- Repository UNPAD

advertisement
PENYALAHGUNAAN PRINSIP IMUNITAS TERHADAP EKSEKUSI
ASET NEGARA SEBAGAI BENTUK GANTI RUGI BERDASARKAN
PUTUSAN PENGADILAN MENURUT HUKUM INTERNASIONAL
ABSTRAK
Marcia Kristianto
110110090094
Negara dalam usaha untuk mengembangkan kebutuhan
ekonomis nasionalnya melakukan berbagai upaya dalam beraktivitas
secara komersial dengan berbagai pihak, termasuk perusahaanperusahaan multi nasional. Transaksi-transaksi yang dilakukan tersebut
seringkali tidak berujung manis dikarenakan negara melakukan
pelanggaran internasionalnya yaitu memenuhi kewajibannya yang lahir
dari perjanjian dengan perusahaan yang bersangkutan. Akibat dari
pelanggaran
yang
dilakukannya,
negara
dapat
dimintakan
pertanggungjawabannya oleh perusahaan yang dirugikan. Hal ini
dilaksanakan dengan adanya proses arbitrase yang disetujui kedua belah
pihak berdasarkan klausul arbitrase dalam perjanjian, dan hasil dari
arbitrase tersebut yang lazimnya memenangkan hak ganti rugi
perusahaan yang dirugikan, akan didaftarkan ke pengadilan negeri
dimana aset negara pelanggar terletak untuk kemudian dieksekusi.
Beberapa kasus memperlihatkan bahwa ternyata proses ini tidak berjalan
lancar karena negara melindungi asetnya atas nama imunitas negara,
sehingga pihak korban tidak mendapatkan ganti rugi atas pelanggaran
yang diperbuat kepadanya. Hal ini bertentangan dengan penerapan
prinsip imunitas yang diakui oleh hukum internasional serta prinsip
pertanggungjawaban yang menghormati hak atas ganti rugi bagi pihak
korban.
Untuk membahas permasalahan dalam skripsi ini penulis
melakukan pendekatan secara yuridis normatif, yaitu dengan melakukan
penelitian yang menitikberatkan pada data kepustakaan atau data
sekunder dengan pendekatan asas-asas hukum dan perbandingan
hukum. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa: pertama,
seyogyanya
prinsip
imunitas
tidak
dapat
mengesampingkan
pertanggungjawaban negara terhadap pelanggaran yang dilakukan.
Kedua, berdasarkan prinsip perlindungan pihak korban berhak untuk
meminta ganti rugi yang dialaminya akibat penyalahgunaan prinsip
imunitas.
MISCONCEPTION OF SOVEREIGN IMMUNITY TOWARDS
SOVEREIGN PROPERTIES SUBJECT TO ENFORCEMENT
MEASURES AS A MEANS OF COMPENSATION IN RELATION TO
INTERNATIONAL LAW
ABSTRACT
Marcia Kristianto
110110090094
In an effort to increase its economic development, states
participate in various activities, specifically of commercial in nature with
private entities such as multinational corporations. Such transactions often
turned sour due to the fact that states breached their obligations on the
agreed terms with the corporations. For this reason, states are obliged to
be accounted for the breach done towards the entities, and this is usually
settled through arbitral processes as in accordance with the arbitration
clause within their agreements. The award that usually grants
compensation for the entities will be registered to the domestic court within
the state that holds the sovereign assets belonging to the wrongdoer state.
Several cases found exhibit the inappropriate legal process by reason of
sovereign immunity claimed by the wrongdoer state; this results in the loss
of compensation deserved by the victims. The misconception of sovereign
immunity contradicts with the international law that honors the
responsibility of states for their internationally wrongful acts which triggers
the right to an effective remedy.
To further examine the problems in this thesis, the author uses a
juridical normative approach by researching on literary data or the
secondary data that gives weight to the legal principles and comparative
law. This research also uses the descriptive analytical method of writing.
The results obtained show that: first, the principle of sovereign
immunity is not purposed for states to avoid their accountability on their
wrongful acts. Second, based on the view of states’ responsibility, the
injured party has the right to claim compensation due to the losses
suffered.
Download