2. Facilitating Perception (Memfasilitasi Persepsi)

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Persepsi Bentuk
Prinsip Kognisi dalam Desain
Fakultas
Program Studi
Fakultas Teknik
Perencanaan & Desain
Desain Produk
Tatap Muka
14
Abstract
Penggunaan bahasa yang rumit, baik
dalam teks, gambar dan bentuk
grafik akan mengganggu
pemahaman dari setiap pesan yang
dimaksudkan. Bahan-bahan
informasi yang menyediakan
informasi yang salah akan
memberikan hasil negatif, dan akan
berakhir dengan kurang diterimanya
pesan.
Kode MK
Disusun Oleh
Kode MK
Ariani Wardhani, S.Sn, M.Ds,Cs
Kompetensi
Pembahasan
Seperti yang dijelaskan Pettersson, (2013) prinsip kognisi adalah suatu area yang
memerlukan penelitian. Jika Anda menggunakan bahasa yang rumit, baik dalam teks, gambar
dan bentuk grafik akan mengganggu pemahaman dari setiap pesan yang dimaksudkan.
Bahan-bahan informasi yang menyediakan informasi yang salah akan memberikan hasil
negatif, dan akan berakhir dengan kurang diterimanya pesan, menurutnya ada empat prinsip
kognisi desain informasi berikut ini: (1) Memfasilitasi perhatian (atensi), (2) Memfasilitasi
persepsi, (3) Memfasilitasi pengolahan informasi, dan (3) Memfasilitasi memori (ingatan).
Gambar 2 Proses desain dipandu oleh prinsip-prinsip desain. Dalam desain pesan semua
prinsip harus memberikan kontribusi pada desain dan pengembangan pesan yang efektif dan
efisien, set informasi dan bahan pembelajaran. Komisi adalah kelompok orang yang ditunjuk
untuk memproses desain. misalnya desainer, dan sipemberi tugas.
Prinsip, Pedoman, Proses dan hasil Desain adalah dalam konteks sosial, R
adalah Representasi (gambaran hasil desain).
Perbedaan antara Setting Informasi dengan Desain Original
1 Contoh Set Informasi: Media ( animasi, film, poster, kampanye iklan, Enviromental
Graphic, Laporan Tugas Akhir, Laporan Proyek, tampilan WEB di layar, dsb)
2 Contoh Desain asli (Original): alternatif desain dan pilihan desain.
3 Konsep desain (verbal): bukanlah desain original, tetapi bagian dari peristiwa mental,
yang mengawali proses desain.
Seperti yang diketahui, teori komunikasi sifatnya sangat bias, sebab banyak bidang studi lain
yang mengklaim memiliki teori Komunikasi yang khas (termasuk dalam bidang matematika).
2012
2
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Komunikasi Visual juga bukan murni sebuah komunikasi, sebab yang dianggap komunikasi
hanya digambarkan sebagai penyampaian ide-ide dan informasi (pesan) dalam bentuk verbal
dan visual. Sedangkan source (sumber) pesan dengan si penerima pesan (receiver) tidak
pernah bertemu dalam pengertian komunikasi yang sebenarnya. Demikian juga hasil
komunikasi bukanlah seperti komunikasi antar individu (manusia). Seseorang yang
menanggapi gambar atau poster tidak dapat diharapkan menghasilkan sebuah respon seperti
komunikasi antarmanusia yang sebenarnya. Jadi istilah komunikasi dipakai hanya untuk
memperlihatkan proses, yang menyerupai teori komunikasi antarmanusia. Oleh karena itu
komunikasi visual memiliki teori sendiri, terutama dalam hal bagaimana penerima pesan
membaca, bertindak, bereaksi (afordance), mempersepsi (perception), mengamati (atention),
mengartikan (interpretation), memaknai (meaning), mempelajari (learning) imaji-imaji visual
yang diterimanya.
