluarganya dan masyarakat luas. Perusahaan-perusahaan di indonesia harus
memperhatikan berbagai aspek terutama aspek keuangan, sosial dan lingkungan
karena ketiga hal tersebut merupakan konsep pembangunan berkelanjutan bagi
perusahaan (Yintayani, 2011).
Corporate social responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan tidak
hanya diharapkan pada single bottom line yaitu nilai perusahaan yang direfleksi atau
memperhatikan dari sisi keuangan saja. Akan tetapi tanggung jawab perusahaan juga
harus berpijak pada triple bottom line yaitu sosial dan lingkungan (Untung, 2008).
Perusahaan memperhatikan masalah sosial dan lingkungan akan berdampak positif
bagi perusahaan di massa yang akan datang, serta menjadi kunci dari konsep
pembangunan yang keberlanjutan dan perusahaan akan terjamin apabila perusahaan
memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup.
Menurut
Friedman
dalam
Widiawati
(2012),
menyatakan
bahwa
keberlanjutan perusahaan bukan hanya tergantung pada laba perusahaan saja, akan
tetapi juga tergantung pada tindakan nyata terhadap karyawan didalam perusahaan
dan masyarakat di luar perusahaan serta lingkungan. CSR memang tidak memberikan
hasil keuangan dalam jangka pendek. Namun CSR akan memberikan hasil baik
secara langsung maupun tidak langsung pada keuangan perusahaan di masa yang
akan datang sebagaimana dalam surat Al-Hadid ayat 18, “Sesungguhnya orangorang yang bersedekah, pria dan wanita, dan meminjamkan kepada Allah pinjaman
yang baik, niscaya akan dilipatgandakan kepada mereka; dan bagi mereka pahala
yang banyak.”. Apabila perusahaan melakukan program-program CSR diharapkan
keberlanjutan perusahaan akan terjamin dengan baik. Oleh karena itu, programprogram CSR lebih tepat apabila digolongkan sebagai investasi.
Praktik penggungkapan CSR di Indonesia, sebagaimana diatur pemerintah
dalam peraturan undang-undang perseroan terbatas no 40 tahun 2007 pasal 66 dan
74, sedangkan pengungkapan CSR dalam PSAK no 9 paragrap 1 tentang
pengungkapan dampak lingkungan dan sosial. Menurut www.csrindonesia.com,
dengan adanya praktik pengungkapan tanggung jawab sosial atau corporate social
responsibility akan dapat membuat keseimbangan antara perusahaan, masyarakat,
pemberdayaan lingkungan atau sumber daya alam yang dilakukan sehingga dapat
membantu pelestarian sumber daya alam di masa yang akan datang, sebagaimana
2
telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 11 “.... janganlah kamu
membuat kerusakan dimuka bumi...”. Menurut Utama (2007), menyatakan bahwa
perkembangan CSR terkait dengan semakin parahnya kerusakan lingkungan yang
terjadi di indonesia maupun dunia, mulai dari penggundulan hutan, polusi udara dan
air, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan iklim.
Berkembangnya pemahaman terhadap konsep CSR tidak hanya berkembang
di ekonomi konvensional akan tetapi juga berkembang di ekonomi syariah.
Perkembangan konsep CSR di ekonomi syariah berkaitan dengan perusahaanperusahaan yang menjalankan kegiatan bisnisnya sesuai syariat Islam atau prinsipprinsip syariah yaitu kegiatan bisnis yang memproduksi, mendistribusikan,
memperdagangkan dan menyediakan barang atau jasa yang halal dan diharapkan
perusahaan
tersebut dapat melakukan tanggung jawab sosial perusahaan secara
Islami (Widiawati, 2012). Konsep CSR dalam ekonomi Islam lebih ditekankan
sebagai bentuk ketakwaan umur manusia kepada Allah SWT dalam dimensi
perusahaan, serta nilai-nilai islam memiliki hubungan yang relevan dan memiliki
kontribusi terhadap CSR yang telah berkembang sampai saat ini ( Raditya, 2012).
Tanggung jawab sosial perusahaan dalam pandangan Islam atau yang sering
disebut Islamic Social Reporting (ISR) pertama kali dikemukakan oleh Haniffah
(2002), menggungkapkan bahwa adanya keterbatasan dalam pelaporan sosial
konvensional sehingga ia menggemukakan mengenai kerangka konseptual Islamic
Social Reporting yang berdasarkan syariah Islam yang tidak hanya untuk membantu
para pengambil keputusan muslim akan tetapi juga untuk membantu perusahaan,
3
terutama perusahaan yang sesuai dengan ketentuan syariah, dalam rangka
pemenuhan kewajiban terhadap Allah SWT dan masyarakat sekitar.
