anlan eksogen surabaya - Blog UB

advertisement
TUGAS KULIAH
ANALISIS LANSKAP TERPADU
kota Surabaya berdasar proses tenaga Eksogen
Disusun Oleh:
Nama
: Anastasia Fara A.
NIM
: 115040201111272
Kelas
:A
JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
Tenaga eksogen ialah tenaga yang berasal dari luar bumi yang berpengaruh terhadap
permukaan bumi. Tenaga eksogen dapat menyebabkan relief permukaan bumi berubah.
Proses perubahan muka bumi dapat berlangsung secara mekanis, biologis, maupun secara
kimiawi. Tenaga eksogen ini menyebabkan terjadinya pelapukan, erosi, gerak massa batuan,
dan sedimentasi yang bersifat merusak bentuk permukaan bumi.
Proses dari tenaga eksogen ada 2, yaitu denudasi dan deposisi. Denudasi adalah
proses pengelupasan batuan induk yang telah mengalami proses
pelapukan atau akibat
pengaruh air sungai, panas matahari, angin, hujan , embun beku dan es yang bergerak ke
laut. Sedangkan deposisi atau disebut juga pengendapan dan apabila terjadi kenaikan dataran
disebut agradasi.
Pengaruh Denudasi di Daerah Surabaya
Denudasi merupakan proses terjadinya pelapukan, pemindahan masa karena gaya
gravitasi, erasi dan agen trasnportasi. Proses terjadinya denudasi di tropika basah dipengaruhi
oleh karakteristik lahan dan peranan vegetasi. Ada beberapa proses terjadinya denudasi yakni
proses denudasi kimia, eluviasi mekanik dan proses pemindahan secara fisik. Namun
ketiganya hanya dikelompokkan dalam dua kategori antara lain proses denudasi kimia dan
proses mekanik dibawah pengaruh gaya berat dan aliran air saja. Proses-proses tersebut
dipengaruhi oleh iklim, vegetasi dan lingkungan geokimia.
Pengaruh Deposisi di Daerah Surabaya
Surabaya dulunya merupakan muara sungai dan terbentuk oleh gugusan kepulauan.
Muara Sungai Brantas dengan anaknya Kali Surabaya masih di Gunungsari, Wonokromo.
Sedangkan Surabaya sekarang merupakan pulau-pulau kecil yang terjadi akibat lumpur yang
hanyut dari letusan Gunung Kelud. Akibat sedimen yang terus bertambah, endapan lumpur
semakin meninggi, sehingga selat-selat yang terletak di antara gugus pulau-pulau kecil itu
menyempit. Di antara pulau-pulau kecil itu banyak yang menyatu, sementara ada pula selat di
antara pulau-pulau kecil itupun berubah menjadi anak sungai atau kali. Sungai-sungai itu
tidak kurang dari 50 sungai yang disebut kali. Mulai dari kali yang cukup besar, yaitu Kali
Surabaya dari Mojokerto sampai Gunungsari. Kemudian, terpecah menjadi dua kali yang
agak besar, Kali Mas yang mengalir dari Wonokromo ke arah Tanjung Perak dan yang kedua
Kali Wonokromo yang mengalir dari Jagir ke arah Rungkut. Ada lagi Kali Anak yang
mengalir ke arah perbatasan Surabaya-Gresik. Dan, sisanya, kali-kali yang kecil, seperti: Kali
Asin, Kali Sosok, Kali Pegirian, Kali Kundang, Kali Ondo, Kali Rungkut, Kali Waron, Kali
Kepiting, Kali Judan, Kali Mir, Kali Dami, Kali Lom, Kali Deres, Kali Jagir, Kali Wonorejo
dan masih puluhan kali lagi yang kecil-kecil. Kali-kali itu sekarang bermuara di Selat
Madura.
