CONTENT IWAN + FAHRIN

advertisement
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2014, STMIK Dipanegara Makassar, 27 Februari – 01 Maret 2014
KNSI2014-335
AUDIT SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK
COBIT PADA DOMAIN DELIVERY AND SUPPORT (DS)
STUDI KASUS : UNIVERSITAS WIDYATAMA
Iwan Rijayana1, Fahrin Dianisa2
1,2
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Widyatama
.1,2
Jl. Cikutra 204 Bandung.
1
[email protected]
Abstract
Information system is a collection of elements or resources and network of related procedures in an integrated,
integrated in a certain hierarchical relationships, and aims to process data into information. System audit is a
systematic process of collecting and evaluating evidence to determine that a computer-based information systems
used by the organization has been able to achieve its objectives. Widyatama University has a pretty good part
of IT, E-campus one application program created by the IT section. The approach taken by the author in making
the Information Systems Audit using standard models of IT Governance with COBIT Framework with Domain
Delivery and Support (DS). The method used to design the information systems audit is to directly survey, data
collection, determine CSF (Critical Success Factor), KGI (Key Goal Indicators), KPI (Key Performance
Indicators), preparation of the questionnaire instrument, conducting audits and collecting questionnaires,
analysis and evaluation findings. Information systems audit is done to be able to know and study the
governance of IT in the Widyatama University.
Keywords : IT Governance models, COBIT Framework, Delivery and Support, CSF (Critical Success
Factor), KGI (Key Goal Indicators), KPI (Key Performance Indicators).
1.
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Semua organisasi dalam pembangunan dan
pengembangannya memerlukan informasi agar
dapat memaksimalkan pengambilan keputusan baik
yang bersifat operasional maupun terutama yang
bersifat strategis untuk semua masalah disetiap
fungsi manajemen. Diperlukan kecepatan dan
ketepatan informasi ketika berbagai masalah berikut
tingkat kompleksitasnya perlu diolah agar bisa
mendapatkan solusi yang diperlukan secara efektif,
efisien dan sistemik bagi setiap masalah.
Seperti yang pada umumnya dipahami, peranan
teknologi
informasi
diperlukan
untuk
mendapatkan informasi yang cepat dan tepat
tersebut.
Pada masa sekarang, pemanfaatan teknologi
informasi bukanlah hal yang biasa lagi. Bahkan
semakin berkembang pesat dan akan terus
menjadi sebuah kebutuhan yang real bagi seluruh
perusahaan, organisasi, pendidikan bahkan untuk
semua lapisan masyarakat.
KNSI 2014
Adanya teknologi informasi di sebuah
universitas akan membantu kinerja proses sistem
yang berjalan. Penggunaan teknologi pada sebuah
unversitas sangatlah penting, contohnya dapat
membantu
sistem
administrasi,
informasi
pendaftaran, registrasi, dan lain sebagainya.
Untuk mendukung penilaian tersebut maka
dibutuhkan metode yang dapat membantu
mengelola dan mendukung sistem informasi yang
ada. Salah satu metode yang dapat digunakan
yaitu COBIT (Control Objective for Information
and related Technology), sebagai bahan acuan
dalam pembuatan melakukan audit sistem
informasi.
1.2. Identifikasi Masalah
sistem
pada
Universitas
1. Perancangan
Widyatama sangat mendukung kinerja aktivitas
kampus, oleh karena itu Model sistem informasi
Universitas Widyatama harus mendukung kinerja
aktivitas kampus.
2. Pelaksanaan audit sistem informasi harus
sesuai dengan kinerja dan tingkat keselarasan
1701
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2014, STMIK Dipanegara Makassar, 27 Februari – 01 Maret 2014
yang ada di universitas widyatama terutama
pada domain delivery and support.
1.3. Rumusan Masalah
1. Apakah perancangan model sistem informasi
domain delivery and support yang ada
mendukung kinerja pada IT di Universitas
Widyatama?
2. Bagaimana melaksanakan audit sistem informasi
menggunakan domain delivery and support
berdasarkan proses-proses TI yang sudah ada
pada Universitas Widyatama ?
1.4. Tujuan Penelitian
1. Membuat perencanaan dan pelaksnaan audit
sistem informasi berdasarkan pada penggunaan
framework cobit pada domain delivery and
support (DS) di Universitas Widyatama.
2. Memberikan gambaran dan rancangan sistem TI
yang ada di Universitas Widyatama dan bisa
menjadi feedback untuk perkembangan TI di
masa yang akan datang.
