badan perencanaan pembangunan daerah kabupaten

advertisement
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
Jl. Kesuma No. 09 Krui Telp/Fax. 0728 – 51221 Kode Pos 34874
Email : [email protected]
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penyusunan buku Profil Investasi Berbasis Klaster Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015 dapat selesai
tepat pada waktunya. Buku Profil Investasi Berbasis Klaster ini merupakan bagian dari upaya
pengembangan potensi investasi yang ada di daerah Kabupaten Pesisir Barat yang dilakukan dengan
berbagai tahapan meliputi; identifikasi seluruh potensi yang ada, alasan-alasan yang menjadikan potensipotensi dimaksud dijadikan sebagai unggulan, lokasi investasi yang ditetapkan, dan bagaimana kebijakankebijakan pusat dan daerah.
Adapun Buku Profil Investasi Berbasis Klaster ini nantinya diharapkan dapat menjadi acuan dan pemberi
daya tarik kepada calon investor yang ingin berinvestasi atau menanamkan modalnya di Kabupaten Pesisir
Barat, sehingga pada akhirnya dapat berimbas kepada meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan di Kabupaten Pesisir Barat.
Akhir kata semoga buku ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangsih dalam membangun masa
depan Kabupaten Pesisir Barat yang lebih baik.
Krui, Nopember 2015
Kepala Bappeda Pesisir Barat
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1
A.
Latar Belakang
1
B.
Pengertian Konsep Investasi Berbasis Klaster
2
C.
Tujuan Penyusunan Profil Investasi Berbasis Klaster
3
D.
Manfaat Penyusunan Profil Investasi Berbasis Klaster
3
GAMBARAN UMUM KABUPATEN PESISIR BARAT
4
A.
Kondisi Geografis
4
B.
Kondisi Iklim
8
C.
Kondisi Tofografi
10
D.
Jenis Tanah
10
E.
Penggunaan lahan
11
POTENSI INVESTASI UNGGULAN KABUPATEN PESISIR BARAT
13
A.
Sektor Pertanian
14
B.
Sektor Perkebunan
16
C.
Sektor Kehutanan
21
D.
Sektor Peternakan
23
E.
Sektor Perikanan dan Kelautan
24
F.
Sektor Perindustrian
26
G.
Sektor Pariwisata
27
KLASTER INVESTASI DAMAR MATA KUCING
32
A.
10 Alasan Mengapa Harus Damar Mata Kucing
32
B.
Sejarah Damar Mata Kucing
34
C.
Potensi dan Peluang Investasi Damar Mata Kucing
38
PENUTUP
41
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan dan menggali sumber-sumber pendapatan daerah, diperlukan upaya untuk
meningkatkan dan mengembangkan investasi di Kabupaten Pesisir Barat, baik melalui penanaman modal
asing maupun nasional. Penciptaan iklim investasi yang menarik minat para investor untuk menanamkan
modalnya di wilayah Pesisir Barat membutuhkan fasilitas dan akurasi data potensi daerah yang dapat
dikembangkan. Berkenaan dengan hal ini, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan arus
investasi di Kabupaten Pesisir Barat adalah sarana promosi melalui penyebarluasan data tentang potensi dan
peluang investasi, terutama sektor-sektor yang menjadi unggulan di wilayah tersebut. Keberadaan sarana
promosi dalam bentuk profil investasi berbasis klaster diharapkan dapat meningkatkan masuknya investasiinvestasi baru di Kabupaten Pesisir Barat. Sebagai daerah otonomi baru, Kabupaten Pesisir Barat memiliki
keterbatasan karena masih minimnya sarana dan prasarana untuk pengembangan ekonomi dan kewilayahan,
sehingga dibutuhkan kerjasama yang saling menguntungkan dari berbagai pihak baik Pemerintah Pusat,
Provinsi, dan Masyarakat maupun Stakeholder terkait dalam membantu dan memfasilitasi percepatan
terwujudnya pembangunan dan kesejahteraan masyarakat khususnya di Kabupaten Pesisir Barat.
B. Pengertian Konsep Investasi Berbasis Klaster
Investasi Berbasis Klaster adalah suatu format investasi dengan pemusatan industri di suatu kawasan tertentu
dengan tujuan agar pengelolaanya dapat optimal dengan membentuk kerjasama yang strategis serta
memiliki hubungan yang intensif antara pelaku-pelaku yang ada di dalamnya. Investasi Berbasis Klaster ini
juga merupakan bagian dari upaya pengembangan potensi investasi yang ada di suatu daerah yang melalui
berbagai tahapan yang harus dilalui meliputi; identifikasi seluruh potensi yang ada, alasan-alasan yang
menjadikan potensi-potensi dimaksud dijadikan sebagai unggulan, lokasi investasi yang ditetapkan, dan
bagaimana kebijakan-kebijakan pusat dan daerah dalam mendukung kegiatan tersebut. Selanjutnya hasil
pengumpulan data dan informasi tersebut di analisa untuk mengetahui bagaimana analisis pasarnya, potensi
bahan baku, keuntungan komparatif dan kompetitif, infrastruktur dan kelengkapannya, daya dukung
industri, serta ketersediaan tenaga kerjanya, agar supaya klaster investasi yang ditetentukan dapat benarbenar mendapat respon positif dari para calon investor.
C. Tujuan Penyusunan Profil Investasi Berbasis Klaster
Adapun tujuan Penyusunan Profil Investasi berbasis Klaster Kabupaten Pesisir Barat secara umum adalah
untuk mempersiapkan data-data dan informasi tentang potensi dan peluang investasi unggulan yang dapat
dikembangkan di Kabupaten Pesisir Barat sesuai dengan kondisi dan potensi sumberdaya unggulan yang
tersedia, yang disajikan dalam bentuk buku yang menarik dan mudah dipahami.
D. Manfaat Penyusunan Profil Investasi Berbasis Klaster
Buku Profil Investasi Berbasis Klaster Kabupaten Pesisir Barat ini diharapakan dapat bermanfaat dan
berguna bagi berbagai pihak, terutama bagi para stakeholder dan investor, antara lain:
a. Memberikan gambaran dan peluang investasi yang sangat tepat untuk dikembangan khususnya di
Kabupaten Pesisir Barat.
b. Membantu meningkatkan promosi investasi di Kabupaten Pesisir Barat secara lebih efektif, efisien dan
terarah, karena didukung dengan data dan informasi yang jelas dan akurat
c. Membantu meningkatkan tingkat investasi dan pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Pesisir Barat.
