4573 - UPT Perpustakaan Universitas Ngudi Waluyo

advertisement
MANUSKRIP
LAPORAN KASUS
PENGELOLAAN NYERI PADA Ny. S DENGAN POST SEKSIO SESAREA
INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG BOUGENVILLE
RSUD AMBARAWA
Oleh :
ENI SRI REJEKI
0121604
AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2015
PENGELOLAAN NYERI PADA Ny. S DENGAN POST SEKTIO SESAREA INDIKASI KETUBAN
PECAH DINI DI RUANG BOUGENVILLE RSUD AMBARAWA
Eni Sri Rejeki1, Eko Mardiyaningsih2, Dewi Siyamti3
123Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK
Persalinan merupakan suatu proses membuka dan menipisnya serviks dan
kemudian turun ke jalan lahir.
Seksio sesarea adalah tindakan untuk mengeluarkan hasil konsepsi dengan cara
membuat sayatan pada dinding uterus di dinding depan perut.
Nyeri adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi yang tidak
menyenangkan dalam merespon suatu rangsangan berbahaya. Nyeri adalah
pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan
aktual atau potensial. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui pengelolaan nyeri pada
pasien dengan post seksio sesarea indikasi ketuban pecah dini di RSUD Ambarawa.
Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa relaksasi nafas
dalam untuk perawatan pasien dalam memenuhi kebutuhan kenyamanan. Pengelolaan
nyeri dilakukan selama 2 hari pada Ny. S. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan teknik wawancara, pemeriksaan fisik, observasi dan pemeriksaan
penunjang.
Hasil pengelolaan didapatkan nyeri berkurang dan tidak menyebabkan masalah
komplikasi lain akibat dari tindakan post seksio sesarea indikasi ketuban pecah dini pada
Ny. S.
Saran bagi perawat di rumah sakit agar menerapkan teknik relaksasi nafas dalam
terhadap pengontrolan terjadinya nyeri untuk meningkatkan kenyamanan pada pasien.
LATAR BELAKANG
Menurut Sukarni (2013),
menyatakan bahwa kehamilan
adalah suatu transisi dimana
pergantian antara masa kehidupan
sebelum memiliki anak dan masa
setelah anak tersebut lahir.
Kehamilan merupakan suatu masa
yang sangat penting dimana hal
tersebut dapat menentukan mutu
seorang anak yang akan dilahirkan,
karena hal tersebut sangatlah
penting maka perlu untuk dijaga.
Hamil sendiri merupakan suatu
keadaan alamiah yang dialami oleh
setiap wanita, selama 9 bulan di
dalam rahim perempuan terjadi
pembentukan dari sel yang
kemudian menjadi janin. Setelah
semua organ janin matang dimana
memerlukan waktu 32 minggu
sehingga janin siap untuk dilahirkan,
proses untuk mengeluarkan hasil
konsespi atau janin yang sudah
matang di sebut dengan persalinan.
Persalinan
merupakan
suatu proses membuka dan
menipisnya serviks dan kemudian
turun ke jalan lahir. Persalinan
spontan adalah suatu proses
persalinan pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu) dengan
presentasi belakang kepala, tanpa
disertai komplikasi baik untuk janin
maupun ibu (Sukarni, 2013).
Beberapa komplikasi yang tidak
diduga
terkadang
muncul,
komplikasi yang dimaksud antara
lain yaitu preeklamsi, perdarahan,
dan ketuban pecah dini (Bobak,
2005).
Ketuban pecah dini adalah
suatu keadaan dimana ketuban
pecah sebelum waktunya terjadi
persalinan
yang
sebenarnya.
Ketuban pecah dini merupakan
masalah yang sangat penting yang
berkaitan dalam dunia obstetri
dimana
dapat
menyebabkan
kelahiran prematuritas dan dapat
mengakibatkan infeksi sampai
sepsis pada ibu (Prawirohardjo,
2009).
Tanda dan gejala yang
sering muncul dalam KPD biasanya
yang terjadi adalah keluarnya cairan
ketuban merembes melalui vagina.
Aroma air ketuban berbau manis
dan tidak seperti bau amoniak,
mungkin cairan tersebut masih
merembes atau menetes, dengan
ciri pucat dan bergaris warna darah
(Nugroho, 2012)
Kebanyakan ibu dengan
ketuban pecah dini mengalami
persalinan spontan namun ada
beberapa bahaya bagi ibu dengan
ketuban pecah dini yang melakukan
persalinan
spontan,
bahaya
tersebut meliputi infeksi, tali pusat
menumbung
sehingga perlunya
dilakukan induksi dengan cara
pembedahan atau seksio caesarea
(Chapman, 2006).