1.5. Metodologi
Informasi
Penelitian
Audit
Sistem
1. Meningkatkan integritas dengan memilih dan
menetapkan metoda penelitian dengan
menggunakan domain yang sesuai dengan
penerapan sistem informasi yang akan diteliti.
2. Menetapkan CSF tiap-tiap proses pada domain
sistem informasi institusi. CSF adalah
merupakan faktor kritis kesuksesan yaitu proses
menetapkan masalah kritis atau tindakan
manajemen dalam mencapai pengendalian atas
proses SI yang diukur melalui KGI.
3. Menetapkan KGI tiap-tiap proses pada domain
sistem informasi institusi. KGI menetapkan
ukuran yang mengarahkan manajemen setelah
fakta apakah proses SI telah mencapai
kebutuhan
bisnisnya,
biasanya
digambarkan atas kriteria informasi:
ketersediaan informasi untuk mendukung
kebutuhan bisnis, ketiadaan integritas dan resiko
kerahasiaan, efisiensi biaya proses dan operasi,
konfirmasi kehandalan, efektivitas dan
pemenuhan (ketaatan).
4. Menetapkan KPI tiap-tiap proses pada domain
sistem informasi institusi. KPI menetapkan
ukuran untuk menentukan bagaimana proses SI
institusi dilaksanakan dengan baik yang
memungkinkan tujuan tersebut dicapai.
5. Menetapkan tujuan pengendalian berdasarkan
CSF, KGI, dan KPI tersebut ditentukan tujuan
pengendalian. Tujuan pengendalian adalah untuk
memberikan keyakinan dan kepastian bahwa SI
telah mendukung pencapaian tujuan Universitas
Widyatama.
KNSI 2014
kuesioner
berdasarkan
tujuan
6. Membuat
pengendalian yang telah ditetapkan, dibuat
kuesioner sebagai bahan bagi pengumpulan fakta
pada tiap-tiap proses. Membuat tingkat model
maturity sistem informasi Institusi.
7. Membuat pemetaan posisi sistem informasi
Institusi perusahaan dengan menggunakan
metoda perhtiungan scoring maturity model.
2.
Landasan Teori
2.1. Audit Sistem Informasi
Audit sistem adalah sebuah proses yang
sistematis dalam mengumpulkan dan mengevaluasi
bukti-bukti untuk menentukan bahwa sebuah
sistem informasi berbasis komputer yang
digunakan oleh organisasi telah dapat
mencapai tujuannya.[9] Tujuan itu antara lain
adalah:
1. Pengamanan atas aktiva
Dukungan sistem informasi berbasis computer
dalam
pengamanan
aktiva
yang terdapat di bagian atau fungsi pengolahan
data elektronik, yang meliputi : Hardware,
Software, personel, file data dan pendukung
sistem informasi. Dukungan sistem informasi
berbasis komputer dalam pengamanan aktiva juga
tidak terbatas hanya pada asset bagian PDE saja,
tetapi meliputi juga bagian bagian lain dalam
organisasi.
2. Pemeliharaan atas integritas data.
Integritas data(data integrity) didalam sebuah
sistem informasi berbasis komputer mempunyai
pengertian bahwa data yang diolah dalam suatu
sistem informasi berbasis komputer haruslah data
yang memenuhi syarat :
1. Lengkap.
fakta
yang
2. Mencerminkan
sebenarnya.
3. Asli, belum dirubah.
4. Dapat dibuktikan kebenarannya.
Audit sistem informasi didefinisikan
sebagai proses pengumpulan dan evaluasi
fakta/evidence untuk menentukan apakah suatu
sistem informasi telah melindungi asset, menjaga
integritas data, dan memungkinkan tujuan
organisasi tercapai secara efektif dengan
menggunakan sumber daya secara efisien. Dalam
pelaksanaan audit digunakan etika profesi yang
dirumuskan oleh organisasi profesi Information
System Audit and Control Association (ISA CA). [10]
Audit sistem informasi dilakukan untuk dapat
menilai :
1. Apakah sistem komputerisasi suatu organisasi
atau perusahaan dapat mendukung pengamanan
asset?
sistem
komputerisasi
dapat
2. Apakah
mendukung pencapaian tujuan organisasi atau
1702
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2014, STMIK Dipanegara Makassar, 27 Februari – 01 Maret 2014
perusahaan?
sistem
komputerisasi
tersebut
3. Apakah
efektif,efisien dan data integrity terjamin?
