ILMU KESMAS X (PROGRAM2 KESEHATAN)

advertisement
ILMU KESMAS X
(PROGRAM2 KESEHATAN)
A. Program dan kebijakan pemerintah tentang Kesehatan
Ibu dan Anak di Indonesia
Untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia, Departemen
Kesehatan pada periode 2005-2009
memprioritaskan pelayanan kesehatan ibu
dan anak sebagai urutan pertama dalam
pembangunan kesehatan.
Prioritas berikutnya adalah
• pelayanan kesehatan bagi
masyarakat miskin,
• pendayagunaan tenaga kesehatan,
• penanggulangan penyakit menular,
• gizi buruk dan
• krisis kesehatan akibat bencana
serta peningkatan pelayanan
kesehatan daerah terpencil,
tertinggal, daerah perbatasan
dan pulau-pulau terluar.
• Visi dan Misi Kementerian Kesehatan yaitu
meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas, maka untuk mencapai
upaya tersebut adalah :
1. Pelayanan Kesehatan Dasar yang terdiri
dari
a. Pelayanan Kesehatan ibu dan anak :
Kebijakan tentang KIA secara khusus berhubungan
dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan
perawatan bayi baru lahir yang diberikan di semua
fasilitas kesehatan, dari posyandu sampai rumah sakit
pemerintah maupun fasilitas kesehatan swasta.
• Pelayanan antenatal merupakan pelayanan
kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional
(dokter spesialis kandungan dan kebidanan,
dokter umum, bidan dan perawat) seperti
pengukuran berat badan dan tekanan darah,
pemeriksaan tinggi fundus uteri, imunisasi
Tetanus Toxoid (TT) serta pemberian tablet besi
kepada ibu hamil selama masa kehamilannya
sesuai pedoman pelayanan antenatal yang ada
dengan titik berat pada kegiatan promotif dan
preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat
dari cakupan pelayanan ibu hamil K1 dan K4.
• b. Pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan dengan kompetensi Kebidanan
• Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi
baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di
sekitar persalinan. Hal ini antara lain disebabkan
pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi
kebidanan (profesional). Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar
70,62 % - 77,21 %.
• c. Deteksi Resiko, Rujukan Kasus Resti dan
Penanganan Komplikasi
• Kegiatan deteksi dini dan penanganan ibu hamil
berisiko/komplikasi kebidanan perlu lebih
ditingkatkan baik di fasilitas pelayanan KIA
maupun di masyarakat. Deteksi risiko oleh
tenaga kesehatan pada tahun 2007 sebesar
46,17% sedangkan deteksi risiko oleh
masyarakat (kader, tokoh masyarakat,dll)
sebesar 22,08%.
• Resti komplikasi adalah keadaan
penyimpangan dari normal yang secara
langsung menyebabkan kesakitan dan kematian
ibu maupun bayi. Resti/komplikasi kebidanan
meliputi tensi > 140 mmHg, diastole > 90
mmHg). Oedem nyata, ekslampsia, perdarahan
pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang
pada usia kehamilan > 32 minggu, letak
sungsang pada primigravida, infeksi
berat/sepsis, persalinan prematur.
• d. Kunjungan Neonatus (KN1 dan KN2)
• Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan
golongan umur yang memiliki risiko gangguan
kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang
dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut
antara lain dengan melakukan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan dan
pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28hari)
minimal dua kali, satu kali pada umur 0-7 hari
(KN1) dan satu lagi pada umur 8-28 hari (KN2).
• Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas
kesehatan disamping melakukan pemeriksaan
kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan
bayi pada ibu. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan
kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi,
pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan
eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata,
tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi);pemberian
vitamin K; manajemen terpadu balita muda (MTBM);
penyuluhan perawatan neonatus di rumah
menggunakan buku KIA. Cakupan kunjungan neonatal
(KN2) pada tahun 2007 sebesar 77,16%.
• 2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
• Masa subur seorang wanita memiliki
peranan penting bagi terjadinya kehamilan
sehingga peluang wanita melahirkan
menjadi cukup tinggi. Menurut hasil
penelitian, usia subur seorang wanita
terjadi antara usia 15-49 tahun. Oleh
karena itu untuk mengatur jumlah
kelahiran atau menjarangkan kelahiran,
wanita/ pasangan lebih diprioritaskan
untuk menggunakan alat/cara KB.
• Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi
Nasional tahun 2007, persentase wanita
berumur 10 tahun keatas yang pernah
kawin dengan jumlah anak yang dilahirkan
hidup terbesar adalah 2 orang (23,02%),
1orang (19,52%) dan 3 orang (17,11%).
Sedangkan rata-rata jumlah anak lahir
hidup per wanita usia 15-19 tahun adalah
1,79 untuk daerah perkotaan dan 1,98 di
pedesaan.
• 3. Pelayanan Imunisasi
• Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian
imunisasi untuk bayi 0-1 tahun (BCG,DPT,
Campak, Polio, HB), imunisasi untuk wanita usia
subur/ibu hamil TT dan imunisasi untuk anak SD
(kelas 1; DT dan kelas 2-3; TT), sedangkan
kegiatan imunisasi tambahan dilakukan atas
dasar ditemukannya masalah seperti desa non
UCI, potensial/resti KLB, ditemukan/diduga
adanya virus polio liar atau kegiatan lainnya
berdasarkan kebijakan teknis.
• Pencapaian UCI pada dasarnya merupakan
proksi terhadap cakupan atas imunisasi secara
lengkap pada kelompok bayi. Bila cakupan UCI
dikaitkan dengan batasan suatu wilayah
tertentu, berarti wilayah tersebut tergambarkan
besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau
bayi (herd immunity) terhadap penularan
penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD31). Dalam hal ini pemerintah
menargetkan pencapaian UCI pada wilayah
administrasi desa dan kelurahan. Pencapaian
UCI pada tahun 2007 sebesar 71,18 % dengan
target nasional UCI 80%.
Program-program kebijakan pemerintah
terhadap kesehatan ibu dan anak di
Indonesia yang sedang berlangsung diantara
meliputi :
• Perawatan Penyakit Anak yang Terpadu
• Rencana Kesehatan Remaja Nasional
• kebijakan dan rencana untuk mencegah
malaria dalam kehamilan dan malaria bawaan,
penularan vertikal HIV dan syphilis dalam
kehamilan
• Making Pregnancy Safer
• Peningkatan kesadaran akan HIV/AIDS
Download