GAMBARAN UMUM
KABUPATEN PESISIR BARAT
A. Kondisi Geografis
Kabupaten Pesisir Barat dengan ibukota Krui adalah salah satu dari kabupaten/kota yang ada di wilayah
Provinsi Lampung. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 2012 tentang
Pembentukan Kabupaten Pesisir Barat di Provinsi Lampung (Lembaran Negara Nomor 231, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5364) yang diundangkan pada tanggal 17 November 2012 dan diresmikan pada
tanggal 22 April 2013.
Secara geografis Kabupaten Pesisir Barat terletak di ujung bagian barat Provinsi Lampung berada pada
koordinat 4o 47’ 16“ LS – 5o 56’ 42” LS dan 103o 35’ 8” BT – 104o 53’ 51” BT. Kabupaten Pesisir Barat
memiliki luas ± 2.907,23 Km2 atau 8,39% dari Luas Wilayah Provinsi Lampung, memiliki garis pantai 221,5 Km
dan garis pantai daratan 210 Km dengan jumlah penduduk pada tahun 2015 sebanyak 156.276 Jiwa, yang
terdiri dari 79.444 Jiwa penduduk Laki-laki dan 76.839 Jiwa penduduk Perempuan (Sumber: Disdukcapil
Kabupaten Pesisir Barat, 2015), dengan mata pencaharian pokok sebagian besar penduduknya sebagai
petani dan nelayan.
Kabupaten Pesisir Barat memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
 Sebelah Utara, Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Tanggamus, Desa Way Beluah dan Kecamatan
Banding Agung Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Provinsi Sumatera Selatan.
 Sebelah Selatan, Samudera Hindia.
 Sebelah Barat, Kecamatan Nasal Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu.
 Sebelah Timur Desa Tampang Tua Kecamatan Pematang Sawa, Desa Sedayu, Desa Sidomulyo Kecamatan
Semaka Kabupaten Tanggamus.
Wilayah Kabupaten Pesisir Barat secara administratif terdiri dari 11 kecamatan yaitu Kecamatan Pesisir
Tengah, Kecamatan Pesisir Selatan, Kecamatan Lemong, Kecamatan Pesisir Utara, Kecamatan Karya
Penggawa, Kecamatan Pulau Pisang, Kecamatan Way Krui, Kecamatan Krui Selatan, Kecamatan Ngambur,
Kecamatan Bengkunat, dan Kecamatan Bengkunat Belimbing, dengan 116 desa (di Pesisir Barat disebut
Pekon) dan 2 Kelurahan, dengan kecamatan terluas adalah Kecamatan Bengkunat Belimbing dengan luas
943,70 Km² dan kecamatan terkecil adalah Kecamatan Krui Selatan dengan luas 36,25 Km².
Tabel 1.
Luas Wilayah Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Pesisir Barat
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Kecamatan
Luas (Km²)
Persentase (%)
PESISIR SELATAN
409,17
PESISIR TENGAH
120,64
PESISIR UTARA
84,27
KARYA PENGGAWA
211,11
LEMONG
454,97
BENGKUNAT
215,03
NGAMBUR
327,17
BENGKUNAT BELIMBING
943,70
WAY KRUI
40,92
KRUI SELATAN
36,25
PULAU PISANG
64,00
Jumlah
2.907,23
Gambar 1.
Peta Administratif Kabupaten Pesisir Barat
14,07
4,15
2,90
7,26
15,65
7,40
11,25
32,46
1,41
1,25
2,20
100,00
Sumber : Ditjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum, 2014
B. Kondisi Iklim
Kondisi iklim Kabupaten Pesisir Barat dipengaruhi oleh keadaan alamnya yang dilewati oleh jalur
Pegunungan Bukit Barisan dan keberadaan Samudera Hindia di sebelah Barat. Menurut Oldeman dan Las
Davis (1970), Kabupaten Pesisir Barat memiliki 2 (dua) tipe iklim yaitu : a) Tipe Iklim A, yang memiliki jumlah
bulan basah + 9 bulan terdapat di bagian barat TNBBS termasuk Krui dan Bintuhan. b) Tipe Iklim B, dengan
jumlah bulan basah 7-9, yang terdapat dibagian Timur Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Berdasarkan
curah hujan dari Lembaga Meteorologi dan Geofisika, curah hujan Kabupaten Pesisir Barat berkisar antara
2.500 – 3.000 mm/tahun tahun atau 140-221 mm/bulan. Tingkat kelembaban berkisar antara 50-80%, yang
dikendalikan oleh regim sirhu dari panas (“isohypothermic”) di wilayah perbukitan.
Secara umum Kabupaten Pesisir Barat beriklim tropis humid dengan angin laut lembab yang bertiup dari
Samudera Indonesia dengan 2 (dua) angin/musim setiap tahunnya. Pada bulan November sampai dengan
bulan Maret angin bertiup dari arah barat dan barat laut, bulan Juli sampai dengan Agustus angin bertiup
dari arah timur dan tenggara dengan kecepatan angin rata-rata 70 km/hari. Temperatur udara maksimum
33oC dan temperatur minimum 22oC. Ratarata kelembaban udara sekitar 80o-88oC, akan lebih tinggi pada
daerah yang lebih rendah.
Gambar 2.
Peta Curah Hujan di Kabupaten Pesisir Barat
Sumber : Ditjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum, 2014
C. Kondisi Topografi
Kabupaten Pesisir Barat secara topografi dapat dibagi kedalam topografi dari permukaan laut, dimana
mencakup seluruh Kecamatan wilayah Pesisir (Kecamatan Pesisir Utara, Kecamatan Pesisir Tengah dan
Kecamatan Pesisir Selatan) pada sepanjang pantai Barat wilayah ini. Topologi perbukitan, yang memiliki
ketinggian antara 600-1000 meter diatas permukaan laut, yang meliputi TNBBS dan lain-lainnya
terdamasuk dalam wilayah ini. Ditinjau dari aspek ekosistemnya, wilayah pesisir merupakan daerah peralihan
antara ekosistem teresterial (daratan) dan lautan.