Islamic Social reporting (ISR) merupakan komponen yang berisi standar
CSR yang ditetapkan AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic
Financial Institutions) yang berisikan laporan pertanggungjawaban sosialnya sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah. Sebagaimana dalam penelitian Otman dan Thani
(2010) menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang masuk ke dalam Daftar Efek
Syariah menyajikan suatu dimensi religi dalam laporan tahunan yang bertujuan untuk
memberikan manfaat bagi pihak yang berkepentingan dan perusahaan-perusahaan
tersebut membuat laporan tanggung jawab sosial yang juga ikut menyajikan aspekaspek religi atau islami dalam laporan tahunan yang sesuai dengan syariah.
Di Indonesia penelitian tentang praktik penggungkapan tanggung jawab
sosial telah banyak dilakukan. Anggraini (2006) melakukan penelitian atas
penggungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan yang hasilnya menunjukkan
bahwa presentase kepemilikan manajemen dan tipe industri terbukti memiliki
hubungan
yang signifikan.
Rizkiningsih
(2012)
melakukkan
penelitiannya
menggenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan Islamic Social
Reporting. Hasilnya menunjukkan bahwa tekanan politik dan masyarakat dan
Leverage memiliki pengaruh yang negatif pada ISR, sedangkan jumlah populasi
muslim memiliki pengaruh yang positif terhadap ISR dan profitabilitas dan Islamic
governance score leverage tidak mempengaruhi ISR. Menurut Raditya dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan profitabilitas mempunyai
pengaruh positif signifikan terhadap tingkat pengungkapan ISR. Namun, penerbitan
4
sukuk, jenis industri, dan umur perusahaan bukan faktor penentu yang signifikan
dalam mempengaruhi tingkat pengungkapan ISR. Widiawati dan Raharja (2012)
dalam penelitiannya yang hasilnya menyatakan bahwa ukuran perusahaan,
profitabilitas, tipe industri dan jenis bank berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ISR. Menurut Belkaoui dan Karpik dalam Sembiring (2005) menyatakan bahwa
keanekaragaman hasil tersebut disebabkan karena model yang dikembangkan
merupakan model yang sangat sederhana dan pengukuran yang digunakan juga tidak
konsisten.
Kepemilikan
Manajemen
dipercaya
mampu
mempengaruhi
jalannya
perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam
mencapai tujuan perusahaan. Perusahaan yang memiliki saham manajemen yang
tinggi, maka akan lebih banyak melakukan kegiatan sosial dan lingkungan karena
mereka menggangap masyarakat memperhatikan kondisi lingkungan akibat kegiatan
operasional perusahaan. Anggraini (2006) menemukan bahwa adanya hubungan
positif antara kepemilikan manajemen terhadap tanggung jawab sosial perusahaan.
Rawi dan Muchlis (2010) menyatakan bahwa kepemilikan manajemen berpengaruh
positif terhadap tanggung jawab sosial perusahaan.
Kepemilikan Institusional yang tinggi dari presentase saham yang dimiliki
oleh investor institusional akan membantu dalam memonitor perusahaan menjadi
lebih efektif. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien
pemanfaatan aktiva perusahaan dan dapat diharapkan juga bertindak sebagai
pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen. Nofandrilla
(2008) menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap
5
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Novita dan Djakman (2008) dalam
Nurkhin (2010) menyatakan kepemilikan institusional tidak terbukti berpengaruh
positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Rawi dan Muchlis (2010)
yang menyatakan bahwa saat perusahaan memiliki utang bunga yang tinggi akan
mengurangi pengungkapan sosialnya, sehingga Leverage yang tinggi mempunyai
hubungan negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Hubungan Leverage terhadap tanggung jawab sosial perusahaan konsisten dengan
penelitian yang dilakukan Rizkiningsih (2012) melakukkan penelitiannya menggenai
faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan Islamic Social
Reporting yang
hasilnya menunjukkan bahwa Leverage memiliki pengaruh yang negatif pada ISR.
Suda dan Kokubu et al. dalam Sembiring (2005) tidak menemukan hubungan antara
kedua variabel tersebut. Sedangkan Robert dalam Sembiring (2005) menemukan
hubungan positif antara kedua variabel tersebut.