Agradasi di sungai. Agradasi terjadi ketika debit solid lebih besar daripada
kemampuan transport sedimen sehingga terjadi deposisi sedimen yang mengakibatkan dasar
sungi menjadi naik. Contoh dari agradasi adalah pasokan sedimen dari hulu bertambah, debit
aliran air berkurang dan kenaikan dasar sungai si suatu titik di hilir. Bentang alam hasil
pengendapan oleh air sungai antara lain meander, dataran banjir, tanggul alam dan delta.
Pengendapan oleh air laut. Pengendapan ini dikarenakan adanya gelombang. Batuan
hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen marine. Bentang alam hasil pengendapan
oleh air laut antara lain pesisir, spit, tombolo, dan penghalang pantai.
Pengendapan oleh angin. Angin mengangkut dan mengendapkan pasir di suatu
tempat secara bertahap sehingga terbentuk timbunan pasir yang disebut gumuk pasir.
Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis.
Grafik Arah Angin Tahun 2009. Sumber Badan Lingkungan Hidup Surabaya
(2010)
Pola angin tersebut diambil dari Bandar Udara Juanda, Sidoarjo, yang letaknya tidak
jauh dari Surabaya berada di sebelah selatannya. Terlihat pola angin di Juanda selain
dipengaruhi arah angin global (angin timur musim kemarau dan angin barat musim hujan),
pengaruh angin dari selat Madura memeprkuat angin timur. Daerah Surabaya sebeleh selatan
yang berbatasan dengan Sidoarjo, pola anginnya bisa diperkirakan sama dengan pola angin di
Bandar udara Juanda, tetapi daerah Surabaya sebelah utara pola arah anginnya, selain
dipengaruhi oleh Selat Madura juga dipengaruhi oleh daratan Madura. Pada periode
pengukuran dilakukan pada bulan Februari akan banyak dipengaruhi oleh angin dari Barat
maka sumber dari Barat Surabaya berpotensi mempengaruhi deposisi asam (basah) di
Surabaya. Pola angin pada bulan Maret daerah di Surabaya sebelah selatan terlihat arah angin
sangat variatif dari berbagai arah. Maka pengukuran deposisi asam (basah) pada bulan Maret
akan mendapatkan penyebaran polutan atau deposis kering dari berbagai arah Surabaya. Pada
bulan ini merupakan musim peralihan. Nampak arah angin sedikit dominan dari arah barat
dan timur. Pada bulan April angin timur sudah terlihat mulai menguat. Sebagaimana musim
peralihan, dengan arah angin yang bervariasi dari segala arah. Dan di daerah Surabaya
sebelah utara pengaruhnya juga sangat variatif (daratan Madura, selat Madura, garis pantai
yang berkelok,) maka ada kemungkinan arah angin pada bulan Maret dan April di sebelah
utara Surabaya juga sangat bervariasi, tidak ada arah angin tertentu yang sangat dominan.
Gambar 1. Distribusi Total Curah Hujan (mm) Maret 2010 di Surabaya. Badan
Lingkungan Hidup Surabaya (2010)
Dari Gambar 2 terlihat distribusi total curah hujan (mm) di bulan Maret 2010 adalah
tinggi di Sambikerep dengan kisaran 711,9-796,9 mm, demikian pula di Tandes cukup tinggi
yaitu 457,1- 542,0 mm. Dan curah hujan yang terendah di kota Surabaya dalam kisaran 32,3-
117,9 mm terdapat di utara Pabean Cantian, Kenjeran, Bulak, Simokerto, di selatan Surabaya
adalah Tenggilis Mejoyo, Rungkut, Wonocolo, Jambangan, Wiyung dan tengah adalah
Asemrowo.