D. Jenis Tanah
Keadaan tanah di wilayah Kabupaten Pesisir Barat, dapat dibedakan menjadi 4 tipe tanah yaitu: Tanah
pada sistem alluvial Terbentuk dari bahan endapan sungai dan hasil alluvial/koliviasi di kaki
perbukitan/pegunungan yang landai. Tersebar antara ketinggian 0 – 100 m dpl, di sepanjang jalur aliran
sungai daerah Pesisir Selatan, Pesisir Tengah, dan Pesisir Utara; Tanah pada sistem marine, terbentuk dari
bahan endapan laut yang bersusun halus sampai kasar, merupakan dataran rendah yang memanjang pada
ketinggian antara 0 – 200 m dpl, berupa daratan pasang surut, beting-beting pantai dan cekungan antar
pantai; Tanah pada sistem teras marine, terdapat disepanjang garis pantai mulai dari Pesisir Utara, terletak
pada ketinggian antara 0-20 m dpl, bentuk wilayah berombak sampai bergelombang dengan variasi lereng
antara 3-5%, terbentuk dari tufa masam dan batuan sedimen; Tanah pada sistem vulkan, secara umum
dapat dibedakan berdasarkan induknya, yaitu dari bahan induk andesit dan basal, terletak pada ketinggian
25-200 m dpl. Lereng atas dan tengah telah mengalami pengikisan lanjut, berlereng curam dengan
kemiringan lebih dari 30% dan lereng bawahnya berkemiringan kurang dari 15%
E. Penggunaan Lahan
Secara keseluruhan penggunaan lahan di Kabupaten Pesisir Barat tersebar untuk penggunaan lahan
pertanian terutama untuk lahan sawah sebesar ±8.594 Ha, Tegalan/Ladang/Huma 23.558 Ha, Perkebunan
28.720 Ha, Lahan Terlantar tidak diusahakan 11.453 Ha, Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
(TNBBS) 192.575 Ha, Hutan Lindung Pesisir 9.360 Ha, Hutan Produksi Terbatas (HPT) 33.358 Ha, Padang
Rumput 171 Ha, dan Lahan Terlantar yang tidak diusahakan 11.453 Ha. Selengkapnya dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 2.
Luas Tanah (Ha) Menurut Penggunaan
Di Kabupaten Pesisir Barat
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Jenis Lahan
Sawah Irigasi
Tadah Hujan
Rawa
Lainnya (folder, rembesan dll)
Tegalan/Kebun
Ladang / Huma
Perkebunan
Padang Penggembalaan/Rumput
Lahan Terlantar Tidak Diusahakan
Hutan TNBBS (Taman Nasional Bukit Barisan Selatan)
Hutan Lindung Pesisir
Hutan Produksi Terbatas
Luas (Ha)
4.732
3.726
191
136
15.962
7.596
28.720
171
11.453
192.575
9.360
33.358
Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pesisir Barat
Persentase (%)
1.54
1.21
0.06
0.04
5.18
2.47
9.33
0.06
3.72
62.53
3.04
10.83
POTENSI INVESTASI UNGGULAN
KABUPATEN PESISIR BARAT
Potensi ekonomi unggulan adalah potensi ekonomi yang memiliki ketangguhan dan kemampuan yang tinggi
sehingga dijadikan sebagai harapan pembangunan ekonomi. Dimana potensi ekonomi unggulan ini
diharapkan dapat menjadi tulang punggung dan penggerak perekonomian, sehingga dapat menjadi refleksi
dari struktur perekonomian suatu wilayah. Secara umum, syarat utama agar suatu sektor layak dijadikan
sebagai unggulan perekonomian adalah sektor tersebut memiliki kontribusi yang dominan dalam pencapaian
tujuan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Jika dikaitkan dengan pengembangan wilayah, maka
penentuan sektor unggulan dapat dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : 1. Jumlah tenaga kerja dan
sumberdaya lainnya yang dipergunakan atau bisa dipakai secara langsung maupun tidak langsung. 2.
Kontribusi secara langsung ataupun tidak langsung terhadap pendapatan PDRB. 3. Kesesuaian lahan dimana
karakter lahan harus disesuaikan dengan karakteristik sektor tersebut dan ketersediannya harus mampu
menampung laju pertumbuhan sektor tersebut.
A. Sektor Pertanian
Di Kabupaten Pesisir Barat sektor pertanian masih merupakan salah satu pilar utama bagi perkembangan
wilayah dan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB Kabupaten Pesisir Barat.
Dukungan sektor pertanian terhadap PDRB dicapai melalui peningkatan produksi tanaman pangan dan
hortikultura. Dari data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Pesisir Barat, Luas lahan pertanian
Pesisir Barat mencapai 16.752 Ha, dimana 51,30% atau 8.594 Ha diperuntukkan sebagai lahan persawahan.
Dari luas lahan tersebut tanaman padi didaulat menjadi komoditas unggulan dari sektor pertanian,
disamping jagung, ubi kayu dan ubi jalar.
Hasil produksi tanaman padi kabupaten pesisir barat tiap tahunya
mencapai 87.250 ton/tahun, dimana 28.7% (25.036 ton/tahun)
produksinya terdapat di Kecamatan Pesisir Selatan, disusul kecamatan
ngambur dengan hasil mencapai 14.606 ton/tahun dan kecamatan
bengkunat belimbing dengan produksi mencapai 14.114 ton/tahun. Jika
produksi tersebut dikonversi ke beras maka akan menjadi 54.741
ton/tahun dengan asumsi rendemen saat giling sebesar 62.74%,
sehingga dihitung berdasarkan kebutuhan pangan (beras) di Kabupaten Pesisir Barat adalah sebesar 33.985
ton per tahun dengan surplus sebesar 20.756 ton, dengan asumsi perhitungan kebutuhan beras per orang
dalam satu hari adalah sebesar 0.5 kg.
Tabel 3.
Jumlah Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Pesisir Barat
No.
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pesisir Selatan
Bengkunat
Pesisir Tengah
Krui Selatan
Way Krui
Karya Penggawa
Pesisir Utara
Lemong
Ngambur
10
Bengkunat Belimbing
11
Pulau Pisang
JUMLAH
Sumber : Data Statistik BPS
Padi
25.036
8.526
2.654
4.204
2.466
6.291
4.642
4.711
14.606
14.114
87.250
Produksi (ton/tahun)
Jagung
Kedelai
Ubi Kayu
866
29
1.168
756
20
356
8
20
8
178
16
40
3
40
9.400
21
1.286
Ubi Jalar
125
616
8.652
12
1.563
67
19.706
86
80
4.730
19
828
Meskipun kabupaten Pesisir Barat bukan merupakan sentra dari produksi tanaman padi di Provinsi
Lampung, tetapi mampu memberikan kontrisbusi yang cukup signifikan dalam mendukung program
pemerintah Provinsi Lampung dalam hal ketahanan pangan dan kemandirian pangan menuju kedaulatan
pangan. Pada subsektor hortikultura, Kabupaten Pesisir Barat juga penghasil tanaman sayuran dan buahbuahan, dengan komoditas utama adalah kacang panjang, kacang tanah, dan cabe merah.