Tujuan Audit Sistem Informasi menurt Ron
Weber (1999,p.1 1-13) dapat disimpulkan secara
garis besar terbagi menjadi 4 tahap yaitu :
1. Meningkatkan keamanan asset perusahaan.
2. data.
3. Meningkatkan efektifitas sistem
4. Meningkatkan efisiensi sistem.
Faktor-faktor yang mendorong pentingnya
kontrol dan audit sistem informasi (Weber, 1999, p.6)
adalah antara lain untuk :
1. Mendeteksi agar komputer tidak dikelola
secara kurang terarah.
2. Mendeteksi resiko kehilangan data.
3. Mendeteksi resiko pengambilan keputusan yang
salah akibat informasi hasil proses sistem
komputerisasi salah/lambat/tidak lengkap.
4. Menjaga asset perusahaan karena nilai
hardware, software dan personil yang lazimnya
tinggi.
5. Mendeteksi resiko error komputer.
6. Mendeteksi resiko penyalahgunaan komputer
(fraund).
7. Menjaga kerahasiaan.
8. Meningkatkan pengendalian evolusi
penggunaan komputer.
2.2. Model Audit
Informasi.
Tata
Kelola
Sistem
Sesuai standar Internasional untuk Praktik
Profesional Audit Internal (Standar) lingkup
aktivitas audit internal diantaranya adalah
Tata Kelola (governance). Pada standar 2110
yang mengatur tentang Tata Kelola disebutkan
bahwa aktivitas audit internal harus menilai dan
membuat rekomendasi yang sesuai untuk
meningkatkan proses tata kelola organisasi dalam
rangka pemenuhan tujuantujuan sebagai berikut :
[14]
1. Mempromosikan etika dan nilai-nilai yang
pantas didalam organisasi.
2. Memastikan manajemen dan akuntabilitas
kinerja yang efektif.
3. Mengkomunikasikan informasi risiko dan
pengendalian ke area-area yang terkait didalam
organisasi
4. Mengkoordinasikan kegiatan dewan serta
mengkomunikasikan informasi di antara mereka,
auditor eksternal dan internal, dan manajemen.
[15].
Penelitian IT Governance Institute (ITGI)
menunjukkan bahwa TI telah bergeser dari isu
teknologi
menjadi
isu
manajemen
dan
pengelolaan. TI harus dikelola selayaknya aset
KNSI 2014
perusahaan lainnya. Penerapan TI di perusahaan akan
dapat dilakukan dengan baik apabila ditunjang
dengan suatu pengelolaan TI (IT Governance)
dari mulai perencanaan sampai implementasinya.
IT Governance yang tidak efektif akan menjadi awal
terjadinya pengalaman buruk yang dihadapi
perusahaan
seperti
(1)
Kerugian
bisnis,
berkurangnya reputasi dan melemahnya posisi
kompetisi; (2) Tenggang waktu yang terlampaui,
biaya lebih tinggi dari yang diperkirakan, dan
kualitas lebih rendah dari yang telah diantisipasi;
(3) Efisiensi dan proses inti perusahaan terpengaruh
secara negatif oleh rendahnya kualitas penggunaan
TI; (4) Kegagalan inisiatif TI untuk melahirkan
inovasi atau memberikan keuntungan yang
dijanjikan; (5) Penggunaan standar IT Governance
mempunyai
keuntungan-keuntungan
sebagai
berikut. Pertama, The Wheel Exists, penggunaan
standar yang sudah ada dan mature akan sangat
efisien. Perusahaan tidak perlu mengembangkan
sendiri
framework
dengan
mengandalkan
pengalamannya sendiri yang tentunya sangat
terbatas. Kedua, Structured, standar-standar yang
baik menyediakan suatu framework yang sangat
terstruktur, yang dapat dengan mudah dipahami dan
diikuti oleh manajemen. Lebih lanjut lagi, framework
yang terstruktur dengan baik akan memberikan setiap
orang pandangan yang relatif sama. Ketiga, Best
Practices,
standar-standar
tersebut
telah
dikembangkan dalam jangka waktu yang relatif
lama dan melibatkan ratusan orang dan
organisasi di seluruh dunia. Pengalaman yang
direfleksikan dalam model-model pengelolaan yang
ada tidak dapat dibandingkan dengan suatu usaha dari
satu perusahaan tertentu. Keempat, Knowledge
Sharing, dengan mengikuti standar yang umum,
manajemen akan dapat berbagi ide dan pengalaman
antar organisasi melalui user groups, website,
majalah, buku, dan media informasi lainnya.
