(Catatan Berita) BPD Polman Mangkir Dari Panggilan Ombudsman

advertisement
BPD Polman Mangkir Dari Panggilan Ombudsman
http://www.sman1sidomulyo.sch.id
(ANTARA Sulbar) - Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi
Barat mangkir dari panggilan Ombudsman1) Sulawesi Barat yang ingin melakukan klarifikasi terhadap
penyaluran bantuan siswa miskin (BSM)2), yang dianggap tidak profesional dilaksanakan.
"Kami sudah melakukan pemanggilan terhadap Bank BPD Polman untuk melakukan klarifikasi terkait
penyaluran BSM kepada anak didik dari keluarga tidak mampu, yang dianggap tidak maksimal
dilaksanakan," kata Asisten Bidang Pencegahan Ombudsman Provinsi Sulbar, Muhammad Sukriadi
Azis di Mamuju, Kamis.
Ia mengatakan, pemanggilan itu ternyata tidak diindahkan dan BPD Polman mangkir dari panggilan
dengan alasan yang tidak jelas. Menurut dia, sudah dua kali Ombudsman melakukan penyuratan
kepada BPD Kabupaten Polman, namun tidak diindahkan dan segera akan dilakukan pemanggilan
ketiga.
"Dan kalau masih belum ada tanggapan akan kita minta aparat kepolisian untuk melakukan
pemanggilan paksa sesuai dengan kewenangan yang dimiliki Ombudsman Sulbar," katanya. Ia
mengatakan, Ombudsman Sulawesi Barat ingin melakukan klarifikasi karena menilai BPD Polman
tidak profesional dalam menyalurkan BSM kepada anak didik dari keluarga tidak mampu.
"Dari hasil investigasi kami disimpulkan bahwa BPD Polman tidak profesional dalam menyalurkan
BSM di Kabupaten Polman, seharusnya dalam menyalurkan BSM kepada siswa miskin di Polman,
BPD Polman melaksanakan tepat waktu yakni menyalurkan bantuan itu tujuh hari setelah adanya
1) Ombudsman Republik Indonesia (sebelumnya bernama Komisi Ombudsman Nasional) adalah lembaga negara di
Indonesia yang mempunyai kewenangan mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik baik yang diselenggarakan
oleh penyelenggara negara dan pemerintahan, termasuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan
Usaha Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas
menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Lembaga ini dibentuk berdasarkan
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia
2) Program BSM adalah Program Nasional yang bertujuan untuk menghilangkan halangan siswa miskin berpartisipasi
untuk bersekolah dengan membantu siswa miskin memperoleh akses pelayanan pendidikan yang layak, mencegah
putus sekolah, menarik siswa miskin untuk kembali bersekolah, membantu siswa memenuhi kebutuhan dalam kegiatan
pembelajaran, mendukung program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (bahkan hingga tingkat menengah
atas), serta membantu kelancaran program sekolah. Program ini bersifat bantuan langsung kepada siswa dan bukan
beasiswa, karena berdasarkan kondisi ekonomi siswa dan bukan berdasarkan prestasi (beasiswa)mempertimbangkan
kondisi siswa, sedangkan beasiswa diberikan dengan mempertimbangkan prestasi siswa.
perintah untuk membayar atau menyalurkan BSM kepada siswa miskin. Bukan malah diendapkan di
bank sampai tiga bulan lamanya, karena itu sudah menyalahi aturan," katanya. Menurut dia, diduga
akibat BPD Polman tidak profesional karena menyalurkan BSM tidak tepat waktu, maka penyaluran
BSM tidak langsung diterima siswa miskin tetapi diterima pihak sekolah.
"Mungkin karena diendapkan selama tiga bulan akhirnya bukan siswa yang menerima BSM tetapi
disalurkan ke pihak sekolah," katanya. Ia mengatakan, ketika disalurkan ke sekolah maka sekolah
juga keliru dalam menyalurkan BSM tersebut, karena dari temuan Ombudsman di Sulbar terdapat
sekolah di Polman menyalurkan BSM tidak sesuai petunjuk teknis penyalurannya.
"Seharusnya BSM disalurkan ke rekening siswa miskin, tetapi karena bantuan itu tidak diterima siswa
tetapi diterima sekolah akibat perbankan tidak profesional, maka sekolah menyalurkan tidak dalam
bentuk uang tetapi dalam bentuk barang," katanya. Menurut dia, kalau disalurkan dalam bentuk
barang, maka bukan hanya siswa miskin yang terkena bantuan itu, tetapi juga seluruh siswa lainnya
yang sesungguhnya tidak berhak mendapatkan bantuan itu karena berkecukupan.
Ia mengatakan, kalau terjadi seperti itu, maka pihak sekolah dianggap juga mencari untung karena
membeli barang untuk siswa yang nilainya rendah dari pada bantuan uang yang seharusnya diterima
siswa miskin dari program BSM. Menurut dia, kejadian itu seperti di SD 027 Desa Labuang
Kecamatan Campalagian Kabupaten Polman, yakni bukan hanya siswa miskin yang menjadi sasaran
menerima bantuan tetapi seluruh siswa meski dianggap mampu karena sekolah tidak menyalurkan
bantuan sesuai petunjuk teknis.
Oleh : M Faisal Hanapi
Editor: Daniel/ COPYRIGHT © 2014
Sumber:
http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/54178/bpd-polman-mangkir-daripanggilan-ombudsman
1) Ombudsman Republik Indonesia (sebelumnya bernama Komisi Ombudsman Nasional) adalah lembaga negara di
Indonesia yang mempunyai kewenangan mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik baik yang diselenggarakan
oleh penyelenggara negara dan pemerintahan, termasuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan
Usaha Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas
menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Lembaga ini dibentuk berdasarkan
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia
2) Program BSM adalah Program Nasional yang bertujuan untuk menghilangkan halangan siswa miskin berpartisipasi
untuk bersekolah dengan membantu siswa miskin memperoleh akses pelayanan pendidikan yang layak, mencegah
putus sekolah, menarik siswa miskin untuk kembali bersekolah, membantu siswa memenuhi kebutuhan dalam kegiatan
pembelajaran, mendukung program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (bahkan hingga tingkat menengah
atas), serta membantu kelancaran program sekolah. Program ini bersifat bantuan langsung kepada siswa dan bukan
beasiswa, karena berdasarkan kondisi ekonomi siswa dan bukan berdasarkan prestasi (beasiswa)mempertimbangkan
kondisi siswa, sedangkan beasiswa diberikan dengan mempertimbangkan prestasi siswa.
Download