B. Sektor Perkebunan
Peran dan kontribusi sektor perkebunan selama ini menunjukkan hasil yang cukup signifikan dalam
mendukung laju pembangunan khususnya sektor pertanian dan pembangunan wilayah, baik berperan
langsung terhadap pendapatan produk domestik regional bruto (PDRB), penyedia lapangan kerja, sumber
pendapatan masyarakat, pengentasan kemiskinan, dan menjaga kelangsungan program ketahanan pangan.
Untuk meningkatkan produksi komoditi perkebunan, Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat melalui Dinas
Perkebunan dan Kehutanan melakukan berbagai upaya, antara lain melaksanakan penyuluhan dan
pembinaan kepada petani dalam hal penanaman pohon pelindung, pengendalian gulma dan perawatan
tanaman; menggerakkan petani untuk menanam tanaman sela diantara tanaman utama dengan tujuan
dapat meningkatkan pendapatan petani dari hasil tanaman sela.
Berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pesisir Barat luas lahan perkebunan
kabupaten pesisir barat mencapai 28.938 Ha dengan total hasil produksi tanaman perkebunan sebesar
72.453,4 ton/tahun. Dimana berdasarkan luas dan jumlah hasil produksi yang menjadi komoditas unggulan
sektor perkebunan Kabupaten Pesisir Barat adalah :
1. Kelapa sawit yang memiliki lahan seluas 6.459.5 ha dengan
produksi sebesar 57.518,9 ton/tahun atau 79,04% dari total produksi
tanaman perkebunan. Dan wilayah yang menjadi sentra produksi
kelapa sawit adalah Kecamatan Bengkunat dengan jumlah
produksi 32.275 ton/tahun atau 56,11 % dari jumlah produksi
kabupaten, dan kecamatan Ngambur sebesar 16.258 ton/tahun
(28,26%).
Kelapa
sawit
merupakan
salah
satu
komoditas
perkebunan yang mempunyai peran cukup penting dalam perekonomian Provinsi Lampung,
karena merupakan komoditas andalan ekspor sehingga menjadi penghasil devisa negara di luar minyak
dan gas.
2. Kelapa dalam yang memiliki lahan seluas 6.924.8
Ha dengan
produksi sebesar 7.309,2 ton/tahun atau 10% dari total produksi
tanaman perkebunan. Dan wilayah yang menjadi sentra produksi
kelapa dalam adalah Kecamatan Pesisir Selatan dengan jumlah
produksi 2.302 ton/tahun. Tanaman kelapa dalam merupakan
komoditi tradisional yang tumbuh dengan baik di seluruh daerah
kabupaten pesisir barat yang diusahakan oleh masyarakat sebagai
tanaman perkarangan maupun yang diusahakan dalam hamparan yang cukup luas.
3.
Kopi Robusta yang memiliki lahan seluas 6.935.3 Ha dengan
produksi sebesar 4.474.5 ton/tahun atau 6,1% dari total produksi
tanaman perkebunan. Dan yang menjadi sentra produksi kopi robusta
terdapat di Kecamatan Lemong yaitu sebesar 1.380 ton/tahun (30.85%)
dari total produksi. Kopi robusta merupakan komoditas ekspor
unggulan di Provinsi Lampung, jadi meskipun Pesisir Barat bukan
merupakan kabupaten sentra Kopi Robusta, namun memberikan
konstribusi dalam peningkatan pengembangan ekspor komoditas perkebunan di Provinsi Lampung.
4. Lada yang memiliki lahan seluas 3.595.0 Ha dengan produksi sebesar 1.755.8
ton/tahun atau 4,96% dari total produksi tanaman perkebunan. Dalam
perkembangan secara nasional, Lampung masih menempati urutan nomor
satu sebagai wilayah dengan luas areal dan produksi lada tertinggi. Lada
yang dihasilkan adalah lada hitam (black pepper) dengan ciri-cita rasa
dan aroma yang khas. Dan yang menjadi sentra produksi lada di
Kabupaten Pesisir Barat adalah Kecamatan Lemong, Bengkunat Belimbing
dan Bengkunat.
5.
Cengkeh di Kabupaten Pesisir Barat memiliki luas 3.648,25 ha
dengan produksi 1.729 ton/tahun. Dan yang menjadi sentra
produksi tanaman cengkeh terletak di kecamatan pulau pisang,
lemong dan pesisir utara. Harga jual yang cenderung meningkat
dan stabil menjadi faktor pemicu bergairahnya petani menanam
cengkeh.
6. Kakao di Kabupaten Pesisir Barat memiliki luas 1.330 Ha, dengan hasil produksi 919,3 ton/tahun dan yang
menjadi sentra tanaman kakao adalah Kecamatan pesisir Selatan dan Bengkunat Belimbing.
Tabel 4.
Jumlah Produksi Tanaman Perkebunan Kabupaten Pesisir Barat
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Kecamatan
Pesisir Selatan
Bengkunat
Pesisir Tengah
Krui Selatan
Way Krui
Karya Penggawa
Pesisir Utara
Lemong
Ngambur
Bengkunat
Belimbing
Pulau Pisang
JUMLAH
Sumber : Data Statistik BPS
Kelapa
Sawit
3.022
32.275
200
49
16.258
Produksi (ton/tahun)
Kelapa
Kopi
Lada
Cengkeh
Dalam
Robusta
2.302
454
33
33
536
527
331
17
291
10
4
22
117
22
8
11
262
15
5
86
488
220
29
183
748
721
37
768
768
1.380
768
331
943
510
249
13
Kakao
122
117
64
44
38
39
104
96
109
5.715
643
615
383
16
188
57.519
212
7.309
4.474
1.846
249
1.729
920
C. Sektor Kehutanan
Kabupaten Pesisir Barat merupakan kabupaten yang memiliki wilayah hutan lebih dari 60% dari total luas
wilayah, sehingga sektor kehutanan memiliki kontribusi yang cukup besar dalam menopang perekonomian
Kabupaten Pesisir Barat.