Insiden Ketuban pecah
Dini (KPD) di Jawa tengah berkisar
antara
8-10%
dari
semua
kehamilan. Angka kejadian KPD
yang dilaporkan, bahwa lebih
banyak terjadi pada kehamilan
yang cukup bulan daripada yang
kurang bulan, yaitu sekitar 95%
pada kehamilan yang cukup bulan
daripada yang tidak cukup bulan
atau KPD pada kehamilan preterm
terjadi sekitar 34% semua
kelahiran prematur. Insidens
ketuban pecah dini adalah 2,7
persen sampai 17 persen,
bergantung pada lama periode
laten yang digunakan untuk
menegakan diagnosis. Insiden
ketuban pecah dini lebih tinggi
pada wanita dengan serviks
inkompeten,
polihidramnion,
malpresentasi, janin, kehamilan
kembar, atau infeksi vagina (Helen
Varney, 2007). Penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia adalah
infeksi yang banyak dialami oleh
ibu sebagian besar merupakan
akibat dari adanya komplikasi /
penyulit kehamilan, seperti febris,
koriomanionitis, infeksi saluran
kemih,dan sebanyak 65% adalah
karena ketuban pecah dini (KPD)
yang banyak menimbulkan infeksi
pada
ibu
dan
bayi
dan
keberadaannya
meningatkan
kejadian ketuban pecah dini dan
persalinan kurang bulan.
Seksio sesarea adalah
tindakan untuk mengeluarkan
hasil konsepsi dengan cara
membuat sayatan pada dinding
uterus di dinding depan perut
(Sugeng dan Weni, 2012).
Indikasi seksio sesarea
adalah disproporsi sevalopelvik,
gawat janin, plasenta previa,
distosia, pernah seksio sesarea
sebelumnya,
kelainan
letak,
incorordinate
uterine
action,
eklamsi, hipertensi dan ketuban
pecah dini.
Dari data yang didapatkan
penulis disimpulkan bahwa angka
kejadian post seksio sesarea di
RSUD Ambarawa tertinggi terjadi
pada bulan Desember 2015 yaitu
terjadi 50 kasus, dan terendah
pada bulan Januari 2015 yaitu 21
kasus dengan berbagai indikasi.
Menurut
data
yang
didapatkan penulis dari RSUD
Ambarawa
ditemukan angka
kejadian ketuban pecah dini pada
bulan Januari 2014 - bulan
Februari 2015 adalah sebagai
berikut. Pada bulan Januari 2014
terdapat 28 kasus, bulan Februari
2014 18 kasus, bulan Maret 2014
17 kasus, bulan April 2014 16
kasus, bulan Mei 2014 23 kasus,
bulan Juni 2014 29 kasus, bulan
Juli 2014 19 kasus, bulan Agustus
2014 10 kasus, bulan September
2014 18 kasus, bulan Oktober
2014 10 kasus, bulan November
2014 26 kasus, bulan Desember
2014 22 kasus, bulan Januari 2015
23 kasus, dan bulan februari 2015
21 kasus. Dari data diatas dapat
disimpulkan bahwa prevalensi
kejadian ketuban pecah dini pada
bulan Januari 2014 – Februari
2015 di RSUD Ambarawa setiap
bulannya mengalami fluktuasi
dengan prevelensi tertinggi pada
bulan juni 2014.
Beberapa masalah yang
muncul
karena
tindakan
pembedahan seksio sesarea pada
ketuban pecah dini meliputi nyeri,
resiko infeksi, mual dan muntah,
gangguan mobilisasi dan lain-lain.
Nyeri adalah keadaan
dimana
individu
mengalami
sensasi yang tidak menyenangkan
dalam
merespon
suatu
rangsangan berbahaya. Nyeri
adalah pengalaman sensori dan
emosional
yang
tidak
menyenangkan akibat kerusakan
jaringan aktual atau potensial (
Brunner and Suddart, 2014)
Dari data yang sudah
penulis dapatkan penulis merasa
tertarik untuk menyusun karya
tulis
ilmiah
yang
berjudul
“Pengelolaan nyeri pada NY.S
dengan post Seksio sesarea atas
indikasi Ketuban Pecah Dini” di
Ruang
Bougenville
RSUD
Ambarawa.
METODE PENGELOLAAN
PENGKAJIAN
Menurut Wong (2009),
pengkajian adalah suatu proses
yang kontinu yang dilakukan untuk
fase pemecahan masalah dan
menjadi dasar untuk pengambilan
keputusan yang meliputi informasi,
biofisik, psikologis, sosiokultural dan
spiritual pasien. Format yang
dilakukan untuk pengkajian riwayat
kesehatan dapat dilakukan secara
langsung ( autoanamnesa) dan tidak
langsung ( alloanamnesa).
