1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dewasa ini terjadi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dewasa ini terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan pada masyarakat
umumnya. Tercermin dengan rendahnya konsumsi serat dalam diet sehari-hari.
Padahal angka kecukupan serat untuk orang dewasa berkisar antara 20 - 35
g/hari atau 10-13 g serat untuk setiap 1000 kal (Joseph G., 2002). Serat sangat
bermanfaat bagi tubuh, baik itu serat larut maupun serta tidak larut dalam air,
antara lain untuk menurunkan kolesterol dalam darah.
Serat tidak larut/ insoluble fibers dalam air misalnya selulosa dan lignin, yang
merupakan bagian dari dinding sel pangan nabati dan banyak ditemukan pada
bekatul, kacang-kacangan, kulit buah, dan sayuran. Sedangkan serat yang larut
dalam air/ soluble fibers misalnya pectin, musilase dan gums. Contoh makanan
yang mempunyai komposisi tinggi serat larut air adalah oat yang berasal dari
gandum. Serat berfungsi sebagai penurun kadar kolesterol dalam darah (Shills M.
E., 2006).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Chandalia M. dkk pada tahun
2000 yang berjudul Beneficial Effects of High Dietary Fiber Intake in Patients
with Type 2 Diabetes Mellitus, diet tinggi serat menurunkan konsentrasi kolesterol
total, trigliserida, dan Very Low Density Lipoprotein(VLDL). Kadar trigliserida
yang
tinggi
akan
memperburuk
risiko
terjadinya
penyumbatan pada pembuluh darah jantung dan otak, jika bersamaan
dengan
didapatkan
kadar
kolesterol
LDL
yang
tinggi
kolesterol HDL yang rendah (Fiastuti Witjaksono, 2001).
1.2 Identifikasi Masalah
Apakah bekatul menurunkan kadar trigliserida dalam darah.
Apakah oat menurunkan kadar trigliserida dalam darah.
1
dan
kadar
2
Apakah oat menurunkan kadar trigliserida dalam darah lebih besar
daripada bekatul.
1.3 Maksud dan Tujuan
Ingin mengetahui apakah bekatul menurunkan kadar trigliserida dalam
darah.
Ingin mengetahui apakah oat menurunkan kadar trigliserida dalam darah.
Ingin mengetahui apakah oat menurunkan kadar trigliserida dalam darah
lebih besar daripada bekatul.
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1.4.1
Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai pengaruh
bekatul dan oat terhadap trigliserida darah.
1.4.2
Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat memberi informasi kepada masyarakat pada umumnya
mengenai manfaat bekatul dan oat dalam diet sehari-hari.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1
Kerangka Pemikiran
Sebagai salah satu bahan pangan yang tergolong dalam hemiselulosa, bekatul
mengandung soluble fibers 1,16 g/40 g, insoluble fibers 4,86 g/40 g, serta
phytosterol 328 mg (Cara L. et al, 1992). Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa kandungan phytosterol dan serat dalam katul, efektif menurunkan
3
kolesterol darah karena menghambat penyerapan kolesterol, meningkatkan
ekskresi kolesterol sehingga dapat menurunkan penyerapan kolesterol total, serta
memperbaiki regulasi kolesterol darah pada tingkat yang normal (Faisal Anwar,
2002). Oleh karena serat mengikat asam empedu dan kolesterol, maka akan terjadi
peningkatan ekskresi asam empedu dan kolesterol. Di mana asam empedu dan
kolesterol akan dikeluarkan dalam feses sehingga mengurangi empedu masuk
dalam resirkulasi enterohepatik dan terjadi penurunan kembalinya asam empedu
ke hepar. Turunnya kolesterol hepar meningkatkan pembuangan LDL kolesterol
dalam darah. Selain itu, serat tidak larut yang terdapat dalam bekatul
mempercepat waktu transit dalam intestinal dan meningkatkan fecal bulk (Shills
M. E., 2006). Persatuan ahli jantung Amerika Serikat mengeluarkan pedoman
edukasi gizi untuk penatalaksanaan kolesterol tinggi (NCEP ATP3), dengan
mengonsumsi makanan rendah lemak jenuh dan makanan yang mengandung
phytosterol.
Selain bekatul, salah satu bahan pangan yang kaya akan serat dan telah
menjadi konsumsi masyarakat saat ini adalah oat. Kandungan oat yaitu, soluble
fibers 5,14 g/40 g, unsoluble fibers 4,86 g/40 g, dan phytosterol 30 mg (Cara L. et
al, 1992). Oat mempunyai kadar serat larut lebih banyak karena masuk dalam
golongan gums dan β-glukan. Gums berperan dalam penurunan difusi nutrien,
dalam hal ini fatty acids. Gums merupakan serat larut air yang nantinya dalam
saluran pencernaan akan membentuk gel dengan unstirred water layer yang
resisten terhadap pergerakan nutrien. Hal ini menyebabkan nutrien tidak dapat
diserap kedalam enterocyte. Sedangkan β-glukan, sebagai serat larut berperan
dalam memperlambat pengosongan lambung dan penurunan penyerapan nutrien
dalam hal ini fatty acids (Shills M. E., 2006). Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Maria Andersson, Lars Ellegard and Henrik Andersson yang berjudul “Oat
bran stimulates bile acid synthesis within 8 h as measured by 7α-hydroxy-4cholesten-3-one”
didapatkan
hasil
bahwa
konsumsi
oat
bran,
hampir
melipatgandakan konsentrasi serum α-HC dalam 8 jam, yang menunjukkan
peningkatan dari sintesis asam empedu Di mana α-HC dalam serum digunakan
sebagai marker dari peningkatan ekskresi asam empedu. Sebuah studi meta-
4
analisis dari 10 penelitian yang dikutip Food and Drug Administration (FDA),
Amerika Serikat, menyebutkan bahwa 3 g beta glucan bisa menurunkan
kolesterol darah sekitar 5-6 mg/dl (Arif Firmansyah, 2004).
1.5.2
Hipotesis Penelitian
1. Bekatul menurunkan kadar trigliserida dalam darah pria dewasa.
2. Oat menurunkan kadar trigliserida dalam darah pria dewasa.
3. Oat menurunkan kadar trigliserida dalam darah lebih besar daripada
bekatul.
Download