Komoditas yang menjadi unggulan dari sektor kehutanan Kabupaten
Pesisir Barat hingga dikenal ke dunia Internasional adalah Damar
Mata Kucing (Shorea Javanica) dengan luas areal mencapai 17.160,75
Ha dengan Produksi 6.720,20 ton/tahun, selain itu hampir 80%
produk damar mata kucing Indonesia berasal dari Kabupaten Pesisir
Barat, dan digadang-gadang merupakan damar terbaik didunia
yang digunakan sebagai stabilizer pada industri cat, tinta, pharmasi,
kosmetik. Negara tujuan ekspor damar mata kucing meliputi : India, Jerman, Philipina, Perancis, Belgia, Uni
Emirat Arab, Bangladesh, Pakistan dan Italia.
Kecamatan yang memiliki luas lahan Damar Mata Kucing terbesar
adalah Kecamatan Way Krui dengan luas lahan mencapai 8.510 Ha.
Selain itu persebaran hasil getah damar juga banyak dihasilkan dari
kecamatan Karya Penggawa dengan luas lahan mencapai 3.569,5 Ha
dan Kecamatan Pesisir Selatan dengan luas lahan mencapai 1.803 Ha.
Pengembangan budidaya damar memiliki dua manfaat sekaligus
yaitu pelestarian hutan dan penunjang ekonomi.
Dengan hasil potensi damar yang cukup besar, membuat Kabupaten
Pesisir Barat menjadi penghasil utama damar mata kucing di
Lampung, bahkan termasuk di Indonesia. Hasil hutan Kabupaten
Pesisir Barat lainnya adalah bambu, gula enau, sarang burung, dan
Kayu Jati.
D. Sektor Peternakan
Berdasarkan data dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lampung Barat luas areal potensial untuk
pengembangan komoditas peternakan mencapai 6.973 ha yang sebagian besar belum dimanfaatkan secara
optimal dan tersebar di beberapa kecamatan. Potensi hijauan dan didukung dengan kondisi iklim yang sejuk
dan curah hujan relatif tinggi sehingga memungkinkan kontinuitas hijauan pakan sepanjang tahun lebih tersedia.
Selain itu sebagai daerah pertanian potensi pakan asal limbah pertanian cukup besar seperti dedak padi, jagung,
kulit kopi, daun ubi jalar, dan lain-lain.
Populasi ternak di Kabupaten Pesisir Barat untuk ternak sapi mencapai
5.240 ekor, kerbau 743 ekor, dan kambing 5.330 ekor. Sentra populasi
ternak sapi ada di Kecamatan Bengkunat Belimbing dengan jumlah
populasi sebesar 1.170 ekor dan Kecamatan Pesisir Selatan 1.148 ekor,
populasi kerbau terbesar ada di Kecamatan Pesisir Utara mencapai 161
ekor. Untuk ternak kambing populasi terbesar ada di Kecamatan
Lemong 1.129 ekor. Sedangkan populasi ternak unggas ayam buras
mencapai 2.050 ekor yang terbesar ada di Kecamatan Ngambur 1000 ekor, dan populasi bebek/itik mencapai
11.217 ekor yang terbesar ada di Kecamatan Pesisir Utara mencapai 2.351 ekor.
E. Sektor Perikanan dan Kelautan
Potensi Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Pesisir Barat tersebar di seluruh wilayah yang terdiri dari
potensi perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Untuk perikanan tangkap berada di sepanjang ± 210
km dari garis pantai Kabupaten Pesisir Barat atau 19% dari panjang garis pantai Provinsi Lampung, yang
langsung berhadapan dengan Samudera Hindia. Sejauh 0-4 mil (± 168.941 ha) adalah merupakan wilayah
tangkap yang dikelola Kabupaten Pesisir Barat dengan Jumlah nelayan mencapai 2.252 orang.
Potensi ikan tangkap di peraian Kabupaten Pesisir Barat mencapai
142.197 ton/tahun (Tim IPB, 1999) dengan total produksi mencapai
12.264.37 ton atau hanya 8,6%. Potensi ikan bernilai ekonomis tinggi
yang dihasilkan diantaranya ikan Thughuk/Blue Marlin sebesar
73ton/tahun, sentra terbesarnya terdapat di Kecamatan Lemong
dengan Jumlah produksi sebesar 60ton/tahun (82.19%), Ikan Tuna
sebesar 83ton/tahun, jumlah produksi tuna terbesar terdapat di
Kecamatan Lemong dengan jumlah produksi Sebesar50ton/tahun (60.24%), ikan Tongkol/Cakalang sebesar
160ton/tahun, jumlah produksi ikan Cakalang hanya terdapat di kecamatan Lemong dan Pesisir Utara
dengan jumlah produksi 80 ton/tahun, ikan Hiu sebesar 16ton/tahun, jumlah produksi Hiu terbesar terdapat di
Kecamatan Lemong dengan jumlah produksi sebesar 15ton/tahun (93.75%), Udang sebesar 81 ton/tahun, sentra
Udang terbesar terdapat di Kecamatan Bengkunat dengan jumlah
produksi sebesar80ton/tahun (98.76%), ikan Kakap hanya terdapat di
Kecamatan Lemong dengan produksi 5 ton/Tahun, ikan Kerapu
mencapai 17ton/tahun, dengan sentra prioduksi kerapu terdapat di
Kecamatan Lemong, ikan Tenggiri hanya terdapat di Kecamatan
Pesisir Utara dengan produksi 4 ton/Tahun, Gurita sebesar 11ton/tahun,
dengan produksi Gurita terbesar terdapat di Kecamatan Lemong
dengan Jumlah produksi Sebesar10ton/tahun (90.90%). Di perairan pantai Pesisir Barat juga sering ditemui
sumberdaya laut yang termasuk golongan hewan yang dilindungi, seperti penyu, ikan lumba-lumba dan
ikan paus.
Produksi perikanan budidaya air tawar di Kabupaten Pesisir Barat yang paling banyak dibudidayakan
adalah ikan lele, mas, mujair, gurame, dan nila yang tersebar di Kecamatan Bengkunat, Kecamatan Pesisir
Utara, Kecamatan Ngambur, Kecamatan Bengkunat Belimbing, Pesisir Tengah dan Lemong.