Dalam
nyeri
untuk
melakukan pengkajian nyeri secara
umum yaitu memantau tingkat
skala nyeri dengan standart PQRST.
Dimana P (provocative): mengacu
pada penyebab nyeri, Q (quality):
menjelaskan lokasi nyeri, R (region):
mengacu pada daerah nyeri, S
(scale):
menjelaskan
tingkat
keparahan nyeri yaitu dengan
melihat identitas skala nyeri, T
(time):
menjelaskan
waktu
terjadinya nyeri.
TINDAKAN KEPERAWATAN
Intervensi
yang
dapat
diberikan pada masalah nyeri
meliputi lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif termasuk
lokasi,
karaktristik,
durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi,
rasional:
Nyeri
dirasakan, dimanifestasikan dan
ditoleransikan secara individual;
Pantau tanda-tanda vital, rasional:
kecepatan
jantung
biasanya
meningkat karena nyeri; Identifikasi
atau tingkatkan posisi nyaman
(semiflower) menggunakan alat
bantu
bila
perlu,
rasional:
Meningkatkan
kenyamanan;
Identifikasi
atau
pdorong
penggunaan
perilaku
seperti
bimbingan imajinasi, visualisasi,
nafas dalam, rasional: Teknik
relaksasi pada penanganan stres
meningkatkan rasa sehat dan dapat
menurunkan kebutuhan analgesik
dan meningkatkan penyembuhan;
Berikan obat sesuai indikasi,
rasional: biasanya diberikan untuk
kontrol
nyeri
adekuat
dan
menurunkan tegangan otot yang
memperbaiki kenyamanan pasien
dan meningkatkan penyembuhan.
HASIL PENGELOLAAN
Hasil
pengelolaan
didapatkan nyeri berkurang dan
tidak
menyebabkan masalah
komplikasi lain akibat dari
tindakan post seksio sesarea
indikasi ketuban pecah dini pada
Ny. S.
PEMBAHASAN
Pada Ny. S ditemukan
masalah nyeri akut sehingga penulis
melakukan tindakan keperawatan
menentukan sifat, lokasi, dan durasi
nyeri, dengan data yang diperoleh
penulis dapat menilai nyeri yang
dialami pasien dan membuat
tingkatan dari nyeri sehingga
perawat dapat mengidentifikasi
atau menentukan karakteristik
nyeri, faktor yang menyebabkan
nyeri dan yang penanganan yang
tepat untuk mengatasi rasa nyeri
pada pasien (Smeltzer & Bare,
2002).
Selanjutnya
adalah
memberikan posisi yang nyaman
untuk mengurangi nyeri dengan
memberikan posisi semiflower dan
teknik distraksi yaitu bertujuan
untuk
mengalihkan
perhatian
pasien apabila nyeri muncul,
dengan tujuan untuk membantu
reduksi ansietas dan ketegangan
serta meningkatkan kenyamanan
sehubungan dengan nyeri yang
timbul karena adanya kontraksi otot
dan pergerakan ( Smeltzer & Bare,
2002).
Tindakan
keperawatan
selanjutnya yang dilakukan penulis
yaitu mengajarkan teknik relaksasi
dengan menarik nafas panjang
melalui hidung dan mengeluarkan
lewat mulut bila nyeri muncul
dengan
tujuan
agar
dapat
menurunkan rasa nyeri dengan
merilekskan ketegangan otot yang
menyebabkan nyeri. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa
relaksasi efektif dalam menurunkan
rasa nyeri pasca operasi (Smeltzer &
Bare, 2002).
Dari hasil penelitian yang
berjudul pengaruh teknik relaksasi
terhadap
intensitas
nyeri,
didapatkan hasil dari 11 orang
(55,0%) dengan intensitas nyeri
hebat setelah dilakukan teknik
relaksasi berkurang menjadi 10
orang dengan intensitas nyeri
sedang dan 1 orang dengan
intensitas nyeri tidak nyeri. Hal yang
serupa juga terjadi pada 8 orang
(40,0%) dengan intensitas nyeri
sedang setelah dilakukan tindakan
relaksasi
berkurang
menjadi
intensitas nyeri ringan, 1 orang
(5,0%) dengan intensitas nyeri
ringan menjadi tidak nyeri. Terdapat
kesamaan hasil penelitian dimana
terjadi perubahan intensitas nyeri
setelah dilakukan teknik relaksasi.