Hubungan positif antara pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
dan Profitabilitas dapat dilihat dari semakin banyaknya keuntungan yang diperoleh
oleh suatu perusaahaan maka perusahaan tersebut akan menanggung biaya yang
lebih tinggi untuk membuat pengungkapan laporan sosial yang lebih luas. Raditya
(2012) menemukan bahwa profitabilitas memiliki hubungan positif terhadap tingkat
pengungkapan ISR. Kusumarrina (2011) menemukan bahwa Profitabilitas memiliki
hubungan positif terhadap tanggung jawab sosial perusahaan. Sedangkan Nawifah
(2010) menemukan bahwa Profitabilitas tidak memiliki pengaruh positif terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
6
Ukuran Perusahaan merupakan variabel yang banyak digunakan untuk
menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Secara umum
perusahaan yang besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak dari pada
perusahaan kecil. Haniffa dan Cooke (2005) dalam Widiawati (2012) telah
membuktikan bahwa ukuran perusahaan yang diukur dengan menggunakan proxy
total aset memiliki pengaruh positif signifikan terhadap tingkat pengungkapan wajib
ataupun sukarela. Nawifah (2010) menemukan bahwa ukuran perusahaan memiliki
hubungan positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Sedangkan menurut Anggraini (2006) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian yang belum konsisten peneliti tertarik untuk
menguji kembali mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Penelitian ini
merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Kusumarinna (2011).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya ada beberapa hal. Pertama
adalah penulis mengganti Corporate Social responsibility menjadi Islamic Social
Reporting yang dilihat dari sudut pandang islam. Kedua penulis menambahkan
variabel Ukuran Perusahaan, karena perusahaan yang besar adalah perusahaan yang
memiliki sumber daya lebih banyak dari pada perusahaan yang lebih kecil, dengan
demikian perusahaan besar sudah pasti memiliki pembiayaan, fasilitas dan sumber
daya manusia yang banyak untuk melakukan tanggung jawab sosial, Sehingga
perusahaan-perusahaan yang lebih besar akan cenderung melakukan pengungkapan
tanggung jawab sosial secara lebih luas. Dan ketiga penulis menggunakan sampel
yang berbeda yaitu penelitian memenggunakan saampel perusahaan manufaktur yang
7
terdaftar di Daftar Efek Syariah tahun 2009-2011. Daftar Efek syariah merupakan
kumpulan efek yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar
modal yang telah ditetapkan oleh Bapepam dan LK.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atasa, maka
permasalahan yang muncul yaitu:
1.
Apakah kepemilikan manajemen berpengaruh positif terhadap Islamic Social
Reporting yang terdaftar di daftar efek syariah?
2.
Apakah Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap Islamic
Social Reporting yang terdaftar di daftar efek syariah?
3.
Apakah leverage berpengaruh negatif terhadap Islamic Social Reporting yang
terdaftar di daftar efek syariah?
4.
Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap Islamic Social Reporting
yang terdaftar di daftar efek syariah?
5.
Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap Islamic Social
Reporting yang terdaftar di daftar efek syariah?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui apakah kepemilikan manajemen berpengaruh positif terhadap
Islamic Social Reporting yang terdaftar di daftar efek syariah
8
2. Mengetahui apakah Kepemilikan institusi berpengaruh positif terhadap
Islamic Social Reporting yang terdaftar di daftar efek syariah
3. Mengetahui apakah leverage berpengaruh negatif terhadap Islamic Social
Reporting yang terdaftar di daftar efek syariah
4. Mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap Islamic Social
Reporting yang terdaftar di daftar efek syariah
5. Mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap Islamic
Social Reporting yang terdaftar di daftar efek syariah
D. Manfaat Penelitian
1. Bidang Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai
pengaruh
kepemilikan
manajemen,
kepemilkan
institusional,
leverage,
profitabilitas, ukuran perusahaan terhadap Islamic Social Resporting yang
terdaftar di daftar efek syariah dan diharapkan dapat dipakai sebagai acuan untuk
riset-riset mendatang.
2.
Bidang Praktik
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat dalam
memberikan masukan pemikiran dan input yang bermanfaat bagi perusahaan,
serta diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan riset-riset mendatang.
9
E. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terdiri dari enam bab yaitu:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bagian awal penulisan yang terdiri atas sub judul yang
saling berhubungan yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Bab kedua tinjauan pustaka dan pengembangan hipotesis. Bab ini membahas
mengenai tinjauan tentang informasi mengenai variabel-variabel yang diteliti, telaah
pustaka dan perumusan hipotesis.
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini merupakan metode penelitian, yang membahas tentang metodemetode yang digunakan dalam penelitian yang memuat mengenai jenis dan sifat
penelitian, populasi, metode pengumpulan data, definisi operasional variabel, dn
teknik analisis data.
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang analisis data dan pembahasan. Bab ini merupakan inti
dari penelitian yang membahas tentang data yang dikumpulkan serta hasil
pengelolahan data. Analisis tersebut berisi interprestasi terhadap hasil pengelolahan
data dengan menggunakan teori.
10
BAB VI: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup dari penelitian yang telah dilakukan. Bab ini
memuat kesimpulan serta saran yang relevan dengan hasil penelitian yang telah
dilakukan.
11
Download