Kelima, Auditable, tanpa standar baku, akan sangat
sulit bagi auditor, terutama auditor dari pihak
ketiga untuk melakukan kontrol secara efektif.
Dengan adanya standar, maka baik manajemen
maupun auditor mempunyai dasar yang sama dalam
melakukan pengelolaan TI dan pengukurannya.[16]
2.3. COBIT (Control Objectives for Information
and related Technology)
COBIT Framework dikembangkan oleh IT
Governance Institute, sebuah organisasi yang
melakukan studi tentang model pengelolaan TI
yang berbasis di Amerika Serikat. COBIT
berorientasi pada bisnis dan di-design dan
dikerjakan tidak hanya oleh user dan auditor,
tetapi juga sebuah panduan kemprehensif bagi
pihak manajemen maupun pemilik bisnis proses
tersebut. COBIT memberikan sebuah Maturity
process untuk mengendalikan proses TI
1703
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2014, STMIK Dipanegara Makassar, 27 Februari – 01 Maret 2014
sehingga pihak manajemen dapat memetakan
di mana posisi perusahaan tersebut, keadaan
perusahaan sesuai tidaknya dengan class
industry ataupun terhadap standar internasional,
faktor
kritikal
sukses
organisasi
yang
mendefinisikan prioritas manajemen TI yang
harus didahulukan dan diimplementasikan atau
dikendalikan, dan menetapkan key goal indicator
dan key performance indicator untuk menjadi
landasan tolak ukur bagi mengukur keberhasilan TI
dalam mencapai tujuan dan kesesuaianya dengan
kebijakan organisasi.
Kerangka kerja COBIT terdiri dari beberapa
domain yaitu :
1. Control Objectives : Terdiri atas 4 tujuan
pengendalian tingkat-tinggi (high-level control
objectives) yang terbagi dalam 4 domain, yaitu
: Planning & Organization, Acquisition &
Implementation, Delivery & Support, dan
Monitoring & Evaluation.
2. Audit Guidelines : Berisi sebanyak 318 tujuantujuan pengendalian yang bersifat rinci (detailed
control objectives) untuk membantu para auditor
dalam memberikan management assurance dan
/atau saran perbaikan.
3. Management Guidelines : Berisi arahan, baik
secara umum maupun spesifik, mengenai apa
saja yang harus dilakukan, terutama agar dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikit :
a. Sejauh mana TI harus bergerak atau digunakan,
apakah biaya TI yang dikeluarkan sesuia
dengan manfaat yang dihasilkan?.
b. Apa saja indikator untuk suatu kinerja
yang bagus?.
c. Apa saja factor atau kondisi yang harus
diciptakan agar dapat mencapai sukses
(critical success factor)?.
3.
Metodologi Penelitian
4.1. DS-1 (Menentukan dan mengelola
Tingkat Layanan)
Hasil Audit: Adanya kepuasan pelanggan pada
tingkatl layanan serta memenuhi harapan pihak
manajemen puncak,
Perlunya
peningkatan
Rekomendasi:
pelayanan dalam menghadapi keluhan user, serta
pemeriksaan masa berakunya aplikasi sistem
informasi belum dilakukan secara berkala.
Level Maturity : 3,6 (Managed)
4.2. DS-2 (Mengelola
ketiga)
Layanan
Pihak
Hasil Audit: Dalam penangan pihak ketiga telah
dimonitor dan dilaksanakan dengan baik oleh pihak
manajemen yaitu adanya pemantauan langsung
terhadap proses yang sedang berjalan, tetapi belum
mendapatkan jaminan pengelolaan yang efektif dan
memadai dari pihak ketiga.
Rekomendasi : Perlunya pengawasan kepada
manajemen dan administrasi yang masih belum
memadai di sektor keuangan, operasional, hukum
dan pengendalian umpan balik.
Level Maturity : 3,65 (Managed)
(Mengelola
4.3. DS-3
Kapasitas)
Performa
dan
Hasil Audit: Dalam menggunakan aplikasi sistem
informasi semua pengguna harus mendapatkan ijin /
otoritas terlebih dahulu dari pimpinan.
Adanya program kerja yang baik dengan tujuan
untuk peningkatan kapasitas dan kinerja sistem
informasi untuk masa sekarang dan masa depan
yang sudah direncanakan dengan baik.
Rekomendasi : Penggunaan Resource IT oleh
user masih belum optimal, diperlukan komitmen
manajemen dan sosialisi penggunaan aplikasi
komputer di semua level struktur organisasi.