Teori-teori seni, maupun teori desain grafis terdahulu memandang bahwa pembuatan karya
grafis adalah sebuah komunikasi dari seniman ke pengamatnya, dan yang penting pada situasi
ini adalah ekspresi” (ungkapan) seniman dan desainer (source). Dalam pengertian bagaimana
pesan itu dibuat sebaik-baiknya hanya menurut versi si desainer, misalnya tentang estetika
(keindahan). Teori dan konsep seperti itu dapat dibenarkan, kalau hanya terjadi dalam bidang
desain grafis. Tetapi memandang desain informasi (DKV) secara itu, mungkin saja kurang
tepat. Dengan pengertian baru, source memang penting tetapi lebih penting lagi adalah
receiver. Oleh karena itu perhatian para pakar ahli komunikasi visual bergeser kepada
bagaimana memahami receiver, khususnya masalah persepsi. Oleh karena itu para ahli
komunikasi mencoba untuk merumuskan kembali Istilah komunikasi visual seperti yang
diterangkan sebelumnya, (baca artikel ini) dan melihat komunikasi visual hanya sebagai
sebuah ancang-ancang, rancangan (desain) informasi yang hasilnya adalah “setting
informasi” (lihat gambar 3)
Beberapa prinsip Kognisi dalam Desain Informasi adalah berikut ini
1. Facilitating Attention (Memfasilitasi Perhatian, Atensi)
Dalam dunia informasi, selalu banyak rangsangan visual dan auditory yang menyerbu
pengamat. Akibatnya sebagian besar stimulus itu masih belum diketahui, terlihat, dan tidak
pernah sampai ke pengamat. Salah satu masalah perancang pesan dan desainer informasi
pertama adalah agar audiens dapat menangkap dan memperhatikan pesan. Kemudian terserah
desainer untuk dapat menahan perhatian (atensi) mereka. Setiap bahan informasi harus terus2012
3
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
menerus menarik kembali (redraw) perhatian (atensi) dan menahannya untuk kepentingan
pemirsa.
Atensi itu dapat dibagi lagi ke sub bagian Atensi terhadap teks, Atensi terhadap gambar,
Atensi terhadap simbol, Atensi terhadap tata letak, dan perhatian terhadap warna dalam
berbagai buku “Kognisi” dijelaskan bahwa semua pedoman itu dapat memberikan
"attentionoriented" dan dapat digunakan dalam desain pesan (massage design) dan materi
informasi.
2. Facilitating Perception (Memfasilitasi Persepsi)
Persepsi merupakan karakteristik dasar kehidupan. Agar dapat meneruskan kehidupan, setiap
organisme harus memahami lingkungan dan perubahan dalam lingkungan ini. Konsep
"persepsi" adalah sebutan kolektif untuk proses yang berbeda di mana hewan atau seseorang
dapat memperoleh informasi tentang dunia luar. Anda (sebagai perancang) dapat mengatur
dan menganalisa informasi yang dapat mengarahkan perhatian. Warna, ilustrasi, gambar,
garis, gambar, suara, simbol, teks, dan kata-kata harus terintegrasi sedemikian rupa sehingga
mereka dapat diartikan sebagai berarti keseluruhan daripada sejumlah elemen individual yang
terlepas-lepas. Gambaran persepsi dua atau tiga dimensi memerlukan kecepatan, keparalelan,
simultanan, dan pengolahan yang holistik (menyeluruh).
Sub bagian pembelajaran tentang “Persepsi teks”, “Persepsi gambar”, “Persepsi tata letak”,
dan “Persepsi warna” semuanya dapat diketahui dari informasi mengenai persepsi. Semua
definisi subbagian itu adalah pedoman "perceptionoriented" yang dapat digunakan dalam
desain pesan dan bahan-bahan informasi.
3. Facilitating Mental Processing (Memfasilitasi Proses Mental)
Tidak ada korespondensi (hubungan) langsung antara kelompok huruf, kata, kalimat,
paragraf, teks, dengan realitas. Memahami konsep bahwa kata-kata adalah wakil berbagai
bidang spesialis dan subkultur mungkin sulit dipahami, atau bahkan tidak mungkin untuk
semua nonspesialis. Jadi desainer informasi perlu tahu siapa penerima stimuli (receiver)
(pendidikannya, latar budaya dan sosial termasuk usia). Salah satu rumus umum dapat
menyatakan bahwa informasi harus sesederhana, jelas, dan yakin tidak ambigu. Namun,
dalam presentasi, informasi dapat diperkaya dengan kekayaan sebuah detail.
Subbagian Pengolahan teks, Pengolahan gambar, Pengolahan tata letak, dan Pengolahan
2012
4
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
warna dalam buku ilmiah tentang Kognisi memberikan pedoman "processoriented" dari
“proses mental” yang dapat digunakan dalam desain pesan dalam informasi dan materi
pembelajaran (learning) bagi pengamat.