Pola Persebaran Deposisi Basah Kota Surabaya
a. Pola Persebaran pH
Dari sampel air hujan bulan Pebruari dan Maret 2010 didapati nilai pH 5,6 ada
4 tempat yaitu Lakarsantri, Wonokromo, Gubeng dan Sukomanunggal, sedangkan
dalam kategori pH < 5,6 ada 7 lokasi yaitu Wiyung, Wonocolo, Mulyorejo,
Tenggilis Mejoyo, Karangpilang, Sambikerep, dan Gunung Anyar. Daerah lainnya
yaitu 21 lokasi mempunyai pH > 5,6. Keasaman air hujan di kota Surabaya di
pengaruhi oleh :
1. Kepadatan transportasi
2. Daerah khusus industri
3. Daerah yang berdekatan dengan pantai karena pengaruh SO2, NO2
terindikasi dalam ion SO42- dan Cl- dari laut yang mempengaruhi
keasaman air hujan
Berdasarkan keasaman air hujan daerah Wiyung, Wonocolo dan Tenggilis
Mejoyo memiliki kepadatan transportasi yang tinggi dimana ke 3 daerah tersebut
memiliki jalan utama yaitu Jl A Yani, Jl Mastrip dan Jl Rungkut raya, selain itu
daerah Tenggilis Mejoyo dan Sambikerep juga sangat dipengaruhi dari aktifitas
industri SIER dan aktifitas industri dari darah benowo dan gresik, berdasarkan pola
persebaran kondisi sebaran hujan asam daerah Surabaya Barat sangat dipengaruhi
aktifitas dari kawasan industri Gresik dan kondisi daerah yang berdekatan dengan
laut dimana hujan yang terjadi di bawa oleh angin yang dengan arah dari barat ke
Timur.( Badan Lingkungan Hidup Surabaya ,2010)
b. Pola Persebaran Anion SO4 2-, NO3-, Cl- , dan EC
Pola sebaran SO42- dikota surabaya dengan arah angin yang dominan
terjadi pada bulan pebruari dan maret adalah angin dari arah barat maka terletak
pada daerah yang berdekatan dengan pantai sebab pengaruh SO2, NO2 terindikasi
dalam ion SO42- dan Cl- dari laut yang mempengaruhi keasaman air hujan. Selain
itu faktor adanya aktfitas industri dari daerah gresik dan tambak garam juga
mempengaruhi persebaran SO42- di daerah pakal, Daerah yang menjadi sebaran dari
ion SO42- adalah Pabean cantikan, Semampir, kenjeran, Bulak, Pakal dan gunung
anyar dengan konsentrasi 71,5- 86,0 umol/l Pola sebaran NO3- dikota surabaya
dengan arah angin yang dominan terjadi pada bulan pebruari dan maret adalah angin
dari arah barat maka terletak pada daerah yang berdekatan dengan pantai sebab
pengaruh SO2, NO2 terindikasi dalam ion SO42- dan Cl- dari laut yang
mempengaruhi keasaman air hujan. Selain itu faktor adanya aktfitas industri dari
daerah gresik dan tambak garam, industri daerah Karang Pilang, Gunung anyar juga
mempengaruhi persebaran NO3- Daerah yang menjadi sebaran dari ion NO3- adalah
Pabean cantikan, Semampir, kenjeran, Bulak, Pakal dan gunung anyar dengan
konsentrasi 33,1 – 55,3 umol/l Pola sebaran Cl- dan Ec dikota surabaya dengan arah
angin yang dominan terjadi pada bulan pebruari dan maret adalah angin dari arah
barat maka terletak pada daerah yang berdekatan dengan pantai sebab pengaruh
SO2, NO2 terindikasi dalam ion SO42- dan Cl- dari laut yang mempengaruhi
keasaman air hujan. Daerah yang menjadi sebaran dari ion Cl- dan Ec adalah Pabean
cantikan, kenjeran,dan Bulak dengan konsentrasi 202,6 – 256,3 umol/l. ( Badan
Lingkungan Hidup Surabaya ,2010)
Sumber :
Badan Lingkungan Hidup Surabaya. 2010. Studi Identifikasi Potensi Deposisi Hujan Asam
Kota Surabaya. Surabaya
Download