Level Maturity : 3,7 (Managed)
4.4. DS-4 (Menjamin Layanan Berkualitas)
Hasil Audit: Adanya pendukung yang memenuhi
kebutuhan akan peralatan dan persediaan sistem
informasi, serta memiliki penjadwalan pelatihan
yang sudah tersusun dengan baik sesuai dengan
intensitas peggunaan sistem informasi.
Rekomendasi : Dalam penyimpanan media backup masih harus di perhatikan lebih seksama, baik
dalam penyimpanan pengoperasian maupun
keamanannya
Level Maturity : 3,78 (Managed)
Gambar 1: Tahap Penelitian
4. Hasil
Rancangan
Informasi.
KNSI 2014
Audit
4.5. DS-5 (Menjamin Keamanan Sistem)
Sistem
Hasil Audit: Keamanan Sistem Informasi baik,
dilengkapi dengan program deteksi keamanan
Sistem Informasi.
1704
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2014, STMIK Dipanegara Makassar, 27 Februari – 01 Maret 2014
Rekomendasi : Pertukaran penggunaan komputer
oleh user sebaiknya dipertimbangkan lagi karena
akan mengganggu kinerja pengguna yang lain.
Level Maturity : 3,7 (Managed)
(Mengidentifikasikan
4.6. DS-6
mengalokasikan dana)
masalah yang ada secara seksama, menggunakan
sumber daya secara maksimal dengan mengurangi
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
Rekomendasi : Lebih ditingkatkan lagi.
Level Maturity : 4,05 (Managed)
dan
4.11.
4.11.DS-11 (Mengelola Data)
Hasil Audit: Pengelolaan dana pada TI dapat di
pertangungjawabkan dengan baik, sebab dalam
perawatan dan pemeliharaan peralatan TI telah
disusun sesuai dengan anggaran kebutuhan, serta
adanya komunikasi untuk pembelian produk oleh
bagian TI dan user yang terlibat dalam aktivitas TI.
Rekomendasi : Dalam melakukan pengukuran
biaya TI untuk pembangunan, pengembangan dan
pengoperasian sistem masih belum terkendali
dengan baik, diperlukan analisis tentang manfaat
alokasi dana TI.
Level Maturity : 3,79 (Managed)
Hasil
Audit:
mengelola
data
dengan
memperhatikan
media
penyimpanan
dan
pengembalian data yang di desain dengan
mempertimbangkan aspek keamanan, kerahasiaan,
dan kemudahan akses sehingga dapat di kontrol
dengan baik
Rekomendasi : Data dan informasi yang disebar
memiliki format dan metoda standard yang sesuai
dengan kebutuhan user tetapi belum terstruktur
dengan baik, agar kebutuhan data yang diperlukan
oleh user bisa distrukturkan dengan baik.
Level Maturity : 4 (Managed)
4.7. DS-7 (Melatih dan mendidik pengguna)
4.12. DS-12 (Mengelola Lingkungan Fisik)
Hasil Audit: Pengembangan kompetensi SDM
dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan sesuai
kebutuhan unit.
Rekomendasi : Diperlukan tambahan tenaga
SDM yang bisa memantau keahlian karyawan yang
baru selesai mengikuti pelatihan.
Level Maturity : 3,75 (Managed)
Hasil Audit: Adanya otoritas penggunaan IT
membuat lingkungan Fisik IT sangat baik,
serta ditunjang dengan perawatan dan
peremajaan komputerisasi yang dilakukan
secara terjadwal sesuai dengan kebijakan
bagian IT.
Rekomendasi : Untuk ruangan komputer
sebaiknya semuanya dilengkapi dengan Fasilitas Air
Conditionaring (AC), agar kegunaan Fasilitas IT
dapat dipergunakan dengan baik
Level Maturity : 4,07 (Managed)
4.8. DS-8 (Mengelola Service Desk)
Hasil Audit: Penanganan dan pengelolaan
masalah yang timbul dilakukan dengan baik tetapi
belum ada kebijakan yang mengatur Help Desk.
Rekomendasi : Diperlukan kebijakan yang
mengatur Help Desk.
Level Maturity : 3,78 (Managed)
4.9. DS-9 (Mengelola Konfigurasi)
Hasil Audit: Mengelola konfigurasi sudah
dilakukan dengan baik dimana dalam menangani
software yang kurang bermanfaat dapat diatasi
dengan mengembangkan sistem tersebut sesuai
dengan kebutuhan.