4. Facilitating memory (Memfasilitasi Memori, Ingatan)
Seperti yang terlihat sebelumnya ada hubungan erat antara pedoman ditujukan untuk
memberikan kesederhanaan dan pedoman yang bertujuan untuk memfasilitasi persepsi,
pengolahan persepsi dan memori. Kesederhanaan dalam pesan akan menghasilkan
kemudahan dan keefektifan persepsi, pemrosesan dan penyimpanan memori pesan itu.
Model subbagian Memory, Memory untuk teks, dan memori untuk gambar dalam buku
Kognisi memberikan "processoriented" pedoman yang dapat digunakan dalam desain pesan
dan bahan-bahan informasi. Dalam rangka memfasilitasi memori desainer informasi
seharusnya.
1 Menampilkan hanya sejumlah elemen informasi pada saat yang sama.
2 Memberikan isi yang bermakna.
Menghadirkan teks dan ilustrasi yang berhubungan .
Perbedaan antara Setting Informasi dengan Desain Original
4 Contoh Set Informasi: Media ( animasi, film, poster, kampanye iklan, Enviromental
Graphic, Laporan Tugas Akhir, Laporan Proyek, tampilan WEB di layar, dsb)
5 Contoh Desain asli (Original): alternatif desain dan pilihan desain.
6 Konsep desain (verbal): bukanlah desain original, tetapi bagian dari peristiwa mental,
yang mengawali proses desain.
Seperti yang diketahui, teori komunikasi sifatnya sangat bias, sebab banyak bidang studi lain
yang mengklaim memiliki teori Komunikasi yang khas (termasuk dalam bidang matematika).
Komunikasi Visual juga bukan murni sebuah komunikasi, sebab yang dianggap komunikasi
hanya digambarkan sebagai penyampaian ide-ide dan informasi (pesan) dalam bentuk verbal
dan visual. Sedangkan source (sumber) pesan dengan si penerima pesan (receiver) tidak
pernah bertemu dalam pengertian komunikasi yang sebenarnya. Demikian juga hasil
komunikasi bukanlah seperti komunikasi antar individu (manusia). Seseorang yang
menanggapi gambar atau poster tidak dapat diharapkan menghasilkan sebuah respon seperti
2012
5
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
komunikasi antarmanusia yang sebenarnya. Jadi istilah komunikasi dipakai hanya untuk
memperlihatkan proses, yang menyerupai teori komunikasi antarmanusia. Oleh karena itu
komunikasi visual memiliki teori sendiri, terutama dalam hal bagaimana penerima pesan
membaca, bertindak, bereaksi (afordance), mempersepsi (perception), mengamati (atention),
mengartikan (interpretation), memaknai (meaning), mempelajari (learning) imaji-imaji visual
yang diterimanya.
Teori-teori seni, maupun teori desain grafis terdahulu memandang bahwa pembuatan karya
grafis adalah sebuah komunikasi dari seniman ke pengamatnya, dan yang penting pada situasi
ini adalah ekspresi” (ungkapan) seniman dan desainer (source). Dalam pengertian bagaimana
pesan itu dibuat sebaik-baiknya hanya menurut versi si desainer, misalnya tentang estetika
(keindahan). Teori dan konsep seperti itu dapat dibenarkan, kalau hanya terjadi dalam bidang
desain grafis. Tetapi memandang desain informasi (DKV) secara itu, mungkin saja kurang
tepat. Dengan pengertian baru, source memang penting tetapi lebih penting lagi adalah
receiver. Oleh karena itu perhatian para pakar ahli komunikasi visual bergeser kepada
bagaimana memahami receiver, khususnya masalah persepsi. Oleh karena itu para ahli
komunikasi mencoba untuk merumuskan kembali Istilah komunikasi visual seperti yang
diterangkan sebelumnya, (baca artikel ini) dan melihat komunikasi visual hanya sebagai
sebuah ancang-ancang, rancangan (desain) informasi yang hasilnya adalah “setting
informasi” (lihat gambar 3)
Beberapa prinsip Kognisi dalam Desain Informasi adalah berikut ini
1. Facilitating Attention (Memfasilitasi Perhatian, Atensi)
Dalam dunia informasi, selalu banyak rangsangan visual dan auditory yang menyerbu
pengamat. Akibatnya sebagian besar stimulus itu masih belum diketahui, terlihat, dan tidak
pernah sampai ke pengamat. Salah satu masalah perancang pesan dan desainer informasi
pertama adalah agar audiens dapat menangkap dan memperhatikan pesan. Kemudian terserah
desainer untuk dapat menahan perhatian (atensi) mereka. Setiap bahan informasi harus terusmenerus menarik kembali (redraw) perhatian (atensi) dan menahannya untuk kepentingan
pemirsa.