F. Sektor Perindustrian
Dari sektor perindustrian yang menjadi andalan kabupaten pesisir
barat adalah dari subsektor industri kerajinan tangan (handmade)
yang menjadi ciri khas Pesisir Barat secara khusus, dan menjadi ciri
khas Provinsi Lampung secara umum. Beberapa di antara kerajinan
yang masih dilestarikan di Pesisir Barat, yaitu Kerajinan Sulam Kain
Tapis. Kain Tapis merupakan produk tekstil tradisional Indonesia
dengan kain dasar aslinya adalah kain yang diproduksi dengan alat
tenun gedogan/alat tenun bukan mesin yang selanjutnya disulam dengan motif beronamen khas Kabupaten
Pesisir Barat.
Sentra produksi sulam kain tapis krui terletak di kecamatan pulau pisang, pesisir tengah, dan pesisir selatan.
Selain itu Kerajinan Kayu Kelapa juga mulai dikembangkan di Pesisir Barat sejak tahun 2004. Produk
kerajinan kayu kelapa yang dikembangkan saat ini berupa alat perkantoran, alat rumah tangga, dan
lain-lain.
G. Sektor Pariwisata
Kabupaten Pesisir Barat yang dianugerahi garis pantai sepanjang 210 km yang berbatasan langsung dengan
Samudera Hindia memiliki banyak sekali obyek wisata pantai yang potensial untuk dikembangkan. Dimana
pada umumnya, pesona dan aktivitas yang ditawarkan pada obyek wisata pantai adalah snorkeling, surfing,
menyelam, berenang, berlayar, berperahu motor, memancing, berjemur matahari, spooning nooks, menikmati
panorama alam, fotografi, upacara adat pada saat tertentu, berkemah, trekking dan bersepeda. Untuk
sektor Pariwisata di Kabupaten Pesisir Barat memiliki 49 Wisata Pantai, dengan lahan seluas 213,5 Ha, dan
Sektor pariwisata terbanyak ada di Kecamatan Pesisir Utara dan Karya Penggawa.
 Pantai Way Menula, Pantai ini terletak di Desa Tanjung Jati
Kecamatan Pesisir Utara. Pemandangan yang cantik dan
pantainya
yang
bersih
dapat
memanjakan
setiap
mata
pengunjung yang datang. Mengingat ombak yang ada di pantai
cukup tinggi, maka pengunjung dapat melakukan aktifitas yang
berkenaan dengan wisata pantai yang sedikit menantang, yakni
berenang, berselancar, dayung, sunset view, serta menyelam.
 Pantai Penengahan, Sesuai dengan namanya pantai ini terletak di Pekon Penengahan Kecamatan Lemong.
Aktifitas yang dapat dilakukan di pantai ini ialah berenang, dayung, berlayar, perahu motor, memancing, ski
air, menyelam, dan lain sebagainya. Untuk sarana dan prasarana, pantai ini sudah tergolong cukup memadai.
 Pantai Pulau Pisang, Pantai Pulau Pisang terletak di Pekon Sukadana, Sukamarga, dan Labuhan Batin
Kecamatan Pulau Pisang. Di Pulau ini Anda dapat menikmati keindahan alam bawah laut. Di pantai ini bisa
menikmati panorama hamparan pasir putih, birunya lautan, dan terumbu karang yang hidup di sana. Selain
panorama yang indah, anda juga dapat menyaksikan Lumba-lumba
yang berlompatan. Anda juga dapat merasakan sensasi memancing ikan
blue marlin yang ukurannya mencapai 200 kg lebih.
 Pantai Tembakak, Pantai ini berlokasi di Desa Tembakak Kecamatan
Karya Penggawa. Di Pantai Tembakak terdapat dermaga menuju Pulau
Pisang (rute terpendek ± 15 menit), di Pantai Tembakak ini terdapat Batu
Tihang yang dipercaya memiliki kekuatan magis bagi warga sekitar.
Aktifitas yang dapat dilakukan ini pantai ini adalah memancing, sunset
view, kuliner (terdapat restoran dan homestay), dan bagi Anda yang suka
dengan fotografi, pantai ini juga merupakan salah satu spot untuk
hunting fotografi.
 Pantai Tanjung Setia, Objek wisata Pantai Tanjung Setia yang sangat menarik untuk dijadikan tempat wisata
berenang, menyelam, dan berselancar serta berperahu dan bersepeda sepanjang pantai. Wisatawan
mancanegara banyak menghabiskan waktu libur mereka di Pantai Karang Nyimbor sambil berselancar dan
menyaksikan sunset view.
 Pantai Labuhan Jukung, Pantai ini menawarkan lingkungan sekitar
yang
masih
alami
dan
beberapa
keindahan
alam
yang
menakjubkan. Pasir putihnya halus dan terhampar di sepanjang
pesisir pantai. Matahari terbenam yang sangat indah menawarkan
atraksi menarik di sepanjang gelombang menantang. Tepi Labuhan
Jukung juga dihiasi oleh rimbunnya pohon yang memberikan
pemandangan dan suasana pantai semakin indah. Pantai yang
berlokasi di Krui Kecamatan Pesisir Tengah ini dapat dimanfaatkan pengunjung untuk kegiatan memancing,
sunset view, memancing, fotografi, snorkling, diving, camping, surfing, dan kuliner.
 Obyek Wisata Alam Tampang-Belimbing (Tambling), terletak di ujung selatan TNBBS. Kawasan TampangBelimbing terdiri dari ekosistem hutan pantai sampai hutan hujan dataran rendah yang relatif masih asli,
merupakan habitat penting bagi berbagai jenis flora dan satwa liar langka seperti rusa (Cervus unicolor),
kerbau liar (Bubalusbubalis) dan mentok rimba (Caerina sp). Selain itu dapat dijumpai pula pantai pasir yang
panjang dan indah, pantai karang Sawang Bajau, Savana Kobakan Bandeng, Way Sleman, Way
Blambangan, Danau Menjukut, mercu suar setinggi 70 meter peninggalan Belanda yang masih berfungsi,
habitat penyu laut di Penipahan dan Enclave Pemakahan. Di kawasan ini dapat dilakukan berbagai
kegiatan olahraga air (berenang, sufing, snorkeling, diving), hunting, penjelajahan hutan, pantai, sungai,
pengamatan flora fauna, memancing, safari malam.
 Obyek wisata alam Muara Canguk – Pemerihan, terletak di bagian
tengah sebelah barat TNBBS. Kawasan Muara Canguk – Pemerihan
bertipe ekosistem hutan pantai hingga hutan hujan dataran rendah
yang relatif masih asli, dan merupakan habitat bagi berbagai jenis
primata dan burung air. Di kawasan ini dapat dilakukan kegiatan
penjelajahan hutan dan pantai, susur sungai, pengamatan flora
fauna, photo hunting, berenang, memancing dan camping.