Rekomendasi : Diperlukan perencanaan IT
yang lebih akurat agar dapat meminimalisir
pembuatan dan pengembangan software yang
kurang bermanfaat.
Level Maturity : 4,1 (Managed)
4.10. 4.10.DS-10
Permasalahan)
(Mengelola
Hasil Audit: Bagian TI dalam pengelolaan
masalah sudah baik, dimana setiap masalah selalu
ada
pemberitahuan / laporan kepada tingkat
manajemen sesuai prosedur dengan cara melacak
KNSI 2014
4.13. DS-13 (Mengelola Operasi)
Hasil Audit: Dengan tersedianya lokasi cadangan
/ alternative lain ketika computer sedang mengalami
permasalahan, dan adanya pendefinisian kebijakan
dan prosedur operasi dalam mengelola operasi
dimana bagian IT sudah melakukan pengelolaan
operasi dengan baik, akan tetapi dalam memelihara
dan mengecek log belum dilakukan secara teratur,
juga dalam mendeteksi pengguna sistem yang tidak
terotorisasi belum mempunyai prosedur yang baik.
Rekomendasi : Memelihara dan mengecek log
sebaiknya dilakukan secara teratur, juga agar
dibuatkan prosedur otorisasi pengguna sistem.
Level Maturity : 3,96 (Managed)
5.
Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan
1. Pada perancangan model sistem informasi pada
domain Delivery and Suppot yang ada sangat
mendukung kinerja pada Universitas Widyatama,
karena dengan adanya model sistem informasi
ini, akan sangat membantu kinerja bagian TI dan
1705
Konferensi Nasional Sistem Informasi 2014, STMIK Dipanegara Makassar, 27 Februari – 01 Maret 2014
mengetahui hasil dari kenerja yang sudah
dilakukan.
2. Dalam melaksanakan audit sistem informasi ini,
proses TI terhadap tingkat keselarasan tujuan TI
terhadap Universitas Widyatama, berjalan dngan
baik, dikarenakan dari beberapa hasil yang
diperoleh dengan penelitian yang dilakukan
berdampak positif pada Universitas Widyatama.
http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/
2012/06/19/audit-sia-sistem-informasiakuntansi
http://auditorinternal.com/2011/02/22/
[13]
definisi-tata-kelola/
[12]
5.2. Saran
1. Dalam
peningkatan
kinerja
pegawai,
perawatan, dan peremajaan sistem informasi
sudah cukup baik, akan tetapi harus lebih
ditingkatkan lagi agar mendapatkan hasil yang
maksimal, serta lebih tertorganisir dan
terprosedur dalam menindaklanjuti setiap
permasalahan yang ada.
2. Lebih diperhatikan lagi dalam memberikan
pelatihan kepada user tentang sistem informasi
yang ada, dan adanya training atau pelatihan
khusus yang ditujukan kepada pengguna yang
harus memahami lebih lanjut tentang sistem
informasi pada Universitas Widyatama
Daftar Pustaka:
[1] O’Brein, James A ., (2005), Pengantar
Sistem Informasi , Salemba 4, Jakarta.
[2] Laudon, Kenneth C.; Laudon, Jane P .
(2007:42) Sistem Informasi Manajemen .
Palgrave, Basingstoke.
[3] Budi Sutedjo Dharma Oetomo. (2006).
Perencanaan dan Pembangunan Sistem
Informasi, Yogyakarta.
[4] Gondodiyoto, S . (2007). Audit Sistem
Informasi + Pendekatan COBIT . Edisi
Revisi. Mitra Wacana Media. Jakarta.
[5] Williams / Sawyer , (2007), Using
Information
Technology
terjemahan
Indonesia, Penerbit ANDI, ISBN 979763-817-0.
[6] Longley, Dennis; Shain, Michael (1985),
Dictionary of Information Technology
(ed. 2), Macmillan Press, hlm. 164, ISBN
0-333-37260-3.
[7] "Information technology", Oxford English
Dictionary (ed. 2), Oxford University
Press, 1989.
[8] http://ariebrain.wordpress.com/2010/03/0
6/sistem
[9] http://ewawan.com/pengertian-informasidefinisi-informasi.html.
http://id.wikipedia.org/wiki/Informasi
http://weus.net/pengertian-informasi-dari[10]
para-ahlinya/3497
http://drumerchuyz234.blogspot.com/2
[11]
010/11/sistem-audit.html.
KNSI 2014
1706
Download