Atensi itu dapat dibagi lagi ke sub bagian Atensi terhadap teks, Atensi terhadap gambar,
Atensi terhadap simbol, Atensi terhadap tata letak, dan perhatian terhadap warna dalam
berbagai buku “Kognisi” dijelaskan bahwa semua pedoman itu dapat memberikan
2012
6
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
"attentionoriented" dan dapat digunakan dalam desain pesan (massage design) dan materi
informasi.
2. Facilitating Perception (Memfasilitasi Persepsi)
Persepsi merupakan karakteristik dasar kehidupan. Agar dapat meneruskan kehidupan, setiap
organisme harus memahami lingkungan dan perubahan dalam lingkungan ini. Konsep
"persepsi" adalah sebutan kolektif untuk proses yang berbeda di mana hewan atau seseorang
dapat memperoleh informasi tentang dunia luar. Anda (sebagai perancang) dapat mengatur
dan menganalisa informasi yang dapat mengarahkan perhatian. Warna, ilustrasi, gambar,
garis, gambar, suara, simbol, teks, dan kata-kata harus terintegrasi sedemikian rupa sehingga
mereka dapat diartikan sebagai berarti keseluruhan daripada sejumlah elemen individual yang
terlepas-lepas. Gambaran persepsi dua atau tiga dimensi memerlukan kecepatan, keparalelan,
simultanan, dan pengolahan yang holistik (menyeluruh).
Sub bagian pembelajaran tentang “Persepsi teks”, “Persepsi gambar”, “Persepsi tata letak”,
dan “Persepsi warna” semuanya dapat diketahui dari informasi mengenai persepsi. Semua
definisi subbagian itu adalah pedoman "perceptionoriented" yang dapat digunakan dalam
desain pesan dan bahan-bahan informasi.
3. Facilitating Mental Processing (Memfasilitasi Proses Mental)
Tidak ada korespondensi (hubungan) langsung antara kelompok huruf, kata, kalimat,
paragraf, teks, dengan realitas. Memahami konsep bahwa kata-kata adalah wakil berbagai
bidang spesialis dan subkultur mungkin sulit dipahami, atau bahkan tidak mungkin untuk
semua nonspesialis. Jadi desainer informasi perlu tahu siapa penerima stimuli (receiver)
(pendidikannya, latar budaya dan sosial termasuk usia). Salah satu rumus umum dapat
menyatakan bahwa informasi harus sesederhana, jelas, dan yakin tidak ambigu. Namun,
dalam presentasi, informasi dapat diperkaya dengan kekayaan sebuah detail.
Subbagian Pengolahan teks, Pengolahan gambar, Pengolahan tata letak, dan Pengolahan
warna dalam buku ilmiah tentang Kognisi memberikan pedoman "processoriented" dari
“proses mental” yang dapat digunakan dalam desain pesan dalam informasi dan materi
pembelajaran (learning) bagi pengamat.
4. Facilitating memory (Memfasilitasi Memori, Ingatan)
Seperti yang terlihat sebelumnya ada hubungan erat antara pedoman ditujukan untuk
2012
7
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
memberikan kesederhanaan dan pedoman yang bertujuan untuk memfasilitasi persepsi,
pengolahan persepsi dan memori. Kesederhanaan dalam pesan akan menghasilkan
kemudahan dan keefektifan persepsi, pemrosesan dan penyimpanan memori pesan itu.
Model subbagian Memory, Memory untuk teks, dan memori untuk gambar dalam buku
Kognisi memberikan "processoriented" pedoman yang dapat digunakan dalam desain pesan
dan bahan-bahan informasi. Dalam rangka memfasilitasi memori desainer informasi
seharusnya
Daftar Pustaka
Sarwono, sarlito w. pengantar psikologi umum. 2012. Hal 94
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/M.ARIES/Draft_Psikologi_Kognitif_Pertemuan_114.pdf
2012
8
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download