Obyek wisata lain selain wisata pantai dan wisata alam adalah wisata budaya/religi. Bermacam kegiatan adat
istiadat masyarakat asli Lampung Krui masih tetap ada dan lestari, sehingga dapat dijadikan sebagai potensi
wisata budaya. Adapun daya tarik yang ditawarkan seperti upacara-upacara adat serta berbagai kesenian
daerah. Selain itu, tempat-tempat bersejarah juga banyak dijumpai yang berguna untuk apresiasi seni dan
budaya, penelitian sejarah serta ziarah.
Obyek-obyek wisata budaya/religi tersebut diantaranya :
 Festival Teluk Stabas, merupakan salah satu festival ragam budaya yang ada
di daerah Pesisir Barat. Dalam kegiatan Teluk Stabas ini diadakan
perlombaan budaya dan olahraga lain: kebut Pesagi, Kebut Jukung
(sampan), Pawai Budaya, dan lomba tarian adat tradisional.
 Ngumbai Lawok, merupakan pesta rakyat yang bermakna sedekah laut
(ruwat laut). Pesta ini dilakukan setahun sekali di Krui Kec. Pesisir Tengah.

Makam Syekh Aminullah, Syekh Aminullah merupakan salah
satu penyebar agama Islam di Sumatera pada abad ke 16 Masehi
dan berasal dari Jazirah Arab. Makam ini terletak di Kecamatan
Lemong 110 km dari Liwa atau 330 km dari Bandar Lampung.

Makam/Petilasan Gadjah Mada, yang berlokasi di Kecamatan
Pesisir Utara 61 km dari Liwa atau 321 km dari Bandar Lampung.
Keberadaan situs ini diperkuat dengan ditemukannya barangbarang peninggalan berupa keris, gelang, mahkota, pedang, tombak, ikat pinggang dan ikat kepala.
KLASTER INVESTASI DAMAR MATA KUCING
A. 10 Alasan Mengapa Harus Damar Mata Kucing
Melalui pendekatan klaster, potensi dan peluang investasi dapat diidentifikasi dan dipetakan baik dari sisi
ketersediaannya maupun keterkaitannya dengan unsur-unsur lain dalam klaster itu sendiri. Dalam struktur
klaster, terdapat unsur yang saling keterkaitan yaitu pemasok, pasar, industri inti, industri pendukung,
kebijakan/regulasi, serta visi atau masa depan klaster, dimana setiap unsur ini memiliki peran dan kompetensi
tersendiri untuk keberlangsungan klaster. Di Kabupaten Pesisir Barat terdapat lima (5) konsep klaster yang
dapat dikembangkan yaitu; (1) klaster investasi damar mata kucing, (2) klaster industri pariwisata, (3) klaster
investasi kelapa sawit, (4) klaster investasi kelapa dalam, (5) klaster investasi cengkeh.
Setelah dilakukan pengumpulan data dan potensi terhadap semua klaster investasi di atas, khususnya terkait
keberadaan dan ketersediaan di sektor hulu maupun di sektor pengolahannya, maka klaster investasi Damar
Mata Kucing yang sangat tepat untuk dikembangkan di Kabupaten Pesisir Barat.
Adapun yang menjadi pertimbangan alasanya adalah sebagai berikut :
1. Damar mata kucing memiliki nilai ekonomi yang relatif tinggi dan stabil
2. Hampir 80% produk damar mata kucing Indonesia berasal dari Propinsi Lampung tepatnya berada di
Kabupaten Pesisir Barat.
3. Kondisi tanah dan iklim di seluruh wilayah Kabupaten Pesisir Barat sangat mendukung dalam
pengembangan budidaya damar mata kucing.
4. Lebih dari 60% dari total luas wilayah Kabupaten Pesisir Barat merupakan wilayah hutan.
5. Lahan untuk pengembangan damar mata kucing yang relatif sangat luas
6. Tersedianya sumber daya tenaga kerja yang handal
7. Akses infrastruktur jalan yang relatif baik
8. Pasar yang masih sangat luas, baik nasional maupun internasional.
9. Produk yang dikembangkan ramah lingkungan bahkan turut mendukung program pelestarian hutan
10. Adanya dukungan penuh dari Pemerintah Daerah, Propsinsi maupun Pusat, dalam membuat
program-program ataupun kebijakan-kebijakan yang mendukung pengembangan industri damar
mata kucing
B. Sejarah Damar Mata Kucing
Resin, cairan getah lengket yang dipanen dari beberapa jenis pohon hutan, merupakan produk dagang
tertua dari hutan alam Asia Tenggara. Spesimen resin dapat
ditemukan di situs-situs prasejarah, membuktikan bahwa kegiatan
pengumpulan hasil hutan sudah sejak lama dilakukan. Hutan-hutan
alam Indonesia menghasilkan berbagai jenis resin. Damar adalah
istilah yang umum digunakan di Indonesia untuk menamakan resin
dari pohon-pohon yang termasuk suku Dipterocarpaceae dan
beberapa suku pohon hutan lainnya. Sekitar 115 spesies, yang
termasuk anggota tujuh (dari sepuluh) marga Dipterocarpaceae menghasilkan damar. Pohon-pohon
dipterokarpa ini tumbuh dominan di hutan dataran rendah Asia Tenggara, karena itu damar merupakan
jenis resin yang lazim dikenal di Indonesia bagian barat.
Ada dua macam damar yang dikenal umum, dengan kualitas yang jauh berbeda. Pertama adalah damar
batu, yaitu damar bermutu rendah berwarna coklat kehitaman, yang keluar dengan sendirinya dari pohon
yang terluka. Kedua, adalah damar mata kucing; yaitu damar yang bening atau kekuningan yang bermutu
tinggi, yang dipanen dengan cara melukai kulit pohon. Sekitar 40 spesies dari genus Shorea dan Hopea
menghasilkan damar mata kucing, di antaranya yang terbaik adalah Shorea javanica dan Hopea
dryobalanoides.