Kesamaan ini dikarenakanteknik
relaksasi yang dilakukan secara
berulang dapat menimbulkan rasa
nyaman pada pasien. Adanya rasa
nyaman inilah yang menyebabkan
timbulnya toleransi terhadap nyeri
yang dirasakan. Menarik nafas
dalam dan mengisi udara dalam
paru-paru dapat merelaksasikan
otot-otot skelet yang mengalami
spasme yang disebabkan oleh insisi
(trauma) jaringan pada saat
pembedahan. Relaksasi otot-otot ini
akan meningkatkan aliran darah
kedaerah yang mengalami insisi
sehingga
mempercepat
penyembuhan dan menurunkan
(menghilangkan)
sesasi
nyeri
(Lukman, 2013).
KESIMPULAN
Setelah
dilakukan
implementasi keperawatan, penulis
menyimpulkan jika kriteria hasil
belum tercapai. Hal ini dibuktikan
dengan skala nyeri pasien yang
sudah turun menjadi skala 5,
sedangkan skala nyeri yang
diharapkan
dari
implementasi
keperawatan yang telah dilakukan
adalah skala nyeri pasien menjadi 3.
Evaluasi yang didapat berdasarkan
data yang diperoleh yaitu data
subyektif pasien mengatakan nyeri
berkurang dengan S: skala nyeri 5,
T: nyeri dirasakan berkurang saat
pasien melakukan mobilisasi. Data
obyektif: pasien tampak rileks, tidak
meringis kesakitan saat melakukan
mobilisasi, hari ini merupakan luka
post SC hari kedua.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak,
I. M. (2005). Buku Ajar
Keperawatan Maternal. Jakarta:
EGC.
Carpenito, L. J. (2006). Buku Saku
Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.
Jakarta: EGC.
Chapman, V. (2006). Asuhan Kebidanan
Persalinan
dan
Kelahiran.
Jakarta: EGC.
Doengoes, M. (2000). Rencana Asuhan
Keperawatan Edisi 3. Jakarta:
EGC.
Doengoes, M. C, dkk. (2001). Rencana
Perawatan Maternal atau Bayi.
Edisi: 2. Jakarta: EGC.
Lukman, T. V. (2013). Pengaruh Teknik
Relaksasi
nafas
Dalam
Terhadap Intensitas Nyeri pada
pasien
postoperasi
Seksio
Sesarea di RSUD. Prof. Dr. Aloei
Saboe Kota gorontalo. Jurnal.
Gorontalo: program studi Ilmu
Keperawatan universitas Negeri
Gorontalo.
Marmi. (2014). Asuhan Kebidanan Pada
Masa Nifas “Peuperium Care”.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan
Maternitas. Jakarta: Salemba
Medika.
Nugroho,
T.
(2011).
Asuhan
Keperawatan Maternitas, Anak,
Penyakit Dalam. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Padila.
(2014).
Keperawatan
Maternitas. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Potter,
A. P., & Perry. (2006).
Fundamental
Keperawatan.
Edisi
4.
Penerbit
Buku
Kedokteran. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo,
S.
(2009). Ilmu
Kebidanan. PT. Jakarta: Bina
Pustaka.
Saifudin. (2008). Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. FKUI: Yayasan
Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2002). Buku
ajar keperawatan medikalbedah Edisi 8 Volume 1 & 2.
Jakarta: EGC.
Smeltzer S.C. (2014). Buku Keperawatan
Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta:
EGC.
Sugeng, J. & Weni, K. (2010). Asuhan
Keperawatan Pre Operasi.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Sukarni, I. & Wahyu. (2013). Buku ajar
keperawatan
maternitas.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Sulistyawati, A. (2009).
Buku Ajar
Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Nifas.
CV
Andi
Offset:
Yogyakarta.
Verney, H, dkk. (2007). Ilmu Kandungan.
Edisi: 2. Cetakan keempat.
Jakarta: yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Wilkinson. J. M. (2014). Buku Saku
Diagnosis keperawatan dengan
Intervensi NIC dan Kriteria Hasil
NOC. Edisi Revisi. (Widiya,
Syahirul Alini, Elsi Dwi Hapsari,
Intan
sari,
Nurjanah,
penerjemah). Jakarta: EGC.
Winknjosastro,
H.
(2002).
Ilmu
Kandungan. Edisi: 2. Cetakan
keempat. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo.
Winknjosastro,
H.
(2002).
Ilmu
Kandungan. Edisi: 4. Cetakan
pertama. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo.
Wong,
D. L. (2009). Buku Ajar
Keperawatan Pediatric Judul
Asli: Wong’ Essentials Of
Yetti, A. (2010). Asuhan Kebidanan
Masa
Nifas.
Yogyakarta:
Pustaka Rihana
Download