Klasifikasi Damar
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas
: Dilleniidae
Ordo
: Theales
Famili
: Dipterocarpaceae
Genus
: Shorea
Spesies
: Shorea javanica
Damar mata kucing (Shorea javanica) merupakan spesies penghasil resin yang bernilai tinggi sebagai bahan baku
industri cat, tinta, dan bahan campuran minuman. Bahkan getah damar juga dimanfatkan sebagai antirayap,
antijamur (Sari 2002), serta bahan pangan tambahan (Edriana et al. 2004; Van Lakerveld 2007). Potensi ekonomi
getah damar telah dikenal sejak lama. Cusson (2013) menyampaikan bahwa perdagangan damar telah berlangsung
sejak awal abad ke-10 di Cina dan negara-negara di Asia Tenggara, yang kemudian berkembang ke Eropa dan
Amerika pada awal abad ke-19. Tanaman damar mata kucing tumbuh subur pada kebun masyarakat, dalam
bahasa lokal disebut “repong damar" (damar agroforestry), yang tersebar luas di Kabupaten Pesisir Barat. Getah
damar yang dihasilkan repong damar dari Kabupaten tersebut, khususnya daerah Krui, memiliki kualitas tinggi dan
sangat diminati para importir, sehingga tidak heran jika keberadaan dan keberlangsungannya menjadi sangat
penting dalam rantai perdagangan getah damar mata kucing di Indonesia.
Damar mata kucing, yang dominan tumbuh pada repong damar, telah menjadi bagian penting dari kehidupan
masyarakat Kabupaten Pesisir Barat, baik bagi petani yang memiliki repong maupun bagi masyarakat yang
terlibat dalam penyadapan getah damar, pengumpulan, dan proses jual beli. Suminar (2013) menyebutkan
praktik-praktik sosial dan budaya dalam mengelola repong damar telah membangun kelestarian ekologi lokal,
sosial, budaya, dan lembaga-lembaga ekonomi. Terkait potensi ekologis, Harianto dan Hidayat (2012)
mengatakan repong damar memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tergolong sedang sampai
dengan tinggi.
Tabel 5.
Luas Lahan dan Jumlah Hasil Produksi Damar per Kecamatan
Di Kabupaten Pesisir Barat
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Nama Kecamatan
Pesisir Tengah
Way Krui
Krui Selatan
Karya Penggawa
Pesisir Selatan
Bengkunat
Bengkunat Belimbing
Ngambur
Pesisir Utara
Pulau Pisang
Lemong
JUMLAH
Luas Lahan
(Ha)
776,50
8.510,00
530,00
3.569,50
1.803,00
302,00
840,00
40,00
221,75
568,00
17.160,75
Produksi
(Ton/th)
56,00
128,00
3.301,00
183,00
1.316,00
287,50
21,00
38,00
1.283,20
106,50
6.720,20
Sumber : Database Potensi Ekonomi Sektor Pertanian Kab. Pesisir Barat
C. Potensi dan Peluang Investasi Damar Mata Kucing
Potensi dan Peluang Investasi pada sektor pengembangan atau pengolahan Damar mata Kucing Kabupaten
Pesisir Barat diarahkan pada tiga sasaran, yaitu :
 Pengembangan Perkebunan Damar (Sektor Hulu)
Peningkatan dan Pengembangan usaha pertanian primer perlu mendapat
dukungan dari sektor hulu agar usaha ekstensifikasi lahan dapat dibarengi
dengan peningkatan kuantitas dan kualitas produksi. Usaha agrobisnis
perkebunan damar yang dapat menjadi peluang investasi di Kabupaten
Pesisir Barat antara lain:
1. Penyediaan Bibit unggul berkualitas dan bersertifikasi Usaha ini dapat
dilakukan secara langsung dengan mengembangakan usaha pembibitan
secara terpadu, atau secara tidak langsung dengan mendatangkan bibit
unggul dari berbagai sentra pembibitan atau dari produsen bibit yang
sudah ada.
2. Penyediaan Sarana Produksi Sub sistem penyediaan sarana produksi menyangkut kegiatan pengadaan dan
penyaluran. Kegiatan ini mencakup Perencanaan, pengelolaan dari sarana produksi, teknologi dan
sumberdaya agar penyediaan sarana produksi atau input usahatani memenuhi kriteria tepat waktu, tepat
jumlah, tepat jenis, tepat mutu dan tepat produk. Peluang usaha ini meliputi penyedianan berbagai jenis
pupuk dan pestisida.
 Pengolahan Hasil Panen Damar (Sektor Hilir)
Peluang investasi yang dapat dikembangkan dalam meningkatkan
nilai ekonomi damar mata kucing dari sektor hilir adalah penyediaan
sarana industri berupa pabrik olahan. Dimana sektor ini memiliki
peluang yang sangat besar, karena selain didukung luasnya lahan
juga didukung dengan tersedianya sumber daya tenaga kerja yang
memadai. Kesiapan pemerintah juga, dalam hal ini Kabupaten Pesisir
Barat juga sangat responsip dan aktif dalam membantu dari segi
kebijakan dan arahan program. Adapun bentuk olahan damar mata kucing dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 6.
Jenis / Bahan Olahan Damar Mata Kucing
No.
1
Jenis usaha Agrobisnis
Damar Mata Kucing
Jenis / Bahan Olahan
Korek api, plastik, plester, vernis, lak, tinta cetak, pelapis tekstil, cat,
pharmasi, dan kosmetik.
 Pengembangan Usaha Jasa Distribusi Damar
Damar mata kucing merupakan produk ekspor yang bernilai ekonomi tinggi, sehingga peluang dan potensi investasi
dalam usaha jasa distribusi barang khususnya damar mata kucing sangat baik untuk dikembangkan di Kabupaten
Pesisir Barat. Adapun negara tujuan ekspor damar mata kucing sebagaimana tabel di bawah ini.
Tabel 7.
Negara Tujuan Ekpor Damar Mata Kucing
No.
1
Jenis usaha Agrobisnis
Damar Mata Kucing
Negara Tujuan Ekspor
India, Jerman, Philipina, Perancis, Belgia, Uni Emirat Arab, Bangladesh,
Pakistan dan Italia
PENUTUP
Dengan adanya buku Profil Investasi Berbasis Klaster Kabupaten Pesisir Barat ini diharapkan dapat
bermanfaat sebagai bahan informasi sekaligus bahan pertimbangan bagi calon investor maupun bagi
pemangku kebijakan atau masyarakat dalam menanamkan modal. Sudah barang tentu buku Profil
Investasi Berbasis Klaster Kabupaten Peisir Barat ini masih jauh dari sempurna, kritik saran yang membangun
sangat diharapkan demi menjadikan buku ini lebih sempurna.
Akhirnya terima kasih Tim Penyusun sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga dapat
terselesaikannya buku Profil Investasi Berbasis Klaster Kabupaten Pesisir Barat.
Download